REFERAT
REFERAT
STRIKTUR URETRA
STRIKTUR URETRA
Pembimbing: dr. Ahmad Rizki Herda Pratama, Sp.U
Pembimbing: dr. Ahmad Rizki Herda Pratama, Sp.U
Disusun oleh:
Disusun oleh:
Andry
Andry Y
Yonatha
onatha
!."#.#
!."#.#
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD KARAWANG KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD KARAWANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSIT
UNIVERSITAS AS TRISAKTITRISAKTI JAKARTA
JAKARTA 2017 2017
Periode #$ %ebruari #"$ & $ 'ei #"$
Periode #$ %ebruari #"$ & $ 'ei #"$
%akultas (edokteran
%akultas (edokteran Uni)ersitas *risakti
Uni)ersitas *risakti
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
Re+erat yang berudul -Striktur Uretra telah diterima dan disetuui Re+erat yang berudul -Striktur Uretra telah diterima dan disetuui
pada tanggal
pada tanggal 'aret #"$'aret #"$
oleh pembimbing sebagai salah satu syarat menyelesaikan oleh pembimbing sebagai salah satu syarat menyelesaikan
(epaniteraan (linik /lmu 0edah (epaniteraan (linik /lmu 0edah Rumah Sakit Umum Daerah (ara1ang Rumah Sakit Umum Daerah (ara1ang
(ara1ang,
(ara1ang, 'aret 'aret #"$#"$
dr. Ahmd R!"#! H$rd Pr%m& S'.U
dr. Ahmd R!"#! H$rd Pr%m& S'.U
K% P$()(%r
K% P$()(%r
Pui dan syukur saya
Pui dan syukur saya panatkan kepada *uhan Ypanatkan kepada *uhan Yang 'aha 2sa aang 'aha 2sa atas rahmat3tas rahmat3 4ya
4ya saya saya dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan re+erat re+erat ini. ini. Re+erat Re+erat berudul berudul -Striktur -Striktur Uretra Uretra iniini dibu
dibuat dengan tuat dengan tuuan sebagauan sebagai salah satu syarat i salah satu syarat kelulkelulusan dalausan dalam (epaniterm (epaniteraanaan (linik /lmu 0edah di Rumah Sakit Umum Daerah (ara1ang. Saya mengu5apkan (linik /lmu 0edah di Rumah Sakit Umum Daerah (ara1ang. Saya mengu5apkan terima
terimakasih kasih yang sebesar3beyang sebesar3besarnya kepada sarnya kepada pembpembimbinimbing g saya, dr. saya, dr. AhmaAhmad d RizkiRizki Her
Herda da PraPratamtama, a, Sp.Sp.U, U, yanyang g teltelah ah memmemberberikaikan n bimbimbinbingangannya nya daldalam am proprosesses penyelesaian
penyelesaian re+erat re+erat ini, ini, uga uga untuk untuk dukungannya dukungannya baik baik dalam dalam bentuk bentuk moralmoral maupun pengalaman selama di Rumah Sakit Umum Daerah (ara1ang.
Selain itu, saya uga mengu5apkan terimakasih kepada teman3teman saya yang berada dalam satu kelompok kepaniteraan yang sama atas dukungan dan bantuan mereka selama saya menalani kepaniteraan ini. Pengalaman saya dalam
kepaniteraan ini akan selalu menadi suatu pengalaman yang bermakna. Saya uga mengu5apkan rasa terimakasih yang mendalam kepada kedua orangtua saya atas doa, dukungan selama ini.
Semoga karya tulis ini dapat berman+aat bagi siapa saa yang memba5anya. Penulis,
DAFTAR ISI
6embar Pengesahan...i (ata Pengantar...ii Da+tar /si...iii B* I PENDAHULUAN..." B* II TINJAUAN PUSTAKA...# #." Anatomi...# #.# De+inisi Striktur Uretra...! #.! 2pidemiologi...! #.7 2tiologi...7 #.8 9eala (linis... .. #. Pato+isiologi... #.$ Diagnosis...; #.< Deraat penyempitan... "" #.; Penatalaksanaan... "# #." (omplikasi..."8 #."" Pen5egahan..." #."# Prognosis..."$#."! Striktur Uretra pada =anita..."$
B* III (2S/'PU6A4...";
BAB I
PENDAHULUAN
Uretra merupakan saluran yang urin dari )esika urinaria ke meatus uretra, untuk dikeluarkan ke luar tubuh. Uretra pada pria memiliki +ungsi ganda, yaitu sebagai saluran urin > saluran untuk semen dari organ reproduksi. Panang uretra pria kira3kira #! 5m > melengkung dari kandung kemih ke luar tubuh, mele1ati prostate dan penis. Sedangkan uretra pada 1anita lurus > pendek, beralan se5ara
langsung dari leher kandung kemih ke luar tubuh.
Pada striktur uretra teradi penyempitan dari lumen uretra akibat terbentuknya aringan +ibrotik pada dinding uretra. Striktur uretra menyebabkan gangguan dalam berkemih, mulai dari aliran berkemih yang menge5il sampai sama sekali tidak dapat mengalirkan urin keluar dari tubuh. Urin yang tidak dapat keluar dari tubuh dapat menyebabkan banyak komplikasi, dengan komplikasi terberat adalah gagal ginal.
Striktur uretra masih merupakan masalah yang sering ditemukan pada bagian dunia tertentu. Striktur uretra lebih sering teradi pada pria dari pada 1anita, karena uretra pada 1anita lebih pendek dan arang terkena in+eksi. Segala sesuatu yang melukai uretra dapat menyebabkan striktur. ?rang dapat terlahir dengan striktur uretra, meskipun hal tersebut arang teradi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI URETRA1+2
Uretra merupakan saluran yang memba1a urine keluar dari )esi5a urinaria menuu lingkungan luar. *erdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan 1anita. Uretra pada pria memiliki panang sekitar # 5m dan uga ber+ungsi sebagai organ seksual @berhubungan dengan kelenar prostat, sedangkan uretra pada 1anita panangnya sekitar !.8 5m. selain itu, pria memiliki dua otot sphin5ter yaitu m.sphin5ter interna @otot polos terusan dari m.detrusor dan bersi+at in)olunter dan m.sphin5ter eBterna @di uretra pars membranosa, bersi+at )olunter, sedangkan pada 1anita hanya memiliki m.sphin5ter eBterna @distal in+erior dari kandung
kemih dan bersi+at )olunter.Uretra merupakan saluran akhir dalam pengeluaran urine keluar tubuh. Uretra pada pria memiliki +ungsi ganda yaitu sebagai saluran urine dan saluran untuk semen dari organ reproduksi.
Se5ara anatomis uretra pria dibagi menadi dua bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Uretra pria dibagi atas :
". Uretra Posterior, dibagi menadi:
a. Pars prostatika : dengan panang sekitar #,8 5m, beralan melalui kelenar prostate.
b. Pars membrana5ea : dengan panang sekitar # 5m, beralan melalui dia+ragma urogenital antara prostate dan penis
#. Uretra Anterior, dibagi menadi:
a. Pars bulbaris: terletak di proksimal, merupakan bagian uretra yang mele1ati bulbus penis.
b. Pars pendulum C5a)ernosaCspongiosa: dengan panang sekitar "8 5m, beralan melalui penis @ber+ungsi uga sebagai transport semen.
5. Pars glandis: bagian uretra di gland penis. Uretra ini sangat pendek dan epitelnya sangat berupa suamosa @ suamous 5ompleks non5orni+i5atum.
Uretra dilengkapi dengan dua otot s+ingter yang berguna untuk menahan lau urine. Uretra interna yang terletak pada perbatasan buli3buli dan uretra, dipersara+i
oleh sistem simpatik, sehingga ika buli3buli penuh s+ingter ini akan terbuka. S+ingter uretra eksterna terletak pada perbatasan uretra posterior dengan uretra anterior, dipersara+i oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai keinginan seseorang.
2.2. DEFINISI
Penyempitan atau penyumbatan lumen uretra karena pembentukan aringan +ibrotik pada uretra dan atau daerah peri uretra, yang pada tingkat lanut
dapat menyebabkan +ibrosis pada korpus spongiosum.
2.3.EPIDEMIOLOGI
Salah satu penyebab striktur uretra adalah pemasangan kateter dalam 1aktu yang 5ukup lama. Pola penyakit striktur uretra yang ditemukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin 0andung menyebutkan sebagian besar pasien @<#E masuk dengan retensi urin. Penyebab utama teradinya striktur adalah manipulasi uretra @77E dan trauma @!!E.8 Salah satu manipulasi uretra adalah pemasangan kateter %olley.!
Studi yang dilakukan di /ndia menyebutkan penyebab dari striktur uretra meliputi trauma pel)is @87E, post3kateterisasi @#","E, in+eksi @"8,#E, dan post3instrument @8,E. Study ini menunukkan kesimpulan bah1a etiologi diatas
menentukan prognosis dari penatalaksanaan striktur uretra.7 Studi yang dilakukan
oleh 6umen,et all uga mendapatkan hasil$ sebanyak 78,8E striktur uretra disebabkan iatrogenik yang didalamnya termasuk reseksi transuretral, kateterisasi uretra, 5ystos5opy, prostate5tomy, bra5hytherapy, dan pembedahan hypospadia.8
Penelitian ini menadi penting mengingat prosedur pemasangan kateter uretra merupakan prosedur rutin pada penanganan kasus retensi urin akut seperti benign prostat hiperplasia, adanya bekuan darah, urethritis, kronik obstruksi yang
menyebabkan hidrone+rosis, dan dekompresi kantung kemih akibat permasalahan sara+.7
(eteterisasi urin merupakan salah satu tindakan yang membantu eliminasi urin maupun ketidakmampuan melakukan urinasi. Prosedur pemasangan kateter uretra merupakan tindakan in)asi+. Pasien akan dipasangkan seenis alat yang disebut kateter Do1er pada muara uretra. Dalam melakukan prosedur ini diperlukan kepro+esionalan. 0anyak pasien merasa 5emas, takut akan rasa nyeri, dan tidak nyaman pada saat dilakukan kataterisasi uretra. Hasil studi dari 'ushhab, # menunukkan ada hubungan yang signi+ikan antara lama 1aktu terpasang kateter dengan tingkat ke5emasan pada pasien yang terpasang kateter uretra.
2.,. ETIOLOGI
Penyebab striktur uretra adalah:
a. Kongenital
Hal ini jarang terjadi. Misalnya: Meatus kecil pada meatus
ektopik pada pasien hipospodia. Divertikula kongenital ->
penyebab proses striktura uretra.
b. rauma
Merupakan penyebab terbesar striktura !"raktur pelvis#
trauma
uretra
anterior#
tindakan
sistoskopi#
prostatektomi#katerisasi$.
%. rauma uretra anterior# misalnya karena straddle injury.
Pada straddle injury# perineal terkena benda keras#
misalnya plantangan sepeda sehingga menimbulkan
trauma uretra pars bulbaris.
&. 'raktur(trauma pada pelvis dapat menyebabkan cedera
pada uretra posterior. )adi seperti kita ketahui# antara
prostat dan os pubis dihubungkan oleh ligamentum
puboprostaticum. *ehingga kalau ada trauma disini#
ligamentum tertarik# uretra posterior bisa sobek. )adi
memang sebagian besar striktura uretra
terjadi
dibagian-bagian yang ter+ksir seperti bulbus dan
prostat. Di pars pendulan jarang terjadi cedera karena
si"atnya yang mobile.
,. Kateterisasi juga bisa menyebabkan striktura uretra bila
diameter kateter dan diameter lumen uretra tidak
proporsional.
c. n"eksi
*eperti uretritis# baik spesi+k maupun non spesi+k
!/#01$. Pada uretritis akut# setelah sembuh jaringan
penggantinya sama dengan jaringan asal. )adi kalau asalnya
epitel
s2uamous#
jaringan
penggantinya
juga
epitel
s2uamous. Kalau pada uretritis kronik# setelah penyembuhan#
jaringan penggantinya adalah jaringan +brous. 3kibatnya
lumen uretra menjadi sempit# dan elastisitas ureter
menghilang.
d. umor
umor bisa menyebabkan striktura melalui dua cara# yaitu
proses penyembuhan tumor yang menyebabkan striktura
uretra# ataupun tumornya itu sendiri yang mengakibatkan
sumbatan uretra.
2.- GEJALA KLINIS
Adanya obstruksi saluran kemih ba1ah akan memberikan sekumpulan geala yang populer diistilahkan sebagai 6U*S @lower urinary tract symptoms). Pato+isiologi 6U*S didasarkan atas # kelompok geala, yaitu8 :
". Voiding symptomF yaitu geala yang mun5ul sebagai akibat kegagalan buli untuk mengeluarkan sebagian atau seluruh isi kandung kemih, antara lain: weakness of stream @pan5aran ken5ing melemah , abdominal straining @mengean , hesitancy @menunggu saat akan ken5ing , intermittency
@ken5ing terputus3putus , disuria @nyeri saat ken5ing , incomplete emptying @ken5ing tidak tuntas , terminal dribble @ ken5ing menetes.
#. Storage symptomF yaitu geala yang mun5ul sebagai akibat gangguan pengisian kandung kemih, bias karena iritasi atau karena perubahan kapasitas kandung kemih, antara lain : +rekuensi, urgensi, no5turia, in5ontinensia @paradoBal, nyeri suprasim+isis.
!. Miction post symptom; yaitu geala yang mun5ul pas5a miksi, antara lain tidak lampias, terminal dribbling, inkontinensia paradoks738
9eala dari striktur uretra yang khas adalah pan5aran buang air seni ke5il dan ber5abang. 9eala yang lain adalah iritasi dan in+eksi seperti +rekuensi, urgensi,
disuria, inkontinensia, urin yang menetes, kadang3kadang dengan penis yang membengkak, in+iltrat, abses dan +istel. 9eala lebih lanutnya adalah retensi urine. "
2. PATOFISIOLOGI
Struktur uretra terdiri dari lapisan mukosa dan lapisan submukosa. 6apisan mukosa pada uretra merupakan lanutan dari mukosa buli3buli, ureter dan ginal. 'ukosanya terdiri dari epitel kolumnar, ke5uali pada daerah dekat ori+isium eksterna epitelnya skuamosa dan berlapis. Submukosanya terdiri dari lapisan erektil )askular.
Apabila teradi perlukaan pada uretra, maka akan teradi penyembuhan 5ara epimor+osis, artinya aringan yang rusak diganti oleh aringan lain @aringan ikat yang tidak sama dengan semula. Garingan ikat ini menyebabkan hilangnya elastisitas dan memperke5il lumen uretra, sehingga teradi striktur uretra. 3$
Segala proses yang melukai lapisan epitelium uretra atau di bagian korpus spongiosum pada proses penyembuhannya akan menghasilkan aringan parut atau s5ar. Hal ini akan menyebabkan striktur uretra anterior. Sebagian besar striktur uretra disebabkan oleh trauma, biasanya stradle trauma. *rauma ini biasanya tidak dirasakan sampai pasien mengeluh kesulitan 0A( yang merupakan tanda dari obstruksi oleh karena striktur atau s5ar. *rauma iatrogenik uga dapat
menyebabkan striktur uretra. 4amun dengan berkembangnya endoskopi yang ke5il dan pembatasan indikasi sistoskopi pada pria membuat keadian striktur uretra lebih sedikit. Geas pada urethra posterior yang berakibat teradinya striktur berhubungan dengan +ibrosis periurethral yang luas.<
Striktur akibat radang berhubungan dengan gonorrhea adalah penyebab paling sering pada masa lalu dan sekarang sangat arang ditemui. Dengan penanganan antibiotik yang tepat dan e+ekti+, urethriris gono5o55al arang menadi striktur uretra. Sampai hari ini belum elas hubungan antara uretritis nonspesi+ik dengan striktur uretra anterior.;
(arakteristik dari striktur adalah perubahan epitel uretra oleh aringan +ibrosa padat karena trombo+lebitis lokal di korpus spongiosum dalam. 2pitel itu sendiri biasanya utuh, meskipun yang abnormal. Patogenesis striktur belum dipelaari se5ara luas dan studi yang ada menyebutkan in+eksi sebagai penyebab, meskipun telah ada studi pada model binatang yang mempelaari trauma elektro3 koagulasi pada uretra kelin5i sebagai model 5edera iatrogenik. 6okasi dari kelenar uretra berhubungan dengan tempat keadian in+eksi yang berhubungan dengan striktur yang mengimplikasikannya sebagai penyebab. 4amun, satu3 satunya studi tentang patogenesis penyakit striktur menunukkan bah1a perubahan yang utama adalah metaplasia epitel uretra dari normal enisnya pseudo3kolumnar bertingkat pada epitel skuamosa berlapis. /ni adalah epitel yang rapuh, dan ini 5enderung untuk robek saat teradi distensi selama berkemih. Robekan tersebut akan membuat lubang di epitel menyebabkan ekstra)asasi urine saat berkemih yang memi5u untuk terbentuknya +ibrosis subepitel. Pada penampakan mikroskopis, tempat teradinya robekan terbentuk +ibrosis dan menyatu selama periode tahun untuk membentuk plak makroskopik, yang kemudian dapat menyempitkan uretra ika mereka menyatu di sekitar lingkar uretra untuk membentuk sebuah 5in5in yang lengkap. Dalam model pembentukan striktur, in+eksi bakteri dapat menginduksi metaplasia skuamosa, dan +aktor lainnya dapat berupa bahan kimia, +isik atau biologis.<
GAMBAR . A(%m! %r!#%3r 3r$%r (%$r!r m$4!'3%!& d4m *(5# #3& 5() m$(dr! '()!6!*r!. A& S$*3h 4!'%& m3#. B& Ir!
'$(5$m'!%(. & F344+#$%$*4( #$%$r4!*%( d$()( 6!*r! m!(!m4 d4m 8r!()( '(. D& F344+#$%$*4( '()!6!*r!. E& P$rd()( d( 6!*r!
5() m$4!*%#( 8r!()( 43r #r'3 '()!3m. F& %r!#%3r #m'4$# r3m!% d$()( 6!%34
2.7 DIAGNOSIS
Diagnosis striktur uretra dari hasil anamnesa dan pemeriksaan +isik. Diagnosis pasti striktur uretra didapat dari pemeriksaan radiologi, tentukan lokasi dan panang striktur serta deraat penyempitan dari lumen uretra. ",#
o Pemeriksaan %isik
Anamnesa:
Untuk men5ari geala dan tanda adanya striktur uretra dan uga men5ari penyebab striktur uretra. ;
Pemeriksaan +isik dan lokal:
Untuk mengetahui keadaan penderita dan uga untuk meraba +ibrosis di uretra, in+iltrat, abses atau +istula.
o Pemeriksaan Penunang
i. 6aboratorium
3 Urin dan kultur urin untuk mengetahui adanya in+eksi 3 Ureum dan kreatinin untuk mengetahui +aal ginal ii. Uro+lo1metri
Uro+lo1metri adalah pemeriksaan untuk menentukan ke5epatan pan5aran urin. olume urin yang dikeluarkan pada 1aktu miksi dibagi dengan lamanya proses miksi. (e5epatan pan5aran urin
normal pada pria adalah # mlCdetik dan pada 1anita #8 mlCdetik. 0ila ke5epatan pan5aran kurang dari harga normal menandakan ada obstruksi.
iii. Radiologi
Diagnosa pasti dibuat dengan uretrogra+i, untuk melihat letak penyempitan dan besarnya penyempitan uretra. *eknik pemeriksaan
uretrogram adalah pemeriksaan radiogra+i ureter dengan bahan kontras.uretra.
Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai panang striktur adalah dengan membuat +oto bipolar sistouretrogra+i dengan 5ara memasukkan bahan kontras se5ara antegrad dari buli3buli dan se5ara retrograd dari uretra. Dengan pemeriksaan ini panang striktur dapat diketahui sehingga penting untuk peren5anaan terapi atau operasi. ;3"
GAMBAR ,. R$%r)rd$ 3r$%hr)rm m$(3(83##( %r!#%3r 3r$%r *34*r i). /nstrumentasi
Pada pasien dengan striktur uretra dilakukan per5obaan dengan memasukkan kateter %oley ukuran #7 5h, apabila ada hambatan di5oba dengan kateter dengan ukuran yang lebih ke5il sampai dapat masuk ke buli3buli. Apabila dengan kateter ukuran ke5il dapat masuk
menandakan adanya penyempitan lumen uretra. "" ). Uretroskopi
Untuk melihat se5ara langsung adanya striktur di uretra. Gika diketemukan adanya striktur langsung diikuti dengan uretrotomi interna @ sachse yaitu memotong aringan +ibrotik dengan memakai pisau sa5hse. "","#
2.9 DERAJAT PEN:EMPITAN URETRA
Sesuai dengan deraat penyempitan lumennya, striktur uretra dibagi menadi tiga tingkatan:
". Ringan : ika oklusi yang teradi kurang dari "C! diameter lumen uretra #. Sedang: ika terdapat oklusi "C! sampai dengan I diameter lumen uretra !. 0erat : ika terdapat oklusi lebih besar dari I diameter lumen uretra Pada penyempitan deraat berat kadang kala teraba aringan keras di korpus spongiosum yang dikenal dengan spongiofibrosis. "#
GAMBAR - / DERAJAT PEN:EMPITAN URETRA
Striktur uretra tidak dapat dihilangkan dengan enis obat3obatan apapun.Pasien yang datang dengan retensi urin, se5epatnya dilakukan sistostomi suprapubik untuk mengeluarkan urin, ika diumpai abses periuretra dilakukan insisi dan pemberian antibiotika. Pengobatan striktur uretra banyak pilihan dan ber)ariasi tergantung panang dan lokasi dari striktur, serta deraat penyempitan
lumen uretra."#
*indakan khusus yang dilakukan terhadap striktur uretra a dalah: ". 0ougie @Dilatasi
Sebelum melakukan dilatasi, periksalah kadar hemoglobin pasien dan periksa adanya glukosa dan protein dalam urin.
*ersedia beberapa enis bougie. 0ougie bengkok merupakan satu batang logam yang ditekuk sesuai dengan kelengkungan uretra priaF bougie lurus, yang uga terbuat dari logam, mempunyai uung yang tumpul dan umumnya hanya sedikit melengkungF bougie +ili+ormis mempunyai diameter yang lebih ke5il dan terbuat dari bahan yang lebih lunak.
0erikan sedati+ ringan sebelum memulai prosedur dan mulailah pengobatan dengan antibiotik, yang diteruskan selama ! hari. 0ersihkan glans penis dan meatus uretra dengan 5ermat dan persiapkan kulit dengan antiseptik
yang lembut. 'asukkan gel lidokain ke dalam uretra dan dipertahankan selama 8 menit. *utupi pasien dengan sebuah duk lubang untuk mengisolasi penis.
Apabila striktur sangat tidak teratur, mulailah dengan memasukkan sebuah bougie +ili+ormisF biarkan bougie di dalam uretra dan teruskan memasukkan bougie +ili+ormis lain sampai bougie dapat mele1ati striktur tersebut @9br.A3D.
Apabila striktur sedikit tidak teratur, mulailah dengan bougie bengkok atau lurus ukuran sedang dan se5ara bertahap dinaikkan ukurannya.#
Dilatasi dengan bougie logam yang dilakukan se5ara hati3hati. *indakan yang kasar tambah akan merusak uretra sehingga menimbulkan luka baru yang pada akhirnya menimbulkan striktur lagi yang lebih berat. (arena itu, setiap dokter yang bertugas di pusat kesehatan yang terpen5il harus dilatih dengan baik untuk memasukkan bougie. Penyulit dapat men5akup trauma dengan perdarahan dan bahkan dengan pembentukan alan yang salah @ false passage. Perke5il kemungkinan teradinya bakteremi, septikemi, dan syok septi5 dengan tindakan asepsis dan dengan penggunaan antibiotik.7
GAMBAR 7 / D!4%! 3r$%r 'd '!$( 'r! <4(83%(=. B3)!$ 43r3 d( *3)!$ *$()## <F=> d!4%! %r!#3r (%$r!r d$()( $*3h *3)!$ 43r3 <G= d!4%! d$()( $*3h *3)!$ *$()## <H+J=
*indakan ini dilakukan dengan menggunakan alat endoskopi yang memotong aringan sikatriks uretra dengan pisau ?tis atau dengan pisau Sa5hse, laser atau elektrokoter.
?tis uretrotomi dikerakan pada striktur uretra anterior terutama bagian distal dari pendulans uretra dan +ossa na)i5ularis, otis uretrotomi uga dilakukan pada 1anita dengan striktur uretra.
/ndikasi untuk melakukan bedah endoskopi dengan alat Sa5hse adalah striktur uretra anterior atau posterior masih ada lumen 1alaupun ke5il dan panang tidak lebih dari # 5m serta tidak ada +istel, kateter dipasang selama #3! hari pas5a tindakan. Setelah pasien dipulangkan, pasien harus kontrol tiap minggu selama " bulan kemudian # minggu sekali selama bulan dan tiap bulan sekali seumur
hidup. Pada 1aktu kontrol dilakukan pemeriksaan uro+lo1metri, bila pan5aran urinnya J " mlCdet dilakukan bouginasi.
!. Uretrotomi eksterna
*indakan operasi terbuka berupa pemotongan aringan +ibrosis kemudian dilakukan anastomosis end-to-end di antara aringan uretra yang masih sehat, 5ara ini tidak dapat dilakukan bila daerah strikur lebih dari " 5m.
Kara GohanssonF dilakukan bila daerah striktur panang dan banyak aringan +ibrotik.
Stadium /, daerah striktur disayat longitudinal dengan menyertakan sedikit aringan sehat di proksimal dan distalnya, lalu aringan +ibrotik dieksisi. 'ukosa
uretra diahit ke penis pendulans dan dipasang kateter selama 83$ hari.
Stadium //, beberapa bulan kemudian bila daerah striktur telah melunak, dilakukan pembuatan uretra baru.
7. Uretroplasty dilakukan pada penderita dengan panang striktur uretra lebih dari # 5m atau dengan +istel uretro3kutan atau penderita residi+ striktur pas5a Uretrotomi Sa5hse. ?perasi uretroplasty ini berma5am3ma5am, pada
umumnya setelah daerah striktur di eksisi, uretra diganti dengan kulit preputium atau kulit penis dan dengan free graft atau pedikel graf t yaitu
dibuat tabung uretra baru dari kulit preputiumCkulit penis dengan menyertakan pembuluh darahnya.$
2.10. KOMPLIKASI
". *rabekulasi, sakulasi dan di)ertikel
Pada striktur uretra kandung ken5ing harus berkontraksi lebih kuat, maka otot kalau diberi beban akan berkontraksi lebih kuat sampai pada suatu saat kemudian akan melemah. Gadi pada striktur uretra otot buli3buli mula3mula akan menebal teradi trabekulasi pada +ase kompensasi, setelah itu pada +ase dekompensasi timbul sakulasi dan di)ertikel. Perbedaan antara sakulasi dan di)ertikel adalah penonolan mukosa buli pada sakulasi masih di dalam otot buli sedangkan di)ertikel menonol di luar buli3buli, adi di)ertikel buli3buli adalah tonolan mukosa keluar buli3buli tanpa dinding otot.$
#. Residu urine
Pada +ase kompensasi dimana otot buli3buli berkontraksi makin kuat tidak timbul residu. Pada +ase dekompensasi maka akan timbul residu. Residu adalah keadaan dimana setelah ken5ing masih ada urine dalam kandung ken5ing. Dalam keadaan normal residu ini tidak ada.
!. Re+luks )esiko ureteral
Dalam keadaan normal pada 1aktu buang air ke5il urine dikeluarkan buli3buli melalui uretra. Pada striktur uretra dimana terdapat tekanan intra)esika yang meninggi maka akan teradi re+luks, yaitu keadaan dimana urine dari buli3buli akan masuk kembali ke ureter bahkan sampai ginal.!
7. /n+eksi saluran kemih dan gagal ginal
Dalam keadaan normal, buli3buli dalam keadaan steril. Salah satu 5ara tubuh mempertahankan buli3buli dalam keadaan steril adalah dengan alan setiap saat mengosongkan buli3buli 1aktu buang air ke5il. Dalam keadaan dekompensasi maka akan timbul residu, akibatnya maka buli3buli mudah terkena in+eksi.Adanya kuman yang berkembang biak di buli3buli dan timbul re+luks, maka akan timbul
pyelone+ritis akut maupun kronik yang akhirnya timbul gagal ginal dengan segala akibatnya.!
8. /n+iltrat urine, abses dan +istulasi
Adanya sumbatan pada uretra, tekanan intra)esika yang meninggi maka bisa timbul inhibisi urine keluar buli3buli atau uretra proksimal dari striktur. Urine yang terin+eksi keluar dari buli3buli atau uretra menyebabkan timbulnya in+iltrat urine, kalau tidak diobati in+iltrat urine akan timbul abses, abses pe5ah timbul +istula di supra pubis atau uretra proksimal dari striktur.8
2.11 PENEGAHAN
3 'enghindari teradinya trauma pada uretra dan pel)is
3 *indakan transuretra dengan hati3hati, seperti pada pemasangan kateter 3 'enghindari kontak langsung dengan penderita yang terin+eksi
penyakit menular seksual seperti gonorrhea, dengan alan setia pada satu pasangan dan memakai kondom
3 Pengobatan dini striktur uretra dapat menghindari komplikasi seperti
in+eksi dan gagal ginal8
2.12 PROGNOSIS
Striktur uretra kerap kali kambuh, sehingga pasien harus sering menalani pemeriksaan yang teratur oleh dokter. Penyakit ini dikatakan sembuh ika setelah dilakukan obser)asi selama satu tahun tidak menunukkan tanda3tanda kekambuhan.7
Striktura uretra seringkali kambuh, sehingga pasien harus sering menalani pemeriksaanCkontrol se5ara teratur minimal sampai " tahun setelah operasi dan
Setiap kontrol dilakukan pemeriksaan pan5aran urine yang langsung dilihat oleh dokter atau menggunakan rekaman uro+lo1metri. 0eberapa tindakan yang dapat dilakukan tiap 5ontrol adalah sebagai berikut.
". Dilatasi berkala dengan menggunakan busi
#. K/K @5lean intermitten 5atheterization atau kateterisasi bersih mandiri berkala yaitu pasien dianurkan untuk melakukan kateterisasi se5ara periodik pada 1aktu tertentu dengan kateter yang bersih@ tidak perlu steri l
guna men5egah kekambuhan striktura."
2.1 STRIKTUR URETRA PADA WANITA
2tiologi striktur pada 1anita berbeda dengan laki3laki, etiologi striktura uretra pada 1anita radang kronis. 0iasanya di derita 1anita usia diatas 7 tahun dengan sindroma sistitis berulang yaitu disuria, +rekuensi dan urgensi.
Diagnosis striktur uretra dibuat dengan bougie aboulLe, tanda khas dari pemeriksaan bougie aboulLe adalah pada 1aktu dilepas terdapat +likChambatan.
Pengobatan dari striktura uretra pada 1anita dengan dilatasi, kalo gagal dengan otis uretrotomi.!
BAB IV
KESIMPULAN
Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat aringan parut. Striktur uretra meruuk pada penyakit uretra anterior, atau proses yang melibatkan aringan parut pada aringan korpus spongiosum @spongio+ibrosis. Striktur
dia1ali dengan trauma pada lumen uretra yang diikuti proses penyembuhan dan kontaksi bekas luka tersebut mengurangi ukuran lumen uretra. 9angguan genital yang sering ditemui di praktek dokter .Stenosis meatus adalah suatu kondisi yang diperoleh relati+ umum teradi di ;E 3"E dari laki3laki yang disirkumsisi.. 9angguan ini ditandai oleh pan5aran urin yang dibelokkan ke atas, sulit memulai ken5ing dan, disuria dangan gangguan urgensi dan +rekuensi berkembih yang meningkat.
(ateterisasi uretra merupakan tindakan in)asi+ yang 1aib dikuasai dokter umum maupun tenaga medis yang lain. Pemasangan kateter haruslah dilakukan dengan langkah3langkah yang benar. Pemasangan kateter uretra adalah tindakan pertama kali yang dilakukan pada pasien dengan retensi urin akut. Sebagai tindakan in)asi+, pemasangan kateter ini tentu memiliki resiko. Salah satunya adalah teradinya striktur uretra.
%aktor3+aktor yang menghubungkan pemasangan kateter uretra dengan striktur uretra adalah proses in+lamasi dan in+eksi. Patogenesis terperin5i mengenai in+eksi menyebabkan striktur uretra belum elas. 4amun kebaradaan in+eksi pada lumen uretra tentu akan berlanut pada proses penyembuhan, yaitu in+lamasi. Garingan +ibrosa yang dihasilkan pada proses in+lamasi bertanggung a1ab terhadap teradinya striktur uretra.
DAFTAR PUSTAKA