• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2014-2018 BERDASARKAN TREND BOR TAHUN 2009-2013 DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG - UDiNus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2014-2018 BERDASARKAN TREND BOR TAHUN 2009-2013 DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG - UDiNus Repository"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2014-2018 BERDASARKAN TREND BOR TAHUN 2009-2013 DI RSJD Dr. AMINO

GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Tri hastuti

Abstract

One of management of the Inpatient Unit in RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang that needs to be considered is the management of the patient’s bed. Beds used in intensive care patients need to be managed and cared for their use in order to achieve efficiency. At the beginning of the survey notes that RSJD Dr. Amino Gondohutomo has 15 inpatient wards. Available beds per ward has 26 beds. But if the bed in a ward is full, then the hospital will add it with extra bed. The purpose of this study was to determine the needs of beds available in 2014-2018.

The type of research is descriptive research withcross sectional approach. The study variables include inpatient bed day, available beds, period of time, BOR (Bed Occupancy Ratio) and prediction of bed’s need. The data processing used is editing, tabulation, calculation and presentation of data.

Based on the survey results revealed that available beds of the previous 5 years, the year 2009 to 2013 and the next 5 years, the year 2014 to 2018 from 15 wards of different amount of his bed. In that ward that can have available beds ward most is Srikandi, the wards with the type of adult mental health care a girls class III, and the least is Pandudewanata ward with the type of adult mental health care a special blend of VIP class. Obtained available beds by 2009 as many as 333 units, in 2010 as many as 343 units, in 2011 as many as 351 units, as many as 346 units in 2012 and in 2013 as many as 352 units while the predicted results 2014 available beds as many as 419 units, 2015 as 428 units, in 2016 as many as 435 units, as many as 445 units in 2017 and 2018 as many as 446 units. Of the difference existing bedding needs in RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang during 2009-2013 and from the results predicted bed needs in 2014-2018 as many as 94 units.

From the result that have been obtained, available beds for year 2014-2018 in RSJD Dr. Amino Gondohutomo so that the BOR will not too high, that is 33 units for Arimbi, Hudowo, and Madrim, 36 units for Brotojoyo and Citroanggodo, 30 units for Dewaruci, 31 units for Endrotenoyo, 32 units for Gatotkaca, 37 units for Irawan, 29 units for Kresna, 27 units for Larasati, 11 units for Nakula, 58 units for Srikandi, 22 units for UPIP, and 9 units for Pandudewanata.

Key Word : Bed Capacity

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan satu

sistem/bagian dari sistem pelayanan

kesehatan, yang membentuk satu

kesatuan yang bekerja sama dan

bertanggung jawab untuk menuju

satu tujuan bersama guna

menciptakan pelayanan yang

(2)

ditetapkannya Undang-Undang

Nomor 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit maka Rekam Medis

menjadi salah satu kewajiban

pencatatan informasi pasien yang

harus diselenggarakan oleh Rumah

Sakit dengan baik dan benar, dan

telah diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 269/MENKES/PER/111/2008

tentang Rekam Medis. (1)

Bentuk upaya kuratif dan

rehabilitif yang dilakukan rumah sakit

adalah dengan diselenggarakannya

Unit Rawat Inap. Unit Rawat Inap

memiliki peranan yang sangat

penting dalam pengelolaan rumah

sakit, karena sebagian besar

pendapatannya diperoleh dari Unit

Rawat Inap. Pasien yang

menggunakan pelayanan Unit rawat

Inap harus mendapatkan perawatan

secara intensif dan harus tinggal

beberapa hari di rumah sakit. (5)

Salah satu pengelolaan rumah

sakit yang perlu diperhatikan di Unit

Rawat Inap adalah pengelolaan

tempat tidur pasien. Tempat tidur

yang digunakan pasien dalam

perawatan intensif perlu diatur dan

diperhatikan penggunaannya untuk

mencapai efisiensi. Pada survey awal

yang dilakukan, di dapat bahwa di

RSJD Dr. Amino Gondohutomo

Semarang mempunyai 15 bangsal

rawat inap. Jumlah tempat tidur

setiap bangsal mempunyai 26 buah

tempat tidur. Tetapi jika tempat tidur

di suatu bangsal penuh, maka pihak

rumah sakit akan menambahkan

dengan extra bed (panambahan

tempat tidur). Banyaknya pasien

rawat inap dan lamanya hari

perawatan juga mengakibatkan

tingginya nilai BOR. Karena Rumah

sakit jiwa berbeda dengan rumah

sakit umum, maka dalam menangani

pasien yang lama dalam masa

penyembuhan juga akan

mempengaruhi lamanya pasien

dirawat. Untuk standar idealnya,

RSJD Dr. Amino Gondohutomo

mempunyai nilai ideal BOR sendiri

yaitu 85-95%. RSJD Dr. Amino

Gondohutomo Semarang merupakan

rumah sakit jiwa rujukan di Jawa

Tengah, maka pasien banyak dirawat

di rumah sakit jiwa tersebut. Apabila

terdapat pasien rawat inap masuk

dan disuatu bangsal tempat tidur

penuh maka pasien akan di

pindahkan ke bangsal yang masih

mempunyai kapasitas tempat tidur

yang belum melebihi batas maksimal.

TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui kebutuhan tempat tidur

(3)

1. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kapasitas tempat

tidur per bangsal tahun

2009-2013.

b. Mengetahui hari perawatan

per bangsal tahun 2009-2013.

c. Mengetahui periode waktu

tahun 2009-2013.

d. Menghitung BOR per bangsal

tahun 2009-2013

e. Menghitung prediksi jumlah

hari perawatan per bangsal tahun

2014-2018.

f. Menghitung prediksi

kebutuhan tempat tidur per

bangsal tahun 2014-2018.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif,

yaitu penelitian yang memaparkan

hasil-hasil penelitian dan

membandingkannya dengan teori

yang ada. Dengan pendekatan Cross

sectional. Caranya dengan survey

secara langsung pada objek

penelitian kemudian dilanjut

kesimpulannya yang logis dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini

adalah diambil dari data rekapitulasi

bulanan pasien rawat inap yang

berisi data hari perawatan (HP),

periode waktu, jumlah tempat tidur

selama 5 tahun terakhir terhitung dari

tahun 2009-2013 yang akan diolah

datanya dan akan dihitung untuk

mengetahui prediksi kebutuhan

tempat tidur pada 5 tahun

mendatang, yaitu tahun 2014-2018.

Analisa Data

Analisa yang dilakukan adalah

secara deskriptif dengan time series

melalui perhitungan BOR

menggunakan metode trend linear.

Dari peritungan tersebut dapat

diketahui hasil prediksi kapasitas

tempat tidur masing-masing bangsal

pada tahun 2014-2018 di RSJD Dr.

Amino Gondohutomo Semarang.

PEMBAHASAN

1. Kapasitas tempat tidur

Tinggi rendahnya kapasitas

tempat tidur dapat diketahui dari

rata-rata penggunaan tempat

tidur dengan standar ideal yang

diketahui. Di RSJD Dr. Amino

Gondohutomo Semarang

mempunyai standar ideal sendiri

untuk indikator BOR yaitu

80-95%. Standar tersebut

ditetapkan sendiri oleh rumah

sakit karena DinKes belum

menetapkan standar ideal untuk

indikator BOR khusus rumah

sakit jiwa dan indikator BOR

(4)

dapat diterapkan terhadap rumah

sakit jiwa yang mempunyai lama

rawat lebih lama dibandingkan

dengan rumah sakit umum. Dari

data yang diperoleh pada hasil

penelitian, diketahui kebutuhan

tempat tidur selama 5 tahun

terakhir yaitu berjumlah 352

buah. Dari seluruh bangsal yang

ada di rumah sakit, bangsal yang

mempunyai kapasitas paling

banyak pada tahun 2009-2013

terdapat pada bangsal Arimbi,

Brotojoyo, Citroanggodo,

Endrotenoyo, Gatotkaca,

Hudowo dan Irawan dengan

kapasitas tempat tidur rata-rata

26 buah kecuali bangsal srikandi

dengan kapasitas tempat tidur

rata-rata 56 buah. Sedangkan

bangsal dengan kapasitas

tempat tidur paling sedikit pada

tahun 2009-2013 yaitu bangsal

Pandudewanata dengan

kapasitas tempat tidur rata-rata 8

buah. Di RSJD Dr. Amino

Gondohutomo Semarang setiap

bangsalnya mempunyai

kapasitas maksimal tempat tidur

sejumlah 26 buah dengan

penambahan tempat tidur,

berbeda dengan bangsal

Srikandi yang mempunyai

kapasitas maksimal tempat tidur

sejumlah 56 buah. Maka jika

terdapat bangsal yang sudah

mencukupi batas maksimal dan

terdapat pasien yang akan

dirawat inap, pasien akan

ditransfer kebangsal lain yang

masih terdapat tempat tidur

kosong. Di karenakan bangsal

khusus perempuan hanya ada 4

bangsal yaitu bangsal Arimbi,

Brotojoyo, Larasati, dan Srikandi,

bangsal laki-laki sebanyak 7

bangsal yaitu bangsal

Citroanggodo, Dewaruci,

Endrotenoyo, Gatotokaca,

Hudowo, Irawan dan Madrim

serta 4 bangsal adalah bangsal

campuran laki-laki dan

perempuan yaitu bangsal

Kresna, Nakula, UPIP, dan

Pandudewanata.

2. Jumlah hari perawatan

Dari data yang di dapat dari

penelitian dan hasil pengamatan,

jumlah hari perawatan di

masing-masing bangsal setiap tahunnya

pada tahun 2009-2013

berbeda-beda, yaitu pada 5 tahun terakhir

berjumlah 199889 hari. Dari yang

paling banyak hari perawatannya

adalah bangsal Srikandi yaitu

bangsal khusus perempuan

dengan jenis perawatan untuk

(5)

Sedangkan yang paling sedikit

jumlah hari perawatannya adalah

bangsal Pandudewanata. Dari

jumlah perawatan pada bengsal

rawat inap tersebut mengalami

peningkatan pada setiap

tahunnya. Di karenakan

penanganan penyakit jiwa lebih

lama dibandingkan dengan

penyakit yang lain di rumah sakit

umum. Setiap pasien jiwa

rata-rata lama rawat bisa lebih dari 42

hari atau bahkan bisa kurang.

Hal tersebut tergantung dari

tingkat penyakit jiwa yang

dialami seorang pasien. Untuk

efiensi rata-rata lama rawat

seorang pasien jiwa, DepKes

belum menetapkan berapa hari

standar nilai ideal untuk kasus

penyakit jiwa dan standar nilai

ideal yang di tetapkan DepKes

yaitu 6-9 hari perawatan tidak

cocok dgunakan untuk rumah

sakit jiwa karena standar nilai

ideal 6-9 hari cocok digunakan

untuk rumah sakit umum

dibandingkan dengan rumah

sakit khusus jiwa. Maka RSJD

Dr. Amino Gondohutomo

Semarang mempunyai standar

nilai ideal sendiri, yaitu ≤ 42 hari.

3. Periode waktu

Periode waktu yang dimiliki pada

masing-masing bangsal di RSJD

Dr. Amino Gondohutomo

Semarang sama yaitu 365 hari.

Tetapi bila terdapat tahun

kabisat, rumah sakit

menggunakan periode waktu

yaitu 366 hari.

4. BOR (Bed Occupancy Ratio)

Dari hasil perhitungan BOR yang

sudah diketahui pada tahun

2009-2013 terdapat bangsal

dengan nilai BOR yang tinggi >

100% yaitu bangsal Dewaruci,

Kresna, Larasati, Madrim, dan

UPIP melebihi standar yang

sudah ditetapkan. Karena

standar nilai BOR dari DepKes

tidak cocok digunakan untuk

rumah sakit jiwa, maka RSJD Dr.

Amino Gondohutomo Semarang

menetapkan standar nilai BOR

sendiri yaitu 80-95%.

5. Prediksi jumlah hari perawatan

Prediksi jumlah hari perawatan

per bangsalnya selama 5 tahun

yaitu tahun 2014-2018 melalui

perhitungan trend linear,

diketahui adanya peningkatan

jumlah hari perawatan setiap

bangsalnya. Dari hasil prediksi

yang sudah diketahui yaitu pada

tahun 2014 berjumlah 122011

(6)

hari, 2016 berjumlah 127308

hari, 2017 berjumlah 129803 hari

dan 2018 berjumlah 132406 hari.

Dibandingkan dengan 5 tahun

sebelumnya yaitu tahun 2009

berjumlah 110784 hari, tahun

2010 berjumlah 110801 hari,

tahun 2011 berjumlah 118068

hari, tahun 2012 berjumlah

116212 hari dan tahun 2013 hari

perawatannya berjumlah 119889

hari, maka selisih hari perawatan

seluruhnya dari tahun 2009-2013

dan 2014-2018 rata-rata

berjumlah 3000 hari. Dari jumlah

prediksi yang sudah diketahui

tersebut, RSJD Dr.Amino

Gondohutomo Semarang

mempunyai jumlah hari

perawatan yang tinggi karena

pengaruh dari lamanya pasien

selama dirawat yang bisa

mencapai lama rawat rata-rata

42 hari. Berbeda dibandingkan

dengan rumah sakit umum yang

rata-rata lama rawatnya 6-9 hari.

Karena banyaknya hari

perawatan pada setiap bangsal,

maka dapat menyebabkan

bertambahnya kepasitas tempat

tidur yang dibutukan.

6. Prediksi kebutuhan tempat tidur

Dari data yang diperoleh pada

hasil pengamatan, diketahui

adanya peningkatan jumlah

tempat tidur setiap tahunnya

pada masing-masing bangsal.

Hal tersebut dilihat dari

perhitungan trend linear untuk

mengetahui prediksi kebutuhan

tempat tidur pada tahun

2014-2018. Karena RSJD Dr.Amino

Gondohutomo Semarang

mempunyai standar nilai ideal

BOR sendiri yaitu 80-95%, maka

dalam memprediksi kebutuhan

tempat tidur menggunakan nilai

80%. Dari perhitungan tersebut

dapat diketahui hasil prediksi

kebutuhan tempat tidur tahun

2014-2018, yaitu pada tahun

2014 kapasitas tempat tidur yang

dibutuhkan sebanyak 419 buah,

tahun 2015 sebanyak 428 buah

tahun 2016 sebanyak 436 buah,

tahun 2017 sebanyak 445 buah,

tahun 2018 sebanyak 446 buah.

Dibandingkan dengan 5 tahun

sebelumnya yaitu tahun 2009

kapasitas tempat tidurnya

berjumlah 333 buah, tahun 2010

berjumlah 343 buah, tahun 2011

berjumlah 351 buah, tahun 2012

berjumlah 346 buah dan tahun

2013 berjumlah 352 buah dan 5

tahun berikutnya yang berjumlah

446 buah, maka selisih kapasitas

(7)

tahun 2009-2013 dan tahun

2014-2018 sebanyak 94 buah.

SIMPULAN

1. Berdasarkan kapasitas tempat

tidur per bangsal pada tahun

2009-2013 yang paling banyak

terdapat pada bangsal Arimbi,

Brotojoyo, Citroanggodo,

Endrotenoyo, Gatotkaca yaitu

sebanyak 26 buah dan bangsal

Srikandi yaitu sebanyak 56 buah.

Sedangkan yang paling sedikit

adalah bangsal Nakula yaitu

sebanyak 9 buah dan bangsal

Pandudewanada yaitu sebanyak

8 buah.

2. Berdasarkan hari perawatan per

bangsal tahun 2009-2013, hari

perawatan paling banyak

terdapat pada bangsal Srikandi.

Pada tahun 2009 sebanyak

12463 hari, tahun 2010

sebanyak 12494 hari, tahun

2011 sebanyak 14586 hari,

tahun 2012 sebanyak 12678

hari, tahun 2013 sebanyak

14299 hari.

3. Periode waktu rata-rata yang

digunakan adalah 365 hari

namun pada tahun 2012 periode

waktu 366 hari karena

merupakan tahun kabisat.

4. Berdasarkan perhitungan BOR

per bangsal tahun 2009-2013

ada beberapa bangsal yang nilai

BORnya tinggi, yaitu bangsal

Dewaruci dengan rata-rata BOR

dari tahun 2009-2013 sebesar

101,15 %, Kresna

sebesar115,52 %, Larasati

sebesar 107,73%, Madrim

sebesar 110,56% dan UPIP

sebesar.99,19%.

5. Berdasarkan prediksi hari

perawatan per bangsal pada

tahun 2014-2018, paling banyak

terdapat pada bangsal Srikandi,

yaitu pada tahun 2014 berjumlah

14961, tahun 2015 berjumlah

15446, tahun 2016 berjumlah

15932, tahun 2017 berjumlah

16418, tahun 2018 berjumlah

16903. Sedangkan prediksi hari

perawatan yang paling sedikit

terdapat pada bangsal

Pandudewanata, yaitu, pada

tahun 2014 berjumlah 1994,

tahun 2015 berjumlah 2035,

tahun 2016 berjumlah 2076,

tahun 2017 berjumlah 2117,

tahun 2018 berjumlah 2158.

6. Berdasarkan prediksi kebutuhan

tempat tidur per bangsal pada

tahun 2014-2018, paling banyak

terdapat pada bangsal Srikandi,

(8)

51 buah, tahun 2015 sebanyak

53 buah, tahun 2016 sebanyak

55 buah, tahun 2017 sebanyak

56 buah, tahun 2018 sebanyak

58 buah. Sedangkan prediksi

kebutuhan tempat tidur yang

paling sedikit terdapat pada

bangsal Pandudewanata, yaitu,

pada tahun 2014-2015 sebanyak

7 buah, tahun 2016-2018

sebanyak 8 buah.

Saran

Seharusnya kapasitas tempat tidur

yang baik di RSJD Dr. Amino

Gondoutomo Semarang agar nilai

BOR tidak terlalu tinggi pada tahun

2014-2018 yaitu untuk bangsal

Pandudewanata yaitu 9 buah.

Nakula yaitu 11 buah. UPIP yaitu 22

buah. Larasati yaitu 27 buah.

Kresna yaitu 29 buah. Dewaruci

yaitu 30 buah. Endrotenoyo yaitu 31

buah. Gatotkaca yaitu 32 buah.

Arimbi, Hudowo dan Madrim yaitu

33 buah, Brotojoyo dan

Citroanggodo yaitu 36 buah, Irawan

yaitu 37 buah. Srikandi yaitu 58

buah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dirjen Yanmed. Pedoman

Pencatatan Pelayanan Rekam

Medis di Rumah Sakit Cetakan

Kedua. Jakarta : 1993

2. Shofari, Bambang. Pengelolaan

Sistem Rekam Medis Kesehatan.

Semarang : 1998

3. Sudra, Rano Indradi. Statistik

Rumah Sakit. Graha Ilmu.

Yogyakarta : 2010

4. Dharmawan, Yudhy. Petunjuk

Praktikum Statistik Rumah Sakit.

2006. (Tidak dipublikasikan)

5. Chandra, Budiman. Pengantar

Statistik Kesehatan. Buku

Kedokteran EGC. Jakarta : 1995

6. Shofari, Bambang. Modul PSRM

II Rekam Medis di Pelayanan

Kesehatan. Semarang : 1998

7. Anonim. Standar Pelayanan

Keperawatan Jiwa

http://id.scribd.com/doc/7370956

Referensi

Dokumen terkait

Dampak Pe rceraian Orang Tua Te rhadap Perilaku Anak Pada Fase Puberitas (Studi kasus pada anak yang me ngalami dampak perceraian di Kelurahan Panderejo Kecamatan

salah saru a[tvilas vang men.ijol da am keh]dupan sehar.har adaLah komun kas lnterpe6onal Sentukny: bermacam macam, m sa nva

Personil Inti yang disampaikan pada dokumen penawaran sama dengan Personil Inti pada CV:. Mitra Usaha Persada

Pada anak dari keluarga bercerai, lama waktu perceraian orang tua memiliki dampak perbedaan skor domain kesejahteraan psikologi dan domain suasana hati dan emosi.. Jika perceraian

f,l nasyam]<at )ang denlebabLu pendidikd bndi Pekeni nodcsak alau !rse, ::,rksanahm. serinElya trjadi pcl.nsgde disiplir

Bila pada waktu yang ditentukan Saudara tidak dapat menyerahkan bukti tersebut maka. perusahaan saudara

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul ―Dampak Perendaman Resin Akrilik Tipe Heat-Cured dan Nilon Termoplastik di dalam Berbagai pH Saliva

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui penerapan multimedia pembelajaran, kualitas pembelajaran mata kuliah Etika Profesi Keguruan pada Prodi