• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KOTA BONTANG GAMBARAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KOTA BONTANG GAMBARAN UMUM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KOTA BONTANG

Sumber : Dokumentasi Best Practice Kota-Kota, Jilid 4, 2008

Kota Bontang sebelumnya merupakan perkampungan yang terletak di daerah aliran sungai. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan perkembangan wilayah, Bontang menjadi sebuah kota otonom pada tanggal 12 Oktober 1999. Mayoritas penduduk Kota Bontang terdiri dari 4 suku: Bugis, Banjar, Kutai dan Jawa.

Potensi terbesar Bontang ada pada wilayah pesisir dan laut. Wilayah terluas Bontang adalah laut (70,29 %). Peluang investasi Kota Bontang masih sangat terbuka, mengingat posisi Kota Bontang yang terletak di poros jalur Trans Kalimantan dan jalur Selat Makassar. Saat ini Kota Bontang sedang mengembangkan sektor pariwisata laut dan jasa pelabuhan.

GAMBARAN UMUM

Letak Geografis : 1170 23’ – 1170 38’ BT dan 00 01’ – 00 14’ LU

Luas Wilayah : 49.757 ha (4 mil laut) A. Luas daratan : 14.780 Ha (29,71%) B. Luas lautan : 34. 977 Ha (70,29%) Batas Wilayah

> Sebelah Utara : Kecamatan Sangatta Kabupaten Kutai Timur

> Sebelah Selatan : Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kertanegara > Sebelah Timur : Selat Makassar

> Sebelah Barat : Kecamatan Sangatta Kabupaten Kutai Timur Jumlah penduduk : 130.657 jiwa (per 30 April 2006)

Kepadatan Penduduk : 884,01 jiwa/km2 Jumlah Kecamatan : 3 Kecamatan Jumlah Kelurahan : 15 Kelurahan

(2)

PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL MELALUI

PROGRAM PENYALURAN DANA BERGULIR

KOTA BONTANG

Latar Belakang

Kota Bontang menjadi daerah otonom sejak 12 Oktober 1999. Wilayah Kota Bontang 70,30% adalah perairan (laut) dan sisanya 29,70% adalah daratan dengan komposisi penggunaan lahan yang terdiri dari kawasan hutan lindung dan pertanian, kawasan industri dan kawasan terbangun perkotaaan.

Walaupun distribusi penduduk terpadat berada di pesisir pantai, namun perekonomian didominasi sektor industri (90.14%) yang terdiri dari industri minyak bumi, gas alam cair dan olahan lainnya (seperti amoniak, urea, melamin, batubara, karung plastic). Sedikitnya ada delapan perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan gas alam cair dan dua diantaranya berskala besar (PT Badak LNG dan PT Pupuk Kaltim). Sektor perekonomian lainnya berasal dari hasil laut dan penyedia jasa.

Dengan letaknya yang strategis, yakni berada pada lintasan trans Kalimantan dan Selat Makassar, Kota Bontang mempunyai komitmen untuk menjadi kota industri, perdagangan dan jasa yang handal pada skala regional. Namun pengembangan dan penggalian potensi sumber daya alam selain migas sampai saat ini dirasakan belum maksimal. Sampai saat ini kondisi nelayan di pesisir pantai masih terbelakang dan terbentur pada minimnya modal yang dimiliki.

Hal yang sama juga terjadi di sektor perdagangan, masyarakat Kota Bontang belum terbiasa dengan kegiatan wirausaha. Masyarakat Kota Bontang yang memiliki usaha, mayoritas adalah pendatang dari luar Kota Bontang yang memiliki usaha, mayoritas adalah pendatang dari luar Kota Bontang. Sampai saat ini, pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi berupaya memfasilitasi dan mendukung terbentuknya kelompok-kelompok usaha dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat.

Situasi Sebelum Inisiatif

Keadaan masyarakat sangat bergantung pada sektor industri. Hal ini mempengaruhi pola mata pencaharian masyarakat yang selalu mengandalkan proyek pertambangan sebagai lahan usaha, sehingga tidak terbiasa dengan kegiatan wirausaha.

(3)

Inisiatif

Pemerintah Kota Bontang melalui Walikota Bontang dr. H. A. Sofyan Hasdam, Sp. S berinisiatif untuk mengupayakan alternative pembiayaan di luar perbankan dalam bentuk dukungan permodalan bagi usaha mikro, usaha kecil dan koperasi. Pemberian pinjaman difokuskan pada usaha skala tersebut, karena selama ini ketiga sektor tersebut memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan dan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Pemberian modal dilakukan dengan pola pinjaman dana bergulir yang diberikan maksimal tiga tahun dengan tingkat suku bunga 6% /tahun.

Strategi yang Diterapkan 1. Kebijakan:

Dalam hal dukungan pendanaan, Pemerintah Kota Bontang berkomitmen untuk melakukan pembiayaan program dari APBD murni yang ditempatkan sebagai modal awal yang digulirkan ke pihak BPD Kaltim dengan rincian tahun 2002 sebesar Rp. 3 miliar dan tahun 2003 sebesar Rp. 2 miliar. Pemerintah Kota Bontang selanjutnya melakukan kesepakatan dengan pihak BPD Kaltim dalama bentuk Perjanjian Kerjasama antara Walikota Bontang dengan BPD Kaltim Cabang Bontang tentang Kerjasama Pelaksanaan Pinjaman Dana Bergulir dengan Pola Penjaminan No. 080/26/Pemkot-KB/VII/2002 dan 020/BPP-PTS/PRJ/VIII/2002.

Pemerintah Kota Bontang selaku penyelenggara program selanjutnya melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Hasil koordinasi sepakat untuk membentuk kelompok kerja dana bergulir yang dituangkan dalam SK. Walikota Bontang Tahun 2002 No. 437 dengan unsur-unsur:

¾ Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi ¾ Dinas Pertanian

¾ Dinas Perikanan dan Kelautan ¾ BKKBN

¾ Bank BPD Cabang Bontang ¾ Dinas Tenaga Kerja

2. Implementasi:

Pokja Program Penyaluran Dana Bergulir menetapkan kriteria untuk penerima pinjaman dana bergulir baik untuk usaha mikro, kecil maupun koperasi (Gambar tabel 1). Selanjutnya, calon penerima pinjaman mengajukan proposal kepada pokja dengan mengisi formulir yang telah disediakan.

(4)

Setelah penerima pinjaman terpilih, atas rekomendasi tim teknis, maka penerima pinjaman diwajibkan untuk membuka normor rekening tabungan pada bank pelaksana. Rekening tersebut dimaksudkan untuk menerima transfer dana bergulir. Besaran dana bergulir yang diterima:

a. Maksimal Rp. 5.000.000,- untuk pengusaha mikro; b. Maksimal Rp. 25.000.000,- untuk pengusaha kecil; c. Maksimal Rp. 100.000.000,- untuk koperasi.

Setiap dana bergulir yang telah disalurkan, dikenakan bunga sebesar 6% per tahun dengan rincian:

a. 2% diberikan kepada bank sebagai pembayaran jasa atas pembinaan, pemantauan dan pengawasan.

b. 2% dibukukan ke rekening pokja sebagai dana pembinaan.

c. 2% dimasukkan kepada kas daerah sebagai PAD untuk selanjutnya disalurkan

Seleksi Administratif: 1. Kelembagaan

2. Kelengkapan Organisasi 3. Kegiatan usaha yang ada

dan akan dilaksanakan 4. Rencana penggunaan dana

bergulir yang akan diterima 5. Laporan keuangan tahun

yang lalu / tahun berjalan

TIDAK

SETUJU

Identifikasi

Lapangan TIDAK

Skema Seleksi Penerima

Pinjaman Dana Bergulir

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bontang

PROPOSAL Oleh Calon Penerima Pinjaman

TIM POKJA PROGRAM DANA BERGULIR SETUJU S.K Ketua POKJA PROGRAM DANA BERGULIR REKOMENDASI

(5)

Tabel 1.

Persyaratan Program Penerima Dana Bergulir

No. Usaha Mikro/Kecil Koperasi

1 Memiliki Kelayakan Usaha dan aktivitas usaha produktif, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan.

Koperasi primer dan berbadan hukum.

2 Prioritas pada usaha produk unggulan daerah dan memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1 miliar.

Memiliki anggota yang bergerak di berbagai sektor usaha produktif.

3 Lulus seleksi yang telah dilakukan oleh Pokja. Memiliki pengurus dan pengawas yang dipilih dan diangkat oleh anggota.

4 Mempunyai jaminan, milik Warga Negara Indonesia, berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

Diprioritaskan yang mendapatkan penilaian sehat atau cukup sehat.

5 Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum.

Diprioritaskan pada koperasi yang belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak lain.

6 Tidak mempunyai tunggakan / pinjaman pada pihak

lain. Tidak mempunyai pinjaman di bank atau pihak lain. 7 Mengajukan permohonan pinjaman kepada pokja

dengan mengisi formulir yang telah disediakan.

Mengajukan proposal kepada pokja dengan mengisi formulir yang telah disediakan

8 Memiliki kelayakan usaha

9 Mempunyai jaminan

10 Lulus seleksi yang telah dilakukan oleh pokja

Bagi para calon peminjam yang mengalami kesulitan untuk memenuhi persyaratan dikarenakan tidak mempunyai jaminan, Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Perindagkop memberikan kemudahan dengan memfasilitasi pembuatan Sertifikat Hak Milik (SHM). Secara jelas, alur pinjaman dana bergulir dapat dilithat dalam skema di bawah ini:

Tim Teknis Pelaksana (POKJA)

1. Sekda selaku Ketua Pokja 2. Dinas Perindagkop 3. Dinas Pertanian

4. Dinas Perikanan dan Kelautan 5. BKKBN

6. Bank BPD Cabang Bontang 7. Dinas Tenaga Kerja

Transfer Dana Bergulir

Penerima Pinjaman

1. Koperasi Simpan-Pinjam Putra Bangsa 2. Koperasi

Simpan-Pinjam Rawa Indah 3. Koperasi

Simpan-Pinjam Syariah Halal Bank

1

2

3

Skema Pinjaman Dana Bergulir

(6)

Hasil yang Dicapai

Sejak ditempatkannya modal awal pada tahun 2002 dan tahun 2003 sebesar Rp 5 miliar ke Bank Pembangunan Daerah Kaltim Cabang Bontang, telah terjadi penambahan modal yakni sebesar Rp. 9.56 miliar pada tahun 2007 dengan realisasi penyaluran keapda 724 peminjam. Berikut perkembangan dana bergulir Pemerintah Kota Bontang periode Tahun 2003-2007:

Tabel 2.

Laporan Perkembangan Dana Bergulir Periode Tahun 2003-2007

No. Tahun Volume Angsuran Sisa Pinjaman Tunggakan Jumlah

Peminjam

Pokok Bunga Pokok Bunga

1 2003 3.093.700.000 1.052.754.141 131.547.554,86 2.595.145.859 278.496.062,47 24.809.662,86 311 2 2004 5.043.900.000 2.807.999.949 164.477.576,28 2.235.900.051 1.002.011.068 84.777.957,48 408 3 2005 5.902.400.000 4.526.350.218 411.997.250,47 1.486.808.112 1.675.886.162,23 119.521.556,63 471 4 2006 8.061.400.000 5.876.038.991 517.505.071,83 2.185.361.009 1.861.426.048,06 122.960.328,42 600 5 2007 9.560.400.000 6.979.967.313,34 591.225.983,07 2.580.432.686,66 2.206.662.428,83 149.058.112,27 724

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bontang

Program penyaluran dana bergulir, telah membantu memberikan dorongan motivasi kepada masyarakat serta menunjukkan adanya keterlibatan partisipasi masyarakat yang sangat tinggi untuk melakukan berbagai kegiatan perekonomian baik dalam bentuk usaha kecil, menengah maupun masuk menjadi anggota koperasi.

Tabel 3.

Data Pertumbuhan UKM Tahun 2002 – 2006

No. Jumlah Satuan Tahun

2002 2003 2004 2005 2006

1 Usaha Kecil Unit 1.471 1.688 1.738 2.639 2.901

2 Usaha Menengah Unit 23 166 173 363 458

3 Volume Usaha Kecil Rp. (Juta) 9561 14.348 15.353 23.301 25.625 4 Volume Usaha Menengah Rp. (Juta) 67.5 168.7 173.761 272.25 348.08

5 Karyawan Usaha Kecil Orang 1887 3.956 4.668 6.598 7.253

6 Karyawan Usaha Menengah Orang 233 1.826 2.076 4.719 6.412

Data pada tabel 3. menunjukkan bahwa pada setiap tahun di Kota Bontang telah muncul wirausaha baru. Program dana bergulir telah membantu para wirausaha untuk mendapatkan perkuatan permodalan. Masyarakat menjadi terbiasa untuk berurusan dengan pihak bank (bankable). Selama periode tahun 2002 s/d tahun 2006, realisasi penyaluran dana bergulir sebesar Rp. 8.061.400.000,- dengan jumlah peminjam sebanyak 592 orang dengan rincian sebagai berikut:

(7)

Sama halnya dengan pertumbuhan UKM, di bidang perkoperasian juga menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan. Animo masyarakat Kota Bontang untuk bergabung menjadi anggota ataupun non anggota Koperasi dilatarbelakangi oleh kemampuan pelayanan koperasi dalam memberikan nilai manfaat yang cukup memadai. Berbagai variable yang diberikan oleh koperasi seperti: insentif, SHU yang dibagikan, bunga simpanan yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih cepat, jaminan simpanan yang pasti dan hak-hak lain menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi.

Tabel 4.

Perkembangan Koperasi Periode Tahun 2001 – 2007

No. Uraian Tahun

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 Jumlah Koperasi 48 66 70 79 83 84 94

2 Jumlah Koperasi Aktif 43 61 65 70 74 79 76

3 Jumlah Koperasi yang RAT 26 25 32 42 35 47 46

4 Jumalh Anggota (orang) 15.367 15.699 18258 19.182 19.791 21.582 22.542

5 Jumlah Karyawan (orang) 377 405 471 465 530 585 780

6 Modal Sendiri (Rp.) 7.433.541 8.229.216 10.357.109 13.287.473 17.426.842 30.247.741 33.952.767 7 Modal Luar (Rp.) 8.615.701 9.497.293 11.620.742 14.703.316 33.640.432 56.338.542 68.814.892 8 Asset (Rp.) 17.568.210 17.717.540 21.620.742 28.551.729 53.751.842 81.250.845 98.091.230 9 Omset (Rp.) 32.050.054 37.826.997 35.628.005 49.870.902 70.853.648 103.632.763 121.661.726 10 SHU (Rp.) 2.325.283 2.542.085 3.708.767 3.616.808 4.761.620 6.733.253 7.513.706

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bontang

Tabel 5.

Prosentase Perkembangan Koperasi Tahun 2001-2007

No. Uraian Tahun

2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007

1 Jumlah Koperasi (%) 38 6 13 5 1 12

2 Jumlah Koperasi Aktif (%) 42 7 8 6 7 4

3 Jumlah Koperasi yang RAT (%) 4 28 31 17 34 2

4 Jumlah Anggota (%) 2 16 5 3 9 4 5 Jumlah Karyawan (%) 7 16 1 14 10 33 6 Modal Sendiri (%) 11 26 28 31 74 12 7 Modal Luar (%) 10 22 27 129 67 22 8 Asset (%) 1 22 32 88 51 21 9 Omset (%) 18 6 40 42 46 17 10 SHU (%) 9 46 2 32 41 12

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bontang

Tumbuhnya kegiatan berusaha baik dalam bentuk usaha kecil, menengah maupun koperasi dengan sendirinya memberikan dampak positif bagi masyarakat. Maraknya kelompok-kelompok usaha atau wirausaha baru membantu terciptanya peluang lapangan kerja baru. Nama Kota Bontang dapat dikenal luas tidak hanya dikarenakan kekayaaan hasil tambangnya tetapi juga karena potensi unggulan lainnya.

Keberlanjutan

Pemerintah Kota Bontang secara berkala direncanakan melakukan penambahan alokasi dana APBD dalam bentuk penambahan jumlah modal dana bergulir. Pemko juga berupaya untuk melakukan peninjauan ulang MoU yang dibuat dengan BPD Kaltim Cabang Bontang dnegan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan untuk bekerjasama dengan bank lain. Dalam hal pengembangan program, Dinas Perindagkop

(8)

kemiskinan, dimana program dana bergulir diharapkan juga dapat membantu masyarakat miskin untuk memperkuat usahanya.

Dinas Perindagkop sebagai lembaga teknis yang menangani program penyaluran dana bergulir juga berupaya untuk membantu membuka peluang pasar serta memberikan berbagai macam kegiatan pelatihan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan kegiatan usaha dari sisi manajerial dan produktifitas agar mampu bersaing dengan produk serupa lainnya yang berasal dari luar Kota Bontang.

Dalam upaya untuk menjaga konsistensi program dan memberikan pendidikan bagi masyarakat, dinas perindagkop melakukan pembatasan pemberian pinjaman maksimum sebanyak tiga kali kepada para peminjam. Dengan ketentuan ini, maka peminjam diharapkan mampu untuk terus-menerus melakukan inovasi atau pengembangan-pengembangan lebih lanjut terhadap kegiatan usahanya.

Program penyaluran dana bergulir telah berjalan selama lima tahun, tetapi sampai saat ini belum ada tim yang melakukan evaluasi terhadap tingkat kemandirian usaha. Penilaian tingkat kemandirian hanya didasarkan pada asumsi tingkat kelancaran pengembalian pinjaman.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dan sejahtera, kelompok usaha yang mempunyai modal terbatas perlu mendapat dukungan permodalan dengan kemudahan persyaratan dan kebijakan yang mendukung.

Kemampuan Tular

Program pemberian pinjaman dana bergulir dapat dilakukan oleh pemerintah daerah lain sebagai bentuk kebijakan yang mendukung pemberdayaan ekonomi rakyat. Berdasarkan pengalaman Pemerintah Kota Bontang, pokja pinjaman dana bergulir memerlukan waktu yang tidak singkat untuk melakukan sosialisasi sekaligus menanamkan kesadaran kepada masyarakat untuk berwirausaha. Hambatan lain yang dihadapi adalah sulitnya merubah psikologis masyarakat bahwa dana pemerintah adalah hibah yang tidak perlu dikembalikan.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari berbagai narasumber, bagi pemerintah daerah lain yang ingin menerapkan program yang sama hendaknya juga memikirkan untuk menyiapkan suatu tim yang benar-benar dikonsentrasikan untuk pengembangan program. Sebab ternyata, lemahnya pengawasan dan rendahnya evaluasi yang dilaukan menajdi salah satu penyebab terjadinya kredit macet (penerima pinjaman yang

(9)

KONTAK PENGHUBUNG

PEMKO BONTANG

Nama : Ir. Hj. S. Nurul Hidayati, M. M.

Jabatan : Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Alamat : Jl. M. H. Thamrin No. 42 – Bontang 75311

No. Telp : 0548 – 22912 Fax : -

HP : -

APEKSI

Nama : Tri Utari

Jabatan : Staf Peningkatan Kapasitas Kota Alamat : Rasuna Office Park III WO 06-09 Komplek Rasuna Epicentrum Jl. H. R. Rasuna Said – Kuningan Jakarta 12960

No. Telp. : 021-8370 4703, 9393 890 Fax : 021-8370 4733

HP : 0812 1090551 Email : triutari@apeksi.or.id

Referensi

Dokumen terkait

Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan

• Sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional, Indonesia wajib memberikan informasi terkait dengan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penerima Tunjangan Profesi

great expressiveness of her diary and on 25 June 1947, 'The Secret Annex' is published. in an edition

NO NAMA PAKET PEKERJAAN VOLUME LOKASI PEK.. TAUFIT

Bintang-bintang Militer untuk menghargai jasa-jasa kemiliteran pada waktu-waktu atau terhadap peristiwa-peristiwa tertentu dan Bintang Bhayangkara untuk

[r]

(1) Jika ciptaan yang didaftar menurut Pasal 33 tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Pasal 14 sub a, b, c, e, dan f, Pasal 15,