• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Sarana Budidaya Minapadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Sarana Budidaya Minapadi"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA BUDIDAYA

PETUNJUK TEKNIS

SARANA BUDIDAYA

(2)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya MinapadiTahun 2016

(3)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

1 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya MinapadiTahun 2016

i

SAMBUTAN

Program

minapadi

atau

terintegrasinya

penanaman

padi

dengan

pembudidayaan

ikan yang menjadi satu lokasi memberikan banyak manfaat

bagi

masyarakat. S

emua dapat dilaksanakan secara terintegrasi bahkan dapat

menekan terjadinya alih fungsi lahan dan urbanisasi karena mampu menyerap

tenaga kerja, menambah lahan produksi ikan sehingga mendukung capaian target

produksi ikan nasional.

Peningkatan pendapatan petani dan pembudidaya lebih

tinggi dibandingkan dengan tidak menerapkan program mina padi yang

merupakan salah satu upaya pemerintah yaitu meningkatnya produksi yang diikuti

dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung kedaulatan

pangan.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menilai program minapadi

sebagai tiga kemenangan karena berhasil memberdayakan praktik pertanian dengan

komoditas sektor kelautan dan perikanan. Tiga kemenangan tersebut adalah dapat

meningkatkan panen, meningkatkan pendapatan, serta memperbaiki nutrisi yang

berasal dari hasil panen beras dan ikan.

Melalui budidaya minapadi, produktivitas sawah akan meningkat baik dari

padi yang dihasilkan maupun tambahan pendapatan dari ikan/udang, sehingga

kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi, kesejahteraan petani dan produktivitas lahan

meningkat serta mendukung kedaulatan pangan.

Beberapa metode budidaya minapadi telah berkembang di masyarakat dan

dibina serta didukung teknologinya oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup

Direktorat Jenderal Perikanan Budi daya (DJPB), diharapkan bisa diadaptasi dan

dikembangkan di kawasan yang memiliki potensi baik untuk produksi padi

maupun ikan.

Sarana Budidaya Minapadi yang dilaksanakan diharapkan dapat berdampak

luas terhadap produksi perikanan di Indonesia yang ramah lingkungan dan

berkelanjutan serta berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat pembudidaya

ikan.

Jakarta, Februari 2016

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

(4)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

2 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya MinapadiTahun 2016

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT TuhanYang Maha Esa, karena tanpa

karunia-Nya, Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

ini selesai tepat waktu.

Juklak Sarana Budidaya Minapadi ini disusun untuk menjadi pegangan setiap

pelaku pengembangan kawasan perikanan budidaya terutama Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten dan Kelompok pembudidaya minapadi sebagai pelaku utama

di lapangan. Juklak ini memberi tatanan, batasan dan arah yang jelas, mulai dari

identifikasi dan penetapan Kelompok pembudidaya minapadi, proses

pembudidayaan sampai dengan proses pelaporan. Agar kesuksesan pelaksanaan

bantuan budidaya Minapadi bisa lebih terjamin, Juklak ini juga mengatur sistem

monitoring, pembinaan dan evaluasi pelaksanaan. Ini diatur secara berjenjang mulai

dari pembina pusat, provinsi sampai dengan kabupaten.

Melalui kegiatan bantuan Sarana Budidaya Minapadi diharapkan dapat

mendorong peningkatan kemampuan usaha Kelompok pembudidaya minapadi

penerima, yang ditandai dengan peningkatan produksi, penerimaan usaha serta

pengembangan kewirausahaan. Sehingga diharapkan usaha budidaya Minapadi

dapat mendukung target produksi dan menstimulasi perkembangan usaha

budidaya Minapadi disekitarnya.

Penyusunan juklak ini tentunya telah melibatkan banyak pihak. Terimakasih

disampaikan kepada seluruh staf lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang telah

menyumbangkan pikiran, ide dan pendapat sehingga persiapan hingga finalisasi

juklak ini dapat selesai dengan baik. Juklak bantuan budidaya Minapadi tahun 2016

ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu diharapkan saran dan

masukan untuk kesempurnaan juklak ini. Semoga dengan acuan melalui juklak ini

pelaksanaan kegiatan bantuan budidaya Minapadi dapat terealisasi dengan baik dan

berdampak terhadap pengembangan kawasan budidaya demi kesejahteraan

masyarakat.

Jakarta, Februari 2016

Direktur Produksi dan Usaha Budidaya

(5)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

3 PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 30/PER-DJPB/2016

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN BUDIDAYA MINAPADI TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dilaksanakan kegiatan budidaya minapadi;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Petunjuk Teknis Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016;

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya MinapadiTahun 2016

ii

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

(6)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

4

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);

6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

TENTANG PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN BUDIDAYA

MINAPADI TAHUN 2016.

Pasal 1

Petunjuk Teknis Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016 dipergunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota, kelompok minapadi, dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatan budidaya minapadi secara efektif dan efesien.

Pasal 2

Petunjuk Teknis Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 3

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

(7)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

5

5. rikanan Nomor

. rikanan Nomor

A

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 30/PER-DJPB/2016 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN BUDIDAYA MINAPADI TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perikanan Budidaya saat ini menjadi tumpuan penting dalam menopang pembangunan perikanan nasional seiring dengan fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman bagi kesehatan. Hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi Ditjen Perikanan Budidaya dalam mewujudkan Perikanan Budidaya sebagai ujung tombak dalam menggerakan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat. Disamping itu Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau Asean Economic Community (AEC).

Strategi percontohan perikanan budidaya dilaksanakan melalui peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu pengetahuan melalui industrialisasi perikanan budidaya yang akan diperankan menjadi penghela percepatan percontohan sistem produksi perikanan nasional yang berorientasi pada tren pasar global dan lokal. Percontohan sistem produksi melalui (i) percontohan input teknologi yang sesuai standar (teknologi anjuran), aplikatif, efektif dan efisien berbasis wawasan lingkungan; (ii) meningkatkan daya saing produk hasil produksi budidaya melalui percepatan pelaksanaan kegiatan sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB); (iii) percontohan usaha perikanan budidaya sebagai upaya dalam mensosialisasikan model pengelolaan budidaya berkelanjutan; (iv) percontohan minapadi sebagai bagian dari upaya mendapatkan nilai tambah ganda.

(8)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

6

model budidaya minapadi sebagai upaya dalam memberikan tontonan, tuntunan dan teladan bagi para pembudidaya.

Budidaya minapadi adalah budidaya ikan dan padi dalam satu hamparan sawah. Minapadi dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah karena selain tidak mengurangi hasil padi, juga dapat menghasilkan ikan/udang. Budidaya minapadi dilakukan masyarakat sejak lama walaupun masih menggunakan teknologi sangat sederhana hanya terbatas pada kegiatan tahapan pendederan. Guna mendukung percontohan budidaya minapadi maka Ditjen Perikanan Budidaya membuat kegiatan budidaya minapadi. Usaha ini dapat meningkatkan pendapatan petani karena dapat mencegah fungsi alih lahan sawah dan urbanisasi.

Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pelaksanaan kegiatan budidaya minapadi dilakukan dengan melibatkan kelompok masyarakat atau kelompok kelompok minapadi. Proses ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan dan pelaporan yang akan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat atau kelompok pembudidaya.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi teladan bagi para pembudidaya dalam melakukan percontohan usahanya. Agar implementasi kegiatan tersebut dapat berjalan secara efektif sesuai target, maka perlu disusun dalam bentuk Petunjuk Teknis Kegiatan Budidaya Minapadi.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Petunjuk Teknis ini dimaksukan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota, kelompok minapadi, dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan kegiatan budidaya minapadi.

Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis ini adalah agar pelaksanaan kegiatan budidaya minapadi dapat berjalan secara efektif, efesien, dan tepat sasaran serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan membantu mencegah alih fungsi lahan pertanian.

C. Sasaran

(9)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

7 D. Output

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain

1. penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi percontohan;

2. peningkatan produksi dan produktifitas budidaya ikan dan padi di lokasi percontohan setelah menerapkan input teknologi;

3. keberlanjutan usaha budidaya minapadi di tingkat Kelompok pembudidaya minapadi serta; dan

4. peningkatan minat masyarakat sekitar untuk menerapkan teknologi anjuran dan kaidah Cara Budidaya Ikan Yang Baik pada proses produksi budidaya di lahan usaha masing-masing.

E. Outcome

Berkembangnya kegiatan percontohan budidaya minapadi dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas ikan dan padi sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Kelompok pembudidaya minapadi.

F. Indikator keberhasilan

Indikator tingkat keberhasilan suatu kegiatan minapadi antara lain mencakup:

1. meningkatnya produksi dan produktifitas budidaya ikan dan padi di lokasi percontohan minapadi;

2. meningkatnya usaha budidaya dan bertambahnya luas lahan minapadi; dan

3. meningkatnya pendapatan petani minapadi. G. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Petunjuk Teknis ini meliputi:

1.persiapan;

2.pelaksanaan kegiatan;

3.teknik budidaya minapadi;

4.pengendalian hama; dan

5.monitoring, evaluasi, dan pelaporan.

H. Pengertian

(10)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

8

Ditjen Perikanan

Budidaya (Tim Teknis Pusat)

Dinas KP Kabupaten/Kota

Tim Teknis : -Dinas Kab/Kota -Penyuluh/PPB

Dinas KP Provinsi (Tim Teknis Prov)

Kelompok Minapadi

UPT Ditjen Perikanan

Budidaya

1. Tim Pembina adalah Tim Pelaksana kegiatan pemberdayaan

masyarakat kelompok minapadi di pusat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di tingkat Direktorat Jenderal.

2. Tim Teknis adalah Tim Pelaksana kegiatan pemberdayaan

masyarakat kelompok minapadi di pusat Provinsi dan

Kabupaten/Kota yang dibentuk oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi untuk mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan di wilayahnya.

3. Tenaga Pendamping adalah orang yang bertugas mendampingi

Kelompok pembudidaya minapadi secara terus menerus selama berlangsungnya kegiatan, yang mempunyai latar belakang pendidikan atau pengalaman di bidang kelautan dan perikanan terdiri dari penyuluh perikanan Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan atau Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPB).

4. Kelompok minapadi adalah kumpulan petani/pembudidaya yang

berbadan hukum, mempunyai pengurus dan aturan-aturan dalam organisasi kelompok yang secara langsung melakukan usaha pembudidayaan ikan dalam lingkungan terkontrol, yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan.

5. Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat KKP

merupakan unsur pelaksana Pemerintah dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

6. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang selanjutnya disebut

Direktorat Jenderal adalah salah Direktorat teknis di lingkup KKP yang menyelenggarakan kegiatan perikanan budidaya;

7. Dinas Provinsi adalah satuan kerja perangkat daerah di Provinsi yang

membidangi kelautan dan perikanan.

8. Dinas Kabupaten/Kota adalah satuan kerja perangkat daerah di

Kabupaten/Kota yang membidangi kelautan dan perikanan.

9. Pendampingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Tenaga

(11)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

9 BAB II

PERSIAPAN

2.1. Kelembagaan

Untuk mengkoordinasikan dan mengefektifkan pengendalian, pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan kegiatan budidaya minapadi , maka dibentuk Tim Teknis Pelaksana yang meliputi Tim Teknis Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (SK KPA) dengan struktur kelembagaan sebagaimana pada Gambar 1 dibawah.

Gambar 1. Struktur Kelembagaan Kegiatan Budidaya Minapadi

2.2. Tim Teknis Pusat

Tim Teknis Pusat bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Kegiatan Budidaya Minapadi yang meliputi :

a. mengarahkan pelaksanaan Kegiatan;

b. menyusun Petunjuk Teknis dan petunjuk teknis;

c. menetapkan Tim Teknis dan Kelompok Minapadi berdasarkan usulan kabupaten; dan

d. melakukan sosialisasi, identifikasi, koordinasi, pembinaan, monitoring, dan evaluasi.

Ditjen Perikanan Budidaya (Tim Teknis Pusat)

Dinas KP Kabupaten/Kota

Tim Teknis : -Dinas Kab/Kota -Penyuluh/PPB

Dinas KP Provinsi (Tim Teknis Prov)

Kelompok Minapadi

UPT Ditjen Perikanan

(12)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

10

2.3. Tim Teknis Provinsi

Tim Teknis Provinsi mempunyai tugas:

a. mengusulkan Tim Teknis kepada Direktorat Jenderal;

b. melakukan koordinasi dengan Pusat dan Dinas Kabupaten/Kota; dan c. melakukan sosialisasi, identifikasi, verifikasi, pembinaan, monitoring

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan.

2.4. Tim Teknis Kabupaten/Kota

Tim Teknis Kabupaten / Kota mempunyai tugas:

a. mengusulkan Tim Teknis, lokasi dan Kelompok Minapadi pelaksana kegiatan budidaya minapadi kepada Direktorat Jenderal;

b. melakukan koordinasi dengan Tim Teknis Pusat dan Tim Teknis Provinsi;

c. melakukan Pendampingan teknis kepada Kelompok pembudidaya Minapadi; dan

d. Melakukan sosialisasi, identifikasi, pembinaan, pelaksanaan dan monitoring, evaluasi serta pelaporan kegiatan percontohan budidaya minapadi kepada Dinas Provinsi tembusan Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, Ditjen Perikanan Budidaya yang di tanda tangani oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota.

2.5. Tim Pendamping Teknis (Penyuluh/PPB)

Tim pendamping Teknis mempunyai tugas:

a. melaksanakan kegiatan identifikasi calon lokasi dan kelompok, membantu pembuatan dokumen;

b. mengusulkan lokasi dan Kelompok Minapadi calon pelaksana kepada kepala dinas kabupaten/kota; dan

c. melakukan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan dan menyusun serta menyampaikan laporan kepada Dinas Kabupaten/Kota.

2.6. Kelompok Minapadi

Kelompok Minapadi sebagai penerima mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi:

(13)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

11

b. bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan kegiatan kegiatan

budidaya minapadi;

c. mengikuti ketentuan penerapan teknologi anjuran sesuai (SNI dan

CBIB) dan bersedia untuk disertifikasi CBIB;

d. luas lahan setiap Kelompok Minapadi penerima bantuan paling sedikit

2 hektar (ha);

e. mengikuti bimbingan, pembinaan dan pendampingan teknologi

perikanan budidaya yang efisien dan produktif supaya usahanya berhasil dan menguntungkan; dan

f. menyampaikan laporan kegiatan kegiatan budidaya minapadi yang

(14)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

12

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Identifikasi dan Pemilihan Lokasi

3.1.1 Identifikasi Lokasi

Lokasi kegiatan kegiatan budidaya minapadi ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi oleh Tim Teknis Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dengan memperhatikan aspek teknis, non teknis, dan legalitas yang telah memenuhi kriteria, sebagai berikut:

a. Aspek Teknis:

1) sawah Berada dalam kawasan beririgasi teknis; 2) lokasi terhindar dari banjir dan pencemaran;

3) aspek daya dukung lingkungan (sosial dan keamanan) memenuhi persyaratan; dan

4) kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang akan dikembangkan.

b. Aspek Non Teknis:

1) kelembagaan kelompok; 2) aspek sosial budaya; dan

3) komitmen pelaksana dan dukungan pemerintah daerah. e. Aspek Legalitas

Lokasi sesuai dengan tata ruang daerah dan tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya terkait pemanfaatan ruang/lahan dan status kepemilikan lahannya jelas serta sesuai dengan peruntukan percontohan perikanan.

3.1.2 Pemilihan Lokasi a. Lokasi

Areal persawahan yang dapat digunakan untuk usaha mina padi adalah sawah beririgasi teknis/non teknis atau sumber air lainnya yang memenuhi persyaratan kualitas air budidaya dan tersedia selama masa pemeliharaan. Selain faktor ketersediaan air, sawah yang digunakan juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) air yang digunakan harus memenuhi persyaratan baku mutu

(15)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

13 memiliki sistem pengaturan air yang baik, sehingga air mudah untuk dikendalikan;

2) lokasi harus bebas banjir dan sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah;

3) ketinggian lahan 0-700 meter diatas permukaan laut dan kemiringan tanah relatif rendah;

4) tanah yang dipilih liat berpasir dan tidak porous;

5) pematang harus kuat untuk menahan air minimal 30 cm dari pelataran sawah dengan lebar minimal 50 cm;

6) untuk memudahkan pengangkutan dan pemasaran sebaiknya dipilih areal yang dekat dengan akses jalan; dan

7) agar pengontrolan dapat dilakukan dengan mudah sebaiknya dipilih lahan yang dekat dengan pemukiman penduduk.

b. Sumber air

Sumber air untuk usaha minapadi harus cukup dan berasal dari saluran irigasi atau sumber air lainnya. Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan baku mutu budidaya dan sanitasi, tidak tercemar oleh cemaran fisik, kimia dan biologis dari alam, industri, permukiman dan pertanian serta memiliki sistim pengaturan air yang baik, sehingga air mudah untuk dikendalikan. Air yang digunakan harus dapat mencukupi untuk proses produksi dengan debit 0,3 liter/detik - 0,5 liter/detik per 1000 m2.

3.2. Identifikasi Kelompok Minapadi

Identifikasi calon Kelompok Minapadi dilaksanakan oleh Tim Teknis sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Kelompok Minapadi di utamakan yang belum mendapat bantuan dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir;

b. terdaftar dan diusulkan oleh Dinas Kabupaten/Kota; c. bukan perangkat desa/kelurahan, pegawai ASN, TNI/Polri; d. rergabung dalam kelompok;

e. menerapkan teknologi anjuran (SNI dan CBIB);

f. bersedia dibina dan didampingi oleh Petugas Teknis/Penyuluh/PPB; g. bersedia melanjutkan kegiatan percontohan budidaya minapadi

(16)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

14

h. bersedia dilakukannya pemindahan sarana budidaya apabila tidak

dimanfaatkan sesuai dengan tujuan yang dibuktikan dengan surat pernyataan;

i. bersedia untuk tidak menjual/memindah tangankan kepada pihak

lain semua sarana budidaya yang diberikan dan dibuktikan dengan surat pernyataan; dan

j. bersedia menerima dan memelihara sarana budidaya yang

diserahterimakan yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) barang.

3.3. Penetapan Lokasi dan Kelompok Minapadi

Lokasi dan Kelompok minapadi diusulkan berdasarkan hasil koordinasi, identifikasi dan verifikasi oleh Tim Teknis Pusat dan Daerah.

3.4. Jadwal Tentative Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Minapadi

Tabel 1. Jadwal Tentative Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016

No. Uraian Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des

1 Penyusunan Juklak dan Juknis

2

Identifikasi Lokasi dan Kelompok pembudidaya minapadi/Inventarisasi verifikasi Kelompok pembudidaya minapadi

3

Dukungan lintas sektoral : Pemda Perbatasan, DKP Prov/Kab, Dinas Perhubungan dan SKPD terkait

4 Penetapan Lokasi dan Kelompok Calon Penerima

5 FGD, Sosialisasi

6 Pengadaan Barang dan Jasa di Pusat

7 Pengolahan lahan, caren,

pemupukan dan pemagaran

8 Penanaman bibit padi

10 Penebaran Benih Ikan

11 Pemeliharaan

12 Panen dan Temu Lapang

13 Monitoring dan Evaluasi

14 Pelaporan

(17)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

15 BAB IV

TEKNIK BUDIDAYA MINAPADI

Teknik budidaya minapadi untuk menghasilkan benih ikan umumnya menerapkan sistim tumpang sari dan sistim penyelang. Sedangkan teknik budidaya minapadi untuk menghasilkan ikan konsumsi dilakukan dengan sistim tumpang sari dan palawija.

4.1. Persiapan lahan

Dalam persiapan lahan, tanah diolah dengan sempurna sampai kedalaman 15-20 cm sampai perbandingan lumpur dan air 1 : 1. Pematang dibuat padat dan kokoh agar tidak mudah bocor dan longsor. Uukuran lebar dasar pematang 40 - 50 cm, lebar atas 30 - 40 cm dan tinggi 30 - 40 cm. Pematang dibersihkan dari gulma agar tidak menjadi sarang hama padi maupun ikan. Lapisi pematang dengan lumpur secara berkala agar bersih dan rapi. Setelah kering, lumpur pelapis pematang akan mengeras sehingga gulma tidak mudah tumbuh.

Caren dibuat sebelum pengolahan tanah dimulai diukur secara baik sehingga kedalamannnya sesuai yang dikehendaki karena fungsi caren sebagai media hidup ikan, tempat memberi makan ikan, memudahkan ikan bergerak ke seluruh petakan serta memudahkan panen ikan.

4.2 Wadah Minapadi

Beberapa persyaratan wadah untuk pengembangan minapadi antara lain:

a. wadah pembesaran berupa petakan sawah yang mampu menampung air;

b. wadah dapat dikeringkan dengan sempurna; c. pintu air masuk dan keluar terpisah;

d. dasar caren miring ke arah saluran pengeluaran; e. luasan petakan sawah minimal 500 m2;

f. pematang harus kuat untuk menahan air minimal 30 cm dari pelataran sawah dengan lebar minimal 50 cm;

g. lebar caren minimum 1,5 m dengan kedalaman dari pelataran minimum 0,5m;

(18)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

16

4.3 Pemilihan Benih

4.3.1 Benih Ikan

Jenis ikan yang dibudidayakan harus memenuhi kriteria benih bermutu dan mempunyai nilai ekonomis. Beberapa jenis komoditas yang dapat dikembangan dalam minapadi adalah sebagai berikut :

4.3.1.1 Mas

Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat di sembulka, di bagian mulut di hiasi dua pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang di antaranya kurang sempurna dan warna badan sangat beragam (Susanto,2007)

Klasifikasi

Ikan mas dapat di klasifikasikan secara taksonomi (Susanto, 2007) sebagai berikut :

Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Species : (Cyprinus carpio L )

Benih ikan mas yang digunakan untuk minapadi sesuai dengan SNI Nomor 01-6132-1999 Benih ikan mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain majalaya kelas benih sebar. Kriteria kuantitatif benih ikan mas kelas benih sebar sebagai berikut :

Ciri morfologi

Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono, 2000).

(19)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

17

Jaringan tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak yang bebas. Selain itu system alat pencernaan ikan mas secara umum terdiri atas saluran pencernaan berturut-turut dari mulut hingga ke anus sebagai berikut :

1.Rongga mulut, di dalam rongga terdapat :

a.Lidah yang melekat pada dasar mulut dan tidak dapat digerakan.

b.Kelenjar-kelenjar lendir, tetapi tidak terdapat kelenjar ludah.

c. Rahang dengan gigi-gigi kecil berbentuk kerucut.

2.Faring, yaitu pangkal tenggorokan yang tempatnya yang sesuai

dengan tempat insang.

3.Kerongkongan yaitu kelanjutan faring yang terletak di belakang

insang.

4.Lambung yaitu kelanjutan kerongkongan yang merupakan

pembesaran dari usus.

5.Ususnya panjang dan berliku-liku pada saluran pencernaan terdapat

beberapa kelenjar pencernaan, antara lain :

a.Hati, terletak di bagian muka rongga badan meluas mengelilingi

usus.

b.Pangkereas terletak dibagian lambung dan usus.

c. Jantung, terletak di dalam rongga tubuh yang dibatasi dekat daerah

insang dan di bungkus oleh selaput.

Diantara jenis ikan mas ada perbedaan dari segi sisik, bentuk badan, sirip mata dan perbedaan ini menunjukkan adanya perbedaan strain pada ikan mas. Strain yang ada pada ikan mas antara lain :

1.Punten : Warna sisik hijau gelap, mata menonjol, gerakan lamban dan

jinak punggung lebar dan tinggi, ikan ini mempunyai panjang dan relatif pendek di bandingkan ikan mas lainya.

2.Sinyonya : Warna sisik kuning muda, badan relative panjang, mata

tidak begitu menonjol dan normal pada usia yang masih muda, sedang yang sudah tua sipit, yag masih muda gerakannya jinak dan suka berkumpul pada permukaan air, perbandingan panjang dan terhadap tinggi badan antara 3,66:1.

(20)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

18

3.Majalaya: Warna sisik hijau keabu-abuan, dengan tepi sisik lebih gelap kearah punggung badan relative pendek, punggung tinggi (membungkuk) dengan perbandingan panjang dan tinggi badan 3,20:1 dan gerakan jinak.

4.Kumpai : Warnanya bermacam-macam, tanda yang khasnya adalah siripnya panjang dan gerakannya lambat.

5.Kancra Domas : Sisik kecil-kecil, bagian atas hijau kehitaman dan ada bagian titik yang mengkilap, bagian bawah sebatas garis badan berwarna putih.

6.Fancy Carp (Koi) : Warna beraneka ragam, gerakan lamban dan jinak, badan relatif pendek dan tinggi.

Tabel 1. Kriteria kuantitatif benih ikan mas kelas benih sebar

No Kriteria Larva Kebul Putihan Belo Sangkal

1 Umur maks. (hari) 4 20 40 70 90

2 Panjang total min. (cm) 0,6 1 3 5 8

3 Bobot min. (g) - 0,2 3 6 10

4 Keseragaman ukuran,

min. 80 80 80 80 80

5 Keseragaman warna,

min. 95 95 95 95 95

Benih ikan mas kelas benih sebar tersebut memiliki ciri-ciri yaitu bentuk tubuh tebal, gemuk dan kepala tidak besar, bentuk mata bulat, dengan tingkah laku berenang bergerombol dan aktif menyongsong arus.

4.3.1.2 Nila

Ikan nila diintroduksi dari Afrika, dan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada Tahun 1969. Setahun kemudian, setelah melalui masa penelitian dan adaptasi barulah ikan ini disebarluaskan kepada pembudidaya di seluruh Indonesia dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Pemberian nama ikan nila tersebut berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal Perikanan pada tahun 1972. Nama tersebut diambil dari nama spesiesnya, yakni nilotica yang kemudian diubah menjadi nila. Nama nilotica menunjukkan daerah asal ikan ini, yaitu Sungai Nil di Benua Afrika.

(21)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

19 Habitat aslinya adalah perairan hulu Sungai Nil di Negara Uganda. Kemudian secara alami berkembang dan bermigrasi di perairan hilir sungai melewati Danau Raft dan Tanganyika sampai ke Mesir (sepanjang Sungai Nil). Ikan nila juga terdapat di Afrika bagian tengah dan barat. Populasi terbanyak ditemukan di kolam-kolam ikan di Negara Chad dan Nigeria dan sekarang telah tersebar sampai ke lima benua walaupun habitat yang disukai adalah daerah tropis (Gustiano,2005).

Klasifikasi

Menurut Saanin (1984), klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut : Filum : Vertebrata

Kelas : Osteoichthyes Sub kelas : Acanthopterygii Ordo : Percomorphi Famili : Ciclidae Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Ada beberapa strain ikan nila, diantaranya : Oreochromis niloticus

baringoensis. Oreochromis niloticus cancellatus, Oreochromis niloticus

eduardianus, Oreochromis niloticus filoa, Oreochromis niloticus niloticus,

Oreochromis niloticus sugutae, Oreochromis niloticus tana, Oreochromis

niloticus vulcani.

Awalnya, ikan nila diberi nama Tilapia nilotica. Ikan ini digolongkan kedalam genus Tilapia yang tidak mengerami telur dan larva di dalam mulut induknya. Dalam perkembangannya, para pakar perikanan menggolongkan ikan nila kedalam jenis Sarotherodon niloticus atau kelompok ikan tilapia yang mengerami telur dan larvanya di dalam mulut induk jantan dan betinanya. Akhirnya, diketahui bahwa yang mengerami telur dan larva ikan nila hanya induk betinanya saja. Para pakar perikanan kemudian memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila adalah Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp (Ghufran, 2003).

(22)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

20

Ciri morfologis

Seperti ikan pada umumnya, ikan nila memiliki lima buah sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya

memanjang, dari bagian dorsal tutup insang hingga bagian dorsal sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan bentuknya agak memanjang. Sirip ekor bentuknya membulat dan hanya berjumlah satu buah. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa corak agak gelap melintang vertikal. Corak tersebut memudar saat ikan menjelang dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna kemerahan atau kekuningan ketika musim memijah (Khairuman, 2005).

Oreochromis niloticus memiliki ukuran yang lebih panjang dibandingkan

O. mossambicus dengan perbandingan antara panjang dan tinggi adalah

3:1 dan pada tubuhnya terdapat 10 garis-garis vertikal. Pada sirip ekor terdapat 8 buah garis melintang yang ujungnya berwarna kemerah-merahan. Mata tampak menonjol dan membesar. Letak mulut di ujung tubuh. Posisi sirip terhadap sirip dada adalah Thorasic. Tipe sisik adalah stenoid atau sisik sisir. Rumus jari-jari sirip adalah : P.XVII-13;V.1-5; P.15;A.11-10 dan C.18 (Sugiarto dalam Arthana dan Aryhana 1992).

Ikan jantan dan betina dapat dibedakan dari alat kelaminnya. Alat kelamin jantan berupa tonjolan yang agak meruncing yang letaknya di belakang anus. Alat kelamin ini mempunyai 1 lubang yang berfungsi ganda yaitu sebagai saluran tempat keluarnya sperma dan urin. Alat kelamin betina berupa tonjolan yang tidak runcing. Alat kelamin ini mempunyai lubang genital dan lubang saluran urin yang terpisah (Dharma dan Subagyo, 1994 ). Ikan jantan memiliki ukuran tubuh lebih besar dari ikan betina.

Berdasarkan perkembangan terakhir, telah dirilis varietas ikan nila unggul antara lain varietas : nirwana, jatimbulan, best, sultana, gesit, JICA dan nila merah larasati. Benih ikan nila yang digunakan sesuai dengan SNI Nomor 6140 : 2009 Benih ikan nila hitam (Oreochromis

niloticus Bleeker) kelas benih sebar. Kriteria kuantitatif benih ikan nila

(23)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

21 Tabel 2. Kriteria kuantitatif benih ikan nila hitam kelas benih sebar

No Kriteria Satuan Larva Benih

P I P II P III

1 Umur hari 10 30 40 80 100

2 Panjang total Cm 0,9 – 1,3 1 - 3 3 - 5 5 - 8 8 - 12

3 Bobot min. Gram 0,002 0,5 2,5 4,5 2,5

4 Keseragaman ukuran

min. % 90 90 90 80 80

5 Keseragaman warna

min. % 90 90 90 95 95

Benih ikan nila kelas benih sebar tersebut memiliki ciri-ciri yaitu bentuk tubuh agak pipih, dengan tingkah laku bergerombol di permukaan air, aktif melawan arus air dan bereaksi positif terhadap cahaya dan kejutan.

4.3.1.2Lele

Ikan lele (Clarias sp) merupakan ikan yang sudah lama berkembang di Indonesia dan digemari oleh segala lapisan masyarakat sebagai sumber protein. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanngup hidup dalam kepadatan tinggi di lahan dan sumber air yang terbatas. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan 1) dapat dibudidayakan dilahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah, 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah serta 5) waktu usaha yang dibutuhkan tidak terlalu lama.

Ikan lele bersifat nokturnal yaitu aktif bergerak mencari makan pada malam hari. Pada siang hari biasanya berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Ikan lele dilengkapi pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya dan bernafas dengan bantuan labirin yang berbentuk seperti bunga karang di bawah badannya, fungsinya sebagai penyerap oksigen yang berasal dari udara sekitarnya. Maka dalam keadaan tertentu ikan lele dapat beberapa jam berdiam dipermukaan tanah yang lembab dan sedikit kadar oksigennya (Rachmatun, 2007)

Klasifikasi

(24)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

22

Gambar 4. Varietas Inpari 14 Pakuan

Subphyllum : Vertebrata Kelas : Pisces Subkelas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Famili : Clariidae Genus : Clarias Species : Clarias sp

Ciri Morfologi

Secara umum, ikan lele mempunyai karakteristik morfologis sebagai berikut :

1. Tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik dan bersungut atau berkumis.

2. Kepala yang panjang, hampir mencapai seperempat dari panjang tubuh. Kepalanya pipih ke bawah (depressed) dengan bagian atas dan bawah kepalanya tertutup oleh tulang pelat.

3. Tulang pelat membentuk ruangan rongga diatas insang. Diruangan inilah terdapat alat pernafasan tambahan berupa labirin, yang berbentuk seperti rimbunan dedaunan dan berwarna kemerahan. 4. Labirin berfungsi untuk mengambil oksigen langsung dari udara,

sehingga lele mampu bertahan hidup dalam kondisi oksigen (O2) yang minimum.

Selain morfologi, makanan dan kebiasaan makan ikan lele antara lain adalah :

Pemakan hewan dan pemakan bangkai (carnivorousscavanger). Makanannya berupa binatang-binatang renik, seperti kutu-kutu air (daphnia, cladocera, capepoda), cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput kecil dan sebagainya. Ikan ini biasanya mencari makanan didasar perairan, tetapi bila makanan yang terapung maka lele juga dengan cepat memakannya. Dalam mencari makanan, lele tidak mengalami kesulitan karena mempunyai alat peraba (sungut) yang sangat peka terhadap keberadaan makanan baik di dasar, pertengahan maupun permukaan perairan.

Habitat

(25)
(26)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

24

 

 b.Inpari 15 Parahyangan

Varietas Inpari 15 Parahyangan ini memiliki rata-rata hasil 6,1 ton GKG/ha, dengan potensi hasil 7,5 ton GKG/ha, termasuk kelompok umur genjah (sekitar 117 hari setelah sebar), serta memiliki bentuk bentuk tanaman tegak dengan tinggi tanaman sekitar 105 cm (Gambar 2). Tekstur nasi dari varietas ini termasuk kategori pulen dengan kadar amilosa 20,7% dengan mutu beras dan mutu nasi dan rasa nasi sangat baik. Prosentase beras giling dari varietas ini lebih tinggi dibandingkan varietas Ciherang dan Inpari 10, sedangkan prosentase beras kepalanya sedikit dibawah Varietas Ciherang dan Inpari 10.

Dari hasil pengujian ketahanan terhadap hama wereng coklat, varietas ini agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, namun agak rentan biotipe 2, dan rentan terhadap biotipe 3, sehingga tidak direkomendasikan ditanam di daerah endemik wereng. Dari aspek ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri/kresek, varietas ini menunjukkan respon agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, namun agak rentan terhadap strain IV dan strain VIII. Sedangkan untuk ketahanan terhadap serangan penyakit blas daun, varietas ini memberikan respon tahan terhadap penyakit blas daun ras 033, agak tahan terhadap penyakit blas ras133 dan 073, namun rentan terhadap ras 173, serta memberikan respon rentan terhadap serangan virus tungro, sehingga tidak dianjurkan ditanam di daerah endemik tungro.

c.Inpari 16 Pasundan

Varietas Inpari 16 Pasundan memiliki rata-rata hasil 6,3 ton GKG/ha dengan potensi hasil 7,6 ton GKG/ha, termasuk kelompok umur genjah (sekitar 118 hari setelah sebar), serta memiliki bentuk tanaman tegak dengan tinggi tanaman sekitar 102 cm (Gambar 3). Tekstur nasi dari varietas ini termasuk kategori pulen dengan kadar amilosa 22,7% dengan mutu beras, mutu nasi serta rasa nasi sangat baik. Prosentase beras giling dan persentase beras kepala dari varietas ini lebih tinggi dibandingkan varietas Ciherang dan Inpari 10.

(27)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

25 Dari aspek ketahanan terhadap hama wereng coklat, varietas ini memberikan respon agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1 dan 2, serta rentan biotipe 3, sehingga tidak direkomendasikan ditanam di daerah endemik hama wereng. Dari aspek ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri/kresek, varietas ini menunjukkan respon tahan terhadap hawar daun bakteri strain III, namun agak rentan terhadap strain IV dan strain VIII. Untuk ketahanan terhadap serangan penyakit blas daun, varietas ini memberikan respon tahan terhadap penyakit blas daun ras 033, agak tahan terhadap penyakit blas ras 073, namun rentan terhadap ras133 dan 173, serta memberikan juga respon rentan terhadap serangan virus tungro, sehingga tidak dianjurkan ditanam di daerah endemik tungro.

Akselerasi adopsi ketiga varietas unggul baru di atas serta dukungan teknologi budidaya yang dibutuhkan perlu terus dilakukan oleh berbagai petugas terkait, sehingga dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya peningkatan produksi padi dan pendapatan petani. Diharapkan ketiga varietas tersebut memiliki potensi hasil dan produktivitas serta ketahanan terhadap hama dan penyakit padi utama lebih baik dibandingkan varietas popular yang ada (Ciherang dan Inpari 10) dan menjadi varietas unggul spesifik untuk tipe agroekosistim padi sawah yang terdapat di Jawa Barat. Ketiga varietas tersebut cocok ditanam di ekosistim sawah tadah hujan dataran rendah sampai ketinggian 600 meter dpl.

4.4 Sistim minapadi

Ada beberapa sistim minapadi yang dikenal saat ini yaitu sebagai berikut :

a. Sistim penyelang, menghasilkan ukuran benih seperti : nila, mas, tawes, nilam, lele, gurami, patin dan ikan lainnya.

Persiapan lahan :

 Membabat jerami sampai pangkalnya dan akar yang tersisa dibenamkan;

 Perbaikan pematang untuk mencegah kebocoran air;

 Perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran serta dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari kawat, bambu atau jaring;  Pengolahan dan pembalikan tanah;

(28)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

26       Panen Primo

0 3 -

Tan am

Tan

am Penyiang

Penyiang

20 - 30 - 45 - 10

Ke Panen ikan Tana

m uk.konsuPanen

15 - 20

20 – 30

Keb Panen Ikan

25 – 30

Belo/

Panen Ikan

40-55

Toko Panen udang

95  Pembuatan caren keliling dengan lebar 40-100 cm, kedalaman

60-100 cm dan caren penampungan (kobakan panen) dengan ukuran 1x2 m dan kedalaman 50-75 cm.

Gambar 7. Contoh persiapan lahan dengan sistim penyelang

Pemupukan :

Pupuk organik dengan dosis 150-500 gram/m2 dan kapur dengan dosis 50 gram/m2 yang diberikan setelah petakan digenangi air setinggi 30-40 cm dan suplai air terus-menerus.

Pemeliharaan :

 Benih ikan yang ditebar sebanyak 100.000 ekor/ha/musim tanam

dengan ukuran tebar 1-3 cm.

 Pakan tambahan untuk ikan berupa pelet halus sebanyak 20%

dari bobot total ikan, dengan frekuensi 2 kali sehari;

 Ketinggian air di pelataran sawah selama masa pemeliharaan adalah 30-40 cm;

 Balikkan tumpukan jerami 3 (tiga) hari sekali untuk mempercepat proses pembusukan dan pertumbuhan pakan alami;

 Monitoring kualitas air dilakukan agar kualitas air sesuai dengan standar pemeliharaan ikan.

Pemanenan :

 Panen dilakukan 2 – 3 hari sebelum tanam padi;

 Dengan sistim ini diperkirakan dapat memproduksi benih

berukuran 3-5 cm dengan masa pemeliharaan 20 hari sebesar 60.000-80.000 ekor/ha/musim tanam;

(29)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

27 b. Sistim tumpang sari

Persiapan lahan :

 Sawah dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan penanaman padi dan pemeliharaan ikan;

 Perbaikan saluran pemasukan dan pengeluaran serta dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari kawat, bambu atau jaring;  Pengolahan dan pembalikan tanah;

 Pembuatan caren keliling dengan lebar 40-100 cm, kedalaman

60-100 cm dan caren penampungan (kobakan panen) dengan ukuran 1x2 m dan kedalaman 50-75 cm. Dengan sistim ini caren dapat dibuat kolam dalam dengan ukuran 0,8-1 meter.

Pemupukan :

Pemupukan dasar dan susulan dengan dosis 50% dari dosis pemupukan yang biasa digunakan dalam kondisi sawah masih berlumpur.

Gambar 8. Jadwal tanam ikan pada budidaya mina padi sesuai ukuran ikan dan lama pemeliharaan

Penebaran ikan :

Padat penebaran dan ukuran benih ikan disesuaikan dengan tujuan penanaman, penebaran pertama benih berukuran 5-8 cm (fingerling) dengan padat penebaran 5-10 ekor/m2 dilakukan setelah penanaman bibit padi berumur ± 7 hari.

Pemeliharaan :

 Pakan tambahan berupa pelet halus dengan dosis maks.3% dari berat bobot biomassa;

 Monitoring kualitas air dilakukan agar kualitas air sesuai dengan standar pemeliharaan ikan.

Panen Primo

0 3 -

Tan am

Tan

am Penyiang

Penyiang

20 - 30 - 45 - 10

Ke Panen ikan Tana

m uk.konsuPanen

15 - 20

20 – 30

Keb Panen Ikan

25 – 30

Belo/

Panen Ikan

40-55

Toko Panen udang

(30)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

28

Pemanenan :

 Panen ikan 1 minggu sebelum panen padi dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat suhu udara rendah;

 Setelah masa pemeliharaan selama 90 hari dihasilkan ikan berukuran minimal 100 g/ekor sebanyak 30.000 - 60.000 ekor atau minimal 3-6 ton.

Gambar 9. Proses pemanenan ikan di sawah

c. Sistim Palawija

Dalam sistim ini, persiapan lahan, penebaran benih, pemeliharaan, panen serta monitoring kualitas air sama seperti sistim tumpang sari, perbedaan dalam sistim ini pemeliharaan ikan tidak dilakukan bersama padi.

Gambar 10. Pemanfaatan pematang sawah

4.5 Model tanam padi

Model tanam padi yang digunakan untuk budidaya minapadi antara lain :

a. Model jajar legowo

(31)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

29 ikan, juga agar sinar matahari dapat langsung mengenai petakan sawah sehingga dapat meningkatkan produksi padi sebesar 12–22% dan memberikan ruang yang luas untuk pemeliharaan ikan.

Gambar 11. Model jajar legowo

b. Model tegel yang dilengkapi parit/caren

Perbedaan model ini terletak pada jarak padi 20 cm, sehingga untuk minapadi harus dilengkapi dengan caren/parit. Berbagai letak caren/parit pada petakan sawah yaitu : caren/parit keliling, tengah, diagonal dan ada juga yang dilengkapi dengan petak pengungsian. Fungsi dari parit/kemalir yaitu : untuk melindungi ikan dari kekeringan pada saat terjadi kebocoran, memudahkan panen ikan, tempat memberi makan ikan dan untuk memudahkan ikan bergerak ke seluruh petakan.

Gambar 12. Model tegel yang dilengkapi parit/caren

c. Model kolam dalam

Modal kolam dalam adalah model tanam padi jajar legowo atau tegel yang dilengkapi parit/caren dalam dengan ukuran caren lebar minimal 1 meter dan kedalaman 0,8-1 meter. Dengan menggunakan model kolam dalam, panen padi dapat meningkat hingga 15 % per satuan luas petakan sawah

Gambar 13. Minapadi kolam dalam 

(32)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

30

penurunan suhu agar tingkat metabolisme dan aktivitas ikan menurun.

Gambar 14 .Pengemasan ikan segar

4.6 Pengelolaan air

Pengelolaan kualitas air untuk produksi ikan konsumsi dengan sistim

minapadi harus selalu diperhatikan meliputi : monitoring parameter

kualitas air yang diukur sesuai kebutuhan dan pemantauan kesehatan

ikan minimal 10 hari sekali. Data hasil monitoring dicatat dan disimpan

secara baik sebagai dasar dalam pengendalian kualitas air, kesehatan dan

pertumbuhan ikan. Pengamatan pematang sawah juga harus dilakukan

untuk menghindari adanya kebocoran pada petakan lahan sawah.

Parameter kualitas air budidaya untuk minapadi dapat dilihat pada Tabel

Tabel 4. Kualitas air budidaya untuk minapadi

No Parameter Satuan Kisaran

1 Suhu oC 25 – 31

2 pH - 5 – 8

3 DO mg/l > 3

4 Amoniak total

(TAN)

mg/l maks. 1

4.7 Pemberian pakan

Dalam usaha budidaya, pakan merupakan komponen biaya terbesar

selama pemeliharaan yaitu berkisar antara 80-85 %. Kebutuhan pakan

yang berkualitas sangat berpengaruh bagi pertumbuhan ikan. Untuk

mendapatkan produk ikan yang memenuhi jaminan mutu dan keamanan

pangan, maka pakan ikan yang digunakan harus memiliki nomor

pendaftaran/sertifikat yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perikanan

Budidaya atau surat jaminan dari instansi yang berkompeten.

Pemberian pakan disebarkan secara perlahan untuk memberikan

waktu bagi ikan memakan pelet dan pembudidaya dapat melihat

kebiasaan makan pada ikan ini. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak

maksimal 3% dari total biomassa. Proses produksi ikan konsumsi dengan

sistim minapadi dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 5. Proses produksi ikan konsumsi dengan sistim minapadi

No Karakteristik Satuan

Pembesaran Ikan mas Ikan nila Ikan nilem

1 Penebaran benih

- Padat tebar benih

- Ukuran

ekor/m2

cm

5 – 10 5 – 8

5 – 10 5 – 8

5 – 10 5 – 8

2 Pakan

- Dosis

- Frekuensi

(33)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

31

- Jenis pakan

3 Waktu pemeliharaan hari 90 –

100

90 – 100

90 – 100

4 Pemanenan

- Sintasan produksi

- Ukuran

% g/ekor

min. 60 min.10

0

min. 60 min.10

0

min. 60 min.100

Sumber : RSNI3 Produksi ikan konsusmsi dengan sistim minapadi

Penentuan jumlah pakan dilakukan dengan cara sampling yaitu mengambil beberapa ekor ikan dan menimbang bobotnya, sehingga dapat diduga bobot total (biomass) sebagai berikut :

Bobot total = rata-rata bobot ikan sampling x jumlah ikan total

4.8 Panen

Ikan dapat dipanen dalam waktu pemeliharaan 90-100 hari atau lebih sesuai ukuran yang dibutuhkan oleh konsumem. Biasanya ikan konsumsi dapat dijual setelah mencapai ukuran minimal 100 gram/ekor, tetapi semakin besar ukuran ikan harganya juga semakin tinggi. Teknik memanen yang sangat mudah dilakukan dengan cara mengeringkan sawah baik beberapa atau menyeluruh. Jika ingin memanen seluruh ikan, maka petakan sawah dapat dikeringkan seluruhnya. Pada waktu pemanenan sebaiknya dimasukkan air segar kedalam petakan sawah dan pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Air dibuang melewati saluran pembuangan di dalam sawah hingga seluruh ikan dapat mengumpul di dalam kobakan dan selanjutnya ditangkap menggunakan serok.

4.9 Pengemasan

Pengemasan dan pengangkutan ikan hasil panen bisa dilakukan dalam keadaan mati maupun dalam keadaan hidup. Dalam pengemasan dalam keadaan hidup, perlu dilakukan penurunan suhu agar tingkat metabolisme dan aktivitas ikan menurun.

Pengemasan ikan dalam keadaan segar dilakukan dalam wadah dan dicampur dengan es curah. Sebelum dikemas, udang terlebih dahulu dicuci bersih. Penanganan/pengemasan dalam suhu dingin (prinsip rantai dingin) dan bersih dilakukan untuk menjaga mutu ikan tetap segar. Pencucian dimaksudkan untuk membersihkan kotoran dan lendir yang dapat mendorong timbulnya sumber penyakit. Setelah pencucian selesai

Gambar 14 .Pengemasan ikan segar

(34)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

32

dilakukan, maka ikan siap untuk dikemas dalam kantong plastik dan selanjutnya disusun dalam kendaraan transportasi untuk diangkut.

(35)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

33 BAB V

PENGENDALIAN HAMA

5.1 Pengendalian Hama Padi

Secara biologis, ikan dapat menekan perkembangan hama tanaman padi seperti : keong mas, wereng, hama putih dan penggerek batang, ikan akan memakan telur maupun larva hama tanaman yang fase pertumbuhannya didalam air, misalnya keong mas, karena larva didalam air maka menjadi pakan ikan.

Dengan minapadi, beberapa bentuk serangan hama padi dapat dikendalikan. Untuk mengantisipasi serangan hama padi pada daerah-daerah endemik, dapat digunakan pestisida alami seperti saponin (terdapat dalam biji teh), rotenon (terdapat dalam akar tumbuhan) dan nikotin (terdapat dalam daun tembakau) yang diberikan bersamaan dengan pemupukan dasar (Murdjani, 2011).

Gambar 16. Saponin, rotenon dan nikotin (dari kiri ke kanan)

5.2 Pengendalian hama ikan

Hama ikan yang selama ini terjadi pada usaha minapadi berupa : ular, belut, ikan gabus, biawak, linsang (sero), burung kuntul dan kuang-kuang. Untuk mengendalikan hama ular dapat dilakukan dengan meletakkan bubu perangkap di dalam petakan sawah (A. Fagi, 1994).

Gambar 17. Jenis-jenis hama ikan

(36)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

34

(37)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

35 BAB VI

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

6.1 Monitoring

Monitoring bertujuan untuk memantau kegiatan kegiatan budidaya minapadi mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan panen.

6.2 Evaluasi

Evaluasi bertujuan untuk membandingkan antara rencana dengan realisasi kegiatan untuk menjadi rekomendasi yang akan datang. Evaluasi juga bertujuan untuk melihat dampak sebelum dan sesudah penerapan budidaya minapadi. Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan menganalisa relevansi, efektifitas dan dampak dari hasil pelaksanaan kegiatan terhadap tujuan, sasaran, indikator keberhasilan yang diharapkan serta melihat sejauh mana permasalahan yang dihadapi sebagai bahan acuan dan referensi untuk menentukan alternatif solusi dan rencana tindak lanjut.

Evaluasi pelaksanaan kegiatan budidaya minapadi tersebut mencakup:

a. penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi pelaksaan kegiatan; b. peningkatan produksi dan produktifitas budidaya ikan setelah

melalui input teknologi;

c. dampak pelaksanaan kegiatan budidaya minapadi terhadap peningkatan pendapatan Kelompok pembudidaya minapadi serta keberlanjutan sistim usaha budidaya di tingkat Kelompok Minapadi; dan

d. penyebarluasan penerapan teknologi anjuran pada kawasan sekitarnya.

6.3 Pelaporan

Pelaporan bertujuan untuk menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan kegiatan budidaya minapadi, kendala, solusi dan rencana tindak lanjut. Pelaporan pelaksanaan kegiatan diketahui kepala dinas Kab/Kota dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq : Direktur Produksi dan Usaha Budidaya melalui faks 021-3514758 atau email subdit.atpl.produs.bddy@gmail.com

(38)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

36

BAB VII PENUTUP

Peningkatan produktivitas budidaya dengan melakukan optimalisasi pemanfaatan potensi budidaya melalui penerapan teknologi anjuran dan kaidah CBIB menjadi salah satu strategi yang diharapkan mampu memberikan sumbangan nyata dan lebih besar terhadap peningkatan produksi perikanan budidaya.

Pelaksanaan kegiatan budidaya minapadi selain sebagai sarana diseminasi teknologi budidaya anjuran teritegrasi antara perikanan dan pertanian yang diharapkan mampu memacu semangat dan minat kelompok minapadi untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada di daerahnya secara optimal, bijaksana dan berkelanjutan.

Petunjuk Teknis ini diharapkan akan dapat menjadi acuan dan referensi bagi setiap pemangku kepentingan dalam pelaksanaan kegiatan secara efektif dan efisien.

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

(39)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

37

LAMPIRAN II

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR /PER-DJPB/2016 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN BUDIDAYA

MINAPADI TAHUN 2016

Format 1

Form Surat Usulan Penetapan

Tim Teknis Daerah

KOP Dinas Kabupaten

lokasi, tglbulan – 2016 Kepada

Yth. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya di

Jakarta

Menindaklanjuti Program Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun Anggran 2016 Ditjen Perikanan Budidaya, dengan ini Dinas Kelautan dan Perikanan ... Kabupaten ... menyampaikan usulan nama-nama tim teknis Sarana Budidaya Minapadi sebagai berikut :

No Nama Jabatan dan

Instansi

Alamat dan Nomor HP

Demikian disampaikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan atas kerjasamanya diucapkan terimakasih.

Kepala Dinas Kabupaten...

(40)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

38

Format 2 Form Identifikasi dan Seleksi Lokasi, Pembudidaya dan Kelompok Minapadi

CHECKLIST IDENTIFIKASI CALON LOKASI DAN KELOMPOK MINAPADI PELAKSANA KEGIATAN BUDIDAYA MINAPADI

TAHUN 2016

an

an,

Tim Teknis (Ketua) :

Nama Kelompok

pembudidaya minapadi :

Lokasi Usaha

- Desa :

- Kecamatan :

- Kab/Kota :

- Provinsi :

Tanggal Identifikasi :

Komoditas :

No. Persyaratan Kesesuaian Kondisi existing/Keterangan

Ya Tidak

I Lokasi

1 Sesuai dengan tata letak daerah, tidak

terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya dan memiliki legalitas status lahan

2 Secara teknis berada pada lingkungan

yang sesuai dengan kelayakan teknis komuditas ikan yang akan

dibudidayakan

3 Tingkat resiko bahaya keamanan pangan

dari bahaya kimiawi, biologis dan fisik rendah

4 Memiliki kemudahan aksesisbilitas (jalan,

komunikasi, sumber benih, pasar dll)

II Kelembagaan Kelompok

1 Memiliki surat keterangan/ pengukuhan

kelompok dan atau terdaftar di Dinas

Kab/ Kota dan Berbadan hukum Akte Notaris / Koperasi*)

2 Memiliki struktur organisasi dan

anggota/ SDM yang jelas/memadai

3 Status kelompok telah berkembang dan

masih aktif dalam kegiatan usaha

budidaya

4 Belum pernah menerima bantuan dana

PUMP/TP dari Ditjen PB

Catatan : *) Coret salah Satu kalau jawaban Ya

1 Kesimpulan :

2 Usulan/Rekomendasi :

……….., tanggal/bulan/tahun

(41)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

39

No Nama/ Jabatan Tanda tangan

1 ...( Ketua) 1 ...

2 ...( Anggota) 2 ...

3 ... ( Anggota) 3 ...

Catatan:

*) coret yang tidak perlu

an

an,

(42)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

40

Format 3

Form BA Hasil Identifikasi Lokasi dan Kelompok Minapadi Calon Pelaksana kegiatan kepada Kepala Dinas Kabupaten

Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Kelompok Minapadi Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016

Nomor : ...

………….……….

Pada hari ini tanggal ……….… bulan …...….. tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...

NIP : ...

Jabatan : ... bertindak sebagai ketua Tim

Teknis

Satuan kerja :

Menyatakan bahwa:

Nama Kelompok : ………..

Lokasi

- Jalan :

- Desa/Kelurahan :

- Kecamatan :

- Kabupaten/Kota :

- Provinsi :

- Titik koordinat :

Berdasarkan hasil identifikasi calon lokasi dan calon Kelompok pembudidaya minapadi pelaksana Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016 yang dilaksanakan pada tanggal ... bulan ... tahun 2016, telah memenuhi persyaratan dan kelayakan secara teknis serta manajemen kelompok sebagai calon pelaksana Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016 (data Kelompok pembudidaya minapadi dan hasil identifikasi terlampir).

Selanjutnya kami Tim Teknis mengusulkan calon lokasi dan calon Kelompok pembudidaya minapadi tersebut di atas untuk dapat ditetapkan sebagai pelaksana Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016.

Demikian Berita Acara usulan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui: Yang mengusulkan:

Ketua kelompok Ketua Tim teknis

ttd

(...)

ttd

(43)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

41 Format 4

Contoh Usulan Kelompok Minapadi Calon penerima kegiatan oleh Dinas Kabupaten

..., ... 2016

Nomor :

Perihal : Usulan Kelompok Minapadi Calon Penerima Kegiatan Budidaya Minapadi

Lampiran: 1 (satu) berkas

Yth. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

Cq. PPK Satker Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya TA.2016 , Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Jalan Medan Merdeka Timur No. 16, Gedung Mina Bahari (GMB) IV lantai 6, Jakarta Pusat 10110

Di

Jakarta Selatan

Sesuai ketentuan Petunjuk Teknis Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016, bersama ini terlampir kami sampaikan usulan lokasi dan Kelompok pembudidaya minapadi pelaksana paket Sarana Budidaya Minapadi berdasarkan hasil identifikasi dan verifikasi Tim Teknis.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terimakasih.

Kepala Dinas Kabupaten...

(………..) NIP. ...

Keterangan :

Daftar usulan kelompok ditulis dalam bentuk tabel yang terdiri dari (Nama Kelompok pembudidaya minapadi, Alamat Kelompok pembudidaya minapadi, Nama pengurus/anggota dan Jenis Usaha)

KOP DINAS

(44)

-Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

42

Format 5

Form Berita Acara Penetapan lokasi dan Kelompok Minapadi

Berita Acara Penetapan Lokasi dan Kelompok Minapadi Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016

Nomor : ...……

…….……….

Pada hari ini tanggal ……….… bulan …...….. tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

NIP :

Jabatan :

Satuan kerja :

Berdasarkan Berita Acara identifikasi lokasi dan Kelompok Minapadi pelaksana Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016 Nomor :... tahun 2016 yang mengusulkan :

Nama Kelompok : ………..

Lokasi

- Jalan :

- Desa/Kelurahan :

- Kecamatan :

- Kabupaten/Kota :

- Provinsi :

- Titik koordinat :

Menetapkan lokasi dan kelompok tersebut di atas sebagai pelaksana Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016.

Demikian Berita Acara penetapan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepala Dinas Kabupaten ...

ttd

(……….)

Keterangan;

Titik koordinat merupakan range antara LS/LU dan BB/BT

(derajat (0) menit (‘) detik (“) LS/LU dan derajat derajat (0) menit (‘) detik (“)

(45)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

43 Format 6

Contoh Surat Pengajuan Permohonan Paket Bantuan

KOP KELOMPOK MINAPADI

lokasi, tglbulan – 2016 Kepada

Yth. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya di

Jakarta

Bersama ini kami pengurus dan anggota Kelompok Minapadi ... (isi nama

Kelompok Minapadi) ... yang beralamat di ...(isi alamat lengkap)..., mengajukan

permohonan untuk dapat memperoleh bantuan paket sarana produksi melalui kegiatan Budidaya Minapadi dengan Proposal Pengembangan Kegiatan Budidaya Ikan (terlampir). Adapun susunan pengurus dan anggota sebagai berikut :

a.Ketua : ……….

b.Sekretaris : ……….

c.Bendahara : ……….

Anggota :

: 1. ...... 2. ......

3. dst

Kontak

(Telp/HP/Email)

: ……….

: ……….

No & Tgl Pendirian/ Pengukuhan Kelompok

: ...diisi no & tgl pendirian/pengukuhan

kelompok..

Oleh: Pejabat yang berwenang atau KepalaDesa/Kepala Dinas Kab...

Demikian kami sampaikan, seluruh data benar adanya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ketua Kelompok

(………..) Mengetahui,

Kepala Dinas Kabupaten ……...…

(………..) NIP. ………

Ketua Tim Teknis

(………..)

(46)

-Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

44     Format 7

Form Proposal Kelompok Minapadi

PROPOSAL

KEGIATAN PERIKANAN BUDIDAYA

a. Pendahuluan/Latar Belakang : (diisi secara singkat, jelas dan padat)

b. Tujuan Usaha : (diisi secara singkat, jelas dan padat)

c. Jenis Budidaya dan Komoditas

yang akan dikembangkan : (pilihan disesuaikan)

d. Lokasi Usaha : (diisi alamat lokasi usaha, status lahan)

e. Wadah Budidaya dan Metode Budidaya yang akan Digunakan

: (disesuaikan dengan komoditas yang

dibudidayakan)

f. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Usaha

: (berisi jadwal kegiatan mulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan pekerjaan sampai dengan panen untuk jenis budidaya yang dikembangkan)

g. Produksi sebelum Menerima Bantuan

: ... ton/ekor per siklus

h. Pendapatan Rata-rata Kelompok pembudidaya minapadi sebelum Menerima Bantuan

: Rp. ... per tahun

i. Target produksi setelah Menerima Bantuan

: ... ton/ekor per siklus

j. Target pendapatan Rata-rata Kelompok pembudidaya minapadi setelah Menerima Bantuan

: Rp. ... per tahun

k. Rencana Anggaran Bersama (RAB) : (berisi rekapitulasi seluruh kebutuhan anggaran untuk kegiatan pelaksanaan budidaya yang akan dilaksanakan)

l. Penutup : (diisi secara singkat, jelas, dan padat)

m. Lampiran : 1)Data Kelompok pembudidaya

minapadi (berisi data anggota

Kelompok Minapadi secara lengkap mulai dari nama, alamat, jabatan dalam kelompok, fotocopy kartu identitas, data-data)

2)Kerangka Acuan kerja (KAK)

3)Surat pernyataan siap swakelola

4)Pakta Integritas

5)Fotocopy buku tabungan (an.

Kelompok)

lokasi, tgl – bulan – 2016

Ketua Kelompok

(………..)

Sekretaris Kelompok

(………..)

(47)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

45 Format 8 Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB)

KOP KELOMPOK MINAPADI

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Budidaya Ikan ………..

A. INFORMASI UMUM

1. Nama Kelompok : ………. 2. Alamat : Jalan, Kampung, RT/RW, ttk koordinat

Desa : (nama& titik koordinat)

Kecamatan : (nama)

Kab : ... Provinsi : ...

B. KEGIATAN BUDIDAYA IKAN

No Usaha Produktif Budidaya Satuan Volume Nilai (Rp.) 1. a. Perapihan Lahan

dan pembuatan kemalir

b. Pembuatan Pagar 2. Peralatan Budidaya

a.……….. b.……….. 3. Sarana Produksi

 Padi

 Pupuk non subsidi

 Benih ikan

mas/nila/lele (25 gram)  Pakan

4. Lain-Lain

TOTAL

Mengetahui, Ketua Tim Teknis

(………..) NIP. ………

Ketua Kelompok

(………..) :

: Jenis Budidaya dan Komoditas

: s

Wadah Budidaya dan Metode : g

: ri

:

lah Menerima :

Rencana Anggaran Bersama (RAB) : n

: t)

(48)

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Tahun 2016

46

Format 9

Contoh Pakta Integritas Kelompok Minapadi

PAKTA INTEGRITAS

KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ...(diisi nama ketua Kelompok Minapadi)

Jabatan : Ketua Kelompok Minapadi ... (diisi nama Kelompok

Minapadi)

Alamat : ...(diisi alamat ketua sesuai KTP)

Bertindak untuk dan atas nama: Kelompok Minapadi ……… (diisi

nama Kelompok Minapadi)

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016, dengan ini menyatakan bahwa saya:

1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);

2. Akan bertanggung jawab atas pencapaian target kinerja program sesuai

dengan proposal dan rencana kerja yang telah disusun;

3. Akan bertanggungjawab atas pelaksanaan agar sesuai dengan peruntukan

dan tepat sasaran dengan berpedoman pada Petunjuk Teknis Kegiatan Budidaya Minapadi Tahun 2016;

4. Akan menyimpan setiap tanda bukti transaksi/pengeluaran dana;

5. Akan melaporkan kepada pihak yang berwajib/berwenang apabila

mengetahui ada indikasi KKN di dalam proses pelaksanaan pekerjaan, serta;

6. Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam Pakta Integritas ini,

saya bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

...,...,...2016

Kabupaten / Kota ...

Materai Rp 6.000,-

Ketua Kelompok Minapadi

Gambar

Gambar 1. Struktur Kelembagaan Kegiatan Budidaya Minapadi
Tabel 1.  Jadwal Tentative Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Minapadi  Tahun 2016
Tabel 1. Kriteria kuantitatif benih ikan mas kelas benih sebar
Tabel 2. Kriteria kuantitatif benih ikan nila hitam kelas benih sebar
+7

Referensi

Dokumen terkait