• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PERAN DAN KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN PERAN DAN KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA MEDAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PERAN DAN KEBERLANJUTAN

SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PROGRAM

PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

DI KOTA MEDAN

Juliandi Harahap dan Lita Sri Andayani Universitas Sumatera Utara

FORUM NASIONAL VI JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN Padang, 24-26 Agustus 2015

(2)

PENDAHULUAN

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2004 disebutkan bahwa tujuan subsistem sumber daya manusia kesehatan adalah tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi, terdistribusi secara adil serta termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

SDM sektor kesehatan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan sebagai bagian dari upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat. Peranan SDM juga dapat dilihat dari indikator-indikator kesehatan.

(3)

PENDAHULUAN

 Keberhasilan Program Penanggulangan HIV/AIDS juga sangat ditentukan oleh sumber daya

manusianya (SDM). Program penanggulangan HIV/AIDS mulai dari kegiatan perencanaan,

implementasi, monitoring dan evaluasi melibatkan

berbagai SDM dari berbagai pemangku kepentingan.

 Standar kebutuhan, kompetensi, keaktifan serta keberlanjutan SDM itu sendiri menjadi tantangan dalam mencapai tujuan dan target yang telah

(4)

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

dengan teknik

focus group discussion

dan

indepth interview

serta menggunakan data

sekunder.

Informan pada penelitian ini terdiri dari tiga

kelompok yaitu kelompok SKPD, kelompok

layanan dan kelompok LSM/populasi kunci.

Penelitian dilakukan di Kota Medan.

Tujuan penelitian ini melakukan kajian terhadap

peran dan keberlanjutan SDM dalam program

penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Medan.

METODE PENELITIAN

(5)

HASIL PENELITIAN

&

(6)

Sumber SDM yang terlibat dalam program

penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Medan

1. SDM dari SKPD/instansi terkait:

 Dinas Kesehatan - Dishub

 Bappeda - Disbudpar

 Disosnaker - Depag

 Diknas - Badan PP&KB

 Bagian Kesejahteraan Rakyat Kota Medan/KPA.

(7)

Sumber SDM

2. SDM dari layanan:

 Rumah Sakit dr.Pirngadi – dokter, perawat, bidan, konselor dan administrasi

 Puskesmas – dokter, perawat, bidan, konselor dan administrasi

 Klinik IMS-VCT – dokter, perawat, bidan, konselor dan administrasi

(8)

Sumber SDM

3. SDM dari Populasi kunci/LSM:

 Medan plus  Galatea  H2O  GSM  SeCi  SPKS  PKBI

(9)

Peran SDM SKPD

A. Keaktifan SDM

 Berdasarkan keaktifan SDM, SDM Dinkes lebih banyak berperan, mulai dari perencanaan, implementasi,

monitoring dan evaluasi.

 SDM dari SKPD lainnya cenderung bersifat pasif, dimana SDM yang mewakili SKPDnya ternyata tidak dapat

berbuat banyak dalam mengimplementasikan program di SKPDnya karena ketidaktersediaan anggaran

 Namun secara umum SDM dari SKPD turut dalam

(10)

Peran SDM SKPD

 SDM dari SKPD lain secara umum tidak mempunyai

power yang cukup dalam mengambil keputusan atau

kebijakan yang mewakili SKPDnya.

 Adanya perbedaannya prioritas masalah, sudut

pandangan atasannya terhadap program HIV/AIDS dan tupoksi dari masing-masing SKPD.

 Namun dalam pelaksanaan program penanggulangan yang dilakukan secara terkoordinasi dan sudah

(11)

Peran SDM SKPD

B. Ruang lingkup kegiatan dalam program

1.

Promotif:

KIE HIV-AIDS, Napza dan seksualitas/hak kespro 

• Dinsosnaker : pd anak jalanan, gepeng, WPS, panti • Dishub: supir angkot

• Disdik: siswa SMP dan SMA • Dispora: OKP, atlit, BEM

• Disbudpar: karyawan lokasi hiburan • Diskominfo: talk show radio

(12)

Peran SDM SKPD

2.

Pencegahan

Pencegahan penularan melalui alat suntik/HR, PMTS, PPIA 

• Dinkes: pelatihan utk petugas puskesmas • Dissosnaker: buruh,TKI

• Depkumham: WBP

• Dispora: OKP, atlit, BEM

• Disbudpar: pengusaha/karyawan lokasi hiburan

(13)

Peran SDM SKPD

3.

Perawatan, Dukungan dan Pengobatan

Pengutan dan pengembangan layanan kesehatan dan koordinasi antar layanan

• KPA: koordinasi

• Dinkes: meningkatkan jumlah dan kualitas layanan

(14)

Peran SDM SKPD

4.

Mitigasi Dampak

Mengurangi dampak sosek HIV dan AIDS pd ODHA dan keluarganya.

• Dinsosnaker: pelatihan ketrampilan, bantuan modal usaha.

(15)

Peran SDM SKPD

 Berdasarkan ruang lingkup kegiatan tersebut, KPA dan Dinas Kesehatan lebih mendominasi perannya baik dalam kegiatan promosi, pencegahan, dan

PDP.

 Sedangkan SKPD lainnya lebih bersifat melengkapi atau mendukung kegiatan sesuai resources yang ada dari SKPD tersebut.

(16)

Peran SDM SKPD

 Kegiatan mitigasi dampak pernah dilakukan oleh dinas sosial pd tahun 2012 dgn memberikan

bantuan modal usaha, pemberian susu formula pd ADHA, pemberian susu dan vitamin pd ODHA WBP.

 Namun kegiatan mitigasi dampak hingga saat ini tidak berjalan lagi karena ketidaktersediaan

(17)

Keberlanjutan SDM SKPD

 Secara umum keberlanjutan SDM dari SKPD sangat

rentan dimana SDM ini dapat dimutasi/dirotasi posisinya di tempat asal SKPDnya sehingga akan terjadi

penggantian dengan SDM lainnya yang baru mengenal program HIV/AIDS.

 Dalam pelaksanaan program, SDM baru ini tentunya cenderung bersifat pasif sambil mempelajari program-program penanggulangan HIV-AIDS.

 Pada pertemuan-pertemuan koordinasi perwakilan SDM ini umum turut berperan.

(18)

Keberlanjutan SDM SKPD

 SDM dari SKPD ini tidak mendapat tambahan

insentif, sehingga performance peran mereka tidak begitu optimal karena tidak ada keterikatan dlm hal finansial.

 Namun demikian ada juga SKPD yang mau bekerja di program HIV-AIDS ini dengan motivasi sosial

untuk membantu masyarakat banyak. Misalnya SDM dari Dinas Perhubungan yang telah berulangkali

mengusulkan kegiatan penyuluhan bagi supir angkot.

(19)

A. Keaktifan SDM

 SDM RS Pirngadi melalui klinik VCT dan CST, terdiri dari 2 dokter, 1perawat, 1 bidan, 1 administrasi, dan 4

konselor.

 Semua SDM yang terlibat berperan aktif sesuai fungsinya masing-masing.

 Keaktifan SDM ini sebenarnya memang merupakan

tupoksinya dan adanya koordinasi penugasan yang jelas dari ketua unit VCT.

(20)

 SDM Puskesmas ada 11 puskemas VCT-3 CST dari 39 Puskemas di Kota Medan.

 Masing-masing puskesmas, mempunyai rata-rata 5 petugas yg terlibat dlm program HIV-AIDS: dokter, perawat, bidan, konselor dan administrasi. Demikian juga di Klinik IMS-VCT.

 Semua SDM yang terlibat berperan aktif sesuai fungsinya masing-masing. Sejalan dengan

perkembangan program petugas puskesmas lainnya juga mulai dilibatkan, misalnya perawat poli

KIA-menawarkan tes HIV pd ibu hamil yg berisiko tinggi (TIPK)

(21)

B. Ruang lingkup kegiatan dalam program

 Kegiatan SDM layanan lebih banyak pd program pencegahan melalui konseling dan test HIV serta pengobatan IMS.

 untuk kegiatan pencegahan bekerja sama dengan SDM SKPD lain dan LSM melakukan mobile clinic

untuk memperluas penjangkauan client.

Peran SDM Layanan

(22)

 SDM layanan umumnya merupakan PNS yang

dtugaskan memberikan pelayanan kesehatan pada

masyarakat. Dlm program HIV, SDM tsb berkerja sesuai tugas yang diberikan.

 Namun SDM ini juga rentan utk dimutasi/dirotasi, baik dgn alasan promosi, penyegaran ataupun keputusan lainnya.

 Mekanisme keberlanjutannya disiasati diantaranya, dgn membuat pernyataan kesediaan tetap dlm program

selama 3 tahun (biasanya setelah SDM mengikuti

pelatihan/pendidikan), namun mutasi/rotasi tetap bisa

saja terjadi sesuai keputusan pimpinan dinas kesehatan.

(23)

 Upaya lain dengan melakukan pendampingan pada SDM inti, melakukan pengkaderan tersendiri,

walaupun sebenarnya diperlukan pelatihan dengan tingkat kompetensi tertentu.

 Adanya insentif yg diperoleh SDM program HIV-AIDS juga merupakan faktor pendorong SDM utk tetap di programnya. Insentif ini diproleh dari donor (GF) berdasarkan kinerja SDM. Namun suatu saat jika program donor berhenti, dikhawatirkan akan mengurangi kinerja SDM.

(24)

 Menurut SDM di RS Pirngadi, mereka yg terlibat diprogam HIV terutama analis lab merupakan SDM yg berisiko tinggi tertular, sehingga juga perlu

dipertimbangkan utk mendapat insentif.

(25)

A.Keaktifan SDM

 SDM dari kelompok LSM/populasi kunci yang

terlibat dalam penanggulangan HIV-AIDS di Kota Medan relatif banyak, diantaranya: Medan plus, H2O, GSM, Galatea, Seci, dll, sehingga secara jumlah SDMnya juga relatif banyak.

 SDM yang aktif dari LSM ini umumnya merupakan tenaga penjangkauan dan pendampingan.

(26)

B. Ruang lingkup kegiatan dalam program

 LSM yang terlibat umumnya banyak bergerak dalam kegiatan promosi dan pencegahan. Sedang dalam ruang lingkup pengobatan, SDM LSM berperan

sebagai pendukung dlm mendampingi client, utk

pemantauan kepatuhan berobat maupun dukungan psikososial

(27)
(28)
(29)
(30)

 SDM LSM/populasi kunci umumnya lebih militan

dibanding SDM lainnya, sehingga keberlanjutan SDM lebih terjamin, bbrp SDM merupakan mantan objek dari program shg motivasinya lebih kuat utk menolong orang yg senasib dgnnya.

 SDM ini bekerja dan mendapat insentif dari donor sesuai dengan projek yg berjalan. Meskipun suatu saat

pendanaan dari donor akan berkurang, namun sifat

volunteer SDM ini dapat menepis kekhawatiran

ketidakberlanjutan SDM.

Keberlanjutan SDM LSM/

Populasi Kunci

(31)

 Bbrp SDM LSM/populasi kunci ini bahkan bersedia

mengeluarkan dananya sendiri untuk penjangkauan dan pendampingan pasien HIV/AIDS.

 Bagi SDM ini penghargaan dan kemudahan akses ketika menjalan program menjadi motivasi dalam bekerja.

Keberlanjutan SDM LSM/

Populasi Kunci

(32)

Kebutuhan SDM

 KPA Kota Medan sebenarnya telah menghitung kebutuhan SDM penggulangan HIV-AIDS

berdasarkan target program (setidaknya utk

mencapai 80%), kebutuhan tenaga minimal utk tiap jenis layanan, shg diperoleh angka kebutuhan

tenaga per jenis tenaga, per jenis layanan dan per tahun.

 Jenis kebutuhan tenaga: tingkat lapangan, tingkat layanan dan manjemen tingkat kota.

(33)
(34)

Perencanaan SDM

(Menkes)

Health Need Method  perencanaan yg didasarkan atas

epidemiologi penyakit utama yang ada pada masyarakat.

Health Service Demand  perencanaan yg didasarkan

atas permintaan akibat beban pelayanan kesehatan.

Health Service Target Method  perencanaan yg

didasarkan atas sarana pelayanan kesehatan yang ditetapkan, misalnya Puskesmas, dan Rumah Sakit.

Ratios Method, yaitu perencanaan yg didasarkan pada

(35)

Reward SDM

 Insentif yang diberikan dapat berupa material dan atau nonmaterial. Insentif material dpt berupa uang, rumah dinas, kendaraan dinas, fasilitas komunikasi. Insentif nonmaterial berupa peluang mengikuti

pendidikan lanjutan atas biaya pemerintah,

mengikuti pendidikan dan latihan, kenaikan pangkat istimewa dan peningkatan karir.

(36)

Desentralisasi

 Desentralisasi yg mulai diterapkan pada tahun 2001 membawa perubahan yang cepat disemua

pembangunan tmsk sektor kesehatan. Peran dari perencanaan SDM kesehatan dialihkan ke

pemerintah daerah shg provinsi dan kab/kota

didorong untuk merencanakan tenaga kesehatan yang diperlukan berdasarkan kebutuhan lokal.

 Kebijakan perencanaan ini diakui oleh Pemda sbg peluang untuk mendapatkan tenaga kesehatan

(37)

Kesimpulan dan Saran

 Peran SDM Penanggulangan Program HIV dan

AIDS di Kota Medan relatif sudah baik dengan ruang lin gkup pada kegiatan promosi, pencegahan,

perawatan dukungan dan pengobatan.

 Sedangkan pada kegiatan mitigasi dampak masih jauh dari yg diharapkan. SDM LSM yg berperan dlm bidang ini hanya dpt melakukan pendampingan dlm bentuk dukungan psikologis dan sosial.

(38)

 Keberlanjutan SDM SKPD sangat rentan, akibat mutasi dan rotasi tugas.

 Sedangkan SDM layanan dan LSM/populasi kunci lebih cenderung bertahan dalam program

penanggulangan HIV dan AIDS dalam jangka waktu yang relatif lama.

(39)

Kesimpulan dan Saran

 Pengelolaan SDM kesehatan selama ini masih bersifat administratif kepegawaian dan belum

dikelola secara professional, masih bersifat top down

dari pusat belum bottom up (dari bawah), belum

sesuai kebutuhan organisasi dan kebutuhan nyata di lapangan, serta belum berorientasi pada jangka

(40)

 Pengadaan SDM kesehatan hendaknya didasarkan pada faktor kebutuhan dari sebuah instansi dalam memenuhi kecukupan akan SDM untuk pencapaian terlaksananya program-program kerja yang ada di instansi tersebut.

(41)

Referensi

Dokumen terkait

Budaya Angngaru Mangkasarak C. Nilai Ajaran Islam Terhadap Budaya Angngaru Mangkasarak …………... Angngaru mangkasarak adalah bagian terpenting dalam sejarah lahirnya

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI SMA N 9 Pekanbaru melalui penerapan model

Mencermati Dugaan Kasus Manipulasi Pajak Asian Agri, (Jawa Pos Online, tanggal 8 November 2007), internet, diunduh tanggal 4 April 2008 Dali Bouzoraa, Transfer Pricing

Pendapat-pendapat tersebut di atas menujukkan, bahwa secara teori seseorang dengan bentuk telapak kaki datar ( Flat Foot ) memiliki kelincahan yang kurang baik

dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah ketigakalinya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 (Lembaran Negara

Adanya metode activity based costing maka akan dapat digunakan dalam menentukan tarif jasa inap dengan tepat sesuai dengan situasi dan kondisi pada GreenSA Inn

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan penetapan tarif sewa kamar dan ruang pertemuan dengan menggunakan metode Activity Based Costing pada Hotel Royal Regal

Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Fairclough yang memadukan kombinasi tradisi analisis tekstual bahasa dalam ruang tertutup, dengan konteks masyarakat