• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Kedokteran STM Januari Juni 2018 P ISSN X (Sains dan Teknologi Medik) E ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Kedokteran STM Januari Juni 2018 P ISSN X (Sains dan Teknologi Medik) E ISSN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

8

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN UTILISASI POSYANDU

LANSIA DI PUSKESMAS TEGAL SARI KECAMATAN

MEDAN DENAI TAHUN 2017

Mhd. Ikhsan Nasution

1

, Elisabeth Dame Manalu

2

, dan Saiful Batubara

3 1

Alumni Program studi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes DHDT

2

Staf Pengajar Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes DHDT

3

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UISU

ABSTRACT

The number of elderly population showed an increase from year to year. Indonesia was among the top five countries with the largest population of elderly in the world. This was followed by the elderly morbidity rate increased from year to year. So the elderly need to do various activities of prevention and maintenance of health. But only a few elderly were aware of it and taked advantage of services Posyandu. In Tegal Sari Community Health Center, the number of elderly were 2300 people with active elderly used elderly integrated service center only 40 people.

This research was an analytic with cross sectional research design which aimed to know factors related to utilization of elderly integrated service center at Tegal Sari Community Health Center of Medan Denai sub-district in 2017. all elderly who have visited Posyandu Tegal Sari Public Health Center of Medan Denai Sub-district in 2017 as many as 2300 People with a large sample of 96 people. Data were collected by used questionnaire then processed and tested by chi square test followed by multiple logistic regression test with 95% confidence level and α = 0,05.

The result of the research showed that there was a relation of age with the utilization of elderly elderly integrated service center utilization (p value = 0,027), there was no relation sex with elderly integrated service center utilization (p value = 0,616), there was relation of education, work, attitude, and service quality with elderly integrated service center utilization (p value = 0,001), there was relation of travel time to utilization of elderly integrated service center (p value = 0,002).

It is expected that officers to make innovations such as providing music or spiritual activities in waiting time for activities so that the elderly do not get tired of waiting. Officers can also carry out creative activities such as making bags, accessories, and others for the elderly who are interested so as to increase the elderly interest to regular visit to elderly integrated service center because many positive activities obtained by the elderly.

Keywords: Utilization, Posyandu of Elderly, Community health center

PENDAHULUAN

Posyandu Lanjut Usia (Lansia) merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan pada lansia. Jumlah penduduk lansia menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup

serta menjadi tanda membaiknya tingkat

kesejahteraan masyarakat. Tahun 2010 di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 600 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Dari hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia yaitu mencapai 18,1 juta jiwa pada 2010 atau 9,6 persen dari jumlah penduduk.1

Berdasarkan data Susenas tahun 2012 angka kesakitan lansia dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Pada tahun 2012 angka kesakitan lansia mencapai 34%, artinya dari 100 lansia terdapat 34 orang yang menderita sakit. Sedangkan jumlah lansia yang mengalami keluhan kesehatan mencapai 58%, yang berarti dari 100 orang lansia terdapat 58 orang yang mengalami keluhan sakit. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa data kejadian penyakit pada lansia terus mengalami peningkatan. Dengan urutan penyakit yang mendominasi adalah hipertensi, artrirtis, stroke, penyakit paru obstruktif kronis, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, batu ginjal, dan gagal jantung.2

Kementerian Kesehatan telah menambah jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan program santun lansia yang menyelenggarakan Posyandu lansia. Dari Data Kementerian Kesehatan, saat ini terdapat 528 Puskesmas yang menyelenggarakan program santun lansia di 231 Kabupaten/Kota di

(2)

9

Indonesia. Namun, implementasi program tersebut belum berjalan maksimal.3

Melihat besarnya manfaat posyandu lansia, seharusnya sasaran memanfaatkan kegiatan ini

semaksimal mungkin namun kenyataannya

pemanfaatan tersebut masih rendah. Hal ini juga terlihat pada data nasional pada tahun 2014 pemanfaatan posyandu lansia hanya mencakup 5,39% dan terjadi peningkatan pada tahun berikutnya sebesar 13,23%. Angka ini sangat jauh dari standar pelayanan minimal Posyandu lansia sebesar 80% .4

Di wilayah Sumatera Utara tahun 2010 lansia sebanyak 7.956.188 jiwa dan hanya 3.399.189 jiwa diantaranya (42,72%) yang mendapat pelayanan kesehatan (Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2010). Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan menunjukkan penduduk lansia (60 tahun – 75+ tahun) di Kota Medan sejumlah 620.442 jiwa dengan jumlah lansia laki-laki sebanyak 302.208 jiwa dan jumlah lansia perempuan sebanyak 318.234 jiwa.5

Dari data yang diperoleh peneliti dari Dinas Kesehatan Kota Medan terdapat 171 Puskesmas yang tersebar di wilayah Kota Medan. Di Puskesmas Tegal Sari didapatkan jumlah lansia sebanyak 2300 jiwa dengan jumlah lansia yang aktif memanfaatkan Posyandu lansia hanya sebanyak 40 orang. Puskesmas Tegal Sari merupakan Puskesmas yang menerapkan program santun lansia. Namun dari data kunjungan penyakit yang ada di Puskesmas Tegal Sari terdapat peningkatan kejadian penyakit degeneratif meliputi hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung koroner.

Perlu dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui penyebab rendahnya utilisasi Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari. Berdasarkan hasil survei awal sebagian besar lansia yang memanfaatkan Posyandu lansia adalah pada kelompok umur > 60 tahun dengan jenis kelamin perempuan. Hal ini perlu dikaji karena diharapkan seluruh lansia termasuk kelompok umur lansia awal aktif serta lansia dengan jenis kelamin laki-laki dapat memanfaatkan pelayanan Posyandu lansia agar dapat mempersiapkan diri menghadapi masa degeneratif dengan keadaan kesehatan yang lebih baik.

Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Posyandu lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017Untuk mengetahui hubungan faktor pendidikan dengan utilisasi Posyandu lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian case

control study yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan Posyandu lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017. Penelitian ini dilakukan pada bulan bulan Januari sampai bulan Juni tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang pernah mengunjungi Posyandu lansia Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017 sebanyak 2300 orang dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang.

Data primer diperoleh melalui pengumpulan data dari lansia di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai yang pernah berkunjung ke Posyandu lansia tahun 2017 dengan menggunakan kuesioner yang akan diisi oleh responden.

Data sekunder yang dikumpulkan adalah data pendukung yang berkaitan dengan penelitian yaitu data kependudukan (jumlah penduduk lansia), data kunjungan lansia di Posyandu lansia Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai.

Uji validitas dan reabilitas dilakukan terhadap 30 orang lansia di Puskesmas Sukaramai Kecamatan Medan Area yang memiliki kaakteristik yang sama dengan Puskesmas Tegal Sari.

Pengolahan data dilakukan dengan analisa univariat, bivariat dan multivariat. Analisa data dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik berganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi dari variabel atau besarnya proporsi masing-masing variabel yang diteliti.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan

Medan Denai Tahun 2017

No Karakteristik Jumlah Persentase

(%) 1 Umur 46 - 55 Tahun 56 - 65 Tahun > 65 Tahun 15 70 11 15.6 72.9 11.5 Jumlah 96 100.0 2 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 7 89 7.3 92.7 Jumlah 96 100.0 3 Pendidikan Rendah Tinggi 65 31 67.7 32.3 Jumlah 96 100.0 4 Pekerjaan PNS Pegawai Swasta 2 11 2.0 11.5

(3)

10

Wirausaha Tidak bekerja/Pensiunan 29 54 30.2 56.3 Jumlah 96 100.0

Dari tabel 1. di atas distribusi responden berdasarkan umur 45 - 55 tahun sebanyak 15 orang (15,6%), pada rentang usia 56 - 65 tahun sebanyak 70 orang (72,9%), dan > 65 tahun sebanyak 11 orang (11.5%). Berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 orang (7.3%) dan perempuan sebanyak 89 orang (92.7%). Berdasarkan pendidikan tergolong rendah sebanyak 65 orang (67,7%) dan tinggi sebanyak 31 orang (32.3%). Berdasarkan pekerjaan PNS sebanyak 2 orang (2,0%), pegawai swasta sebanyak 11 orang (11.5%), wirausaha

sebanyak 29 orang (30,2%) dan tidak

bekerja/pensiunan sebanyak 54 orang (56,3).

Hasil Bivariat

Hubungan Umur dengan Utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2017

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square p value adalah 0,027

yang artinya ada hubungan umur dengan

pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

Umur lansia digolongkan menjadi Lansia awal : 46-55 Tahun, Lansia akhir : 56-65 Tahun, Manula : > 65 Tahun. Umur lansia dapat memengaruhi lansia untuk mengambil keputusan

dalam memelihara kesehatannya. Semakin

bertambah umur maka pengalaman pengetahuan semakin bertambah. Orang lanjut usia lebih cenderung memanfaatkan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Seiring dengan peningkatan usia, terjadi peningkatan kebutuhan pelayanan khusus yang berbasis masyarakat. Terjadinya peningkatan beban akibat penyakit yang menyertai usia mempercepat peningkatan kebutuhan dan penggunaan pelayanan kesehatan, serta sifat kronis yang terdapat pada banyak penyakit mengakibatkan lansia harus

berkali-kali berhubungan dengan sistem pelayanan kesehatan.8

Menurut asumsi peneliti lansia yang lebih tua yang telah mengalami keluhan kesehatan akan lebih sering berkunjung ke Posyandu Lansia untuk mengawasi kondisi kesehatannya sebaliknya lansia yang lebih muda tidak aktif ke posyandu karena masih merasa sehat, sehingga datang ke posyandu apabila dalam keadaan sakit saja. Selain alasan untuk memeriksakan kondisi kesehatan, lansia datang berkunjung ke posyandu untuk mendapatkan teman baru, silaturahmi dengan teman-teman seusianya maupun dengan petugas kesehatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lestari dkk (2011) menemukan bahwa ada peran faktor umur terhadap keaktifan kunjungan Lansia ke Posyandu di Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Propinsi DIY. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Susilowati dkk (2014) yang menemukan tidak ada hubungan faktor umur dengan kunjungan lanjut usia ke Posyandu Lanjut Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali.9,10

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2017

No Jenis

Kelamin

Utilisasi Posyandu Lansia

Jumlah

P Value Tidak

Memanfaatkan Memanfaatkan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Laki-laki 4 4.2 3 3.1 7 7.3 0,616

No Umur

Utilisasi Posyandu Lansia

Jumlah

P Value Tidak

Memanfaatkan Memanfaatkan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. 46-55 Tahun 12 12.5 3 3.1 15 15.6 0,027 2. 3. 56-65 Tahun >65 Tahun 38 3 39.6 3.1 32 8 33.3 8.4 70 11 72.9 11.5 Jumlah 96 100.0

(4)

11

2. Perempuan 49 51.0 40 41.7 89 92.7

Jumlah 96 100.0

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 7 orang (7,3%) responden dengan jenis kelamin laki-laki 4 orang (4,2%) tidak memanfaatkan Posyandu Lansia dan 3 orang (3,1%) memanfaatkan Posyandu Lansia. Sedangkan dari 89 orang (92,7%) responden dengan jenis kelamin perempuan 49 orang (51,0%) tidak memanfaatkan

Posyandu Lansia dan 40 orang (41,7%)

memanfaatkan Posyandu Lansia.

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square p value adalah 0,616 yang artinya tidak ada hubungan jenis kelamin dengan pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

Jenis kelamin merupakan perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran dalam upaya meneruskan garis keturunan. Jenis kelamin

menentukan jenis aktifitas yang dilakukan. Kelompok jenis kelamin laki-laki cenderung masih bekerja pada usia tuanya sehingga tidak memiliki waktu hadir ke Posyandu lansia. Jika tidak bekerja kelompok jenis kelamin laki-laki banyak menghabiskan waktu di warung bersama rekan-rekannya.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rosyid (2009) yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di RW VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya dengan hasil penelitian ditemukan tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di RW VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya.11

3. Hubungan Pendidikan dengan Utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2017

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square p value adalah 0,001 yang artinya ada hubungan pendidikan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

Pendidikan merupakan proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Secara umum pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan tentang kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan masyarakat. Orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi umumnya lebih terbuka menerima perubahan atau hal-hal yang berguna. Dan menjadi lebih kritis untuk mengetahui kebutuhannya dengan membaca koran, majalah, buku, dari internet atau bertanya kepada ahlinya pada Posyandu, Puskesmas, rumah sakit, praktik dokter, dll.12 Tingkat pendidikan yang tidak tinggi mengindikasikan

kurangnya pengetahuan dan pemahaman responden tentang kesehatan. Pengaruh tingkat pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam

pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengetahuan dan konsep moral diri individu. Individu yang berpendidikan lebih rendah memiliki pengetahuan yang lebih rendah sehingga kurang mengetahui manfaat dari Posyandu Lansia. Tingkat pendidikan responden yang berpendidikan tinggi dianggap mengerti dan mengetahui tentang ilmu kesehatan serta pentingnya berkunjung ke Posyandu lansia Oleh karena itu tingkat pendidikan yang rendah harus diimbangi dengan pemberian pengetahuan kesehatan agar wawasan kesehatan mereka lebih meningkat, misalnya dengan penyuluhan kesehatan.

Penelitian ini mendukung hasil penelitian Handayani (2012) dengan judul: faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Lanjut Usia di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Tahun 2012.13

No Pendidikan

Utilisasi Posyandu Lansia

Jumlah

P Value Tidak

Memanfaatkan Memanfaatkan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Rendah 44 45.8 21 21.9 65 67.7

0,001

2. Tinggi 9 9.4 22 22.9 31 32.3

(5)

12

4. Hubungan Pekerjaan dengan Utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2017

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square p value adalah 0,001 yang artinya ada hubungan pekerjaan dengan pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

Lansia yang sudah tidak bekerja cenderung lebih aktif ke posyandu dibanding yang masih bekerja, sejalan

dengan penelitian Nurhayati yang membuktikan bahwa ada hubungan antara pekerjaan dengan

pemanfaatan posyandu dimana pemanfaatan

posyandu yang baik lebih banyak dilakukan oleh responden yang tidak bekerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan peelitian Rosyid (2009) dengan judul: “faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di RW VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya”. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh pekerjaan terhadap

kunjungan lansia di RW VII Kelurahan

Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya dimana kunjungan 1 bulan 1 kali yaitu ibu rumah tangga sebanyak 69%, sebagian kecil adalah kunjungan 1 kali 2 bulan adalah wirausaha sebanyak 21% dan kunjungan 1 bulan 3 kali yaitu sebagai wiraswasta dan PNS masing-masing sebanyak 2 orang (10%).

5. Hubungan Sikap terhadap Posyandu Lansia dengan Utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2017

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square p value adalah 0,001 yang artinya ada hubungan sikap terhadap Posyandu Lansia dengan pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

Sikap adalah suatu perasaan yang berwujud respon yang ditunjukkan oleh manusia terhadap suatu objek. Karena sikap merupakan suatu perasaan maka sikap seseorang tidak selalu benar atau sikap semata bukanlah jaminan kebenaran.

Sikap adalah suatu respon yang ditunjukkan lansia tentang Posyandu lansia. Sikap lansia memengaruhi lansia untuk mengambil keputusan dan bertindak di dalam menggunakan pelayanan kesehatan. Sikap lansia terhadap pelayanan yang diberikan akan meningkatkan kondisi kesehatan lansia serta sikap lansia terhadap kegiatan pada posyandu lansia bermanfaat bagi lansia tersebut untuk meningkatkan utilisasi lansia terhadap posyandu lansia.

Menurut asumsi peneliti lansia belum merasa membutuhkan kegiatan yang dilaksanakan pada

No Pekerjaan

Utilisasi Posyandu Lansia

Jumlah

P Value Tidak

Memanfaatkan Memanfaatkan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. PNS 2 2.1 0 0.0 2 2.1 0,001 2. 3. 4. Swasta Wirausaha Tidak bekerja 10 26 15 10.4 27.1 15.6 1 3 39 1.1 3.1 40.6 11 29 54 11.5 30.2 56.2 Jumlah 96 100.0 No Sikap

Utilisasi Posyandu Lansia

Jumlah

P Value Tidak

Memanfaatkan Memanfaatkan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tidak baik 43 44.8 4 4.2 47 49.0

0,001

2. Baik 10 10.4 39 40.6 49 51.0

(6)

13

Posyandu lansia. Lansia yang tidak memiliki gangguan serius tidak merasa membutuhkan pelayanan posyandu lansia. Bagi lansia yang memiliki keluhan kesehatan terdapat lansia yang tidak memiliki keyakinan dan merasa ragu kepada petugas dalam memeriksa kesehatannya dikarenakan petugas bukanlah seorang dokter. Terdapat juga

lansia yang tidak meyakini obat yang diberikan karena tidak merasakan kesembuhan setelah mengkonsumsi obat tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pertiwi (2013) yang menemukan ada hubungan sikap lansia dengan kehadiran di Posyandu Lansia di posyandu desa Mudal Kabupaten Boyolali.12

6. Hubungan Waktu Tempuh dengan Utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan

Medan Denai Tahun 2017

No Waktu Tempuh

Utilisasi Posyandu Lansia

Jumlah

P Value Tidak

Memanfaatkan Memanfaatkan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Lama 38 39.6 6 6.3 44 45.8

0,002

2. Cepat 15 15.6 37 38.5 52 54.2

Jumlah 96 100.0

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square p value adalah 0,002 yang artinya ada waktu tempuh dengan pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

Waktu tempuh merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh Posyandu lansia yang tergantung kepada jarak antara rumah dengan posyandu lansia. Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Waktu tempuh yang lama mengakibatkan lansia semakin sulit menjangkau posyandu tersebut. Dengan jarak yang jauh mengakibatkan lansia harus mengeluarkan biaya untuk biaya transpotasi menuju posyandu lansia. Hal tersebut menjadi beberapa kendala lansia mengunjungi posyandu lansia.

Menurut asumsi peneliti karena Puskesmas Tegal Sari terdapat di Kota namun dengan kondisi wilayah yang tersebar mengakibatkan beberapa wilayah memiliki jarak yang jauh sehingga membutuhkan waktu tempuh yang lama. Hanya 2 posyandu lansia yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari sehingga masih banyak lansia yang kesulitan berkunjung ke Posyandu akibat jarak yang jauh. Situasi kota yang macat mengakibatkan waktu tempuh semakin lama. Di samping itu angkutan umum memiliki rute yang panjang pada

perumahan nasional Mandala sehingga

membutuhkan waktu tempuh lama untuk mencapai posyandu lansia.

(7)

14

7. Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari

Kecamatan Medan Denai Tahun 2017

No Kualitas

Pelayanan

Utilisasi Posyandu Lansia

Jumlah

P Value Tidak

Memanfaatkan Memanfaatkan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tidak baik 42 43.8 0 0.0 42 43.8

0,001

2. Baik 11 11.5 43 44.7 54 56.2

Jumlah 96 100.0

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square p value adalah 0,001 yang artinya ada hubungan kualitas pelayanan

dengan pemanfaatan Posyandu Lansia di

Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

Fasilitas posyandu yang baik terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Keramahan dalam pelayanan kesehatan berhubungan langsung dengan efektifitas kegiatan dan dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Keramahan juga penting karena dapat mempengaruhi kepercayaan pasien dalam pelayanan kesehatan. Kenyamanan dan kebersihan juga sangat berperan. Unsur kualitas pelayanan yang lain misalnya hal-hal yang membuat waktu tunggu lebih menyenangkan seperti adanya musik, televisi, majalah, dan lain-lain. Kebersihan, adanya kamar kecil dan sekat/gordyn di ruang pemeriksa juga merupakan faktor penting untuk menarik lansia yang dapat menjamin kelangsungan berobat dan meningkatkan cakupan. Fasilitas yang ditanyakan kepada responden berdasarkan pada pedoman posyandu usia lanjut bagi petugas kesehatan yaitu adanya kartu menuju sehat, ruangan/tempat penyelenggaraan posyandu, meja dan kursi untuk kader dan petugas kesehatan, peralatan tulis menulis, timbangan, meteran, stetoskop, tensimeter, thermometer, alat laboratorium sederhana, ditambah dengan adanya PMT (pemberian makanan tambahan). Pelayanan kader dan petugas kesehatan yang baik terbukti sebagai faktor yang mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke posyandu.

Menurut asumsi peneliti kualitas pelayanan menjadi faktor yang berhubungan dengan utilisasi Posyandu lansia sekaligus sebagai faktor yang dominan berhubungan dengan utilisasi Posyandu lansia di Puskesmas Tegal Sari disebabkan oleh kurangnya keaktifan kader Posyandu lansia dalam memberikan pelayanan kepada lansia. Hal tersebut disebabkan oleh kader tersebut memiliki pekerjaan dan keluarga serta kesibukan dalam bekerja sehingga tidak dapat berperan dengan baik dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader. Petugas Posyandu juga dinilai kurang ramah dan tidak menjalin kedekatan dengan lansia. Kegiatan yang

dilaksanakan seperti kegiatan rutinitas yang dilaksanakan tanpa menjalin hubungan kedekatan dengan lansia. Petugas diharapkan memberikan komunikasi terapeutik dan komunikasi efektif terhadap lansia guna membangun ikatan emosional dengan lansia tersebut.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan peran petugas kesehatan dengan pemanfaatan posyandu lansia. Pelayanan kesehatan yang bermutu ditinjau dari sudut pandang pasien dan masyarakat berarti suatu empati, penghargaan dan tanggap akan kebutuhan lansia.15

Analisis Multivariat

Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan bahwa kualitas pelayanan merupakan faktor dominan berhubungan dengan utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2017, dimana kelompok yang menyatakan kualitas pelayanan tidak baik lima kali lebih besar kemungkinan tidak memanfaatkan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1) Faktor yang berhubungan dengan utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017 adalah umur, pendidikan, pekerjaan, sikap terhadap Posyandu Lansia, waktu tempuh, dan kualitas pelayanan Posyandu (p value < 0,05).

2) Tidak ada hubungan jenis kelamin dengan utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017 (p value = 0,616).

3) Semakin tinggi tingkat pendidikan lansia maka semakin besar lansia yang memanfaatkan posyandu. Dan berbanding terbalik dengan factor pekerjaan karena semakin tinggi aktifitas kerja lansia maka semakin kecil untuk dapat mengikuti posyandu lansia.

4) Jarak tempuh lokasi posyandu lansia juga sangat menentukan tingkat keberhasilan terhadap pemanfaatan posyandu lansia maka

(8)

15

bagi kepala puskesmas harus membuat kebijakan yang dapat memudahkan lansia menuju posyandu atau bila perlu menambah lagi jumlah tempat dan kader posyandu lansia. 5) Kualitas pelayanan merupakan faktor paling

dominan yang berhubungan dengan utilisasi Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2017, dimana kelompok yang menyatakan kualitas pelayanan tidak baik lima kali lebih besar kemungkinan tidak memanfaatkan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai tahun 2017.

Saran

Bagi Lansia

Diharapkan kepada lansia agar

memanfaatkan pelayanan Posyandu Lansia

sehingga dapat diketahui keadaan kesehatan untuk kegiatan kontrol kesehatan secara teratur. Mengikuti kegiatan yang dilakukan seperti senam untuk menambah kebugaran serta meningkatkan stamina guna mencegah penyakit. Serta mengikuti penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas maupun kader.

Bagi Petugas

Diharapkan kepada petugas agar lebih

meningkatkan pemberian informasi kepada lansia di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari untuk membangun sikap positif lansia terhadap Posyandu Lansia. Petugas diharapkan lebih aktif memberi komunikasi terapeutik dan komunikasi efektif kepada lansia sehingga terjalin hubungan yang baik di antara petugas dan lansia di wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari.

Bagi Institusi

Diharapkan institusi dapat mengembangkan sumber referensi dan bahan kajian tentang utilisasi Posyandu lansia sehingga dapat menambah informasi bagi mahasiswa tentang utilisasi Posyandu lansia.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi Posyandu lansia lebih mendalam dan dapat memberikan masukan yang lebih baik untuk peningkatan kesehatan lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, I. O. (2011). Efektivitas Pelaksanaan Program Day Care Services (Pelayanan Harian Lanjut Usia) oleh Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Lanjut Usia

Wilayah Binjai dan Medan. Tesis.

Universitas Sumatera Utara.

Kemenkes RI (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, Dipublikasikan Pada : Mon, 10 Feb 2014.

Suryatmono, A, I. 2013, Persepsi Lansia terhadap Kegiatan Pembinaan Kesehatan Lansia di

Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas

Prambanan Yogyakarta, Jurnal Kesehatan, Vol 1.

Mulyadi, U. (2016). Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kunjungan Lansia ke

Posyandu Lansia di RW VII Kelurahan

Wonokusumo Kecamatan Semampir

Surabaya. Jurnal Kesehatan. Surabaya: Universitas Muhammadiyah Surabaya Badan Pusat Statistik Sumut. (2010). Statistik

Penduduk Lanjut Usia 2009. Medan: Sigalingging, G. (2011). Pengaruh Sosial Budaya

Dan Sosial Ekonomi Keluarga Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan. Tesis Universitas Sumatera Utara. Ariantyningsih, D.S. 2014. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Pemanfaatan

Posyandu Lansia Di Kota Pekanbaru. Jurnal An-Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014 Maryam, R. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan

Perawatannya. Jakarta : Salemba

Lestari, P., Hadisaputro, S. dan Pranarka, K. (2011). Beberapa Faktor Yang Berperan Terhadap Keaktifan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Studi Kasus Di Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Propinsi DIY, Media Medika Indonesiana, Volume 42, Issue 2.

Susilowati, S., Sudaryanto, A. dan Ambarwati (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lanjut Usia Ke Posyandu Lanjut Usia Desa Tegalgiri Nogosari Boyolali. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta : Tesis.

Rosyd, F.N., Uliyah, M., dan Hasanah,U. (2006).

Faktor-faktor yang mempengaruhi

kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di

RW VII Kelurahan Wonokusumo

Kecamatan Semampir Surabaya,

journal.umsurabaya.ac.id/index.php/Health/ article/download/9/04/2017

Notoatmodjo, S., 2013. Ilmu Kesehatan

Masyarakat, , Jakarta : Rineka Cipta Handayani, E.H., (2012). Pemanfaatan Pos

Pembinaan

Terpadu Oleh LanjutUsia Di Kecamatan

Ciomas Kabupaten Bogor Tahun 2012 Dan Faktor. Yang Berhubungan, Tesis,FKM-UI Pertiwi, H. W. (2013). Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Frekuensi Kehadiran Lanjut Usia Di Posyandu Lansia. download. portalgaruda.org/article.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Populasi Lansia Diperkirakan Meningkat Hingga Tahun 2020. www.depkes.co.id diakses tanggal 20 januari 2017

Referensi

Dokumen terkait

dan 10 siswa berasal dari kompetensi keahlian teknik komputer dan jaringan. Setelah dilakukan uji skala terbatas akan diperoleh deskripsi pelaksanaan uji coba luas,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa: Penerapan metode bercerita berbasis Audio visual yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Penerapan metode demontrasi dengan permainan papan gembira

Dari seluruh proses analisis dan pengumpulan data yang diperoleh melalui hasil wawancara interaktif dan dilengkapi dengan teori-teori yang mendukung penelitian

Saran dalam rangka perbaikan proses pembelajaran serta meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi di SMA sebagai berikut: disarankan

Sehubungan dengan permasalahan tersebut tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan penerapan metode latihan dan praktek (drill and practice) dalam

Menurut Hamdani (2011: 87), adapun keuntungan dalam menggunakan metode role playing ini adalah: (1) siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh;

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan kemandirian dan hasil belajar peserta kursus menjahit yang mengikuti program PKK di LKP ADELLA dengan menerapkan