• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Dakwah Ekonomi Islam Berdasarka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Strategi Dakwah Ekonomi Islam Berdasarka"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Dakwah Ekonomi Islam Berdasarkan Konsep AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) pada Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI)

Islam adalah agama yang memiliki karakteristik yang khusus dan sempurna karena ia diturunkan dari Yang Maha Sempurna. Allah SWT menurunkan Islam semata-mata untuk mengangkat, meninggikan, memuliakan, dan menyempurnakan hamba-hamba-Nya. Islam tidak hanya menjadi sebuah agama tetapi juga menjadi sebuah sistem. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang ekonomi. Ekonomi Islam dikenal pula dengan sebutan ekonomi syariah. Inti dari ekonomi syariah adalah perekonomian yang dilakukan berdasarkan hukum Islam yang mengharamkan riba serta menghindari kegiatan saling merugikan, menipu, dan mencurangi satu sama lain, seperti yang selama ini terjadi dalam praktik ekonomi konvensional. Alasan tersebut menjadi daya tarik ekonomi syariah dilirik banyak orang. Ekonomi syariah mampu menciptakan keadilan yang berdampak pada kesejahteraan.

Ekonomi syariah tumbuh dan berkembang pesat di Indonesia. Pasalnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, yaitu sekitar 80% dari total penduduk. Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dapat dilihat dari pertumbuhan aktivitas di sektor perbankan dan non-perbankan. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Oktober 2014 jumlah Bank Umum Syariah (BUS) tercatat sebanyak 12, Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 22, Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) sebanyak 163, dan jaringan kantor sebanyak 2.950 unit. Berdasarkan data Statistik Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai emisi sukuk meningkat pada November 2014 menjadi sebesar 12.727,4 miliar rupiah dibandingkan November tahun sebelumya yang hanya sebesar 11.994,4 miliar rupiah.

(2)

lapangan lembaga keuangan syariah di Indonesia masih belum menunjukkan prestasi yang memuaskan. Pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan industri keuangan konvensional yaitu berkisar 4,9 persen untuk perbankan syariah, 4,5 persen untuk NAB Reksa Dana Syariah, 3,2 persen untuk nilai Obligasi Syariah/Sukuk, dan 3,1 persen untuk IKNB syariah.1 Perbankan syariah juga tumbuh melambat selama tahun 2014. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan bank umum syariah dan pembiayaan unit usaha syariah pada Oktober 2014 masing-masing hanya mencapai Rp 189,291 triliun dan Rp 63,149 triliun. Perbankan syariah pada tahun ini hanya tumbuh sekitar 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 20 persen.

Lambatnya pertumbuhan perbankan syariah secara umum diakibatkan oleh tekanan likuiditas. Hal tersebut sejalan dengan menguatnya permintaan kredit baru ditengah perlambatan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Pertumbuhan DPK tahun ini tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Perbankan syariah pada tahun ini memang mengalami beberapa goncangan. Goncangan ini dapat ditinjau dari melemahnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah dan penolakan di beberapa daerah, salah satunya Bali. Sekelompok masyarakat Bali meminta pemerintah menghentikan pendirian bank syariah di Bali. Mereka menilai praktik perbankan syariah tidak sesuai dengan konsep ekonomi nasional yang berasaskan pancasila. Pengamat ekonomi syariah Ali Sakti menilai saat ini industri keuangan syariah di Indonesia memang sedang jalan di tempat.

Rendahnya pemahaman dan keikutsertaan masyarakat dalam sistem ekonomi syariah harus segera ditangani. Pasalnya, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi harus diusahakan dari kesadaran masyarakat dalam menggunakan ekonomi syariah karena Indonesia menerapkan sistem bottom-up. Menurut Ali Sakti (Peneliti Junior Bank Indonesia) dalam Sharia Economist Camp di STEI Tazkia, masalah dakwah adalah pangkal masalah dalam hal

1

(3)

tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dalam menangani permasalahan tersebut adalah dengan menjadi pengemban dakwah ekonomi syariah. Mahasiswa sebagai agen perubahan sudah saatnya menjadi penggerak perubahan sistem ekonomi, dari ekonomi konvensional menuju ekonomi syariah.

Mahasiswa dapat menggerakan ekonomi syariah melalui kontribusinya dalam menggunakan produk lembaga keuangan syariah. Akan tetapi, gerakan mahasiswa yang hanya sebatas itu tidak akan berdampak besar terhadap kemajuan ekonomi syariah di Indonesia. Salah satu langkah untuk bergerak lebih jauh dari sekedar menggunakan lembaga keuangan syariah adalah dengan bergabung dalam organisasi Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI). KSEI sebagaimana organisasi pada umumnya adalah suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Hal-hal yang menjadi penekanan dalam sebuah organisasi dibandingkan perserikatan pada umumnya adalah adanya struktur organisasi, tujuan organisasi, dan hubungan dalam organisasi.

KSEI didirikan dengan tujuan pembumian ajaran dan nilai-nilai Islam, khususnya dalam bidang ekonomi. Pembumian ekonomi syariah ini dilakukan melalui jalur dakwah. Suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi tentu membutuhkan manusia sebagai penggeraknya. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi.2 Sejatinya, keberhasilan suatu organisasi ditentukan dari kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. Pengurus KSEI dalam menjalankan amanahnya harus senantiasa meluruskan niat untuk semata-mata mengharap keridhoan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Berdakwah tentu bukan sebuah perkara yang mudah sebab dibutuhkan suatu strategi dalam mengerjakannya.

Mencoba menelaah strategi Rasulullah saw dalam mengajarkan agama Islam ke penduduk Mekkah. Kondisi tersebut sangat relevan untuk dikaitkan

2 Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia edisi Revisi (Jakarta:

(4)

dalam situasi saat ini mengingat Islam juga menjadi kata asing yang diragukan oleh umatnya sendiri. Hal pertama yang dilakukan Rasulullah setelah mendapat wahyu adalah berdakwah secara rahasia (sirriyatu ‘da’wah). Pada tahap ini, Rasulullah membentuk majelis ilmu di rumah sahabat Al Arqam bin Abil Arqam untuk membangun basis pengusung yang kuat. Pada periode selanjutnya, Rasulullah berdakwah melalui intelektualitas da’i dan status sosialnya. Pada saat itu, Rasulullah mulai berdakwah secara terang-terangan.

Strategi dakwah Rasulullah menjadi rujukan dalam mengembangkan perekonomian berbasis syariah di Indonesia. Transisi dari ekonomi konvensional menuju syariah membutuhkan pengusung gerakan. Tim FOSSEI dan KSEI ini menjadi ujung tombak yang mengusung dan menggerakan ekonomi syariah di Indonesia. Setelah tercipta basis pengusung yang kuat, maka dibutuhkan strategi pemasaran yang didukung dengan aspek-aspek intelektualitas. Strategi pemasaran yang tepat digunakan KSEI dalam memajukan ekonomi Islam adalah melalui konsep AIDA. KSEI mampu menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan dari masyarakat melalui konsep AIDA. Konsep AIDA sangat tepat diterapkan mengingat fokus pergerakan saat ini diarahkan untuk menarik perhatian masyarakat dan mengambil pangsa pasar.

Konsep AIDA yang dapat diterapkan oleh KSEI adalah sebagai berikut:

1. Attention

(5)

diperlukan dalam sebuah pemaparan informasi agar menarik perhatian besar dari khalayak.3 Penggunaan efek suara dan warna, teks, dan figur dalam media massa menjadi landasan utama untuk mengukur intensitas sebuah pesan.

Selain media informasi, masyarakat juga dapat tertarik terhadap ekonomi Islam karena media perantara dakwahnya yaitu organisasi KSEI atau FOSSEI, terutama masyarakat di lingkungan kampus. Ketika eksistensi KSEI di lingkup kampus melonjak, baik karena program kerjanya yang sukses dan prestasi pengurusnya, mahasiswa/i lain tentu merasa penasaran dengan seluk beluk organisasi ini, termasuk kajian ekonomi Islamnya. Selain itu, masyarakat juga dapat tertarik dengan KSEI karena perilaku pengurusnya yang senantiasa menggambarkan karakter ekonom robani. Pada akhir tahap ini, masyarakat harus telah menyadari keberadaan ekonomi syariah dan organisasi yang mendukungnya.

2. Interest

Pada tahap ini, pengurus berusaha meningkatkan perhatian masyarakat menjadi minat terhadap ekonomi Islam. Untuk menarik minat masyarakat terhadap ekonomi syariah diperlukan pemberian kegiatan-kegiatan menyenangkan, seperti KSEI road to school, KSEI road to village, sharia economic informal study, lomba ekonomi syariah, baik dalam lingkup kreativitas seperti mading maupun dalam lingkup intelegensi seperti olimpiade, dan talkshow atau sosialisasi ekonomi Islam. Walaupun kegiatan ini terlihat menyenangkan, pelajaran berharga mengenai ekonomi Islam harus tersampaikan kepada masyarakat.

Kegiatan ini harus memicu kekritisan masyarakat terhadap sistem ekonomi konvensional yang selama ini merugikan mereka. Jika mereka sudah memahami kelemahan ekonomi konvensional, pengurus

3 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication:

(6)

memberikan pengetahuan mengenai ekonomi syariah dengan menunjukkan berbagai keunggulan-keunggulannya, baik yang bersifat materil maupun non-materil. Mahasiswa yang yang kerap kali di katakan sebagai penyalur aspirasi rakyat memiliki kekuatan untuk memengaruhi masyarakat dalam memajukan ekonomi syariah dan mengembangkannya. KSEI dalam melaksanakan kegiataan ini dapat bekerja sama dengan institusi keuangan syariah, seperti perbankan syariah dan asuransi syariah. Dengan adanya kerja sama ini diharapkan institusi keuangan tersebut memiliki citra baik di masyarakat.

3. Desire

Pada tahap ini, masyarakat sudah mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh. Namun, timbul perlawanan dalam diri masyarakat berupa keraguan terhadap keunggulan ekonomi syariah. Dalam hal tersebut, pengurus dapat mendekati masyarakat yang ragu tersebut secara personal. Setelah itu, pengurus menunjukkan bukti sosial kepada masyarakat yang masih ragu tersebut untuk memberikan keyakinan bahwa ekonomi syariah jauh lebih baik daripada ekonomi konvensional. Bukti sosial dapat diberikan dalam bentuk rekomendasi pakar atau lembaga otoritas terhadap lembaga keuangan syariah pada khususnya dan perekonomian syariah pada umumnya serta testimonial yang persuasif dari pengguna produk keuangan syariah.

4. Action

(7)
(8)

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara

Kennedy, John E dan R Darmawan Soemanagara. 2006. Marketing Communication: Taktik & Strategi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

Syaikh Munir Al-Qhadban. 1992. Manhaj Haraki dalam Sirah Nabi SAW. Jakarta: Robbani Press

Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Statistik Perbankan Indonesia,

http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/indonesia/Documents/SPI%20Oktober %202014.pdf, diakses 5 Januari 2015

Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Statistik Sukuk-November 2014,

http://www.ojk.go.id/statistik-sukuk-november-2014, diakses 5 Januari 2015

Redaksi Voa-Islam. 2014. Industri Keuangan Syariah Perlu Terus Didorong,

Referensi

Dokumen terkait

Yang harus kita kita ketahui, ekonomi islam bukanlah sekedar ekonomi yang hanya mengunakan sistem berbasis syariah atau hanya sekedar perbankan

Peta juga merumuskan sasar- an-sasaran ekonomi syariah, tahap- an-tahapan pelaksanaannya, langkah konkrit dan implementasinya De- ngan demikian, peta ekonomi Islam adalah

Perkembangan ekonomi Islam di dunia harus dibedakan dengan perkembangan lembaga keuangan Islam seperti perbankan, pasar modal, asuransi, gadai atau lembaga keuangan lainnya.

kajian melalui media cetak, pembentukan Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) di beberapa daerah yang belum memiliki KSEI, dan menjalin kerjasama dengan pihak

Aspek yang kedua, sebagai latar belakang lahirnya Bank Syariah dan lembaga keuangan Islam lainnya adalah perkembangan ekonomi di negara-negara Islam tidak bisa

Perbankan syariah adalah merupakan sebuah lembaga keuangan yang berdasarkan hukum Islam yang adalah merupakan sebuah lembaga baru yang amat penting danm strategis peranannya

Prinsip ekonomi Islam yang dipakai dalam penjualan pribadi yaitu keikhlasan. Islam menetapkan keikhlasan sangat penting dalam setiap langkah kehidupan manusia. Berdasarkan hal

PENDAHULUAN Bank syariah, sebagai institusi keuangan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, memiliki peran yang semakin penting dalam mendukung pembangunan