• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat LUKA TUSUK Forensik Editan Tice

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat LUKA TUSUK Forensik Editan Tice"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

]BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Luka tusuk merupakan luka yang diakibatkan oleh benda atau alat berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong dengan permukaan tubuh. 1

Beberapa bulan lalu di kota Jakarta, terjadi perampokan dimana pelakua melukai korban menggunakan pisau dengan motif dendam kepada pemilik toko. Banyak saksi mengatakan, sering melihat pelaku membeli barang di toko sembako korban. Tapi pada hari-hari sebelum kejadian, pelaku sudah jarang terlihat berbelanja di toko korban. Pada saat kejadian korban keluar dari toko dan akan mengantarkan anaknya pergi sekolah. Tiba-tiba pelaku menghadangnya dengan menodongkan sebilah pisau dan menusuknya dengan 11 tusukan, dan korban pun jatuh tersungkur. Setelah menusuk korban, maka pelaku naik ke lantai 3 dan bertemu dengan istri korban. Lalu terjadi perkelahian dengan istri korban. Akibat dari perkelahian tersebut, istri korban terkena tusukan di perut dan pelaku pun terkena tusukan di mata kanan.

Di negara Amerika, kematian akibat luka tusuk merupakan kasus pembunuhan terbesar kedua setelah pembunuhan menggunakan senjata api. Tercatat pada tahun 2011 kasus pembunuhan dengan senjata api terjadi 8.583 kasus dan penggunaan pisau terjadi 1.694 kasus.

Hampir semua dokter pernah dipanggil ketika seseorang menderita luka. Apakah korban hidup atau mati, cedera ringan atau berat, apakah penyebab sebuah kecelakaan, pembunuhan atau bunuh diri, pemeriksaan yang dilakukan dokter tersebut mungkin memiliki kepentingan medikolegal. Tentu saja perhatian kedokteran forensik banyak terfokus pada patologi trauma yang disebabkan oleh luka itu sendiri, dan seorang dokter harus melakukan pemeriksaan yang teliti bukan hanya untuk mengobati, tapi juga untuk mengantipasi adanya komplikasi medikolegal, bahkan apabila jika muncul di kemudian hari. Hasil penemuan

(2)

berdasarkan pemeriksaan yang teliti kemudian dibuat menjadi Visum et Repertum untuk kepentingan medikolegal. Bukan hanya memeriksa dan merekam dengan teliti semua penemuan dan yang didapatinya tetapi juga memberikan pendapat tentang hubungan sebab akibat, karena pemeriksaan yang menyeluruh akan menentukan proses hukum dipengadilan nanti.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Luka tusuk merupakan luka yang diakibatkan oleh benda atau alat berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul.1 Luka tusuk terjadi oleh alat yang memiliki ujung. Kedalaman luka tusuk di dalam tubuh dapat lebih besar daripada ukuran luka di kulit. Akhir dari tusukan pada kulit biasanya lancip, tanpa memar dan abrasi. Alat yang digunakan pada luka tusuk kebanyakan adalah pisau, yang juga dapat membuat luka irisan. Alat atau senjata lain yang membuat luka yaitu pedang, pisau dapur, pisau lipat. Penggaris, obeng, pecahan gelas, garpu, bolpoin dan pensil pun dapat membuat luka tusukan.2

Obeng dapat menyebabkan luka tusuk

Dibutuhkan sebuah kekuatan dalam menusuk untuk menembus kulit, semakin lancip maka semakin mudah akan menembus. Saat ujung pisau sudah menembus kulit, maka bagian lainnya akan mengiris bagian tubuh dengan mudah. Selama tidak bersentuhan dengan tulang, pisau mudah masuk kedalam tanpa kekuatan yang berlebih.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berapa besar kekuatan yang dibutuhkan senjata untuk penetrasi ke dalam tubuh, yaitu :

 Ketajaman ujung senjata: ujung senjata yang tajam akan semakin mudah menembus kulit.

 Kecepatan tusukan: semakin cepat tusukan, besar gaya yang didorong akan semakin lebih mudah untuk menembus kulit.

(4)

 Apakah pakaian masih dipakai: pakaian dapat meningkatkan tahanan terhadap penetrasi.

 Apakah tulang telah terluka: kulit melakukan sedikit perlawanan terhadap penusukan oleh pisau yang tajam, tapi penetrasi pada jaringan-jaringan yang lebih padat akan membutuhkan kekuatan yang lebih besar.3

Alat yang memiliki titik atau ujung dapat menyebabkan luka tusuk. Tidak harus memiliki tepi pisau yang tajam. Tetapi dibutuhkan kekuatan yang cukup untuk menembus elastisitas kulit.3

KARAKTERISTIK LUKA

Pada luka tusuk, panjang luka pada kulit dapat sama, lebih kecil ataupun lebih besar dibandingkan dengan lebar pisau. Kebanyakan luka tusuk akan menganga bukan karena sifat benda yang masuk tetapi sebagai akibat elastisitas dari kulit. Pada bagian tertentu pada tubuh, dimana terdapat dasar berupa tulang atau serat otot, luka itu mungkin nampak berbentuk seperti kurva. Panjang luka penting diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan mewakili lebar alat. Panjang luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat, apalagi bila luka melintang terhadap otot.Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka sama dengan lebar alat. Tetapi sering yang terjadi

Luka Tusuk

Panah merah merupakan sisi tumpul pisau dan panah biru merupakan sisi lancip pisau

(5)

lebar luka melebihi lebar alat kerena tarikan ke samping waktu menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila alat/pisau yang masuk kejaringan dengan posisi yang miring.

Bentuk dan ukuran dari luka tusuk di kulit tergantung pada jenis pisau, arah dorong, gerakan pisau saat menusuk, pergerakan korban saat ditusuk, dan keadaan elastisitas kulit. Ketajaman alat dapat menentukan batas luka, tepinya dapat tajam dan teratur, kulit terkelupas, memar ataupun bergerigi.2

Bagian-bagian pisau :  Grip  Guard  Ricasso  Back  Spine  Edge  Point

Terbentuknya luka tusukan dapat dipengaruhi oleh seberapa dalam pisau yang ditusukkan dan apa ada bagian dari poros atau kontak kulit yang tertembus. Jika pisau ditusukan dengan kuat ke dalam tubuh sampai bagian guard pada pisau, maka bentuk guard pada pisau dapat terlihat di kulit. Jika pisau ditusukan sampai Ricasso , luka dapat membentuk persegi pada kedua ujungnya.

Bentuk tusukan luka di kulit tidak hanya dapat ditentukan oleh bentuk pisau , tetapi juga ditentukan oleh sifat-sifat kulit. Luka tusuk berbentuk panjang dan tipis saat kulit dalam keadaan tegang, dan dapat lebih luas lagi saat kulit berelaksasi.

(6)

Garis Langer juga dapat mempengaruhi bentuk luka. Garis Langer adalah pola dari serat elastis dalam lapisan dermis kulit, yang kira-kira sama antara individu satu dan yang lainya individu . Ahli bedah plastik memanfaatkan dari pola serat ini untuk menghilangkan bekas luka . Jika seseorang ditusuk di garis ini , yaitu tegak lurus dengan serat , serat akan memisahkan tepi luka , menciptakan luka yang terbuka . Luka tusukan yang sejajar dengan garis Langer akan menghasilkan luka seperti celah sempit. Antara dua ekstrem luka miring .

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi bentuk luka yaitu bentuk dan ukuran senjata yang digunakan, arah dorongan, gerakan senjata pada luka, gerakan korban yang ditusuk, dan keadaan elastisitas kulit. Bentuk luka merupakan gambaran yang penting dari luka tusuk karena karena hal itu akan sangat membantu dalam membedakan berbagai jenis senjata yang mungkin telah dikumpulkan oleh polisi dan dibawa untuk diperiksa. Daerah tepi luka dapat memberikan informasi ketajaman senjata yang digunakan. Senjata yang tumpul misalnya akan membuat tepi luka mengalami abrasi. Pinggir luka dapat menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua sisi tajam akan menghasilkan luka dengan dua pinggir tajam.

Bentuk luka juga tergantung seberapa banyak bagian pisau (senjata) yang masuk ke dalam tubuh, oleh karena itu penting mengetahui berbagai kemungkinan bentuk senjata yang digunakan.

Perlu diingat bahwa benda lain yang dapat menembus tubuh, seperti pahat, obeng atau gunting, akan menyebabkan perbedaan bentuk luka yang kadang-kadang berbentuk segi empat atau, yang lebih jarang, berbentuk satelit.

(7)

Selain kekhususan senjata yang digunakan, sifat ke-elastisan kulit dan arah tusukan terhadap serabut elastis juga mempengaruhi bentuk luka. Apabila arah tusukan membentuk sudut yang tegak lurus dengan distribusi serabut elastis tubuh yang sesuai dengan Langer s line. Hal ini akan menyebabkan tepi luka akan‟ melebar dan cetakan luka tidak sesuai dengan senjata yang digunakan.

Gambar di atas menunjukan luka tusuk pada beberapa tempat, menggunakan pisau yang sama tetapi memiliki variasi ukuran luka yang berbeda.

Gambar B menunjukkan luka yang tegak lurus dengan garis Langer, dan gambar C menujukkan luka yang searah dengan garis Langer.

Bentuk Luka tusuk tergantung dari lokasi luka dan bentuk penampang alat penyebab luka. Pada alat-alat tubuh parenkim dan tulang, bentuk luka tusuk sesuai penampang alat penyebabnya.

(8)

Pada kulit atau otot a. Alat pisau:

 Arah sejajar serat elastis otot: bentuk luka seperti celah

 Arah tegak lurus serat elastisotot: bentuk luka menganga.

 Arah miring terhadap serat elasisotot: bentuk luka asimetris b. Alat ganco/lembing bentuk luka seperti celah bila luka didaerah

pertemuan serat elastis/otot, maka bentuk luka bulat (sesuai dengan penampang alat)

c. Alat penampang segitiga atau segiempat bentuk luka bintang berkaki tiga atau empat.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau ditarik keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akan mempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat ditemukan :

1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan yang lebih dalam maupun pada organ.

2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor.

3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan dengan lebar senjata yang digunakan.

4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang digunakan.

(9)

5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan besar.

ANATOMI LUKA TUSUK

a. Luka Tusuk Pada Kepala dan Leher

Luka tusukan pada kepala dan leher jarang terjadi. Luka tusuk pada leher dapat menyebabkan kematian yang cepat oleh karena perdarahan, emboli udara atau asfiksia yang disebabkan karena perdarahan jaringan lunak yang hebat dengan tekanan kompresi di trakea dan pembuluh darah di leher.

Korban dapat meninggal karena terpotongnya arteri karotis, vena jugularis, faring, dan trakhea. Terpotongnya arteri karotis dapat menyebabkan perdarahan yang banyak atau dapat menyebabkan thrombus yang menyumbat arteri cerebralis. Terpotongnya vena jugularis dapat menimbulkan embuli udara yang dapat menyumbat arteri pulmonalis. Terpotongnya trachea dapat menyebabkan aspirasi darah kedalam paru – paru.

Kematian jangka panjang mungkin terjadi karena selulitis, atau terjadi akibat trombosis pada arteri dengan emboli dan infark pada serebral. Jika ada kasus dimana ada luka tusuk pada kepala dan leher, maka wajib

(10)

dilakukan untuk foto sinar-X untuk melihata apakah ada emboli udara. Dalam luka tusuk pada leher, pisau tidak hanya melukai pembuluh darah besar, tetapi juga trakhea, dengan tampak hasil perdarahan hebat sampai ke bronkus.

Luka tusuk pada otak juga jarang ditemui. Sebagian besar tusukan terjadi pada mata atau daerah temporal karena tulang pada daerah tersebut sangat tipis dibandingkan tulang kepala yang lain. Luka tusukan pada otak tidak terlalu membahayakan, korban masih dapat berlari dan menghindar dari pelaku. Kematian dalam kasus seperti itu terjadi karena perdarahan intrakranial atau infeksi. Pada hasil otopsi, ukuran luka tengkorak yang dihasilkan oleh senjata yang ditusukkan, hasilnya sama dengan ukuran senjata yang digunakan. Perdarahan yang terjadi pada luka tusukan otak mungkin dapat mengenai subdural, subarachnoid, intraserebral, atau kombinasi dari ketiganya.

b. Luka Tusuk di Dada

Luka tusukan yang paling bahaya terletak di daerah dada kiri. Seseorang akan cenderung menusuk dada sebelah kiri. Selain itu, jika seseorang berniat untuk membunuh maka orang tersebut akan menusuk pada dada sebelah kiri, hal ini karena sebagaian besar jantung terletak di dada sebelah kiri sehingga orang tersebut berfikir korban akan lebih cepat mati.

(11)

Luka tusukan pada dada akan mengakibatkan cedera pada jantung yang sangat mengancam jiwa. Jarang sekali kematian disebabkan oleh luka pada tusukan di paru-paru. Luka tusukan pada dada kanan biasanya melukai ventrikel kanan, aorta, ataupun atrium kanan. Dan pada dada kiri biasanya melukai ventrikel kanan. Sebagian besar kematian disebabkan kombinasi dari hematothorax, perdarahan eksternal, dan hemoperikardium. Luka tusuk yang mengenai arteri koroner dapat sangat cepat menimbulkan kematian. Pada luka tusuk, kerusakan pada atrium dapat lebih serius dibandingkan kerusakan dari ventrikel karena otot ventrikel masih dapat berkontraksi, sehingga dapat memperlambat atau mengakhiri pendarahan. Luka tusuk jantung biasanya ditemukan di depan dada dan menembus ke belakang. Sebagian besar luka tusuk pada dada kiri juga dapat melubangi paru-paru . Beberapa orang masih dapat bertahan pada luka tusukan jantung.

Luka tusukan dari paru-paru, menyerupai seperti tusukan pada jantung, biasanya tertusuk pada bagian depan dada, jarang dari sisi samping, dan hanya sesekali dari sisi belakang. Kebanyakan luka tersebut berkaitan dengan luka tusuk pada jantung. Kematian pada luka tusukan paru-paru biasanya terjadi perdarahan besar karena hematothoraks. Pneumotoraks pun

Bunuh diri dengan luka tusuk pada dada kiri

(12)

juga dapat terjadi tetapi tidak secepat hematothoraks.Luka tusuk pada bagian dada yang lebih rendah dapat menimbulkan cedera tidak hanya pada jantung dan paru-paru, tetapi juga dapat melukai organ perut. Luka tusukan fatal pada perut biasanya melukai hepar ataupun pembuluh darah utama, seperti aorta, vena cava, iliaka, atau pembuluh mesenterika. Kadang-kadang pada luka perut kematian tidak terjadi secara langsung tetapi korban biasanya mati karena robeknya usus sehingga terjadi peritonitis.

c. Luka Tusuk Pada Tulang Belakang

Luka tusukan pada tulang belakang juga jarang ditemui. Seperti pada luka tusukan kepala, pisau yang digunakan dapat pecah dan ditemukan pecahannya di tulang belakang. Cedera pada medula spinalis dapat menyebabkan kelumpuhan.

d. Luka Tusuk Pada Abdomen

Dapat menimbulkan kerusakan pada hepar, lien, gaster, pankreas, renal, vesika urinaria, usus sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak. Luka tusuk lebih sering terjadi pada kuadran atas dari abdomen dibandingkan dengan kuadran bawah. Kematian tidak terjadi secara langsung pada luka tusuk di abdomen. Faktanya baru beberapa hari bahkan sampai beberapa minggu luka tusuk dapat menyebabkan kematian.

Luka Tusuk pada Abdomen

Tampak omentum keluar dari dalam Abdomen

(13)

e. Luka Tusukan Pada Ekstremitas

Luka tusuk pada ekstremitas dapat menyebabkan kematian juga. Tusukan dapat mengenai pembuluh darah ekstremitas seperti arteri femoralis. Dalam hampir semua kasus ini, korban ditikam saat mengkonsumsi alkohol dan tidak sadar kalau sedang mengalami luka tusukan. Sehingga, mereka terus berjalan walaupun perdarahan hebat sedang terjadi dan pada akhirnya korban kehabisan darah dan mati. Luka tusukan pada ekstremitas atas seringkali terjadi karena korban mencoba menangkis tusukan dari lawan. Jarang sekali menangkis menggunakan ekstremitas bawah.

CARA KEMATIAN

1. Pembunuhan

Sebagian besar kematian akibat luka tusuk terjadi karena pembunuhan. Dalam pembunuhan tersebut , beberapa luka biasanya banyak tersebar di tubuh. Luka tusuk sering gagal untuk menembus ke dalam organ dan tidak terlalu mengancam jiwa. Luka yang melibatkan dada dan perut dapat mengancam jiwa.

Ciri luka tusuk pada pembuhan :

 Lokasi disembarang tempat, juga di darah – daerah yang tidak mungkin dijangkau tangan sendiri

 Jumlah luka dapat satu atau lebih

 Adanya tanda – tanda perlawanan dari korban yang mengakibatkan luka tangkis

 Tidak ditemukan luka tusuk percobaan ( tentative stabs ) 2. Bunuh diri

Bunuh diri dengan metode menusuk diri jarang ditemukan. Ketika seseorang memutuskan untuk menusuk diri mereka sendiri, orang tersebut biasanya akan membuka kancing atau membuka pakaian di mana daerah tersebut akan ditusuk. Luka tusuk yang paling sering melibatkan dada bagian tengah dan kiri dan jumlahnya menyebar, dengan banyak luka

(14)

dengan penetrasi minimal. Luka tusukan bunuh diri mempunyai variasi dalam ukuran dan kedalamannya, dan berakhir dengan satu atau dua luka tusukan di dinding dada maupun ke organ internal.

Ciri luka tusuk pada bunuh diri :

 Lokasi pada daerah – daerah yang ada alat tubuh penting dan dapat dicapai oleh tangan korban sendiri , misalnya dada, perut

 Jumlah luka yang mematikan biasanya satu

 Ditemukan luka tusuk percobaan disekitar luka utama, bergerombol dan dengan kedalaman yang berbeda – beda

 Tidak ditemukan luka tangkis

 Bila pada daerah yang ada pakaiannya, maka pakaian akan disingkirkan lebih dahulu

 Kadang – kadang tangan yang memegang senjata mengalamicadaveric spasme

3. Kecelakan

Pada kasus tertentu hasil pemeriksaan luka tusuk kadang – kadang dapat membantu menentukan alat atau benda penyebab luka yaitu, bila luka tusuk dibagian tubuh yang bentiknya stabil, misalnya dada dan ditemukan beberapa alat yang dicurigai sebagai penyebab luka, ditemukan patahan ujung senjata peneyebab luka .

Pedoman :

a. Panjang luka adalah ukuran maksimal dari lebar senjata. b. Dalam luka adalah ukuran maksimal dari panjang luka.

PENYEBAB KEMATIAN

Sebab-sebab kematian pada luka tusuk dibagi menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Pada kematian langsung biasanya terjadi perdarahan, kerusakan organ tubuh yang penting (jantung,hepar,pembuluh darah besar, dsb), dan emboli udara. Pada kematian tidak langsung biasanya terjadi karena sepsis atau infeksi.

(15)

Penyebab kematian paling sering pada kasus pembunuhan yang disebabkan oleh luka tusuk adalah perdarahan hebat pada pembuluh darah besar. Cepat atau tidaknya kematian tergantung pada jumlah pembuluh darah yang terluka, dan juga jenis pembuluh darah apa saja yang terkena (arteri atau vena). Perdarahan arteri dari pembuluh darah besar bisa mengakibatkan kematian yang relatif cepat. Kehilangan darah lebih dari 1 liter dari pembuluh darah besar dapat berakibat fatal. Namun beberapa liter darah mungkin juga dapat hilang dari pembuluh vena yang lebih kecil sebelum kematian terjadi. Dalam luka tusuk pada bronkus, dapat terjadi perdarahan kecil yang terakumulasi pada rongga dada dan rongga perut.

Ketika terjadi tusukan pada leher, juga harus dipertimbangkan penyebab kematian seperti aspirasi darah dan emboli udara. Terpotongnya trakhea dapat menyebabkan aspirasi darah ke dalam paru-paru. Kehilangan darah dari pembuluh darah yang kecil(misalnya pada pembuluh darah pada kelenjar tiroid) mungkin cukup untuk menyebabkan aspirasi. Dalam luka terbuka pada pembuluh darah vena jugularis, udara dapat masuk ke pembuluh darah ketika tubuh berada dalam posisi tegak. Terpotongnya vena jugularis dapat menimbulkan emboli udara yang dapat menyumbat arteria pulmonalis. Jika ada udara yang terangkut ke ventrikel kanan melalui aliran darah, emboli udara dapat terjadi, yang dapat menyebabkan kematian.

Kematian karena tamponade jantung dan kegagalan proses regulasi sentral jarang terjadi. Tamponade jantung terjadi setelah darah mengalir dari jantung atau pembuluh darah besar yang berdekatan tidak dapat keluar dari perikardium.

ASPEK MEDIKOLEGAL

Dalam melakukan pemeriksaan terhadap korban hidup atau meninggal yang menderita luka akibat kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan/senjata atau benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.

Pada penentuan luka secara medikolegal seperti pada tindakan bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan dapat ditentukan dengan mengumpulkan semua data

(16)

pemeriksaan korban. Aspek yang harus diperhatikan dalam kasus bunuh diri dan pembunuhan :

a) Bunuh diri

Pada pemeriksaan luka dengan teliti sering didapatkan satu atau lebih luka lebih dangkal dan berjalan sejajar disekitar luka utama, luka tersebut adalah “luka percobaan.” Selain dada dalam hal ini daerah jantung maka pada daerah perut yang biasanya di daerah lambung, adalah merupakan daerah – daerah yang sering dipilih korban untuk kasus – kasus bunuh diri. Dengan adanya senjata yang tergenggam erat “cadaveric spasm” hampir dapat ditentukan dengan pastikan bahwa korban telah melakukan bunuh diri.

b) Pembunuhan

Jumlah luka umumnya lebih dari satu, tidak mempunyai lokasi atau tempat khusus, seringkali didapati luka-luka yang didapat sewaktu korban mengadakan perlawanan - “luka perlawanan”.

(17)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Luka tusuk merupakan jejas pada tubuh yang diakibatkan oleh penusukan benda yang memiliki ujung tajam tajam pada tubuh. Luka tusuk memiliki arti medikolegal yang penting, karena berdasarkan data yang ada sebagian besar kasus luka tusuk merupakan kasus percobaan pembunuhan. Oleh karena itu, seorang dokter yang baik tidak hanya memberi pengobatan terhadap luka namun melakukan pemeriksaan secara teliti untuk antisipasi adanya aspek medikolegal yang akan timbul dan jika diperlukan dokter harus membuat Visum et Repertum (VeR). Dokter memeriksa dan merekam dengan teliti semua penemuan dan yang didapatinya dan memberikan pendapat tentang hubungan sebab akibat, dalam pemeriksaan, interpretasi luka harus berdasarkan penemuan dan tidak boleh dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga karena akan menentukan proses hukum dipengadilan nanti.

Dalam melakukan pemeriksaan terhadap korban hidup atau meninggal yang menderita luka akibat kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan/senjata atau benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. Apuranto, H dan Hoediyanto. 2010. Ilmu Kedokteran Forensik Dan

Medikolegal, Surabaya : Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal FK Unair.

2. Dmaio, Vincent J., Dimaio, Dominick. 2001. Forensic Pathology 2nd

edition. London : CRC Press LLC.

3. Sheperd, Richard. 2003. Simpson’s Forensic Medicine 12th Edition. London : Arnold.

4. Tsokos, Michael. 2008. Forensic Pathology Reviews. Volume 5. Berlin,Germany;HumanaPress:139-149

5. Shkrum M.J. , Ramsay D.R. 2007. Forensic Pathology Of Trauma. Totowa : Humana Press.

6. Knight B. 1996. Forensic Pathology. 2nd edition. London : Amold.

7. Pal Singh V, Sharma B.R, Harish D, Vij Krishan. A Critical Analysis of Stab Wound On The Chest A Case Report. JIAFM, 2004; 26(2).

Gambar

Gambar di atas menunjukan luka tusuk pada beberapa tempat, menggunakan pisau yang sama tetapi memiliki variasi ukuran luka yang berbeda.

Referensi

Dokumen terkait