• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKM-GT-10-UNPAD-YAYIT-PEMANFAATAN ASAP CAIR---

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PKM-GT-10-UNPAD-YAYIT-PEMANFAATAN ASAP CAIR---"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN ASAP CAIR TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L.) PADA PEMBUATAN SMOKE CANDY SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI

ROKOK BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan Oleh: Yayit Trigiantoro 240210080042 Fitria Meidawati 240210070026 Saqina Qanidya P. 240210090121 UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2010

(2)

ii LEMBAR PENGESAHAN PKM-GT

1. Judul : Pemanfaatan Asap Cair Tembakau (Nicotiana tabacum L.) pada Pembuatan Smoke Candy sebagai Alternatif Pengganti Rokok

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI (√ )PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Yayit Trigiantoro

b. NIM : 240210080042

c. Jurusan : Teknologi Industri Pangan

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Padjadjaran

e. Alamat dan No Tel./HP : Jl. Sumbawa I No. 98 Bandung (085624587306)

f. Alamat e-mail : yayit90@yahoo.co.id

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang 5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Rossi Indiarto, STP., MP.

b. NIP : 198207082008121002

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Vila Bandung Indah C3-12 (081568449191)

Jatinangor, 4 Maret 2010

Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Bambang Nurhadi, STP., M.Sc. NIP. 197606022000031003

Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Padjadjaran

(Trias Nugrahadi,dr.,SpKN) NIP. 196107419911031002

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Yayit Trigiantoro) NIM. 240210080042 Dosen Pendamping (Rossi Indiarto, STP., MP.) NIP. 198207082008121002 Menyetujui,

(3)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis yang berjudul “Pemanfaatan Asap Cair Tembaka (Nicotiana tabacum L.) pada Pembuatan Smoke Candy Sebagai Alternatif Pengganti Rokok” untuk diikutsertakan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Gagasan Tertulis.

Penyusunan makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan, doa, dan saran dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Ir. Mimin Muhaemin, M.Eng.,Ph.D., Dekan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Univeritas Padjadjaran.

2. Bambang Nurhadi, STP.,M.Sc., Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Univeritas Padjadjaran yang telah memberikan bimbingan dan dukungan.

3. Ir. Sumanti Debby Moody, MS., Ketua Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Univeritas Padjadjaran.

4. Rossi Indiarto, STP., MP., dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, perhatian, dan bantuan kepada kami.

5. Orang tua kami yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang dan cinta, terimakasih untuk setiap doa yang terucap.

Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.

Jatinangor, Maret 2010

(4)

iv DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi RINGKASAN... vii PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang... 1

Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 2

GAGASAN ... 2

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan... 2

Dampak Negatif dari Aspek Kesehatan ... 2

Dampak Negatif dari Aspek Ekonomi... 4

Dampak Negatif dari Aspek Sosial ... 4

Solusi yang Pernah Diterapkan... 5

Gagasan yang Diajukan ... 5

Proses Pembuatan Smoke Candy ... 5

Prospek dan Keunggulan Smoke Candy ... 9

Prospek dan Keunggulan ... 9

Pihak yang Terlibat dalam Proses Implementasi ... 10

Strategi Sosialisasi ... 11

KESIMPULAN ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(5)

v DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Komposisi Kimia Daun Tembakau ... 3 2. Komponen Utama Penyusun Asap Rokok... 3

(6)

vi DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Proses Pembuatan Asap Cair Tembakau ... 6

2. Reaktor Pirolisis Asap Cair Tembakau ... 6

3. Diagram Alir Proses Pembuatan Smoke Candy ... 8

(7)

vii RINGKASAN

Rokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat baik dari aspek kesehatan, sosial maupun ekonomi. Dari aspek kesehatan, rokok banyak mengandung senyawa racun yang bersifat karsinogenik. Selain itu rokok mengandung nikotin yang menyebabkan ketagihan sehingga perokok akan sulit untuk menghentikan kebiasaan merokoknya. Dari aspek sosial, rokok dianggap memiliki nilai estetika yang kurang baik di mata masyarakat, selain itu kebiasaan merokok dapat mengganggu orang disekitarnya dengan asap rokok. Ditinjau dari aspek ekonomi, rokok merupakan produk yang dikenai bea cukai oleh pemerintah sehingga memiliki harga yang cukup mahal. Oleh karena itu, diperlukan suatu solusi alternatif pengganti rokok yang dapat mengatasi berbagai dampak negatif tersebut.

Smoke candy adalah suatu produk alternatif pengganti rokok yang memiliki flavor menyerupai asap rokok, namun tidak mengandung zat-zat berbahaya seperti pada asap rokok. Smoke candy merupakan solusi baik bagi para perokok aktif untuk menghentikan kebiasaan merokok maupun bagi perokok pasif yang ingin mencoba untuk merokok namun alergi terhadap asap rokok. Bagi perokok aktif, smoke candy dapat mengalihkan perhatian mereka dari merokok sehingga diharapkan dapat menghentikan kebiasaan merokok, sedangkan bagi perokok pasif yang tertarik untuk merokok, dapat merasakan sensasi asap rokok di mulut dengan tanpa menghisap asap rokok. Smoke candy tidak mengandung nikotin dan senyawa beracun lainnya sehingga tidak membahayakan kesehatan dan tidak menimbulkan efek ketagihan.

Prinsip utama dalam proses pembuatan smoke candy meliputi proses pirolisis yang menghasilkan asap cair, proses destilasi untuk memurnikan asap cair dan menghilangkan beberapa senyawa berbahaya, dan proses penggunaan asap cair sebagai bahan tambahan pada pembuatan permen (Smoke Candy).

Untuk dapat mengimplementasikan smoke candy sebagai produk alternatif pengganti rokok, maka diperlukan adanya peran aktif dari berbagai pihak diantaranya dari Dinas Kesehatan, sember dana dan pihak-pihak lain yang akan terlibat dalam proses produksi. Dalam mengimplementasikan produk smoke candy, penulis memberikan dua alternatif yaitu pertama dengan melibatkan pihak swasta sebagai pelaku produksi misalnya melalui industri, dan yang kedua adalah melalui pemberdayaan masyarakat untuk membentuk suatu unit usaha kecil dan menengah atau UKM.

(8)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rokok merupakan benda kecil yang dapat menimbulkan kerugian yang begitu besar. Menurut organisasi kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2008 Indonesia menempati urutan ke-3 sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar dunia yaitu mencapai 65 juta jiwa atau 28 % dari total penduduk Indonesia. Kondisi ini merupakan suatu permasalahan yang harus segera diatasi, mengingat rokok dapat memberikan berbagai dampak negatif bagi masyarakat baik dari aspek kesehatan, sosial, maupun ekonomi.

Ditinjau dari aspek kesehatan, rokok dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Dalam sebatang rokok terkandung hampir 100.000 senyawa kimia, yang 2000 senyawa diantaranya terdapat dalam tar dan 43 senyawa bersifat karsinogenik (Rukmi, 2004). Dampak buruk akibat rokok terhadap kesehatan sudah banyak diketahui oleh masyarakat, diantaranya dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Hal tersebut merupakan peringatan yang tercantum pada setiap kemasan rokok, namun seringkali tidak dihiraukan oleh para perokok.

Ditinjau dari aspek sosial, kebiasaan masyarakat Indonesia yang belum berdisiplin untuk tidak merokok ditempat umum seringkali mengganggu orang di sekitarnya. Tidak dapat dihindari bahwa asap rokok side stream (asap dari bagian ujung rokok yang berapi) akan ikut terhisap oleh orang yang berada di sekitar perokok. Berdasarkan hasil penelitian (Susanna dkk.,2003), asap rokok side stream memiliki kandungan nikotin 4-6 kali lebih besar dari asap rokok main stream (asap yang dihisap perokok). Hal ini menunjukkan bahwa asap rokok tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif saja tetapi juga bagi perokok pasif.

Rokok tidak hanya memberikan dampak negatif dari aspek kesehatan dan sosial saja, tetapi juga dari aspek ekonomi. Rokok termasuk barang yang dikenai bea cukai oleh pemerintah, sehingga harga jualnya cukup mahal. Satu bungkus rokok yang rata-rata berisi 12 batang memiliki harga jual antara Rp 8.000-10.000. Seorang perokok dapat menghabiskan satu sampai dua bungkus rokok setiap harinya, dengan demikian seorang perokok dapat menghabiskan dana kurang lebih Rp 240.000-600.000 per bulan untuk merokok. Kondisi ini tentu akan memperburuk keadaan ekonomi jika kebiasaan merokok ternyata dilakukan oleh golongan ekonomi menengah ke bawah. Hal ini juga dibuktikan berdasarkan hasil penelitian bahwa ternyata kebiasaan merokok lebih sering ditemukan pada laki-laki miskin di berbagai negara di seluruh dunia (Kompas, 2009).

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi tingkat konsumsi rokok yaitu melalui kampanye maupun peringatan yang telah tercantum pada kemasan rokok. Upaya pemerintah tersebut ternyata belum mampu mengurangi tingkat konsumsi rokok, bahkan semakin meningkat. Berdasarkan data WHO, Indonesia menempati urutan ke-5 sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia pada tahun 2002 dan meningkat menjadi urutan ke-3 pada tahun 2008. Hal ini tentu merupakan sebuah prestasi yang memprihatinkan, dengan demikian diperlukan suatu langkah konkrit untuk mengatasi berbagai permasalahan akibat rokok, yaitu melalui suatu produk alternatif pengganti rokok

(9)

2

yang lebih aman bagi kesehatan, tidak berdampak buruk terhadap lingkungan sosial dan dengan harga yang lebih murah.

Smoke candy adalah suatu produk alternatif pengganti rokok yang memiliki flavor menyerupai asap rokok, namun tidak mengandung zat-zat berbahaya seperti pada asap rokok. Smoke candy merupakan solusi bagi para perokok aktif maupun perokok pasif yang ingin mencoba untuk merokok namun alergi terhadap asap rokok. Bagi perokok aktif, smoke candy dapat mengalihkan perhatian mereka dari merokok sehingga diharapkan dapat menghentikan kebiasaan merokok, sedangkan bagi perokok pasif yang tertarik untuk merokok, dapat merasakan sensasi asap rokok di mulut dengan tanpa menghisap asap rokok. Smoke candy tidak mengandung nikotin dan senyawa beracun lainnya sehingga tidak membahayakan kesehatan dan tidak menimbulkan efek ketagihan.

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan solusi kepada masyarakat dalam mengatasi berbagai dampak negatif akibat merokok melalui suatu produk alternatif pengganti rokok yaitu smoke candy.

Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini diharapkan masyarakat dapat memiliki solusi dalam mengurangi ketergantungan terdapat rokok dan mendapatkan produk alternatif pengganti rokok yang lebih aman bagi kesehatan, lebih murah dan tidak mengganggu orang yang berada di sekitar perokok.

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Dampak Negatif Rokok dari Aspek Kesehatan

Tembakau merupakan komponen utama yang terdapat pada rokok. Daun tembakau mengandung beberapa komponen kimia yang dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan diantaranya nikotin. Komposisi pada daun tembakau dapat dilihat pada Tabel 1.

(10)

3

Tabel 1. Komposisi Kimia Daun Tembakau

Komponen % Berat Kering

Pati Gula reduksi Levulosa Sukrosa Serat Total nitrogen Protein Nikotin Abu Kalsium Asam oksalat Asam sitrat Asam malat Resin Asam pektinat pH 29,30 6,68 2,87 1,73 7,28 1,08 0,65 1,10 9,23 1,37 0,96 0,40 8,62 7,05 10,99 5,55 (Sumber: Rukmi, 2004)

Tembakau saat dihisap dalam bentuk rokok, akan mengalami proses pembakaran. Menurut Maga (1988) selama pembakaran membentuk empat daerah pembakaran yaitu daerah pembakaran dalam bentuk bara, pirolisa, destilasi, dan filter (penyaring). Daerah bara berwarna merah merupakan daerah pembakaran sempurna yang menghasilkan karbondioksida dan karbonmonoksida serta air. Daerah pirolisa berada setelah daerah bara dengan suhu pirolisa 600oC, dan pada saat dihisap suhu meningkat menjadi 900-1000oC. Saat didiamkan suhu turun menjadi 450oC. Selanjutnya daerah destilasi, suhu turun sampai menjadi 40oC dan asap mengalami kondensasi. Tembakau yang telah melalui serangkaian proses pembakaran tersebut akan menghasilkan asap dengan komponen yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Komponen Utama Penyusun Asap Rokok

Komponen Jumlah % Nitrogen Karbon dioksida Oksigen Bahan padat Karbon monoksida Argon Methane Hydrogen Uap air Hidrokarbon Karbonil Hydrogen sianida Gas lain 59,0 13,6 13,4 8,2 3,2 1,0 0,3 0,1 1,2 0,5 0,4 0,1 0,2 (Sumber: Rukmi, 2004)

(11)

4

Asap rokok mengandung beberapa senyawa yang bersifat karsinogenik, toksik, mutagenik seperti tar, nikotin, dan karbon monoksida. Nikotin merupakan senyawa organik spesifik yang terkandung dalam daun tembakau. Pada paru-paru, nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang menyebabkan kebiasaan merokok sulit dihentikan. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah, sehingga berakibat timbulnya hipertensi. Selain itu, nikotin juga dapat mengakibatkan penggumpalan trombosit sehingga menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru. Jika nilai tar tinggi maka nafas akan terasa berat, sesak, dan dada sakit

Karbon monoksida (CO) merupakan senyawa yang lebih mudah terikat pada hemoglobin dibandingkan oksigen. Oleh karena itu, apabila darah banyak mengandung CO, maka kemampuan darah untuk mengikat oksigen akan berkurang. Akibatnya, jaringan akan kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian karena keracunan karbon monoksida.

Dampak Negatif dari Aspek Sosial

Kebiasaan merokok selain mengganggu kehidupan sosial orang-orang yang berada di sekelilingnya, juga memiliki nilai estetika yang dipandang kurang baik oleh masyarakat. Misalnya saja seseorang yang merokok saat berada pada kondisi yang formal seperti mengajar, rapat, maupun sedang berada dalam ruangan akan dianggap kurang menghargai orang disekitarnya. Kebiasaan tersebut telah membuat mereka tidak menyadari pentingnya rasa menghargai orang lain. Seseorang perokok bahkan sudah tidak segan menunjukkan kebiasaan merokok mereka dihadapan anaknya yang masih di bawah umur. Hal ini akan memberikan efek psikologis yang buruk bagi anaknya, akibatnya tanpa pengetahuan yang cukup, anak tersebut terpaksa harus menghisap akibat mencontoh kebiasaan orang tuanya. Menurut WHO 63% anak Indonesia merupakan perokok pasif saat dirumah dikarenakan kebiasaan merokok orang tuanya(WHO, 2002).

Dampak Negatif dari Aspek Ekonomi

Dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara. Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok menyebabkan penurunan produktivitas tenaga kerja sehingga menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, dan menjadi beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah (Tandra, 2003: 1-4). Seorang perokok yang

(12)

5

mengonsumsi rokok minimal satu bungkus setiap harinya dengan harga per bungkus Rp 10.000 maka dalam setahun akan menghabiskan dana sekitar Rp. 3.650.000 untuk merokok. Hal ini menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan seorang perokok bukanlah angka yang kecil. Kerugian yang ditimbulkan, tidak hanya berdampak pada kondisi perekonomian si perokok saja tetapi juga berdampak pada negara. Kerugian negara karena rokok diperkirakan lebih besar daripada pendapatannya. Pendapatan cukai yang diperoleh sekitar Rp 44 triliun, namun anggaran kesehatan untuk mengobati masyarakat yang sakit karena rokok mencapai Rp 125 triliun. (Kompas, 2009).

Solusi yang Pernah Diterapkan sebelumnya untuk Memperbaiki Kondisi Pencetus Gagasan

Berbagai alternatif telah dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat untuk dapat mengurangi penggunaan rokok. Berbagai kampanye gencar dilakukan melalui berbagai media massa untuk menginformasikan bahaya merokok. Bahkan pada peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2003, dinyatakan bahwa label peringatan pada kemasan rokok harus dalam bentuk tulisan dengan pernyataan “ merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”. Upaya keras pemerintah ternyata tidak sebanding dengan penurunan angka pengguna rokok, bahkan pengguna rokok di Indonesia cenderung terus meningkat. Hal ini menjadikan rokok sebagai suatu permasalahan serius yang harus segera diatasi.

Salah satu solusi alternatif yang ditawarkan kepada masyarakat untuk mengatasi dampak negatif dari rokok adalah dengan produk rokok herbal. Rokok herbal adalah rokok yang terbuat dari puluhan ramuan yang diolah menjadi bahan campuran tembakau pilihan untuk rokok sehingga mampu menetralkan kandungan tar dan nikotin (Anonim, 2009). Ditinjau dari aspek kesehatan, rokok herbal merupakan solusi yang cukup baik, namun rokok herbal tidak mampu mengurangi dampak negatif merokok dari aspek sosial dan ekonomi. Hal ini karena rokok herbal memiliki harga yang tidak jauh berbeda dengan rokok biasa yaitu Rp 8.500 per bungkus sedangkan dari aspek sosial, menghisap rokok tetap saja memiliki nilai estetika yang kurang baik sekalipun produk yang digunakan adalah rokok herbal. Rokok herbal juga masih mengandung senyawa karbondioksida dalam proses pembakarannya sehingga masih menbahayakan bagi kesehatan.

Gagasan yang Diajukan (Inovasi Terbaru “Smoke Candy” Sebagai Solusi Alternatif Pengganti Rokok)

(13)

6

Prinsip utama dalam proses pembuatan smoke candy meliputi proses pirolisis yang menghasilkan asap cair, proses destilasi untuk menghilangkan senyawa berbahaya, dan proses penggunaan asap cair sebagai bahan tambahan pada pembuatan permen (Smoke Candy).

Asap merupakan suatu suspensi partikel-partikel padat dan cair dalam medium gas, sedangkan asap cair merupakan campuran larutan dari suspensi asap dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil pirolisis. Pirolisis merupakan proses dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas (Rukmi, 2008). Gas yang dihasilkan dari proses pirolisis kemudian dikondensasikan sehingga fase gas dapat berubah menjadi cair. Proses pembuatan asap cair tembakau dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Pembuatan Asap Cair Tembakau

Berdasarkan Gambar 1, langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan bahan berupa daun tembakau kering yang telah dirajang. Tembakau rajangan tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis yang diberi pipa di bagian atasnya yang kemudian dihubungkan dengan kondensor. Gambar reaktor pirolisis dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Reaktor Pirolisis Asap Cair Tembakau (Sumber: Anonim, 2009) Arang Tembakau rajangan Tar Penyaringan Redestilasi Pirolisis T = 400oC Kondensasi Centrifuge Asap Cair

Asap Cair Murni

6

Prinsip utama dalam proses pembuatan smoke candy meliputi proses pirolisis yang menghasilkan asap cair, proses destilasi untuk menghilangkan senyawa berbahaya, dan proses penggunaan asap cair sebagai bahan tambahan pada pembuatan permen (Smoke Candy).

Asap merupakan suatu suspensi partikel-partikel padat dan cair dalam medium gas, sedangkan asap cair merupakan campuran larutan dari suspensi asap dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil pirolisis. Pirolisis merupakan proses dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas (Rukmi, 2008). Gas yang dihasilkan dari proses pirolisis kemudian dikondensasikan sehingga fase gas dapat berubah menjadi cair. Proses pembuatan asap cair tembakau dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Pembuatan Asap Cair Tembakau

Berdasarkan Gambar 1, langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan bahan berupa daun tembakau kering yang telah dirajang. Tembakau rajangan tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis yang diberi pipa di bagian atasnya yang kemudian dihubungkan dengan kondensor. Gambar reaktor pirolisis dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Reaktor Pirolisis Asap Cair Tembakau (Sumber: Anonim, 2009) Arang Tembakau rajangan Tar Penyaringan Redestilasi Pirolisis T = 400oC Kondensasi Centrifuge Asap Cair

Asap Cair Murni

6

Prinsip utama dalam proses pembuatan smoke candy meliputi proses pirolisis yang menghasilkan asap cair, proses destilasi untuk menghilangkan senyawa berbahaya, dan proses penggunaan asap cair sebagai bahan tambahan pada pembuatan permen (Smoke Candy).

Asap merupakan suatu suspensi partikel-partikel padat dan cair dalam medium gas, sedangkan asap cair merupakan campuran larutan dari suspensi asap dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap hasil pirolisis. Pirolisis merupakan proses dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas (Rukmi, 2008). Gas yang dihasilkan dari proses pirolisis kemudian dikondensasikan sehingga fase gas dapat berubah menjadi cair. Proses pembuatan asap cair tembakau dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Pembuatan Asap Cair Tembakau

Berdasarkan Gambar 1, langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan bahan berupa daun tembakau kering yang telah dirajang. Tembakau rajangan tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis yang diberi pipa di bagian atasnya yang kemudian dihubungkan dengan kondensor. Gambar reaktor pirolisis dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Reaktor Pirolisis Asap Cair Tembakau (Sumber: Anonim, 2009) Arang Tembakau rajangan Tar Penyaringan Redestilasi Pirolisis T = 400oC Kondensasi Centrifuge Asap Cair

(14)

7

Proses pirolisis dilakukan pada suhu 400oC yang merupakan suhu optimum untuk menghasilkan senyawa-senyawa fungsional. Saat terjadi proses pemanasan di dalam reaktor, tembakau akan mengeluarkan asap. Asap selanjutnya akan terakumulasi di bagian atas reaktor kemudian akan mengalir melaui pipa. Saat pipa melalui kondensor, maka akan terjadi penurunan suhu secara drastis sehingga beberapa komponen asap dapat terkondensasi menjadi asap cair. Proses pirolisis dapat dikatakan selesai apabila sudah tidak terlihat adanya tetesan asap cair pada tangki penampung. Selama proses pirolisis akan terjadi dekomposisi kimia bahan organik akibat proses pemanasan dengan kondisi tanpa atau sedikit oksigen. Proses pirolisis menghasilkan produk cairan berupa campuran tar, dan hasil samping berupa arang dan tar.

Menurut Sharma, dkk (2002) bahwa komponen makro asap tembakau pada suhu pirolisis 350oC terdiri dari nikotin, miosmin, neofitadien, stigmasterol, nikotirine, asam miristat, asam stearat, asam n-hexadekanoat, 1-H-indole, katekol, fenol, hidrokarbon polisiklis aromatik. Nikotin tertinggi pada suhu pirolisis 350oC dan menjadi lebih rendah pada suhu yang lebih tinggi. Dilihat dari kenyataan itu, Asap cair yang diperoleh langsung dari pirolisis daun tembakau, masih mengandung senyawa berbahaya, sehingga perlu dilakukan pemisahan tar dan komponen berbahaya lainnya dengan cara pemurnian.

Pemurnian merupakan suatu usaha untuk memisahkan atau menghilangkan bahan-bahan asing dari produk yang dikehendaki. Pemurnian dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pemisahan secara fisis, mekanis, khemis yang dapat berjalan sendiri-sendiri atau merupakan suatu proses gabungan. Proses pemurnian asap cair biasanya yang dilakukan dengan cara presipitasi, filtrasi, absorbsi, destilasi yang dapat berjalan sendiri-sendiri atau merupakan suatu proses gabungan. Menurut Kuntjahjawati (2004), pemurnian asap cair dengan menggunakan absorben arang aktif hanya mampu menurunkan fenol, sedangkan perlakuan destilasi mampu menurunkan asam, karbonil, fenol, nikotin, dan tar.

Proses pemurnian pada proses ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama dengan cara sentrifugasi. Berat jenis tar yang lebih besar dari asap cair menyebabkan tar dapat terpisah. Pemisahan tar dan bahan-bahan pengotor lainnya dilakukan dengan cara penyaringan menggunakan kertas saring Whatman No. 40.

Untuk menghilangkan kotoran dan zat-zat beracun lain yang tak larut dalam air maka dilakukan proses pemurnian kedua dengan cara redistilasi. Distilasi merupakan pemisahan komponen dalam campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya, atau pemisahan campuran berbentuk cairan atas komponennya dengan proses penguapan dan pengembunan sehingga diperoleh destilat dengan komponen-komponen yang hampir murni (Nurhasanah, 2008). Proses destilasi dilakukan pada suhu 100-125oC, sedangkan titik didih nikotin adalah 247oC (Pletten, 1999) Senyawa racun yang pada umumnya memiliki titik didih diatas 150oC akan tertinggal sehingga tidak akan terikut ke dalam destilat. Proses redistilasi ini dilakukan satu tahap dan akan menghasilkan asap cair dengan warna yang awalnya coklat tua menjadi kuning keemasan. Asap cair redistilasi inilah yang digunakan dalam proses pembuatan smoke candy.

Asap cair yang telah dimurnikan selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan permen sehingga menghasilkan permen

(15)

8

(Smoke Candy) yang memiliki flavor yang menyerupai asap rokok. Diagram alir proses pembuatan smoke candy dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Smoke Candy (resep Vanila Fugde (Alikonis, J.J, 1979) yang dimodifikasi seperlunya)

Berdasarkan diagram alir tersebut, pada pembuatan smoke candy, mula-mula bahan baku berupa sukrosa 35%, maltosa 24% dan air 35% dicampur kemudian dipanaskan sambil diaduk hingga suhunya mencapai 105oC selama 20 menit. Pada akhir pemanasan diberi bahan tambahan diantaranya gelatin 0,5%, gum arab 0,5%, lemak makan 5%, redestilat asap cair, saos rokok, dan menthol. Fungsi penambahan gelatin dan gum arab adalah untuk membentuk tektur permen yang empuk sehingga dapat dikunyah, penambahan lemak makan berfungsi untuk membentuk tektur menjadi lebih lembut, penambahan menthol untuk memberikan citarasa menyegarkan, serta penambahan asap cair tembakau untuk memberikan flavor khas asap rokok. Sirup gula selanjutnya didinginkan hingga suhunya mencapai 60oC sambil dilakukan pengadukan sehingga menghasilkan adonan permen. Selanjutnya adonan permen dicetak sehingga menghasilkan smoke candy. Permen yang dihasilkan dari tahapan tersebut adalah permen dengan jenis soft candy yang memiliki karakteristik empuk dan lembut sehingga dapat dikunyah. Secara psikologis, kegiatan mengunyah dapat mengalihkan kebiasaan perokok untuk menghisap rokok terlebih smoke candy memiliki citarasa seperti asap rokok sehingga dapat memberikan sensasi seperti menghisap rokok.

Pencampuran Pemanasan sambil diaduk,

suhu ± 105oC, ± 20 menit

Pencampuran pada akhir pemanasan

Pendinginan sambil diaduk sampai suhu ± 60oC

Pengulenan ± 5 menit

Pencetakan Sukrosa, maltosa, air

Smoke candy Gelatin, gum arab, lemak makan, Redestilat Asap Cair + saos rokok, menthol

(16)

9

Smoke candy ini memiliki cita rasa menyerupai asap rokok, sehingga tidak baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak, karena dikhawatirkan anak-anak akan tertarik untuk mencoba rokok yang sebenarnya. Untuk menghindari pengonsumsian permen oleh anak-anak, maka desain kemasan dibuat menyerupai dengan kemasan rokok, untuk itu kami menggagas desain produk kemasan smoke candy, seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Desain Kemasan Smoke Candy

Prospek dan Keunggulan Smoke Candy sebagai Solusi Alternatif Pengganti Rokok

Smoke candy merupakan produk inovasi terbaru berupa permen yang memiliki flavor khas asap rokok. Pada smoke candy ditambahkan asap cair tembakau yang telah mengalami proses distilasi sehingga sudah terbebas dari kandungan senyawa kimia berbahaya seperti nikotin, tar, fenol, dan lain-lain. Penggunaan asap cair tembakau pada smoke candy menyebabkan produk tersebut memiliki flavor khas asap rokok, sehingga konsumen dapat merasakan sensasi asap rokok di mulut seperti saat menghisap asap rokok. Penggunaan smoke candy bagi perokok aktif, diharapkan dapat mengalihkan perhatian mereka dari merokok sehingga dapat menghentikan kebiasaan merokok, sedangkan bagi perokok pasif yang tertarik untuk merokok, dapat merasakan sensasi asap rokok di mulut dengan tanpa menghisap asap rokok. Smoke candy tidak mengandung nikotin dan senyawa beracun lainnya sehingga tidak membahayakan kesehatan dan tidak menimbulkan efek ketagihan, walaupun memiliki flavor yang sama dengan asap rokok.

Dari aspek sosial smoke candy tidak mengeluarkan asap, sehingga tidak mengganggu orang di sekitarnya. Dari aspek ekonomi, permen smoke candy memiliki harga jual yang jauh lebih murah dibandingkan dengan rokok, karena smoke candy ini tidak dikenakan bea cukai, bahan baku yang diperlukan untuk membuat smoke candy murah, dan juga didukung dengan alat produksi yang sederhana.

(17)

10

Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proses Implementasi Produk Smoke Candy

Smoke candy merupakan alternatif yang sangat baik bagi masyarakat khususnya perokok. Oleh karena itu, dalam prosesnya produk ini memerlukan implementasi yang baik dan menyeluruh dari semua pihak terkait, sehingga diharapkan produk ini dapat diterima secara luas oleh masyarakat. Pihak-pihak yang terkait dalam proses implementasi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pemerintah melalui Departemen Kesehatan dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)

Proses sertifikasi wajib dilakukan bagi produk makanan yang akan dipasarkan secara luas kepada masyarakat. Begitu pun dengan produk smoke candy ini. BPOM atau Badan Pengawas Obat Makanan merupakan institusi pemerintah yang bertugas untuk memberikan perijinan untuk komoditi makanan, minuman dan obat yang beredar di masyarakat.

Sebagai pihak yang berwenang, maka BPOM dapat melakukan sertifikasi terhadap produk smoke candy dan menyatakan bahwa produk ini aman untuk dikonsumsi. Adanya pemberian sertifikasi dari pihak BPOM yang ditandai dengan nomor register, maka produk ini dapat dengan mudah dijual kepada masyarakat.

Kepercayaan masyarakat akan meningkat terhadap produk ini apabila didukung dengan sertifikasi yang dilakukan oleh Depkes yang menyatakan bahwa produk ini baik untuk dikonsumsi. Adanya sertifikasi dan pengawasan dari dua lembaga tersebut maka produk ini dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat dan digunakan bagi para perokok untuk menghentikan kebiasaan merokok mereka.

2. Pelaku Industri

Pihak lain yang tak kalah penting dalam proses inplementasi produk ini tentunya adalah pelaku industri sebagai produsen. Sebagai produsen, tentu hal utama yang diinginkan adalah profit atau keuntungan dari produk tersebut. Dilihat dari aspek biaya, produk smoke candy ini memiliki keuntungan yang besar dari aspek ekonomi untuk dijual dibandingkan dengan rokok. Dari aspek kesehatan pun smoke candy aman untuk dikonsumsi, sehingga produsen atau pelaku industri tidak perlu khawatir untuk memproduksi permen ini. Hal yang perlu diperhatikan produsen dalam memproduksi smoke candy adalah dalam hal promosi dan pemasaran. Produsen harus dapat meyakinkan masyarakat terutama perokok untuk beralih dengan mengkonsumsi permen ini. Hal ini dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak pemerintah melalui Departemen Kesehatan.

3. Perokok

Pihak yang paling penting dalam proses pengimplementasian produk ini tentunya adalah perokok itu sendiri sebagai konsumen. Perokok diharapkan dapat menerima produk ini dan digunakan sebagai konsumsi pengganti rokok yang sudah mereka gunakan sebelumnya. Hal ini bukanlah hal yang mudah, mengingat bahwa kebiasaan mereka untuk membakar batang rokok diganti dengan mengkonsumsi permen. Tetapi hal tersebut dapat diatasi apabila perokok tersebut konsisten untuk terus berusaha menghentikan kebiasaan merokok.

(18)

11

4. Masyarakat Luas

Dalam proses pengimplementasian, hal terakhir yang cukup penting adalah dukungan dari mayarakat secara luas terhadap produk ini. Masyarakat diharapkan menerima produk ini secara baik, sehingga usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak lain seperti pemerintah dan pelaku industri dalam produksi smoke candy dapat lebih terasa. Diharapkan pula masyarakat yang memiliki keluarga atau teman yang memiliki kebiasaan merokok untuk dapat memperkenalkan produk ini, sehingga mereka dapat tertarik untuk beralih mengkonsumsi smoke candy.

Strategi Sosialisasi Produk Smoke Candy

Hal yang paling penting dalam memperkenalkan suatu produk baru adalah proses sosialisasi yang tepat sasaran yang artinya realistis dan benar-benar dapat diimplementasikan, baik oleh pihak produsen maupun konsumen. Dilihat dari berbagai aspek yang mendukung dalam produksi smoke candy, maka dapat dilakukan strategi sosialisasi produksi kepada produsen maupun konsumen.

Strategi sosialisasi produksi smoke candy dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu sebagai berikut.

1. Produksi oleh Industri Pangan

Berdasarkan aspel biaya, smoke candy memiliki biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok biasa. Dengan biaya produksi yang rendah maka harga jual produk ini dapat ditekan sehingga harganya lebih rendah dibandingkan dengan rokok tembakau biasa. Hal itulah yang akan menjanjikan profit yang besar bagi perusahaan yang akan memproduksi, mengingat bahwa jumlah perokok di Indonesia sangat besar sehingga target penjualan pun cukup signifikan.

2. Produksi oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan Bantuan KUR (Kredit Usaha Rakyat)

Strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan melalui program pemerintah yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). KUR ini merupakan fasilitas pembiayaan yang dapat diakses oleh UMKM dan Koperasi terutama yang memiliki usaha yang layak namun belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan pinjamannya. UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan dan jasa keuangan simpan pinjam.

Dilihat dari prospek penjualannya, smoke candy dinilai memenuhi syarat untuk usaha yang dibantu dengan program KUR, karena memiliki kemampuan untuk mengembalikan (keuntungan yang menjanjikan) serta merupakan usaha yang produktif (bergerak dalam bidang makanan). Dengan adanya KUR ini maka UMKM akan terbantu dalam urusan modal usaha sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Strategi produksi smoke candy dengan dibantu oleh program KUR ini, dapat memberikan dampak baik bagi perekonomian negara kita karena dapat

(19)

12

meningkatkan pendapatan rakyat menengah ke bawah dengan pemberdayaan usaha rakyat.

Setelah dilakukan proses produksi, maka langkah terakhir adalah sosialisasi produk kepada masyarakat. Pengenalan atau sosialisasi produk tersebut dapat dilakukan melalui media massa baik cetak maupun elektronik, ataupun dengan cara penyuluhan kesehatan kepada masyarakat melalui Departemen Kesehatan mengenai bahaya merokok. Dengan cara-cara tersebut maka diharapkan produk smoke candy ini dapat diterima oleh masyarakat secara luas, khususnya oleh perokok dan memberikan peluang bisnis yang benefitable bagi pelaku usaha.

KESIMPULAN

Smoke candy merupakan solusi alternatif pengganti rokok yang dapat mengatasi berbagai dampak negatif yang diakibatkan rokok. Dari aspek kesehatan, smoke candy meskipun memiliki flavor yang menyerupai asap rokok, namun tidak mengandung senyawa berbahaya seperti yang terkandung pada asap rokok sehingga tidak berpotensi menyebabkan kanker dan tidak bersifat karsinogenik. Ditinjau dari aspek sosial, konsumsi smoke candy tidak akan mengganggu orang yang berada di sekelilingnya karena tidak mengeluarkan asap. Ditinjau dari aspek ekonomi, smoke candy memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan rokok sehingga tidak memberatkan.

Untuk dapat mengimplementasikan smoke candy sebagai produk alternatif pengganti rokok, maka diperlukan adanya peran aktif dari berbagai pihak diantaranya dari dinas kesehatan dan pihak-pihak lain yang akan terlibat dalam proses produksi. Dalam mengimplementasikan produk smoke candy ini penulis memberikan dua alternatif yaitu pertama dengan melibatkan pihak swasta sebagai pelaku produksi misalnya melalui industri, dan yang kedua adalah melalui pemberdayaan masyarakat untuk membentuk suatu unit usaha kecil dan menengah atau UKM.

Dilihat dari prosepeknya, maka smoke candy merupakan produk yang potensial untuk dijadikan sebagai produk alternatif penganti rokok. Dengan bantuan dari berbagai pihak, maka usaha smoke candy memiliki prospek yang cerah. Berdasarkan análisis biaya yang dicantumkan, maka dapat diketahui bahwa smoke candy dapat memberikan keuntungan baik bagi pelaku industri maupun konsumen.

SARAN

Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai konsentrasi penggunaan asap cair tembakau yang tepat sehingga dihasilkan smoke candy dengan citarasa yang disukai konsumen.

(20)

13

DAFTAR PUSTAKA

Alikonis, J. 1979. Candy Technology. Wesport, CT: AVI Publishing Co.

Anonim, 2009. Rokok Herbal. (Available at:

http://www.rokokherbalcommunity.com/home.php (diakses 10 Februari 2010))

Kompas, 2009., Lingkaran Kemiskinan Para Penghisap Rokok. (Available at: http://kompas.com/kesehatan/news/0405/31/094609.htm (diakses 12 Februari 2010))

Pletten, Leory J. 1999. Toxic Tobacco Smoke. (Available at: http://medicolegal.tripod.com/toxicchemicals.htm (diakses 30 Januari 2010)).

Mackay, Judith., and Michael Eriksen. 2002. The Tobacco Atlas. World Health Organization. Geneva

Maga, J.A. 1988. Smoke in Food Processing. CRC Press Inc. Boca Raton: Florida Martin, Terry. 2008. The Effects of Smoking on Human Health. (Available at:

http://quitsmoking.about.com/od/tobaccostatistics/a/CigaretteSmoke.html (diakses 6 Februari 2010)).

Nurhasanah, Eni. 2008. Perancangan Alat untuk Membuat Asap Cair dari Tempurung Kelapa dan Karakterisasinya. Tesis. ITB

Purnama, Ninik. 2009.Lingkaran Kemiskinan para Penghisap Rokok. Available at: http://kompas.com/kesehatan/news/0405/31/094609.htm (diakses 28 januari 2010)).

Rukmi, Kuntjahjawati S. A. 2004. Kajian Kimiawi dan Komponen Volatil Asap Cair Daun Tembakau ( Nicotiana tabacum L. ). Tesis. UGM

Susanna, Dewi., Budi Hartono, Hendra Fauzan. 2003. Penentuan Kadar Nikotin

dalam Asap Rokok. (Available at:

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2 (diakses 28 Januari 2010)). Tandra. 2003. Merokok dan Kesehatan, Surabaya: Berita KOMNAS PMM

(Available at http://www.antirokok.or.id (diakses: 30 Januari 2010). World Health Organization. 2008. Who Reporto n The Global Tobacco Epidemic.

(Available at: http://www. who.int/tobacco/mpower (diakses 13 Februari 2010)).

(21)

14

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS I

Nama : Fitria Meidawati

NPM : 240210070026

Jurusan : Teknologi Industri Pangan

Fakultas : Teknologi Industri Pertanian

Tempat lahir : Purwakarta

Tanggal lahir : 7 Mei 1989

Karya tulis yang pernah dibuat:

1. Penggunaan Propolis dalam Upaya Penanggulangan Penderita Gizi Buruk 2. Pemanfaatan Nira Aren (Arenga Pinnata Merr.) sebagai Alternatif

Pengganti Nira Tebu dalam Pembuatan Gula Kristal

3. Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan melalui Pemanfaatan Singkong (Manihot Esculenta), Jagung (Zea Mays L.), dan Kedelai ( Glycine Max) Lokal sebagai Bahan Baku Pembuatan Beras Analog

4. Peluang Usaha Keripik Sukun (Artocarpus Communis) Aneka Rasa sebagai Usaha Makanan Camilan Rendah Kalori

5. Optimasi Kondisi Proses Crisping untuk Meningkatkan Mutu Kailan (Brassica Oleracea Var Achepala) Segar

Penghargaan ilmiah yang pernah diraih: 1. Juara I LKTI Tingkat Jurusan 2007 2. Juara II LKTI Tingkat Fakultas 2008

3. Juara Best Performance LKTI Tingkat Fakultas 2008 4. Peserta Pimnas XXII Malang 2009

5. Penyaji Tingkat Nasional (Pimnas XXII Malang) 2009 Penulis I

Fitria Meidawati NPM 240210070026

PENULIS II

Nama : Yayit Trigiantoro

Npm : 240210080042

Jurusan : Teknologi Industri Pangan

(22)

15

Tempat lahir : Bandung

Tanggal lahir : 2 Oktober 1990

Karya tulis yang pernah dibuat:

1. Prospek Pembuatan Oleoresin Pala dalam Upaya Peningkatan Nilai Tambah dan Nilai Guna Pala (Myristica Fragrans)

2. Bahaya Senyawa Akrilamida dalam Bahan Pangan Penghargaan ilmiah yang pernah diraih:

1. Juara II LKTI Tingkat Jurusan 2008 2. Juara I LKTI Tingkat Fakultas 2008

3. Juara Best Performance LKTI Tingkat Jurusan 2008 4. Juara Best Performance LKTI Tingkat Fakultas 2008

Penulis II

Yayit Trigiantoro NPM 240210080042

Penulis III

Nama : Saqina Qanidya Purnama

NPM : 240210090121

Jurusan : Teknologi Industri Pangan

Fakultas : Teknologi Industri Pertanian

Tempat lahir : Semarang

Tanggal lahir : 18 April 1992

Karya tulis yang pernah dibuat:

1. Dampak Global Warming terhadap Populasi Beruang Kutub (Ursus Maritimus).

2. Bioteknologi : Senjata Biologi.

3. Pemanfaatan Tepung Sukun dan Tepung Kacang Merah sebagai Bahan Subtitusi MP-ASI dalam Upaya Menanggulangi Kerawanan Pangan. 4. Pemanfaatan Nata De Coco sebagai Bahan Baku Layar Komputer. Penghargaan ilmiah yang pernah diraih:

1. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Se-Kabupaten Ciamis 2008.

2. Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad 2009.

Penulis III

Saqina Qanidya Purnama NPM 240210090121

Gambar

Tabel 2. Komponen Utama Penyusun Asap Rokok
Gambar 1. Proses Pembuatan Asap Cair Tembakau
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Smoke Candy (resep Vanila Fugde (Alikonis, J.J, 1979) yang dimodifikasi seperlunya)
Gambar 4. Desain Kemasan Smoke Candy

Referensi

Dokumen terkait

“Dan janganlah kamu menyerahkan harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya (anak yatim) yang dijadikan Allah sebagai

(Sekali lagi saya ingatkan bahwa mata uang ini belum pernah dirubah sejak 450 tahun yang lalu).. Cukup untuk pesan

Dalam penulisan ilmiah ini penulis membuat suatu aplikasi situs web yang memberikan informasi olahraga mengenai Piala Dunia Korea/Jepang 2002 diantaranya Sejarah Piala Dunia

[r]

Pada dasarnya kode program pada suatu aplikasi adalah instruksi-instruksi yang dibuat oleh user untuk melakukan tugas tertentu seperti misalnya melakukan perhitungan, memanipulasi

Apabila dilihat secara lahiriah terhadap pembagian harta warisan yang tidak dilakukan sebagaimana ketentuan angka-angka seperti bagian seorang ahli waris anak

Kontraksi isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien untuk

Perbedaan bobot basah tajuk ini terjadi karena pada bahan tanaman dengan panjang slip 30 cm masih tersimpan banyak cadangan makanan yang dapat dialirkan ke