• Tidak ada hasil yang ditemukan

8 JURNAL HARI P MADIUN JIBEKA VOL 9 NO 1 FEB 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "8 JURNAL HARI P MADIUN JIBEKA VOL 9 NO 1 FEB 2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP

KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SMP NEGERI 1 KOTA

MADIUN.

Hari Purwanto

Dosen Prodi Manajemen STIE Dharma Iswara Madiun

Abstract

SMP Negeri 1 Kota Madiun is a medium-level educational institution which wants to achieve high qualified graduate. Maximizing the work of employees is the basic need to reach the goal. Work satisfaction is believed that it can motivate the employees to work best and give the best contribution for their company so work can be optimized. Therefore, to identify this phenomenon, The Influence of Work Satisfaction Factors toward Employees’ Work is taken as the title of this research.

The objectives of this research is to identify the influence of work satisfaction factors: X1 (the work itself), X2 (salary), X3 (promotion opportunity), X4 (supervision), X5 (colleague) toward employees’ work of SMP Negeri 1 Kota Madiun parsially and simultaneously.

Questionairre and documentation are used as collecting data techniques. The sample of this research is 50 respondents, the employees of SMP Negeri 1 Kota Madiun. Meanwhile, the technique of analyzing data is statistical analysis with multiple linear regression that is continued to F-test and T-test analysis.

Based on the statistical analysis using F-Test in which F0> Ft(7167.925 > 2. 29), it shows that

satisfaction work factors: X1 (work), X2 (salary), X3 (promotion opportunity), X4 (supervision), X5 (colleague) simultaneously give significant influence toward employees’ work of SMP Negeri 1 Kota Madiun. Meanwhile, based on T-Test analysis the result shows that parsially the most dominant factor influencing among independent variables is X4 (supervision).

Based on the result of the research, there is a recommendation proposed by the writer. An effort in caring and increasing satisfaction work by SMP Negeri 1 Kota Madiun is an effective method to motivate employees to reach high achievement in working.

Key words: work satisfaction factors, work satisfaction.

Abstrak

SMP Negeri 1 Kota Madiun adalah lembaga pendidikan tingkat menengah yang ingin mencetak lulusan yang berkualitas tinggi. Memaksimalkan kerja karyawan adalah kebutuhan dasar untuk mencapai tujuan. Kepuasan kerja diyakini bahwa hal itu dapat memotivasi karyawan untuk bekerja yang terbaik dan memberikan kontribusi terbaik bagi lembaga sehingga pekerjaan dapat dioptimalkan. Oleh karena itu, untuk mengidentifikasi fenomena ini, judul penelitian ini disusun sebagaiberikut: Pengaruh Faktor Kepuasan Kerja terhadap Kerja Karyawan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor kepuasan kerja: X1 , gaji (X2), peluang promosi (X3), pengawasan (X4), rekan (X5) terhadap kinerja karyawan (Y) SMP Negeri 1 Kota Madiun baik secara parsial maupun secara simultan.

Kuisioner dan dokumentasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Sampel penelitian ini adalah 50 responden, yakni seluruh karyawan SMP Negeri 1 Kota Madiun. Sementara itu, teknik analisis data adalah analisis statistik dengan regresi linear berganda yang selanjutnya dilakukan F-test dan analisis T-test.

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan F-Test di mana F0> Ft (7167,925> 2. 29), hal itu menunjukkan bahwa faktor kepuasan kerja (X1), pekerjaan (X2), gaji (X3), (peluang promosi), pengawasan (X4), rekan (X5) secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) SMP Negeri 1 Kota Madiun. Sementara itu, berdasarkan analisis T-Test hasilnya menunjukkan bahwa secara parsial faktor yang paling dominan mempengaruhi antara variabel independen adalah pengawasan (X4).

Berdasarkan hasil penelitian, ada rekomendasi yang diusulkan oleh penulis. Upaya dalam meningkatkan kepedulian dan kepuasan kerja oleh SMP Negeri 1 Kota Madiun merupakan metode yang efektif untuk memotivasi karyawan untuk mencapai prestasi tinggi dalam bekerja.

Kata kunci: faktor kepuasan kerja, kepuasan kerja.

PENDAHULUAN

Setiap menjalankan suatu organisasi, dalam lembaga atau instansi harus melaksanakan program organisasi yang diarahkan agar mencapai tujuan yang berdaya guna dan berhasil guna. Salah satu

(2)

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya.

Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan dan terus berkembang melalui peningkatan kinerja pegawai. Beberapa hal yang membuat pegawai berkinerja tinggi adalah kepuasan kerja yang dirasakan para pegawai. Untuk dapat meningkatkan kinerja pegawai, perusahaan harus mampu memenuhi dan meningkatkan kepuasan kerja pegawainya. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual, setiap individual memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda – beda sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya.

Menurut Handoko (1996:193), “Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, yang menunjukkan bagaimana para pegawai memandang pekerjaan mereka”. Hal serupa juga diungkapkan oleh Luthans (2006:243) yaitu kepuasan kerja merupakan hasil sebuah persepsi pegawai tentang sejauh mana pekerjaan dapat memberikan segala sesuatu yang berarti untuk pegawai itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai secara signifikan adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri, kondisi kerja, pimpinan, rekan kerja, pengawasan, promosi jabatan dan gaji. Menurut Smith, et. al. dalam Luthans (1998:145) menunjukkan adanya 6 faktor penting yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai yaitu Pekerjaan itu sendiri, Upah atau gaji, Kesempatan untuk kenaikan jabatan / promosi, Supervisi, Rekan kerja dan Kondisi kerja.

Untuk melihat pengaruh dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja peneliti melakukan observasi pada Pegawai Negeri Sipil di lingkungan SMP Negeri 1 Kota Madiun dan menemukan beberapa hal diantaranya dalam rangka memberikan pelayanan internal administrasi sering terjadi tumpang tindih pelayanan dan terkadang pekerjaan tertunda dikarenakan pegawai tidak berada ditempat saat waktu efektif kerja, sehingga mengakibatkan kurang optimalnya penyelesaian tugas dan tanggung jawab yang harus di selesaikan serta ada beberapa hal tertentu yang ternyata juga masih ditemukan kondisi yang kontradiktif, yang bila diamati, juga akan dapat berpotensi menurunkan kinerja pegawai. Misalnya penempatan pegawai yang hanya pada posisi / bagian yang sama dalam waktu yang relatif lama. Kondisi itu bila tidak disikapi dan dikelola dengan baik akan dapat menurunkan kinerja pegawai sehingga akan merugikan pihak sekolah. Dari faktor – faktor kepuasan kerja yang terdiri dari pekerjaan, gaji, promosi, supervisi, rekan kerja dan kondisi kerja tentu terdapat faktor yang memiliki

pengaruh paling dominan terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun.

Untuk mengetahui lebih jauh masalah tersebut maka kinerja pegawai yang berkaitan dengan faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perlu dilakukan. Kajian tersebut diharapkan dapat digunakan untuk dapat merumuskan cara-cara yang paling tepat dalam meningkatkan kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun.

Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh Faktor – faktor Kepuasan

Kerja yang terdiri dari Pekerjaan, Gaji, Promosi, Supervisi, Rekan Kerja dan Kondisi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun?

2. Diantara Faktor – faktor Kepuasan Kerja tersebut, manakah yang berpengaruh dominan terhadap Kinerja Pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor – faktor Kepuasan Kerja yang terdiri dari Pekerjaan, Gaji, Promosi, Supervisi, Rekan Kerja dan Kondisi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun.

2. Untuk mengetahui diantara faktor – faktor Kepuasan Kerja yang berpengaruh dominan terhadap Kinerja Pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun

Landasan Teori

1. Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Kerja

Menurut Desantis dan Durst dalam Mutiara S. Panggabean (2004:77) kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor yang dapat dikelompokan ke dalam 4 kelompok, yaitu : a. Monetery, non monetery

b. Karakteristik pekerjaan (job characteristics)

c. Karakteristik kerja (work characteristics) d. Karakteristik individu

Menurut Smith, et. al. dalam Luthans (1998:145) menunjukkan adanya 6 faktor penting yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai yaitu : a. Pekerjaan itu sendiri, sejauhmana pegawai

memandang pekerjaannya sebagai pekerjaan yang menarik, memberikan kesempatan untuk belajar, dan peluang untuk menerima tanggung jawab.

(3)

c. Kesempatan untuk kenaikan jabatan / promosi dalam jenjang karir,

Promosi akan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi, tanggung jawab yang lebih banyak, dan status sosial yang meningkat. Apabila promosi dibuat dengan cara yang adil diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada pegawai.

d. Supervisi, merupakan kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan secara teknis maupun memberikan dukungan.

e. Rekan kerja, merupakan suatu tingkatan di mana rekan kerja memberikan dukungan. Tingkat keeratan hubungan mempunyai pengaruh terhadap mutu dan intensitas interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok. Kelompok yang mempunyai tingkat keeratan yang tinggi cenderung menyebabkan para pekerja lebih puas berada dalam kelompok. Kepuasan timbul terutama berkat kurangnya ketegangan, kurangnya kecemasan dalam kelompok dan karena lebih mampu menyesuaikan diri dengan tekanan pekerjaan

f. Kondisi kerja, apabila kondisi kerja pegawai baik (bersih, menarik, dan lingkungan kerja yang menyenangkan) akan membuat mereka mudah menyelesaikan pekerjaannya.

As’ad (2000:104) merangkum berbagai pendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

a. Faktor psikologi, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan pegawai yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan ketrampilan.

b. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama pegawai, dengan atasannya, maupun pegawai yang berbeda jenis pekerjaannya. c. Faktor fisik, merupakan faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik pegawai, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan pegawai, umur dan sebagainya. d. Faktor finansial, merupakan faktor yang

berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan pegawai yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, tunjangan, fasilitas, promosi, dan sebagainya.

Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan,

peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Pegawai yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting.

Kepuasan kerja di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja pegawai yang dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Pegawai yang lebih suka menikmati kepuasannya di luar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan tugas-tugasnya. Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya. Pegawai yang menikmati kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak. Tidak ada tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak karena setiap individu pegawai berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya dapat diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan pergantian (turnover) kecil maka secara relatif kepuasan kerja pegawai baik. Sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja, dan turnover pegawai besar maka kepuasan kerja pegawai di perusahaan berkurang (Hasibuan, 2001:202).

2. Pengertian Kinerja

Sumber daya manusia sebagai aktor yang berperan aktif dalam menggerakkan perusahaan / organisasi dalam mencapai tujuannya. Tercapainya tujuan perusahaan hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat dalam perusahaan, untuk berkinerja dengan baik. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja pegawai (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate performance) juga baik. Kinerja seorang pegawai akan baik bila ia mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja karena gaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian dan mempunyai harapan (expectation) masa depan lebih baik (Prawirosentono, 1999:2).

Seseorang akan selalu mendambakan penghargaan terhadap hasil pekerjaanya dan mengharapkan imbalan yang adil. Penilaiaan kinerja perlu dilakukan seobyektif mungkin karena akan memotivasi pegawai dalam melakukan kgiatannya. Disamping itu pula penilaan kinerja dapat memberikan informasi untuk kepentingan pemberian gaji, promosi dan melihat perilaku pegawai.

(4)

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Cascio (1995:275) mengatakan bahwa kinerja merupakan prestasi pegawai dari tugas-tugasnya yang telah ditetapkan. Marwansyah (2009:229) mengatakan bahwa kinerja atau unjuk kerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya.

Mathis dan Jackson (2002:78), mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pegawai. Kinerja pegawai adalah yang mempengaruhi seberapa banyak pegawai memberikan kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk : a. Kuantitas keluaran

b. Kualitas keluaran c. Jangka waktu keluaran d. Kehadiran di tempat kerja e. Sikap kooperatif

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tangungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan sacara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika (Prawirosentono, 1999:1). Mathis dan Jackson (2002:78), mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan pegawai.

Kinerja pegawai adalah kemampuan kinerja yang dicapai dan diinginkan dari perilaku pegawai dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab secara individu atau kelompok. indikator yang akan diteliti adalah :

a. Kemampuan dalam menyusun rencana kerja b. Kemampuan merealisasikan rencana kerja c. Kemampuan melaksanakan perintah/instruksi

atasan

d. Kemampuan memberikan pelayanan kepada masyarakat

e. Kemampuan dalam kualitas kerja, meliputi ketelitian, kerapian, kecepatan, ketepatan, dan keterampilan dalam melakukan tugas

f. Kemampuan pegawai dalam mencapai target kerja atau hasil kerja yang diinginkan.

Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya, dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standart, target/sasaran/kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan sacara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Kerangka Pemikiran

Berdasarkan atas pola hubungan antar variabel yang terdapat dalam landasan teori dan alur pikir maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Hipotesis

Berdasarkan model tersebut, maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga bahwa faktor – faktor kepuasan kerja yang terdiri dari Pekerjaan, Gaji, Promosi, Supervisi, Rekan kerja dan Kondisi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun

2. Diduga faktor gaji memiliki pengaruh dominan terhadap Kinerja Pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun

Metode Penelitian Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Madiun yang beralamatkan di Jalan R.A. Kartini No. 4 Kota Madiun.

Sumber Data

Sehubungan dengan penelitian yang penulis lakukan, maka sebagai sumber data atau respondennya adalah pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun. Metode yang digunakan adalah metode populasi, yaitu pengambilan responden dari seluruh anggota populasi yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Metode Dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

(5)

menggunakan data kuantitatif. Data yang dikumpulkan diukur secara langsung menggunakan angka - angka untuk mendiskripsikan apakah faktor - faktor kepuasan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan dengan cara memberikan kuesioner yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan keresponden untuk memperoleh informasi di lapangan. Pada penelitian ini responden adalah pegawai SMP Negeri 1 Kota Madiun.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu merupakan metode untuk mempelajari dan menjelaskan karakteristik sebuah kelompok pegawai. Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan dengan cara memberikan kuesioner langsung kepada pegawai SMP Negeri 1 Kota menganalisis hubungan dan pengaruh beberapa variabel yang sudah ditetapkan, maka jenis penelitian yang digunakan adalah causal research yaitu menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat yaitu sebagai berikut :

a.

Variabel bebas, terdiri dari - Pekerjaan (X1)

b.

Variabel tergantung, yaitu Kinerja Pegawai (Y)

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari pernyataan – pernyataan yang bersifat tertutup untuk mengungkap variabel – variabel yang diteliti.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, dengan interval jawaban 1 sampai dengan 5, dengan menyesuaikan

pertanyaan yang diajukan, Berikut ini merupakan contoh interval jawaban dan skor yang diberikan untuk setiap item pertanyaan :

- Kategori Sangat Setuju diberi skor sebesar = 5 - Kategori Setuju diberi skor sebesar = 4 - Kategori Netral diberi skor sebesar = 3 - Kategori Tidak Setuju diberi skor sebesar = 2 - Kategori Sangat Tidak Setuju diberi skor

sebesar = 1

Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Uji Validitas

Tingkat validitas merupakan tingkat ketepatan penggunaan alat ukur terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan yang diuji cobakan dapat digunakan untuk mengukur keadaan responden yang sebenarnya, maka perlu adanya uji validitas melalui try out, yang berguna untuk menyempurnakan kuesioner. Dari hasil try out test kemudian ditabulasi untuk mengetahui item pertanyaan nomor berapa yang sekiranya perlu diperbaiki atau dihapus. Untuk menguji validitas angket, digunakan Rumus Korelasi product Moment dari Pearson rumus :

rxy : Koefisien Korelasi Product Moment

Y : Skor total tiap respoden X : Skor tiap butir pertanyaan

N : Jumlah sampel

(Suharsimi Arikunto, 2002)

Taraf signifikan ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih besar r tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti valid. Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan melalui bantuan komputer program SPSS for Windows release 12,0.

Uji Reliabilitas

(6)

(Suharsimi Arikunto, 2002)

Nilai r hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel product moment. Taraf signifikansi ditetapkan dengan alpha 5%. Jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel maka kuesioner dinyatakan reliabel. Perhitungan koefisien reliabilitas dilakukan melalui bantuan komputer program SPSS for Windows release 12,0

Besar koefisien ini antara nol hingga satu (0 < a < 1 ), semakin besar nilai koefisien keandalan, maka semakin tinggi keandalan alat ukur yang digunakan. Nilai yang mendekati atau menunjukan tingkat konsistensi yang tinggi dan a > 0,6 berarti cukup reliabel.

Teknik Analisa Data Analisis Deskriftif

Analisis deskriftif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan responden terhadap item pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan.

Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan regresi linier berganda sebagai model análisis memerlukan pemenuhan beberapa asumsi dasar yaitu sebagai berikut :

a. Multikolinier (Uji Kolinieritas Ganda)

Kolinieritas adalah keadaan dimana terdapat korelasi yang sangat tinggi antara variabel bebas dalam persamaan regresi. Menurut Gujarati (1991:49), dikatakan bahwa multikolinier yang tinggi (mendekati sempurna) di antara dua atau lebih variabel berarti jika di antara variabel bebas yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi tapi tidak lebih tinggi dari r, maka bisa dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Menurut Ghozali (2006:91), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adannya korelasi antar variabel bebas (independen). b. Autokorelasi

Untuk mendeteksi tingkat suatu ke-eratan. Asumsi suatu autokorelasi didifinisikan sebagai terjadinnya suatu korelasi di antara dua pengamatan, dimana munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya (Gujarati,1991:49).

c. Heterokedastisitas

Asumsi klasik yang ketiga adalah uji heteroskedastisitas. Uji yang dilakukan terhadap heteroskedastisitas ditujukan untuk menganalisa apakah datanya homogen dalam peramalan. Heterokedastisitas akan mengakibatkan penafsiran koefisien regresi menjadi tidak efesien. Hasil penafsiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linier, yaitu bahwa residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homoskedastisitas.

d. Normalitas

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2002:132). Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Selain itu juga dapat melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikut garis diagonal.

Uji Regresi Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dengan menentukan nilai Y (variabel terikat) dan untuk mengetahui nilai-nilai yang berhubungan dengan variabel X (variabel bebas), dengan menggunakan rumus statistik.

Menurut Sugiyono (1997) Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh lebih dari dua variabel. ”Regresi linier berganda adalah alat analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat” (subiyakto,1995).

Y = α+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β5X5 + β6X6 + e Dimana :

Y = Kinerja Pegawai X1 = Pekerjaan X2 = Gaji X3 = Promosi X4 = Supervisi X5 = Rekan kerja X6 = Kondisi kerja

α = Konstanta

βi = Koefisien regresi

e = Variabel penggangu (error)

Uji F

Uji hipótesis pertama ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari faktor – faktor kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun dengan analisis regresi linier berganda.

F =

 

1

/

1

/

2 2

R

n

K

k

R

Dimana :

R2 = Koefisien determinasi K = Jumlah variabel N = Jumlah sampel

(7)

Uji t

Uji hipótesis kedua ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara sendiri-sendiri (parsial), terhadap terikat dengan uji t.

Uji t, untuk menguji secara parsial dilakukan uji t (individual test) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari tiap-tiap variabel bebas terhadap variabel terikat. (sugiyono, 1997:264).

t =

2

1

2

r

n

r

Keterangan : t = Uji t

r = Koefisien Regresi n = Jumlah data (sampel)

r² = Nilai korelasi yang dikuadratkan n-2 = Derajat kebebasan

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows release 12. 0.

Langkah-langkah pengujiannya adalah:

1) Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0, tidak ada pengaruh yang antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2) Ha : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 ≠ 0, ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3) Menentukan tingkat signifikan (  ) : 0,05 dengan pengujian dua arah ( / 2 = 0,05 ) 4) Kriteria Pengujian

- Jika t hitung> t tabeldan t hitung <-t tabel, maka Ho ditolak yang berarti bahwa koefisien tersebut mempunyai pengaruh nyata atau variabel bebas secra individu berpengaruh nyata.

- Jika t hitung< t tabeldan – t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diiterima yang berarti bahwa koefisien tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Analisa dan Pembahasan Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Uji validitas instrumen penelitian dilakukan terhadap seluruh responden, rumusan korelasi menggunakan pearson produk moment (r), item instrumen dinyatakan valid jika 0,3 (Sugiyono, 2007:142).

Untuk mengetahui validitas data hasil uji instrumen faktor – faktor kepuasan kerja (X) yang terdiri dari Pekerjaan (X1), gaji (X2), promosi (X3), Supervisi (X4), Rekan kerja (X5), dan Kondisi Kerja (X6) tersebut, maka skor tiap butir item dikorelasikan dengan skor total. Hasil dari uji ini menyatakan seluruh item mempunyai koefisien korelasi di atas 0.05. sehingga seluruh item dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui kehandalan dari alat uji yang digunakan sebagai instrument penelitian ini, setuju untuk variabel independent maupun dependen dengan alpha cronbach 0,60. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa masing-masing item memiliki alpha cronbach  0,60, sehingga uji ini dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan Alpha Crombach untuk mengetahui tingkat kehandalan instrumen, keseluruhan variabel memenuhi kriteria, yaitu hasil reliabilitas di atas 0,60 maka memenuhi syarat untuk dilanjutkan

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas

Hasil uji multikolinieritas menurut data penelitian dan hasil perhitungan statistik menggunakan program SPSS for Windows release 12.0 dapat dilihat pada hasil statistik seperti diuraikan berikut ini :

Tabel 1: Hasil Uji Multikolinieritas

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa VIF masing – masing variabel bebas < 5, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

b. Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW test) dapat dilihat pada hasil statistik seperti diuraikan berikut ini. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa Durbin Watson (d) sebesar 1,989 maka tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

(8)

c. Uji Heteroskedasitas.

Gambar 1. Hasil Uji heteroskedasitas.

Dari grafik scatterplot Gambar 1. diatas menunjukan penyebaran titik – titik tidak membentuk pola tertentu, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam persamaan regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

d. Uji Normalitas

Pada grafik normal plot yang menunjukkan bahwa data bergerak pada garis diagonal, maka dapat disimpulkan data bersifat normal

Analisis Regresi Berganda

Pengolahan data variabel penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda dengan program SPSS menunjukkan rangkuman hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koef.

Regresi T-Hitung Signifikansi Pekerjaan (X1) 0,596 5,115 0,000

Gaji (X2) 0,805 5,683 0,000

Promosi (X3) 0,711 4,962 0,000

Supervisi (X4) 2,339 16,985 0,000

Rekan kerja (X5) 0,364 2,045 0,047 Kondisi Kerja

(X6) 10,238 -1,680 0,100 Konstanta : -22,945

Adj R Square : 0,953 Multiple : 0,979

F : 167,925

Sig : 0,000

Berdasarkan analisis regresi linier berganda di atas, maka persamaan garis regresi linier bergandanya adalah :

Y = -22,945 + 0,596X1 + 0,805X2 + 0,711X3 + 2,339X4 + 0,364X5 + 10,238X6

Persamaan di atas dapat diuraikan sebagai berikut : a. Konstanta regresi (a)

Konstanta regresi sebesar -22,945. Artinya jika sekolah tidak meningkatkan faktor – faktor kepuasan kerja yang terdiri dari Pekerjaan (X1), Gaji (X2), Promosi (X3), Supervisi (X4), Rekan kerja (X5), dan Kondisi Kerja (X6) maka sekolah akan mengalami penurunan kinerja pegawai sebesar 22,945 persen.

b. Pekerjaan (X1)

Koefisien regresi variabel pekerjaan sebesar 0,596, artinya jika sekolah meningkatkan pekerjaan satu kali, maka kinerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,596 persen

c. Gaji (X2)

Koefisien regresi variabel gaji sebesar 0,805, artinya jika sekolah meningkatkan gaji satu kali, maka kinerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,805 persen d. Promosi (X3)

Koefisien regresi variabel promosi sebesar 0,711, artinya jika sekolah meningkatkan promosi satu kali, maka kinerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,711 persen

e. Supervisi (X4)

Koefisien regresi variabel supervisi sebesar 2,339, artinya jika sekolah meningkatkan supervisi satu kali, maka kinerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 2,339 persen

f. Rekan kerja (X5)

Koefisien regresi variabel rekan kerja sebesar 0,364, artinya jika sekolah meningkatkan rekan kerja satu kali, maka kinerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,364 persen

g. Kondisi Kerja (X.6)

Koefisien regresi variabel kondisi kerja sebesar 10,238, artinya jika sekolah meningkatkan kondisi kerja satu kali, maka kinerja pegawai juga akan mengalami peningkatan sebesar 10,238 persen

Dari hasil perhitungan dapat diketahui nilai multiple R yang menunjukkan korelasi antara pengawasan, prestasi kerja, dan motivasi terhadap peningkatan kinerja pegawai. Hal ini dibuktikan dengan diketahuinya nilai Rsebesar 0,979 atau R x100 =0,979 x 100% = 97,9 %

1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya proporsi sumbangan variabel bebas terhadap naik turunnya variabel terikat secara bersama-sama.

R square x 100% = 0,953 x 100% = 95,3 % Artinya bahwa :

(9)

Kondisi Kerja (X6) Terhadap Kinerja Pegawai (Y) sebesar 95,3 %

2. Ada variabel bebas lain yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, tetapi tidak diteliti, yaitu sebesar 4,7 % (100% - 95,3 % ).

Adapun untuk mengetahui besarnya proporsi sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui sebagai berikut : 1. Pekerajaan (X1) terhadap kinerja pegawai (Y)

R1yx

x 100% = 0,477 x0,190 x 100% =

9,063 %

2. Gaji (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) R1yx

x 100% = 0,769 x 0,264 x

100% = 10,3016 %

3. Promosi (X3) terhadap kinerja pegawai (Y) R1y x

x 100% = 0,163 x0,196 x

100% = 3,1948 %

4. Supervisi (X4) terhadap kinerja pegawai (Y) R1yx

x 100% = 0,868 x 0766 x

100% = 66,4888 %

5. Rekan Kerja (X5) terhadap kinerja pegawai (Y)

R1yx

x 100% =-0,005 x 0,086 x

100% =-0,043 %

6. Kondisi Kerja (X5) terhadap kinerja pegawai (Y)

R1yx

x 100% = 0,456 x-0,068 x

100% = -3,1008 %

Koefisien determinasi sebesar (9,063 + 20,3016 + 3,1948 + 66,4888 – 0,043 – 3,1008 = 95,9044 %)

2. Uji Hipotesis

a.

Pengujian Hipotesis Pertama (Uji F)

Tabel 4. Hasil uji F

F hitung sebesar 167,925 dengan tingkat signifikansi 0,000 (0,000 < 0,05), dapat diketahui bahwa faktor – faktor kepuasan kerja yang terdiri dari Pekerjaan, Gaji, Promosi, Supervisi, Rekan kerja dan Kondisi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun. Berdasarkan tabel di atas angka F hitung > F tabel (167,925 > 2,29) dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05 dan taraf signifikansi 95% menunjukkan bahwa Ho “ditolak”. Artinya ada pengaruh antara faktor – faktor kepuasan kerja yang

terdiri dari Pekerjaan itu sendiri, Gaji, Promosi, Supervisi, Rekan kerja dan Kondisi kerja terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun.

b.

Pengujian Hipotesis Kedua (Uji-t)

Uji-t dipakai untuk membuktikan apakah faktor gaji (X2) berpengaruh paling dominan terhadap Kinerja Pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun. Berdasarkan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda pada Tabel terlihat faktor supervisi mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun, karena diantara variabel – variabel Pekerjaan, Gaji, Promosi, Supervisi, Rekan kerja dan Kondisi Kerja. Variabel supervisi memiliki koefisien regresi paling besar yaitu sebesar 16,985 dengan tingkat signifikansi < 5% ((0,000 < 0,05).

Berdasarkan Tabel. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dapat diketahui hasil perhitungan t hitung dari tabel masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut :

1. Pengaruh faktor pekerjaan (X1) terhadap kinerja (Y)

Hasil analisis pada tabel diketahui nilai Thitung sebesar 5,115. Sedangkan nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5%, derajat bebas (df) 50, didapat angka 2,009. Oleh karena nilai t hitung > nilai t tabel ( 5,115 > 2,009) dengan tingkat signifikansi t < 5% (0,000 < 0,05), maka Ho ”ditolak”. Artinya bahwa faktor pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun .

2. Pengaruh faktor gaji (X2) terhadap kinerja (Y)

Hasil analisis pada tabel diketahui nilai Thitung sebesar -5,683. Sedangkan nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5%, derajat bebas (df) 50, didapat angka 2,009. Oleh karena nilai t hitung > nilai t tabel ( 5,683 > 2,009) dengan tingkat signifikansi t < 5% (0,000 < 0,05), maka Ho ”ditolak”. Artinya bahwa faktor gaji mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun 3. Pengaruh faktor promosi (X3) terhadap

kinerja (Y)

(10)

4. Pengaruh faktor supervisi (X4) terhadap kinerja (Y)

Hasil analisis pada tabel diketahui nilai t hitung sebesar 16,985. Sedangkan nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5%, derajat bebas (df) 50, didapat angka 2,009. Oleh karena nilai t hitung > nilai t tabel (16,985 > 2,009) dengan tingkat signifikansi t < 5% (0,000 < 0,05), maka Ho ”ditolak”. Artinya bahwa faktor supervisi mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun

5. Pengaruh faktor rekan kerja (X5) terhadap kinerja (Y)

Hasil analisis pada tabel diketahui nilai t hitung sebesar 2,045. Sedangkan nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5%, derajat bebas (df) 50, didapat angka 2,009. Oleh karena nilai t hitung > nilai t tabel ( 2,045 > 2,009) dengan tingkat signifikansi t < 5% (0,047 < 0,05), maka Ho ”ditolak”. Artinya bahwa faktor rekan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun

6. Pengaruh faktor kondisi kerja (X6) terhadap kinerja (Y)

Hasil analisis pada tabel diketahui nilai t hitung sebesar -1,680. Sedangkan nilai tabel dengan tingkat signifikansi 5%, derajat bebas (df) 50, didapat angka 2,009. Oleh karena nilai t hitung < nilai t tabel ( -1,680 < 2,009) dengan tingkat signifikansi t > 5% (0,100 > 0,05), maka Ho ”diterima”. Artinya bahwa faktor kondisi kerja tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun.

Hasil pembahasan penelitian

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan uji F maka Fhitung > Ftabel (7167,925 > 2,29) dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05 dan taraf signifikansi 95% menunjukkan bahwa Ho “ditolak”. Artinya ada pengaruh antara faktor – faktor kepuasan kerja yang terdiri dari Pekerjaan, Gaji, Promosi, Supervisi, Rekan kerja dan Kondisi kerja terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun.

Hasil dari Analisis uji-t diketahui variabel yang paling dominan atau berpengaruh dari masing – masing variabel bebas adalah variabel Supervisi (X4) dengan nilai correlation partial yang paling besar dibandingkan dengan Pekerjaan itu sendiri, Gaji, Promosi, Rekan kerja dan Kondisi kerja. Sehingga disimpulkan bahwa Ho “diterima”, yaitu menunjukkan bahwa variabel gaji tidak mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun.

Kesimpulan

Sesuai dengan hasil analisis deskriptif variabel – variabel dari hasil pengujian hipotesis,

maka kesimpulan dalam penelitian yang telah dilakukan adalah:

1. Secara simultan / bersama – sama faktor – faktor kepuasan kerja yang terdiri dari Pekerjaan, Gaji, Promosi, Supervisi, Rekan kerja dan Kondisi kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun

2. Secara parsial / sendiri – sendiri variabel Pekerjaan, Gaji, Promosi, Supervisi dan Rekan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun , sedangkan variabel kondisi kerja tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun

3. Variabel supervisi mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun . Hal ini dikarenakan variabel supervisi memiliki nilai correlasition partian yang paling besar dibandingkan dengan variabel Pekerjaan, Gaji, Promosi, dan Rekan kerja.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang perlu dikemukakan oleh peneliti khususnya kepada SMP Negeri 1 Kota Madiun , adalah sebagai berikut : 1. Faktor – faktor kepuasan kerja yang terdiri dari

pekerjaan, gaji, promosi, supervisi, rekan kerja dan kondisi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun, sehingga faktor – faktor kepuasan kerja perlu ditingkatkan lagi karena dengan kepuasan kerja akan mendorong pegawai untuk berprestasi lebih baik, dengan prestasi kerja yang baik maka kinerja pegawai dapat lebih meningkat.

2. Secara parsial / sendiri – sendiri variabel kondisi kerja tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada SMP Negeri 1 Kota Madiun . Kondisi kerja tersebut yang terdiri dari faktor - faktor seperti kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi dari lingkungan kerja, meskipun tidak berpengaruh atau sudah cukup nyaman namun kondisi tersebut harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan agar para pekerja dapat merasa lebih nyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai

(11)

4. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis, supaya meneliti faktor -faktor lain di luar penelitian ini yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai, seperti motivasi, disiplin, budaya organisasi, dan lain sebagainya.

Daftar pustaka

1. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

2. As’ad, M. 1991. Psikologi Industri. Liberty: Yogyakarta.

3. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

4. Handoko, T. Hani. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogyakarta, Edisi kedua.

5. Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

6. Herman Sofyandi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta. 7. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, edisi

10. Penerbit Andi, Yogyakarta.

8. Mangkunegara, AA Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Sekolah. PT.Remaja Rosdakarya, Bandung.

9. Marwansyah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Alfabeta. Bandung.

10. Mathis R.L dan Jackson J.H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta.

11. Mutiara S. Panggabean. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia. Bogor.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Hasil Uji heteroskedasitas.
tabel di atas angka F hitung > F tabel (167,925

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan yang tercantum dalam Halaman III DIPA diisi sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan1. Tanggung jawab terhadap penggunaan anggaran

Dari penelitian tersebut, dapat diketahui laju fotodekomposisi kurkumin serta pengaruh konsentrasi kurkumin dan katalis pada fotodekomposisi kurkumin?. 1.2

Terlalu banyak radiasi yg diterima karena lebih banyak menatap layar komputer saat mengerjakan tugas, dan juga saat kuliah online terkadang instruksi yang diberikan dosen kurang

Dengan persentase sumbangan variabel perilaku menggunakan internet dan kete- rampilan sosial yang tidak terlalu tinggi (13,23%), penelitian selanjutnya sangat

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa akkattere adalah suatu acara adat yang laksanakan dengan berniat kepada Turiek Akrakna dengan melakukan prosesi katto

Cooperative play dalam kegiatan untuk meningkatkan perilaku empati anak adalah metode yang tepat dan menarik sehingga anak kelompok B TK Kemala Bhayangkari 55 Surakarta

Sehingga hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu permainan edukatif efektif terhadap peningkatan minat belajar anak usia dini khususnya anak TK

Maka akan didesain filter harmonisa untuk memperbaiki permasalahan faktor daya dan voltage bus magnitude yang terjadi pada sistem kelistrikan Pabrik Semen