• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Perngertian Data Center

Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik. Servis utama yang secara umum diberikan oleh data center adalah sebagai berikut (Diah E dan Hafda B, 2008):

2.1.1 Business Continuance Infrastructure (Infrastruktur yang Menjamin Kelangsungan Bisnis)

Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data center, kuantifikasi ruang data center, laying-out ruang dan instalasi data center, sistem elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem pendingan dan fire suppression.

2.1.2 DC Security Infrastructure (Infrastruktur Keamanan Data Center) Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada data center. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses user ke data center berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewalls, IDSs dan host IDSs, fiturfitur keamanan

(2)

pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan.

2.1.3 Application Optimization (Optimasi Aplikasi)

Akan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer to-end yang paling bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-end-to-end error detection &correction, dan mungkin juga menyediakan congestion control tambahan. Sedangkan layer 5 menyediakan 11 riteri dialog (siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resource bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal ini adalah load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem. 2.1.4 Infrastruktur IP

Infrastruktur IP menjadi servis utama pada data center. Servis ini disediakan pada layer 2 dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara server farms dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer 3, isu yang terkait adalah memungkinkan fastconvergence routed network (seperti dukungan terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut Intelligent Network Services, meliputi fiturfitur yang memungkinkan application services network-wide, fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of Services), multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak user secara konkuren), private LANS dan policy-based routing.

(3)

2.1.5 Media Penyimpanan

Terkait dengan segala infrastruktur penyimpanan. Isu yang diangkat antara lain adalah arsitektur SAN, fibre channel switching, replikasi, backup serta archival. Berbagai pihak yang ikut terlibat dalam perencanaan dan pembangunan suatu data center, diantaranya adalah:

1. Arsitektur dan para engineer

2. Konsultan (konsultan teknologi dan konsultan bisnis) 3. End user

4. Perusahaan manufaktur/vendor terkait 2.2 IP Address

IP ( Internet Protocol ) terbentuk dari sekumpulan bilsngsn binner sepanjang 32 bit, yang dibagi menjadi 4 bagian. Setiap bagian dengan panjang 8 bit. IP address merupakan identifikasi setiap host pada jaringan internet. Artinya tidak boleh ada host lain yang menggunakan IP address pada jaringan yang sama.

Pada saat ini alokasi IP address versi 4 sudah semakin berkurang. IPv4 sudah digunakan hamper 20 tahun. Untuk mengatasi masalah tersebut, sekarang telah dikembangkan IP versi 6 atau IPng IP (next generatio). Salah satu keunggulan dari IPv6 adalah jumlahnya yang sangat besar dan hal ini dapat mengatasi masalah lonjakan permintaan IP address di masa yang akan datang.

IP address yang digunakan untuk keperluan intranet/LAN disebut sebagai IP address private. Sedangkan IP address yang digunakan untuk keperluan internet disebut IP address public.

Tabel 1 IP Address Private

(4)

Class A 10.0.0.0 10.255.255.254

Class B 172.16.0.0 172.31.255.254

Class C 192.168.0.0 192.168.255.254

Secara umum, IP address dapat dibagi menjadi 5 buah kelas. Kelas A, B, C, D, dan E. Namun dalam praktiknya hanya kelas A, B, dan C merupakan IP address unicast (lihat Tabel 1), sedangkan IP address kelas lainnya digunakan untuk keperluan khusus. IP address kelas D disebut juga IP address multicast, sedangkan IP address kelas E digunakan untuk keperluan riset.

Pada IP address kelas A, 8 bit pertama merupakat bit – bit network dan boleh bernilai berapa saja (kombinasi angka 1 dan 0). Sedangkan 24 bit terakhir merupakan bit – bit untuk host. IP address kelas B, 16 bit pertama merupakan bit network dan boleh bernilai berapa saja (kombinasi angka 0 dan 1). Sisanya, yaitu 16 bit terakhir merupakan bit – bit untuk host. Sama dengan pengalamatan IP kelas A dan B, pada IP address kelas C, 24 bit pertama merupakan bit – bit network, sedangkan 8 bit berikutnya merubakan bit host (Iwan Sofana 2010).

2.3 Kriteria Perancangan Data Center

Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus diperhatikan kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan kriteria berikut ( Diah E dan Hafda B, 2008) :

2.3.1 Availability

Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya.

(5)

2.3.2 Scalability dan flexibility

Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.

2.3.3 Security

Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.

2.4 Pemilihan Lokasi

Lokasi merupakan faktor terpenting dalam perancangan data center. Sebuah lokasi data center yang ideal adalah lokasi yang menawarkan berbagai kualitas seperti berikut :

1. Perlindungan dari bahaya. 2. Akses yang mudah.

3. Fitur-fitur yang mengakomodasi pertumbuhan dan perubahan dimasa depan. 4. Opsi untuk pemulihan dari bencana (Disaster Recovery Option).

5. Mendukung key desain strategies (robust, modular, fleksibel, dan standar). 6. Memperhatikan masalah latency network.

7. Aspek untuk redundancy.

Langkah pertama ketika mengevaluasi lahan kosong yang cocok untuk data center adalah penentuan bagaimana lahan tersebut dipetakan (zoning). Zoning mengontrol apakah data center diijinkan untuk dibangun disana. Hal ini berkaitan dengan peraturan pemerintah untuk penggunaan lahan dan juga aspek keamanan data center itu sendiri. Harus diperhatikan juga lokasi yang berada disekitar area data center, apakah berupa perumahan, kawasan industri, perkantoran, atau lahan pertanian. Sehingga bias mengantisipasi dari awal kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan.

(6)

Zoning masih harus tetap dilakukan, walaupun membangun data center pada bangunan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, juga harus memperhatikan kode-kode bangunan, kontrol standar bangunan, dan peraturan pemerintah yang lain menyangkut properti dalam bangunan. Selain itu, lokasi data center yang dipilih hendaknya terhindar dari resiko-resiko seperti berikut ini:

a. Bencana alam

Bencana alam yang sering terjadi adalah seperti: gempa bumi, banjir, kebakaran, tanah longsor, dll. Walaupun itu diluar kekuasaan kita, tetap saja diperlukan upaya-upaya untuk meminimalisir kemungkinan tersebut.

a. Polusi

Polusi yang berlebihan berupa partikel asap dari kebakaran, pabrik, pestisida, dan lain-lain, dapat merusak server dan peralatan-peralatan Data Center lainnya. c. Interfensi elektromagnetik

Interfensi elektromagnetik dapat ditimbulkan dari sinyal telekomunikasi, bandara, dan kereta api listrik. Interfensi yang berlebihan dapat mengganggu server dan peralatan jaringan.

d. Getaran

Getaran yang cukup besar dapat terjadi didekat rel kereta api, bandara, kawasan industri, konstruksi jalan, dll.

e. Suasana politik

Suasana politik harus benar-benar diperhitungkan, karena kejadiannya sangat tidak bisa untuk ditebak dan disebabkan oleh faktor manusia.

2.5 Keamanan Data Center

Dalam bagian ini, pembahasan akan dimulai dengan pandangan umum terhadap keamanan komputer (computer security). Data Center secara umum dan ringkasan bagian-bagian keamanan sebuah Data Center yang terdiri dari keamanan fisik, keamanan data/informasi serta kebijakan atau manajemen keamanan Data Center.

(7)

Privacy/Confidentiality yaitu usaha menjaga informasi dari orang yang tidak berhak mengakses (mengaransi bahwa data pribadi tetap pribadi).

Integrity yaitu usaha untuk menjaga data atau sistem tidak diubah oleh yang tidak berhak.

Authentication yaitu usaha atau metoda untuk mengetahui keaslian dari informasi, misalnya apakah informasi yang dikirim dibuka oleh orang yang benar (asli) atau layanan dari server yang diberikan benar berasal dari server yang dimaksud.

Availability berhubungan dengan ketersediaan sistem dan data (informasi) ketika dibutuhkan.

Keempat aspek ini menjadi dasar untuk melakukan pengamanan terhadap sistem atau data. Keamanan komputer adalah sebuah proses, yang harus dijalankan untuk mengamankan sistem dan dalam penerapannya harus dilakukan dengan menyeluruh. Bagian-bagian keamanan yang ada pada Data Center mengacu pada empat aspek dasar keamanan yang disebutkan sebelumnya. Sebagai contoh keamanan fisik untuk pengamanan ruang penyimpanan data digunakan sensor biometric. Pengunaan sensor biometric tersebut menyangkut privacy, integrity, authentication dan availabilty.

Bagian keamanan yang ada pada Data Center terkait satu dengan yang lainnya. Kita tidak dapat hanya menekankan keamanan terhadap data saja dengan menerapkan teknik dan metoda terbaru tetapi harus pula dibarengi dengan keamanan fisik dan kebijakan dalam rangka pengamanan data. Konvergensi antara keamanan data/informasi dengan keamanan fisik dalam Data Center merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan untuk memberikan pengamanan yang terbaik pada sebuah Data Center.

Banyak contoh yang menggambarkan hal ini, misalnya proteksi data dilakukan dengan pengenkripsian 512 bit yang pastinya akan sangat sulit dipecahkan. Tetapi data tersebut di simpan dalam ruangan yang lembab atau ruangan yang mudah terbakar. Maka bila suatu saat ruangan tempat penyimpanan data tersebut mengalami sesuatu seperti kebakaran, data yang kita proteksi dengan enkripsi 512 bit tidak akan

(8)

berguna lagi. Contoh lain ruangan server yang ada pada Data Center dibersihkan oleh seorang petugas kebersihan dan tanpa sengaja dia menekan tombol power yang mengakibatkan server mati. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi sebuah organisasi, namun penyebab utama terjadinya hal ini karena kurangnya kebijakan keamanan yang tidak mengatur apa, kapan, siapa dan bagaimana pembersihan pada ruang server. Untuk itulah pentingnya juga memperhatikan aspek keamanan lainnya agar data dapat tersimpan dengan aman dan baik. Untuk itu tulisan ini akan menitik beratkan pada keamanan fisik pada sebuah Data Center yang seringkali kurang menjadi perhatian penting dalam manajemen data pada Data Center.

2.5.1 Aspek Keamanan Data/Informasi Data Center (Virtual)

Aspek keamanan data/informasi atau disebut juga keamanan virtual pada data center menyangkut hal-hal sebagai berikut.

● Kontrol akses logikal, menyangkut apa, siapa dan bagaimana data diakses secara virtual. Contohnya seperti password untuk menentukan hak akses.

● Kontrol penyimpan, menyangkut berapa lama data disimpan dan jenis keamanan apa yang digunakan pada media penyimpan dan data yang disimpan. Contohnya sistem backup data yang dipakai dan enkripsi yang digunakan.

● Keamanan jaringan baik jaringan intranet maupun internet terkait dengan konfigurasi jaringan, hak akses jaringan, firewall, intrusion detection dan lainnya.

● Keamanan sistem terkait dengan sistem operasi yang digunakan. 2.5.2 Kebijakan Keamanan Data Center

Keamanan fisik dan keamanan virtual dalam data center tidak terlepas dari kebijakan keamanan yang diterapkan di sebuah data center. Prosedur dan kebijakan yang diterapkan harus dapat berhasil dengan efektif. Namun kebijakan dan prosedur yang diterapkan sangat terkait sumber daya manusia

(9)

yang akan melakukan kebijakan. Secara umum kebijakan keamanan menyangkut pengaturan terhadap sistem, pengaturan terhadap hak akses dan pengguna, pengaturan pengoperasian, prosedur backup dan pengaturan penyimpanan, serta kebijakan yang terkait dengan kontrol akses fisik dan lainnya. Memberikan pelatihan kepada staf tentang pentingnya mematuhi dan menjalankan prosedur serta kebijakan yang berlaku merupakan sebuah cara yang dapat dilakukan agar kebijakan keamanan dapat mencapai tujuannya. 2.5.3 Keamanan Fisik Data Center

Jika dahulu keamanan fisik dianggap tidak penting dan sering diabaikan, namun sekarang pandangan tersebut telah mulai berubah. Ada banyak kejadian yang membuat pandangan ini berubah. Sebagai contoh adanya penelitian dari computer forensics experts Pinkerton bahwa 70% data dicuri dari sebuah perusahaan adalah pencurian fisik, dari laptop dan harddisk ke CD atau peningkatan tinggi kapasistas penyimpanan mini menyebabkan kemudahan dalam pencurian data.

Selain itu juga bencana alam, membuat orang menjadi berubah pandangan akan pentingnya keamanan fisik. Bagaimana menjaga data agar tetap aman jika terjadi bencana alam, bagaimana strategi pemulihan kembali setelah terjadi bencana adalah topik hangat yang diperbincangkan pada banyak artikel-artikel keamanan di internet.

Hal-hal tersebut di atas menjadi pertimbangan dalam pengamanan fisik data center. Keamanan fisik mulai diperhatikan, kebijakan keamanan yang terkait dengan keamanan fisik mulai dilihat ulang dan diperbaiki. Bagaimanan pengontrolan akses fisik, bagaimana standar ruangan server, bagaimana penyimpanan data, bagaimana prosedur backup, bagaimana standar keamanan gedung tempat data center dan lainnya, mulai mengimplementasikan aspek-aspek keamanan fisik. Untuk itu perlu mengetahui lebih lanjut mengenai resiko dan ancaman keamanan fisik serta metoda pengamanannya, sehingga dapat

(10)

dilakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan untuk bahaya keamanan fisik.

2.5.4 Jenis-Jenis Ancaman dan Resiko Keamanan Fisik pada Data Center Ancaman dan resiko pada data center adalah sebagai berikut :

● Keamanan fisik dan faktor lingkungan

Penerapan keamanan fisik harus memperhatikan faktor lingkungan dan menerapkan kontrol keamanan lingkungan. Dari hasil survei yang dilakukan, 70% manajer mengatakan resiko terbesar adalah bahaya lingkungan sebagai ancaman terbesar. Bahaya lingkungan ini berupa kebakaran, banjir, embun, suhu, listrik, gempa bumi dan bentuk-bentuk bencana alam lainnya yang memberikan pengaruh negatif untuk peralatan yang ada dalam data center. Namun banyak yang belum siap untuk mengatasi bahaya ini, karena menganggap bahwa bencana belum tentu akan terjadi.

● Keamanan fisik dan faktor manusia

Manusia merupakan faktor penting dalam keamanan fisik. Eksploitasi keamanan komputer kebanyakan dilakukan oleh manusia. Jika menganggap bahwa sesorang yang tidak sah tidak mungkin masuk ke ruang server atau ruang penyimpanan data adalah sebuah hal yang salah. Hal ini dapat menjadi ancaman terbesar untuk data center. Namun demikian kita tidak hanya memperhatikan eksploitasi keamanan oleh orang dari luar, namun harus peduli pula dengan orang yang berasal dari dalam. Hal ini adalah ancaman terbesar karena orang berasal dari dalam dan lebih mengetahui dibandingkan penyusup dari luar. ● Keamanan fisik dan faktor finansial

Perlu investasi yang cukup lumayan untuk mengimplementasikan keamanan fisik yang terintegrasi di sebuah data center. Namun terkadang karena alasan keuangan pengimplementasian tidak jadi dilakukan. Jika para manejer mengabaikan hal tersebut bisa jadi hal tersebut merupakan tindakan yang benar. Namun pandangan yang demikian adalah salah,

(11)

pengimplementasian keamanan fisik harus diinvestasikan seefisien dan seefektif mungkin, karena jika terjadi sesuatu karena faktor lingkungan atau faktor manusia telah ada pencegahan dan penanggulangannya. Dengan penerapan keamanan fisik resiko kehilangan baik pada data ataupun perangkat keras menjadi lebih kecil, kerugian yang didapat tidak sebesar tanpa penerapan keamanan fisik. Jadi wajar saja jika diinvestasikan untuk keamanan fisik.

2.5.5 Metoda Pengamanan Fisik pada Data Center

Dalam bagian sebelumnya telah membahas resiko dan ancaman keamanan fisik dari berbagai faktor. Selanjut akan dibahas mengenai metoda keamanan untuk mengatasi dan menanggulangi kerugian serta ancaman dari faktor lingkungan dan faktor manusia. Banyak cara dan metoda yang dapat digunakan mulai dari cara sederhana sampai menggunakan teknologi canggih, namun perlu diingatkan manusia adalah faktor penentu untuk keberhasilan keamanan di sebuah data center. Selain itu juga cara yang akan digunakan terkait dengan kebijakan yang akan diterapkan, jadi pada dasarnya penerapan keamanan fisik haruslah terintegrasi dan menyeluruh dengan keamanan informasi.

a. Bangunan Tempat Data Center

Faktor lingkungan berkaitan erat dengan bangunan tempat data center didirikan untuk itu sebagai awal pembahasan akan dimulai mengenai lokasi bangunan dan fisik bangunan untuk data center sebagai langkah awal pengamanan data.

b. Lokasi Data Center

Pemilihan lokasi bagunan mejadi hal yang harus diperhatikan. Hal-hal berikut dapat dijadikan bahan pertimbangan dari segi aspek keamanan dalam pemilihan lokasi. Lokasi yang dipilih sebaiknya yang memiliki sedikit resiko baik dari ancaman bencana alam (jalur gempa, daerah rawan banjir atau daerah

(12)

rawan tornado) maupun dari ancaman teroris dan vandalisme. Data Center sebaiknya dibangun terpisah dari kantor pusat. Cukup jauh dari jalan raya utama. Tidak bertetangga dengan bandar udara, pabrik kimia, jalur pipa gas, pusat keramaian (pasar, stadium olahraga) dan pusat pembangkit listrik. Dan juga lokasi memiliki fasilitas yang memadai, seperti kecukupan tenaga listrik. c. Kontruksi Bangunan Data Center

Setelah memilih lokasi yang baik selanjutnya harus memperhatikan bagunan yang akan didirikan untuk data center. Bangunan harus memperhatikan masalah sirkulasi udara karena hal ini terkait dengan suhu, ventilasi udara yang cukup, penggunaan AC yang direncanakan dengan baik. Karena biasanya bangunan data center dibuat dengan sedikit/bahkan tidak ada jendela dan tertutup. Bahan bangunan yang dipakai harus tidak mudah terbakar serta kontruksi bangunan yang tahan gempa. Adanya ruangan terpisah antara ruangan administratif dengan ruangan server dan data. Pengaturan kabel yang melalui bawah lantai. Menyiapkan kabel standar untuk instalasi listrik yang dibutuhkan dan konstruksi bangunan harus memperhatikan hal tersebut. Pintu masuk dirancang sangat terbatas. Pintu kebakaran dirancang untuk keluar saja. Segala aspek keamanan dalam bangunan sebuah data center harus direncanakan dengan baik. Kontruksi dan arsitektur bangunan harus dapat mengakomodasi semua hal berkaitan dengan keamanan fisik. Layout gambar 1 ini menunjukan contoh ruangan yang ada dalam Data Center.

(13)

Gambar 1 Layout bangunan data center

d. Pengamanan disekililing bangunan

Disekeliling bangunan data center seharusnya adalah bidang kosong, bangunan data center sebaiknya memiliki jarak ± 10 meter dengan bangunan lain atau tanaman dan pohon, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan. Dinding dan tembok yang ada disekitar data center harus dapat dimonitor dengan baik. Penggunaan kamera CCTV sebagai pengawas adalah hal minimal yang harus dilakukan. Selain itu juga kamera yang digunakan sebaiknya memiliki kemampuan terhadap cahaya rendah, tahan terhadap suhu dan cuaca. Selain itu juga penggunaan landscape setelah bidang kosong pada data center baik dilakukan, adanya pepohonan dan taman akan membuat data center tersembunyi dari orang yang lewat disekitar data center serta pengintai.

Pengawasan juga tidak terlepas dari areal parkir yang ada didekat data center. Pengawasan orang yang masuk dan keluar di kawasan data center harus dimonitor dengan baik. Penggunaan detektor bom perlu dilakukan untuk memeriksa setiap mobil yang masuk ke kawasan data center. Penggunaan penjaga atau petugas keamanan yang profesional merupakan sebuah hal yang harus dilakukan. Intinya jadikanlah bangunan data center sebagai sebuah

(14)

benteng yang harus memiliki pengamanan baik diluarnya, agar orang yang tidak berkepentingan tidak mudah untuk masuk kedalam bangunan.

e. Pengamanan didalam bangunan

Pengamanan didalam bangunan juga terkait dengan hal-hal lain seperti faktor manusia. Penggunaan kamera pengawas, sensor asap, sensor kebakaran merupakan hal standar yang harus diterapkan. Pengawasan terhadap pintu masuk dan keluar orang harus diperhatikan dengan baik. Pintu masuk yang menggunakan bahan dari baja serta penggunaan kaca dan dinding yang aman akan sulit dilalui. Namun penggunaan pendeteksi penyusup dapat pula diaplikasikan pada bangunan data center.

f. Kebakaran

Bahaya kebakaran sangat mungkin terjadi di data center. Kumpulan peralatan elektronik yang ada berpotensi untuk menyebabkan kebakaran. Suplai tenaga yang baik harus diperhatikan, bangunan yang tidak mudah terbakar, penggunaan sensor asap, sensor panas, pemadam api dan sistem penyemprot air merupakan hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi dan menanggulangi bahaya kebakaran. Pemasangan detektor dan sensor baik pada rungan komputer maupun di luar ruangan. Penggunaan alarm kebakaran dapat dilakukan baik secara manual maupun otomatis. Selain itu juga gunakan pemadam api yang sesuai dengan jenis kebakaran yang terjadi. Ada dua jenis pemadam api yaitu pemadam kimia kering dan pemadam dari gas halon. Serta perhatikan juga efek yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pemadam api.

Data center sangat rentan terhadap temperatur yang tinggi. Oleh sebab itu penggunaan sensor suhu yang diletakkan di rack server menjadi sebuah solusi untuk mengendalikan suhu. Selain memperhatikan panas pada server, yang perlu diperhatikan adalah suhu ruangan. Untuk itu diperlukan sistem pendingin yang baik. Sejak mulai awal pembangunan data center hendaknya sudah diperhitungkan berapa kapasitas yang diperlukan untuk membuat ruangan tetap dingin, sehingga tidak kesulitan dalam menghitung listrik yang

(15)

dibutuhkan. Meningkatnya suhu dapat diatasi dengan penambahan AC, namun akan dapat menimbulkan masalah karena membutuhkan listrik yang cukup besar.

Tabel 2 Informasi kebutuhan data center

Data Value Units Comment

Total IT racks

available 28 # Some of the space in the data center is consumed by power and cooling equipment

Total initial power requirement

47 kW

At Least 47 kW of power and cooling equipment must be installed initially. Using Figure 1, based the density of Row 1, 2 and 3, the number of IT racks spaces available is 6, 4, and 5

respectively

(6 x 2 kW / rack + 4 x 5 kW / rack + 5 x 3 kW / rack = 47 kW)

Total final power requirement

104 kW

The remainder of the power and cooling equipment, as much as 60 kw, is deferred until the remaining rows are determined

(28 IT racks x 3.7 kW / rack = 104 kW) Peak power density

15 kW / rack

Cooling at this high density narrows the options available and increases the cost. A further attempt to spread these peak load should be considered before commiting the design at this density Average data center

power density 3.7 kW / rack This data center, as specified, is more than twice the density of the average existing data center. Less than 2% of data centers today achieve this density g. Bencana Alam

Bencana alam memang tak dapat dihindari, namun kita dapat mengantisipasi untuk mengurangi resiko yang disebabkan oleh bencana alam. Pada awal telah disebutkan bangunan data center harus jauh dari daerah yang sering dilanda bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tornado dan sebagainya. Kontruksi bangunan yang memiliki ketahanan terhadap gempa adalah suatu cara yang dapat diterapkan. Selain itu juga rak server ditempatkan pada platform isolasi seismic sehingga resiko kerusakan jika terjadi gempa berskala kecil dapat dikurangi.

(16)

Backup yang dilakukan merupakan salah satu cara dalam perencanaan pemulihan bencana atau lebih dikenal dengan disaster recovery planning (DR planing). Dengan adanya perencanaan ini dimaksudkan setelah becana selesai dapat terus melanjutkan operasi bisnis. Data yang telah dibackup akan direstore sehingga bisnis dapat terus berlanjut.

2.6 Desain Arsitektur Data

Arsitektur data pada data center meliputi beberapa tipe dengan tujuan agar tercapainya informasi yang diambil dari data yang sudah ada. Beberapa tipe arsitektur data adalah tipe multi tier or n tier seperti gambar 2 dibawah ini.

Pada gambar diatas bisa dilihat bahwa metoda pengambilan informasi dilakukan dengan beberapa cara, tipe a adalah merupakan hubungan client dalam mengambil informasi langsung mengambil data dari database server nya. Tipe b, merupakan

(17)

hubungan client tidak langsung ke DB Server melainkan melaui interface terlebih dahulu seperti Web/App Server.

2.7 Ubuntu

Ubuntu (Gambar 3) berasal dari bahasa Afrika yakni “Humanity to Others” yang berarti “Kemanusiaan Untuk Sesama”. Atas dasar itulah diluncurkannya Linux Ubuntu yang dirilis pada tahun 2004. Sistem operasi ini adalah merupakan turunan dari sistem operasi linux yang lain, yakni Debian.

2.8 Samba Server

Samba merupakan salah satu aplikasi di mesin UNIX dan turunannya yang mengimplementasikan protokol Server Message Block (SMB). Projek samba dimulai pada tahun1991, ketika Andrew Tridgell membuat program fileserver untuk jaringan dirumahnya yang mendukung protokol DEC dari Digital Pathwork. Sampai akhirnya pengembangan tersebut terus berlangsung sampai saat ini. Alasan yang membuat administrator system mengimplementasikan aplikasi samba pada server adalah (Wilfridus & Bernard & Ahmad 2008) :

1. Dapat menyediakan layanan berbagi pakai (sharing) untuk file di server, sehingga dapat diakses oleh banyak client pada satu waktu.

2. Memberikan akses kepada partisi dari system Microsoft kepada server Unix dan turunannya.

3. Menghadirkan layanan berbagi printer dan jaringan. Gambar 3 Ubuntu

(18)

4. Menghilangkan keterbatasan pengaksesan informasi dan data pada jaringan komputer yang diimplementasikan dengan menggunakan banyak system operasi (multi OS).

2.9 TIA-942 (Telecommunication Industry Assosiation-942)

Standart yang menerapkan persyaratan minimum untuk infrastruktur telekomunikasi data center dan ruangan pendukung yang meliputi penyewa tunggal maupun multi penyewa hosting data center. Topologi yang dipaparkan menjadi acuan oleh setiap ukuran data center (TIA-942:2005).

Standard TIA-942 meliputi aspek – aspek dalam perancangan data center, mulai dari penentuan lokasi data center ditahap awal, selanjutnya mengevaluasi infrastruktur bangunan yang meliputi system listrik yang mendukung data center, struktur kabel serta ruang pendukung yang didalamnya terdapat system pendingin dan rak cabinet. Tahapan ketiga adalah mendesain ruangan yang meliputi ruang telekomunikasi dan topologi terkait, Infrastruktur jaringan data center serta instalasi cable overhead atau raised-floor.

2.9.1 Pemilihan Lokasi

Lokasi data center sangat penting dalam mendukung berlangsungnya operasional data center yang dijalankan. Pemilihan lokasi ini memiliki beberapa aspek yang harus dipertimbangan dalam penentuan letak data center dalam jangka panjang.

2.9.2 Evaluasi Infrastruktur Bangunan

Evaluasi infrastruktur bangunan ini meliputi struktur kabel, dimana kabel harus tersusun dengan rapih. Sistem listrik yang mendukung untuk menjalankan semua perangkat yang berada pada sata center dan cadangan kapasitas kebutuhan listrik untuk perkembangan bisnis kedepannya. Ruang pendukung seperti pendingin (AC) juga menjadi sangat penting dalam menjaga kestabilan suhu yang ada dalam ruang data center.

(19)

2.9.3 Mendesain Ruangan

Bagian ini mencakup ruang telekomunikasi yang difungsikan sebagai ruang monitoring perangkat – perangkat pada data center. Infrastruktur jaringan jaringan meliputi hardwere yang support untuk jaringan data center seperti router, switch dan lainnya. Dalam tahapan in juga akan terhubung dengan bagaimana dalam menentukan susunan kabel yang diinginkan, apakah seperti raise floor atau over head.

2.9.4 Pengaturan Peralatan

Setelah tahap mendesain ruangan selesai selanjutnya tahapan pengaturan peralatan yang meliputi tataletak ruang, serta posisi rak yang akan disesuaikan dengan jalannya udara supaya suhu didalam ruangan data center tetap stabil. 2.9.5 Penandaan

Tahap terakhir adalah tahap penandaan atau pelabelan yang dimaksudkan agar kedepannya jika terjadi trouble atau masalah, maka lebih meminimalisir dalam pengecekan perangkat.

Gambar

Gambar 1 Layout bangunan data center
Tabel 2 Informasi kebutuhan data center
Gambar 2 Multi tier / n tier
Gambar 3 Ubuntu

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pengumuman Paket Kebijakan Ekonomi Jilid XV dan Jilid XVI Tahun 2017 terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan LQ- 45 di Bursa

[r]

PENERAPAN MODEL STRUKTUR FASE MARK FISHMAN BERBASIS MEDIA GAMBAR FOTOGRAFI PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dan sesudah intervensi metode diskusi menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan

Bagi puskesmas sebagai masukan begitu pentingnya penyuluhan yang berkesinambungan di Posyandu untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita dalam memelihara kesehatan

[r]

Masyarakat setempat sangat mendukung terhadap kesenian Hadro, hal ini dikarenakan kesenian Hadro meskipun kesenian ini berubah fungsi menjadi seni pertunjukkan akan

Djenis padi unggul C4-63 dengan daja hasil jang tinggi perlu mendapat perhatian dan penelitian lebih mendalam... UTJAPAN TERIMA