• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan bentuk Quasi Eksperimen pretes–postes, Nonequivalen control group design, Sugiono (2013, hlm, 116). Dalam penelitian ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dipilih secara random. Desain penelitian dinyatakan dalaam gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1

Quasi Eksperimen pretes–postes, Nonequivalen control group design (Sugyiono, 2013, Hlm. 116)

Keterangan:

(R)E = kelompok eksperimen (R)K = kekompok Kontrol

XE = Perlakuan pada kelompok eksperimen XK = Perlakuan pada kelompok kontrol O1 = Pretest

O2 = Postes

Dalam desain ini ada dua kelmopok yang akan diberikan perlakuan, kelompok pertama dengan perlakuan model pembelajaran Learning Cycle 5E dan kelompok ke-dua dengan model pembelajaran konvensional. Sebelum diberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelompok tersebut, sampel diberikan pretest untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum perlakuan. Dan setelah diketahui hasilnya maka diberikanlah perlakuan, sehingga setelah diberikan perlakuan

Kelompok Pretest Perlakuan Postes

(R)E O1 XE O2

(2)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan kembali diuji dengan bentuk postes guna mengetahui hasil dari perlakuan tersebut.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugyiono (2013, hlm. 117) mengatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Senada dengan pernyataan yang dikemukakan Arikunto (2010, hlm. 173) bahwa populasi adalah “keseluruhan objek”. Adapun Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IV MI PASIR AWI BEAS yang berjumlah 50 orang.

2. Sampel

Sugyiono (2013, hlm. 118) mengatakan bahwa sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam pengambilan sampel harus mewakili karakteristik populasi. Senada dengan itu Sampel adalah ”sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2010 hlm 174).

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD yang terpilih menjadi kelas eksperimen adalah kelas IV A dan kelas IV B yang menjadi kelas Kontrol. Yang perinciannya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Sampel Kelas Kontrol dan Eksperimen

No Kelas Jumlah Siswa Sampel

1 IV –A 25 25

(3)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010, hlm. 192) mengatakan bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”. Senada dengan yang dikemukakan Sugyono (2013, hlm. 148) bahwa instrument adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Dan pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat yang baik. Adapun instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Tes

“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2010, Hlm. 193). Pada penelitian ini instrument tes digunakan untuk mendapatkan data konsepsi siswa, tes hasil belajar digunakan untuk melaksanakan evaluasi akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur dan mendeskripsikan tentang konsepsi akhir siswa yang dilakukan sebelum (pretest) dan sesudah (postest) dalam bentuk muliple choice (pilihan Ganda) terhadap kedua kelompok eksperimen.

a. Validitas Isi

Sugyono (2013, hlm. 182) mengatakan bahwa “Dikarenakan instrument ini berbentuk tes maka dalam pengujiannya dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi pelajaran yang diujikan”. Suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi yang seharusnya dievalusai. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat ukur dalam menguji yang sebenranya. Uji coba ini dilakukan dengan mengkorelasionalkan skor item-item dengan skor total. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digiunakan korelasi point Biserial, hal itu dagambarkan dalam rumus dibawah ini pada halaman 27.

(4)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rpbi = SD Mt Mpq p Gambar 3.2 Rumus Validitas Isi (Sugyono, 2013, Hlm. 182)

Keterangan:

r = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab benar bagian butir yang dicari validitasnya.

Mt = rerata skor total

SD = standar deviasi skor total

P = proporsi siswa yang menjawab benar Q = proporsi siswa yang menjawab salah (1-p)

Kriteri pengujian:

Jika harga rpbi lebih besar dari harga rtabel (rpbi > rtabel) maka butir soal tersebut

valid. Harga rtabel diperoleh dari r (1-α, N) dan taraf signifikansi (α) sebesar 5%.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas penilaian adalah ketepatan tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas digunakan untuk mengetahui soal yang sudah disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau tidak tetap. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap atau relative sama. Instrument disebut reliable mengandung arti bahwa instrument tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Uji reliabilitas dapat diuji dengan rumus yang ditemukan Kuder dan Richardson atau dikenal dengan rumus K-R.20. yang digambarkan pada halaman 28.

(5)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r11 =             2 2 1 1 t b k k   Gambar 3.3 Rumus K-2 20 Keterangan: r = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir

= varians total

Tabel 3.2

Kriteria Uji Reliabilitas

Interval Koefisien Kriteria

0,00-0,20 Kecil

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,70 Sedang

0,71-0,90 Tinggi

0,91-1,00 Sangat Tinggi

Hasil perhitungan uji realibilitas kemudian disamakan dengan nilai r table, jiak r hitnung ≥ r table amak instrument belajar reliable dan jika r hitung kurang ≤ r table maka instrument belajar tidak reliable.

c. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak sulit dan tidak terlalu mudah. Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut 1 1 2 b   2 t

(6)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indeks kesukaran (difficulty Index). Untuk dapat mengukur tingakt kesulitan soal dapat digunakan rumus pada halaman 29 berikut.

Gambar 3.4

Rumus Tingkat Kesukaran Soal

Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran satu butir soal tertentu

RU = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar R1 = Jumlah testi kelompok asor yang menawab benar N = 27% dari seluruh testi

Tabel 3.3

Kriteria tingkat kesukaran soal

Interval koefesien Kriteria

0,00≤TK≤3,00 Sukar

0,30≤TK≤7,00 Sedang

0,70≤TK≤100 Mudah

d. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi Prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang (lemah prestasinya). Cara penghitungan daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.

𝐓𝐊 =

𝐑𝐔 − 𝐑𝟏

𝟐𝐧

DP =

RU − R1

n

(7)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.5

Rumus Daya Pembeda

Keterangan:

DP = Daya pembeda

RU = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab suatu soal R1 = Jumlah testi kelompok asor yang menjawab benar suatu soal n = 27% dari seluruh testi

Tabel 3.4

Kriteria Daya Pembeda Soal

Interval Koefesien Kriteria

0,00-0,20 Kurang 0,21-0,29 Cukup 0,41-0,70 Baik 0,71-1,00 Sangat baik 2. Non Tes a. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil, Sugiyono (2013 hlm 194).

b. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang mempunya ciri khas tersendiri bila dibandingkan dengna teknik lain yaitu wawancara dan quisioner. Sutrisno hadi dalam sugiyono (2013, hlm 203)

(8)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengemukakakn bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Pelaksanaan observasi ini dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung, pengamat sekaligus observer mengamati siswa pada setiap proses-proses pembelajaran atau thap-tahap model pembelajaran yang dijadikan treatment. Pada observasi ini peneliti terjun langsung menjadi observer atau terlibat dalam kegiatan sehari-hari.dengan menjadi partisipan atau berperan langsung peniliti berharap bisa mendapatkan data dengan akurat, lengkap dan tajam.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian pada umumnya. Penulis menemukan beberapa masalah terkait dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar yang berdampak pada hasil belajar siswa dan menurunkan kualitas pendidikan siswa. Berdasarkan hal itu penulis mencoba mengimplementasikan model pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivisme untuk memberikan sentuhan pembelajaran yang bermakna dan model yang diimplementasikan adalah learning Cycle 5E dengan harapa bisa memberikan kontribusi penting dalam dunia pendidikan umumnya. Langkah-langkah dalam penelitian ini diawali dengan menemukan masalah di sekolah dan dilanjutkan dengan kajian solusi sementara pemecahannya. Dan setelah di dapatkan solusi sementara itu maka dilanjutkan dengan pengujian solusi tersebut ke lapangan dengan harapan bisa memberikan konstribusi positif. Dalam perjalanannya tahapan-tahapan penelitian ini dilaksanakan sesuai prinsip penelitian pada umumnya.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik statistik

(9)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena data yang peneliti ambil merupakan data kuantitatif, sedangkan analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana dan regresi ganda. sebelum melakukan analisis data maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas.

1. Uji Normalitas

Digunakan untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan untuk untuk uji normalitas data yaitu Chi-kuadrat dengan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013 hlm. 241) pada halaman 32 berikut ini.

Gambar 3.6 Rumus Chi-Kuadrat

Keterangan:

= Chi-kuadrat

= frekuensi yang diperoleh dari smpel = frekuensi yang diharapkan dari populasi

Dengan kriteria bahwa jika Chi-kuadrat hitung lebih kecil daripada Chi-kuadrat table dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) = k-1 atau p = 0,5maka sebaran datanya berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan aflikasi SPSS.16.0 For Windows.

3. Uji t (t-test) Dua Sampel

2 X fo fh

fh

fh

fo

X

2 2

(10)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji t dua sampel ini tergolong uji perbandingan (uji komparatif) tujuan dari uji t ini adalah untuk membandingkan atau membedakan kedua data variable sama atau berbeda. Kegunaan uji komparatif ini adalah untuk menguji kemampuan generalisasi. Rumus uji-t dua sampel:

Gambar 3.7

Rumus Uji-T Dua Sampel

Keterangan:

r = Nilai korelasi 𝑋1 dengan 𝑋2 𝑛1,𝑛2 = Jumlah sampel

𝑋1 = Rata-rata sampel ke-1

𝑋2 = Rata-rata sapel ke-2

𝑆1 = Standar deviasi sampel ke-1 𝑆2 = Standar deviasi sampel ke-2

𝑠12 = Varians sampel ke-1

𝑠22 = Varians sampel ke-2

4. Uji Gain Ternormalisasi

Uji gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan antar nilai pretes dan postes perhitungan gain ternormalisasi menggunakan rumus:

Gambar 3.8 Rumus N-Gain 𝑔 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑋1− 𝑋2 𝑆12 𝑛1+ 𝑆22 𝑛2− 2. 𝑟 𝑆 1 𝑛1 + ( 𝑆 2 𝑛2)

(11)

Rizqi Affan, 2015

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR KELAS IV MI PASIRAWIBEAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut tabel interpretasi gain ternormalisasi guma memberikan klasifikasi penggolonan klasifikasi gain.

Tabel 3.5

Interprestasi Gain Ternormalisasi

Gain Klasifikasi

g > 0,7 Gain tinggi

0.3 < g ≤0,7 Gain sedang

g≤0,3 Gain rendah

5. Uji Scheffe

Uji scheffe dilakukan untuk melihat letak perbedaan kemampuan keterampilan proses pada kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelas Kontrol untuk menghitung uji scheffe dilakukan secara manual dengan rumus :

Gambar 3.9 Rumus Uji Schfee

Keterangan:

𝑥1 = Rerata sub kelompok pertama 𝑥2 = Rerata sub kelompok kedua

𝑛1 = Banyak anggota kelompok pertama 𝑛2 = Banyak kelompok kedua

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

(𝑥1 − 𝑥2)2

𝑅𝐽𝐾𝑖 1𝑛

Gambar

Gambar 3.5  Rumus Daya Pembeda  Keterangan:
Gambar 3.6  Rumus Chi-Kuadrat  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian inovasi meliputi banyak aspek dan sangat kompleks dengan berbagai faktor pendukung serta bukan hanya mengacu pada hal yang baru semata.. 27 Inovasi bukan

Oleh karena itu, perlu dibandingkan antara DWDM dan CWDM pada sistem komunikasi serat optik agar didapatkan hasil yang lebih baik yang dapat digunakan dalam area tertentu dan

Dengan kurang maksimalnya penegakan hukum terhadap penambang pasir tanpa izin di Kabupaten Bener Meriah dapat kita pahami bahwa hukum belum bekerja secara baik terhadap

Stasiun Geofisika Mata Ie Aceh Tower Observatory Hilal Pantai Lhoong Aceh tidak teramati - Balai Besar MKG Wilayah I Medan - - - Stasiun Geofisika Tuntungan

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa penerapan NANDA-I, NIC, dan NOC dapat memenuhi sebagian besar penilaian evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan

Pada headset, geser tombol daya ke atas dan tahan selama lebih dari 5 detik sampai LED status berkedip putih.. Pada dongle nirkabel USB 2,4G, tahan CONNECT selama lebih dari 5

Adapun empat tahapan tersebut, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Penilaian kualitas

Penelitian ini akan menggunakan data sekunder dari website Badan Pusat Statistik (bps.go.id) yang meliputi persentase penduduk miskin, Indeks Pembangunan Manusia,