• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010084 13.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010084 13."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

7

III.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

1. Diagram Alir Penelitian

2. Materi, lokasi dan waktu penelitian

2.1 Materi penelitian

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tungau hama Brevipalpus phoenicis, tungau predator Amblyseius deleoni dan daun teh klon TRI 2024, Gambung dan TRI 2025 yang ditanam di PTPN IX Semugih, Kabupaten Pemalang.

2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikroskop stereo, mikroskop binokuler, kamera digital, kantong plastik hitam, kutek (pewarna kuku), label, dan thermohigrometer.

2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Entomologi dan Laboratorium Pengajaran 1 Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, dan pengambilan sampel dilaksanakan di PTPN IX Semugih, Kabupaten Pemalang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2014.

Penentuan titik sampling dan penentuan rasio awal

Pemeliharaan tungau predator Amblyseius deleoni

Augmentasi tungau predator Amblyseius deleoni

Perhitungan proporsi larva Brevipalpus phoenicis

Hasil

(2)

8

3. Metode Penelitian

3.1 Rancangan Percobaan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Sebagai perlakuan adalah rasio P (predator A. deleoni) dan H (hama B. phoenicis) yang diatur sebagai berikut : P1 (kontrol) rasio P : H 1:3, P2 (perlakuan 1) rasio P : H <1:3, dan P3 (perlakuan 2) rasio P : H >1:3 dengan ulangan sekaligus blok berupa klon teh Gambung, TRI 2024 dan TRI 2025 atau 3 kali, yang dilakukan di kebun Semugih PTPN IX, Kabupaten Pemalang.

3.2 Cara Kerja

1. Penentuan Unit Percobaan dan Pengambilan Sampel

Penentuan titik pengambilan sampel sebagai unit percobaan penelitian menggunakan metode diagonal (Gambar 3.1) (Budianto, 2005). Jumlah unit percobaan adalah 8 titik pada tepi luar dan 1 titik pada tengah kebun teh.

Gambar 3.1. Sembilan titik pengambilan sampel sebagai unit percbaan guna penentuan rasio P dan H pada suatu luasan area perkebunan teh.

Setiap titik sampling diwakili oleh 3 pohon teh. Sampel berupa daun teh diambil 5 helai daun terbawah. Daun-daun tersebut kemudian dimasukan kedalam kantong plastik dan diberi label sesuai dengan perlakuan. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali ulangan pada setiap klon dengan interval waktu 1 minggu masing-masing di PTPN IX Semugih, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah.

(3)

9

2. Penentuan proporsi tungau predator Brevipalpus phoenicis

Berdasarkan penentuan titik sampling pada setiap klon tanaman teh,

maka dilakukan pengambilan sampel berupa daun teh pemeliharaan. Daun teh pemeliharaan adalah daun teh yang terdapat antara 5 tangkai terbawah sampai dengan batas daun yang di panen. Setiap titik sampling, diambil sebanyak 5 (lima) helai daun pemeliharaan. Daun-daun tersebut lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk dibawa ke laboratorium dan diperiksa di bawah mikroskop stereo perbesaran 100x. Proporsi larva tungau predator B. phoenicis ditentukan dengan menghitung rasio antara banyaknya individu larva B. phoenicis dengan banyaknya total individu seluruh stadium B. phoenicis

3. Pengambilan dan perbanyakan tungau A. deleoni berdasarkan metode Overmeer et al., (1982) dalam Klashort, 1996).

Seluruh daun teh yg diambil diperiksa di bawah mikroskop. A. deleoni yang diperoleh dipindah ke tempat pemeliharaan, yang terdiri atas nampan plastik berisi air dengan busa di dalamnya. Di atas busa yang basah, diletakan black tile yang pada bagian tepinya ditaruh kertas tissue yang tidak berparfum. Bagian ujung kertas terendam dalam air, sedangkan di atas kertas dibuat tanggul yang mengelilingi black tile menggunakan lem tangle foot. Tanggul lem ini berfungsi untuk mencegah agar tungau predator tidak melarikan diri dari arena uji. Tungau dipelihara dengan pemberian makanan pakan alternatif berupa polen bunga kering. Perkembangan tungau A. deleoni diamati selama 20 hari.

4. Pemberian perlakuan berupa augmentasi inundatif tungau A. deleoni

Pada setiap klon diberikan 3 perlakuan yang diujikan yaitu perlakuan kontrol (P1) dengan rasio pelepasan 1:3, perlakuan rendah (P2) dengan rasio pelepasan <1:3, dan perlakuan tinggi (P3) dengan rasio pelepasan >1:3. Augmentasi inundatif A. deleoni ini dilakukan setelah 20 hari pemeliharaan A. deleoni di laboratorium, yang kemudian dilepaskan ke area perkebunan teh sesuai dengan perlakuan yang diujikan (P1, P2, dan P3). Adapaun rincian setiap jumlah individu P dan H tertera dalam Lampiran 2.

5. Teknik pelepasan tungau A. deleoni

A. deleoni hasil pemeliharaan dibawa menggunakan ice box. Pelepasan tungau predator A. deleoni. dilakukan dengan menggunakan kuas

(4)

10

untuk memindahkan A. deleoni dari tempat pemeliharaan (rearing) ke lembar daun ke 5 paling bawah pada tanaman teh yang sama pada saat pengambilan sampel awal, untuk mempermudah pemindahan tungau A. deleoni digunakan kaca pembesar (loup). Selama 20 x 24 Jam setelah pelepasan tungau predator A. deleoni dilakukan 3 kali pengambilan sampel daun kembali, kemudian dihitung kembali proporsi tungau B. phoenicis dan tungau A. deleoni yang ditemukan perluas daunnya.

6. Pengukuran panjang trikoma

Panjang bulu daun (trikoma) diukur dengan cara mengambil 3 daun pemeliharaan pada tiap perlakuan dan tiap klon daun teh kemudian diangin-anginkan agar embun menguap dan kering tetapi masih segar. Selanjutnya, pada permukaan bawah daun di bagian ujung, tengah dan pangkal diolesi dengan pewarna kuku. Setelah 3 sampai 5 menit, bekas olesan tadi diambil dan diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10, kemudian diukur dengan cara mengkalibrasi menggunakan lensa okuler dan lensa objektif

7. Pengukuran suhu, kelembaban udara dan curah hujan

Suhu dan kelembaban udara diukur dengan menggunakan thermohigrometer digital selama 1 menit setelah pemasangan alat tepat di tangkai daun percobaan. Setiap titik sampling baik di bagian sudut maupun tengah perkebunan dilakukan pengukuran temperatur dan kelembaban udaranya. Pengukuran dilakukan setiap kali pengambilan sampel. Data curah hujan diperoleh dari Dinas PTPN IX Semugih, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah.

4. Metode Analisis

Metode Analisis dengan analisis ragam (uji “F”) dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada tingkat kesalahan 10% dan 20%.

Gambar

Gambar 3.1. Sembilan titik pengambilan sampel sebagai unit percbaan guna penentuan rasio P dan H pada suatu luasan area perkebunan teh

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, diharapkan kepada wakil perusahaan yaitu Direktur/Wakil Direktur/Kuasa Direktur yang namanya tercantum dalam akte

Pertama, bimbingan karir dapat dilakukan dengan cara yang disusun dalam suatu paket tertentu, yaitu paket bimbingan karir.. Setiap paket merupakan modul utuh yang

KARAKTERISTIK HABITAT KEPITING BAKAU (Scylla sp.) DI EKOSISTEM MANGROVE SILANG CADEK KECAMATAN BAITUSSALAM KABUPATEN.. ACEH BESAR,

[r]

Kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Perkuburan dan Bidang Perumahan, Pemukiman dan Air Bersih Pada Seksi Pengembangan Air Bersih dan Sanitasi Dinas

Copy Identitas Pengur us Per usahaan yang telah dilegalisir oleh Notar is/ Pihak yang ber w enang, sebagaimana yang ter cantum dalam Data Kualifikasi Per usahaan Saudar a pada

Kepada peserta pelelangan yang berkeberatan terhadap penetapan pemenang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan sesuai dengan prosedur dan jadwal yang

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Tanjung Aman pada Dinas Pengairan Kabupaten Aceh Tenggara Sumber Dana APBK Aceh Tenggara Tahun