• Tidak ada hasil yang ditemukan

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor20 Tahun. dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor20 Tahun. dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK

TEKNIS

PENGGUNAAN

DANA

ALOKASI

KHUSUS

BIDANG

ENERGI

PERDESAAN

TAHUI.I

ANGGARAN

2014

(Peraturan

Menteri

Energi

dan Sumber

Daya

Mineral

Republik

Indonesia

Nomor

3 Tahun

2014

tanggal

1 7 Janua

ri 2014)

DENGAN

RAHMAT

TUHAN

YANG

MAHA ESA

MENTERI

ENERGI

DAN SUMBER

DAYA

MINERAL

REPUBLIK

INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa dalam rencana pembangunan energi tebarukan telah d ialokasikan anggaran dari Dana Alokasi Khusus Bidang Energi perdesaan sebagaimana dimaksud dalam peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.0TlZ013 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014;

b. bahwaberdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud dalam huruf a dan sesuai dengan k e t e n t u a n P a s a f 5 9 a y a t ( 1 ) p e r a t u r a n Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, perlu menetapkan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineraltentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi K h u s u s B i d a n g E n e r g i p e r d e s a a n Tahun Anggaran 2014:

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor30Tahun ZA0T tentang Energi (Lembaran Negara Republik fndonesia Tahun 2007 Nomor gG, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4246); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik tndonesia Nomor 5052);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone-sia Nomor 45TE);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 3g Tahun 2007 t e n t a n g P e m b a g i a n U r u s a n p e m e r i n t a h a n Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4T3T); 5. Peraturan Presiden Nomor 3g Tahun 2013

tentang Rencana Kerja pemerintah Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor gl );

6. Keputusan Presiden Nomor Sg/p Tahun 2011 tanggal 1 8 Oktob er 2011 ;

Wafta Perundang-u ndangan/l S Mei 201 4

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor20 Tahun 2009 tanggal 6 Aprit 2009 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah;

8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya M i n e r a l N o m o r 1 8 T a h u n 2 0 1 0 t e n t a n g Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor bS2) sebagaimana telah diubah dengan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 22Tabun2013 (Berita Negara Republik Indone-sia Tahun 2013 Nomor 1A24;

9 . P e r a t u r a n M e n t e r i K e u a n g a n N o m o r 1g0/ PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum dan Afokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014 (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2413 Nomor 1465);

MEMUTUSI(AN: Menetapkan :

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANAALOKASI KHUSUS BI DANG ENERGI PERDESAAN TAHUN ANGGARAN 2014.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. DanaAlokasi Khusus Bidang Energi perdesaan yang selanjutnya disebut DAK Bidang Energi Perdesaan adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan pembangunan energi terbarukan.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro yang selanjutnya disingkat PLTMH adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air di bawah kapasitas 1 (satu) MW yang dapat berasal dari saluran irigasi, sungai, atau airterjun alam, dengan eara memanfaatkan tinggi terjunan dan jumlah debit air.

(2)

3 . Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik T e r p u s a t y a n g s e l a n j u t n y a d i s e b u t P L T S Fotovoltaik Terpusat adalah pembangkit listrik yang mengubah energi matahari menjadilistrik dengan menggunakan modul fotovoltaik dan e n e r g i l i s t r i k y a n g d i h a s i l k a n s e l a n j u t n y a disalurkan kepada pemakai melalui jaringan tenaga listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik T e r s e b a r y a n g s e l a n j u t n y a d i s e b u t P L T S Fotovoltaik Tersebar adalah pembangkit listrik yang mengubah energi matahari menjadi listrik dengan menggunakan modul fotovoltaik dan e n e r g i l i s t r i k y a n g d i h a s i l k a n s e l a n j u t n y a d i s a l u r k a n la n g s u n g k e i n s t a l a s i r u m a h pemakai.

Biogas adalah gas yang merupakan produk akhir peneernaan anaerobik biomassa oleh mikro organisme di dalam tangki peneerna (digester) dengan komponen utama metana 40% (empat puluh persen) sampai dengan 7 O % ( t u j u h p u l u h p e r s e n ) d a n k a r b o n -dioksida.

Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut SKPD Kabupaten adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah K a b u p a t e n y a n g b e r t a n g g u n g j a w a b d a n menangani bidang energi yang akan meng-gunakan anggaran atau menyelenggarakan kegiatan yang dibiayaidari DAK Bidang Energi Perdesaan.

Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang selanjutnya disebut SKPD Provinsi adatah organisasi/lembaga pada Pemerintah provinsi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dekonsentrasi/tugas pemerintahan di bidang energi dan sum ber daya mineral di daerah provinsi.

Menteri adafah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerin tahan di bidang ketenagalistrikan dan energi baru, terbarukan, dan konservasi energi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang selanjutnya disebut Kementerian ESDM adalah kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Direktur Jenderal Energi Baru, Jierbarukan, dan Konservasi Energi yang selanjutnya disebut Dirjen EBTKE adalah direktur jenderal yang melaksanakan tugas dan bertanggung jawab atas perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi energi.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasa12

(1) Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah kabupaten dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dari segi teknis terhadap kegiatan yang dibiayai dari DAK Bidang Energi Perdesaan TahunAnggaran 2014.

@ Petunjuk teknis ini bertujuan:

a. menjamin tertib perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi DAK Bidang Energi Perdesaan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten;

b. menjaminterlaksananyakoordinasiantara Kementerian dan Pemerintah Kabupaten d a l a m p e r e n c a n a a n , p e l a k s a n a a n , pemantauan, dan evaluasi kegiatan yang didanai dari DAK Bidang Energi perdesaan; c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi p e m a n f a a t a n D A K B i d a n g E n e r g i Perdesaan, serta mensinergikan kegiatan yang didanai dari DAK Bidang Energi Perdesaan;

d. meningkatkan pemanfaatan energi ter-b a r u k a n s e ter-b a g a i u p a y a m e w u j u d k a n sasaran bauran energi nasional untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil/konvensional ; dan

e. meningkatkan peran serta pemerintah daerah dalam upaya pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan.

Pasal 3

Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri Inl meliputi:

a. arah kegiatan,$asaran dan perencanaan; b. koordinasipenyelenggaraan;

c. tugas dan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan dan anggaran;

d. sosialisasi, pemantauan, dan evaluasi; e. pelaporan;dan

f. penilaian kinerja. BABIII

ARAH KEGIATAN, SASARAN, DI\N PERENCANAAN

Pasal 4

(1) DAK Bidang Energi Perdesaan diarahkan untuk membiayai kegiatan fisik pembangunan 4 . 5 . 6 . 7 . 8. 9 . 1 0 .

(3)

instalasi pemanfaatan energi terbarukan yang meliputi:

a. pembangunan PLTMH;

b. rehabilitasi PLTMH dan/atau PLTS Terpusat yang rusak;

e. perluasan/peningkatanpelayanantenaga listrik dari PLTMH dan/atau PLTS terpusat; d. pembangunan PLTS Terpusat dan/atau

PLTS Tersebar;

e. pembangunan instalasiBiogas skala rumah tangga.

(2) Pembangunan PLTMH dan PLTS Terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf d merupakan instalasi pembangkit tenaga listrik yang tidak terhubung dengan jaringan tenaga listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya (off grid). (3) Rehabilitasi PLTMH dan/atau PLTS Terpusat

y a n g r u s a k s e r t a p e r l u a s a n / p e n i n g k a t a n pelayanan tenaga listrik dari PLTMH dan/atau PLTS Terpusat sebagaimana dimaksud pada a y a t ( 1 ) h u r u f b d a n h u r u f e h a n y a d a p a t dilakukan terhadap instalasi pembang kit ten aga listrik yang tidak terhubung dengan jaringan tenaga listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya (off grid).

(4) Kegiatan pembangunan PLTMH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan kegiatan prioritas.

(5) Kegiatan pembangunan PLTSTerpusatdan/atau PLTS Tersebar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dapat dilakukan apabila di suatu kabupaten tidak mempunyai potensi energi air skala keeil yang layak secara teknis dapat dikembangkan sebagai PLTMH.

( 6 ) P e l a k s a n a a n p e m b a n g u n a n i n s t a l a s i pemanfaatan energ i terbarukan yang d ibiayai da ri DAK Bidang Energi Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan sesuai denga n persyaratan dan spesifi kasi teknis sebagaimana tereantum dalam Lampiran I yang m e r u p a k a n b a g i a n t i d a k t e r p i s a h k a n d a r i Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

(1) Untuk setiap kabupaten penerima DAK Bidang Energi Perdesaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran flA yang merupakan bagian tidak Warta Perundang-lJndangan/l 3 Mei 201 4

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini, wajib o mengalokasikan paling sedikit 15 0/0 (lima belas

persen) dari anggarannya untuk pembangunan instalasi Biogas skala rumah tangga.

(2) Untuk setiap kabupaten penerima DAK Bidang Energi Perdesaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran flB yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini, wajib mengalokasikan paling sedikit 30 % (tiga puluh persen) dari anggarannya untuk pembangunan instalasi Biogas skala rumah tangga.

(3) Untuk kabupaten penerima anggaran DAK Bidang Energi Perdesaan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), penggunaan anggaran untuk pembangunan instalasi Biogas skala rumah tangga disesuaikan dengan potensi ternak masing-masing kabupaten.

(4) Terhadap kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) yang tidak dapat memenuhi kewajiban alokasi anggaran untuk pembangunan instalasi Biogas skala rumah tangga maka Dirjen EBTKE dapat memberikan persetujuan perubahan persentase alokasi anggaran untuk pembangunan instalasi Biogas skala rumah tangga setelah terlebih dahulu melakukan verifikasi lapangan bersama SKpD provinsi setempat.

( 5 ) K a b u p a t e n y a n g m e n d a p a t r e k o m e n d a s i persetujuan perubahan persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat melakukan pembangunan instalasi Biogas skala rumah tangga sesuai dengan jumlah persentase alokasi anggaran yang disetujui.

Pasal 6

Sasaran penerima/pemanfaat DAK Bidang Energi Perdesaan untuk kegiatan yang menghasilkan energi listrik diperuntukkan pada desa yang belum ter-jangkau listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero) dan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya.

Pasal 7

(1) Berdasarkan penetapan alokasi DAK Bidang Energi Perdesaan dari Menteri Keuangan, bupati p e n e r i m a D A K B i d a n g E n e r g i P e r d e s a a n membuat rencana kegiatan yang akan didanai dari DAK Bidang Energi Perdesaan secara partisipatif berdasarkan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

(4)

Rencana kegiatan dan perubahannya disampaL kan kepada Menteridengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, tiirlen EBTKE, dan Kepala SKpD provinsi.

Re1c.9na kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayTt(z)disampaikan pating lambat 3 (tiga) butan setelah diundangkannya peraturan Menieri in i.

BAB IV

KOORDINASI PENYELENGGARAAN Pasal 8

P.ul"r rangka penyelenggaraan kegiatan DAK Bidang Energi Perdesaan, Kementeiian ESDM m e l a k u k a n k o o r d i n a s i d e n g a n p e m e r i n t a h Daerah.

Dalam rangka koordinasi sebagaimana di-maksud pada ayat (1) Kementerian ESDM melakukan sosialisasi petunjuk teknis dan p e m a n t a u a n s e r t a e v a l u a s i terhadap pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Energi Perdesaan.

(3) Menteri melimpahkan peraksanaan sosiarisasi petunjuk teknis dan pemantauan serta evaruasi sebagaimana dirnaksud pada ayat (Z) kepada gubernur.

BAB V

TUGAS DAN TANGGUNG JATAIAB PELAKSANAAN KEGTATAN DAN ANGGARAN

Pasal g

(1) Berdasarkan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, SKPD Ka6upaten melaksan"["! kegiatan yang dananya ber_ sumber dari DAK Bidang Energi perdesaan sebagaimana telah ditetapkan bleh Menteri Keuangan.

(2) Kepala SKPD Kabupaten bertanggung jawab secara fisikdan keuangan terhadap pelafsbnaan kegiatan yang dibiayaidari DAK Bidang Energi Perdesaan.

Pasal 10

(1) Bupati penerima DAK Bidang Energi perdesaan lvajib mengalokasikan dana pendamping dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Dierah sekurang-ku rangnya 1 00/0 (sepul uh persen ) dari jumlah DAK Bidang Energi perdesaan yang diterimanya.

Wafta Perundang-Undangan/l 3 Mei 2014 i"

(2) Dana pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat(1) digunakan untuk kegiatan yang bersifat fisiko

BAB VI

SOSIALISASI, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI Pasal 11

(1) Kementerian ESDM meraksanakan sosialisasi petunjukteknis penggunaan DAK kepada SKPD Provinsi;

(21 SKPD Provinsi melaksanakan:

a. sosialisasi petunjuk teknis penggunaan DAK Bidang Energi perdesaan lepaOa SKPD Kabupaten;

b . p e m a n t a u a n d a n e v a l u a s i te r h a d a p pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Energi Perdesaan, yang dibiayai dengJn dana dekonsentrasi bidang pemantiuan dan evaluasi pelaksan""n i"n" alokasi khusus bidang energi perdesaan.

(3) Dana dekonsentrasi bidang pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dana alokasi khusus b i d a n g e n e r g i p e r d e s a a n s e b a g a i m a n a dimaksud pada ayat(2) merupakan dlna yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada Provinsi yang membawahi kabupaten penerima DAK bidang Energi perdesaan.dengan tujuan untuk mendanai kegiatan sosialisa* petunjuk t e k n i s p e n g g u n a a n D A K B i d a n g Energi Perdesaan, serta monitoring dan evaluasi p e l a k s a n a a n d a n a a l o k a s i k h u s u s bidang energl perdesaan.

Pasal 12

Pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Energi perdesaan yang dipantau dan dievaluasi meliputi:

a. kesesuaian antara rencana kegiatan dengan arah kegiatan DAK Bidang Energi perdesian , sebagaimana dimaksud dalam pisal4;dan b. kesesuaian an tara pelaksanaan dengan i"n"an"

kegiatan.

Pasal 13

Pengawasan fungsional dan/atau pemeriksaan qelgfs_anaan kegiatan dan pengelolaan keuangan DAK Bidang Energi perdesain difakukan o'ieh instansi terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) (3) ( 1 ) Q) ht4

(5)

BAB VII PELAPORAN

Pasaf 14

(1) Pelaporan pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Energi Perdesaan dilakukan secara berjenjang, sebagaiberikut:

a . K e p a l a S K p D K a b u p a t e n s e b a g a i pelaksana DAK Bidang Energi perdesaan wajib menyampaikan laporan triwulan dan laporan akhir tahun mengenai realisasi p e l a k s a n a a n D A K B i d a n g E n e r g i Perdesaan kepada bupati;

b . B u p a t i w a j i b m e n y a m p a i k a n faporan triwulan dan laporan akhirtahun mengenai realisasi pelaksanaan DAK Bidang Energi P e r d e s a a n k e p a d a M e n t e r i , M e n t e r i K e u a n g a n , M e n t e r i p e r e n c a n a a n Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan pembangunan Nasional, dan Menteri Dalam Negeri dengan tembusan kepada gubernur, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM dan Dirjen EBTKE. (2) Laporan triwulanan dan Laporan akhir tahun

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran lll yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Menteri inl

BAB VIII PENILAIAN KINERJA

Pasal 15

(1) Pelaksanaan DAK Bidang Energi perdesaan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan Menteri ini dapat berakibat pada penilaian kinerja yang negatif, yang akan dituangkan dalam laporan Menteri ke Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan pembangunan Nasional/ Kepala Badan perencanaan pembangunan Nasional, dan Menteri Dalam Negeri,

(2) Kinerja penyelenggaraan DAK Bidang Energi P e r d e s a a n a k a n d i j a d i k a n s a l a h s a t u pertimbangan dalam usulan pengalokasian DAK Bidang Energi perdesaan oleh Kementerian ESDM pada tahun berikutnya.

(3) Penyimpangan dalam pelaksanaan DAK Bidang Energi Perdesaan dikenakan sanksi sesuai d e n g a n k e t e n t u a n p e r a t u r a n p e r u n d a n g -undangan.

Wafta Perundang-tJndanganh S Mei 2014

,, BAB IX

KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 16

(1) Dalam hal terjadi bencana alam, kabupaten dapat mengubah penggunaan DAK Bidang Energi Perdesaan untuk kegiatan di luar yang telah diatur dalam petunjuk Teknis ini, setelah mendapat persetujuan Menteri berdasarkan pertimbangan Menteri Dalam Negeri.

(2) Bencana alam sebagaimana dimaksud pada a y a t ( 1 ) , m e r u p a k a n bencana alam yang dinyatakan secara resmi ofeh kepala daerah terkait.

(3) Perubahan penggunaan DAK Bidang Energi Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sepanjang dalam bidang yang sama dantidak mengubah besaran alokasi DAK pada bidang tersebut.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP Pasal 17

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan p e n g u n d a n g a n P e r a t u r a n M e n t e r i ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik I n d o n e s i a .

DitehpkandiJakarta pada tanggal 17 Januannl4

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBL|KINDONES|A,

ffi. JEROWACIK DiundangkandiJakarh pada hnggal 1Z Janua riZ}I4

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIKINDONESIA,,

ffi.

AI'JIIRSYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONEST/\ TAHUN 2014 NOMOR 68

* Lampiran tidak diterbitkan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pernyataan bahwa komunikasi telah terjadi sebenarnya bersifat artificial dalam arti bahwa kita mencoba menangkap suatu gambaran diam (statis) dari proses tersebut dengan maksud

[r]

Oleh karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional selalu mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API),

Pada tahap pertama, Hilmi menyampaikan, pihak Medco menargetkan untuk dapat membangun pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 20 megawatt (MW) dengan alokasi dana

Dengan menerapkan ilmu yang telah dipelajari pada jenjang perkuliahan, maka dengan ini tim pengabdian masyarakat berpikiran untuk memberikan sedikit pengetahuan

Berdasarkan permasalahan pada penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini akan dibuat alat Instrumentasi Phonocardiography Dalam Mendeteksi Kondisi Jantung secara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa opini audit, tingkat kemandirian, dan tipe pemerintah daerah memiliki pengaruh secara simultan terhadap tingkat pengungkapan informasi pada