• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Teknologi Industri ITN Malang Resmi Luncurkan We Are One Care Center

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fakultas Teknologi Industri ITN Malang Resmi Luncurkan We Are One Care Center"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Teknologi Industri

ITN Malang Resmi Luncurkan

“We Are One” Care Center

Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI), Dr Ellysa Nursanti ST MT memimpin koordinasi bersama staf dan dosen di lapangan basket Kampus 2 ITN Malang dengan protokol Covid 19 secara ketat, Jumat, (15/01/2020). (Foto: Mita/humas)

Malang, ITN.AC.ID – “We Are One” resmi diluncurkan oleh Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Merupakan program baru sebagai care center bagi civitas akademika Kampus 2 ITN Malang, “We Are One” juga membuka pelayanan bagi masyarakat luar kampus.

Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI), Dr Ellysa Nursanti ST MT mengatakan, program care center merupakan bentuk pertanggungjawaban fakultas terhadap layanan publik. Menurutnya, FTI selama ini belum memiliki jalur resmi untuk menerima saran dan keluhan dari warga kampus 2. Dengan adanya care center akan memudahkan civitas akademika dan masyarakat saat menghubungi Fakultas Teknologi Industri. Spesialnya “We Are One” berada langsung di bawah koordinasi dekanat.

(2)

Wakil Dekan III FTI, Drs. Sumanto, Msi memberikan penjelasan terkait program “We Are One” Fakultas Teknologi Industri Care Center 085331731199. (Foto: Mita/humas)

“Nah, sekarang kami berikan jalur komunikasi supaya bisa terekam dan diberikan solusi. Care center number ini bisa dihubungi oleh siapapun, baik dosen, staf, mahasiswa, bahkan masyarakat luar (kampus),” terang Ellysa, saat ditemui usai memberikan sosialisasi “We Are One” kepada civitas akademika Kampus 2 ITN Malang, Jumat, (15/01/2020).

Dikatakan Ellysa, FTI sejak beberapa tahun terakhir giat melaksanakan koordinasi dengan suasana dan peserta yang berbeda-beda. Maka, momen tahun baru sangat tepat untuk meluncurkan program care center. Awal tahun ini FTI melaksanakan koordinasi di lapangan basket kampus 2 bersama staf dan dosen dengan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.

“Masing-masing unit adalah elemen penting, saling men-support bekerja bersama. Jadi, momen tahun baru ini selain kami (ITN Malang) merayakan ulang tahun (ke-52), juga momen peluncuran program baru “We Are One”,” imbuhnya.

(3)

Baca juga: Mahasiswa ITN Malang Ikuti Kuliah Daring di Universitas Tun Hussein Onn Malaysia

Koordinasi sebagai ajang silaturahmi dengan berbagai elemen, sekaligus mengingatkan kembali akan pentingnya peran masing-masing sehingga bisa bekerja lebih baik. Apalagi di kampus 2 selain fasilitas akademik juga terdapat fasilitas bersama seperti tempat ibadah, rusunawa dan lain-lain.

“Mudah-mudahan kedepannya (We Are One) bisa menjadi sarana untuk meningkatkan pelayanan terhadap civitas akademika. Ketika pelayanan kami tingkatkan, maka kepuasan pelanggan akan tercapai. Ketika kepuasan pelanggan tercapai, maka loyalitas akan diperoleh, sehingga kami bisa maju bersama, sukses bersama dan sejahtera bersama,” harap Ellysa.

Sementara itu Wakil Dekan III FTI, Drs Sumanto MSi saat ditemui di ruangannya mengatakan, “We Are One” resmi dipublikasikan sejak 24 Desember 2020 yang lalu dengan pemasangan banner publikasi di beberapa titik strategis di lingkungan kampus 2 serta flyer di website fakultas.

Baca juga: Refreshing di Coban Rondo Cara FTI ITN Malang Jaga Kekompakan

“Alhamdulillah sejak di launching di web fakultas sampai hari ini sudah ada beberapa orang dari luar ITN yang menghubungi. Diharapkan civitas akademika bisa menyampaikan saran, keluhan, pertanyaan seputar Kampus 2 ITN Malang di nomor ini (care center). Seperti mengenai akademik, pelayanan publik, kebersihan dan lain-lain. Bagaimanapun saran dan kritikan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kami,” tutur dosen Teknik Industri S-1 ini.

“We Are One” Care Center bisa diakses di nomor Whatsapp 085331731199. “Menerima kritik dan masukan adalah cara untuk menjadi diri yang lebih baik”. Mari membangun FTI ITN Malang

(4)

menjadi lebih baik lagi. Sampaikan keluhan, kritik dan saran anda dengan bijak. Untuk dosen, karyawan dan mahasiswa. Untuk kita, untuk bersama “We Are One”. (me/Humas ITN Malang).

“We Are One” Fakultas Teknologi Industri ITN Malang Care Center 085331731199

HUT ke 52, ITN Malang

Tingkatkan Kualitas Berbasis

Input

Ketua Yayasan P2PUTN Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT memberikan sambutan dalam webinar Dewan Pengawas ITN Malang, Rabu (13/01/2021). (Foto: Tangkapan Layar Zoom Meeting)

(5)

Malang, ITN.AC.ID – Menyambut ulang tahun Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ke 52, Dewan Pengawas ITN Malang menyelenggarakan webinar, Rabu (13/01/2021). Mengusung tema “Meningkatkan ITN Malang Berbasis Peningkatan Kualitas Input” diharapkan institusi semakin meningkat dalam kualitas, kompetensi lulusan serta peningkatan jumlah mahasiswa baru. Ketua Yayasan P2PUTN (Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional) Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT dalam sambutannya mengatakan, tantangan yang dihadapi ITN Malang semakin berat dan menantang. Langkah strategis yang bisa ditempuh adalah peningkatan kualitas perguruan tinggi. “Caranya membekali lulusan dengan kompetensi tinggi dan berkarakter,” ujarnya.

Rektor ITN Malang Profesor Dr Ir Kustamar MT. (Foro: Yanuar/humas)

Tantangan tersebut menjadi komplek saat dihadapkan dengan adanya destruksi kondisi pandemi Covid-19 serta program Kampus Merdeka. Maka, dibutuhkan kerjasama yang solid dari semua

(6)

civitas akademika ITN Malang, sehingga prestasi kampus sebagai kampus unggul semakin meningkat. Untuk itu prinsip-prinsip dunia usaha harus dijalankan.

“Dalam menjaga sustainable parameter yang harus diperhatikan adalah bagaimana perencanaan anggaran, pencapaian target, upaya-upaya pencapaian target, serta jumlah dan kualitas mahasiswa baru. Kita harus menjaga kepuasan pelanggan terkait kualitas, proses dan output mahasiswa sebagai customer kita,” tegas Kartiko.

Baca juga: Filosofi Dibalik Indah dan Megahnya Monumental Gate ITN Malang

Kartiko berharap, dalam pengabdian ITN Malang ke 52 tahun, bersama-sama civitas akademika, alumni dan masyarakat membangun kembali sinergitas agar ITN Malang terus berkembang melalui peningkatan kualitas di semua lini.

Sementara Rektor ITN Malang Profesor Dr Ir Kustamar MT menyampaikan stategi peningkatan kualitas dosen dengan mendorong dosen mengambil S-3 untuk memperlancar kualitas SDM. Sehingga ada yang ke lektor kepala bahkan guru besar. “Strategi agar dosen bersedia meningkatkan jabatan fungsional ke lektor kepala, ya honornya harus dibuat beda antara lektor dan lektor kepala,” ujar Kustamar.

Baca juga: Meriahkan Outbound, P2PUTN Berikan Lima Pilar ITN Malang Maju

Sedangkan untuk rekrutmen mahasiswa baru, akan memanfaatkan information technology (IT) secara maksimal. Apalagi saat ini kampus Biru sudah memiliki website alumni yang dilengkapi dengan marketplace.

“Kita akan pasang wifi ditempat-tempat stategis. Siapa yang menggunakan wifi tersebut akan kita jaring menjadi calon mahasiswa ITN. Begitu mereka tertarik tinggal mengisi data di

(7)

aplikasi. Ini merupakan program lanjutan dari rektor sebelumnya,” ungkapnya. (me/Humas ITN Malang)

Pembangunan Kota Malang Perlu

Diimbangi

Perencanaan

Drainase Secara Sinergi

Kaprodi PWK ITN Malang Dr. Agung Witjaksono, ST MT saat menjadi pembicara dalam acara Ijen Talk, City Guide 911 FM, Selasa (12/01/2021). (Foto: Tangkapan layar Youtube Channel Ameg.tv)

Malang, ITN.AC.ID – Idealnya Kota Malang tidak ada banjir atau genangan air jika musim penghujan. Kelerengan tanah yang bervariasi antara 0 sampai 35 derajat akan memudahkan air mengalir. Apalagi di sekitar Kota Malang terdapat sungai-sungai besar sekaligus dalam yang bisa menampung limpasan air. Hal ini diungkapkan Dr. Agung Witjaksono, ST MT dosen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang saat menjadi pembicara dalam acara Ijen Talk, City Guide 911 FM, Selasa (12/01/2021).

Dikatakan Agung, pesatnya pembangunan perlu diimbangi dengan perencanaan drainase secara sinergi. Selama ini pengembang perumahan dalam membangun drainase hanya terfokus pada internal perumahan, tanpa memikirkan lebih jauh drainase yang menuju ke luar perumahan.

“Idealnya Kota Malang tidak ada banjir atau genangan. Namun, perkembangan Kota Malang dengan munculnya pembangunan

(8)

perumahan, ruko, mall yang sangat tinggi mengakibatkan efek pada limpasan air saat musim penghujan. Penanganan drainase tidak bisa sepotong-potong pada ruas jalan-jalan tertentu. Semestimya harus keseluruhan, bersinergi. Sehingga saat di satu wilayah tertangani akan membawa efek (manfaat) ke wilayah lain,” ujar Agung.

Kepala Dinas PUPRPKP (Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman) Kota Malang, Hadi Santoso (kanan). (Foto: Tangkapan layar Youtube Channel Ameg.tv)

Kepala Program Studi PWK Kampus Biru ini melanjutkan, tahun 2010 yang lalu PWK ITN Malang pernah diajak diskusi mengenai master plan drainase Kota Malang. Dari master plan tersebut bisa dikaji dan dievaluasi kondisi drainase saat ini. Karena menurut Agung, dengan kondisi air limpasan semakin besar maka sangat mungkin drainase yang dulunya bagus sekarang sudah tidak sesuai. Apalagi dengan adanya drainase-drainase yang sekarang tertutup bangunan kontruksi, atau bagian atas lebar namun sampai ke bawah menyempit.

(9)

perumahan. Air masuk ke drainase tapi di bagian bawah (drainase) tidak siap, maka mengakibatkan air naik lagi ke permukaan dan ke jalan raya. Untuk mengantisipasi seharusnya ada pelebaran drainase. Namun, sekarang malah banyak sungai-sungai yang di atasnya dibangun bangunan seperti halnya di wilayah Sukun,” imbuh Agung.

Berbicara tata ruang, menurut Agung ada beberapa yang harus dievaluasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Malang. Secara ideal luasan resapan air atau ruang terbuka hijau (RTH) Kota Malang belum terpenuhi. RTH seharusnya mencapai 30 persen. Dengan rincian, 20 persen RTH publik dan 10 persen RTH privat.

“Yang privat kenyatannya halaman masyarakat banyak yang dipaving. Nah, 20 persen ini yang seharusnya terpenuhi oleh pemerintah. Namun, pemerintah kesulitan menambah luasan,” katanya.

Baca juga: Kampus Merdeka Buka Peluang ITN Malang – Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Lakukan Pertukaran Mahasiswa

Menurut pantauan Agung, ada beberaa kawasan yang sebelumnya merupakan RTH namun sekarang beralih fungsi. Dan aja juga RTH tapi tidak punya fungsi sebagai resapan hanya sebagai tempat bermain dan lain-lain, sehingga air hujan yang harusnya bisa mengalir ke RTH tidak bisa masuk. Selanjutnya walau sudah terlambat, untuk penanganan pembangunan perumahan baru bisa diwajibkan mempunyai kolan-kolam kecil untuk menahan air. Air ini juga bisa memenuhi kekurangan air tanah (pada musim kemarau).

“Seharusnya ini yang menjadi prioritas pemerintah. Pesan saya penanganan drainase bisa dengan pendekatan sub DAS (daerah aliran sungai). Di Kota Malang ada berapa sub DAS yang melewati kota dan kawasan sekitarnya. Sehingga Kota Malang perlu berkoordinasi dan bekerjasama dengan kawasan sekitarnya

(10)

dalam pengaturan penggunaan lahan daerah resapan air,” pungkas alumnus doktorat UB ini.

Baca juga: I Wayan Mundra: Sistem Drainase Alami Kota Malang Aman, Tapi Masih Banjir

Sementara itu Kepala Dinas PUPRPKP (Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman) Kota Malang, Hadi Santoso mengatakan, Kota Malang sudah menyusun master plan drainase berdasarkan daerah aliran sungai. Namun, pihaknya tidak bisa lagi mendesain drainase hanya berfokus pada pengoptimalan saluran-saluran yang sudah ada. Dari 1.785 km panjang drainase, saat ini yang beroperasional normal baru 60 persen.

“Kalau pelanggaran bangunan kami akui ada yang memakan daerah sepadan sungai. Untuk pelanggaran bangunan tentu tidak serta merta kami bisa menggusur, karena ini aktifitas masyarakat. Yang paling penting seperti kata Pak Agung (ITN Malang) saluran kami tolong jangan ditutup beton. Kalau punya rumah jangan seluruh bagian depannya dicor, kan bisa ditutup dengan ram besi. Kalau ditutup beton maka air tidak bisa masuk ke drainase,” himbau Sony sapaan akrab Hadi Santoso. (me/Humas ITN Malang)

Mahasiswa ITN Malang Antusias

Kuliah di Universitas Katolik

Widya Karya Malang

Azwar Alamsah mahasiswa Teknik Mesin S-1 ITN Malang (paling kanan) saat mengikuti Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional

(11)

(KKCTBN) 2018. (Foto: Istimewa)

Malang, ITN.AC.ID – Mengikuti pertukaran mahasiswa (student exchange) sebagai implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memiliki kesan tersendiri bagi mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.

Seperti halnya Azwar Alamsah mahasiswa Teknik Mesin S-1 bersama tiga rekannya yang mengikuti pertukaran mahasiswa dengan Universitas Katolik Widya Karya Malang. Mulai bulan September ke empat mahasiswa Teknik Mesin ini mengambil mata kuliah Mekanika Bahan Komposit.

“Dari bulan September sampai minggu kemarin hampir tidak pernah ada libur. Kecuali libur usai MID dan ketika dosennya ijin ada kepentingan,” ujar Azwar saat dihubungi lewat sambungan WhatsApp, Sabtu (09/01/2021).

(12)

Muhammad Aditya mahasiswa Teknik Mesin S-1 ITN Malang (dua dari kanan depan) bersama teman-temannya saat kuliah offline sebelum pandemi Covid-19. (Foto: Istimewa)

Azwar antusias mengikuti kuliah daring lewat platform Google Classroom. Menurutnya kuliah dengan dosen dan bertemu mahasiswa dari luar kampus memberi pengalaman tersendiri. Di kelas Azwar hanya ada delapan mahasiswa. Empat mahasiswa dari Kampus Biru dan sisanya mahasiswa dari Universitas Widya Karya.

“Bertemu karakter dan cara mengajar dari dosen yang berbeda, lebih merefresh tentunya. Tapi, yang lebih untung itu dapat materi yang berbeda dari dosen Widya Karya. Kami di kelas kecil, jadi mahasiswa saat mengungkapkan pendapat dan ide baru lebih direspon. Kemudian dibahas bersama-sama,” jelas mahasiswa asal Lombok ini.

(13)

aplikasi WhatsApp apabila mahasiswa kurang memahami materi kuliah. “Jika kami kurang paham, bapaknya (dosen) menyuruh kami untuk menghubungi lewat WA secara personal,” katanya.

Baca juga: Mahasiswa Teknik Mesin S-1 ITN Malang Kuliah Daring Go Internasional

Sementara, untuk tugas diberikan dua minggu sekali atau disaat materi yang dijelaskan sudah selesai. “Pengerjaan tugas diberi waktu dua hari. Selain tugas ada juga MID semester yang dilakukan secara langsung (online). Jadi kami ujian seperti di kelas (offline). Menurut saya ini bagus dan efektif,” lanjutnya.

Di mata Azwar, Antonius Prisma Jalu Permana, S.Si., M.Si dosen Universitas Widya Karya merupakan sosok yang supel, ramah, dan sering membuat lelucon seperti di kelas offline.

Baca juga: Ulang Prestasi, Juara Satu KKCTBN 2018 Kapal ITN Malang Satu-satunya Capai Garis Finish

Sementara itu Muhammad Aditya mahasiswa student exchange lainnya menyampaikan kesan yang sama mengenai kuliah daring. “Bisa kuliah di universitas lain itu program bagus. Belajar daring bersama dosen baru, juga teman-teman baru benar-benar membuat feel yang berbeda. Jadi kami tambah termotivasi,” ujar Aditya. Sedangkan dua mahasiswa program student exchange Teknik Mesin S-1 lainnya adalah Mochamad Alditiyan Butefani dan Arya Jemparing Jagad. (mer/Humas ITN Malang)

(14)

Pegang Komitmen, ITN Malang

Kunjungi Kampung Edukasi

Integrated Farming

Wakil Dekan III Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITN Malang Drs. Sumanto, MSi (dua dari kanan), memanen lele bersama warga. (Foto: Ari/humas)

Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang memegang komitmen sebagai kampus yang mendukung serta menjaga kelestarian alam dan penataan ekologi. Dalam setiap kesempatan civitas akademika Kampus Biru berupaya terlibat secara langsung. Seperti halnya pada kegiatan Gerakan Kesadaran Alamku Hijau bersama Sinergi Lintas Batas yang menggelar acara penataan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) dan kebun bibit, panen lele, disertai diskusi ekologi di Kampung Edukasi Integrated Farming, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Minggu (10/01/2021).

“ITN Malang diundang dalam forum tersebut karena ITN dipandang memegang komitmen dalam menjaga kelestarian alam dan penataan ekologi,” ujar Dekan III Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITN Malang Drs. Sumanto, MSi yang datang bersama Kepala Humas ITN Malang F.X. Ariwibisono, ST., M.Kom.

(15)

Anggota Komisi C DPRD Jatim, Dr.Drs. H Agus Dono Wibawanto, M.Hum (rompi hitam) saat berdialog dengan warga. (Foto: Ari/humas)

Anggota Komisi C DPRD Jawa Timur, Dr.Drs. H Agus Dono Wibawanto, M.Hum dan penggagas kampung Glintung Go Green, Ir. Bambang Irianto juga berkesempatan hadir dalam kegiatan tersebut.

Dikatakan Sumanto, dari hasil diskusi dengan anggota Komisi C DPRD Jawa Timur Agus Dono Wibawanto dapat diintisarikan, bahwa program-program UMKM yang didanai oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur cukup banyak. Agus mengharapkan agar UMKM bergerak dari hulu hingga hilir, sehingga peluang untuk mendapatkan profit jauh lebih besar. Jika ada UMKM yang bergerak dari hulu hingga hilir anggota Komisi C DPRD Jawa Timur ini tidak segan-segan membantu untuk mendapatkan dana dari Pemprov Jatim.

“Harapannya dengan mengikuti kegiatan kemarin, ITN Malang dapat berkiprah melestarikan alam dan lingkungan. Sedangkan

(16)

untuk hal-hal yang baru merupakan masukan bagi ITN untuk dapat mengikuti dan menguasainya,” lanjut dosen Teknik Industri S-1 ini.

Baca juga: Rektor ITN Malang: Joyo Amerta Potensi Wisata Ekologi (Ekowisata) Padukan Teknologi, Lingkungan dan Ekonomi Sementara itu Founder Kampung Edukasi Integrated Farming, Fitri Harianto, ST menyatakan, Kampung Edukasi Integrated Farming mulai digagas sejak bulan Mei 2020. Berawal dari keprihatinan akan kondisi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19. Maka, tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk membantu, membentuk kemandirian pangan dan ketahanan ekonomi masyarakat dalam masa pandemi Covid-19.

“Kami harus punya kreatifitas di lingkungan dan di rumah, maka kami dengan masyarakat memanfaatkan lahan sempit yang kami punya. Integrated Farming merupakan sistem pertanian terpadu mulai dari peternakan, perikanan, dan pertanian. Di sini kami mengajak beberapa akademisi untuk bersinergi. Harapannya akan ada sumbangsih keilmuan dari ilmu-ilmu terapan yang dimiliki dan bisa langsung diaplikan di masyarakat,” terang pria yang akrab disapa Cak Ndan ini.

Baca juga: Wisatawan Kunjungi Hotel Resort Berkonsep Arsitektur Ekologi untuk Lihat Pulau Sempu dari Dekat

Dikatakan Cak Ndan, Gerakan Kesadaran Alamku Hijau sebagai pendamping mengerakkan masyarakat sehingga sadar dan peduli linkungan dengan konsep pemberdayaan. Kedepannya kegiatan ini banyak berharap kepada perguruan tinggi khususnya ITN Malang untuk membantu menata kawasan Kampung Edukasi Integrated Farming.

“Harapannya pemikir-pemikir dari Teknik Lingkungan ITN Malang sebagai pemotor diskusi (ekologi) ini. Kami membahas lingkungan yang ramah, asri, dan ada nilai pemberdayaan untuk

(17)

menumbuhkan ketahanan ekonomi masyarakat. Di sini ada masyarakat yang beternak. Harapannya ada nilai-nilai tambah untuk pendampingan,” kata Cak Ndan, berharap selanjutnya semakin banyak kalangan yang turut sinergi lintas batas dan ikut menguatkan. (me/Humas ITN Malang).

Mahasiswa Teknik Mesin S-1

ITN Malang Kuliah Daring Go

Internasional

Mahasiswa Teknik Mesin S-1 ITN Malang mengikuti pertukaran mahasiswa dengan Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). Ki-ka: Rizky Bagus Tabah Laksana, Laurenso Gabriel Amnunuh, Mohammad Fikri Akbar, dan Muchamad Fikri Ari Wicaksono. (Foto: Yanuar/humas)

Malang, ITN.AC.ID – Menjadi peserta pertukaran mahasiswa (student exchange) bagi mahasiswa Teknik Mesin S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang memang membawa kesan sendiri. Apalagi program pertukaran mahasiswa dengan Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM).

Sebanyak 9 mahasiswa Teknik Mesin S-1 mulai bulan Oktober 2020 hingga Februari 2021 mengikuti kuliah daring di semester ganjil bersama mahasiswa UTHM. Meski beda bahasa tidak menjadi kendala berarti bagi mahasiswa Kampus Biru. Begitu pun materi dan tugas kuliah terselesaikan dengan baik karena dosen juga aktif membantu bila mahasiswa ada kendala dalam memahami materi.

(18)

Dr Komang Astanawidi ST MT Kajur Teknik Mesin S-1 ITN Malang. (Mita/humas)

“Kami sejak Oktober sampai sekarang sudah 12 kali pertemuan. Kalau kendala tidak ada ya, karena bila ada kendala di materi atau tugas dosen selalu bertanya ke kami lewat koordinator. Kebetulan koordinator kami teman satu kelas dari ITN juga. Dia asli Malaysia, tapi kuliahnya di ITN. Jadi dia lebih paham bahasa Melayu,” tutur Muchamad Fikri Ari Wicahsono satu satu peserta pertukaran mahasiswa saat ditemudi di kampus 1, Jumat (08/01/2021).

Tidak ada perbedaan mencolok dalam mata kuliah Vibration yang diambil Fikri Ari. Menurutnya tugas di UTHM dan ITN Malang sama aja. Perbedaan terletak pada fokus pembelajarannya. “Kalau di UTHM fokus pembelajaran banyak berhitungnya. Tiap pertemuan diberi tugas dengan waktu 2 hari, sama juga di ITN,” imbuh mahasiswa semester 5 Teknik Mesin S-1 ini yang datang bersama tiga rekannya yakni: Mohammad Fikri Akbar, Laurenso Gabriel Amnunuh, dan Rizky Bagus Tabah Laksana.

Baca juga: Mahasiswa ITN Malang Ikuti Kuliah Daring di Universitas Tun Hussein Onn Malaysia

(19)

Sedangkan Laurenso Gabriel Amnunuh, mahasiswa semester 3 Teknik Mesin mengambil dua mata kuliah Fluid Mechanics dan Manufacturing Technology. Mata kuliah ini ia ambil sesuai dengan mata kuliah yang ditawarkan UTHM untuk semester 3. Pengalaman Renzo sapaan akrab Laurenso Gabriel Amnunuh, perkuliahan di UTHM yang ia ikuti dimulai dari hari Minggu hingga Kamis. Sempat pula ada mata kuliah yang jadwalnya bersamaan dengan kuliah di ITN Malang. “Mereka (dosen) faham kalau kami tidak bisa mengikuti kuliah via Google Meet dengan UTHM, biasanya nanti kami dikasih materi video,” katanya.

Mahasiswa asal NTT ini punya pengalaman menarik saat akan ikut pertukaran mahasiswa. Laurenso sebelumnya sering browsing untuk mencari beasiswa belajar ke luar negeri.

Baca juga: Renewable Energy, Komunitasnya Anak Teknik ITN Malang

“Nah, pas ada pengumuman pertukaran mahasiswa ke Malaysia saya excited. Apalagi ini (program) gratis tanpa biaya. Saya sudah senang membayangkan akan ke Malaysia. Saya sebelumnya tidak membaca kalau tahun ini (perkuliahan) daring semua,” ungkap Renzo sambil tertawa.

Sementara itu Dr Komang Astanawidi ST MT Kajur Teknik Mesin S-1 ITN Malang menerangkan, Teknik Mesin mengirimkan 9 mahasiswa dengan 12 mata kuliah yang ditawarkan oleh UTHM. Setiap mahasiswa bisa memilih lebih dari satu mata kuliah. “Menurut pantauan prodi, mahasiswa yang melakukan pertukaran (mahasiswa) baik di dalam maupun di luar negeri merasa puas dan antusias. Mereka mendapatkan pengalaman yang berbeda,” tuturnya. (me/Humas ITN Malang)

(20)

Mahasiswa Teknik Elektro ITN

Malang Kuliah Gratis di

Universitas Tun Hussein Onn

Malaysia

Kaprodi Teknik Elektro S-1 ITN Malang Dr Eng Komang Somawirata ST MT. (Foto: Mita/humas)

Malang, ITN.AC.ID – Pertukaran mahasiswa (student exchange) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ke Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM) diawali oleh Program Studi Teknik Elektro S-1 dan Teknik Mesin S-1. Teknik Elektro mengirimkan enam mahasiswa untuk belajar secara daring mulai bulan Oktober 2020 sampai Februari 2021.

Dyah Erika Mining Aurora Zulfani mahasiswa Teknik Elektro S-1 ITN Malang mengungkapkan antusiasnya mengikuti kuliah daring bersama mahasiswa UTHM. Mengambil mata kuliah Power Electronics Dyah bersama lima rekannya tertarik mengikuti pertukaran mahasiswa karena tidak ada biaya alias gratis.

(21)

Mahasiswa Teknik Elektro S-1 ITN Malang saat mengikuti kuliah daring dengan Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). (Foto: Istimewa)

“Tertarik sekali dengan pertukaran mahasiswa ini, apalagi ternyata seperti pengumumannya gratis tanpa biaya tambahan. Benar-benar gratis!” ujar Dyah saat dihubungi melalui platform Zoom Meeting bersama Amandarika Widyatamara dan Kiky Kurniawan Korompis serta mahasiswa program student exchange ITN Malang lainnya, Jumat (08/01/2021).

Dikatakan Dyah, perminggu mereka rutin mengikuti kuliah daring bersama mahasiswa UTHM. Total sudah lebih dari 12 kali pertemuan, bahkan sudah mengikuti ujian tengah semester. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa keseharian di UTHM dan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional sempat menjadi kendala. Namun, dengan cepat mahasiswa Teknik Elektro bisa beradaptasi.

Baca juga: Mahasiswa ITN Malang Ikuti Kuliah Daring di Universitas Tun Hussein Onn Malaysia

“Sangat seru (kuliah daring). Kelas kami menggunakan bahasa Melayu yang dicampur dengan bahasa Inggris. Awalnya memang terkendala bahasa dan materi (kuliah), tapi alhamdulillah kami

(22)

cepat bisa beradaptasi,” imbuhnya.

Selain mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan bahasa Melayu, ternyata tantangan yang lebih seru adalah belajar dalam mata kuliah Power Electronics. Pasalnya di ITN Malang mata kuliah Power Electronics diberikan di semester lima, sementara Dyah dan beberapa temannya masih semester tiga. “Di sini kami tertantang karena materinya unik, dan ini memang materi yang ditawarkan UTHM. Jadi, pelajaran Power Electronics di ITN ada di semester 5, sedangkan saya dan beberapa teman masih semester 3. Lainnya ada juga yang sudah semester 5. Berarti nanti kami sudah bisa terlebih dulu memahami materi tersebut,” kata mahasiswa asal Banyuwangi ini.

Baca juga: Renewable Energy, Komunitasnya Anak Teknik ITN Malang

Selain Teknik Elektro ITN Malang, di kelas Power Electronics UTHM juga turut bergabung mahasiswa dari Universitas Hang Tuah (UHT) Surabaya.

Sementara itu Kaprodi Teknik Elektro S-1 ITN Malang Dr Eng Komang Somawirata ST MT berharap, dengan pertukaran mahasiswa wawasan dan pengalaman mahasiswa semakin luas. Karena yang biasanya mahasiswa belajar di internal kampus sekarang bisa belajar di lingkup internasional.

“Kelasnya memang digabung dengan perguruan tinggi lain yang ikut program tersebut. Jadi, wawasan mahasiswa akan bertambah luas. Institusi nanti juga bisa mengukur kemampuan mahasiswa dari sini. Kalau kemampuan bagus, maka kualitas mahasiswa kami juga tidak diragukan lagi,” tuturnya. (me/humas)

(23)

Mahasiswa ITN Malang Ikuti

Kuliah Daring di Universitas

Tun Hussein Onn Malaysia

Mahasiswa Teknik Mesin S-1 ITN Malang berdiskusi saat mengikuti kuliah daring dengan Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). (Foto: Yanuar/humas)

Malang, ITN.AC.ID – Sebanyak 15 mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mengikuti student exchange (pertukaran mahasiswa) ke Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). Mahasiswa Teknik Elektro S-1 dan Teknik Mesin S-1 Kampus Biru selama satu semester mengikuti kuliah daring mulai bulan Oktober 2020 hingga Februari 2021.

Dikatakan Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI), Dr Ellysa Nursanti ST MT kerjasama antara ITN Malang dengan UTHM sudah diinisiasi oleh institusi sejak lama. Namun, baru tahun ini ada pertukaran mahasiswa untuk Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Rencananya semester depan akan ditambah student exchange untuk mahasiswa dari Teknik Informatika S-1.

(24)

Mahasiswa Teknik Elektro S-1 ITN Malang mengikuti kuliah daring ke Universitas Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). (Foto: Istimewa)

“Dengan UTHM (pertukaran mahasiswa) baru semester ini. Kedepannya kami sudah ada pembicaraan dengan mencoba menyediakan kelas dual degree. Kami harapkan mahasiswa ITN Malang mempunyai pilihan kuliah di sini (ITN Malang), atau bisa juga mengambil dual degree tersebut,” terang Ellysa saat ditemui di kampus 1, Jumat (08/01/2021).

Sementara itu Kaprodi Teknik Elektro S-1 ITN Malang Dr Eng Komang Somawirata ST MT mengatakan, student exchange akan dapat menambah pengalaman dan wawasan mahasiswa.

Baca juga: Perkokoh Perguruan Tinggi Peringkat Terbaik, ITN Malang Raih Anugerah Kampus Unggul (AKU)

“Ada enam mahasiswa kami yang ikut program ini. Keuntungannya, wawasan mahasiswa akan bertambah luas dan tingkat percaya dirinya juga bisa bertambah. Apalagi lingkupnya internasional. Sehingga mahasiswa ITN juga bisa berinteraksi dengan mahasiswa perguruan tinggi lain yang sama-sama ikut program student

(25)

exchange di UTHM,” ujar Komang Somawirata saat dihubungi melalui platform Zoom Meeting bersama mahasiswa program student exchange, Jumat (08/01/2021).

Selain Teknik Elektro S-1 student exchange dengan UTHM juga dilakukan oleh Teknik Mesin S-1 ITN Malang. Kaprodi Teknik Mesin S-1, Dr Komang Astanawidi ST MT menerangkan, Teknik Mesin mengirimkan 9 mahasiswa dengan 12 mata kuliah yang ditawarkan oleh UTHM. Sehingga setiap mahasiswa bisa memilih lebih dari satu mata kuliah.

Baca juga: Perwakilan UTHM: Mahasiswa ITN Malang Dapat Belajar Gratis di UTHM

“Pembelajarannya menggunakan bahasa melayu dan bahasa Inggris. Memang ada kriteria IP di atas 3 bagi yang ikut program ini. Namun, ternyata ada juga yang IP-nya di bawah 3. Karena mereka sangat semangat dan antusias maka kami fasilitasi dan ternyata diterima UTHM. Kami mengajukan dan UTHM yang menyeleksi,” jelas Komang.

Dikatakan Komang, program pertukaran mahasiswa ini juga ikut mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Karena perkuliahan di semua negara masih terkendali pandemi, maka model perkuliahan daring menjadi alternatif yang mudah diikuti. Menurut pantauan prodi, mahasiswa yang mengikuti student exchange menyatakan puas dan antusias.

“Mahasiswa bertemu pembina mata kuliah dengan cara belajar dan suasana yang berbeda. Dalam pantauan kami mahasiswa sangat semangat dan antusias. Saat ini mata kuliah yangditawarkan UTHM memang tidak ada praktikumnya. Jadi tidak ada masalah kalau semua dilakukan secara daring,” pungkas Komang. (me/Humas ITN Malang)

(26)

I Wayan Mundra: Sistem

Drainase Alami Kota Malang

Aman, Tapi Masih Banjir

Ir. I Wayan Mundra MT dosen Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. (Foto: Yanuar/humas)

Malang, ITN.AC.ID – Banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Malang akhir-akhir ini mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya Ir. I Wayan Mundra, MT dosen Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Banjir yang banyak terjadi ditengarai akibat curah hujan ekstrem sehingga menimbulkan luapan air dari saluran drainase.

Dikatakan Mundra biasa disapa, sebetulnya Kota Malang tidak pernah terjadi banjir akibat meluapnya Sungai Brantas. Sistem drainase alam di Malang Raya sudah cukup aman, karena banyaknya jaringan-jaringan sungai yang akan menampung limpasan air hujan dan mengalirkan menuju Sungai Brantas.

(27)

Perempatan patung pesawat di Jalan Sukarno Hatta bila musim penghujan ekstrim menjadi langganan banjir. (Foto: Mita/humas) “Secara alami sistem drainase alam di Kota Malang aman dengan adanya Sungai Brantas dan anak-anak sungainya. Hanya saja, ada beberapa hal mengenai sistem drainase di Kota Malang kurang baik menurut saya,” terang Mundra saat menjadi narasumber dalam program Warta Berita Pagi Pro 1 RRI Malang FM 91.5 Mhz, Jumat (08/01/2021).

Wilayah yang menjadi langganan banjir di Kota Malang antara lain: Jalan Sukarno Hatta, kawasan Dieng, Jalan Bondowoso, Jalan S Parman, Jalan Borobudur serta Jalan Letjen Sutoyo.

Baca juga: Rektor ITN Malang: Pencegahan Banjir dengan Pemberdayaan Masyarakat

“Contohnya Suhat (Jalan Sukarno Hatta), kawasannya dekat dengan Sungai Brantas tapi mengapa masih banjir? Berapa meter

(28)

jarak dari perempatam patung pesawat ke jembatan Suhat (Sungai Brantas),” ujar Mundra.

Menurut Mundra, banjir di kawasan Suhat dikarenakan air hujan tidak terhantarkan dengan lancar ke Sungai Brantas. Padahal di perempatan patung pesawat drainase juga mengarah ke Jalan Borobudur. “Drainase Suhat sebagian mengarah ke Sungai Brantas, sebagian mengarah ke Jalan Borobudur. Kalau masih terjadi banjir maka ada yang tidak benar dengan sistem drainasenya,” imbuhnya.

Wacana pembuatan biopori dan sumur resapan menurut Mundra juga tidak siknifikan dalam menanggulangi air hujan penyebab banjir. Pasalnya, biopori hanya untuk meningkatkan penyerapan air hujan menjadi air tanah.

“Saya menyarankan biopori atau sumur resapan untuk membantu penyerapan air hujan ke tanah. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan air tanah yang tereksploitasi berlebihan. Namun, ini (biopori) tidak siknifikan untuk menanggulangi banjir. Kalau mau menanggulangi banjir maka sistem drainasenya yang harus diperbaiki,” tegas Kaprodi Teknik Sipil S-1 ini.

Baca juga: Banjir Sentani Papua, Gugah Kepedulian Mahasiswa ITN Malang

Ahli pengairan Kampus Biru ini menyarankan, sistem apapun yang akan digunakan untuk menanggulangi banjir, di Suhat tetap harus dibuatkan saluran drainase menuju Sungai Brantas dengan kapasitas yang memadai. Dengan dasar rancang bangun untuk menentukan kapasitas.

Selain itu kesadaran masyarakat juga harus ditumbuhkan dengan pendekatan langsung. Seperti penyuluhan kepada masyarakat dan PKL yang bermukim dan beraktifitas di pinggir jalan agar tidak menyapu kotoran/sampah ke dalam saluran air.

(29)

masih ada yang menyapu halaman dan sampahnya dibuang ke saluran air. Untuk menanggulangi banjir, maka jangka pendek tetap kebersihan dan saluran drainase dijaga. Sementara, dari sisi sistem untuk jangka pendek inlet-inlet saluran lubang drainase perlu juga diperbaiki,” bebernya. Inlet adalah lubang masuknya air hujan yang berada di atas permukaan jalan atau ruang terbuka menuju ke saluran air.

Seperti halnya di Jalan Borobudur yang dibangun saluran drainase kanan kiri dengan sistem saluran tertutup karena ada fungsi lalulintas dan ruko di atasnya. “Air hujan di Borobudur menuju ke saluran yang sudah ada saya yakin tidak berfungsi 100 persen pengalirannya. Karena lubang-lubang air hujan yang menuju ke saluran air sangat tidak proporsional dengan luas tangkapan air hujan,” pungkas Mundra. (mer/humas)

Referensi

Dokumen terkait