MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD
SuwardiSDN 1 Bubuk Rogojampi Banyuwangi Email: suwardi60@yahoo.co.id
Abstract
The aim to be achieved in this research is to improve learning result and the learning activeness of students class 5 in the second semester of SDN 1 Bubuk Rogojampi in the concept of the tax function in the national economy through the use of cooperative learning model type STAD. Methods of data collection used tests and non- test instruments (observation). From the data collected during the study with two cycles of data obtained as follows: (1) Initial condition classical completeness only reached 47.73 % under KKM was set at 85 % (ideal condition) and student’s activeness is very low. (2) Cycle I obtained classical completeness of 70.45 % is still below KKM and new the activeness value of student’s learning just reached a value of 61-80 by 50 % categorized active but hasn’t fulfilled the criteria of learning activeness. (3) Cycle II obtained by classical completeness 88.63 % above KKM has achieved the success indicator and activeness value of student’s learning has reached 61-80 or 75 % students categorized active and very active. The result of this study concluded that : there is an increase in learning result and activeness in student’s learning of class 5 competence tax function in the National Economy with cooperative learning model type STAD in SDN 1 Bubuk Rogojampi Banyuwangi second semester of academic year 2012/2013.
Keywords: Learning result, learning activeness and cooperative learning model
type STAD.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang ada disuatu masyarakat untuk dipraktikan. Pelajaran IPS khususnya pada kompetensi dasar yang membahas tentang ekonomi lebih khusus lagi yang berkaitan dengan masalah perpajakan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk menghitung dan mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa pajak yang muncul di masyarakat, baik konsep maupun teori serta siswa
harus berlatih dalam memecahkan masalah tentang pajak yang menjadi kewajiban dan harus dibayar oleh masyarakat. Sebagai bekal nanti hidup di masyarakat.
Namun kenyataan
menunjukan masih banyak pembelajaran IPS yang belum maksimal atau kurang mempunyai daya tarik dan membosankan, yang menyebabkan kemampuan belajar siswa menjadi terhambat dan keaktifan belajar siswa kurang.
Hal tersebut juga terjadi di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi, kondisi awal pembelajaran sebelum 1010
adanya tindakan di kelas 5 pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013, menunjukan bahwa dari jumlah 44 siswa, yang tuntas belajar hanya sebanyak 21 siswa atau 47,73 %, secara klasikal masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 85 % (kondisi ideal), begitu pula ketuntasan individual dengan KKM 73 belum bisa tercapai, siswa nilainya masih di bawah KKM dengan rata-rata 71,6. Hal ini yang menjadi perhatian peneliti untuk menemukan penyebab rendahnya hasil belajar atau ketuntasan klasikal yang belum mencapai KKM dan mencari solusi pemecahan yang tepat agar hasil belajar secara klasikal dapat tergolong tuntas.
Berkenaan dengan hal tersebut makaperlu adanya upaya untuk meningkatkan dan melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang menarik dan bermakna dan menyenangkan bagi siswa serta menghilangkan kesan abstrak pada materi yang akan disampaikan. Sehingga diharapkan keaktifan siswa akan berkembang dan hasil belajar akan meningkat, yang pada akhirnya dapat menguasai kompetensi dasar secara maksimal sehingga hasil akhirnya menjadi lebih baik. Diduga model pembelajaran yang di perlukan adalah model pembelajaran PAKEM yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan efektif serta menyenangkan, dan diduga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD, dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 5 di SD Negeri 1
Bubuk Rogojampi Kab.
Banyuwangi.
Rumusan Masalah: (1) Apakah melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPS kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian Nasional pada siswa kelas 5 semester II SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Tahun Pelajaran 2012 / 2013? (2) Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian Nasional pada siswa kelas 5 semester II SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Tahun Pelajaran 2012/ 2013? (3) Bagaimana proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berlangsung untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPS kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian Nasional pada siswa kelas 5 semester II SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
Tujuan Penelitian: (1) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian nasional melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas 5 semester II SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Tahun Pelajaran 2012/ 2013. (2) Meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian Nasional melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas 5 semester II SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Tahun Pelajaran 2012/ 2013. (3) Memperoleh gambaran dalam proses pembelajaran pada siswa kelas 5 semester II SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Tahun Pelajaran 2012 / 2013 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 1011 JPPI, Jilid 6, Nomor 9, Edisi Oktober 2014, hlm: 901-1020
Manfaat Hasil Penelitian: (1) Bagi siswa: (a) Siswa dapat meningkatkan keaktifan dengan menghasilkan perilaku dalam memecahkan masalah fungsi pajak dalam perekonomian nasional. (b) Siswa dapat memiliki wawasan yang luas dengan menyampaikan hasil wawancara dengan teman pasangannya setelah mengikuti pembelajaran IPS. (2) Bagi Guru: (a) Guru dapat menerapkan tindakan kelas pada permasalahan keaktifan dan hasil belajar yang rendah dengan cara menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa. (b) Guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menyenangkan, menarik, dengan cara menggunakan media dan model pembelajaran yang efektif. (3) Bagi Sekolah: Hasil penelitian tindakan kelas ini di harapkan akan memberikan sumbangan yangbaik dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga pembelajaran IPS akan mksimal.
LANDASAN TEORI
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam diri melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dari dua definisi belajar diatas maka dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah proses perubahan manusia kearah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain, yang dinyatakan dari yang belum tahu menjadi tahu.
Menurut (Budi Usodo dalam Siti Muslikhah, 2011: 11) Tehnik pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD adalah mengajar kepada siswa baik verbal maupun tertulis. STAD
(Student Teams-Achievment
Divisions) disebut Tim Siswa Kelompok Prestasi (SLOVIN, 1995) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang dapat meningkatkan aktifitas siswa, meningkatkan interaksi, meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran dan akan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. STAD merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Model ini juga paling banyak diaplikasikan pada mata pelajaran IPS dan mata pelajaran yang lain. (Siti Muslikhah, 2011: 12). Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slovin, dkk. Dengan langkah-langkah penerapan sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi yang akan dicapai. (2) Guru memberikan tes kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa. (3) Guru membentuk kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). (4) Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu agar anggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. (5) Guru memberikan tes kepada setiap siswa secara individu. (6) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan (7) Memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dicapai. (8) Guru memberi penghargaan kelompok berdasarkan perolehan nilai tes/ kuis berikutnya.
Dalam kurikulum SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi pada Tahun Pelajaran 2012/ 2013 di kelas VIII semester II terdapat 12 mata pelajaran yang didalamnya terdapat mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), yang dalam satu minggunya terdapat 4 jam pelajaran. Dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar salah satunya adalah sebagai berikut: (a) Standar Kompetensi 7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia. (b) Kompetensi Dasar: 7.3 Mendeskripsikan permasalahan fungsi pajak dalam perekonomian nasional
Gambar 1. Kerangka Berfikir METODE PENELITIAN
Obyek tindakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan keaktifan belajar siswa kelas 5 Semester II di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Kab. Banyuwangi pada kompetensi fungsi pajak dalam perekonomian nasional pada mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan Februari sampai dengan April 2013 di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi yang di Jalan Desa Sidoharjo Kecamatan Bubuk Rogojampi. Dengan jadwal penelitian sebagai berikut: Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Kecamatan Bubuk
Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi yang berjumlah 44 siswa, terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan pengambilan gambar pada saat pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai permasalahan yang ada dalam bentuk laporan penelitian. Rancangan model kooperatif dengan tipe STAD dilakukan validasi oleh teman guru IPS kelas VIII dan kepala sekolah. Untuk keaktifan siswa dalam pembelajaran digunakan observasi dan angket serta perolehan hasil belajar siswa digunakan deskriptif kuantitatif.
Kondisi Awal
Guru :
Belum menggunakan metode kooperatif tipe STAD
Tindakan
Menerapkan metode kooperatif tipe
STAD
Siklus 1 Menerapkan metode kooperatif tipe STAD dalam
pembelajaran IPS Pengelompokan berdasarkan urut Absen
Kondisi Akhir
Diduga melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan
dan hasil belajar siswa
Siklus 2 Menerapkan metode kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPS pengelompok berdasarkan
tempat duduk Siswa :
Keaktifan dan hasil belajar siswa rendah 1013 JPPI, Jilid 6, Nomor 9, Edisi Oktober 2014, hlm: 901-1020
Cara Pengambilan Kesimpulan: (a) Hasil belajar siswa dikatakan tuntas belajar secara klasikal apabila Sekurang-kurangnya 85% siswa kelas 5 telah mencapai KKM yaitu memperoleh nilai minimun 73 dan nilai rata-rata minimum 73 pada kompetensi dasar Fungsi Pajak dalam Perekonomian Nasional. (b) Siswa dikatakan aktif dalam belajar apabila ada 33 siswa atau 75% Siswa aktif atau sangat aktif terlibat dalam pembelajaran IPS dalam kompetensi dasar Fungsi Pajak dalam Perekonomian Nasional.
Siklus I: Tahap Perencanaan
(planning), dalam tahap perencanaan
yang dipersiapkanterdiri dari:
Menyusun RPP (Rencana
pelaksanaan Pembelajaran, Menyiapkan bahan ajar, Mengidentifikasikan masalah, Menganalisis dan merumuskan masalah, Merancang model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD dengan Mendiskusikan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD bersama guru IPS kelas VIII, Menyajikan instrumen (pedoman observasi, tes ulangan harian (tes awal, tes akhir), Menyusun kelompok belajar siswa, Merencanakan tugas kelompok. (2) Tahap Melakukan Tindakan (Action), guru membuka pelajaran, menjelaskan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi tentang Pengertian , pajak dan retribusi, Pajak dan fungsinya bagi perekonomian nasional, Perbedaan pajak langsung dengan pajak tidak langsung, Perbedaan pajak pusat dengan pajak daerah, Pembentukan kelompok diskusi sesuai model pembelajarn STAD, Guru mengumpulkan informasi terkait dengan keaktifan siswa, Presentase
oleh siswa, Penarikan kesimpulan. (3) Tahap mengamati (Observasi), kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menerapkan instrumen observasi yang telah disusun. (4) Tahap Refleksi (Reflection), kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengumpulkan hasil observasi, kemudian dianalisis untuk mengetahui kekurangan atau kelemahanserta hal hal yang sudah baik penerapan metode diskusi. Hasil refleksi digunakan untuk menyempurnakan dalam siklus berikutnya.
Siklus II: Tahap Perencanaan
(Planning): (a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. (b) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran. (c) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi pada siklus I. (2) Tahap Melakukan Tindakan (Action): (a) Melakukan analisis pemecahan masalah. (b) Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD. (3) Tahap mengamati (observasi): (a) Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajar kooperatif dengan tipe STAD. (b) Mencatat perubahan yang terjadi. (c) Melakukan diskusi tentang masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan balikan. (4) Tahap Refeksi (Reflection): (a) Merekfleksi proses pembelajaran model kooperatif dengan tipe STAD. (b) Merefleksi hasil belajar atau penguasaan siswa materi fungsi pajak dalam perekonomian nasional melalui model pembelajaran Suwardi, Meningkatkan Keaktifan dan Hasil… 1014
kooperatif. (c) Menganalisa temuan dan hasil akhir penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Selesai siklus 1 diadakan tes tertulis pada hari Rabu, 13 Maret
2013 ternyata hasil belajar melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa klas 5 di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Banyuwangi semester II tahun pelajaran 2012 / 2013 ditunjukan pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Hasil Belajar Siklus I
NO Kualitas Nilai Jumlah Siswa
Prosentase (%)
Tindak Lanjut
1. Belum Tuntas ≤ 73 13 29,55 Remidial
2. Tuntas ≥73 31 70,45 pengayaan
4. Nilai Terendah 60 - - -
5. Nilai Tertinggi 90 - - -
6. Nilai Rata Rata 73,8 - - -
7. Jumlah - 44 100 - 8. Ketuntasan Klasikal - - 70,45 - 9. Kesenjangan Dari KKM - - 14,55 Tindakan Siklus II Data di atas menunjukan, bahwa:
Siswa yang tuntas dengan nilai 73 sebesar 70,45 %., Sedangkan yang belum tuntas dengan nilai 73 sebesar 29,55 %, dan nilai rata-rata kelas : 73,8. Sejumlah 44 siswa yang tuntas sebanyak 31 siswa sehingga ketuntasan secara klasikal sebesar 70,45 % kurang dari 85 % artinya dibawah KKM yang ditetapkan. Ketentuan klasikal yang merupakan
daya serap klasikal hasil belajar seluruh siswa hanya mencapai 70,45% sehingga terjadi kesenjangan sebesar 85% - 70,45% = 14,55%. Pada saat tindakan (acting) siklus I berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa dengan indikator yang diamati sebagai berikut:
Tabel 2. Distribusi Keaktifan Belajar Siswa Belajar IPS Kriteria prosetasi nilai
kegiatan belajar Frekuensi
Tingkat Keaktifan 81 % - 100 % - Sangat aktif 61 % - 80 % 22 Aktif 41 % - 60% 20 Cukup aktif 21% - 40% 2 Kurang aktif < 21% - Tidak aktif Jumlah
Sumber : Diolah dari data primer
Berdasarkan tabel tersebut di atas diperoleh prosentase keaktifan siswa sebagai berikut: Dari 44 siswa terdapat Jumlah 22 siswa yang masuk dalam katagori aktif belajar atau 50% siswa aktif dalam belajar IPS sedangkan ada 20 siswa lainnya dapat dikatagorikan cukup aktif dan 2 orang kurang aktif dalam belajar.
Proses kegiatan belajar dengan model pembelajaran tipe STAD pada Kompetensi Dasar fungsi pajak dalam perekonomian nasional di kelas 5semester II di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Tahun Pelajaran 2012/2013 pada siklus I, pertamakalinya di gunakan, siswa masih terlihat belum terbiasa dan masih bingung, kondisi siswa masih ramai dan masih banyak siswa yang belum tahu apa yang harus dikerjakan, sehingga perlu adanya bimbingan dari guru. Namun demikian siswa terlihat menikmatinya dan senang dengan model pembelajaran ini terbukti hasil belajarnya mengalami peningkatan
KKM baik secara individu maupun klasikal, seperti yang sudah diterangkan dalam keterangan hasil belajar sebelumnya walaupun KKM yang diperoleh secara klasikal belum tuntas karena masih kurang dari 85%. Sedangkan untuk keaktifan belajar siswapun mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelum melakukan tindakan dengan sesudah menggunakan model pembelajaran tipe STAD.
Refleksi tindakan
pembelajaransiklus I, ketuntasan belajar siswa baru mencapai 70,45 %, rata-rata kelas 73,80, siswa yang tuntas belajar baru 31 siswa. Sementara keaktifan siswa belum merata dan masih malas untuk bertanya pada anggota yang lain. Guru juga masih kesulitan dalam mengkondisikan siswa karena belum terbiasa. Hal ini akan dijadikan bahan pertimbangan dan dasar pada pembelajaran siklus II.
Berdasarkan hasil belajar pada siklus II menghasilkan data dan informasi sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II
NO Kualitas Nilai Jumlah
Siswa
Prosentase (%)
Tindak Lanjut
1. Belum Tuntas ≤ 73 5 11,36 Remidial
2. Tuntas ≥73 39 88,63 pengayaan
4. Nilai Terendah 60 65 - -
5. Nilai Tertinggi 90 100 - -
6. Nilai Rata Rata 77,20 - -
7. Jumlah - 44 100 -
8. Ketuntasan Klasikal - - 88,63 -
9. Kesenjangan Dari KKM - - - -
10. Peningkatan ketuntasan - - 18,18 KKM
tercapai Suwardi, Meningkatkan Keaktifan dan Hasil… 1016
Siswa yang tuntas dengan nilai 73 sebesar 88,63%, Siswa yang belum tuntas dengan nilai 73 sebesar 11,36 %, Nilai rata-rata kelas: 77,2. Sejumlah 44 siswa yang tuntas sebanyak 39 siswa sehingga ketuntasan secara klasikal sebesar
88,63 % lebih dari 85 % artinya lebih dari KKM yang ditetapkan. Ketentuan klasikal yang merupakan daya serap klasikal hasil belajar seluruh siswa sudah mencapai 88,63% artinya telah mencapai KKM yang telah ditetapkan. Tabel 4. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II
NO Kualitas Nilai Siklus 1 Siklus 2 Tindak Lanjut Jm l (%) Jm l (%) 1. Belum Tuntas ≤ 73 13 29,5 5 5 11,3 6 Remidial 2. Tuntas ≥ 73 31 70,4 5 39 88,6 3 pengayaan 4. Nilai Terendah 60 - - 65 - - 5. Nilai Tertinggi 90 - - 10 0 - -
6. Nilai Rata Rata - 73,
8 - 77, 2 - - 7. Jumlah - 44 100 44 100 - 8. Ketuntasan Klasikal - - 70,4 5 - 88,6 3 - 9. Kesenjangan Dari KKM - - 14,5 5 - +2,3 7 - 10. Peningkatan ketuntasan - - - - 18,1 8 Telah tercapai KKM
Ketuntasan Klasikal siklus II sebesar 88.63% bila dibandingkan dengan ketuntasan klasikal awal terjadi peningkatan sebesar 70,45% - 88,63 % = +18,18%. Terjadi peningkatan ketuntasan secara klasikal dan telah tercapai ketuntasan secara klasikal sehingga tidak perlu
melakukan tindakan pada siklus III. Pada saat tindakan (acting) siklus II berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap keaktifan belajar siswa dengan indikator yang diamati sebagai berikut:
Tabel 5. Distribusi keaktifan Siswa Belajar IPS Kriteria prosetasi nilai
kegiatan belajar Frekuensi
Tingkat Keaktifan 81 % - 100 % - Sangat aktif 61 % - 80 % 33 Aktif 41 % - 60% 11 Cukup aktif 21% - 40% - Kurang aktif < 21% - Tidak aktif Jumlah 44
Sumber : Diolah dari data primer Berdasarkan tabel tersebut di
atas diperoleh jumlah prosentase keaktifan belajar siswa sebagai berikut: Dari 44 siswa terdapat Jumlah 33 siswa yang masuk dalam katagori aktif belajar atau 75% siswa aktif belajar dalam belajar IPS sedangkan sisanya ada 11 siswa atau 25% siswa dikatagorikan cukup aktif dalam belajar. sehingga dapat disimpulkan keaktifan belajar siswa tercapai sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu minimal 75% siswa aktif belajar.
Pada proses pembelajaran di siklus II penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STADsuasana pembelajaran ternyata siswa semakin kondusif, siswa kelihatan senang dan antusias dalam melakukan kegiatan atau perintah-perintah dari guru, siswa semakin tahu apa yang harus dilakukan dan semakin mandiri, bisa mengerjakan soal-soal baik secara individu maupun kelompok sehingga hasil belajarpun mengalami peningkatan baik peningkatan secara individu maupun secara klasikal hingga tercapai ketuntasan belajar secara klasikal lebih dari 85% seperti yang sudah diterangkan pada ketterangan sebelumnya . Begitu pula keaktifan belajarnya semakin tinggi.
Refleksipada pembelajaran di siklus II, ketuntasan belajar siswa
sudah mencapai 88,63%, dimana telah mencapai KKM yang telah ditetapkan sedangkan rata-rata kelas 77,20, dan jumlah siswa yang telah tuntas belajar sebanyak 39 siswa. Keaktifan siswa sudah merata dan banyak siswa yang bertanya pada anggota yang lain. Sehingga tidak diperlukan lagi tindakan siklus 3. Walaupun demikian masih ada 5 siswa atau 11,36% yang belum tuntas belajar, maka masih diperlukan program remidial bagi siswa yang belum tuntas belajar sampai siswa mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan atau sampai mereka benr-benar tuntas belajarnya.
Siswa yang tuntas belajar dari tes awal sebesar 47,73% setelah tindakan siklus I menjadi 70,45% sehingga terjadi peningkatan sebesar 22,72% dan setelah tindakan siklus II menjadi 88,63% sehingga terjadi peningkatan yang kedua sebesar 18,18%. Jadi peningkatan ketuntasan belajar perorangan (individual) setelah adanya tindakan sebesar 40,90% dari kondisi awal sebesar 47,73% menjadi 88,63 %.
Daya serap klasikal yang merupakan ketuntasan klasikal hasil belajar seluruh siswa dalam suatu kelas (jumlah siswa 44 siswa). Ketuntasan klasikal dari tes awal hasil belajar dari tes awal sebesar 47,73% atau sebanyak 21 siswa Suwardi, Meningkatkan Keaktifan dan Hasil… 1018
setelah tindakan siklus I menjadi 70,45% atau sebanyak 31 siswa sehingga terjadi peningkatan pertama sebesar 22,72% dan setelah tindakan siklus II menjadi 88,63% atau sebanyak 39 siswa sehingga terjadi peningkatan yang kedua sebesar 18,18% .Jadi peningkatan ketuntasan klasikal setelah adanya tindakan sebesar 40,90% dari kondisi awal sebesar 47,73% menjadi 88,63%.
Kualitas pembelajaran terhadap tindakan guru, hasil belajar siswa dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPS pada kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian nasional pada siswa kelas VIII SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Kab. Banyuwangi semester II Tahun Pelajaran 2012/ 2013 pada siklus I dan siklus II dapat ditunjukan sebagaimana pada tabel dibawah ini:
Tabel 6. Kualitas Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
No Kegiatan Siklus I Siklus II
jumlah % Katagori jumlah % Katagori 1. Kinerja Guru 39 78 Baik 46 92 Sangat Baik 2 Interaksi Siswa 18 72 Baik 20 80 Sangat Baik 3. Suasana PBM 16 80 Sangat Baik 18 90 Sangat Baik
Pembahasan hasil akhir dari penelitian tindakan kelas ini, bahwa hipotesis tindakan yang diajukan, yaitu: “Dengan Menggunakan Metode STAD dapat meningkan hasil belajar dan keaktifan belajar serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPS pada kompetensi dasar Fungsi pajak dalam perekonoman nasional pada siswa kelas 5 di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Kab. Banyuwangi semester II Tahun Pelajaran 2012/ 2013“ ternyata berdasarkan atas pembahasan data hasil penelitian secara deskriptif kualitatif, bahwa hipotesis tersebut dapat diterima.
Hipotesis tindakan dari peneliti dapat diterima artinya dugaan peneliti bahwa metode STAD dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan belajar serta kualitas pembelajaran siswa kelas 5 semester II di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Kab. Banyuwangi pada kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian nasional.
SIMPULAN
Berdasarkan atas hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Penerapkan metode pembelajaran kooperatfi tipe STAD dapat meningkatkan Hasil belajar IPS pada siswa kelas 5 Semester II pada kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian nasional di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Kab. Banyuwangi Tahun Pelajaran 2012/2013. (2) Penerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar 1019 JPPI, Jilid 6, Nomor 9, Edisi Oktober 2014, hlm: 901-1020
IPS pada siswa kelas 5 Semester II pada kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian nasional di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Kab. Banyuwangi Tahun Pelajaran 2012/2013. (3) Penerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat secara bersama-sama dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar IPS pada siswa kelas 5 Semester II pada kompetensi dasar fungsi pajak dalam perekonomian nasional di SD Negeri 1 Bubuk Rogojampi Kab. Banyuwangi Tahun Pelajaran 2012/2013. (4) Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD kiranya dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran bagi guru, karena pada model pembelajaran ini menjadikan siswa aktif, dan bisa membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar. DAFTAR PUSTAKA
Baharudin, Esa Nur Wahyuni, 2010,
Teori Belajar Dan Pembelajar, Ar Ruzz Media,
Yogjakarta.
Basuki Wibowo, 2003, Penelitian
Tindakan Kelas, Direktorat
Jenderal Menengah
Pendidikan Dasar dan Menegah, Kementerian, Pendidikan Nasional, Jakarta. Riana Cahyani, 2010, Pembelajaran
IPS Kreatif Panduan Bagi Pendidik, Balai Pustaka, Jakarta.
Siti Muslikhah, 2011, Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Ekonomi dengan Materi Pokok Pasar Modal Melalui Modal
Pembelajaran Kooperative Tipe STAD siswa Kelas IX IS 4 MAN I Surakarta, Jurnal
Pendidikan Widyatama, Vol. No. 4 Desember 2011. Sumiati, Asra, 2009, Metodologi
Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung
Supardi, Suhardjono, 2012, Strategi
menyusun Penelitian Tindakan Kelas, ANDI Offset, Yogyakarta. Htt://Fajarss.blok.uns.ac.id/files/2010 /04/teori belajar.pdf. http://ebimbel.net/bimbingan- belajar/231-pengertian-hasil-belajar