• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGATUR SISTEM PENYEDIAAN DAN PELAYANAN AIR MINUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGATUR SISTEM PENYEDIAAN DAN PELAYANAN AIR MINUM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BUPATI TANGERANG

PROPINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2014

TENTANG

BADAN PENGATUR SISTEM PENYEDIAAN DAN PELAYANAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Perjanjian Konsesi antara Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan PT. Aetra Air Tangerang berdasarkan Pasal 18.1. huruf a Perubahan Kedua dan Pernyataan Kembali Perjanjian Konsesi tanggal 26 Agustus 2014 telah dibentuk Badan Pengatur ;

b. bahwa Pengaturan lebih lanjut mengenai keanggotaan, masa jabatan, tugas dan fungsi, pengorganisasian, tata cara pengambilan keputusan, kuorum, anggaran dan lain-lain yang relevan perlu diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Badan Pengatur Sistem Penyediaan dan Pelayanan Air Minum.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010);

3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);

(2)

2 4. Undang–undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4161);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengembangan Air Minum (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4490);

9. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tatacara Pengaturan Tarif Air Minum Pada PDAM;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum;

(3)

3 13. Peraturan Daerah Kabupatan Tangerang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Dan Penyediaan Air Minum Daerah Kabupaten Tangerang;

Memperhatikan : 1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2010 tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

2. Perubahan Kedua dan Pernyataan Kembali Perjanjian Konsesi antara Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan PT. Aetra Air Tangerang tanggal 26 Agustus 2014.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG BADAN PENGATUR SISTEM PENYEDIAAN DAN PELAYANAN AIR MINUM

BAB I

KETENTUAN UMUM PASAL 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksudkan dengan :

1. Badan Pengatur Sistem Penyediaan dan Pelayanan Air Minum yang selanjutnya disebut Badan Pengatur adalah badan yang mandiri dan independen untuk menjembatani kepentingan Penerima Konsesi di satu pihak serta kepentingan PEMKAB dan kepentingan Pelanggan di lain pihak dalam rangka pelaksanaan Perjanjian Konsesi Penyediaan dan Pelayanan Air Minum di Wilayah Pasar Kemis, Sepatan, Sepatan Timur, Sindang Jaya, Cikupa, Sukamulya, Balaraja, dan Jayanti Kabupaten Tangerang.

2. Perjanjian Konsesi adalah Perubahan Kedua dan Pernyataan Kembali Perjanjian Konsesi antara Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan PT. Aetra Air Tangerang tanggal 26 Agustus 2014 beserta perubahan-perubahan dan lampiran-lampirannya.

3. Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang yang selanjutnya disebut sebagai PEMKAB adalah pemerintah daerah yang dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Tangerang, yang mempunyai pusat pemerintahan di Kecamatan Tigaraksa.

4. PT Aetra Air Tangerang yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Konsesi adalah suatu perusahaan penanaman modal asing yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia, berkedudukan di Kabupaten Tangerang.

(4)

4 5. Wilayah Konsesi adalah wilayah di dalam Kabupaten Tangerang yang meliputi Pasar Kemis, Sindang Jaya, Sepatan, Sepatan Timur, Cikupa, Balaraja, Sukamulya, dan Jayanti dimana Penerima Konsesi berhak menjalankan Hak Konsesi.

6. Hak Konsesi adalah hak eksklusif penyediaan dan pelayanan Air Minum yang diberikan oleh PEMKAB kepada Penerima Konsesi di Wilayah Konsesi.

7. Para Pihak adalah yang melakukan Perjanjian Konsesi beserta perubahan-perubahan dan lampiran-lampirannya antara PEMKAB sebagai Pihak Pertama dan Penerima Konsesi sebagai Pihak Kedua.

8. Bupati adalah kepala pemerintahan Kabupaten Tangerang.

9. Pelanggan adalah setiap orang atau badan usaha, badan hukum atau lainnya yang bertempat tinggal atau terletak di dalam Wilayah Konsesi yang terdaftar secara sah pada Penerima Konsesi atau yang dengan cara lain merupakan pihak yang menerima jasa penyediaan dan pelayanan Air Minum atau Air Curah dari Penerima Konsesi.

10. Kelompok Pelanggan adalah penunjukan Pelanggan ke dalam 2 (dua) kelompok, baik Pelanggan domestik maupun Pelanggan industri berdasarkan volume pemakaian Air Minum dalam meter kubik sebagaimana ditentukan oleh Penerima Konsesi dari waktu ke waktu. 11. Penyesuaian Tarif Berkala adalah kenaikan atau penurunan tarif

rata-rata dan tarif pelanggan selama Masa Konsesi sebagaimana diatur dalam Pasal 15.2 Perjanjian Konsesi.

12. Penyesuaian Tarif Luar Biasa adalah penyesuaian terhadap tarif rata-rata dan tarif pelanggan sebagaimana diatur dalam Pasal 15.3 Perjanjian Konsesi.

13. Komite Khusus, Tenaga Ahli serta Konsultan adalah suatu kelompok kerja, para ahli serta konsultan yang ditunjuk untuk memberikan masukan kepada Badan Pengatur mengenai penanganan permasalahan-permasalahan lainnya yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian Konsesi.

14. Air Minum adalah air baku yang telah diolah dengan pengolahan konvensional menjadi air yang siap untuk digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun untuk diolah dalam kegiatan usaha/industri.

15. Air Curah adalah Air Minum yang dipasok dalam jumlah tertentu, baik dari Penerima Konsesi kepada pihak tertentu maupun dari pihak tertentu kepada Penerima Konsesi.

16. Usulan adalah dokumen yang dapat dikeluarkan oleh Badan Pengatur yang merupakan saran dan/atau pendapat serta tidak bersifat mengikat serta bukan merupakan kewenangan penuh dari Badan Pengatur namun disetujui oleh mayoritas Anggota Badan Pengatur.

(5)

5 17. Keputusan adalah dokumen yang dapat dikeluarkan oleh Badan Pengatur yang bersifat mengikat dan yang disetujui oleh mayoritas Anggota Badan Pengatur.

18. Nara Sumber adalah Anggota Badan Pengatur periode sebelumnya yang ditunjuk menjadi nara sumber dalam fungsinya sebagai penasehat (advisor), dalam rangka menjaga kesinambungan pengalihan pengalaman dan pengetahuan kepada Anggota baru Badan Pengatur.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN PASAL 2

(1) Dibentuknya Badan Pengatur dengan maksud untuk memfasilitasi pelaksanaan Perjanjian Konsesi, menjaga agar pelaksanaan Perjanjian Konsesi dapat berjalan dengan memperhatikan hak dan kewajiban serta prinsip-prinsip independensi, berkeadilan, konsistensi, transparansi dan akuntabilitas sebagaimana mestinya serta dapat dipertanggung-jawabkan kepada publik.

(2) Dibentuknya Badan Pengatur dengan tujuan untuk menjaga terselenggaranya pelayanan dan penyediaan Air Minum yang memenuhi standar kualitas, kuantitas dan kontinuitas, ekonomis dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG PASAL 3

(1) Badan Pengatur berkedudukan sebagai badan mandiri dan independen yang terlepas dari pengaruh serta kekuasaan pihak lain termasuk PEMKAB dan Penerima Konsesi Perjanjian Konsesi.

(2) Dalam kedudukannya Badan Pengatur dapat memberikan keputusan-keputusan yang bersifat regulasi dan mediasi terhadap permasalahan yang menyangkut pelayanan dan penyediaan Air Minum Kabupaten Tangerang dengan didasari transparansi.

(3) Keputusan Badan Pengatur bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh Para Pihak, namun tetap tunduk kepada mekanisme penyelesaian perselisihan sebagaimana Pasal 30 Perjanjian Konsesi.

PASAL 4

Badan Pengatur berfungsi menjembatani kepentingan Penerima Konsesi di satu pihak serta kepentingan PEMKAB dan Pelanggan di lain pihak.

PASAL 5

Dalam melaksanakan fungsinya Badan Pengatur mempunyai tugas sebagai berikut :

(6)

6 a. melakukan pengawasan hubungan kontraktual dengan penekanan pada pemenuhan hak dan kewajiban Para Pihak dan hal-hal yang telah disepakati dalam Perjanjian Konsesi;

b. melindungi kepentingan publik dalam mendapatkan pelayanan Air Minum dengan penekanan pada perlindungan kepentingan konsumen/Pelanggan;

c. mewujudkan pelayanan Air Minum yang lebih efisien dan berkualitas; d. memberikan saran, pertimbangan, dan/atau alternatif solusi atas

permasalahan Perjanjian Konsesi;

e. memfasilitasi penanganan perselisihan antara Para Pihak dalam pelaksanaan Perjanjian Konsesi;

f. menghimpun, mengevaluasi, dan menyebarluaskan informasi kinerja atau mutu pelayanan Penerima Konsesi kepada publik, termasuk penyebarluasan hak-hak Pelanggan;

g. menjaga kepentingan yang seimbang antara Penerima Konsesi dan Pelanggan; dan

h. menyampaikan Usulan mengenai Penyesuaian Tarif Berkala dan Penyesuaian Tarif Luar Biasa kepada Bupati untuk memperoleh penetapan, dilengkapi dengan dasar penghitungan dan alasan yang mendukung untuk tiap-tiap Kelompok Pelanggan termasuk Pelanggan yang disubsidi.

PASAL 6

Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Badan Pengatur mempunyai kewenangan sebagai berikut :

a. meminta penjelasan-penjelasan, transparansi data kepada Para Pihak mengenai pelaksanaan pelayanan dan penyediaan Air Minum dan Perjanjian Konsesi;

b. mendapatkan akses terhadap dokumen serta memeriksa, memfotokopi/ mengutip/ menyalin catatan, pembukuan Para Pihak secara transparan yang relevan dengan masalah/ perselisihan yang berkenaan dengan pelaksanaan Perjanjian Konsesi namun wajib menjaga kerahasiaan seluruh informasi, dan penggunaannya dibatasi hanya untuk penyelesaian terhadap perselisihan tersebut;

c. memberikan pandangan dan saran kepada pihak-pihak terkait mengenai alternatif penyelesaian permasalahan yang timbul akibat pelaksanaan Perjanjian Konsesi;

d. memberikan keputusan yang independen, profesional, dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable) tentang Usulan Penyesuaian Tarif Berkala, Penyesuaian Tarif Luar Biasa yang disampaikan Penerima Konsesi, dan apabila dalam suatu tahapan kerjasama kondisi tertentu menuntut dilakukannya penyesuaian tersebut dengan mengacu pada ketentuan Perjanjian Konsesi beserta perjanjian pendukungnya serta didukung dengan prinsip transparansi;

e. Menjalin kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat yang mewakili Pelanggan/ publik dalam rangka mencari masukan-masukan dan atau mensosialisasikan informasi yang diperlukan oleh masyarakat;

(7)

7 f. Mendapatkan akses untuk melakukan pemeriksaan ke lokasi proyek

dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Penerima Konsesi;

g. Melakukan hal-hal lain yang dianggap perlu dalam rangka kelancaran dan pengamanan pelaksanaan serta maksud tujuan Perjanjian Konsesi sebagaimana diuraikan dalam Perjanjian Konsesi dan perjanjian-perjanjian pendukung lainnya.

BAB IV

KEANGGOTAAN DAN ORGANISASI PASAL 7

(1) Badan Pengatur terdiri dari 5 (lima) Anggota, yang terdiri dari:

(i) 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota yang ditunjuk oleh PEMKAB; (ii) 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota yang ditunjuk oleh

Penerima Konsesi;

(iii) 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota yang ditunjuk oleh PEMKAB;

(iv) 1 (satu) orang Anggota yang ditunjuk oleh Penerima Konsesi; dan (v) 1 (satu) orang Anggota yang ditunjuk oleh Para Pihak.

(2) Anggota Badan Pengatur terdiri dari unsur-unsur yang mewakili kepentingan PEMKAB, Penerima Konsesi dan Pelanggan.

(3) Setiap Anggota Badan Pengatur akan mengisi jabatan sesuai dengan latar belakang akademik dan/atau profesional dan memiliki kompetensi dan kualifikasi yang memadai untuk melaksanakan tugas jabatan tersebut. (4) Persyaratan dan ketentuan seleksi calon Anggota Badan Pengatur

ditentukan oleh Para Pihak.

(5) Setiap Anggota Badan Pengatur mempunyai masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali sebanyak-banyaknya untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

(6) Anggota Badan Pengatur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dengan mengacu kepada persyaratan sebagaimana diatur dalam Bab V Peraturan Bupati ini.

(7) Apabila Anggota Badan Pengatur pada periode sebelumnya diganti seluruhnya oleh Anggota yang baru, maka 1 (satu) Anggota yang lama akan diangkat berdasarkan kesepakatan Para Pihak sebagai Nara Sumber dalam kurun waktu tidak lebih dari 6 (enam) bulan guna menjaga kesinambungan dan adanya proses pengalihan pengalaman dan pengetahuan kepada Anggota baru Badan Pengatur.

(8) Apabila masa jabatan Anggota Badan Pengatur berakhir, namun belum diangkat Anggota baru maka Anggota Badan Pengatur periode berkenaan dapat diperpanjang masa jabatannya paling lama dalam waktu 6 (enam) bulan sejak berakhirnya masa jabatan atau sampai dengan diangkatnya Anggota baru berdasarkan keputusan Bupati.

(8)

8 (9) Bila dalam waktu perpanjangan 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) Pasal ini terlampaui dan belum diangkat Anggota baru yang definitif, maka keanggotaan Badan Pengatur pada periode berkenaan berhenti dengan sendirinya.

PASAL 8

(1) Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Badan Pengatur dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari bertanggung jawab kepada Ketua Badan Pengatur.

(2) Selain bertugas sesuai bidang keahliannya, Sekretaris Badan Pengatur juga bertugas melakukan koordinasi antar Anggota dan memberdayakan fungsi sekretariat.

(3) Badan Pengatur dapat mempekerjakan Tenaga Ahli atau Konsultan yang memiliki kualifikasi dan keahlian yang diperlukan Badan Pengatur untuk menjalankan tugasnya berdasarkan Peraturan Bupati ini dengan memperhatikan prinsip kapabilitas dan efisiensi.

PASAL 9

(1) Dalam hal menyampaikan pendapat, Usulan dan pengambilan Keputusan, masing-masing Anggota Badan Pengatur mempunyai hak yang sama dan independen.

(2) Dalam setiap pengambilan Keputusan harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/5 (tiga per lima) jumlah Anggota.

(3) Pengambilan Keputusan harus melalui musyawarah dan mufakat dan apabila tidak tercapai kesepakatan maka Keputusan diambil melalui mekanisme pengambilan suara terbanyak (voting).

(4) Anggota Badan Pengatur yang tidak hadir tanpa alasan yang jelas dianggap menyetujui segala Keputusan yang ditetapkan Badan Pengatur.

BAB V

PERSYARATAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA PASAL 10

Syarat untuk menjadi Anggota Badan Pengatur adalah sebagai berikut:

a. Warga Negara Republik Indonesia berusia sekurang-kurangnya 35 (tigapuluh lima) tahun dan setinggi-tingginya 60 (enampuluh) tahun pada saat pengangkatan;

b. Setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; c. Sehat jasmani dan rohani;

d. Berkelakuan baik, jujur, adil, dan bijaksana; e. Mempunyai integritas dan kredibilitas yang tinggi;

(9)

9 f. Mampu untuk menjalankan tugas dan kewenangannya secara profesional,

independen, dan adil;

g. Tidak pernah dipidana, tidak pernah dinyatakan pailit dan atau di bawah pengampuan (curatele) oleh pengadilan; dan

h. Memiliki latar belakang pendidikan dan/ atau pengalaman di bidang teknik, hukum, keuangan, pelayanan dan hubungan masyarakat.

PASAL 11

(1) Anggota Badan Pengatur ditetapkan dan diangkat oleh Bupati dengan keputusan pembentukan Badan Pengatur.

(2) Pengangkatan Anggota Badan Pengatur didahului dengan penawaran kesempatan berikut penjelasan tugas, wewenang, persyaratan, hak dan tanggung jawabnya secara terbuka kepada para calon Anggota Badan Pengatur.

(3) Seluruh biaya proses pemilihan Anggota Badan Pengatur dibebankan pada Para Pihak secara merata.

PASAL 12

(1) Keanggotaan Badan Pengatur berhenti karena :

a. mengundurkan diri atas permintan sendiri yang disampaikan secara tertulis kepada Bupati;

b. meninggal dunia;

c. dipidana karena melakukan kejahatan berdasarkan putusan d. pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

e. tidak dapat melaksanakan tugasnya selama 3 (tiga) bulan berturut-turut; atau

f. tidak melaksanakan sebagian atau keseluruhan tugas dan fungsi Badan Pengatur atas hasil penilaian Para Pihak sebagaimana

g. dimaksud Pasal 5 Peraturan Bupati ini.

(2) Anggota Badan Pengatur yang diduga melakukan perbuatan melawan hukum berdasarkan keterangan resmi dari aparat penegak hukum, diberhentikan (dinon-aktifkan) sementara oleh Bupati dan disampaikan kepada Para Pihak.

(3) Pemberhentian sementara Anggota Badan Pengatur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam jangka waktu selama-lamanya 3 (tiga) bulan dan dilakukan dengan pertimbangan tertulis.

(4) Dalam masa pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), juga ikut diberhentikan hak remunerasi dan hak-hak lain yang terkait dengan kedudukannya sebagai Anggota Badan Pengatur.

(5) Apabila menurut keterangan resmi dari aparat penegak hukum pembuktian pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak terbukti, maka Bupati akan mengembalikan kedudukan Anggota Badan Pengatur dimaksud, termasuk mengembalikan hak-hak yang dihentikan selama masa pemberhentian sementara.

(10)

10 (6) Jika dalam masa 3 (tiga) bulan tersebut proses pembuktian oleh aparat penegak hukum belum selesai dan proses hukumnya dinyatakan masih berlanjut, maka Anggota Badan Pengatur yang bersangkutan otomatis dinyatakan berhenti secara permanen.

(7) Pemberhentian Anggota Badan Pengatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c), (d), atau (e) dilakukan dengan persetujuan tertulis Para Pihak dan Pihak yang sebelumnya telah menunjuk Anggota Badan Pengatur tersebut berhak menunjuk penggantinya.

(8) Masa jabatan anggota pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (7) hanya mencakup sisa masa jabatan anggota yang digantikan.

(9) Pemberhentian Anggota Badan Pengatur karena habis masa jabatannya dan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan berdasarkan keputusan pemberhentian yang dikeluarkan oleh Bupati.

BAB VI SEKRETARIAT

PASAL 13

(1) Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari Sekretaris Badan Pengatur dibantu oleh sekretariat.

(2) Sekretariat terdiri dari staf sesuai kebutuhan dengan memperhatikan prinsip kapabilitas dan efisensi dengan jumlah paling banyak 2 (dua) orang dan disiapkan oleh Penerima Konsesi.

(3) Sekretariat bertugas :

(a) Melaksanakan kegiatan administrasi dan membantu kelancaran tugas koordinasi antara Sekretaris Badan Pengatur dengan Anggota Badan Pengatur; dan

(b) Menyelesaikan dan bertanggung jawab terhadap seluruh proses administrasi, termasuk pengamanan aset yang berkaitan dengan tugas-tugas Badan Pengatur.

BAB VII

KOMITE KHUSUS, TENAGA AHLI, DAN KONSULTAN PASAL 14

(1) Badan Pengatur dapat membentuk Komite Khusus yang keberadaannya bersifat sementara (temporer) sesuai dengan kebutuhan/ permasalahan yang dihadapi.

(2) Anggota Komite Khusus dapat diambil dari Anggota Badan Pengatur maupun dari unsur-unsur di luar keanggotaaan Badan Pengatur yang dianggap perlu dengan tetap memperhatikan prinsip profesionalitas dan efisiensi.

(11)

11 (3) Dalam melaksanakan tugas-tugas khususnya yang berkaitan dengan beberapa aspek keahlian, Badan Pengatur dapat menggunakan Tenaga Ahli, atau Konsultan dari pihak luar (Out Sourcing) dengan memperhatikan prinsip profesionalitas dan efisiensi.

BAB VIII

ANGGARAN, DAN PELAPORAN PASAL 15

(1) Dalam rangka pelaksanaan kegiatan tahunannya, Badan Pengatur menyusun rencana anggaran tiap tahun anggaran.

(2) Materi rencana anggaran meliputi antara lain rencana kerja, rencana penerimaan dan rencana biaya/pengeluaran, dan atau hal-hal lain yang dianggap perlu.

(3) Rencana anggaran Badan Pengatur, termasuk remunerasi Anggota Badan Pengatur, sekretariat, tenaga ahli dan biaya operasional, bersumber dari pemasukan Penerima Konsesi dengan ketentuan berdasarkan jumlah yang telah ditetapkan dalam Rencana Kegiatan Usaha Penerima Konsesi yang diatur dalam Perjanjian Konsesi.

(4) Remunerasi Anggota Badan Pengatur ditetapkan oleh Bupati dalam keputusan pembentukan Badan Pengatur.

PASAL 16

(1) Dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah akhir buku, Badan Pengatur menyerahkan kepada Bupati dengan tembusan kepada Para Pihak Laporan Kinerja Tahunan (“Laporan”) dari kegiatan Badan Pengatur, dengan memberikan informasi statistik yang bersifat komparatif mengenai pemenuhan hak dan kewajiban Para Pihak dan hal-hal yang telah disepakati dalam Perjanjian Konsesi.

(2) Setiap akhir periode masa jabatannya, keanggotaan Badan Pengatur menyampaikan laporan akhir masa jabatan kepada Bupati dengan tembusan kepada Para Pihak, dan Keanggotaan Badan Pengatur yang baru.

BAB IX

BANDING ATAS PUTUSAN BADAN PENGATUR PASAL 17

(1) Dalam hal salah satu Pihak tidak menerima putusan Badan Pengatur sebagaimana dimaksud Perjanjian Konsesi, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan difasilitasi oleh mediator.

(2) Penyelesaian perselisihan dengan difasilitasi oleh mediator sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan berdasarkan ketentuan dalam Pasal 30 Perjanjian Konsesi.

(12)

12 BAB X

KETENTUAN PENUTUP PASAL 18

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tangerang.

Ditetapkan di Tigaraksa

Pada tanggal 8 September 2014 BUPATI TANGERANG

Ttd.

A. ZAKI ISKANDAR

Diundangkan di Tigaraksa

Pada tanggal 8 September 2014 SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN TANGERANG Ttd.

ISKANDAR MIRSAD

BERITA DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 NOMOR 54

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM

H. RUCHYADI INDRAYANA, SH., MS.i NIP. 1962031819930331005

Referensi

Dokumen terkait

Genotipe G1 dan G2 yang lebih toleran salinitas pada penelitian ini mempunyai klo- rofil a, ab dan total lebih banyak, kadar K + pada akar dan daun lebih tinggi, rasio K + /Na +

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Airlangga Pasal 59 disebutkan Program Pascasarjana berubah nama menjadi Sekolah Pascasarjana

Berkaitan dengan permasalahan yang dialami oleh siswa SDLB tunarungu kelas 5 di SLB Negeri Surakarta dalam belajar penguasaan kosa kata bahasa Indonesia tersebut

dan Huberman (1992) yang dilakukan melalui 3 komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian menggunakan model spiral yang

Target karya yang dilakukan yaitu membuat buku GSM (Graphic Standard Manual) menggunakan software Adobe InDesign dan CorelDRAW.. Graphic Standard Manual ini berisi

Cara uji ini digunakan untuk menentukan kadar sianida total (CN - -T) setelah contoh uji air dan air limbah terlebih dahulu didestilasi dengan larutan penampung

Penyandang cacat (Disabilitas) adalah setiap orang yang mempunyai.. kelainan fisik yang merupakan rintangan dan hambatan baginya

Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian telah mengembangkan beberapa aplikasi Multimedia Informasi Pertanian dengan berbagai format, yaitu : video