• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2016"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)2014

LAPORAN AKUNTABILITAS

KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH

(LAKIP)

2016

KANTOR KETAHANAN PANGAN

DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN

TANAH BUMBU

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ... 1

B. STRUKTUR ORGANISASI ... 2

C. SUMBERDAYA APARATUR DAERAH... 3

D. SARANA APARATUR ... 4

E. KONDISI UMUM ... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 7

A. PERNYATAAN VISI DAN MISI ... 7

1. Pernyataan Visi ... 7

2. Pernyataan Misi ... 8

B. PENETAPAN TUJUAN DAN SASARAN ... 9

1. Penetapan Tujuan ... 9

2. Penetapan Sasaran ... 10

C. CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN ... 13

1. Kebijakan ... 13

2. Program ... 14

D. RENCANA KINERJA TAHUN 2016... 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 16

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ... 16

B. REALISASI ANGGARAN... 35

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. SDM Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan ... 3

Tabel 2. Daftar Sarana dan Prasarana per Desember 2016 ... 4

Tabel 3. Penentuan Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016 ... ... 12

Tabel 4. Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2016 ... 17

Tabel 5. Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1 Tahun 2016 ... 20

Tabel 6. Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Tahun 2014, 2015 dan 2016 ... 21

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Keterkaitan Visi KKPD dengan Visi Pemkab Tanah Bumbu ... 8

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

1. Dasar Hukum Pembentukan Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu

Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Tanah Bumbu.

Dasar Pembentukan Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu adalah Perda Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

2. Tugas Pokok

Menurut Perda Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 20 Tahun 2011 Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai tugas pokok :

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang ketahanan pangan daerah.

3. Fungsi

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok tersebut Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai fungsi:

(5)

a. Pelaksanaan penyusunan rencana operasional dibidang ketahanan pangan;

b. Pelaksanaan perumusan program pemantauan dan evaluasi produksi pangan daerah;

c. Pelaksanaan perumusan program pemantauan, pengkajian dan evaluasi ketersediaan cadangan pangan, kerawanan pangan dan gizi pangan;

d. Pelaksanaan pemantauan, pengkajian dan evaluasi pelaksanaan pola distribusi dan analisis keamanan pangan;

e. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan mitra pengelola/ pelaku ketahanan pangan;

f. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas.

B. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari 1 Kepala Kantor, 1 Kepala Sub Bagian, 3 Kepala Seksi dengan rincian sebagai berikut :

 Kepala Kantor

 Kepala Sub Bagian Tata Usaha

 Kepala Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan  Kepala Seksi Distribusi Pangan

(6)

C. SUMBER DAYA APARATUR DAERAH

Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu per 31 Desember 2016 memiliki Sumber Daya Aparatur Daerah (SDAD) sebanyak 14 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 5 Orang merupakan Pejabat Struktural sedangkan sisanya sebanyak 9 orang merupakan staf pelaksana. Berdasarkan analisis beban kerja dibandingkan banyaknya pegawai, jumlah SDAD tersebut belum cukup memadai untuk kebutuhan, sedangkan ditinjau dari kualitas dan tingkat pendidikan, juga belum cukup memadai untuk kebutuhan yang ada dan perlu peningkatan SDM melalui pengembangan wawasan dan keterampilan dengan mengikut sertakan pegawai pada diklat dan sekolah dimasa yang akan datang.

Rincian secara lengkap SDAD yang dimiliki Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.

SDM Menurut Golongan dan Tingkat Pendidikan

No. Uraian Golongan Pendidikan

IV III II I S2 S1 DIII DII DI SMA SLTP

1 Struktural

Kepala Kantor 1 - - - 1 - - - - -

Kepala Sub bagian Tata

Usaha - 1 - - 1 - - - -

Kepala Seksi Ketersediaan dan

Kerawanan Pangan - 1

- - 1 - - - - Kepala Seksi Distribusi

Pangan - 1 - - - 1 - - - - -

Kepala Seksi Konsumsi, Keamanan dan Gizi Pangan - 1 - - 1 - - - - Sub Jumlah 1 4 - - 3 2 - - - - - 2 PNS Struktural/Staf - 6 3 - - 6 - 1 - 3 - Sub Jumlah - 6 3 - - 6 - - 3 - Jumlah 1 10 3 - 3 8 - 1 - 3 -

(7)

D. SARANA APARATUR

Untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu dilengkapi dengan sarana dan prasarana berupa aktiva tanah dan bangunan, inventaris kantor, kendaraan dinas dan fasilitas lainnya. Dari jumlah tersebut secara umum sarana dan prasarana tersebut masih belum cukup memadai. Oleh karena itu sarana dan prasarana penunjang masih perlu ditingkatkan dimasa mendatang dalam rangka mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.

Daftar Sarana dan Prasarana per Desember 2016

No. Sarana dan Prasarana Unit Buah / set / m

1 White Broad 11

2 Camera Film 2

3 Lemari Kayu 7

4 Filling Kabinet 8

5 Kipas Angin 7

6 Mesin Pemotong Rumput 1

7 Printer 12 8 Meja Kerja 10 9 Kursi Kerja 23 10 Sofa 1 11 Sound System 1 12 Hambal 2 13 Gorden 1 14 Dispencer 3

15 Meja Kerja Partisi 20

16 AC 2

17 Alat Ukur Kadar Air Beras 1

18 Knapsack Engine Sprayer 2

19 Alat Pengusir Burung 1

20 Alat Pengusir Tikus 1

21 Gorden 1

22 Stavol 1

(8)

E. KONDISI UMUM 1. Geografis

Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu terletak di antara 252’ - 347’ Lintang Selatan dan 11515’- 1164’ Bujur Timur.

Secara administratif, Kabupaten Tanah Bumbu memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru; - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru; - Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Banjar serta Kabupaten Tanah Laut.

Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu memiliki luas wilayah + 5.066,96 km, dengan Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan terluas (1.697,42 km) diikuti oleh Kecamatan Batulicin (1.559,26 km), Kecamatan Satui (1.028,12 km), Kecamatan Kusan Hilir (401,54 km) dan kecamatan Sungai loban (380,62 km) dengan jumlah penduduk 306.185 jiwa (data statistik tahun 2014). Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu meliputi 10 (sepuluh) Kecamatan masing-masing:

1. Kecamatan Kusan Hilir, yang terdiri dari 1 kelurahan dan 34 desa 2. Kecamatan Batulicin, terdiri dari 5 desa

3. Kecamatan Simpang Empat, terdiri dari 7 desa 4. Kecamatan Karang Bintang, terdiri dari 10 desa 5. Kecamatan Mantewe, terdiri dari 12 desa

(9)

6. Kecamatan Kusan Hulu, terdiri dari 20 desa 7. Kecamatan Kuranji, terdiri dari 6 desa 8. Kecamatan Sei loban, terdiri dari 12 desa. 9. Kecamatan Satui, terdiri dari 12 desa. 10. Kecamatan Angsana, terdiri dari 7 desa

2. Sumber Daya Manusia

Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2015 mempunyai jumlah penduduk 306.641 jiwa. Pada umumnya pekerjaan penduduk Kabupaten Tanah Bumbu adalah petani, nelayan sedangkan sisanya terdiri atas Pegawai negeri, pedagang dan lain-lain.

3. Ekonomi dan Sumber Daya Alam

Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu memiliki sumber daya alam yang cukup banyak dan beragam, baik sumberdaya hutan berikut hasil ikutannya, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan serta pertambangan dan industri. Potensi ekonomi tersebut merupakan peluang bagi penduduk untuk menambah pendapatan mereka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Ketahanan dan Ketertiban Umum

Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di kabupaten Tanah Bumbu pada umumnya dalam keadaan aman dan tertib. Kondisi ini tentunya dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat secara berkesinambungan yang juga sangat mendukung terhadap berkurangnya tingkat pelanggaran hukum dan tingkat kriminal dimasyarakat.

(10)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA A. PERNYATAAN VISI DAN MISI

1. Pernyataan Visi

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana instansi Pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisifatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi Pemerintah.

Dengan memperhatikan situasi dan kondisi pada saat ini dan mengantisipasi perubahan dimasa yang akan datang, Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu menetapkan visi sebagai berikut :

“Terwujudnya ketahanan pangan yang di tingkat Rumah Tangga berbasis pangan lokal yang dapat diakses baik fisik maupun ekonomi secara berkelanjutan.”

Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu menyadari bahwa ke depan dengan pernyataan visi tersebut, diperlukan langkah dan strategi antisipatif dan inovatif untuk mewujudkannya. Visi tersebut juga menunjukan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu. Penetapan visi tersebut juga merupakan motivasi utama bagi Kantor Ketahanan Pangan Daerah bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan lainnya untuk merefleksikan tujuan yang akan dicapai dalam jangka panjang.

(11)

Lebih jelasnya keterkaitan antara Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu dengan Visi Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.

Keterkaitan Visi KKPD dengan Visi Pemkab Tanah Bumbu

2. Pernyataan Misi

Misi adalah merupakan suatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi tersebut diharapkan seluruh jajaran organisasi dan pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal dan mengetahui keberadaan dan peran dari Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukan, kapan dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.

Perumusan misi organisasi harus memperhatikan dan menampung masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) dan memberikan peluang untuk perubahan sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan.

Visi Pemkab TANAH BUMBU “TERWUJUDNYA KABUPATEN

TANAH BUMBU SEBAGAI POROS MARITIM UTAMA SERTA PUSAT PERDAGANGAN, INDUSTRI, DAN PARIWISATA DI KALIMANTAN BERBASIS PADA KEUNGGULAN

LOKAL DAN POTENSI

STRATEGIS DAERAHMENUJU

TANAH BUMBU YANG MAJU, SEJAHTERA DAN BERINTELEKTUAL TINGGI (MARDANI)” Implementasi Visi KKPD “’ Terwujudnya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga

berbasis pangan lokal yang dapat diakses baik

fisik maupun ekonomi secara berkelanjutan

(12)

Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu menetapkan misi sebagai berikut:

1. Mengembangkan kelembagaan, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya mendukung ketahanan pangan yang berbasis pangan lokal untuk meningkatkan pendapatan,

2. Meningkatkan fasilitasi, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan keamanan analisis (ketersediaan, kerawanan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan) untuk pengembangan dan perumusan kebijakan pangan daerah,

3. Meningkatkan peran pemerintah dalam pengolahan cadangan pangan daerah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan lumbung pangan,

4. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antara lembaga/instansi terkait dalam pemantapan ketahanan pangan daerah.

B. PENETAPAN TUJUAN DAN SASARAN 1. Penetapan Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan juga merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun ke depan.

Adapun tujuan dan sasaran strategis adalah :

Tujuan

(13)

Sasaran

a. Meninghkatkan Ketahanan Pangan Daerah

2. Penetapan Sasaran

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Sasaran merupakan bagian integral dalam sistem perencanaan Strategis yang berfokus pada tindakan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan atau aktivitas.

Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, terukur, menantang namun dapat dicapai, berorientasi pada hasil dan dapat dicapai dalam periode 1 (satu) sampai 2 (dua) tahun. Karakteristik dari sasaran yang baik paling tidak terdiri atas:

1. S – Specific

Jelas dan secara spesifik menunjukan sasaran apa yang ingin dicapai.

2. M – Measurable

Sasaran yang ada harus bisa diukur sehingga memudahkan dalam penyusunan LAKIP dan evaluasinya

3. A – Acceptable

Sasaran yang ada walaupun menantang namun masih bisa dicapai oleh instansi yang bersangkutan.

(14)

Sasaran yang ada lebih berorientasi pada hasil yang ingin dicapai bukan hanya sekedar output

5. T – Timeliness

Dapat dicapai dalam hitungan waktu misalnya semesteran, triwulan maupun tahunan.

Berdasarkan uraian di atas, maka Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu menetapkan strategi bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yaitu :

a. Mengembangkan sistem ketahanan pangan daerah yang mengarah pada pertanian berwawasan agribisnis yang mempunyai daya saing, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

b. Mengembangkan kegiatan-kegiatan penyediaan data untuk pengambilan kebijakan.

c. Mengembangkan sistem pengadaan lumbung pangan desa serta pembinannya.

d. Pengembangan sistem pemantauan produksi, ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan.

e. Pembinaan sistem pelaporan produksi, ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan.

f. Pengembangan sistem pengamanan harga dengan memperkuat permodalan Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan dalam jual beli gabah/beras dan pengadaan lumbung pangan.

Untuk melakukan penilaian terhadap keberhasilan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan di atas, maka ditetapkan indikator

(15)

kinerja sasaran yang sangat berguna untuk memudahkan perhitungan kinerja pada Penyusunan LAKIP setiap tahunnya. Adapun indikator kinerja sasaran tersebut secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.

Penentuan Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016

Sasaran Indikator Kinerja Utama

1 Meningkatkan Ketahanan Pangan 1 Ketersediaan Pangan Utama

2 Ketersediaan Cadangan Pangan Utama

C. CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN

Setelah menetapkan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan cara pencapaiannya (bagaimana). Adapun cara-cara mencapai tujuan dan sasaran meliputi penetapan Kebijaksanaan, Program dan Kegiatan atau aktivitas.

1. Kebijakan

Kebijakan adalah rumusan ketentuan yang telah disepakati pihak terkait yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan dan petunjuk bagi kegiatan aparatur pemerintah dan masyarakat, agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran untuk mewujudkan misi dan visi Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

(16)

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu menetapkan kebjikasanaan sebagai berikut :

1. Pengembangan sistem pemantauan produksi, ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan.

2. Pembinaan sistem pelaporan produksi, ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan.

3. Pengembangan sistem pengamanan harga dengan memperkuat permodalan Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan dalam jual beli gabah / beras dan pengadaan lumbung pangan.

2. Program

Program merupakan program kerja operasional yang pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi organisasi. Dengan demikian program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya manusia yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana. Dari segi substansi dan dimensi waktu maka program kerja operasional merupakan penjabaran rinci tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan.

Adapun program yang berhubungan dengan tugas dan fungsi Kantor Ketahanan Pangan Daerah hanya ada 1 (satu) program yaitu

(17)

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan) yang terdiri atas 10 (sepuluh) kegiatan :

1. Penanganan Daerah Rawan pangan

2. Laporan Berkala Kondisi Ketahanan Pangan Daerah 3. Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan 4. Pengembangan Desa Mandiri Pangan

5. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan 6. Pemantauan dan Analisis Harga Pangan Pokok 7. Percepatan Diversifikasi Pangan Pokok 8. Koordinasi Kebijakan Perberasan

9. Pengembangan Cadangan Pangan Daerah 10. Pengembangan Lumbung Pangan Desa

D. RENCANA KINERJA TAHUN 2016

Target kinerja mempresentasikan nilai kuantitatif yang harus dicapai dalam tahun 2016 dari semua indikator kinerja yang melekat pada tingkat sasaran maupun tingkat kegiatan. Target kinerja pada tingkat sasaran akan dijadikan benchmark dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam upaya pencapaian misi dan visinya. Sedangkan target kinerja untuk tingkat kegiatan didefinisikan dalam Rencana Kerja Tahun 2016 untuk tujuan pengukuran efisiensi dan efektifitas kegiatan.

(18)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Sebagaimana diketahui Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis.

Evaluasi kinerja dimulai dengan perhitungan pengukuran kinerja untuk kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016, mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja dengan menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) yang dilanjutkan dengan formulir Penilaian Pencapaian Sasaran (PPS). Berbeda dengan Indikator Kinerja pada Kegiatan yang bisa terdiri dari input, output dan outcome, indikator kinerja pada sasaran lebih banyak mengarah pada indikator output, outcome, bahkan bisa benefit atau impact.

(19)

Perolehan hasil pengukuran kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel. 4

Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2016

NO SASARAN PERSENTASE

CAPAIAN

1 Meningkatkan Ketahanan Pangan 135,33 %

RATA-RATA CAPAIAN 150,36 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase sasaran yang dicapai telah memenuhi keinginan yang diharapkan. Dari capaian tersebut, diperoleh rata-rata nilai capaian kinerja sasaran sebesar 150,36 % atau dengan interpretasi “ Berhasil”. Dengan kata lain pencapaian kinerja Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 telah dapat memenuhi tugas fungsi yang telah dibebankan.

Analisis atas capaian kinerja pada tahun 2016 untuk sasaran strategis adalah sebagai berikut :

Sasaran 1 Meningkatkan Ketahanan Pangan

Keberhasilan yang diperoleh Kantor Ketahanan Pangan Daerah dalam mencapai persentase capaian dari sasaran yaitu sebesar 150,36 % adalah bentuk keberhasilan hasil dari kerjasama yang baik dengan semua pihak yang terkait, terutama Tim Penggerak PKK Kabupaten yang begitu banyak mendukung kegiatan ketahanan pangan utamanya di seksi Konsumsi, Keamanan dan Gizi Pangan.

(20)

Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yag paling utama, karena itu pemenuhannya menjadi bagian dari hak asasi setiap individu. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan pembangunan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, dimana pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan. Mengingat pentingnya masalah pangan, setiap negara memprioritaskan pembangunan ketahanan pangan sebagai fondasi bagi pembangunan sektor-sektor lainnya.

Peningkatan ketahanan pangan masyarakat masih menghadapi berbagai masalah baik pada tingkat mikro maupun makro. Pada sisi mikro, upaya pemantapan ketahanan pangan menghadapi tantangan utama dengan masih besarnya proporsi penduduk yang mengalami kerawanan pangan mendadak, karena bencana alam dan musibah serta kerawanan pangan kronis karena kemiskinan. Sedangkan pada posisi makro, upaya pemantapan ketahanan pangan menghadapi tantangan utama pada peningkatan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pangan domestik dan peningkaatan kapasitas produksi pangan dalam era keterbukaan ekonomi dan perdagangan global.

Berdasarkan arah dan ruang lingkup Rencana Strategis Pembangunan Ketahanan Pangan, maka kebijakan pembangunan ketahanan pangan adalah : 1. Ketahanan pangan dibangun berdasarkan keragaman sumberdaya,

(21)

2. Ketahanan pangan dikembangkan berdasarkan efisiensi ekonomi keunggulan kompetitif komoditas dan wilayah;

3. Pengaturan distribusi pangan mengacu pada mekanisme pasar yang kompetitif, dan

4. Ketahanan pangan dibangun sebagai bagian dari upaya peningkatan pendapatan petani.

Seiring dengan proses otonomi daerah yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2000, peranan daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan menjadi semakin meningkat. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di wilayah kerjanya. Partisipasi tersebut diharapkan memperhatikan beberapa azas, yaitu :

1. Mengembangkan keunggulan komparatif yang dimiliki oleh masing-masing daerah sesuai dengan potensi sumberdaya spesifik yang dimilikinya, serta disesuaikan dengan kondisi social dan budaya setempat.

2. Menerapkan kebijakan yang terbuka dalam arti menselaraskan kebijakan ketahanan pangan daerah dengan kebijakan ketahanan pangan nasional. 3. Mendorong terjadinya perdagangan antar daerah.

4. Mendorong terciptanya mekanisme pasar yang berkeadilan.

Dalam penyelenggaran ketahanan pangan, peran pemerintah provinsi dan Kabupaten/kota dalam mewujudkan ketahanan pangan sebagaimana diamanatkan dalam pasal 13 PP Nomor 68 tahun 2002 adalah melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan ketahanan pangan diwilayah masing-masing dan mendorong keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan ketahanan pangan,

(22)

dilakukan dengan : (a) memberkan informasi dan pendidikan ketahanan pangan; (b) meningkatkan motovasi masyarakat; (c) membantu kelancaran penyelenggaraan ketahanan pangan; (d) meningkatkan kemandirian.

Tabel 5.

Target Dan Realisasi Kinerja Sasaran 1 Tahun 2016

No INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI % 1 Ketersediaan Pangan Utama 90 % 135,33% 150,36 2 Ketersediaan Cadangan Pangan Utama 28,57 % 79,03 % 27,66

Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian Target Kinerja Sasaran adalah sebagai berikut :

Program/Kegiatan PAGU

(Rp)

Realisasi Penyerapan Dana

Rp %

I Program Peningkatan Ketahanan

Pangan (pertanian/perkebunan) 527.694.000 504.374.000 95,58

1 Penanganan daerah rawan pangan 5.900.000 5.300.000 89,83 2 Laporan berkala kondisi ketahanan pangan

daerah 5.300.000 5.300.000 100,00

3 Pemanfaatan pekarangan untuk

pengembangan pangan 39.978.000 21.730.000 54,35 4 Pemantauan dan analisis harga pangan

pokok 13.200.000 11.800.000 89,39

5 Pengembangan cadangan pangan daerah 148.700.000 147.550.000 99,23 6 Pengembangan desa mandiri pangan 4.650.000 4.650.000 100,00 7 Pengembangan lumbung pangan daerah 214.150.000 213.230.000 99,57 8 Peningkatan mutu dan keamanan pangan 65.366.000 64.364.000 98,47 9 Koordinasi kebijakan perberasan 20.600.000 20.600.000 100,00 10 Percepatan diversifikasi pangan pokok 9.850.000 9.850.000 100,00

Secara proporsional realisasi penyerapan dana kegiatan sangat baik yaitu 95,58 % dengan rata-rata capaian sekitar 93,05 %. Dari semua kegiatan yang

(23)

telah dilaksanakan dapat dilihat hanya 1 (satu) kegiatan yang nilai serapannya cukup yaitu kegiatan Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Pangan yaitu sebesar 54,35 %. Kecilnya serapan ini tidak terlepas dari adanya pengurangan anggaran, sebagai dampak dari devisit anggaran Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu di tahun 2016.

Table 6.

Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Tahun 2014, 2015 dan 2016 No Kinerja Sasaran Capaian Kinerja Sasaran (%)

2014 2015 2016

1. Penanganan Daerah Rawan Pangan 100 69,70 89,83 2. Laporan Berkala Kondisi Ketahanan

Pangan Daerah 100 100 100

3. Pemanfaatan Pekarangan Untuk

Pengembangan Pangan 100 65,57 54,35

4. Pengembangan Desa Mandiri Pangan 100 100 100 5. Peningkatan Mutu Dan Keamanan

Pangan 100 91,68 98,12

6. Pemantauan Dan Analisis Harga

Pangan Pokok 100 100 89,39

7. Percepatan Diversifikasi Pangan

Pokok 100 100 100

8. Koordinasi Kebijakan Perberasan 100 42,00 100 9. Pengembangan Cadangan Pangan

Daerah 100 13,21 99,23

10. Pengembangan Lumbung Pangan

(24)

B. REALISASI ANGGARAN

Evaluasi penerapan kinerja terhadap pelaksanaan program/ kegiatan pembangunan ketahanan pangan dapat dilihat pada tabel berikut ini

Pencapaian hasil kinerja sampai Desember 2016 dibagi dalam 3 (tiga) program yang terdiri dari 21 (dua puluh satu) sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Pencapaian hasil pada program pelayanan administrasi perkantoran terdiri

dari 10 (sepuluh) kegiatan direncanakan menggunakan dana sebesar Rp. 734.078.500 terealisasi sebesar Rp. 681.788.358 atau 92,88%.

2. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Pencapaian hasil pada program peningkatan disiplin aparatur yang terdiri dari pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu, direncanakan menggunakan dana sebesar Rp. 10.000.000 terealisasi sebesar Rp. 10.000.000 atau 100 %.

3. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

Pencapaian hasil pada program peningkatan ketahanan pangan yang terdiri

dari 10 (sepuluh) kegiatan direncanakan menggunakan dana sebesar Rp. 527.694.000 terealisasi sebesar Rp. 504.374.000 atau 95,58 %.

Dari keseluruhan program/ kegiatan pencapaian kinerja sampai Desember 2016 direncanakan menggunakan dan sebesar Rp. 1.271.772.500 terealisasi sebesar Rp. 1.196.162.358 atau 94,05 %.

(25)

BAB IV PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2016 merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2016. LAKIP ini disusun sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor : 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini diharapkan dapat memacu pelaksanaan Good Corporate Governance dan Clear Government yang melibatkan Stakeholder sehingga ke depan akan tercipta sasaran dan hasil kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.

Akhirnya, berkat kerja keras serta ketekunan Tim Perumus dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat disusun untuk dapat dipergunakan sebagai bentuk transparansi terhadap masyarakat. Terima Kasih.

Kepala

Kantor Ketahanan Pangan Daerah

H. AKHMAD FAUZI, SP, MP

Pembina Tk.I

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu solusi masalah yang dianggap sesuai dalam pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan permainan kecil dalam pemanasan.Adapun tujuan yang diharapkan

Hasil penelitian pada BUSN devisa dalam pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa faktor profil risiko dengan rasio Non Perform

Kerja Tuhan Allah sebagai penyelamat umatnya ini dapat dilihat dari dua segi atau aspek, yaitu karyanya di dalam Yesus Kristus untuk memperbaiki hubungan Tuhan

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ RISIKO KEUANGAN

Hasil dari penelitian ini Bank Bank BTPN cabang Surakarta menerapkan 6 dimensi mutu pelayanan prima customer service yaitu dimensi keandalan(reliability), dimensi

Penyerapan Nitrogen dan Fosfor Rumput Laut di Teluk Gerupuk Berdasarkan laju penyerapan nutrien (N dan P), biomassa panen, dan luasan area bu- didaya, maka dapat dilakukan estimasi

Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam program pesantren ramadhan ini adalah; pelatihan pembuatan bouquet bunga, Achievement Motivation Training (AMT), pemutaran