• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MINUMAN SIRUP JAHE DENGAN MESIN PENGADUK OTOMATIS DAN MESIN PEMARUT JAHE DI INDUSTRI RUMAH MULYOHARJO KABUPATEN PEMALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MINUMAN SIRUP JAHE DENGAN MESIN PENGADUK OTOMATIS DAN MESIN PEMARUT JAHE DI INDUSTRI RUMAH MULYOHARJO KABUPATEN PEMALANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

396

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MINUMAN SIRUP JAHE

DENGAN MESIN PENGADUK OTOMATIS DAN MESIN

PEMARUT JAHE DI INDUSTRI RUMAH

MULYOHARJO

KABUPATEN PEMALANG

Fahmi Arifan

1*

, Zainal Abidin

1

, Yoga Aribowo

2

1Jurusan Teknik Kimia Program Diploma, Fakultas Sekolah Vokasi

Universitas Diponegoro

2Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jl. Prof Sudarto SH, Pedalangan Tembalang Semarang, Indonesia 50239

1Chemichal Engineering Diploma Program, Faculty of Vocational School

University of Diponegoro

2Geology Engineering, Faculty of Engineering University of Diponegoro

Prof Sudarto SH street, Pendalagan Tembalang Semarang, Indonesia 50239 *Untuk korespondensi: Email: fahmiarifan80@gmail.com

ABSTRAK

UKM Minuman Sirup Jahe Merah Asqa terletak di Jl Wilis Gang Madrasah No. 7 Rt 02 Rw 06 desa Mulyoharjo Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. UKM Minuman Sirup Jahe Merah Asqa merupakan suatu usaha industri yang sangat berpotensi dan merupakan sumber penghasilan penduduk desa mulyoharjo selain menjadi petani jahe yang mempunyai kapasitas 50 botol/hari (1 botol = 800 ml) dengan harga Rp. 14.000,00/botol. Sebelumnya di wilayah Cebongan terdapat 12 industri minuman sirup jahe, tetapi kini hanya tersisa 4 industri minuman sirup jahe termasuk UKM Minuman Sirup Jahe Asqa Mulyoharjo. Namun demikian, proses produksi minuman sirup jahe di industri Mulyoharjo sampai saat ini masih memiliki beberapa kendala yang sangat berarti. Salah satunya adalah pada proses perebusan sari jahe dengan menggunakan pengaduk manual pada waktu pembuatan sirup jahe. Karena proses pengadukan dilakukan dengan tangan (manual) maka harus ditunggu sampai temperatur air rebusan turun. Proses pendinginan ini terjadi secara alami sehingga memerlukan 30 menit. Selain itu karena pengadukan masih dilakukan dengan tangan, prosesnya juga membutuhkan waktu cukup lama. Oleh karenanya, ketika permintaan pasar tinggi hal ini menjadi faktor utama yang menyebabkan kapasitas produksi sulit ditingkatkan. Untuk itu perlu menerapkembangkan teknologi produksi berupa mesin pengaduk otomotis yang dilengkapi dengan motor pengaduk, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas UKM Minuman Sirup Jahe Merah Asqa Mulyoharjo. Berbeda dengan UKM Minuman Sirup Jahe Merah Berkah, UKM Minuman Sirup Jahe Merah milik Azifah yang terletak di Jl. Ayani Utara Belakang No. 33 RT 01 RW 20 Desa Mulyoharjo Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang memproduksi sirup jahe dari jahe merah. Namun demikian, kapasitas industri sirup jahe ini relatif kecil, yaitu tiap hari hanya produksi 30 botol/hari atau 10 kg/hari dengan harga Rp. 14.000,00/botol.Apabila tidak dilestarikan lama kelamaan keberadaan minuman sirup jahe tersebut semakin langka. Problem utama pada UKM Minuman Sirup Jahe Merah Isep adalah peralatan yang digunakan masih sangat sederhana, terutama alat untuk memarut jahe. Alat untuk memarut jahe manual atau konvensional mempunyai kapasitas 1 kg tiap menit. Untuk itu, agar produktivitas meningkat, diperlukan penerapan teknologi tepat guna berupa alat pemarut mekanis yang dilengkapi dengan pisau pencacah buah jahe. Meskipun minuman sirup jahe banyak terdapat didaerah lain, namun demikian bentuk dan rasa sangat khas ada di desa ini.

(2)

PENDAHULUAN

Jahe merah yang dalam nama latinnya Zingiber officinale, merupakan tanaman rimpang yang sangat terkenal sebagai rempah-rempah dan juga sebagai bahan obat. Jahe mempunyai rimpang dalam bentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Memiliki rasa pedas yang dominan dikarenakan senyawa keton bernama zingeron. Jahe merah termasuk dalam suku Zingiberaceae (temu-temuan). Dari sejarahnya, jahe merah diperkirakan berasal dari India. Tapi ada juga yang mengatakan jahe berasal dari Republik Rakyat Cina Selatan. Dari asalnya itu, kemudian jahe merah dibawa sebagai rempah perdagangan sampai ke Asia Tenggara. Tiongkok, Jepang hingga Timur Tengah. Lalu pada masa kolonialisme, jahe dengan rasa pedas pada makanan dan khasiat memberi rasa hangat , menjadi komoditas terkenal di Eropa. Dikarenakan jahe hanya bisa hidup di daerah tropis, maka budidaya dan penanamannya hanya bisa dikerjakan di daerah tropis, seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Untuk saat ini, pemasok jahe terbesar di dunia adalah Equador dan Brazil. Masyarakat Indonesia

umumnya telah mengenal dan

memanfaatkan jahe merah dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai kepentingan, seperti bahan campuran bahan makanan, minuman, kosmetik, parfum dan lain-lain mulai dari tingkat tradisional di masyarakat pedesaan sampai tingkat modern di

masyarakat perkotaan. Dalam

perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe merah untuk bahan baku industri

meningkat terus, sehingga pengadaannya secara teratur, berkualitas baik, cukup dan berkesinambungan makin terasa menjadi suatu keharusan.

Sejumlah petani petani jahe merah dari Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mengaku pusing, akibat terhambatnya pemasaran. Para petani yang mayoritas tinggal di Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, itu hanya bisa sedih menatap hasil kebunnya teronggok tak terjual. Jika terjual, harganya pun sangat rendah. Potensi jahe merah dari Kecamatan Pemalang itu padahal tergolong besar. Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pemalang, Rohadi, sedikitnya 20.000 kilogram atau 20 ton jahe merah dihasilkan oleh para petani di sana untuk setiap kali panen. “Puluhan ribu kilogram jahe itu dihasilkan oleh sekitar 1.200 orang petani yang mengelola lahan seluas 300 hektare,”kata Rohadi kepada Radar Pemalang, baru-baru ini. Meski jahe merah yang diproduksi petani dari Pemalang melimpah, tambahnya, para petani mengalami kesulitan ketika hendak memasarkannya.

Tetapi hanya sedikit masyarakat Kecamatan Pemalang yang memanfaatkan potensi jahe merah yang melimpah untuk digunakan sebagai minuman sirup jahe merah, itupun proses pembuatannya masih sangat sederhana.

Usaha Kecil dan Menengah Minuman Serbuk Jahe Asqa

UKM Minuman Sirup Jahe Asqa terletak di Jl Wilis Gang Madrasah No. 7 Rt

(3)

Pengembangan Material Aplikatif sebagai upaya mendukung Pembelajaran Kimia Abad 21

02 Rw 06 desa Mulyoharjo Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Desa Mulyoharjo ini beriklim sedang dengan ketinggian 300 meter diatas permukaan laut (dpl) dan curah hujan rata- rata 900 – 1300 mm/tahun. Jumlah penduduk di desa Mulyoharjo sekitar 4560 orang yang terdiri dari 1060 KK dengan tingkat pendidikan sebagian besar lulusan SMA dan juga lulusan SMP maupun SD. Mata pencaharian penduduk desa Mulyoharjo sebagian besar petani dan buruh kasar pada industri kecil sampai industri menengah. Di desa ini sebagian penduduk yang tinggal disekeliling UKM, memenuhi kebutuhan hidup dari industri minuman sirup jahe merah. UKM Industri Minuman Sirup Jahe Merah Asqa Mulyoharjo merupakan suatu usaha industri yang sangat berpotensi dan merupakan sumber penghasilan penduduk desa Mulyoharjo selain menjadi petani jahe yang mempunyai kapasitas 40 botol/hari (1 botol = 800 ml) dengan harga Rp. 14.000,00/botol. Sebelumnya di wilayah Mulyoharjo terdapat 12 industri minuman sirup jahe merah, tetapi kini hanya tersisa 4 industri minuman sirup jahe merah termasuk UKM Minuman Sirup Jahe Brahala Mulyoharjo. Apabila tidak dilestarikan lama kelamaan keberadaan minuman sirup jahe merah tersebut semakin langka. Meskipun minuman sirup jahe merah banyak terdapat didaerah lain, namun demikian bentuk dan rasa sangat khas ada di desa ini.

Bahan baku yang digunakan untuk produksi minuman sirup jahe merah meliputi: jahe emprit dan jahe gajah. Tanaman tersebut dikupas kulit jahe kemudian dicuci sampe bersih. Setelah itu diparut jahe yang

sudah dicuci menggunkan alat pemarut tradisional, kemudian hasil parutannya ditambah dengan air lalu diperas. Hasil air perasan jahe dicampur dengan gula jawa dipanaskan kemudian diaduk sampai rata Lalu menuangkan air jahe yang sudah dimasak ke dalam botol kemasan. Peralatan yang digunakan meliputi: panci besar, bak penampung, tungku dan alat pengaduk manual. Teknologi maupun alat proses produksi yang digunakan semua masih sangat sederhana. Peralatan yang digunakan meliputi: panci besar, bak penampung, tungku dan alat pengaduk manual. Teknologi maupun alat proses produksi yang digunakan semua masih sangat sederhana.

Pola manajemen usaha pada Industri

ini masih dikelola secara

sederhana/kekeluargaan dengan biaya penyusutan peralatan belum diperhitungkan. Keuangan langsung ditangani sendiri oleh pemiliknya. Manajemen pemasaran yaitu produk minuman sirup jahe yang sudah jadi langsung dikirim ke pelanggan – pelanggan tetap yang ada di seluruh Kota Salatiga dan sekitarnya dengan memakai kendaraan roda dua milik ibu Qiroatun Asro. Begitu juga untuk konsumen – konsumen baru yang sebelumnya pesan lebih dulu ke pemilik lewat telepon pengirimannya langsung dikirim sesudah pelanggan – pelanggan tetap. Manajemen produksi terdiri atas: kontrol mutu buah jahe, pemerasan jahe yang diparut, pengendapan hasil perasan, pengadukan jahe yang dipanaskan, pengemas, dan QC sirup jahe.

Investasi yang dimiliki adalah sebagai berikut: bak pemasakan sari jahe 1

(4)

unit, penyaring 1 unit, bak penampungan hasil rebusan 1 unit, tangki pemasak 3 unit, Alat penggaduk manual 2 unit, tabung gas 1 unit, dan kendaraan roda dua 1 unit.

Namun demikian, proses produksi minuman sirup jahe merah di industri Mulyoharjo dengan jumlah karyawan 5 orang sampai saat ini masih memilirki beberapa kendala yang sangat berarti. Salah satunya adalah pada proses perebusan sari jahe dengan menggunakan pengaduk manual pada waktu pembuatan sirup jahe. Karena proses pengadukan dilakukan dengan tangan (manual) maka harus ditunggu sampai temperatur air rebusan turun. Proses pendinginan ini terjadi secara alami sehingga memerlukan waktu 30 menit. Selain itu karena pengadukan masih dilakukan dengan tangan, prosesnya juga membutuhkan waktu cukup lama. Oleh karenanya, ketika permintaan pasar tinggi hal ini menjadi faktor utama yang menyebabkan kapasitas produksi sulit ditingkatkan. Untuk itu perlu menerapkembangkan teknologi produksi berupa mesin pengaduk otomotis yang dilengkapi dengan motor pengaduk, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas UKM Minuman Sirup jahe merah Mulyoharjo.

Usaha Kecil dan Menengah Minuman Sirup Jahe Merah Berkah

Berbeda dengan UKM Minuman Sirup Jahe Merah Berkah, UKM Minuman Sirup Jahe Merah milik Ibu Azifah yang terletak di Jl. Ayani Utara Belakang No. 33 RT 01 RW 20 Desa Mulyoharjo Kecamatan

Pemalang Kabupaten Pemalang

memproduksi sirup jahe merah dari jahe gajah dan jahe emprit. Namun demikian, kapasitas industri sirup jahe merah ini relatif kecil, yaitu tiap hari hanya produksi 30 botol/hari atau 10 kg/hari dengan harga Rp. 14.000,00/botol.

Produksi minuman sirup jahe ini masih sangat terbatas baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini disebabkan oleh: teknologi proses produksi minuman sirup jahe merah yang bersifat konvensional, peralatan masih sederhana, juga kemampuan sumber daya manusia yang kebanyakan memiliki taraf pendidikan SMP dan permodalan sangat terbatas serta dikelola secara konvensional. Oleh karenanya, produk minuman sirup jahe merah yang dihasilkan UKM Minuman Sirup Jahe Merah, seringkali tidak dapat memenuhi permintaan pasar.

Problem utama pada UKM Minuman Sirup Jahe Merah Berkah adalah peralatan yang digunakan masih sangat sederhana, terutama alat untuk memarut jahe merah. Alat untuk memarut jahe merah masih manual atau konvensional mempunyai kapasitas 1 kg tiap 10 menit. Untuk itu, agar produktivitas meningkat, diperlukan penerapan teknologi tepat guna berupa alat pemarut mekanis yang dilengkapi dengan pisau pencacah buah jahe.

Daerah pemasaran minuman serbuk jahe ini sudah meliputi Kabupaten Pemalang dan sekitarnya. Pada saat bulan Ramadhan, Hari Raya Idul fitri maupun Hari Raya Idul Adha permintaan minuman sirup jahe merah selalu meningkat. Tentunya dengan meningkatnya permintaan minuman sirup jahe merah, pemilik UKM juga berupaya

(5)

Pengembangan Material Aplikatif sebagai upaya mendukung Pembelajaran Kimia Abad 21

menaikkan kapasitas produksinya. Hal ini sangat berpengaruh dan berdampak positif terhadap UKM, karyawan maupun masyarakat sekitarnya, seperti: (i) aspek ekonomi, yaitu dengan meningkatnya produktivitas akan berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan pemilik dan para karyawannya; (ii) aspek sosial budaya, dengan meningkatnya kuantitas tentunya juga akan memperluas lapangan kerja atau menyerap tenaga kerja sehingga akan mengurangi pengangguran terutama masyarakat disekitarnya; (iii) aspek teknologi/ketrampilan, menambah ketrampilan karyawan sehingga mampu mengoperasikan, merawat dan memperbaiki alat proses; (iv) aspek manajemen, yaitu pengetahuan manajemen lebih meningkat dari tradisional menjadi tertata rapi dan ada pembukuan; dan (v) aspek pemasaran, dapat memperluas jangkauan pemasaran.

Permasalahan Mitra

Salah satu bagian dalam proses pengolahan minuman sirup jahe UKM Mulyoharjo yang menjadi penghambat peningkatan kapasitas produksi adalah pada proses perebusan sari jahe merah. Proses perebusan sari jahe dengan pengadukan dilakukan dengan tangan dan harus melalui proses pendinginan terlebih dahulu sehingga paling banyak memakan waktu hingga 1 jam. Hal ini menyebabkan kapasitas produksi terbatas dan tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu diperlukan peralatan yang mampu mengatasi permasalahan ini, yaitu berupa mesin pengaduk otomatis yang dilengkapi dengan motor pengaduk.

Sedangkan masalah utama pada UKM Minuman Sirup Jahe Merah Berkah adalah peralatan yang digunakan untuk memarut jahe masih sangat sederhana dengan kapasitas relatif kecil dengan kapasitas 1 kg tiap 30 menit. Untuk itu, agar produktivitas meningkat, diperlukan penerapan teknologi tepat guna berupa alat pemarut mekanis yang dilengkapi dengan pisau pencacah buah jahe.

TARGET LUARAN

Pengembangan dan penerapan alat pengaduk otomatis dilengkapi dengan motor pengaduk pada UKM Minuman Sirup Jahe Asqa Mulyoharjo diharapkan dapat meniadakan waktu pendinginan selama 1 jam dan mereduksi waktu pembuatan sirup jahe dari 2 jam menjadi 30 menit, sehingga akan meningkatkan produktivitas hingga 1,5 kali dibanding produksi konvensional dan produk lebih higienis. Sedangkan aplikasi teknologi tepat guna berupa alat pemarut mekanis yang dilengkapi dengan pisau pencacah buah jahe kapasitas 1 kg/10 menit yang akan dioperasikan di UKM Minuman Sirup Jahe Isep diharapkan mampu meningkatkan produktivitas hingga 5 kali dibanding produksi awal. Hasil yang diharapkan dalam kegiatan IbM ini antara lain:

1. Teknologi tepat guna.

2. Alat mesin pengaduk otomatis dilengkapi dengan motor pengaduk dan alat pemarut mekanis yang dilengkapi dengan pisau pencacah buah jahe untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi dengan spesifikasi alat tersaji pada Lampiran 2. 3. Karyawa UKM minuman sirup jahe merah

(6)

perawatan alat mesin pengaduk otomatis dilengkapi dengan motor pengaduk dan alat pemarut mekanis yang dilengkapi dengan pisau pencacah buah jahe. 4. Peningkatan kinerja binaan UKM,

sehingga produktivitas meningkat. 5. Pengujian terhadap keandalan alat mesin

pengaduk otomatis dilengkapi dengan motor pengaduk dan alat pemarut mekanis yang dilengkapi dengan pisau pencacah buah jahe merah.

6. Terbangunnya kerjasama yang berkesinambungan antara UKM, masyarakat, pemerintah dan Perguruan Tinggi

7. HKI/Patent sederhana

8. Publikasi Ilmiah pada Jurnal Teknologi Tepat Guna

Ada beberapa aspek yang akan dilakukan tim IbM adalah:

 Meningkatkan S.D.M. dengan adanya pelatihan dan konsultasi tentang teknik pembuatan minuman jahe merah (cara mengoperasikan)

 Memberikan pelatihan tentang merawat dan mereparasi peralatan mesin glanulator dan mesin pencacah daun agar penggunaannya dapat berjalan terus menerus

Dengan pemilihan program diatas maka diharapkan kualitas dan kuantitas gula merah akan meningkat dari yang sebelumnya dimana teknologi pembuatan yang sebelumnya secara tradisional, manual, kini meningkat menjadi mekanis

sehingga minuman jahe merah yang dihasilkan lebih higienis dan penampilan menarik.

Gambar Teknologi yang diterap kembangkan

Gambar 1. Mesin Pengaduk Otomatis

Keterangan Gambar :

1. Pengatur keceptan motor pengaduk 2. Pengaduk ber impeller

3. Tangki Pengaduk berjaket pemanas 4. Termostat suhu dan timer

5. Kaki penyangga motor 6. Kaki penyangga tangki 7. Out put

Gambar 2. Mesin Pemarut Jahe Secara Mekanis

(7)

Pengembangan Material Aplikatif sebagai upaya mendukung Pembelajaran Kimia Abad 21

HASIL YANG DICAPAI

1. Rancang Bangun Mesin Pengaduk Otomatis dan Mesin Pemarut Jahe Mekanis 2. Pabrikasi minuman jahe merah yang lebih higienis

3. Pelatihan cara pembuatan minuman jahe merah dengan kualitas dan kuantitas yang dapat bersaing dengan UKM yang lain 4. Penyuluhan tentang manajemen pemasaran

RENCANA TAHAP BERIKUTNYA

1. Uji coba Mesin Pengaduk Otomatis dan Mesin Pemarut Jahe Mekanis

dan cara pengoperasian serta perawatan. 2. Pelatihan dan Sosialisasi Mesin Mesin Pengaduk Otomatis dan Mesin Pemarut Jahe Mekanis

3. Pelatihan pembuatan minuman jahe merah yang higienis

4. Penyuluhan managemen pemasaran

KESIMPULAN

1. Rancang Bangun dan Pabrikasi Mesin Pengaduk Otomatis dan Mesin Pemarut Jahe Mekanis telah dilaksanakan, untuk selanjutnya perlu untuk menguji kinerja alat tersebut sebelum diserahkan kepada UMKM. 2. Pengujian telah dilakukan di bengkel dan telah dapat berjalan baik, namun masih memerlukan revisi agar dapat beroperasi lebih efektif.

SARAN

1. Perlu adanya pendampingan, bimbingn dan sosialisasi penggunaan alat tersebut 2. Memerlukan waktu sosialisasi dalam mengubah kebiasaan membuat minuman

jahe merah dengan proses konvensional beralih menggunakan alat yang lebih modern

DAFTAR PUSTAKA

[1] Luchsinger, H.R. 1984, The Swiss Foundation For Technical Assitance, Zurich.

[2] Mc Cabe, 1960, Unit Operations, 3th Ed., New York, Mc Millan Publ.

[3] Pitojo, S, 1998, Aneka Tanaman Jahe , Yogyakarta, Penerbit Kanisius.

[4] Purnomo, H, Adiono. 1987, Ilmu Pangan, Jakarta, Penerbit Universitas Indonesia (UI Press)

[5] Rajalakshmi, D., & Narashiman, S., 1996. Food Antioxidants Sources Health Perspective. New Yor, Inc

[6] Rismunandar & Paimin, F.B., 2001. Jahe Budidaya dan Pengolahan, Jakarta, Penebar Swadaya

[7] Said, E. G. 2000, Menguak Potensi Pengembangan Industri Hilir Perkebunan Indonesia. Makalah Seminar Sehari Kebijakan Industri Hilir Perkebunan di Jakarta.

[8] Surdiatata, Shinroku Saito, 1985, Pengetahuan Bahan Teknik, Jakarta, Pradnya Paramita

[9] Wikantyasa, B. 1989, Satuan Operasi dalam Proses Pangan, Yogyakarta P.A.U. Pangan Gizi, UGM

Gambar

Gambar Teknologi yang diterap  kembangkan

Referensi

Dokumen terkait