• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN ELECTROHYDRAULIC SERVO VALVE DENGAN SPEEDTRONIC TM MARK V PADA GAS TURBIN GENERATOR (GTG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN ELECTROHYDRAULIC SERVO VALVE DENGAN SPEEDTRONIC TM MARK V PADA GAS TURBIN GENERATOR (GTG)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGENDALIAN ELECTROHYDRAULIC SERVO VALVE DENGAN

SPEEDTRONIC

TM

MARK V PADA GAS TURBIN GENERATOR (GTG)

Oleh :

Aldea Steffi Maharani (L2F607007)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

-Abstrak-

PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SEMARANG dalam proses produksinya di Pembangkit/Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) menggunakan pengontrol Programmable Logic Controller (PLC), SPEEDTRONICTM MARK V, dan Distributed Control System (DCS). Sistem Kontrol SPEEDTRONICTM MARK V yang dikembangkan oleh General Electric (GE) Industrial System adalah sistem kontrol yang dapat diprogram dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan industri listrik dalam kendali turbin gas dan uap yang semakin komplek. SPEEDTRONICTM MARK V dapat melakukan kontrol, proteksi dan monitoring sekaligus terhadap kerja turbin.

Pengendalian electrohydraulic servo valve dengan menggunakan sistem kontrol SPEEDTRONICTM MARK V berfungsi untuk mengatur besar kecilnya bukaan bypass valve sehingga mempengaruhi jumlah bahan bakar yang dialirkan ke 14 ruang pembakaran. Besar kecilnya bahan bajar yang dialirkan ke ruang pembakaran akan menentukan cepat atau lambatnya kecepatan putar turbin pada Gas Turbin Generator (GTG). Kata Kunci : SpeedtronicTM Mark V, Electrohydraulic servo valve, Gas Turbin Generator (GTG)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia industri, semakin cepatnya perkembangan teknologi peralatan yang di gunakan pada proses produksi juga semakin berkembang. Sistem kontrol untuk turbin yang tadinya hanya menggunakan governor dikembangkan oleh General Electric (GE) menjadi sistem kontrol yang lebih modern yang dinamakan SPEEDTRONICTM .

Dengan semakin kompleksnya pengontrolan untuk turbin, SPEEDTRONICTM pun terus berkembang

mulai dari SPEEDTRONICTM Mark I hingga yang

terakhir SPEEDTRONICTM Mark VI. PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG dalam proses produksinya di Pembangkit/Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) menggunakan

SPEEDTRONICTM Mark V sebagai kontroler pada Gas Turbin Generator (GTG).

Pengendalian electrohydraulic servo valve

dengan menggunakan sistem kontrol SPEEDTRONICTM MARK V berfungsi untuk mengatur besar kecilnya bukaan bypass valve sehingga mempengaruhi jumlah bahan bakar yang dialirkan ke 14 ruang pembakaran. Besar kecilnya bahan bakar yang dialirkan ke ruang pembakaran akan menentukan cepat atau lambatnya kecepatan putar turbin pada Gas Turbin Generator (GTG).

1.2 Maksud dan Tujuan

Hal-hal yang menjadi tujuan penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah:

1. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja di PT. Indonesia Power UBP Semarang.

2. Mengetahui sistem kerja Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).

3. Memberikan gambaran mengenai sistem kontrol

SPEEDTRONICTM MARK V secara umum. 4. Menjelaskan sistem kontrol SPEEDTRONICTM

MARK V untuk mengendalikan electrohydraulic servo valve pada Gas Turbin Generator (GTG)

di PLTGU.

1.3 Pembatasan Masalah

Pada laporan Kerja Praktek ini permasalahan dibatasi pada pengendalian electrohydraulic servo valve

V pada Gas Turbin Generator (GTG)

dengan sistem kontrol

SPEEDTRONIC

TM

MARK.

II. PROSES PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA GAS UAP (PLTGU)

PLTGU yaitu pembangkit listrik yang menggunakan tenaga gas uap dalam menghasilkan energi listrik.

Pembakaran bahan bakar pada PLTG akan menghasilkan gas untuk memutar turbin gas. Gas buang dari turbin gas ini akan dialirkan ke HRSG untuk memanaskan air pada HRSG sehingga menghasilkan uap yang akan digunakan untuk memutar turbin uap.

Secara umum sistem produksi tenaga listrik pada PLTGU dibagi menjadi dua siklus, yaitu :

(2)

2

1. Open Cycle

Biasanya disebut proses turbin gas (PLTG), yaitu gas buang atau uap dari GTG (Gas Turbin Generator) langsung dibuang ke udara melalui

stack. 2. Close Cycle

Biasanya disebut proses turbin uap (PLTU), yaitu gas buang dari GTG (Gas Turbin Generator) tidak langsung dibuang ke udara tetapi digunakan untuk memanaskan air yang ada di HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Uap yang dihasilkan dari HRSG digunakan untuk memutar turbin uap.

Gambar 2.1 Diagram Alir PLTGU

Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap dapat dibagi menjadi dua proses, yaitu :

1. Proses Turbin Gas

Bahan bakar minyak yang dipasok dari kapal atau tongkang ditampung di dalam tangki. Penyaluran bahan bakar dilakukan dengan transportasi laut dengan tujuan memungkinkan bahan bakar yang diangkut lebih banyak daripada melalui transportasi darat. Selain itu lokasi pembangkit yang dekat dengan pelabuhan semakin memperkecil biaya transportasi.

Bahan bakar dipompa dari tangki ke combustion

chamber (ruang pembakaran) bersama-sama

udara dari compressor setelah terlebih dahulu melalui air inlet filter. Campuran ini dibakar dan menghasilkan gas panas yang selanjutnya digunakan untuk memutar turbin gas.

Gas buang dari turbin gas akan langsung dibuang melalui cerobong apabila dioperasikan open

cycle dan akan dilewatkan HRSG apabila

dioperasikan close cycle. 2. Proses Turbin Uap

Air pengisi dari deaerator dipompa melalui Low

Pressure and High Pressure Water dimasukkan

ke HRSG untuk diubah menjadi uap. Hasil uap dari HRSG dimasukkan ke High Pressure

Turbine kemudian masuk ke Low Pressure Turbine untuk mengubah energi panas uap

menjadi energi putar rotor. Uap bekas setelah dipakai di Low Pressure Turbine dialirkan ke

condenser untuk dikondensasikan oleh air

pendingin atau air laut yang dipompa melalui

Circulating Water Pump (CWP). Air condensate

dipompakan oleh condensate pump untuk selanjutnya dimasukkan ke deaerator.

III. DASAR TEORI

3.1 Gambaran umum SPEEDTRONICTM Mark V

SpeedtronicTM Mark V adalah suatu sistem

kontrol, proteksi dan monitoring pada turbin yang telah dikembangkan oleh GE dan mewakili kesuksesan dari seri-seri SpeedtronicTM dalam sistem pengaturan. Tujuan sistem kontrol dan proteksi ini adalah menghasilkan output yang maksimal untuk melindungi turbin gas dari kerusakan saat turbin dalam kondisi operasi sehingga lifetimenya dapat lebih lama.

3.2 Konfigurasi kendali SpeedtronicTM Mark V

SPEEDTRONICTM Mark V adalah sistem

kendali turbin yang bersifat programmable yang didesain sesuai dengan kebutuhan industri tenaga modern untuk sistem turbin yang bersifat kompleks dan dinamis. Keunggulan sistem ini pada fitur-fiturnya antara lain:

1. Implementasi software dengan teknologi fault

tolerance (SIFT), yang memungkinkan turbin

tetap beroperasi meskipun terjadi kesalahan tunggal dengan mempertahankan status on-line, dan memungkinkan operasi saat prosesor kontrol

shut down untuk perbaikan atau sebab lain.

2. Operator interface yang user-friendly

3. Interface dengan sensor direct yang memungkinkan kendali dan monitoring secara

real time

4. Kemampuan diagnosa yang built-in menyatu dengan sistem

5. Arsitektur berbasis TMR (Triple Modular

Redundant)

SPEEDTRONICTM Mark V menggunakan tiga

buah modul kontrol, masing-masing <R>, <S>, dan <T> yang identik untuk menjalankan keseluruhan algoritma kendali yang vital, proses sinyal proteksi, dan proses sekuensial. Konfigurasi inilah yang disebut TMR (Triple Modular Redundant). Untuk fungsi proteksi dijalankan oleh tiga prosessor proteksi <X>,<Y> dan <Z> pada core <P>. Untuk konfigurasi secara umum dapat dilihat pada gambar berikut ini.

(3)

3

Gambar 3.1 Dasar sistem TMR pada

SPEEDTRONICTM MARK V

Seperti terlihat pada gambar di atas, untuk bisa bekerja dengan baik, informasi dikomunikasikan, dibagi dan diputuskan pada sistem proteksi tersebut melalui tiga jaringan yang berbeda. Yang pertama adalah jaringan eksternal (Stage Link) yaitu alat utama komunikasi antara Operator Interface (<I>) dan Common Data Processor (<C>) dari panel kontrol. Link ini adalah bagian konfigurasi ARCNET.

Kedua adalah Data Exchange Network (DENET) yang merupakan jenis ARCNET yang termasuk bagian dalam jaringan komunikasi

SpeedtronicTM Mark V kontrol panel. Adapun fungsi

dari DENET itu sendiri adalah untuk menyediakan link atau hubungan komunikasi antara prossesor internal dari kontrol panel.

Untuk jaringan internal yang ketiga yaitu jaringan I/O (IONET). Fungsinya adalah untuk mengkomunikasikan sinyal I/O antara prosesor kontrol (DCCA), Protection Core (<P>) atau TCEA dan Digital I/O core (<QD1>). Seluruh IONET identik di dalam semua prosesor dengan pengecualian untuk core (<C>).

Gambar 3.2 Konfigurasi kontrol TMR Mark V

Pada konfigurasi TMR sendiri terdapat tiga buah modul kontrol <R>, <S>, dan <T> yang berfungsi sebagai redundant. Sinyal kontrol yang diberikan merupakan hasil voting dari ketiga modul tersebut.

3.3 Operator Interface Mark V

Interface Mark V berfungsi sebagai upload, download, monitoring maupun pengontrolan sehingga dengan interface ini seluruh aktifitas dari

Mark V kontrol panel bias terwakili. Work Station Interface < I >, terdiri dari serangkaian alat – alat,

antara lain: sebuah PC (Personal Computer) layar monitor berwarna, Cursor Positioning Device (Mouse, atau Trackball), Keyboard (QWERTY Keyboard) dan Printer. Peralatan-peralatan tersebut dapat menghubungkan antara operator dengan keadaan mesin atau sebagai work station

pemeliharaan lokal, baik itu pengamatan peralatan turbin, pengontrolan turbin, pengamanan turbin maupun pemasukan data baru ke kontrol panel. IV. PENGENDALIAN ELECTROHYDRAULIC

SERVO VALVE DENGAN SPEEDTRONICTM

MARK V

4.1 Sistem Kontrol SPEEDTRONICTM MARK V

4.1.1 Desain Dasar Sistem Kontrol

SPEEDTRONICTM MARK V

Kontrol turbin gas dilakukan dengan kontrol

start-up, kontrol percepatan, kontrol kecepatan,

kontrol temperatur dan fungsi kontrol yang lain seperti tampak pada gambar 4.1, sensor dari kecepatan turbin, temperatur gas buang, dan parameter yang lain menetukan kondisi operasi dari unit. Saat diperlukan perubahan pada pada kondisi operasi turbin karena perubahan beban atau kondisi yang membahayakan turbin, maka kontrol akan mengatur aliran bahan bakar ke turbin. Misalnya bila temperatur gas buang cenderung melebihi nilai yang referensi yang diberikan untuk operasi turbin, maka kontrol temperatur akan mengurangi suplai bahan bakar ke turbin.

(4)

4

Kondisi operasi turbin disensor dan di gunakan sebagai sinyal feedback ke sistem kontrol

Speedtronic. Ada tiga kontrol loop utama, start-up,

kontrol kecepatan, dan kontrol temperatur yang di kontrol selama turbin beroperasi. Output dari kontrol

loop ini dihubungkan dengan nilai minimum

rangkaian logika seperti pada gambar. 4.1.2 Fuel Stroke Reference (FSR)

Fuel Stroke Reference (FSR) adalah sinyal

perintah untuk aliran bahan bakar. Nilai minimum gerbang logika menghubungkan output dari keenam mode kontrol ke FSR kontroler. Nilai output paling rendah dari keenam kontrol loop yang diijinkan untuk melewati gerbang logika pemilih ke sistem kontrol bahan bakar sebagai pengontrol nilai FSR. Nilai FSR akan menentukan input bahan bakar ke turbin pada tingkat yang diperlukan turbin selama beroperasi.

4.2 Liquid Fuel System

Ketika unit turbin gas mendapat sinyal untuk di-start pilihan bahan bakar minyak, secara otomatis pompa bahan bakar yang ada di forwarding skid akan

start. Posisi fuel pump bypass valve VC3-1 akan

mengatur sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan ke semua sistem ruang pembakaran ( 14 buah nozzle ) dengan cara mem-bypass-kan sejumlah bahan bakar dan di resirkulasikan kembali ke suction pompa utama bahan bakarnya. Semakin besar jumlah aliran bahan bakar yang di-bypass-kan, semakin kecil jumlah aliran bahan bakar yang menuju ke ruang bakarnya.

Posisi dari bypass valve VC3- 1 adalah linier dengan fungsi dari fuel stroke reference (FSR) yang dibangkitkan oleh kontrol SpeedtronicTM Mark V. 4.2.1 Fuel Oil Stop Valve (VS1)

Fuel oil stop valve dikontrol oleh

SpeedtronicTM Mark V yang berfungsi sebagai sistem

proteksi utama penggunaan bahan bakar minyak yang dipakai ketika unit turbin gas dalam keadaan beroperasi.

4.2.2 Main Fuel Oil Pump (PF1)

Main fuel oil pump ( PF1- 1 ) adalah pompa positive displacement maksudnya tekanan dan

jumlah flow tetap dikarenakan putarannya yang tetap.

4.2.3 Bypass Fuel Oil Control Valve

Bypass fuel oil control valve berfungsi

mengembalikan kelebihan minyak bahan bakar yang dipompakan oleh main fuel oil pump ke sisi suction. Komponen - komponen yang dipasang antara lain :

1. Sebuah valve yang berfungsi sebagai valve

bypass bahan bakar minyak.

2. Sebuah silinder hidrolik sebagai tabung aktuator penggerak valve ke arah menutup dimana tekanan minyak hidrolik sebagai tenaga penggeraknya.

3. Sebuah pegas yang berfungsi sebagai pembalik arah dari aktuator penutup valve yang akan membuka sepenuhnya valve bypass bila tidak ada tekanan minyak didalam silinder hidrolik. 4. Electrohydraulic servovalve ( 65 FP – 1 ) 5. Dua buah LVDT ( 96FP-1 dan -2 ).

Pembukaan bypass bahan bakar minyak yang dikembalikan disesuaikan dan dikontrol oleh signal FSR yang dibangkitkan oleh SpeedtronikTM Mark V.

4.2.4 Flow Divider (FD1)

Flow divider mendistribusikan flow bahan

bakar inputan secara merata ke nozzle combustion.

Flow divider di kendalikan oleh perbedaan tekanan

antara bagian masukan (inlet) dengan bagian keluaran (outlet). Roda gigi pompa di hubungkan secara mekanik sehingga semua berputar dengan kecepatan yang sama. Hal ini menyebabkan aliran keluaran dari tiap pompa sama. Kecepatan elemen pompa flow divider secara langsung proporsional dengan flow bahan bakar yang melalui flow divider.

4.2.5 Liquid Fuel Pump Bypass Valve Servo Valve (65FP)

Servo valve ini merupakan valve

elektrohidrolik yang mengendalikan posisi dari valve

bypass pompa bahan bakar. Saat turbin di-shutdown

atau berada pada keadaan trip, servo valve ini secara elektris berada pada posisi untuk membuka penuh

valve bypass.

4.2.6 Linear Variable Differential Transformer

(LVDT’s 96 FP-1,-2)

Dua LVDT, 96FP-1 dan 96FP-2 ditempatkan pada liquid fuel bypass valve untuk umpan balik posisi ke sistem kontrol SpeedtronikTM Mark V.

LVDT berfungsi sebagai sensor posisi penutupan dari bypass fuel oil control valve.

4.2.7 Flow Divider Magnetic Speed Pickup

(77FD-1, -2, -3)

Untuk mengukur kecepatan laju aliran bahan bakar cair pada flow divider, digunakan

non-contacting magnetic pickup. Non-contacting magnetic pickup menghasilkan sinyal pulsa pada

frekuensi yang poporsional dengan kecepatan flow

(5)

5

terhadap aliran bahan bakar yang dikirimkan ke

combustion chamber.

Gambar 4.2 Diagram piping sistem kontrol bahan bakar cair

4.3

Sistem Pengendalian Servo Valve

Sistem pengendalian servo valve merupakan

interface antara sistem kontrol Mark V dan aktuator

hidrolik yang memposisikan peralatan mekanik. .

4.3.1 Electrohydraulic Servo Valve

Servo valve digunakan untuk mengendalikan

arah dan besar pergerakan dari aktuator hidrolik suatu peralatan kontrol. Servo valve berfungsi sebagai interface antara sistem mekanis dan elektris dengan cara mengubah sinyal elektris menjadi pergerakan hidrolik. Berdasarkan sinyal input elektris ini, servo valve mengatur cairan hidrolik bertekanan tinggi ke aktuator.

4.3.2 Komponen Electrohydraulic Servo Valve

3-coil motor torque

Pada electrohydraulic servovalve, 3-coil

motor torque merupakan tiga buah koil listrik yang

ditempatkan dan diisolasi pada torque motor. Masing-masing koil tersebut akan dihubungkan ke

core kontrol <R>, <S>, dan <T>. Hubungan antara

koil dan core kontrol ini dibuat berganda atau

redundant. Hal ini dimaksudkan agar alat tetap

bekerja apabila terjadi kegagalan pada salah satu kontrol atau koil. Pada saat 3-coil motor torque mendapat sinyal (energize) maka motor torque

armature akan bergerak dan berputar sesuai dengan

sinyal yang ada.

Fail Safe Bias Spring

Pada electrohydraulic servovalve, terdapat sebuah sistem pengaman yang digunakan untuk mengantisipasi kegagalan apabila seluruh power dan atau sinyal kontrol hilang. Sistem tersebut berupa sebuah pegas (spring nullbias) yang memiliki fungsi menggerakkan aktuator hidrolik ke posisi kegagalan yang aman. Pegas tersebut terletak di dalam

electrohydraulic servo valve, tepatnya pada salah

satu sisi alat tersebut.

 Hydraulic Oil Supply

Hydraulic Oil Supply merupakan sebuah

sistem yang digunakan untuk menyuplai oli hidrolik bertekanan tinggi yang nantinya akan digunakan untuk keperluan kontrol turbin gas. Suplai oli hidrolik ini tidak hanya digunakan untuk suplai bagi

electrohydraulic servovalve saja, tetapi juga untuk trip oil pada sistem proteksi turbin gas.

 Drain

Drain merupakan sebuah tempat penampungan oli hidrolik yang berasal dari piston pada aktuator hidrolik. Ini terjadi saat

electrohydraulic servo valve diberi sinyal yang akan

menyebabkan bergeraknya motor torque armature sehingga merubah arah aliran hidrolik. Aliran oli hidrolik inilah yang akan diterima oleh drain.

 Aktuator Hidrolik

Bagian ini merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan bypass valve pada kontrol bahan bakar. Pergerakan dari aktuator hidrolik akan menentukan pembukaan atau penutupan dari bypass

valve bahan bakar. Aktuator hidrolik terdiri dari

sebuah tabung yang di dalamnya terdapat piston dengan aksi double atau dapat bekerja dalam dua arah yang berlawanan. Aktuator ini akan dihubungkan dengan electrohydraulic servo valve melalui dua buah pipa hidrolik sebagai jalur aliran oli hidrolik selama proses kontrol.

4.3.2 Prinsip Kerja

Dalam keadaan normal atau tanpa adanya sinyal kontrol, hydraulic oil yang berasal dari pompa

hydraulic oil akan mengalir ke dalam dan

memberikan tekanan yang sama antara kiri dan kanan pada spool valve.

(6)

6

Pada gambar di atas, aliran hydraulic oil terbagi menjadi dua bagian.yang pertama, hydraulic

oil akan mengalir langsung ke dalam

electrohydraulic servovalve (pada titik p). Sedangkan

yang kedua, hydraulic oil akan mengalir naik melewati filter orifice unit dan selanjutnya mengalir melewati jet tube. Karena posisi motor armature seimbang maka hydraulic oil yang melewati jet tube akan mengalir dan terbagi sama besar sehingga memberikan tekanan yang sama pula pada spool

valve.

Keadaan ini menyebabkan hydraulic oil tidak memiliki ruang lagi untuk mengalir sehingga pada titik 1 dan 2 tidak memiliki tekanan ke

hydraulic actuator. Akibatnya, hydraulic actuator

akan tetap pada level tersebut atau dengan kata lain tidak bergerak. Dengan tidak bergeraknya hydraulic

actuator ini maka tidak terjadi perubahan bukaan

pada valve bahan bakar. Saat motor armature mendapatkan sinyal (energize) maka motor tersebut akan bergerak sesuai dengan sinyal masukannya. Dengan adanya pergerakan ini, maka arah dari jet

tube juga akan berubah ke salah satu sisi aliran. Hal

ini mengakibatkan aliran hydraulic oil juga hanya menuju satu sisi saja. Sisi yang dilalui oleh aliran

hydraulic oil akan memiliki tekanan hidrolik yang

lebih besar.

Hydraulic oil tersebut akan memberikan

tekanan pada spool valve sehingga akan bergeser ke arah sisi yang memiliki tekanan lebih rendah. Pergeseran ini menyebabkan adanya celah pada titik 1 dan 2 di dalam electrohydraulic servo valve. Adanya celah tersebut akan memberikan ruang bagi

hydraulic oil untuk mengalir ke titik tersebut. Aliran

ini pada akhirnya akan menuju hydraulic actuator dan menekan piston yang ada di dalamnya. Akibatnya, terjadi pergeseran aktuator yang akan mengatur pembukaan valve bahan bakar.

5.3.1 Umpan Balik Posisi LVDT

Posisi fisik dari aktuator dideteksi oleh LVDT (Linear Variable Differential Transformer) dan diubah ke dalam sinyal tegangan yang diumpanbalikkan ke kontroler. Jika sistem belum setimbang (aktuator hidrolik tidak berada pada posisi

setpoint), sinyal kontroler ke servo valve akan

memposisikan valve di posisi yang seharusnya, mengembalikan kesetimbangan sistem dengan mereposisikan aktuator hidrolik.

Regulator yang digunakan untuk mengatur umpan balik posisi diprogram melalui konfigurator <Q> TCQA I/O. Regulator yang digunakan memiliki tipe 64. Angka ”6” menunjukkan bahwa regulator ini mengendalikan input flow yang dalam hal ini flow bahan bakar dari magnetic pickup. Sedangkan, angka

”4” yang merupakan sub tipenya maksudnya input

flow yang digunakan adalah input flow yang pertama

dan umpan balik yang digunakan adalah yang bernilai maksimum dari dua buah LVDT.

Gambar 4.4 Konfigurasi liquid fuel bypass valve regulator 5.3.2 Umpan Balik Aliran Bahan Bakar Dari

Flow Divider

Flow bahan bakar ditunjukkan melalui output dari magnetic pickup flow divider. Komponen ini merupakan non-contacting magnetic pickup input yang akan memberikan sinyal pulsa dengan frekuensi yang sebanding antara kecepatan flow divider dengan kecepatan dari flow bahan bakar yang dialirkan ke ruang bakar. Loop umpan balik luar menerima sinyal kecepatan flow divider dari tiga buah magnetic

pickup 77FD-1,-2,-3. Magnetic pickup flow divider

akan mengirimkan sinyal pulsa ke card TCQA. Hasil pengolahan sinyal tersebut akan memiliki besar yang sebanding dengan nilai pulsa yang masuk. Sinyal tersebut kemudian akan masuk ke card TCQC dimana sinyal hasil pengolahannya digunakan untuk mengatur bukaan electrohydraulic servo valve 65FP.

Gambar 4.5 Konfigurasi untuk umpan balik fuel flow pada flow divider

5.3.3 Software Kontrol Bahan Bakar Cair

(7)

7

Pada sistem kontrol bahan bakar

SpeedtronikTM Mark V, jumlah bahan bakar yang

diperlukan atau FSR akan selalu dipantau. Kebutuhan bahan bakar tersebut akan disesuaikan dengan keadaan turbin pada saat operasi. Nilai FSR yang dihasilkan pada blok minimum value select gate merupakan nilai yang sudah dikalkulasi oleh logic yang terdapat pada SpeedtronikTM Mark V .

Sinyal-sinyal yang masuk pada minimum

select value gate merupakan nilai yang berasal dari

masing-masing loop pengontrolan, yakni loop temperatur, kecepatan, dan start-up. Untuk loop temperatur kontrol, sinyal yang dihasilkan adalah sinyal FSRT sedangkan loop speed control menghasilkan sinyal FSRN. Loop start-up akan menghasilkan beberapa sinyal yang akan masuk

minimum value select gate. Sinyal tersebut adalah

FSRD untuk kontrol saat shutdown, FSRMAN untuk sinyal FSR yang dikontrol secara manual, FSRACC yang merupakan sinyal acceleration control dan yang terakhir adalah FSRU untuk start-up. Keseluruhan sinyal tersebut akan diolah menjadi sinyal FSR yang selanjutnya diolah lagi menjadi sinyal FSR1.

Sistem kontrol minyak bahan bakar terdiri dari kontrol loop tertutup yang menggunakan sinyal bahan bakar (FSR) dan kecepatan turbin (TNH) sebagai input perintah dan menggunakan posisi

bypass valve pompa bahan bakar (POS) dan

kecepatan flow divider sebagai sinyal umpan balik. Posisi bypass valve menentukan aliran bahan bakar melalui bypass valve. Karena digunakan pompa bahan bakar displacement yang konstan, bahan bakar yang mengalir ke turbin untuk kecepatan pompa yang ada merupakan selisih antara aliran dari pompa dan aliran bypass valve.

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. SPEEDTRONICTM MARK V menggunakan

sistem TMR yang terdiri dari tiga buah processor control <R>, <S>, dan <T> pada core <R>, <S>, dan <T> dan tiga prosessor proteksi <X>,<Y> dan <Z> pada core proteksi <P>.

2. Sistem kontrol SPEEDTRONICTM MARK V

secara garis besar terdiri dari tiga loop kontrol utama yaitu loop kontrol temperatur, kontrol kecepatan, dan kontrol start up.

3. Sistem kontrol minyak bahan bakar terdiri dari kontrol loop tertutup yang menggunakan sinyal bahan bakar (FSR) dan kecepatan turbin (TNH) sebagai input perintah dan menggunakan posisi

bypass valve pompa bahan bakar (POS) dan

kecepatan flow divider sebagai sinyal umpan balik.

4. Sistem pengendalian electrohydraulic servo

valve merupakan interface antara sistem kontrol

Mark V dan aktuator hidrolik yang memposisikan peralatan mekanik.

5.

Electrohydraulic servo valve bekerja berdasarkan

prinsip tekanan hidrolik yang berasal dari

hydraulic supply dan diberikan pada piston double aksi sebagai hydraulic actuator sehingga

piston tersebut akan bergeser posisinya sekaligus akan memperbesar atau memperkecil bukaan

bypass valve bahan bakar.

6.2 Saran

Perlunya di pertimbangkan untuk meng-upgrade sistem kontrol Mark V menjadi sistem kontrol Mark VI yang telah dikembangkan oleh General Electric

(GE) Industrial System.

Daftar Pustaka

[1] Buku manual “SPEEDTRONICTM MARK V Gas

Turbin Control System”. PT. INDONESIA

POWER UBP SEMARANG. Semarang

[2] Lukas, Michael P. 1986. “Distributed Control

System Their Evaluation and Design”.New York.

[3] Yuniarti. Diah, Laporan Kerja Praktek “Electrohydraulic Servo Valve Pada PLTG

Tambak Lorok PT. Indonesia Power UBP Semarang”. Jurusan Teknik Elektro Universitas

Diponegoro: Semarang, 2007. Biografi

Mengetahui dan Mengesahkan: Pembimbing

Sumardi, ST, MT. NIP.196811111994121001

Aldea Steffi Maharani

(L2F607007), mahasiswa

Teknik Elektro Universitas Diponegoro angkatan 2007 dengan mengambil konsentrasi Kontrol. Motto hidup adalah Man jadda wa jadda, barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya.

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Alir PLTGU
Gambar 3.1  Dasar sistem TMR pada  SPEEDTRONIC TM  MARK V
Gambar 4.3 Electrohydraulic Servo valve
Gambar 4.5 Konfigurasi untuk umpan balik fuel flow pada  flow divider

Referensi

Dokumen terkait