60 Lampiran 1. Tim Produksi
Judul : Dari Batu menjadi sebuah batik khas Salatiga Nama Objek : Batik Plumpungan
Format Cerita : Dokumenter
Lokasi Syuting : Kota Salatiga
Bahasa : Indonesia
Produser : Aditya Vertiana Putra
Sutradara : Aditya Vertiana Putra
Penulis Naskah : Aditya Vertiana Putra
Kameramen : Dave Saparinggal
Editor : Eunike Putri Christinawati
62 Lampiran 3. Story Line
STORYLINE Video Dokumeter
Judul : Dari Batu menjadi sebuah batik khas Salatiga
Nama Objek : Batik Plumpungan
Format Cerita : Dokumenter
Lokasi Syuting : Kota Salatiga
Bahasa : Indonesia
No Skenario Skrip Video Skrip Audio Durasi Opening Scene
1 Logo Salatiga
Batu Plumpungan
dengan title “Dari Batu menjadi batik
khas kota Salatiga” dan
di pecah menjadi Logo
Salatiga merupakan sebuah kota yang memiliki luas wilayah kurang lebih 60 km2 yang terbagi atas 4 kecamatan yakni Sidorejo, Tingkir, Argomulyo, dan Sidomukti. 4 Kecamatan tersebut terbagi dalam 22 kelurahan. Penduduk Kota Salatiga berjumlah kurang
63 lebih 150 ribu orang
64 perdagangan, transit,
dan pariwisata. Kota Salatiga memiliki banyak bangunan kuno peninggalan sejarah yang masih di lestarikan hingga kini, bahkan banyak yang di manfaatkan sebagai sekolah, perkantoran, dan tempat tinggal sehingga menjadikan warisan sejarah itu tetap bisa di manfaatkan secara fungsi operasional
maupun arti
sejarahnya. Kota Salatiga sesungguhnya mempunyai potensi
harta karun
65 diatas batu terukir
tulisan dalam bahasa Sanksekerta
menggunakan aksara Jawa Kuno, Sir Astu, Swasti Prajabyah yang artinya “ semoga bahagia, selamatlah rakyat sekalian” Inilah mengapa Salatiga juga mempunyai kekhasan dalam kerajinan batik, terutama batik tulis dengan corak tersendiri. Salah satunya, yakni Batik Plumpungan yang dipelopori oleh Bambang Pamulardi dengan motif khas yang mengacu pada bentuk batu prasasti Plumpungan.
Main Body
3
Masyarakat yang tidak tahu
lahirnya Batik Plumpungan tidak ?
2. Tahu nilai sejarah yang terkandung dalam plumpungan tidak ?
2 menit
4 Seputar Batik Plumpungan
Seputar galeri Batik Plumpungan
VO : Motif Batik Plumpungan ini pertama kali di
Pekalongan dan mulai bulan Juli tahun 2008,
66
menjadi bermacam – macammotif batik. Ciri khas ini tidak akan dijumpai di daerah lain, dan perlu di pertahankan, baik nama dan bentuk dasarnya. Pemberian nama batik ini disesuaikan dengan nama di temukannya motif dasarnya yaitu dari gambar batu Prasasti Plumpungan 750 Masehi, tonggak sejarah lahirnya Salatiga. sejarah Batik Plumpungan
VO : Cerita sejarah batik dari Bambang Pamulardi, M.Si VO :
1. Apa gagasan ingin menciptakan batik ?
2. Kenapa Prasasti Plumpungan bukan yang lain?
3. Bagaimana cerita terciptanya dari batu hingga menjadi batik khas kota Salatiga ?
3 menit
6
Foto – foto dokumen sejarah batik
Foto – foto dokumen sejarah batik
Musik :
Musik : “Batik Plumpungan, Batik’e
67 Plumpungan Plumpungan Solotigo – cipt :
Bambang Pamulardi, M.Si”
VO : Batik
Plumpungan
merupakan kerajinan tradisional yang telah berkembang dan mengalami situasi yang pasang surut di dalam masyarakat Salatiga, memiliki keragaman akan jenis motif yang mencirikan daerah khas tertentu akan Salatiga. Dalam perkembangannya, terjadi proses saling mempengaruhi
diantara pengrajin batik tersebut dengan berbagai daerah sekitarnya, yang hasilnya terlihat dalam penggambaran motif, warna dan ragam hias dalam batik. Batik Plumpungan
umumnya tidak mengenal apa yang di sebut motif larangan karena kain batik di buat semata – mata untuk kebutuhan sandang sehari – hari. Motif larangan itu sendiri merupakan jenis motif yang hanya boleh di kenakan oleh kalangan tertentu saja (kerajaan/bangsawan).
68 Budayawan
kab. Magelang mengenai
Plumpungan ? 2. Bagaimana
dengan hadirnya batik Plumpungan ?
15 penemu Batik
Plumpungan mengenai ciri
– ciri batik Plumpungan
VO :
1. Bagaimana ciri – ciri batik Plumpungan ? 2. Apa yang menjadi khas Batik
Plumpungan ?
2 menit 39 detik
9
Macam – macam motif
Batik Plumpungan, Batik’e
Solotigo – cipt : Bambang Pamulardi,
M.Si” video (dari
nama Plumpungan, Batik’e
Solotigo – cipt : Bambang Pamulardi,
M.Si”
30 detik
TOTAL DURASI FILM ASAL – USUL BATIK PLUMPUNGAN
19 menit
69 Lampiran 4. Story Board
STORYBOARD Video Dokumeter
Judul : Dari Batu menjadi sebuah batik khas Salatiga
Nama Objek : Batik Plumpungan
Format Cerita : Dokumenter
Lokasi Syuting : Kota Salatiga
Bahasa : Indonesia
No Gambar Skenario Skrip Video
Skrip Audio Durasi
Opening Scene
1
Batu Plumpung an dengan title “Dari
Batu menjadi batik khas
kota Salatiga”
dan di pecah menjadi
Logo Salatiga
Musik : “Endahe Kutho Solotigo – cipt : Windu Kaloko, Arr Budi
10 detik
2
Seputar Salatiga,
Prasasti Plumpung
an, dan Batik Plumpung
an
Musik : “Endahe Kutho Solotigo – cipt : Windu Kaloko, Arr Budi
VO : Salatiga merupakan sebuah kota yang memiliki luas wilayah kurang lebih 60 km2 yang terbagi atas 4 kecamatan yakni
70 Sidorejo, Tingkir,
71 sebagai kota
pendidikan dengan keberadaan kampus yang cukup besar, yakni Universitas Kristen Satya Wacana ( UKSW ), juga sebagai kota olahraga, perdagangan, transit, dan pariwisata. Kota Salatiga memiliki banyak bangunan kuno peninggalan sejarah yang masih di lestarikan hingga kini, bahkan banyak yang di manfaatkan sebagai sekolah, perkantoran, dan tempat tinggal sehingga menjadikan warisan sejarah itu tetap bisa di manfaatkan secara fungsi operasional
maupun arti
sejarahnya. Kota Salatiga sesungguhnya mempunyai potensi
harta karun
72 Prasasti berjenis caila
dengan bobot mati berat 20 ton terbuat dari batu andesit hitam, dengan tinggi 90cm, panjang 168 cm, dan lebar 163 cm, bergaris lingkar 5 m, diatas batu terukir tulisan dalam bahasa Sanksekerta
menggunakan aksara Jawa Kuno, Sir Astu, Swasti Prajabyah yang artinya “ semoga bahagia, selamatlah rakyat sekalian” Inilah mengapa Salatiga juga mempunyai kekhasan dalam kerajinan batik, terutama batik tulis dengan corak tersendiri. Salah satunya, yakni Batik Plumpungan yang dipelopori oleh Bambang Pamulardi dengan motif khas yang mengacu pada bentuk batu prasasti Plumpungan.
Main Body
3 Masyarakat
sekitar
VO :
1. Tahu lahirnya Batik
Plumpungan tidak ?
2. Tahu nilai sejarah yang terkandung dalam
plumpungan tidak ?
73 4
Seputar galeri Batik
Plumpunga n
VO : Motif Batik Plumpungan ini pertama kali di temukan pada tahun 2004. Pada awalnya motif batik Plumpungan ini di produksi di Pekalongan dan mulai bulan Juli tahun 2008, proses produksi di lakukan di Salatiga. Dari motif dasar dua batu itu dapat dikembangkan
menjadi bermacam – macammotif batik. Ciri khas ini tidak akan dijumpai di daerah lain, dan perlu di pertahankan, baik nama dan bentuk dasarnya. Pemberian nama batik ini disesuaikan dengan nama di temukannya motif dasarnya yaitu dari gambar batu Prasasti Plumpungan 750 Masehi, tonggak sejarah lahirnya Salatiga.
74 n mengenai
sejarah Pamulardi, M.Si VO :
4. Apa gagasan ingin menciptakan batik ?
5. Kenapa Prasasti Plumpungan bukan yang lain? 6. Bagaimana cerita
terciptanya dari batu hingga menjadi batik khas kota Salatiga ?
3 menit Plumpungan, Batik’e Solotigo – cipt : Bambang Pamulardi, M.Si”
VO : Batik Plumpungan
merupakan kerajinan tradisional yang telah berkembang dan mengalami situasi yang pasang surut di dalam masyarakat Salatiga, memiliki keragaman akan jenis
motif yang
mencirikan daerah khas tertentu akan Salatiga. Dalam perkembangannya, terjadi proses saling mempengaruhi
diantara pengrajin batik tersebut dengan
75 berbagai daerah
sekitarnya, yang hasilnya terlihat dalam penggambaran motif, warna dan ragam hias dalam batik. Batik Plumpungan
umumnya tidak mengenal apa yang di sebut motif larangan karena kain batik di buat semata – mata untuk kebutuhan sandang sehari – hari. Motif larangan itu sendiri merupakan jenis motif yang hanya boleh di kenakan oleh kalangan tertentu saja (kerajaan/bangsawan) Plumpungan ? 2. Bagaimana
dengan hadirnya batik
Plumpungan ?
1 Menit n mengenai
76 batik
Plumpunga n
Plumpungan ?
9
Gambar motif plumpunga
n
Musik :
Musik : “Batik Plumpungan, Batik’e
Solotigo – cipt : Bambang Pamulardi,
M.Si”
4 menit 36 detik
Closing
9
Daftar pembuat video (dari
nama reporter, camerama
n, sutradara,
Dosen Pembimbi
ng, dll) dan gambar -
gambar
Musik : “Batik Plumpungan, Batik’e
Solotigo – cipt : Bambang Pamulardi,
M.Si”
30 detik
TOTAL DURASI FILM ASAL – USUL BATIK PLUMPUNGAN
19 menit