STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
i
GAMBARAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD PASCA SALIN DI RUMAH SAKIT UMUM RAJAWALI CITRA BANTUL
BULAN JANUARI-JUNI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
DIAN ASTUTI 1113080
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul: “Gambaran Karakteristik Akseptor KB IUD Pasca
Salin Di Rumah Sakit Umum Rajawali Citra Bantul Bulan Januari-Juni Tahun 2016”.
Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan pada kesempatan ini dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:
1. Alfie Ardiana Sari, M.Keb, selaku pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan, masukan, dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
2. Dr. Tri Pitara Mahanggoro, S.Si., M.Kes, selaku penguji dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah meluangkan waktu hingga diselesaikannya usulan penelitian ini.
3. Bidan di RSU Rajawali Citra, Bantul yang telah membantu dan memberikan masukan selama proses Penelitian berlangsung.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Akhirnya besar harapan semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.
Yogyakarta, Agustus 2016 Dian Astuti
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PENGESAHAN ...ii
HALAMAN PERNYATAAN ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ...vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
INTISARI ... ix ABSTRACT ... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori... 8
B. Kerangka Teori... 29
C. Kerangka Konsep... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 31
C. Populasi dan Sampel... 31
D. Variabel Penelitian... 32
E. Definisi Operasional... 33
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data... 33
G. Metode Pengolahan Data... 34
H. Analisis Data... 36
I. Etika Penelitian... 36
J. Pelaksanaan Penelitian... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 40
B. Pembahasan... 43
C. Keterbatasan Penelitian... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 49
B. Saran... 50 DAFTAR PUSTAKA
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 6
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 33
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 41
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 41
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 29 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 30
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal penyusunan KTI Lampiran 2. Lembar check list Lampiran 3. Lembar hasil penelitian Lampiran 4. Lembar konsul KTI Lampiran 5. Surat Studi Pendahuluan Lampiran 6. Surat Penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
GAMBARAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IUD PASCA SALIN DI RUMAH SAKIT UMUM RAJAWALI CITRA BANTUL
BULAN JANUARI-JUNI TAHUN 2016 Dian Astuti1, Alfie Ardiana Sari2
INTISARI
Latar Belakang : Melihat jumlah penduduk Indonesia yang menempati posisi
keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih tinggi dibuktikan dengan jumlah kelahiran yang mencapai lima juta pertahun maka Kependudukan dan Keluarga Berencana memiliki tugas yaitu menurunkan angka total fertility rate (TFR) dengan mengatur jarak kelahiran dengan cara menggunakan kontrasepsi jangka panjang salah satunya IUD Pasca Salin, KB IUD Pasca Salin di Daerah Istimewa Yogyakarta tertinggi di Kabupaten Bantul (57,2%) dan salah satu Rumah Sakit Kabupaten Bantul yaitu RSU Rajawali Citra terdapat 60 akseptor yang menggunakan IUD Pasca Salin.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran karakteristik akseptor KB IUD Pasca Salin
berdasarkan umur, pendidikan, status pekerjaan dan paritas.
Metode Penelitian : Metode ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dengan metode total sampling sebesar sampel 60 orang yaitu semua ibu yang menggunakan KB IUD Pasca Salin di RSU Rajawali Citra Bantul Bulan Januari-Juni Tahun 2016, analisis data menggunakan analisis univariat.
Hasil Penelitian : Akseptor yang menggunakan KB IUD Pasca Salin sebanyak 60
orang, berdasarkan umur paling banyak umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 53 orang (88,3%), berdasarkan pendidikan paling banyak pada ibu yang berpendidikan SMA yaitu sebanyak 38 orang (63,3%), berdasarkan pekerjaan paling banyak ibu bekerja yang tidak mendapatkan gaji yaitu sebanyak 19 orang (31,7%) dan berdasarkan paritas paling banyak ibu multipara sebanyak 38 orang (63,3%).
Kesimpulan : Karakteristik Akseptor KB IUD Pasca Salin di RSU Rajawali Citra
terbanyak pada ibu dengan umur 20-35 tahun (88,3%), berpendidikan SMA (63,3%), pada ibu bekerja yang tidak mendapatkan gaji (31,7%) dan ibu multipara (63,3%).
Kata Kunci : Karakteristik Akseptor, Kontrasepsi IUD Pasca Salin
1
Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
THE OVERVIEW OF CHARACTERISTICS OF ACCEPTORS IUD POST DELIVERY CONTRACEPTION GENERAL HOSPITAL OF
RAJAWALI CITRA BANTUL JANUARY-JUNE 2016 Dian Astuti1, Alfie Ardiana Sari2
ABSTRACT
Background: Viewed the population of Indonesia who finished fourth in the
world, with the growth rate is still high evidenced by the number of births reached five million per year so the Population and Family Planning has a duty, to reduce the number of total fertility rate (TFR) by adjust the birth space by using long-term contraception one of them is IUD Post-Delivery, IUD Post-Delivery in Special Region of Yogyakarta highest in Bantul District (57,2%) and one of Hospital in Bantul District is General Hospital of Rajawali Citra there were 60 acceptors who used IUD Post-Delivery.
Objective: to know the overview of characteristics of acceptors IUD post delivery
contraception based on age, education, occupation status and parity.
Research Method: This method used quantitative descriptive by cross sectional
approach, sampling used total sampling method as many 60 people, all mothers who used IUD Post-Delivery contraception in General Hospital of Rajawali Citra Bantul January-June year 2016, data analysis used univariat analysis.
Research result: Acceptors who used IUD Post-Delivery as many 60 people,
based on age most was 20-35 years old as many 53 people (88,3%), based on education most in Senior High School as many 38 people (63,3%), based on occupation most work that is not get a salary as many 19 people (31,7%), and based on parity most in multipara as many 38 people (63,3%).
Conclusion: Characteristics of acceptors IUD post delivery contraception di n
General Hospital of Rajawali Citra most in mothe aged 20-35 years old (88,3%), Senior High School education (63,3%), of mothers who work that is not get a salary (31,7%) and multipara mothers (63,3%).
Keywords: Characteristics of Acceptors, IUD post delivery contraception
1
Student of Midwifery Management (D-3) of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2
Lecturer of Midwifery Management (D-3) of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangIndonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, pertumbuhan penduduk berkisar 2,15% per tahun hingga 2,49% per tahun (BKKBN, 2013). Melihat jumlah penduduk Indonesia yang menempati posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relative tinggi dibuktikan dengan jumlah kelahiran yang mencapai lima juta per tahun, maka program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) sesuai dengan UU No.52/2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pengembangan Keluarga memiliki tugas yaitu menurunkan angka total fertility rate (TFR) agar dapat mengurangi beban pembangunan dengan mengatur jarak kelahiran, salah satunya dengan penggunaan kontrasepsi terutama Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu Intra Uterina Device (IUD), Implant, Metode Operasi Wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP), adapun salah satunya yaitu IUD pasca salin (SDKI, 2012).
Program KB pasca salin bekerja sama dengan program jaminan persalinan sehingga setiap ibu bersalin yang ikut program ini dapat segera ber KB. Upaya peningkatan KB pasca salin perlu untuk mengingat kembalinya kesuburan perempuan pada keadaan pasca salin tidak terduga dan kadang dapat terjadi sebelum menstruasi. Rata-rata pada ibu yang tidak menyusui akan mengalami ovulasi kurang lebih 45 hari pasca salin atau lebih awal (Kemenkes, 2013).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana adalah tindakan untuk membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dengan hubungan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008).
Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk membangun manusia Indonesia sebagai obyek dan subyek pembangunan melalui peningkatan kesejahteraan ibu, anak dan keluarga. Selain itu program KB juga ditujukan untuk menurunkan angka kelahiran dengan salah satu menggunakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang didasari keinginan dan tanggung jawab dari seluruh masyarakat (Bappeda, 2014).
Jumlah PUS tertinggi di DIY adalah di kabupaten Bantul (54,16%) dengan peserta KB yang paling banyak, yakni 80,45% menjadi peserta KB aktif dan 6,13% menjadi peserta KB baru. (BKKBN, 2015).
Data dari Dinkes DIY (2013) Persentase pelayanan alat kontrasepsi pasca salin tertinggi di Bantul (57,2%), Kulon Progo (49,2%), Kota Yogyakarta (43,1%), Sleman (42,9%) dan terendah di Gunung Kidul (32,3%). Pencapaian peserta KB baru pasca persalinan di Kabupaten Bantul adalah Intra Uterine Device (IUD) 204 (66,02%), Metode Operasi Wanita (MOW) 8 (2,59%), Implant 0 (0,00%), Suntik 59 (19,09%), Pil 14 (4,53%). (BKKBN, 2015).
Pelayanan Keluarga Berencana (KB) di RS sangat potensial memberikan sumbangan pencapaian target program KB nasional, dapat
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
menjadi peluang sasaran pelayanan KB menurunkan Angka Kematian Ibu. Salah satu program yang digalakkan kembali adalah program KB pasca persalinan dengan salah satu pilihan kontrasepsi pasca salin yaitu pemasangan IUD setelah melahirkan atau IUD Pasca salin baik secara normal, spontan maupun SC (Rochma, 2012). Pemasangan tersebut lebih baik menunggu paling sedikit 12 jam untuk mengurangi kemungkinan terlepas (eksplusi). Jika pemasangan dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan harus berhati-hati karena pada saat itu resiko perforasi lebih besar (Irianto, 2014)
Kontrasepsi IUD pasca salin memiliki efektifitas sangat tinggi yaitu 0,6-0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1 tahun pertama. Kontrasepsi ini merupakan metode jangka panjang, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, efek samping nya rendah dan tidak menggangu hubungan suami istri (Saifuddin, 2010).
Keberhasilan program KB di Kabupaten Bantul dikarenakan oleh keaktifan tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan dan konseling kepada masyarakat terutama wanita usia subur. KB IUD pasca salin tenaga kesehatan sangat antusias memberikan konseling kepada semua ibu hamil yang melakukan Ante Natal Care (ANC) terutama ibu hamil yang memasuki trimester III. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang di lakukan Warsiti (2015) di Kabupaten Sleman hasil penelitiannya yaitu minat menggunakan kontrasepsi IUD sebelum diberikan penyuluhan berada pada kategori kurang 94,1%, Minat menggunakan kontrasepsi IUD
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
setelah diberikan penyuluhan berada pada kategori cukup 5,9% dan ada pengaruh penyuluhan mengenai kontrasepsi IUD dengan minat dalam menggunakan kontrasepsi IUD pada wanita di atas usia 35 tahun di Dusun Manukan Condong Catur Depok Sleman.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan April 2016 di RSU Rajawali Citra Bantul Pemasangan IUD pasca salin pada bulan Januari-Maret dari 115 Ibu bersalin terdapat 28 orang (24,3%) yang melakukan pemasangan IUD. Berdasarkan latar belakang di atas penting
untuk dilakukan penelitian yang berjudul tentang “Gambaran Karakteristik
Akseptor KB IUD Pasca Salin di RSU Rajawali Citra Bantul Bulan Januari-Juni 2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran Karakteristik Akseptor KB IUD Pasca Salin di RSU Rajawali Citra, Bantul, Yogyakarta bulan Januari-Juni 2016”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik akseptor KB IUD pasca salin di RSU Rajawali Citra, Bantul, Yogyakarta bulan Januari-Juni 2016
2. Tujuan Khusus
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
b. Diketahuinya karakteristik akseptor KB IUD berdasarkan tingkat pendidikan
c. Diketahuinya karakteristik akseptor KB IUD berdasarkan pekerjaan
d. Diketahuinya karakteristik akseptor KB IUD berdasarkan paritas
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan informasi dalam bidang kesehatan dan Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Institusi Stikes Jendral Achmad Yani
Untuk menambah wacana mahasiswa Stikes Jendral Achmad Yani, sehingga dapat menambah informasi tentang karakteristik akseptor KB IUD pasca salin.
2) Bagi Bidan di RSU Rajawali Citra Bantul
Menambah informasi bidan sehingga dapat memotivasi dalam memberikan konseling yang bertujuan menambah minat calon akseptor atau ibu hamil TM III untuk mengikuti program KB pasca salin yaitu IUD pasca salin dan meningkatkan konseling yang telah berjalan dengan baik.
3) Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, perbandingan, referensi dan menambah informasi bagi peneliti lain
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
untuk melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan karakteristik KB IUD pasca salin.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Penulis/Judul Metode Hasil Persamaan/Perbe
daan Asria W, Machmudah, Ulfa N. (2013) Gambaran Pola Menstruasi Pada Akseptor Intra Uterine Device (IUD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmund u Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif sederhana. Pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh dengan jumlah responden sebanyak 94 orang. Instrumen penelitian pertanyaan. Data dianalisis secara univariat. Sebagian besar responden tidak merasakan Disminore/Nyeri saan haid setelah menggunakan KB IUD sebanyak 48 orang (51,1%), lama haid ibu 2-7 hari sebanyak 54 orang (56,4%), dan mengganti pembalut 2-3 kali sehari saat menstruasi sebanyak 56 orang (59,6%). Persamaan: Metode penelitian. Perbedaan: Variabel penelitian, waktu penelitian,lokasi penelitian dan instrumen penelitian. Rumiati S dan Handayani R.(2012) Gambaran Kejadian Ekspulsi Pemasangan IUD Pasca Persalinan Di Kecamatan Baturraden dan Kedungbanten g Kabupaten Banyumas Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder dengan jumlah populasi 32 akseptor. Kejadian ekspulsi pemasangan IUD pasca persalinan berdasarkan waktu pemasangan yaitu 100% akseptor IUD yg ekspulsi pemasangannya dilakukan 48 jam pasca salin, sedangkan berdasarkan tempat pemasangan yaitu 100% pemasangan IUD pasca salin dilakukan di rumah sakit dan berdasarkan waktu ekspulsi rata-rata 9 hari.
Persamaan: Metode
penelitian,pendek atan, dan jenis pengumpulam data. Perbedaan: variabel penelitian,waktu penelitian,lokasi penelitian dan jumlah populasi. Aldriana N.(2013) Gambaran Faktor Faktor yang Mempengaruh jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional, pengambilan dari 82 responden akseptor yang menggunakan KB suntik sebanyak 50 orang (61%), KB Pil 22 orang (26,8%), Persamaan: Metode penelitian, pendekatan penelitian. Perbedaan:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7 iRendahnya Pemakaian KB AKDR di Puskesmas Rambah Samo I sampel dengan simple random sampling (cara acak sederhana) dengan jumlah sampel 82 responden. implant 5 orang ( 6,1%) dan lain-lain ada 5 orang (6,1%). Dapat di simpulkan tidak ada 1 pun yang menggunakan KB AKDR sehingga dapat disimpulkanpenggunaan KB AKDR di daerah ini tergolong sangat rendah. Variabel penelitian, waktu penelitian,lokasi penelitian dan jumlah populasi. Noviana P, Warsiti. (2015) Pengaruh Penyuluhan Kontrasepsi IUD Dengan Minat Dalam Menggunakan Kontrasepsi Iud Pada Wanita Usia Di Atas 35 Tahun Di Dusun Manukan Condongcatur Depok Sleman Jenis penelitian pra-eksperimen (pre-eksperiment-design). Populasi penelitian ini yaitu
wanita usia ≥35
tahun , yang bertempat tinggal didusun manukan dan belum pernah menggunakan kontrasepsi IUD di Dusun Manukan, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman yang berjumlah 34 orang. Sampel diambil dengan tekhnik total sampling yaitu sebanyak 34 responden. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penyuluhan kontrasepsi IUD dengan minat dalam menggunakan
kontrasepsi IUD pada wanita usia di atas 35 tahun di Dusun Manukan yaitu Minat menggunakan kontrasepsi IUD sebelum diberikan penyuluhan berada pada kategori kurang 94,1%, Minat menggunakan kontrasepsi IUD setelah diberikan penyuluhan berada pada kategori
cukup94,1% dan Ada pengaruh penyuluhan mengenai kontrasepsi IUD dengan minat dalam menggunakan kontrasepsi IUD pada wanita di atas usia 35 tahun di dusun manukan condong catur depok sleman,
Persamaan : penelitian terdapat pada tema yang di teliti yaitu mengenai alat kontrasepsi Perbedaan : metode penelitian, variabel penelitian, waktu penelitian, lokasi penelitian dan jumlah populasi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Rajawali Citra yang terletak di Jalan Pleret km 2.5, Banjardadap, Potorono, Banguntapan, Bantul. Rumah Sakit Umum Rajawali Citra merupakan salah satu layanan kesehatan milik dr. Sunu Prasmono yang berwujud RSU dan tergolong kedalam RS Tipe D. Rumah Sakit ini juga menampung rujukan yang berasal dari Puskesmas.
Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit Umum Rajawali Citra terdiri dari rawat jalan dan rawat inap. Rawat jalan dilaksanakan di poliklinik kebidanan dan kandungan, sedangkan rawat inap dilaksanakan di kamar bersalin dan bangsal nifas. Petugas di bagian kebidanan terdiri dari 2 Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, 4 orang bidan di poliklinik, untuk di kamar bersalin dan bangsal nifas ada 13 orang bidan dan 1 orang asisten bidan. Penelitian ini dilakukan di ruang taman sari dan ruang rekam medik.
Pelayanan KB rawat jalan dilakukan di poliklinik kebidanan dan kandungan yang dilayani setiap hari pukul 08.00-21.00 WIB. Pelayanan ANC dilakukan setiap hari Senin, Selasa, Rabu dan Jum’at pukul 13.00-21.00 WIB. Setiap ibu hamil yang melakukan ANC dilakukan oleh dokter spesialis kandungan dan setelah dilakukan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
pemeriksaan kandungan bidan jaga di poliklinik selalu memberikan konseling tentang KB, khususnya KB IUD pasca salin. Jika ibu hamil Trimester III menyetujui atau berminat ingin melakukan KB IUD pasca salin bidan jaga menulis rencana KB di buku KIA ibu hamil dan ditanda tangani oleh ibu hamil tersebut.
Pelayanan KB IUD pasca salin dilakukan di ruang bersalin dan di ruang operasi sesar. Setiap ibu yang dalam masa persalinan bidan jaga di ruang bersalin selalu memberikan konseling tentang KB IUD pasca salin dan jika pasien menyetujui, informed consent juga dilakukan di ruang bersalin yang di tanda tangani pasien atau keluarga.
Penelitian ini dilakukan di ruang taman sari dan rekam medik, sebelum mengambil data responden di rekam medik melakukan rekapan data ibu yang menggunakan KB IUD pasca salin di ruang taman sari untuk mendapatkan nomor rekam medik responden kemudian setelah mendapatkan nomor rekam medik responden melakukan pengambilan data responden di ruang rekam medik. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli pukul 10.00 WIB selama 5 hari.
2. Analisa Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada bulan Juli 2016 di RSU Rajawali Citra Bantul menggunakan data Rekam Medik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tentang Karakteristik Akseptor KB IUD pasca salin. Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang menggunakan IUD pasca salin di RSU Rajawali Citra Bantul
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
Bulan Januari-Juni 2016 yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian ini sebagai berikut:
a. Karakteristik Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di RSU Rajawali Citra Bantul
Umur Frekuensi (f) Persentase (%) <20 Tahun 1 1,7
20-35 Tahun 53 88,3 >35 Tahun 6 10,0 Total 60 100,0 Sumber: Data Sekunder Tahun 2016
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor KB IUD Pasca Salin berusia 20-35 tahun sebanyak 53 responden (88,3%) dan sebagian kecil berusia <20 tahun sebanyak 1 responden (1,7%).
b. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di RSU Rajawali Citra Bantul
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%) SD 6 10,0
SMP 9 15,0 SMA 38 63,3 Perguruan Tinggi 7 11,7 Total 60 100,0 Sumber: Data Sekunder Tahun 2016
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor KB IUD Pasca Salin berpendidikan SMA sebanyak 38 responden (63,3%) dan sebagian kecil berpendidikan SD sebanyak 6 responden (10,0%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
c. Karakteristik Berdasarkan Status Pekerjaan
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di RSU Rajawali Citra Bantul
Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%) Bekerja yang tidak
mendapatkan gaji 19 31,7 Petani 1 1,7 Buruh 6 10,0 Wiraswasta 17 28,3 Pegawai Swasta 10 16,7 PNS 7 11,7 Total 60 100,0 Sumber: Data Sekunder Tahun 2016
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor KB IUD Pasca salin bekerja yang tidak mendapatkan gaji sebanyak 19 responden (31,7%) dan sebagian kecil bekerja sebagai petani sebanyak 1 responden (1,7%).
d. Karakteristik Berdasarkan Paritas
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Paritas Responden di RSU Rajawali Citra Bantul
Paritas Frekuensi (f) Persentase (%) Primipara 22 36,7
Multipara 38 63,3 Grandemultipara 0 0 Total 60 100,0 Sumber: Data Sekunder Tahun 2016
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor KB IUD pasca salin memiliki paritas multipara sebanyak 38 responden (63,3%), sebagian kecil memiliki paritas primipara sebanyak 22 responden (36,7%) dan responden dengan paritas grandemultipara tidak dijumpai (0%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
B. Pembahasan
1. Karakteristik Akseptor KB IUD Pasca Salin Berdasarkan Umur
Hasil analisa data di RSU Rajawali Citra Bantul tentang Akseptor KB IUD Pasca Salin Bulan Januari-Juni 2016 menunjukkan bahwa mayoritas responden Akseptor KB IUD Pasca Salin berusia 20-35 tahun sebanyak 53 responden (88,3%) karena di usia tersebut adalah masa terbaik (normal) sehingga usia tersebut merupakan usia yang memungkinkan seseorang memiliki tingkat probabilitas yang tinggi untuk terjadi kehamilan, sehingga jika pasangan suami istri ingin mengatur jarak kelahiran anaknya maka kondisi usia ini sangat tepat.
Hasil penelitian di RSU Rajawali Citra berdasarkan umur didukung teori Saifuddin (2006) yaitu usia 20-35 tahun merupakan masa untuk mengatur kehamilan yaitu dengan cara menggunakan alat kontrasepsi yang efektifitas tinggi, dapat digunakan jangka panjang yaitu jenis kontrasepsi MOW/ MOP, IUD, implant, suntik dan pil kombinasi.
Penelitian ini sama hal nya dengan penelitian Rumiati S dan Handayani R (2012) bahwa distribusi umur responden menunjukkan sebagian besar responden ibu yang memilki usia 20-35 tahun merupakan usia yang baik untuk mengandung dan melahirkan, dianjurkan ibu pada usia tersebut untuk menggunakan IUD sebagai pilihan utama.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
Hasil analisa data di RSU Rajawali Citra Bantul Akseptor KB IUD pasca salin menunjukkan bahwa minoritas responden akseptor KB IUD pasca salin berusia <20 tahun sebanyak 1 orang (1,7%) karena masyarakat di wilayah RSU Rajawali Citra Bantul rata-rata usia pernikahannya ada di usia 20-35 tahun sehingga populasi masyarakat nikah di usia <20 tahun jumlahnya sangat sedikit.
2. Karakteristik Akseptor KB IUD Pasca Salin Berdasarkan Pendidikan Hasil analisa data di RSU Rajawali Citra Bantul menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 38 responden (63,3%) karena semakin tinggi pendidikan ibu diharapkan tinggi pula tingkat pengetahuan seseorang yang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya. Begitu juga dengan responden yang berpendidikan SMA sebanyak 38 responden (63,3%) mudah menerima informasi dengan baik jadi setiap Bidan di RSU Rajawali Citra memberikan konseling dan informasi tentang KB IUD Pasca Salin bisa di terima dengan baik dan memperkuat keputusan ibu untuk menggunakan KB IUD Pasca Salin.
Pendidikan berpengaruh kepada sikap wanita terhadap kesehatan, rendahnya pendidikan membuat wanita kurang peduli terhadap kesehatan sehingga ada sarana yang baik tersedia mereka kurang dapat memanfaatkan secara optimal karena rendahnya pengetahuan yang mereka miliki (Setiyaningrum, 2015).
Hasil analisa data di RSU Rajawali Citra Bantul Minoritas responden menggunakan KB IUD pasca salin berpendidikan SD
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
sebanyak 6 orang (10,0%) karena pendidikan responden tergolong rendah jadi setiap bidan memberikan konseling tentang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi responden kurang menerima informasi dengan baik jadi keinginan responden menggunakan KB IUD pasca salin lebih sedikit.
3. Karakteristik Akseptor KB IUD Pasca Salin Berdasarkan Pekerjaan Hasil analisa data di RSU Rajawali Citra Bantul menunjukkan mayoritas responden akseptor KB IUD pasca salin adalah ibu yang bekerja tidak mendapatkan gaji sebanyak 19 responden (31,7%) karena melihat penghasilan keluarga hanya dari satu orang jadi responden mempunyai keinginan untuk menggunakan KB IUD pasca salin karena alat kontrasepsi ini mempunyai efektifias tinggi dan jangka panjang, Ibu tidak perlu mengeluarkan biaya tiap hari atau tiap bulan untuk ke fasilitas kesehatan dan juga untuk memperingankan pengeluaran keuangan keluarga.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aldriana N (2013) yaitu jenis pekerjaan terkadang menjadi salah satu faktor pula sebab lingkungan kerja dan pendapatan dapat mempengaruhi pola pikir pasangan keluarga. Responden pengguna kontrasepsi IUD mayoritas memiliki latar belakang bekerja yang tidak berpenghasilan. Pemilihan kontrasepsi IUD ini bertujuan agar mencegah kehamilan lebih efektif. Mengingat mereka sebagian besar memiliki penghasilan yang masih terbatas sehingga program untuk memiliki banyak anak cukup menjadi suatu bahan pertimbangan.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
Hasil analisa data di RSU Rajawali Citra Bantul minoritas responden menggunakan KB IUD pasca salin adalah bekerja sebagai petani sebanyak 1 responden (1,7%) karena dengan melihat pekerjaan ibu sebagai petani ibu lebih sering menghabiskan waktu untuk bekerja jadi untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan ibu kurang sehingga keinginan untuk menggunakan KB IUD pasca salin yang efektifitas tinggi ibu lebih sedikit.
4. Karakteristik Akseptor KB IUD Pasca Salin Berdasarkan Paritas Hasil analisa data di RSU Rajawali Citra Bantul menunjukkan Mayoritas Akseptor KB IUD Pasca Salin adalah ibu yang mempunyai anak 2-4 (Multipara) yaitu sebanyak 38 responden (63,3%) karena ibu yang sudah mempunyai anak 2-4 lebih memilih untuk menghentikan mempunyai anak lagi jadi bidan di RSU Rajawali Citra sangat menganjurkan kepada pasangan suami istri untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang yaitu IUD pasca salin khususnya yang multipara selain untuk menjalankan program pemerintah 2 anak cukup akseptor juga bisa membatasi kehamilan dan kelahirannya.
Tingkat paritas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengguna IUD. Semakin banyak jumlah anak yang dilahirkan semakin tinggi keinginan responden untuk membatasi kelahiran akhirnya hal ini dapat mendorong responden untuk menggunakan IUD (Dewi, 2012).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Suratun (2008), sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak tidak hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak.
Hasil analisa data di RSU Rajawali Citra Bantul Minoritas responden menggunakan KB IUD pasca salin adalah ibu Grandemultipara ibu yang sudah melahirkan lebih dari 5 kali sebanyak 0 responden (0 %) karena ibu yang sudah mempunyai anak 5 atau ibu yang sudah melahirkan lebih dari 5 kali sangat dianjurkan untuk tidak hamil lagi dengan salah satu menggunakan Metode Operasi Wanita (MOW) jadi keinginan ibu untuk menggunakan KB IUD pasca salin sangat sedikit.
C. Keterbatasan Penelitian
a. Metode pengumpulan data sekunder dengan data yang diambil dari Rekam Medik tanpa melihat pasien dan mengontrol secara langsung, sehingga tidak dapat mengetahui faktor-faktor lain yang menyebabkan akseptor memilih untuk menggunakan KB IUD Pasca Salin.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di RSU Rajawali Citra Bantul mengenai Karakteristik Akseptor KB IUD Pasca Salin di RSU Rajawali Citra Bantul Bulan Januari-Juni 2016 sebanyak 60 responden. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan pemakaian IUD Pasca Salin di RSU Rajawali Citra Bantul sebagai berikut:
1. Sebagian besar akseptor KB IUD pasca salin di RSU Rajawali Citra Bantul berada pada usia 20-35 tahun sebanyak 53 responden (88,3%) 2. Sebagian besar akseptor KB IUD pasca salin di RSU Rajawali Citra
Bantul berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 38 responden (63,3%)
3. Sebagian besar akseptor KB IUD pasca salin di RSU Rajawali Citra Bantul memiliki ibu bekerja yang tidak berpenghasilan sebanyak 19 responden (31,7%)
4. Sebagian besar akseptor KB IUD pasca salin di RSU Rajawali Citra Bantul adalah Paritas multipara (P2-4) sebanyak 38 responden (63,3%).
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Institusi Stikes Jendral Achmad Yani
Disarankan bagi mahasiswa dapat mengembangkan hasil penelitian ini untuk dijadikan referensi dan dapat dijadikan pembelajaran di perpustakaan.
2. Bagi Bidan di RSU Rajawali Citra Bantul
Disarankan untuk meningkatkan program KB efektif dan lokasi khusus untuk pembahasan IUD pasca salin yang berkaitan dengan penentuan sasaran, merencanakan cakupan IUD Pasca salin di wilayah RSU Rajawali Citra Bantul, mengingat bahwa KB IUD merupakan efektifitas yang sangat tinggi maka salah satu yang dilakukan promosi kesehatan dan konseling yang telah berjalan dengan baik menjadi lebih baik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Disarankan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang KB, khususnya KB IUD Pasca Salin dengan menjadikan hasil penelitian ini sebagai sumber referensi.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga P. (2009). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arum. (2011). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuhamedika.
Asria W, Machmuda, Ulfa N. (2013). Gambaran Pola Menstruasi Pada Akseptor Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang.
Aldriana N. (2013). Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB AKDR di Puskesmas Rambah Samo I.
Bapedda. (2014). Kependudukan dan Keluarga Berencana (KB). Diakses dari
http://www.bappenas.go.id tanggal 2 Februari 2014.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (2011). Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Keluarga Sejahtera. Yogyakarta.
BKKBN. (2012). Laporan Pencapaian Peserta KB Baru Tahun 2012. Yogyakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
BKKBN Propinsi Jawa Tengah (2013). Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi dan Pengendalian Lapangan.
BKKBN. (2014). Rekapitulasi Penggunaan KB Propinsi DIY. Yogyakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.
BKKBN (2015). Pencapaian Peserta KB Baru Pasca Persalinan. Yogyakarta. BPS. (2013). Sensus Penduduk Indonesia 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Indonesia http: Id.wikipedia.org/wiki/sensus_penduduk_Indonesia. Cahyono. (2011). Memilih Kontrasepsi Alami dan Halal. Yogyakarta: Aqwa
Medika.
Dagun, S.M. (2008). Psikologi Keluarga (Peran Ayah Dalam Keluarga). Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi. Yogyakarta.
Dewi, M. (2010). Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Dinas Kesehatan Yogyakarta. (2013). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul. Yogyakarta.
Erfandi, A. (2008). Faktor-faktor Penggunaan Kontrasepsi. Keluarga Berencana di Desa Donoyudan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.
Hartanto, S. (2008). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Imbarwati. (2009). Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD Pada Peserta KB Non IUD diKecamatan Pudurungan Kota Semarang. Tesis Tidak Dipublikasikan. Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Di Ponegoro. Semarang.
Irianto, K. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung: Alfabeta. Kementrian Kesehatan RI. (2013). Pelayanan Keluarga Berencana Pasca
Persalinan.Fromhttp://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wpcontent/uploads/do wnloads/2013/01/Factsheet KB-PP.pdf.2015
Kemenkes R.I. (2014). Jenis Metode KB Pasca Salin. Jakarta: Kemenkes R.I. Manuaba, I.B.G. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pastuti, R. dan Siswanto A.W. (2007). Determinan Penggunaan Kontrasepsi IUD
di Indonesia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Pinem S. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.
Pratama. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Hormonal di Wilayah Kerja Puskesmas Lampa Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.
Rochma A. (2012). Tentang Kontrasepsi Intra Uterine Device(IUD) di Desa Donoyudan Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen.
Rumiati, S dan Handayani, R. (2012). Gambaran Kejadian Eksplusi Pemasangan IUD Pasca Persalinan di Kecamatan Baturraden dan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.
Saifuddin, A.B. (2010). Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
SDKI. (2012). Lampiran Peraturan Presiden RI No.5 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2012-2016. http://www.scribd.com/doc/49660295/SDKI-2009.
Syafruddin. (2011). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Untuk Bidan. Jakarta: Trans Info Media.
Setiyaningrum E. (2015). Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CVAlfabeta. Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sulistyawati A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
Medika.
Suratun. (2008). Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.
Syafrudin. (2011). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. Tiran D. (2006). Kamus Saku Bidan. Jakarta: EGC.
Wawan, A dan Dewi, M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusi. Cetakan II, Yogyakarta: Nuha Medika.
Warsiti dan Noviana P. (2015). Pengaruh Penyuluhan Kontrasepsi IUD dengan Minat dalam Menggunakan Kontrasepsi IUD Pada Wanita Usia diatas 35 Tahun di Dusun Manukan Condong Depok Sleman.
Wiludjeng, S. (2006). Pengantar Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. WHO. (2012). Trends In The Maternal Mortality: 1990 to 2010. Switzerland.