• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perda Nomor 3 tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perda Nomor 3 tentang Izin Usaha Jasa Konstruksi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI SIGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR  3 TAHUN 2013

TENTANG 

(2)
(3)

BUPATI SIGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR  3  TAHUN 2013

TENTANG

IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIGI,

Menimbang   : a. bahwa   dalam   upaya   mendorong   tumbuh   dan berkembangnya   jasa   konstruksi   secara   mantap, peningkatan   keandalan   dan   daya   saing   jasa konstruksi,   yang   selanjutnya   diharapkan   dapat meningkatkan   efesiensi   dan   efektifitas penyelenggaraan pekerjaan konstruksi;

b. bahwa   dalam   rangka   mewujudkan   pembangunan daerah,   jasa   konstruksi   mempunyai   peranan strategis   dalam   perwujudan   kegiatan   di   bidang ekonomi,   sosial   dan   budaya   dalam   kerangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah; c. bahwa   badan   usaha   nasional   yang

menyelenggarakan   usaha   jasa   konstruksi   wajib memiliki   izin   usaha   yang   dikeluarkan   oleh pemerintah daerah di tempat domisilinya;

d. bahwa   berdasarkan   pertimbangan   sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan   Peraturan   Daerah   tentang   Izin   Usaha Jasa Konstruksi;

Mengingat   : 1. Pasal   18   ayat   (6)   Undang­Undang   Dasar   Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang­Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Tahun 1999 Nomor 54 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833);

(4)

atas Undang­Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan  Daerah   (Lembaran   Negara   Republik Indonesia   Tahun   2008  Nomor   59,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang­Undang   Nomor   27   Tahun   2008   tentang

Pembentukan   Kabupaten   Sigi  di   Provinsi   Sulawesi Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008  Nomor   100,   Tambahan   Lembaran   Negara Republik Indonesia Nomor 4873);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha   dan   Peran   Masyarakat   Jasa   Konstruksi (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2000 Nomor   63,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik Indonesia   Nomor   3955)   sebagaimana   telah   diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor   28   Tahun   2000   tentang   Usaha   dan   Peran Masyarakat   Jasa   Konstruksi  (Lembaran   Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 157);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan   Pembinaan   Jasa   Konstruksi (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2000 Nomor   65,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik Indonesia Nomor 3957);

7. Peraturan   Menteri   Pekerjaan   Umum   Nomor: 04/PRT/M/2011  tentang   Pedoman   Persyaratan Pemberian   Izin   Usaha   Jasa   Konstruksi   Nasional (Berita   Negara   Republik   Indonesia   Tahun   2011 Nomor 195);

8. Peraturan  Daerah   Kabupaten   Sigi   Nomor   3   Tahun 2010  tentang  Urusan Pemerintahan  Kabupaten Sigi (Lembaran DaerahKabupaten Sigi Tahun 2010 Nomor 3,   Tambahan   Lembaran  Daerah   Kabupaten   Sigi Nomor 3).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIGI dan

BUPATI SIGI

MEMUTUSKAN :

Menetapkan   :  PERATURAN DAERAH  TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI.

BAB I

(5)

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sigi.

2. Pemerintah   Daerah   adalah  Bupati   dan  Perangkat   Daerah  sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Sigi.

3. Bupati adalah Bupati Sigi.

4. Jasa   konstruksi   adalah   layanan   jasa   konsultansi   perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.

5. Usaha jasa konstruksi adalah usaha dalam layanan jasa konsultansi perencanaan   pekerjaan   konstruksi,   layanan   jasa   pelaksanaan   jasa konstruksi   dan   layanan   jasa   konsultansi   pengawasan   pekerjaan konstruksi.

6. Badan   Usaha   Jasa   Konstruksi   yang   selanjutnya   disingkat   BUJK, adalah badan usaha yang kegiatan usahanya bergerak di bidang jasa jasa   perencanaan,   jasa   pelaksanaan   dan   jasa   pengawasan   yang memiliki   sertifikat   keterampilan   dan/atau   keahlian   sesuai   dengan klasifikasi dan kualifikasi tenaga kerja konstruksi.

9. Sertifikat Badan Usaha  yang selanjutnya disingkat SBU adalah tanda bukti  pengakuan  dalam  penetapan  klasifikasi  dan  kualifikasi  atas kompetensi   dan   kemampuan   usaha   di   bidang   jasa   konstruksi baik yang berbentuk orang perseorangan atau badan usaha, sebagai syarat diterbitkanya Izin Usaha Jasa  Konstruksi.

10. Sertifikat Keahlian yang selanjutnya disingkat SKA adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang   jasa   konstruksi   menurut   disiplin   keilmuan   dan/atau kefungsian dan/atau keahlian tertentu.

11. Sertifikat   Keterampilan   yang   selanjutnya   disingkat   SKT   adalah tanda bukti  pengakuan  atas  kompetensi  dan  kemampuan  profesi

13. Pekerjaan konstruksi   adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan   perencanaan   dan/atau   pelaksanaan   beserta   pengawasan yang   mencakup   pekerjaan   arsitektural,   sipil,   mekanikal,   elektrikal dan  tata   lingkungan  masing­masing   beserta   kelengkapannya  untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

14. Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orangperseorangan atau BUJK   yang  dinyatakan  ahli  dan  profesional  di   bidang  perencanaan jasa konstruksi yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik lain.

(6)

16. Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau BUJK   yang   dinyatakan   ahli   dan   profesional   di   bidang   pengawasan jasa   konstruksi   yang  mampu  melaksanakan  pekerjaan   pengawasan sejak   awal   pelaksanaan   pekerjaan   konstruksi   sampai   selesai   dan diserahterimakan.

17. Domisili adalah tempat pendirian dan/atau kedudukan/alamat badan usaha yang tetap dalam melakukan kegiatan usaha jasa konstruksi. 18. Sertifikat adalah :

a. tanda   bukti   pengakuan   dalam   penetapan   klasifikasi   dan kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha di bidang jasa konstruksi, baik yang berbentuk orang perseorangan atau badan usaha; atau

b. tanda   bukti   pengakuan   atau   kompetensi   dan   kemampuan profesi keterampilan kerja dan keahlian kerja orang perseorangan di   bidang   jasa   konstruksi   menurut   disiplin   keilmuan   dan/atau keterampilan   tertentu   dan/atau   kefungsian   dan/atau   keahlian tertentu.

19. Klasifikasi   adalah   bagian   kegiatan   registrasi   untuk   menetapkan penggolongan usaha di  bidang jasa konstruksi menurut bidang dan sub   bidang   pekerjaan   atau   penggolongan   profesi   keterampilan   dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin   keilmuan   dan/atau   keterampilan   tertentu   dan/atau kefungsian dan/atau keahlian masing­masing.

20. Kualifikasi   adalah   bagian   kegiatan   registrasi   untuk   menetapkan penggolongan   usaha   di   bidang   jasa   konstruksi   menurut tingkat/kedalaman   kompetensi   dan   kemampuan   usaha   atau penggolongan   profesi   keterampilan   dan   keahlian   kerja   orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian.

21. Pembinaan   adalah   kegiatan   pengaturan,   pemberdayaan   dan pengawasan yang dilakukan  pemerintah  daerah bagi penyedia jasa, pengguna jasa dan masyarakat. 

22. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang selanjutnya disingkat LPJK   adalah   Lembaga   yang   melaksanakan   pengembangan   jasa konstruksi.

BAB II

ASAS, MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Pemberian   IUJK   berlandaskan   pada   asas   kejujuran   dan   keadilan, manfaat,   keserasian,   keseimbangan,   kemandirian,   keterbukaan, kemitraan,   keamanan   dan   keselamatan   demi   kepentingan   masyarakat, bangsa dan negara.

Pasal 3

Maksud  pemberian IUJK adalah  untuk pengaturan pelaksanaan  sesuai asas IUJK.

(7)

a. mewujudkan   tertib   pelaksanaan   pemberian   IUJK   sesuai   dengan persyaratan   ketentuan  Peraturan  Perundang­undangan   guna menunjang terwujudnya iklim usaha yang baik;

b. mewujudkan   kepastian   keandalan   penyedia   jasa   konstruksi   demi melindungi kepentingan masyarakat; 

c. mewujudkan   peningkatan   efisiensi   dan   efektivitas   penggunaan sumberdaya dalam pembangunan sarana dan prasarana fisik; dan d. mendukung   penyediaan   pelayanan   dasar   dan   pencapaian   target

standar pelayanan minimal di bidang jasa konstruksi.

BAB III

USAHA JASA KONSTRUKSI Pasal 5

(1) Usaha jasa konstruksi mencakup :  a. jenis usaha; 

b. bentuk usaha; dan 

c. bidang usaha jasa konstruksi. 

(2) Jenis usaha konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi   jasa   perencanaan,   jasa   pelaksanaan   dan   jasa   pengawasan konstruksi.

(3) Bentuk usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi usaha orang perseorangan dan badan usaha.

(4) Bidang usaha jasa konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi : 

a. Bidang Usaha Perencanaan;  b. Bidang Usaha Pelaksanaan; dan  c. Bidang Usaha Pengawasan.

(5) Jasa perencanaan, jasa pelaksanaan dan jasa pengawasan konstruksi sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (2)   dapat   dilakukan   secara terintegrasi.

(6) Bidang usaha perencanaan dan pengawasan konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan huruf c terdiri atas bidang usaha yang bersifat umum dan spesialis. 

(7) Bidang usaha jasa pelaksana konstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat   (4)   huruf   b   terdiri   atas   bidang   usaha   yang   bersifat   umum, spesialis dan keterampilan tertentu. 

Pasal 6

(1) Untuk   dapat   melaksanakan   pekerjaan   konstruksi,  perencana konstruksi,   pelaksana   konstruksi   dan   pengawas   konstruksi   yang berbentuk badan usaha wajib memiliki IUJK.

(2) IUJK   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   harus   mencantumkan klasifikasi dan kualifikasi usaha jasa konstruksi.

(3) Klasifikasi   dan   kualifikasi   usaha   jasa   konstruksi   sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sesuai dengan yang tercantum dalam SBU. 

BAB IV

(8)

Bagian Kesatu

Prinsip Umum Pemberian IUJK Pasal 7

Prinsip pelaksanaan pemberian IUJK : a. mengedepankan pelayanan prima; 

b. mencerminkan profesionalisme penyedia jasa; dan c. merupakan sarana pembinaan usaha jasa konstruksi.

Bagian Kedua

Wewenang Pemberian IUJK Pasal 8

(1)Bupati  berdasarkan kewenangannya  memberikan  IUJK  kepada  BUJK yang telah memenuhi persyaratan.

(2)Bupati   menunjuk   instansi  yang   diberi   kewenangan   menangani perizinan untuk memberikan IUJK.

(3)Instansi   yang   diberi   kewenangan   menangani   perizinan   memberikan IUJK   setelah   mendapatkan   pertimbangan/rekomendasi   teknis   dari unit kerja/instansi yang membidangi jasa konstruksi. 

(4)Rekomendasi sebagaimana dimaksud  pada  ayat (3)  diberikan dalam bentuk surat rekomendasi.

(5)IUJK   diberikan   dalam   bentuk   sertifikat   yang   ditandatangani   oleh instansi  yang   diberi   kewenangan   menangani   perizinan  atas   nama Bupati

(6)Format   Sertifikat   IUJK   sebagaimana   dimaksud  pada  ayat   (5) tercantum dalam Lampiran 1a dan 1b  yang  merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

Ruang Lingkup Berlaku IUJK Pasal 9

IUJK   sebagaimana   dimaksud  dalam   Pasal   8  ayat   (5)   berlaku   untuk melaksanakan   kegiatan   usaha   jasa   konstruksi   di   seluruh   wilayah Republik Indonesia.

BAB V

PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IUJK Bagian Kesatu

Umum Pasal 10

(1) Instansi  yang   diberi   kewenangan   menangani   perizinanmelakukan pelayanan  IUJK berdasarkan permohonan secara tertulis dari BUJK.

(2) Jenis  layanan  permohonan   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1) meliputi :

(9)

c. perubahan data; dan/atau d. penutupan izin.

Bagian Kedua Persyaratan

Pasal 11

(1) Persyaratan   permohonan   izin   baru   sebagaimana   dimaksud   dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a, meliputi :

a. mengisi formulir permohonan;

b. menyerahkan rekaman Akta Pendirian BUJK;

c. menyerahkan   rekaman   pengesahan   kehakiman   BUJK  bagi BUJK yang berbentuk perseroan;

d. menyerahkan   rekaman   SBU   yang  masih   berlaku  dan  telah diregistrasi LPJK;

e. menyerahkan   rekaman   Kartu   PJT­BU   yang   dilengkapi   surat pernyataan   pengikat   diri   SKA/SKT   dengan   Penanggungjawab Utama Badan Usaha;

f. menyerahkan   rekaman   SKA   dan/atau   SKT   dari   PJT­BU  yang telah diregistrasi oleh LPJK; 

g. menyerahkan   daftar   riwayat   hidup   penanggungjawab   badan usaha;

h. menyerahkan   rekaman   Kartu   Tanda   Penduduk penanggungjawab badan usaha;

i. menyerahkan   rekaman   Kartu  Tanda   Penduduk,  Nomor   Pokok Wajib   Pajak,  ijazah  pendidikan   formal,   SKA,   SKT   tenaga ahli/terampil BUJK;

j. menyerahkan   rekaman  fiskal,  Surat   Izin   Tempat   Usaha,  Izin Gangguan dan Izin Mendirikan Bangunan;

k. menyerahkan rekaman Kartu Tanda Anggota BUJK bila BUJK yang bersangkutan tergabung dalam asosiasi;

l. menyerahkan rekaman Surat Keterangan Domisili BUJK  yang berlaku dan dileges desa/kelurahan; 

c. menyerahkan  rekaman   SBU   yang  masih   berlaku  dan  telah diregistrasi oleh LPJK;

(10)

e. menyerahkan  rekaman   SKA   dan/atau   SKT   dari   PJT­BU   yang telah diregistrasi oleh LPJK;

f. menyerahkan   rekaman  fiskal,  Surat   Izin   Tempat   Usaha,  Izin Gangguan dan Izin Mendirikan Bangunan;

g. menyerahkan   rekaman   Kartu  Tanda  Penduduk,   Nomor  Pokok Wajib   Pajak,  ijazah  pendidikan   formal  SKA,   SKT   tenaga ahli/terampil BUJK dalam hal terjadi pergantian pegawai;

h. membuat   surat   pernyataan   tidak   masuk   dalam   daftar   hitam yang ditandatangani Penanggungjawab Utama Badan Usaha;

i. menyerahkan rekaman Surat Keterangan Domisili BUJK  yang berlaku dan dileges desa/kelurahan; 

j. menyerahkan rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak;

k. menyerahkan   rekaman   bukti   telah   menyelesaikan   kewajiban pembayaran pajak atas kontrak yang diperoleh;

a. mengajukan   perubahan   data   paling   lambat   14   (empat   belas) hari kalender sebelum habis masa berlakunya;

b. mengisi formulir permohonan; c. menyerahkan rekaman:

1. Akta perubahan nama direksi/pengurus untuk perubahan data nama direksi/pengurus;

2. Surat   Keterangan   Domisili   BUJK  yang   berlaku   dan dilegalisir desa/kelurahanuntuk perubahan alamat BUJK;

(11)

(2) BUJK yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat   (1)   memperoleh  Surat   Keterangan   Penutupan   IUJK  yang ditandatangani   oleh   instansi   yang   diberi   kewenangan   menangani perizinan.

(3) Format formulir permohonan penutupan izin sebagaimana tercantum dalam  Lampiran   2  yang   merupakan   bagian   tidak   terpisahkan   dari Peraturan Daerah ini

(4) Format  Surat   Keterangan  Penutupan   IUJK  sebagaimana   dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran 2 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 15

Pada saat mengajukan proses permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 12 dan Pasal 13, pemohon wajib menunjukan dokumen asli kecuali ketentuan dalam Pasal 12 ayat (1) huruf k dan ketentuan dalam Pasal 13 ayat (1) huruf d.

Pasal 16

(1) BUJK cabang atau perwakilan yang beroperasi  di wilayah  kabupaten wajib memiliki klasifikasi dan kualifikasi usaha yang sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi usaha yang dimiliki oleh kantor pusatnya.

(2) BUJK   cabang   atau   perwakilan   wajib   memiliki   rekaman   IUJK   yang telah   dilegalisasi   oleh   instansi   yang   diberi   kewenangan   menangani perizinan di wilayah BUJK induk berdomisili.

Pasal 17

(1) BUJK yang mengajukan permohonan IUJK wajib memiliki PJT­BU. (2) PJT­BU   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   wajib   memiliki   Kartu

Penanggung Jawab Teknik yang diberikan oleh LPJK.

(3) Persyaratan permohonan Kartu Penanggung Jawab Teknik meliputi : a. menyerahkan rekaman kontrak kerja sebagai pegawai tetap yang

ditandatangani oleh penanggung jawab utama badan usaha   dan telah dilegalisir;

b. menyerahkan daftar riwayat pekerjaan;

c. menyerahkan rekaman Kartu Tanda Penduduk; 

d. menyerahkan rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak; dan

e. menyerahkan   rekaman   Surat   Keterangan   Pemberdayaan Penanggung Jawab Teknik.

(4) Tenaga teknik dan/atau tenaga ahli yang berstatus tenaga tetap pada suatu  badan   usaha,   dilarang  merangkap   sebagai  tenaga  tetap   pada usaha orang perseorangan atau badan usaha lainnya di  bidang jasa konstruksi yang sama.

(5) Tenaga teknik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus berdomisili di   wilayah   kabupaten   dimana   badan   usaha   berdomisili   atau kabupaten yang berdekatan yang dapat dijangkau dengan mudah. (6) Format Kartu PJT­BU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum

(12)

Bagian Ketiga

Tata Cara Pemberian IUJK Pasal 18

(1) Instansi   yang   diberi   kewenangan   menangani   perizinan   melakukan pemeriksaan   terhadap   dokumen   permohonan   yang   diajukan   oleh BUJK.

(2) Instansi yang diberi kewenangan menangani perizinan sebagaimana dimaksud   pada   ayat   (1)   sebelum   memberikan   IUJK   wajib   meminta pertimbangan/rekomendasi kepada instansi teknis yang membidangi jasa konstruksi.

(3) Dalam memberikan rekomendasi, instansi teknis dapat melakukan verifikasi lapangan terlebih dahulu bila diperlukan.

(4) Rekomendasi  sebagaimana dimaksud pada ayat (2)  dapat diberikan kepada BUJK dengan syarat :

a. SBU,   SKA   dan/atau   SKT   yang   dimiliki   BUJK   adalah   yang diterbitkan oleh LPJK;

b. Lokasi kantor BUJK sesuai dengan surat keterangan domisili;  c. BUJK yang bersangkutan tidak sedang terkena sanksi; dan

d. BUJK   yang   bersangkutan   tidak   sedang   masuk   ke   dalam   daftar hitam/black list.

(5) Proses   pemberian   IUJK   dilakukan   paling   lama   10   (sepuluh)   hari kerja setelah berkas dokumen persyaratan dinyatakan lengkap. 

(6) Format surat rekomendasi  sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) tercantum dalam  Lampiran 4  yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(7) Alur proses permohonan pelayanan IUJK tercantum dalam Lampiran 5a,  5b,  5c   dan  5d  yang  merupakan   bagian   tidak   terpisahkan   dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat Penomoran IUJK

Pasal 19

(1) Setiap IUJK menggunakan nomor kode izin. 

(2) Tata cara penomoran kode izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum   dalam   Lampiran  6   yang  merupakan   bagian   tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima Masa Berlaku IUJK

Pasal 20

IUJK   mempunyai   masa   berlaku   selama   3   (tiga)   tahun   dan   dapat diperpanjang untuk setiap kali habis masa berlaku.

Bagian Keenam

(13)

(1) Usaha   orang   perseorangan   wajib   memiliki   SKA/SKT   dan   terdaftar pada instansi teknis yang membidangi jasa konstruksi.

(2) Usaha   orang   perseorangan   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1) diberikan Kartu Tanda Daftar Usaha Orang Perseorangan.

(3) Persyaratan   permohonan   Kartu   Tanda   Daftar   Usaha   Orang Perseorangan sekurang­kurangnya meliputi :

a. mengisi formulir permohonan;

b. menyerahkan rekaman SKA atau SKT; c. menyerahkan daftar riwayat hidup; 

d. menyerahkan rekaman Kartu Tanda Penduduk; dan e. menyerahkan rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak.

(4) Format permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam   lampiran   7   yang   merupakan   bagian   tidak   terpisahkan   dari Peraturan Daerah ini.

(5) Format Kartu Tanda Daftar Usaha Orang Perseorangan, sebagaimana dimaksud   pada   ayat   (2)   tercantum   dalam  Lampiran   8  yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VI

HAK DAN KEWAJIBAN PEMEGANG IUJK Pasal 22

Pemegang IUJK berhak :

a. mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi; dan

b. mendapatkan pembinaan dari pemerintah dan pemerintah daerah. Pasal 23

Pemegang IUJK berkewajiban :

a. mentaati ketentuan Peraturan Perundang­undangan; 

b. melaporkan   perubahan   data   BUJK   dalam   waktu   paling   lama 14   (empat   belas)   hari   kalender   setelah   terjadinya   perubahan   data BUJK; 

c. menyampaikan   dokumen   yang   benar   dan   asli   dalam   proses permohonan pemberian IUJK; dan

d. menyampaikan laporan akhir tahun yang disampaikan kepada instansi teknis yang membidangi jasa konstruksi paling lambat bulan Desember tahun berjalan.

Pasal 24

(1) Laporan akhir tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf d meliputi :

a. nama dan nilai paket pekerjaan yang diperoleh; b. institusi/lembaga pengguna jasa; dan

c. kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

(14)

BAB VII

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN INSTANSI YANG  MEMBERIKAN IUJK

Pasal 25

(1) Instansi   yang   diberi   kewenangan   menangani   perizinan,   wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban pemberian IUJK secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Bupati dan ditembuskan kepada instansi teknis yang membidangi jasa konstruksi.

(2) Bupati   menyampaikan   laporan   pemberian   IUJK   kepada   Gubernur secara berkala setiap 4 (empat) bulan sekali.

(3) Laporan   pertanggungjawaban   pemberian   IUJK   sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) meliputi :

a. daftar pemberian IUJK baru; b. daftar perpanjangan IUJK; c. daftar perubahan data IUJK; d. daftar penutupan IUJK;

e. daftar usaha orang perseorangan;

f. daftar BUJK yang terkena sanksi administratif; dan

g. kegiatan pengawasan dan pemberdayaan terhadap tertib IUJK.

(4) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan   format   sebagaimana   tercantum   dalam   Lampiran   10 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(5) Laporan   Pemberian   IUJK   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (2) menggunakan   format   sebagaimana   tercantum   dalam   Lampiran   11 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB VIII

PEMBERDAYAAN DAN PENGAWASAN Pasal 26

Bupati   melalui   Sekretaris   Daerah   atau   pejabat/instansi   teknis   yang membidangi jasa konstruksi yang ditunjuk oleh Bupati selaku Pembina Jasa   Konstruksi   melakukan   pemberdayaan   dan   pengawasan   terhadap pemberian  IUJK   dan   penggunaannya   di   setiap   pekerjaan   konstruksi dengan cara : 

a. memberikan   penyuluhan   tentang   Peraturan   Perundang­undangan jasa konstruksi;

b. memberikan   informasi   tentang   ketentuan   keteknikan,   keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan setempat;

c. melakukan pelatihan terhadap tenaga ahli maupun tenaga terampil jasa konstruksi;

d. menyebarluaskan ketentuan perizinan pembangunan; dan

e. melaksanakan   pengawasan   untuk   terpenuhinya   tertib penyelenggaraan dan tertib pemanfaatan jasa konstruksi.

(15)

Pemberdayaan dan pengawasan sebagaimana  dimaksud dalam Pasal 26 dilakukan melalui pemantauan dan evaluasi laporan secara berkala dari pimpinan BUJK atau data dari sumber lainnya yang bersangkutan.

Pasal 28

(1) Setiap   bulan   pengguna   jasa   BUJK   wajib   melaporkan   kinerja   BUJK kepada instansi teknis yang membidangi jasa konstruksi.

(2) Laporan   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   meliputi   kemajuan pelaksanaan   pekerjaan,   pelaksanaan   mutu   pekerjaan   dan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi.

(3) Pemantauan mutu dan kinerja BUJK  dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang­undangan yang berlaku.

BAB IX

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 29

(1) BUJK   yang   tidak   melaksanakan   perpanjangan   izin   dan   perubahan data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a dan Pasal 13 ayat (1) huruf a, dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis.

(2) Bentuk usaha orang perseorangan yang  tidak memenuhi persyaratan sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   21  dikenakan   sanksi  berupa peringatan tertulis.

Pasal 30

BUJK akan dikenakan sanksi pembekuan IUJK bila :

a. mengabaikan peringatan tertulis sebagaimana diatur dalam Pasal 29 ayat (2) sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing­ masing 1 (satu) bulan, namun tidak memenuhi kewajibannya dan tidak mengindahkan peringatan yang disampaikan;

b. melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (3), Pasal 17 ayat (2) dan ayat (4); atau

c. masuk dalam daftar hitam/black list

Pasal 31

Mekanisme   pembekuan   IUJK   sebagaimana   dimaksud  dalam  Pasal  30 sebagai berikut:

a. sertifikat IUJK dari BUJK yang dijatuhkan sanksi pembekuan ditarik oleh   instansi   yang   diberi   kewenangan   menangani   bidang   perizinan setelah mendapat laporan dari instansi teknis yang membidangi jasa konstruksi; dan

b. instansi   yang   diberi   kewenangan   menangani   bidang   perizinan menerbitkan surat keterangan pembekuan IUJK.

(16)

BUJK akan dikenakan sanksi pencabutan IUJK bila:

a. melakukan   perlanggaran   sebagaimana   dimaksud   dalam Pasal 30 dan telah terkena sanksi pembekuan IUJK sebanyak 2 (dua) kali; 

b. mendapatkan   sanksi   pembekuan   IUJK   sebagaimana dimaksud   dalam   Pasal   30  namun   tetap   melaksanakan   pekerjaan; atau

c. telah   terbukti   menyebabkan   kegagalan   konstruksi dan/atau kegagalan bangunan.  

Pasal 33

Sanksi   yang   dikenakan   terhadap   BUJK  sebagaimana   dimaksud   dalam Pasal 29, Pasal 30, dan Pasal 32 harus diumumkan kepada masyarakat umum   diantaranya   melalui   sistem   informasi   jasa   konstruksi   dan/atau papan pengumuman instansi yang diberi kewenangan menangani bidang perizinan.

Pasal 34

IUJK yang dibekukan dapat diberlakukan kembali bila telah memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. BUJK   telah   mengindahkan   peringatan   teguran   dan   melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b.  BUJK   dinyatakan   tidak   terbukti   melakukan   tindak   pidana   ekonomi sesuai dengan keputusan lembaga peradilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pasal 35

Mekanisme pemberlakuan kembali IUJK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34  adalah sebagai berikut:

a. BUJK   mengajukan   permohonan  pemberlakuan   kembali   IUJK   secara tertulis   beserta   bukti­bukti   pemenuhan   kewajiban   yang   diperlukan kepada instansi yang diberi kewenangan membidangi perizinan;

b. instansi  teknis yang membidangi  jasa konstruksi  memeriksa  berkas permohonan dan melakukan verifikasi lapangan bila perlu;

c. bila  berkas   permohonan   berserta  bukti­bukti  pemenuhan   kewajiban dinyatakan layak, maka instansi yang diberi kewenangan membidangi perizinan   dapat   memberikan   surat   pemberlakuan   kembali   IUJK setelah   mendapat   surat   persetujuan   dari   instansi   teknis   yang membidangi jasa konstruksi; 

d. instansi  yang   diberi   kewenangan   membidangi   perizinan  dapat memberikan kembali sertifikat IUJK kepada BUJK pemohon; dan

(17)

BAB X

SISTEM INFORMASI Pasal 36

(1) Instansi  teknis   yang   membidangi   jasa   konstruksi  melakukan   input data pelayanan IUJK ke dalam Sistem Informasi Jasa Konstruksi yang sekurang­kurangnya meliputi:

a. data BUJK yang sudah memiliki IUJK; b. daftar Usaha Orang Perseorangan; 

c. status berlaku IUJK; dan d. status sanksi terhadap BUJK.

(2) IUJK   dan   Tanda   Daftar  Usaha   Orang  Persorangan   yang   sudah diberikan, ditayangkan melalui media internet. 

(3) Instansi  teknis   yang   membidangi   jasa   konstruksi  melakukan pemutakhiran data pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara berkala.

BAB XI

KETENTUAN LAIN­LAIN Pasal 37

Instansi  teknis   yang   membidangi   jasa   konstruksi  wajib   melakukan koordinasi   dan   melaporkan   kepada  TPJK  tingkat   kabupaten,   tingkat provinsi dantingkat pusat.

BAB XII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 38

(1) IUJK yang diberikan sebelum diundangkannya Peraturan Daerah ini dinyatakan   tetap   berlaku   sampai   dengan   tanggal   berakhirnya   izin tersebut.

(2) Dalam   hal  SKA  dan/atau  SKT  dan/atau  SKPT  belum   memadai   di wilayah kabupaten maka dapat dipergunakan:

a. Sertifikat   Pendidikan   dan   Pelatihan   dengan   materi   manajemen konstruksi yang dikeluarkan oleh lembaga/institusi diklat dengan masa berlaku paling lama 2 (dua) tahun; atau

b. Surat Keterangan Sementara yang dikeluarkan oleh instansi teknis yang membidangi jasa konstruksi menyatakan yang bersangkutan kompeten sebagai penanggungjawab teknik dengan masa berlaku paling lama 2 (dua) tahun.

BAB XIII

(18)

Peraturan Pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

Pasal 40

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 

Agar   setiap   orang   mengetahuinya,   memerintahkan   pengundangan Peraturan  Daerah  ini  dengan penempatannya dalam  Lembaran Daerah Kabupaten Sigi.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIGI TAHUN 2013 NOMOR  3

Ditetapkan di Sigi Biromaru pada tanggal 7 Maret 2013

BUPATI SIGI,

ttd

ASWADIN RANDALEMBAH

Diundangkan di Sigi Biromaru pada tanggal  11 Maret 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIGI

ttd

HUSEN HABIBU

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SIGI

DIDI BAKRAN, SH Pembina

(19)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR   TAHUN 2013

TENTANG

IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

I. UMUM    

Jasa   konstruksi   memiliki   peran   yang   strategis   dalam pembangunan nasional dan semakin mendapat perhatian masyarakat pada berbagai tingkat, sebagaimana terlihat semakin besarnya jumlah badan   usaha   yang   bergerak   di   bidang   jasa   konstruksi.   Peningkatan jumlah BUJK tersebut ternyata belum diimbangi dengan peningkatan kualitas   dan   kinerjanya,   sehingga   perlu   dilakukan   pembinaan   baik terhadap   penyedia   jasa,   pengguna   jasa,   maupun   masyarakat   guna menumbuhkan pemahaman dan kesadaran terhadap tugas dan fungsi serta   hak   dan   kewajiban   masing­masing   dalam   mewujudkan   tertib usaha jasa konstruksi yang terlihat dalam tertib penyelenggaraan dan tertib   pemanfaatan   hasil   pekerjaan   konstruksi.   Sejalan   dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap proses, kualitas hasil   maupun   tertib   pelaksanaan   jasa   konstruksi,   telah   membawa konsekuensi   tuntutan   kualifikasi   penyedia   jasa   dan   pengguna   jasa konstruksi yang memiliki kompetensi tinggi. Selain itu,  tata ekonomi dunia   telah   membuka   peluang   hubungan   kerja   sama   ekonomi internasional   yang   semakin   terbuka   dan   memberikan   peluang   yang semakin luas bagi badan usaha jasa konstruksi nasional. Maksud dan tujuan   Peraturan   Daerah   tentang   Izin   Usaha   Jasa   Konstruksi   ini, adalah untuk memberikan pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Sigi dalam   penerbitan   Izin   Usaha   Jasa   Konstruksi   guna   melindungi kepentingan   masyarakat   dan   pembinaan   masyarakat   bidang   jasa konstruksi, sehingga terwujud tertib penyelenggaraan konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara pengguna jasa dan penyedia jasa   dalam   hak   dan   kewajiban,   meningkatkan   kepatuhan   terhadap ketentuan/peraturan   yang   berlaku,   serta   mewujudkan   peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang jasa

II.PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Cukup jelas Pasal 2

Cukup jelas Pasal 3

Cukup jelas Pasal 4

Cukup jelas Pasal 5

(20)
(21)

Pasal 32

Cukup jelas Pasal 33

Cukup jelas Pasal 34

Cukup jelas Pasal 35

Cukup jelas Pasal 36

Cukup jelas Pasal 37

Cukup jelas Pasal 38

Cukup jelas Pasal 39

Cukup jelas Pasal 40

Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

Pencacahan harga konsumen dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan pada hari Selasa s.d Kamis yang berdekatan dengan tanggal 15. Wilayah pencacahan adalah pasar yang telah

1. Kesejajaran pada novel Ronggeng Dukuh Paruk dan Memoirs of A Geisha yang tergambar melalui identitas perempuan milik ronggeng dan geisha. Persamaan inisiasi di dalam

Perusahaan  yang  lulus  evaluasi  teknis  dilanjutkan  dengan  membuka  dokumen  penawaran biaya (file 2), .. Perusahaan  yang  tidak  lulus  evaluasi  teknis 

Berdasarkan Penetapan Pemenang Nomor : 11/SDP SP.PEMB PLTMH/2016 tanggal 20 April 2016, Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (POKJA ULP) Otsus Kabupaten Gayo Lues SKPD

Berdasarkan Berita Acara Pembukaan Dokumen Penawaran serta Koreksi Aritmatik Biaya Nomor : 356/ Pokja-ULP /2013 tanggal 28 Mai 2013 dan Berita Acara Evaluasi Dokumen

[r]

Learning to do something productive like sew, knit, or plant a vegetable garden is a great way to spend time.. While learning you are using your mind and filling time with things