• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARSITEKTUR INDONESIA- BY HAMAH SAGRIM. ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARSITEKTUR INDONESIA- BY HAMAH SAGRIM. ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MODEREN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ARSITEKTUR INDONESIA

(J.F. Hamah Sagrim)

Asitektur Indonesia terdiri dari klasik-tradisional, vernakular dan bangunan baru kontemporer. Arsitektur klasik-tradisional adalah bangunan yang dibangun oleh zaman kuno. Arsitektur vernakular juga bentuk lain dari arsitektur tradisional, terutama bangunan rumah hunian, dengan beberapa penyesuaian membangun dari generasi ke generasi. Arsitektur Baru atau kontemporer lebih banyak menggunakan materi dan teknik konstruksi baru dan menerima pengaruh dari masa kolonial Belanda ke era pasca kemerdekaan. Pengenalan semen dan bahan-bahan modern lainnya dan pembangunan dengan pertumbuhan yang cepat telah menghasilkan hasil yang beragam.

A. Arsitektur Klasik Indonesia

Ciri khas arsitektur klasik Indonesia dapat dilihat paada bangunan candi dengan struktur menaranya. Candi Buddha dan Hindu dibangun dari batu, yang dibangun di atas tanah dengan cirri khas piramida dan dihiasi dengan relief. Secara simbolis, bangunan candi adalah sebagai representasi dari Gunung Meru yang legendaris, yang dalam mitologi Hindu-Buddha diidentifikasi sebagai kediaman para dewa. Candi Buddha Borobudur yang terkenal dari abad ke-9 dan Candi Prambanan bagi umat Hindu di Jawa Tengah juga dipenuhi dengan gagasan makro kosmos yang direpresentasikan dengan sebuah gunung. Di Asia Timur, walau dipengaruhi oleh budaya India, namun arsitektur Indonesia (nusantara) lebih mengedepankan elemen-elemen masyarakat lokal, dan lebih tepatnya dengan budaya petani.

Budaya Hindu paling tidak 10 abad telah mempengaruhi kebudayaan Indonesia sebelum pengaruh Islam datang. Peninggalan arsitektur klasik (Hindu-Buddha) di Indonesia sangat terbatas untuk beberapa puluhan candi kecuali Pulau Bali yang masih banyak karena faktor agama penduduk setempat.

B. Arsitektur vernakular di Indonesia

Arsitektur tradisional dan vernakular di Indonesia berasal dari dua sumber. Pertama adalah dari tradisi Hindu besar dibawa ke Indonesia dari India melalui Jawa. Yang kedua adalah arsitektur pribumi asli. Rumah-rumah vernakular yang kebanyakan ditemukan di daerah pedesaan dibangun dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti atap rumbino, daun sagu, ilalang, bambu, anyaman bambu, kayu kelapa, dan batu. Bangunan adalah penyesuain sepenuhnya selaras dengan lingkungan sekitar.

(2)

2

namun seiring dengan proses modernisasi, bangunan-bangunan bambu dan kayu ini sedikit demi sedikit diganti dengan bangunan dinding bata.

C. Pengaruh Hindu dan Islam dalam Arsitektur Jawa Budaya Islam di Indonesia dimulai pada

tahun 13 Masehi ketika di Sumatra bagian utara muncul kerajaan Islam Pasai pada 1292. Dua setengah abad kemudian bersama-sama juga dengan orang-orang Eropa, Islam datang ke Jawa. Islam tidak menyebar ke kawasan Indonesia oleh kekuatan politik seperti di India atau Turki namun lebih melalui penyebaran budaya. Budaya Islam pada arsitektur Indonesia dapat dijumpai di masjid-masjid, istana, dan bangunan makam.

Kekuatan kerajaan Hindu Majapahit di Jawa menandai bergantinya periode sejarah di Jawa. Kebudayaan Majapahit tersebut

meninggalkan kebesarannya dengan serangkaian candi-candi monumental sampai abad ke-14. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa "Zaman Klasik" di Jawa ini kemudian diganti dengan zaman "beradab" dan juga bukanlah awal dari "Abad Kegelapan". Selanjutnya kerajaan-kerajaan Islam melanjutkan budaya lama Majapahit yang mereka adopsi secara jenius. "New Era" selanjutnya menghasilkan ikon penting seperti masjid-masjid di Demak, Kudus dan Banten pada abad ke-16 Juga dengan situs makam Imogiri dan istana-istana Yogyakarta dan Surakarta pada abad ke-18. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam tidak memperkenalkan bentuk-bentuk fisik baru dan ajaran-ajarannyapun diajarkan lebih dalam cara-cara mistis oleh para sufi, atau dengan kata lain melalui sinkretisme, sayangnya hal inilah yang mempengaruhi ‘gagal’nya Islam sebagai sebuah sistem baru yang benar-benar tidak menghapuskan warisan Hindu ( lihat Prijotomo, 1988).

Penyebaran Islam secara bertahap di kawasan Indonesia dari abad ke-12 dan seterusnya dengan memperkenalkan serangkaian penting pengaruh arsitektur. Namun, perubahan dari gaya lama ke baru yang lebih bersifat ideologis baru dengan teknologi. Kedatangan Islam tidak mengarah pada pengenalan bangunan yang sama sekali baru, melainkan melihat dan menyesuaikan bentuk-bentuk arsitektur yang ada, yang diciptakan kembali atau ditafsirkan kembali sesuai persyaratan dalam Islam. Walaupun kebanyakan menggunakan konsep dasar kubah pada mesjid. Menara Kudus, di Jawa Tengah, adalah contoh dalam kasus ini. Bangunan ini sangat mirib dengan candi dari abad ke-14 di era kerajaan Majapahit, menara ini diadaptasi untuk kepentingan yang lebih baru dibangun masjid setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Demikian pula, masjid-masjid di awal perkembangan Islam di Indonesia murni terinspirasi dari tradisi bangunan lokal yang ada di Jawa, dan tempat lain di Nusantara, dengan empat kolom utama yang mendukung atap tengahnya. Dalam kedua budaya ini empat kolom utama atau Saka Guru mempunyai makna simbolis.

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Atmadi, P. 1979. Beberapa patokan perencanaan bangunan candi. Yogyakarta: Universitas gajah Mada, Disertasi, Fakultas Teknik, 1984. Apa yang Terjadi Pada Arsitektur Jawa. Yogyakarta: Lembaga Javanologi. Dakung, S. 1981. Arsitektur tradisional daerah Istimewa Yogyakarta. Proyek Inventarisasi

dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan. Eliade, M. 1959. The Sacred and the Profane.The nature of the religion. Diterjemahkan oleh

Willard R.Trask.A. New York: Harvest Book, Harcourt, Brace& World,Inc.

Hamzuri, ..., Rumah tradisional Jawa. Proyek Pengembangan Permusiuman DKI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Ismunandar, K.R. 1986. Joglo,Arsitektur rumah tradisional Jawa. Semarang: Dahara Prize. Lombard, D. 1999. Nusa Jawa: Silang budaya, warisan kerajaan-kerajaan konsentris.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Munitz, M.K. 1981. Space, Time and Creation: Philosophical aspects of scientific cosmology. New York: Dover.

Priyotomo, J. 1984. Ideas and forms of Javanese Architecture. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Santosa, R.B. 2000. Omah, membaca makna rumah Jawa. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Selosumarjan. 1962. Social changes in Yogyakarta. Ithaca: Cornell University Press.

Suseno, M.F. 1984. Etika Jawa Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Orang Jawa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan, A.J. 1991. Rumah tinggal orang Jawa;Suatu kajian tentang dampak perubahan wujud arsitektur terhadap tata nilai sosial budaya dalam rumah tinggal orang Jawa di Ponorogo. Jakarta: Universitas Indonesia, Tesis.

Berke, D. (1997). Thoughts on The Everyday. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.

Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.

Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.

Fausch, D. (1997). Ugly and Ordinary: The Representation of the Everyday . Dalam Harris, S. dan Berke, D. (Ed.), Architecture of the Everyday. New York: Princeton Architectural Press.

Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Harris, S. dan Berke, D. (Ed.), Architecture of the Everyday. New York: Princeton Architectural Press.

Lefebvre, H. (1997). The Everyday and Everydayness. Dalam Harris, S. dan Berke, D. (Ed.), Architecture of the Everyday. New York: Princeton Architectural Press.

(4)

4

Rasmussen, S. E. (1964). Experiencing Architecture. Cambridge: The MIT Press.

Shepheard, P. (1999). What is Architecture? Cambridge: The MIT Press.

Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.

Berke, D. (1997). Thoughts on The Everyday. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.

Harris, S. (1997). Everyday Architecture. Dalam Steven Harris dan Deborah Berke (Ed.), Architecture of The Everyday. New York: Princeton Architectural Press.

Wigglesworth, S. & Till, J. (1998). The Everyday and Architecture. Architectural Design.

http://juanfranklinsagrim.blogspot.com http://www. Hamah.socialgo.com

(5)

TENTANG PENULIS

Juan Frank Hamah Sagrim, Lahir di lembah perbukitan Hamah Yasib, Kampung Sauf, Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, pada 06 April 1982. Ayah Nixon Sagrim (alm) dan Ibu Marlina Sagrim/Sesa. Orang tua bekerja sebagai Penginjil di lingkungan Klasis GKI Maybrat, dan tenaga Medic Klasis GKI Maybrat. Hamah adalah anak Kedua dari empat Bersaudara, (Jeremias, Daud Itas, dan Desi Sah Bolara). Pendidikan: SD Bethel Sauf, SLTP N1 Ayamaru, SMA YPK 1 Ebenhaezer Sorong. Melanjutkan Kuliah di Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya “ITATS” Jurusan Teknik Arsitektur, pindah dan Melanjutkannya di Universitas Widya Mataram Yogyakarta, 2006, pada Jurusan yang sama. Aktivitas Ekstra: Menjadi Tutor Pelatihan Mengetik 10 jari bersama Missionaris Jerman Tn. Hesse dkk. Di wilayah Maybrat, Imian, Sawiat, Tehit, thn.2000. Sekretaris Ikatan Mahasiswa Papua Jawa timur Surabaya, 2004, Menjabat Ketua Ikatan Mahasiswa Papua

se-Jawa Timur 2005. Anggota Ikatan Arsitektur Asia Pacific 2003. Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) 2004. Team Perumusan Metode Belajar Mengajar Nusantara bersama Dirjen Pendidikan Tinggi RI 2006. Menjabat Koordinator Mahasiwa Arsitektur Asia Pacific Rayon II Indonesia Bagian Tengah DIY 2006-2008. Anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) 2008. Menjabat Ketua Asrama Mahasiswa Papua 2008. Menjabat Direktur Program Lembaga Study Papua (LSP) 2007-2008. Anggota Luar Biasa University Harytake program UNESCO 2007-2008. Menjabat Sekretaris Umum Lembaga Intelektual Tanah Papua 2009-sekarang. Peneliti Tamu bidang lintas Budaya (researcher of cross culture) pada Yayasan Pondok Rakyat (YPR) DIY 2008-2009. Civitas Yayasan STUBE-hemat Yogyakarta 2007-sekarang. Tenaga Pengarah kerja pada perkumpulan seniman rantau di Yogyakarta 2009-sekarang. Agen Informan GRIC dan Pax Roman 2008-2010. Anggota International Working Group (IWG) for Asia Africa to Globalization 2009-sekarang. Staf Ahli pada Team Peneliti dan Pemerhati Arsitektur Tradisional Nusantara UWMY, 2010. Peneliti Lepas dan Penulis. Ketika Menulis Buku ini, masih aktif Sebagai Mahasiswa Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Berkeinginan besar sebagai Peneliti dan Ilmuwan Muda. Beberapa Karya Tulis adalah:

Makalah Ilmiah “ Kajian Tentang Keterkaitan Seni Budaya Etnic Negro Melanesoid Papua Dan Negroid Afrika”, 2009.

(6)

6

HISTORY OF GOD IN TRIBALS RELIGION

KISAH TUHAN DALAM AGAMA SUKU

RAHASIA THEOLOGIA TRADISIONAL SUKU MAYBRAT IMIAN SAWIAT PAPUA Wiyon-wofle

DIPARALELKAN DENGAN ALKITAB

Beberapa karya Tulis yang belum diterbitkan adalah:

1. Arsitektur Tradisional suku Maybrat Imian Sawiat Papua “Halit-Mbol Chalit” dalam Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Dengan Usulan Konsep Desain dari Bentuk Tradisional ke Bentuk Moderen. “sebagai suatu kajian ethno arsitektur”.

2. Sistem Kepemimpinan dan sistem Politik tradisional suku Maybrat, Imian, Sawiat “Ra Bobot-Na Bobot-Big Man” dan Pengaruh Wanita Maybrat, Imian, Sawiat, Terhadap Lingkungannya . 3. Menyelamatkan Hutan Adat Papua Sebagai Suplai Oksigen Terbesar Dunia, dengan usulan

konsep dan rekomendasi agar dalam pernyataan Protokol Kyoto mencanangkan pola penanganan tata laksana lingkungan hidup untuk mengatasi Global warming dengan sistem communal. 4. Mengapa Orang Papua Diprediksikan akan Punah Pada tahun 2030?

5. Tata Bahasa Maybrat. Disusun Dalam Bahasa Indonesia – Inggris –Maybrat. 6. Penuntun Untuk Berpikir Bijaksana “The Bigest Thingking”.

7. Bamboo in the socio cultural living society of Java - Kegunaan Bambu dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Jawa

8. Teori Arsitektur Maybrat, Imian, Sawiat

9. Pengaruh Arsitektur Terhadap Fenomena Lingkungan Alam

10. Pendidikan Tradisional Wanita Maybrat, Imian, Sawiat - “Finya mgiar”. Kini sedang mempersiapkan penyusunan buku barunya, yaitu:

1. ENCYCLOPEDIA ADAT ISTIADAT BUDAYA MAYBRAT 2. KAMUS BAHASA MAYBRAT

Makalah-makalah kajian lain adalah:

1. Menguak Imunity Rasial Diskriminasi Terhadap Orang Papua (Makalah Konferensi Asia-Afrika) disampaikan pada “International Conference of 55th. Asia – Africa Sustainabelity”,

Thaksin University-Mindanao, Moro, Philipines; March, 2009; UI Depok Jakarta, Oktober, 2009. 2. Benturan budaya lokal negara non kapitalisme dengan budaya global negara kapitalisme

(Makalah Simposium) – disampaikan pada “Simposium nasional”. Kebudayaan dan keeksistensian local wosdom sebagai tatanan bangsa, UGM, Yogyakarta, Juni, 2008.

3. Pandangan Kontemporer Papua tentang keindonesiaan (Makalah Dialog) - disampaikan pada “Dialog Nasional, Ketahanan Negara”, UC UGM, Yogyakarta, July, 2010.

4. Usaha Melepaskan Papua Dari Cengkeraman Asing (Makalah Seminar Nasional)- disampaikan pada “ National Seminary”, UPI Bandung, September, 2009.

5. Penyusunan Metode Belajar Mengajar Nusantara Bersama DIKTI, (Makalah Pembelajaran, Student Equity), Quality Hotel Yogyakarta April, 2006.

(7)

6. Peran Pemuda Dalam Memajukan Bangsa (Makalah Dialog), disampaikan dalam “Dialog Pemuda Nasional Regional II Indonesia Bagian Tengah”, Gedung Negara Gubernur Yogyakarta, Oktober, 2006.

7. Apa Peran Gereja di Tengah Pergolakan Umat Manusia di Tanah Papua (Makalah Diskusi), disampaikan dalam “Saresehan LITP”, Pogung Rejo Yogyakart, September, 2010.

8. SAVING EARTH’S HAS INTEGRAL LIFE SYSTEM: Can Asian-African Visions Rescue Biodiversity from the West-born Globalization? (Makalah Konferensi) disampaikan dalam “Comemoration 55th. AsiaAfrika Conference”, Yogyakarta Indonesia, October, 2527, 2010

-Rabat Moroco 23-25 Nopember, 2010.

9. Indegenous People In Papua and Asia Religion: DIVERSITY IN GLOBALIZED SOCIETY. (Makalah Konferensi) disampaikan dalam “The Role of Asia and Africa for a Sustainable World 55 Years after Bandung Asian-African Conference 1955. Asia – Africa Summit, Yogyakarta-Molucas Nopember, 2010.

10. Kajian Kritis Tentang Pasar Bebas dan Pengaruhnya terhaap Ketahanan Negara non Kapitalisme. Kliping Pribadi, 2009

11. Pendidikan Zaman Pendudukan Bangsa Asing di Papua. Kliping Pribadi, 2010. 12. Pranata Kehidupan Negara Berkembang. Kliping Pribadi, 2009.

13. Struktur Fungsional Dominasi Budaya Kapitalisme. Kliping Pribadi, 2008.

14. Memaknai Arsitektur Nusantara Sebagai Kearifan Lokal Di Era Globalisasi. Kliping Pribadi, 2010.

15. Difusi Ajaran dan Pemikiran Kristen Dalam Konstelasi Kristen di Tehit, Maybrat, Imian, Sawiat, Papua. Kajian sejarah. Kliping Pribadi, 2007.

16. Evolusi Pemikiran Pembangunan. Kliping Pribadi, 2007.

17. Kajian Kritis Tafsiran Yesus Kristus – Isa Almaseh dari Alkitab dan Al-Quran. Kliping Pribadi, 2009.

18. Refleksi Kehidupan Masyarakat Plural Moderen dan Majemuk Papua. Kliping Pribadi, 2010. 19. Sejarah-Sejarah Alkitab dan yang berkaitan dengan Kejadian dalam Alkitab. Kliping Pribadi,

2008.

20. Transisi Masyarakat Tradisional Indonesia. Kliping Pribadi, 2009. 21. Teori konvergensi dan Pertumbuhan Ekonomi. Kliping pribadi, 2007.

22. Arsitektur Tradisional dalam RENSTRA Pengembangan tata ruang kota berbasis kebudayaan lokal. Kliping pribadi, 2008.

23. Usulan teori dalam berarsitektur; Rasionansi Arsitektur, dan Empirisme arsitektur. Kliping Pribadi, 2011.

Referensi

Dokumen terkait

APARTEMEN MAHASISWA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA (PENEKANAN UNSUR-UNSUR BUDAYA TRADISIONAL JAWA).. Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur sosial dan unsur-unsur budaya dalam kehidupan

Konsep rumah joglo beserta makna filosofisnya akan diterapkan pada tatanan luar maupun dalam bangunan, sehingga bentuk yang akan tercipta memberikan kesan tradisional dan

Dalam mencari konsep bangunan bagi perawatan kulit dan spa, pola tata massa menggunakan konsep zona bangunan rumah tradisional Jawa yang dipadukan tata massa bangunan menggunakan

Dengan dasar teori-teori tersebut, maka dapat dipelajari bentuk dan sifat dasar dari elemen-elemen arsitektural pada permukiman tradisional beberapa suku di Papua, sehingga dapat

Sedangkan ilmu sosial dan budaya dasar adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang

Pada wujud budaya arsitektur berupa rumah tinggal yang dihuni oleh masyarakat Etnis Ti- onghoa di Banjarmasin, sebagian besar masih menggunakan bentuk tradisional Banjar

Perencanaan dan Perancangan Balai Kesenian Tradisional Sebagai Wadah Pelestarian Budaya di Surabaya menerapkan desain tatanan lahan yang diambil dari salah satu kesenian tradisional