• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 25 s.d. 31 Januari Highlight Minggu Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAN KEMENTERIAN KEUANGAN BADAN KEBIJAKAN FISKAL. 25 s.d. 31 Januari Highlight Minggu Ini"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

1

DAN

25 s.d. 31 Januari 2021

I. Pasar Global

Pasar Saham. Indeks saham utama pada bursa saham AS ditutup melemah dalam perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (29/1). Indeks Dow Jones jatuh 3,27 persen ke level 29.982,62, demikian pula indeks NASDAQ turun signifikan 3,49 persen ke level 13.070,69, dan indeks S&P 500 juga melemah tajam 3,31 persen ke level 3.714,24. Indeks saham turun tajam pada pekan lalu di tengah volatilitas dan volume perdagangan yang jauh lebih tinggi. Pada hari Rabu (27/1), indeks saham membukukan pelemahan terburuk sejak Oktober, di mana indeks S&P 500 turun hampir 2,6 persen. Total volume perdagangan harian mencapai rekor tertinggi 23 miliar lembar saham pada hari Rabu, jauh lebih tinggi daripada rata-rata tahun ini sekitar 14 miliar.

Meskipun pekan lalu disibukkan dengan laporan keuangan triwulanan, di mana 37 persen kapitalisasi pasar S&P 500 menyampaikan laporannya, pasar diwarnai oleh fluktuasi yang tidak biasa, di mana investor individu secara kolektif membidik saham-saham dengan persentase short interest yang tinggi melalui pembelian saham. Dalam perdagangan short, yang merupakan posisi bearish, investor meminjam saham dan menjualnya, berharap dapat membelinya kembali dengan harga yang lebih rendah di masa mendatang. Dalam kejadian

pada pekan lalu yang disebut sebagai “short squeeze”, kenaikan harga saham

memaksa investor dalam posisi short, diantaranya beberapa perusahaan hedge fund besar, untuk membeli kembali saham dengan harga yang lebih tinggi,

sehingga menimbulkan kerugian pada saat “menutup” posisi short mereka. Jika cukup banyak investor yang bearish menutup posisi short-nya, hal ini dapat mendorong harga saham lebih tinggi.

,

n

Indikator 29 Januari 2021 Perubahan (%)

WoW YoY Ytd T1 Nilai Tukar/USD ----Euro 0,82 (0,29) 9,11 (0,65) Yen 104,68 (0,87) 3,93 (1,38) GBP 0,73 0,15 4,46 0,29 Real 5,47 (0,02) (28,83) (5,26) Rubel 75,75 (0,60) (19,72) (1,79) Rupiah 14.030,00 0,04 (2,73) 0,14 Rupee 72,95 0,03 (2,05) 0,15 Yuan 6,43 0,81 7,39 1,50 KRW 1.118,75 (1,41) 5,60 (2,98) SGD 1,33 (0,03) 2,44 (0,52) Ringgit 4,04 0,08 1,21 (0,49) Baht 29,94 0,17 3,81 0,05 Peso 48,08 0,02 5,70 (0,10) T2 --- Pasar Modal ---DJIA 29.982,62 (3,27) 3,89 (2,04) S&P500 3.714,24 (3,31) 13,11 (1,11) FTSE 100 6.407,46 (4,30) (13,20) (0,82) DAX 13.432,87 (3,18) 2,10 (2,08) KOSPI 2.976,21 (5,24) 38,56 3,58 Brazil IBrX 48.854,26 (2,26) 0,11 (3,03) Nikkei 27.663,39 (3,38) 20,39 0,80 SENSEX 46.285,77 (5,30) 13,13 (3,07) JCI 5.862,35 (7,05) (3,22) (1,95) Hangseng 28.283,71 (3,95) 6,94 3,87 Shanghai 3.483,07 (3,43) 17,02 0,29 STI 2.902,52 (2,98) (8,46) 2,06 FTSE KLCI 1.566,40 (1,90) 1,35 (3,74) SET 1.466,98 (2,06) (3,74) 1,22 PSEi 6.612,62 (6,15) (10,55) (7,38)

T3 --- Surat Berharga Negara ---

Yield 5 th, (FR 86) 5,16 (5) n/a 14 Yield 10 th, (FR87) 6,21 (4) n/a 36 T4 Komoditas ---Brent Oil 55,88 0,85 (4,13) 7,88 CPO 974,01 9,91 48,41 0,64 Gold 1.847,65 (0,43) 17,36 (2,67) Coal 86,20 0,35 25,56 7,08 Nickel 17.691,00 (3,16) 40,18 6,49 T5 Rilis Data

---GDP (yoy) Korea Selatan Q4: (1,4) Q3: (1,1)

Filipina Q4: (8,3) Q3: (11,5)

AS Q4: (1,4) Q3: (1,1)

Jerman Q4: (2,9) Q3: (3,9)

GDP (qoq) AS Q4: 4,0 Q3: 33,4

Unemployment Rate Inggris Nov: 5,0 Okt: 4,9

Interest Rate AS Jan: 0,25 Des: 0,25

Manufacturing PMI Tiongkok Jan: 51,3 Des: 51,9

Initial Jobless Claim AS Jan : 847.000 Jan: 914.000

Highlight Minggu Ini

Bursa saham utama AS, Eropa, dan Asia ditutup melemah pada

perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (29/1), dipengaruhi antara lain oleh lonjakan infeksi virus corona serta terhambatnya distribusi vaksin di berbagai negara.

Indeks dollar AS menguat 0,38 persen dalam sepekan dari 90,24 menjadi 90,58. Sementara itu, yieldUSTreasury tenor 10 tahun ditutup turun 2 bps ke posisi 1,07 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Dari pasar komoditas, harga minyak mentah jenis Brent, CPO, dan batu

bara menguat dalam sepekan.

Dari pasar keuangan domestik, IHSG melemah tajam 7,05 persen secara

mingguan ke level 5.862,35 pada Jumat (29/1) dengan investor non residen mencatatkan net sell sebesar Rp375,08 miliar dan yield SUN seri benchmark bergerak turun antara 2 hingga 5 bps apabila dibandingkan posisi Jumat (22/1). Sementara itu, nilai tukar Rupiah menguat 0,04 persen pada sepekan lalu ke level Rp14.030 per US$. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.024 per US$.

Dalam tujuh hari terakhir, IHSG mengalami koreksi sangat tajam. Indeks saham gabungan tercatat mengalami pelemahan dalam 7 hari berturut-turut sejak 21 Januari hingga 29 Januari 2021. Pada periode tersebut, IHSG telah mengalami koreksi hingga 590,29 poin atau 9,54 persen. Tren pelemahan dalam 1 minggu terakhir ini juga terjadi di bursa saham global dan kawasan Asia. Setelah mengalami rally penguatan yang cukup panjang, tanda-tanda terjadinya overvalued dan bubble mulai terlihat.

(2)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

2

Gambar 4. Slope US Yield curve dan Resesi Gambar 2. Yield treasury AS tenor 10 tahun turun 2 bps

dalam sepekan

GameStop, perusahaan retail video game, dan operator bioskop AMC Entertainment Holdings adalah dua dari beberapa saham yang mengalami tekanan short yang berat, menyebabkan kenaikan harga yang sangat tajam dan kerugian besar bagi investor pada posisi short. Menurut laporan media, aktivitas ini tampaknya mendorong sebagian besar penurunan tajam hari Rabu, meskipun pelaku pasar juga mencatat bahwa kekhawatiran umum atas valuasi yang tinggi di pasar mungkin telah mendorong aksi ambil untung. Saham memulihkan sebagian dari kerugian pada hari Kamis setelah beberapa pialang online

membatasi pembelian di saham tertentu.

Sentimen selanjutnya datang dari the Fed. Pada pekan lalu, the Fed mempertahankan suku bunga acuan sekaligus besaran program pembelian aset (quantitative easing) sebesar US$120 miliar per bulan. Namun demikian, the Fed telah mengantisipasi tambahan stimulus COVID-19 oleh Pemerintahan Presiden Biden dan harapan bahwa vaksin akan membantu ekonomi AS kembali bangkit pada akhir tahun ini. Dalam pernyataannya, Chairman Jerome Powell menyatakan bahwa the Fed tidak akan menerapkan suku bunga super rendah dan juga tidak meningkatkan besaran pembelian obligasi. Pelaku pasar merespon negatif keputusan the Fed tersebut mengingat mayoritas investor mengharapkan adanya peningkatan stimulus dari sisi moneter.

Dari kawasan Eropa, bursa saham utama juga ditutup di zona merah pada pekan lalu yang berakhir Jumat (29/1). Indeks STOXX Europe600 pan-Eropa turun 3,11 persen ke level 395,85, Indeks DAX Jerman melemah 3,18 persen ke level 13.432,87, demikian pula indeks CAC 40 Prancis turun 2,88 persen ke level 5.399,21, FTSE MIB Italia turun 2,34 persen ke level 21.572,53, dan indeks FTSE 100 di Inggris juga melemah tajam 4,30 persen ke level 6.407,46. Sentimen negatif didorong oleh keterlambatan pasokan vaksin serta pengetatan pembatasan di berbagai negara.

Komisi Eropa akan menerapkan mekanisme yang memungkinkan negara-negara Uni Eropa (UE) melarang ekspor vaksin jika pesanan pembelian mereka belum terpenuhi. Langkah tersebut diambil setelah keterlambatan dalam produksi vaksin virus korona oleh Pfizer dan AstraZeneca mengakibatkan kekurangan pasokan yang parah, mendorong otoritas kesehatan di Spanyol, Prancis, dan Jerman untuk mengurangi program penyuntikan. Ekonom internasional Tomasz Wieladek mengatakan negara-negara Uni Eropa baru akan dapat mempercepat vaksinasi pada kuartal kedua ketika ketersediaan dosis meningkat.

Jerman, Prancis, dan Spanyol melaporkan angka PDB yang relatif kuat untuk kuartal keempat, memacu harapan bahwa zona euro dapat menghindari resesi yang lebih dalam. Ekonomi Jerman tumbuh 0,1 persen (qoq), didorong oleh ekspor dan sektor konstruksi. PDB Spanyol secara tak terduga tumbuh 0,4 persen, sebagian didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga. Ekonomi Prancis terkontraksi 1,3 persen pada kuartal keempat, secara mengejutkan lebih baik dari perkiraan konsensus yang kontraksi 4,1 persen, didorong oleh ekspor yang kuat, investasi bisnis yang stabil, dan rebound dalam belanja konsumen. Di pihak lain, karena lockdown yang berkelanjutan, pemerintah Jerman memangkas perkiraan pertumbuhan PDB tahun 2021 menjadi 3 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,4 persen.

Dari kawasan Asia, bursa saham yang diamati juga ditutup melemah pada perdagangan pekan lalu yang berakhir Jumat (29/1). Pada pekan lalu, indeks Nikkei 225 Stock Average melemah tajam 3,38 persen dan ditutup pada 27.663,39. Dari Hong Kong, indeks Hang Seng juga turun signifikan 3,95 persen ke level 28.283,71, demikian pula indeks FTSE Strait Times Singapura melemah 2,98 persen ke level 2.902,52. Dari Tiongkok, indeks saham juga melemah tajam di mana Shanghai Composite Index turun 3,43 persen selama ke posisi 3.483,07 dalam sepekan.

Gambar 3. US Fed Balance Sheet dan Government Bond Yields

(3)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

3

Gambar 6. Mayoritas harga hard commodities melemah secara mingguan, kecuali Minyak Brent.

Gambar 5. Harga minyak bervariasi, sedangkan ICE Newcastle menguat secara mingguan.

Pemerintah Jepang berusaha untuk segera menerapkan langkah-langkah untuk menahan gelombang ketiga infeksi virus korona, antara lain dengan menyetujui anggaran tambahan ketiga mencapai JPY 19 triliun (US$185 miliar). Anggaran fiskal 2021, dengan total rekor JPY 107 triliun, diharapkan akan disetujui pada Maret. Dari Tiongkok dilaporkan, laba industri naik 20 persen pada Desember secara yoy dan meningkat sekitar 4 persen secara ytd, setelah mengalami sedikit penurunan pada 2019. Pada pertengahan Februari, Tiongkok merayakan liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu, dengan pembatasan yang lebih ketat. Meskipun demikian, pembatasan tahun ini lebih tepat sasaran daripada lockdown

pada tahun lalu, sehingga diharapkan tidak akan berdampak besar pada ekonomi. Pasar Obligasi. Yield US Treasury tenor 10 tahun pada akhir pekan lalu (29/1) ditutup di level 1,07 persen atau turun 2 bps bila dibandingkan penutupan pekan sebelumnya di angka 1,09 persen.Penurunan yield didorong oleh tekanan di pasar saham serta pengumuman The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan dan rencana pembelian asetnya. Jatuhnya pasar saham AS terjadi akibat kekhawatiran valuasi saham yang terlalu tinggi, dimana S&P 500 sempat terkoreksi lebih dari 2 persen. Selain itu, The Fed akan mempertahankan suku bunga dan meneruskan program pembelian asetnya melalui obligasi senilai US$120 miliar sebulan. Jerome Powell mengatakan kebijakan ini diambil karena pertumbuhan ekonomi dan sasaran inflasi masih jauh dari target sehingga membutuhkan waktu untuk mencapai kemajuan ekonomi yang substansial. Pasar Uang.Indeks dollar AS menguat 0,38 persen dalam sepekan terhadap enam mata uang utama dunia dari posisi 90,24 pada Jumat (22/1)menjadi 90,58 pada akhir perdagangan pekan lalu (29/1). Apresiasi dolar AS didorong oleh jatuhnya pasar saham global sehingga permintaan atas dollar AS meningkat. Para pedagang khawatir atas valuasi saham yang berlebihan dan cemas atas penundaan vaksinasi. Hal ini mengakibatkan reli saham global terhenti dan dollar AS terapresiasi. Selain itu, kekhawatiran atas melonjaknya kasus virus korona secara global membuat para pedagang beralih kembali ke ke aset safe-haven. Pasar Komoditas. Harga minyak acuan global bergerak bervariasi sepanjang pekan lalu yang berakhir Jumat (29/1) di tengah kekhawatiran penundaan pengiriman vaksin COVID-19. Harga minyak Brent sepanjang pekan lalu menguat 0,38 persen menjadi US$55,88 per barel, sedangkan harga minyak WTI melemah 0,13 persen menjadi US$52,20 per barel pada periode yang sama. Proses vaksinasi di seluruh dunia yang berjalan tidak sesuai harapan membuat pasar mengalami kekhawatiran atas hilangnya momentum pemulihan ekonomi. Moderna hanya akan mengirim lebih sedikit dosis vaksin ke Italia dan Prancis karena keterbatasan produksi. Hal serupa terjadi pada AstraZeneca yang berencana untuk mengurangi pengiriman dosis vaksin ke Uni Eropa hingga 31 juta dosis dari rencana pengiriman sebelumnya sebesar 80 juta dosis. Sementara itu, ExxonMobil dan Chevron dikabarkan telah membuka opsi melakukan merger untuk memperkuat perusahaan di tengah tekanan sektor energi selama masa pandemi COVID-19. Jika opsi merger ini terjadi Exxon dan Chevron akan memiliki valuasi hingga US$350 miliar, terbesar kedua setelah Saudi Aramco. Sementara dari sisi pasokan, OPEC dan sekutunya mematuhi pembatasan produksi minyak yang dijanjikan sejauh ini rata-rata 85 persen pada Januari.

Harga komoditas batu bara ICE Newcastle pada akhir pekan lalu (29/1) menguat 0,35 persen mencapai US$86,2 per ton. Kenaikan harga baru bara pada pekan lalu telah mencapai harga tertingginya sejak Mei 2019 yang didorong oleh mengetatnya pasokan batu bara di Tiongkok di saat permintaan yang semakin meningkat di tengah musim dingin yang lebih panjang pada tahun ini dan menjelang Tahun Baru Imlek. Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa negaranya akan terus berupaya untuk beralih dari bahan bakar fosil (minyak, batu bara dan gas) ke sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Jika kebijakan ini dilaksanakan maka dapatmemberi tekanan

Gambar 7. Harga soft commodities tercatat bervariasi secara mingguan.

(4)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

4

pada harga batu bara. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) menyebutkan bahwa kebijakan Biden ini dapat mempersulit industri pertambangan dalam mencari pendanaan.

Harga CPO sepanjang pekan lalu yang berakhir Jumat (29/1) meningkat 9,91 persen mencapai US$974,01 per ton. Meningkatnya harga CPO utamanya didorong oleh penurunan bea impor bagi sejumlah komoditas. Penurunan tarif bea impor ini diperkirakan dapat meningkatkan impor CPO di India. Pada Rabu (27/1), negara anggota ASEAN (yang diwakili oleh Indonesia, Malaysia, Kamboja, Thailand, Laos, dan Vietnam) mengadakan joint working group dengan Komisi Eropa dan European External Action Service untuk membahas standar keberlanjutan minyak nabati. Salah satu hasil dalam pertemuan tersebut adalah membangun kolaborasi untuk mempromosikan upaya dan praktik keberlanjutan di industri kelapa sawit, terutama untuk petani kecil, serta studi atau penelitian tentang kriteria keberlanjutan dan sertifikasi minyak nabati. Pertemuan ini rencananya akan kembali diadakan pada bulan April mendatang.

II. Pasar Domestik

IHSG tercatat melemah 7,05 persen secara mingguan ke level 5.862,35 dan diperdagangkan di kisaran 5.825,29 – 6.322,73 pada pekan lalu. Secara mtd dan ytd, IHSG melemah sebesar 1,95 persen.Investor non residen mencatatkan net sell pada perdagangan pekan lalu, dengan total mencapai Rp375,08 miliar dan juga tercatat beli bersih sebesar Rp10,94 triliun secara

mtd dan ytd. Nilai rata-rata transaksi perdagangan harian selama sepekan terpantau turun dari level Rp20,58 triliun ke level Rp17,42 triliun pada pekan lalu.

Dari pasar SBN, yield SUN seri benchmark pada Jumat pekan lalu (29/1) bergerak turun antara 2 hingga 5 bps apabila dibandingkan posisi Jumat (22/1), kecuali yield SUN tenor 15 tahun yang naik 3 bps. Yield SUNtenor 5 tahun mengalami penurunan terbesar yaitu 5 bps sementara yield tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 2 bps. Berdasarkan data setelmen BI tanggal 28 Januari 2021, kepemilikan investor non residen naik sebesar Rp4,81 triliun dibandingkan posisi Jumat (22/1), dari posisi Rp980,57 triliun (24,79 persen) ke posisi Rp985,38 triliun (24,81 persen). Dengan demikian, secara mtd dan ytd, kepemilikan non residen juga naik sebesar Rp11,48 triliun. Nilai tukar Rupiah menguat 0,04 persen dalam sepekan lalu ke level Rp14.030 per US$. Secara ytd Rupiah tercatat menguat sebesar 0,14 persen terhadap US$. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah relatif meningkat selama sepekan lalu, sebagaimana tercermin dari perkembangan spread harian antara nilai spot dan non-deliverable forward 1 bulan yang bergerak naik dalam rentang Rp26 sampai Rp144 per US$ atau rata-rata lebih tinggi dibanding spread Rp30 sampai Rp112 per US$ pada pekan sebelumnya. Pekan lalu, Rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.023 – 14.099 per US$. Secara ytd, rata-rata penutupan harian Rupiah berada di level Rp14.024 per US$.

III. Perekonomian Internasional

Dari kawasan AS. Data pertumbuhan ekonomi AS tahun 2020 dilaporkan tumbuh sebesar 4 persen (qoq) pada Q4-2020, atau melambat dibandingkan dengan pertumbuhan yang sebesar 33,4 persen (qoq) pada kuartal sebelumnya. Namun demikian, secara tahunan pertumbuhan ekonomi AS terkontraksi sebesar 3,5 persen, terdalam sejak 1946, karena pandemi COVID-19 menekan pengeluaran konsumen dan investasi bisnis. Selanjutnya, mencermati situasi pemulihan ekonomi yang terjadi, the Fed memutuskan untuk menahan suku bunga di kisaran 0-0,25 persen dan mempertahankan program quantitative easing. The Fed percaya bahwa pemulihan ekonomi

Gambar 9. Tekanan terhadap Rupiah lebih tinggi pada

pekan lalu

Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia sepekan: Rupiah terapresiasi, IHSG melemah, dan yield SBN

seri benchmark tenor 10th turun 4 bps.

Gambar 10. Nilai tukar mata uang utama Asia yang diamati bergerak bervariasi terhadap dolar AS secara

(5)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

5

Gambar 12. Tingkat pengangguran di Inggris naik ke level 5 persen pada November 2020.

Gambar 13. Ekonomi Kores Selatan tumbuh -1,4 persen

(yoy) pada Q4-2020.

Gambar 11. Ekonomi AS tumbuh 4 persen (qoq) pada Q4-2020.

akan sangat tergantung oleh penanganan pandemi. Oleh karena itu, the Fed masih akan menggunakan seluruh sumber dayanya untuk membantu mendorong pemulihan ekonomi.

Dari Kawasan Eropa Angka pengangguran di Inggris tercatat sebesar 5 persen pada bulan November, atau sedikit meningkat bila dibandingkan bulan Oktober yang tercatat sebesar 4,9 persen. Pada periode tersebut, terjadi peningkatan pengangguran sebanyak 88.000 orang. Dari Jerman, bacaan GDP awal tahun 2020 adalah sebesar minus 3,9 persen (Q4-yoy). Angka ini membaik bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4 persen. Pada pekan lalu, Jerman juga melaporkan angka pengangguran bulan Januari sebesar 6 persen, atau tidak berubah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Dari Kawasan Asia Pasifik. Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan mengalami kontraksi atau tumbuh -1,4 persen (yoy) pada Q4 2020. Pembacaan awal tersebut lebih rendah dibandingkan Q3 2020 yang terkontraksi 1,1 persen namun lebih besar dibandingkan perkiraan pasar sebesar -1,7 persen. Berdasarkan sektor, konstruksi merosot 2,8 persen setelah terkontraksi 1,9 persen, sementara sektor jasa turun 2,1 persen dari -1,3 persen pada periode sebelumnya. Sebaliknya, sektor utilitas meningkat 9,2 persen dan sektor manufaktur naik tipis 0,1 persen setelah turun 0,7 persen pada Q3 2020. Dari kawasan Asia Tenggara, PDB Filipina terkontraksi 9,5 persen. Namun secara kuartalan, ekonomi Filipina tumbuh 5,6 persen (qtq) pada Q4-2020, setelah tumbuh 8,0 persen pada kuartal sebelumnya. Angka ini tercatat sebagai ekspansi selama dua kuartal berturut-turut, didorong oleh peningkatan pengeluaran selama libur Natal.

IV. Perekonomian Domestik

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan total penyerapan tenaga kerja sepanjang tahun 2020 sebanyak 1.156.361 orang. Jumlah tersebut naik 11,85 persen dari penyerapan tenaga kerja tahun 2019 sebesar 1.033.835 orang. Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa penyerapan tenaga kerja tersebut berasal dari total investasi yang sebesar Rp826,3 triliun dengan 153.349 proyek sepanjang 2020. Dalam upaya meningkatkan penyerapan tenaga kerja, BKPM meminta kepada investor untuk mengalihkan pekerjaan yang dilakukan oleh mesin ke tenaga manusia, mendorong investasi sektor padat karya, dan fokus kepada investor kecil yang membuka banyak lapangan pekerjaan.

Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia tercatat naik 5,5 persen (yoy) pada Q4 2020 menjadi Rp111,1 triliun (US$7,92 miliar). Singapura dan Tiongkok menjadi sumber utama investasi Indonesia. Sementara itu, sektor transportasi, pergudangan dan telekomunikasi serta utilitas menerima manfaat terbesar dari investasi asing tersebut. Secara tahunan, FDI ke Indonesia tahun 2020 mencapai Rp412 triliun atau turun 2,4 persen dari tahun 2019, karena investor menunda keputusan bisnis akibat pandemi virus corona.

Ke depan, BKPM menargetkan realisasi investasi di Indonesia dapat mencapai Rp5.000 triliun hingga 2024. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM, Yuliot, optimistis target tersebut akan terpenuhi seiring dengan tercapainya target realisasi investasi pada 2020, yaitu sebesar Rp826,3 triliun. BKPM mencatat, investasi tahun 2020 mengalami pertumbuhan 2,1 persen secara tahunan (yoy). Jika dirincikan, penanaman modal asing (PMA) tercatat sebesar Rp412,8 triliun. Sementara itu, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat mencapai Rp413,5 triliun, meningkat 7 persen dari tahun sebelumnya.

(6)

Laporan Ekonomi Keuangan Mingguan / Weekly Report

6

Kekhawatiran terjadinya bubble telah terjadi di beberapa negara. Di AS, bursa saham beberapa kali menyentuh rekor all time high, padahal pemulihan ekonomi masih berjalan lambat di tengah pandemi yang masih berlangsung. Fenomena irrational exuberance

juga terjadi di negara tersebut, New York Times melaporkan bahwa investor ritel AS berbondong-bondong membeli saham emiten Gamestop yang menjadikan valuasinya naik drastis dari US$2 miliar di bulan Desember 2020 menjadi US$24 miliar hanya dalam kurun waktu 1 bulan.

Kondisi yang hampir sama juga terjadi di Korea Selatan. Otoritas setempat menyatakan bahwa selama pandemi berlangsung telah terjadi arus investasi masuk cukup besar ke bursa saham, terutama ke saham-saham preferen karena motif spekulasi. Investasi ini utamanya berasal dari investor pemula yang belum memiliki pengetahuan yang cukup di pasar saham. Dampaknya, terjadi kelebihan likuiditas yang mendorong indeks saham di Korea Selatan terus menguat ke rekor tertingginya.

Ancaman bubble akibat tingginya dorongan likuiditas di pasar saham juga terjadi di Tiongkok. Untuk itu, Bank Sentral Tiongkok

(People’s Bank of China/PBoC) pada pekan lalu melakukan penarikan

dana dari pasar sebesar 78 miliar Yuan atau setara US$12 miliar untuk mengurangi likuiditas tersebut.

Ke depan, pergerakan pasar saham akan dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, pelaku pasar masih menunggu perkembangan stimulus di AS. Kedua, bursa saham global yang sedang memasuki musim pelaporan kinerja juga menjadi tantangan tersendiri yang berpotensi mempengaruhi bursa saham. Selanjutnya, kondisi pemulihan ekonomi juga masih menjadi fokus investor dalam berinvestasi di pasar saham. Dalam hal ini, pasar akan mencermati sejumlah leading indicators, seperti indeks manufaktur dan penjualan ritel di sejumlah negara utama untuk mengukur seberapa jauh pemulihan ekonomi telah berjalan. Terakhir, perkembangan program vaksinasi dan kasus harian COVID-19 juga masih menjadi perhatian utama pelaku pasar dalam beberapa waktu ke depan. Sebagai penutup, potensi terjadinya bubble di pasar saham rentan terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya sinergi untuk mengurangi kerentanan di pasar, khususnya dengan meningkatkan aspek kehati-hatian. Persyaratan permodalan yang memadai, manajemen risiko yang baik, serta jaminan kepatuhan atas peraturan yang berlaku menjadi elemen penting untuk mendorong stabilitas pasar saham dalam jangka panjang.

Untuk meminimalisir terjadinya irrational exuberance, perlu dilakukan upaya oleh Pemerintah bersama otoritas terkait untuk terus meningkatkan literasi pasar modal serta kualitas investor. Dasar teori investasi, transaksi lindung nilai, hingga diversifikasi portofolio harus menjadi hal-hal yang dikuasai oleh calon investor.

Bagi investor pemula maupun calon investor pasar modal, penting untuk menempatkan rasionalitas dalam mengambil keputusan berinvestasi. Dalam memilih saham yang akan dibeli, perlu dipelajari secara mendalam kinerja fundamental maupun teknikalnya. Dengan analisis risk and return yang tepat, pasar saham menjadi tempat yang sangat menarik untuk berinvestasi sekaligus berkontribusi dalam memajukan sektor keuangan dan perekonomian Indonesia. Yuk nabung saham! (Tim Surveillance)

PenanggungJawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan

Penyusun: Kindy Rinaldy Syahrir, Alfan Mansur, Pipin Prasetyono, Adya Asmara Muda, Nurul Fatimah, Indah Kurnia JE, Ari Nugroho

Tajuk: Kindy Rinaldy Syahrir

Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan,

Kompas, Media

Indonesia, Tempo,

Antara News

Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Tajuk Minggu Ini:

Mewaspadai Ancaman Bubble di Pasar Saham

Dalam tujuh hari terakhir, IHSG mengalami koreksi yang sangat tajam. Indeks saham gabungan tercatat mengalami pelemahan dalam 7 hari berturut-turut sejak 21 Januari hingga 29 Januari 2021. Pada periode tersebut, IHSG telah mengalami koreksi hingga 590,29 poin atau 9,54 persen. Fenomena yang terjadi di pasar saham Indonesia dalam

periode tersebut agak aneh mengingat investor non residen “hanya”

mencatatkan capital outflow sebesar Rp442,79 miliar, denga 4 dari 7 hari perdagangan justru tercatat adanya inflow.

Tren pelemahan dalam 1 minggu terakhir ini juga terjadi di bursa saham global dan kawasan Asia. Setelah mengalami rally penguatan yang cukup panjang sejak akhir tahun 2020, tanda-tanda terjadinya

overvalued dan bubble mulai terlihat.

Hingga 20 Januari 2021, tepat sebelum IHSG memasuki tren pelemahan dalam 7 hari berturut-turut, IHSG telah mengalami serangkaian rally hingga mencapai level 6.429,76, atau telah menguat 63,3 persen dari nilai terendahnya yang berada di posisi 3.937,63 pada tanggal 24 Maret 2020. Laju kenaikan IHSG terpantau meningkat tajam sejak akhir kuartal IV tahun 2020.

Kenaikan IHSG tersebut didorong oleh berbagai sentimen, terutama oleh sinyal pemulihan ekonomi domestik yang ditunjukkan oleh berbagai indikator, salah satunya adalah PMI manufaktur yang telah berada pada zona ekspansi. Sentimen selanjutnya datang dari program vaksinasi yang telah dimulai di Indonesia. Selain itu, pembentukan Lembaga Pengelola Investasi serta pembentukan

holding bank syariah BUMN turut menjadi faktor pemicu aksi beli di pasar saham. Sentimen-sentimen tersebut mendorong tingginya optimisme investor di pasar saham, terutama investor ritel yang saat ini mulai didominasi oleh generasi milenial.

Berdasarkan data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia, sepanjang tahun 2020 terjadi pertumbuhan jumlah investor di pasar saham sebesar 53 persen, dari 1,10 juta Single Investor Identification (SID) pada akhir 2019 menjadi 1,70 juta SID, atau kenaikan sekitar 600 ribu investor. Berdasarkan demografi, 70 persen dari total investor baru di tahun 2020 tersebut berumur 18 hingga 30 tahun. Dari sisi transaksi, rata-rata frekuensi perdagangan tumbuh sebesar 32 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara, sehingga membuat likuiditas di pasar saham meningkat pesat. Bahkan, pada akhir Desember 2020 terjadi rekor frekuensi transaksi harian, yaitu sebanyak 1,7 juta transaksi.

Seiring dengan meningkatnya partisipasi investor ritel, terdapat indikasi terjadinya irrational exuberance, yaitu suatu kondisi di mana antusiasme investor mendorong harga saham lebih dari fundamental asetnya. Fenomena ini mendorong investor baru untuk masuk ke pasar saham dan terjebak dalam euphoria rally emiten-emiten tertentu. Dampaknya, terjadi aksi beli yang sangat pesat dan mendorong harga saham menguat sangat tajam melampaui kinerja korporasi dan perekonomian secara umum.

Kondisi ini seringkali menyebabkan bubble di pasar saham. Menurut Forbes (2013), bubble dapat didefinisikan sebagai peningkatan suatu aset yang didorong oleh perilaku beli investor yang tidak terjadi secara rasional dan diiringi oleh kinerja fundamental. Terjadinya

bubble merupakan suatu risiko yang perlu dihindari dalam pasar modal, sebab ketika bubble pecah dapat memberi tekanan, tidak hanya ke pasar modal namun juga ke perekonomian secara umum.

Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal

PenanggungJawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan

Penyusun: Subkhan, Risyaf Fahreza, Eddy Sitepu, M. Fajar Nugraha, Dessy M. Bonita, Masyita Mutiara, Indah Kurnia JE, Zerah Aprial Pasimbong.

Sumber Data: Bloomberg, Reuters, CNBC, The Street, Investing, WSJ, CNN Money, Channel News Asia, BBC, New York Times, BPS, Kontan, Kompas, Media Indonesia, Tempo, Antara News Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

Gambar

Gambar 1. Pasar Saham Global
Gambar 4.  Slope  US  Yield curve  dan Resesi Gambar 2. Yield treasury AS tenor  10 tahun turun 2 bps
Gambar 6. Mayoritas harga  hard commodities  melemah  secara mingguan, kecuali Minyak Brent
Gambar 8. Pasar Keuangan Indonesia sepekan:  Rupiah terapresiasi, IHSG melemah, dan  yield  SBN
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam struktur geologi, deformasi yang terjadi akibat gaya tektonik dikelompokkan sebagai struktur sekunder dan dibedakan dari struktur yang terbentuk pada saat atau

Hasil Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kadar merkuri pada ikan tongkol setelah perendaman larutan jeruk nipis dengan berbagai variasi konsentrasi dan lama perendaman

C iri- c iri pendekatan sosiologi dalam studi agama termasuk hukum dan hukum Islam adalah ; bersumber pada dalil-dalil al- Q uran dan hadis sebagai sumber normati f , adanya hukum

Bab I, bab ini memuat pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian,

Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa masing-masing produk smartphone merek Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Lenovo tidak mempunyai pesaing langsung pada atribut kamera

Berdasarkan hasil uji Tukey, nilai kapasitas fagositosis dan indeks fagositosis yang digunakan untuk menentukan efisiensi aktivitas fagositosis oleh senyawa

Peranan in(or#asi #utlak adanya, *e*erapa karakteristik (unda#ental in(or#asi adala+ akurasi %ketepatan', relevansi %ke*enaran', dan avala*ilitas %ketersediaan')  :a#un,

(LBQ) dan melakukan pengujian asumsi residual berdistribusi normal. Jika residual sudah memenuhi asumsi white noise dan berdistribusi normal, maka model sudah layak