• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN BUKU PANDUAN PERTOLONGAN DAN KEAMANAN DALAM ARUNG JERAM ARTIKEL OLEH BANGKIT TRIGUNO NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN BUKU PANDUAN PERTOLONGAN DAN KEAMANAN DALAM ARUNG JERAM ARTIKEL OLEH BANGKIT TRIGUNO NIM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN BUKU PANDUAN

PERTOLONGAN DAN KEAMANAN

DALAM ARUNG JERAM

ARTIKEL

OLEH

BANGKIT TRIGUNO

NIM 408253419716

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

JUNI 2013

(2)

1

PERANCANGAN BUKU PANDUAN

PERTOLONGAN DAN KEAMANAN DALAM ARUNG JERAM

Bangkit Triguno Universitas Negeri Malang E-mail: fx_bangkit@yahoo.com

ABSTRAK: Tujuan perancangan buku panduan tentang pertolongan dan keamanan dalam arung jeram yang disajikan dengan gaya ilustrasi diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan agar dapat diaplikasikan di lapangan, saat terjadi kecelakaan dalam pengarungan. Data dikumpulkan dengan (1) observasi (guide), (2) wawancara (interview), (3) Kuisioner (questionaire) dan dianalisis dengan teknik deskriptif-kualitatif untuk menggambarkan fenomena yang terjadi. Hasil perancangan adalah buku panduan pertolongan dan keamanan dalam arung jeram yang berbasis visual agar mudah dipahami pelaku arung jeram, dan menjadi sebuah wawasan tentang pertolongan dan keselamatan dalam arung jeram hingga menimbulkan kepedulian terhadap faktor pertolongan dan keamanan, agar terwujud keamanan dan keselamatan selama berkegiatan arung jeram.

Kata kunci: Perancangan, Buku, Keamanan, Arung Jeram.

Kegiatan arung jeram saat ini tidak hanya digunakan sebagai olah raga, namun juga sebagai wisata yang penuh dengan tantangan. Banyak wisata arung jeram yang dijumpai di Indonesia. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Standar Usaha Wisata Arung Jeram dalam konvensi yang diselenggarakan di Jakarta, 20 Februari 2012, banyak wisata arung jeram yang dikelolah dengan baik oleh pemerintah daerah. Banyaknya kecelakaan yang mengakibatkan korban dalam olah raga ini tidak lepas dari kurangnya pengetahuan tentang teknik keamanan dan keselamatan dalam arung jeram. Materi tentang keamanan dan keselamatan saat ini banyak disampaikan dalam buku berbasis teks yang dapat menimbulkan efek lelah dan bosan. Informasi yang tidak tersampaikan dengan baik, bisa memicu terjadinya kesalahpahaman yang bisa berdampak pada kesalahan tindakan dan berujung membahayakan keselamatan dalam berolah raga arung jeram. Perancangan buku bergambar merupakan media yang mampu menyampaikan informasi menarik dan mudah dipahami, dibuat sesuai dengan kebutuhan dalam penerapan keselamatan dan pertolongan dalam arung jeram.

(3)

2

BUKU CERITA BERGAMBAR

1. Pengertian Buku Cerita Bergambar

Buku adalah suatu bentuk benda karya manusia yang berfungsi sebagai salah satu media komunikasi atau informasi (Suprana dalam Suseno, 1997:40). Perkembangan teknologi saat ini tidak menghentikan buku sebagai media informatif. Buku juga mempunyai keunggulan mudah dibawa, dibaca, kapanpun dan dimana saja. Buku bergambar adalah salah satu bentuk penyampaian pesan yang berisi karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, kejadian, dan sebagainya disertai dengan hiasan gambar untuk membantu dan mendukung pemahaman dan dikemas menjadi sebuah buku.

2. Tinjauan Unsur-unsur Visual Cerita Bergambar (CERGAM) a. Warna

Warna merupakan unsur yang sangat penting dalam desain grafis. Pengertian warna adalah sebuah spektrum tertentu yang terdapat di dalam cahaya yang sempurna/putih. Perancangan ini menggunakan teori warna CMYK (cyan, magenta, yellow, key). Teori ini sering digunakan dalam proses cetak offset. Warna cyan, magenta, yellow terbentuk dari percampuran warna primer additive, yaitu dari warna merah (red), hijau (green), dan biru (blue) atau disebut warna RGB (Mulyanta, 2007: 218).

b. Garis

Garis menciptakan arah, gerak dan energi. Garis tegas umumnya digunakan untuk menggambarkan fenomena alam, sedangkan garis lembut dapat menciptakan kesan feminim, melankolis ataupun kelunakan.

c. Ilustrasi

Ilustrasi memiliki pengertian umum sebagai gambar yang menjelaskan atau menerangkan sesuatu, sebuah pengertian yang merupakan penerjemahan langsung dalam bahasa latinnya yaitu illustre, memberi penerangan. Ilustrasi dibuat untuk memperjelas dan merangsang daya tarik si pembaca, serta memvisualkan isi tulisan pada bagian tertentu (Sumarna, 2007:56). Ilustrasi juga dimanfaatkan untuk memberi penjelasan sebagai sarana pendukung pada banyak tulisan.

d. Tipografi

Tipografi merupakan salah satu elemen terpenting. Selain perannya sebagai penyampai pesan komunikasi, huruf mempunyai dampak pada ruang dalam lay out, oleh karena itu tipografi harus bisa berkomunikasi dalam bentuk yang paling jelas (clarity), dan terbaca (legibility).

(4)

3

BENTUK PESAN

Penyampaian pesan dilakukan lewat bahasa lisan, bahasa tulis, berupa kata-kata, bahasa simbol berupa penggambaran rupa, atau simbol berbentuk gambar.

Dua cara penyampaian bentuk pesan menurut Sanyoto (2006: 93), yaitu secara verbal dan nonverbal. Secara verbal adalah penyampaian pesan menggunakan ungkapan penggambaran dalam bentuk bahasa kata. Sedangkan secara nonverbal adalah penyampaian pesan dengan ungkapan penggambaran dalam bentuk bahasa gambar.

METODE

Perancangan ini mencakup materi tentang pengenalan perahu, pengenalan

perlengkapan personal, rintangan-rintangan sungai, karakteristik aliran dan teknik self rescues, river rescues dan first aid resusitasi. Model analisis perancangan bersifat deskriptif-kualitatif untuk melakukan analisis data pustaka dan data lapangan. Secara keseluruhan, model perancangan menggunakan model dari Adi Kusrianto (2007) yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan.

(5)

4

Gambar 1 Kerangka Dasar Perancangan Buku Bergambar Pengenalan Prosedur Keamanan dan Pertolongan Dalam Olah Raga Arung Jeram.

Identifikasi

Hasil Final/ Produk Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah Tujuan Perancangan Analisis Konsep Verbal Konsep Perancangan Konsep Visual Visualisasi Desain a. Pra-produksi b. Produksi c. Pasca-produksi Data Pustaka Data Lapangan Layout Rought Layout

(6)

5

Sistematika perancangan diatas dapat dijelaskan bahwa pertama kali melakukan perancangan adalah menemukan latar belakang perancangan. Melihat gambaran umum latar belakang permasalahan, kemudian merumuskan masalah-masalah inti hingga didapatkan pokok-pokok rumusan masalah dan tujuan yang hendak dicapai. Langkah selanjutnya melakukan identifikasi masalah, serta melakukan identifikasi data yang diperlukan nantinya dalam melakukan perancangan. Identifikasi data merupakan proses yang bertujuan untuk mengidentifikasi semua data dari berbagai sumber data yang dalam perancangan ini berupa data kepustakaan yang berhubungan dengan perancangan serta data-data yang dikumpulkan dari lapangan. Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisisi. Hasil analisis data ini nantinya akan menjadi acuan dalam tahapan konsep perancangan hingga desain final.

Prosedur Perancangan

Prosedur perancangan merupakan langkah lanjutan dari merumuskan model perancangan dan sistematika perancangan. Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah menentukan dan mengumpulkan data, baik data lapangan maupuan data pustaka yang berhubungan dengan perancangan buku panduan tentang prosedur keamanan dan pertolongan dalam olahraga arung jeram.

1. Perumusan masalah

Latar belakang perancangan merupakan langakah awal dalam perancangan buku panduan tentang prosedur keamanan dan pertolongan dalam olahraga arung jeram. Latar belakang menguraikan adanya kesenjangan antara kenyataan di lapangan dan yang seharusnya, sehingga timbullah permasalahan yang harus dipecahkan.

Kesenjangan tersebut dapat memicu untuk mengemas sebuah buku panduan prosedur keamanan dan pertolongan dalam olah raga arung jeram dalam sebuah media bergambar bergaya dekoratif dengan visualisasi yang lebih menarik dan mudah dimengerti. Media pengenalan ini berisikan pengenalan perahu, pengenalan perlengkapan personal, rintangan-rintangan sungai, karakteristik aliran dan tehnik self rescues, river rescues dan first aid resusitasi.

2. Identifikasi data

Identifikasi merupakan proses yang bertujuan untuk mengidentifikasikan semua data (Sanyoto, 2006: 42). Identifikasi pada latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai maka ditemukan bahwa buku panduan pengenalan olah raga arung jeram tentang prosedur keamanan dan pertolongan yang beredar di pasaran masih banyak yang berbasis text. Buku yang berbasis text, cenderung membuat efek menjemukan dan membosankan bagi pembaca. Perlu adanya pendekatan baru agar pembaca tidak bosan.

(7)

6 3. Pengumpulan data

Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47) dalam Moleong (2010: 157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Pengumpulan data diperlukan untuk mendukung dan menunjang hasil yang diinginkan. Pengumpulan data berguna untuk mengetahuai data yang dibutuhkan, memperoleh data dan mengelompokkan data-data yang dibutuhkan dalam suatu perancangan. Data-data tersebut diperoleh melalui dua sumber pengumpulan data, yaitu: (1) Data Pustaka/ Referensi/ sumber tertulis, (2) Data Lapangan.

a. Data Pustaka/ Referensi/ sumber tertulis

Jenis data ini diperoleh secara tidak langsung, berasal dari pihak ketiga, tetapi masih berhubungan dengan objek perancangan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi (Moleong, 2010:159).

b. Data Lapangan

Data lapangan diperoleh melalui metode observasi (guide), wawancara (interview), kuisioner (questionnaire). Pengambilan data dilakukan pada anggota MPA Jonggring Salaka, base camp arung jeram Noars, dan seorang atlet arung jeram, Yuli Hariyani. Pemilihan MPA Jonggring Salaka, base camp arung jeram Noars, dan seorang atlet arung jeram sebagai sumber data lapangan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang kemanan dan keselamatan begitu penting dalam berarung jeram, serta mengetahui teknik keselamatan dan keamanan dalam aplikasi di lapangan dan jenis media apa saja tentang materi keamanan dan keselamatan dalam arung jeram.

4. Analisis

Analisis harus dapat memberikan solusi (Lawson, 2007:69). Maka diperoleh suatu gambaran perancangan buku panduan tentang keamanan dan pertolongan dalam arung jeram, sebagai suatu solusi rumusan masalah. Analisis data bersifat deskriptif, dari gejalah yang diamati. Maka untuk menganalisis data, digunakan metode deskriptif-kualitatif guna menggambarkan fenomena yang terjadi. Pendekatan yang dilakukan dengan melihat apa yang menjadi karakteristik tanpa melihat adanya suatu persepsi (Purwatiningsih, 2004:13).

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat, situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena (Nazir, 2003:54)

5. Konsep Perancangan

Perancangan buku cerita bergambar berasal dari hasil analisis data, baik data pustaka maupun data lapangan. Konsep perancangan akan memiliki banyak pertimbangan agar menghasilkan suatu produk yang baik, dapat memecahkan masalah. Dalam hal ini adalah

(8)

7

buku panduan tentang prosedur keamanan dan pertolongan dalam olah raga arung jeram. Konsep perancangan terdiri dari:

a. Konsep verbal

Konsep verbal menyampaikan isi pesan dengan bahasa verbal, suatu penggambaran dengan bahasa kata. Kunci ungkapan verbal adalah pada kekuatan menggambarkan sesuatu dengan bentuk kata-kata.

b. Konsep visual

Konsep visual adalah cara menyampaiakan isi pesan atau pokok pikiran atau dasar tema dengan gambar. Menurut Sanyoto (2006:103) penggambaran dalam bentuk gambar harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan atau pengalaman target audience, agar bisa dipahami oleh target audience.

6. Visualisasi desain

Visualisasi adalah penggambaran yang bisa berwujud suara, rupa, atau suara dan rupa (Sanyoto, 2006:94). Pada visualisasi desain terdiri dari tiga tahap, yakni pra-produksi,

produksi, dan pasca-produksi.

7. Hasil final / produk

Produk final berupa buku panduan tentang prosedur keamanan dan pertolongan dalam olah raga arung jeram.

Perancangan dilakukan untuk menghasilkan media buku bergambar yang mampu menyampaikan informasi menarik dan mudah dipahami, dibuat sesuai dengan kebutuhan dalam penerapan keselamatan dan pertolongan dalam arung jeram. Perancangan buku panduan tentang keamanan dan pertolongan dalam arung jeram ini menggunakan eleman visual dan verbal, dimana terdapat keterangan dan gambar yang saling menguatkan dalam memberikan informasi. Perancangan secara visual tentang teknik-teknik keamanan dan pertolongan dalam arung jeram, menggunakan gambar dekoratif dan full colour.

HASIL PERANCANGAN Perancangan media

Minat terhadap buku bergambar yang menyampaikan informasi tentang pertolongan dan keselamatan dalam arung jeram cukup besar. Hal ini dikarenakan buku teks yang menyampaikan informasi tentang pertolongan dan keselamatan arung jeram begitu membosankan, dari hasil observasi yang dilakukan cenderung banyak yang menyukai bahasa visual daripada bahasa verbal seperti buku teks. Buku merupakan media yang masih populer dan lebih umum digunakan. Minimnya buku tentang pertolongan dan keselamatan arung jeram yang lebih mengutamakan visual menjadikan peluang tersendiri dalam perancangan buku panduan tentang keamanan dan keselamatan dalam arung jeram.

(9)

8

Tema cerita

Perancangan buku bergambar ini dibuat sama dengan materi yang terdapat pada buku teks tentang prosedur pertolongan dan keselamatan dalam arung jeram, hangout materi pengenalan divisi ORAD yang diajarkan di Mapala Jonggring Salaka ditambah buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan dalam arung jeram. Unsur ilmu desain komunikasi visual simbol (sign), informasi, persuasi digunakan dalam perancangan buku ini. Informasi dalam perancangan buku ini lebih banyak menggunakan bentuk visual dan didukung dengan bahasa verbal/ teks yang menguatkan pesan. Informasi serta gaya-gaya ilustrasi dalam perancangan buku ini bersifat persuasif, ajakan kepada pembacanya untuk dapat menerapkan dalam kehidupan nyata. Dengan memberikan informasi yang relevan dengan kebutuhan dan kepentingan sering diberitahukan (diumumkan) (Suhandang, 2010:149).

Judul cerita

Perancangan buku ini akan memuat 45 halaman yang semuanya full color dan dicetak dengan ukuran Quarto menggunakan kertas art paper dengan berat 120 gram. Judul buku ini adalah “Safety and Rescue Rafting”. Judul ini dipilih agar calon pembaca sudah dapat mengetahui bahwa buku ini berisikan tentang pertolongan dan keselamatan dalam arung jeram.

Halaman dalam perancangan buku ini telah disusun sedemikian rupa untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi keamanan dan keselamat dalam arung jeram. Halaman (1) berisi tentang tujuan perancangan buku, (2) dan (3) perkembangan perahu jeram dari zaman purba hingga saat ini, (4) dan (5) pengenalan perahu jeram, (6) personal equipment, (7) rescue gear, (8) dan (9) keterangan istilah-istilah dalam arung jeram, (10) pengenalan carabiner, (11) pengenalan pisau, (12) dan (13) pulley dan throw bag, (14) tali webbing dan tali carmentel, (15) P3K, (16) dan (17) anatomi sungai, (18) holes, (19) undercut, (20) eddies, (21) entrapment, (22) dan (23) strainer, (24) defensive swimming position, (25) aggresive swimming position, (26) dan (27) berenang strainer, (28) dan (29) berenang di hole (teknik 1), (30) dan (31) berenang di hole (teknik 2), (32) dan (33) rope rescues, (34) dan (35) posisi menangkap throwbag, (36) dan (37) other rope rescue, (38) dan (39) wraps, (40) dan (41) pemeriksaan fisik, (42) dan (43) membuka jalan nafas, dan halaman (44) dan (45) resusitasi.

Konsep visual

Berdasarkan atas data yang didapatkan dari hasil observasi dan data kepustakaan, maka pada perancangan ini memakai konsep visual sebagai berikut. Pertama, ilustrasi dalam perancangan buku ini menggunakan gaya dekoratif dan diolah dengan program Corel Draw dan Photoshop. Kedua, pemilihan warna dan pengolahan menggunakan warna yang senada dengan alam. Pewarnaan dalam perancangan ini menggunakan teori warna CMYK (cyan, magenta, yellow, key). Dimana teori warna CMYK sering digunakan dalam proses cetak offset. Ketiga, perancangan ini menggunakan layout modern. Ilustrasi memuat tentang materi

(10)

9

yang disampaikan sesuai dengan konsep perancangan tentang pertolongan dan keselamatan dalam arung jeram. Keempat, typografi yang digunakan dalam perancangan ini adalah font Myriad pro, karena mudah dibaca, juga memiliki bentuk yang tegas, sesuai dengan kesan olah raga arung jeram sendiri yang keras dan menantang, dengan demikian memudahkan penyampaian informasi kepada pembaca. Kelima, pembuatan layout sketch dalam proses perancangan dilanjutkan dengan pembuatan gambar perhalaman sesuai dengan layout sketch yang telah dibuat. Proses ini menggunakan sofware Adobe Photoshop CS 6 dan Corel Draw 12.

Produk

Konsep dari media pendukung ini adalah sebagai pelengkap yang bertujuan untuk membantu memperkenalkan produk perancangan buku bergambar ini dalam launching atau acara pameran. Kombinasi media utama dan media pendukung yang saling melengkapi, maka media ini memiliki nilai lebih, dalam mengoptimalkan tujuan dari pembuatan buku. Adapun faktor dalam penentuan pemilihan media dilihat dari:

1. Data produk a. Produk

Perancangan ini adalah media informasi berbentuk buku bergambar yang memuat tentang pertolongan dan keselamatan pada arung jeram, materi yang disampaikan antara lain tentang pengenalan alat, pengenalan rintangan-rintangan, dan teknik-teknik pertolongan dan keselamatan dalam arung jeram.

b. Target audience

Adapun target audience buku bergambar ini adalah sebagai berikut:

Target audience primer: para wisatawan dan pemula dalam olah raga arung jeram.

Target audience sekunder : orang yang ingin mengetahui banyak tentang pertolongan dan keselamatan dalam arung jeram.

Sedangkan karakteristik target audience dapat dianalisis berdasarkan geografis, demografis, psikografis, dan behavioris yakni sebagai berikut:

a) Geografis

Secara geografis yang menjadi wilayah target audience adalah kota Malang, Jawa Timur, namun tidak menutup kemungkinan seluruh lapisan masyarakat Indonesia, serta siapa saja yang ingin mengetahui atau mempelajari pertolongan dan keselamatan arung jeram.

(11)

10

b) Demografis

Secara demografis terget audience dapat dibagi menjadi dua yaitu target audience primer dan terget audience sekunder. Target audience primer adalah para wisatawan dan pemula dalam olah raga arung jeram. Sedangkan untuk target audience sekunder, untuk semua orang yang ingin mengetahui banyak tentang pertolongan dan keselamatan dalam arung jeram.

c) Psikografis

Secara psikografis target audience difokuskan pada masyarakat pada kelas ekonomi menengah, menengah-atas, dan atas. Masyarakat yang memiliki minat membaca dan memiliki rasa ingin tahu tentang pertolongan dan keselamatan arung jeram.

d) Behavioris

Secara behavioristik pada perancangan ini adalah masyarakat yang menyukai arung jeram dan memiliki keinginan untuk menambah informasi khususnya tentang pertolongan dan keselamatan dalam arung jeram.

c. Target market

Target market perancangan media ini adalah pelaku arung jeram pada khususnya, dan masyarakat luas yang menggunakan media ini sebagai alat bantu memperoleh informasi ataupun mengajarkan tentang pertolongan dan keselamatan arung jeram.

2. Media pendukung a. Poster

Poster efektif digunakan dalam media cetak indoor dan outdoor, sehingga bisa dilihat dimanapun dan dikonsumsi siapapun.

1) Kelebihan media

 Mempunyai frekuensi tinggi sehingga dapat dilihat berkali-kali.

 Media dapat diproduksi dalam jumlah banyak sehingga area penyebarannya bisa lebih luas.

2) Kelemahan media

 Media ini rawan rusak. Rentangnya kerusakan pada media ini mengurangi kualitas media ini.

b. X-banner

X-banner yang digunakan sebagai media pendukung berukuran 60cm x 160cm. Penggunaaan media ini diharapkan merebut perhatian target audience untuk melihat produk yang ditawarkan.

(12)

11 1) Kelebihan media

 X-banner biasanya diletakkan di posisi yang dianggap strategis, dengan ukuran yang cukup besar informasi yang dimuat akan mudah terbaca dan mudah menarik target audience.

2) Kelemahan media

 Peletakan media ini mempengaruhi kualitas warna yang dihasilkan, jika peletakan media ini cukup lama ada kemungkinan warna akan cepat pudar.

PENUTUP Kesimpulan

Kesimpulan dari proses perancangan ini bahwa buku panduan yang lebih banyak

ilustrasi dari pada teks dapat dipakai sebagai salah satu media komunikatif dan informatif. Materi disampaikan dengan bahasa yang singkat dan menarik agar mudah dipahami. Produk dari proses perancangan ini berupa buku panduan keamanan dan pertolongan dalam arung jeram sebagai media informasi. Tema keamanan dan pertolongan diambil karena dipandang perlu, sebagai pembelajaran dan pengetahuan tentang keamanan dan pertolongan dalam arung jeram.

Perancangan buku ini mengkombinasikan visual antara text dengan ilustrasi sebagai media pengetahuan praktis dan teknis bagi penggemar arung jeram, sebagai panduan dan belajar teknis petunjuk praktis peraga penyelamatan simulasi lapangan.

Saran

Perancangan buku panduan berbasis visual yang lebih banyak menampilkan ilustrasi dari pada text, tentang materi keamanan dan pertolongan arung jeram ini merupakan langkah awal dari upaya penulis untuk mengembangkan buku panduan dengan muatan berbagai macam materi yang berguna untuk pembaca. Pada akhirnya produk buku panduan keamanan dan pertolongan dalam arung jeram ini memiliki kekurangan dikarenakan keterbatasan waktu, ruang, biaya dan tenaga. Hal yang dapat dilakukan untuk kedepannya nanti adalah perancangan buku yang selanjutnya dengan konsep yang sama namun memakai jenis tema yang lain untuk target market yang lain pula, seperti materi Survival dan lain-lain.

(13)

12

DAFTAR PUSTAKA

Bennett, Jeff. The Complete Whitewater Rafter. Camden: Ragged Mountain Press.

Darmaprawira, Sulasmi, W.A. 2002. Warna’Teori dan Kreatifitas Penggunaannya’ edisi ke-2. Bandung: Penerbit ITB.

Fiske, John. 2011. Cultural and Communication Studies ‘Sebuah Pengantar Paling Komprehensif’. Yogyakarta: Jalasutra.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi. Lawson, Bryan. 2007. Bagaimana Cara Berfikir Desainer ‘How Designers Think’.

Yogyakarta: Jalasutra.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyanta, Edi. 2007. Menjadi Desainer Layout Andal Menggunakan Adobe Indesign CS3.

Yogyakarta: Andi.

Nazir. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwatiningsih. 2004. Metode Penelitian. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Rustan, Surianto. 2009. Layout Dasar & Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Sanyoto, Drs Sadjiman Ebdi. 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press.

Scheder, Georg. 1985. Perihal Cetak Mencetak. Yogyakarta: Kanisius.

Sihombing, Danton, MFA. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suhandang, Kustadi. 2010. Periklanan ‘Manajemen, Kiat & Strategi’. Bandung: Nuansa. Sumarna, Kasmas. 2007. Kiat Mengkomersilkan Hobi Menggambar (kartun, ilustrasi,

komik). Semarang: Etthar.

Suseno, Franz Magnis. 1997. Buku Membangun Kualitas Bangsa. Yogyakarta: Kanisius. Tim FAJI. 2012. Pelatihan Pemandu Arung Jeram ‘River Rescue’. Malang: FAJI.

Tim Penyusun PPKI. 2010. Pedoman: Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Gambar

Gambar 1 Kerangka Dasar Perancangan Buku Bergambar Pengenalan Prosedur Keamanan dan  Pertolongan Dalam Olah Raga Arung Jeram

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pembahasan dan evaluasi kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan yang dilakukan, maka dapat memberikan pengetahuan dasar bagaimana

Rahwanto, Muchtar, Kedudukan Anak dalam Hukum Waris Menurut KUH Perdata dan Hukum Islam , Graha Ilmu, Jakarta, 2009.. Rasyid, Abdul, Hukum Perkawinan di Indonesia , Pustaka

Suatu keamanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia internet baik keamanan komputer maupun keamanan jaringan yang banyak dipenuhi dengan berbagai ancaman

Pada PT Pegadaian (Persero) Kantor Cabang Genteng Banyuwangi manajer tidak memiliki wewenang untuk mempengaruhi atau menentukan besar kecilnya maupun jenis aktiva yang

1. Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Tata Busana sudah menerapkan penilaian berbasis portofolio melalui penilaian dokumen desain sebagai kumpulan tugas pada

Demikian pula menurut Riyanto (2004:16) perpustakaan dapat dikatakan baik dan berkualitas harus memiliki beberapa kriteria yaitu (a) koleksi relevan, aktual dan

Soal selidik ini dibahagikan kepada 2 bahagian iaitu Bahagian A adalah berkaitan dengan latar belakang responden, bahagian B adalah berkaitan untuk melihat persepsi ibu bapa

Uji biodegradasi plastik dalam penelitian ini menggunakan metode kolom Winogradsky (Gambar 1) dengan menggunakan inokulum berupa mikroorganisme yang berasal dari air sampah