• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambaran Umum Wilayah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2:

Gambaran Umum Wilayah

`

2.1

Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik

Kabupaten Klungkung, merupakan Kabupaten yang paling kecil dari 9 (Sembilan) Kabupaten dan Kota di Provinsi Bali dengan luas 315 km2 secara geografis terletak diantara 115.21’28” - 115.37’43’ Bujur Timurdan 008.27o 37 o – 008.49o 00 o Lintang Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Klungkung adalah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bangli, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem sebelah selatan Samudera India dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Gianyar. Secara detail peta orientasi Kabupaten Klungkung dan peta Geografis Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Peta 2.1

Sumber : Geogle Earth tahun 2012

Peta 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Klungkung

(2)

Peta 2.2 Peta Administrasi Kabupaten/Kota dan Cakupan Wilayah Kajian

(3)

Air tanah merupakan merupakan air yng berada di bawah permukaan tanah dengan pergerakan yang sangat lambat. Keberadaannya dipengaruhi oleh porositas, permiabilitas dari lapisan tanah dan pengisian kembali air, lapisan yang porous dan permiabel. Di Kabupaten Klungkung air tanah berupa mata air dan sumur, termasuk sumur dangkal (sumur gali) dan sumur dalam (sumur bor). Ketiga sumber air tersebut terdapat di Klungkung daratan maupun di Klungkung kepulauan (Kecamatan Nusa Penida). Di wilyah daratan sebagian besar air tanah digunakan sebagai sumber air baku PDAM dengan besar kapasitas debit air 548 liter/detik dan sudah terpasang 300 liter/detik. Sumber air tanah berupa mata air telah ditemukan di delapan desa di Kecamatan Nusa Penida dengan debit air mencapai 524.60 liter/detik. Sumur dalam dan sumur gali lebih banyak terdapat di tepi pantai dengan potensi debit air antara 0.4 liter/detik dan bersifat payau.

Selain bersumber dari mata air dan sumur, sumber air tanah lainya adalah air sungai. Sungai yang mengalir secara tetap sepanjang tahun pada sungai yang menyebar di Kecamatan Klungkung, Banjarangkan, dan Dawan. Sungai yang paling besar adalah Tukad Unda dengan debit minimum 1.480 liter/detik dan maksimum 8.899 liter/detik. Selanjutnya Tukad Telaga Waja yang merupakan anak sungai dari Sub DAS Unda dengan debit rata-rata 2.430 liter/detik. Sedangkan di wilayah Klungkung Kepulauan (Kecamatan Nusa Penida) tidak terdapat sungai yang airnya mengalir sepanjang tahun, hampir semua sungai di Kecamatan Nusa Penida mempunyai jenis sungai musiman (intermitten), dimana debit aliran hanya ada pada musim hujan dengan intensitas yang cukup lama. Beberapa sungai musiman yang mempunyai daerah tangkapan (catchment area) cukup luas disajikan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Daerah aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Klungkung

No Nama Sungai Luas DAS (Km2) Debit (m3/dt) Lokasi

1 Tk. Penida 16.510 0.34 Desa Sakti

2 Tk. Waru 5.14 0.28 Klumpu 3 Tk. Prapat 6.130 0.22 Ped 4 Tk. Bok 5.432 0.22 Suana 5 Tk. Bodong 5.059 0.20 Ped 6 Tk. Poing 5.748 0.12 Batukandik 7 Tk. Gintungan 5.320 0.10 Sekartaji 8 Tk. Telaga 2.73 0.05 Ped

Sumber:Peta Dasar Bakosurtanal; Studi dan DED Penyediaan Air Baku Nusa Penida, 1996

Curah hujan dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan orografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Pencatatan curah hujan dilakukan di tiap-tiap kecamatan. Di Kecamatan Nusa Penida ada 3 (tiga) tempat pengamatan yaitu Sampalan, Prapat dan Klumpu, sedangkan di Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung dan Kecamatan Dawan masing – masing 1 (satu) tempat pengamatan. Pada tahun 2010 curah hujan tertinggi pada bulan Desember yaitu 2.155 mm dan terendah terjadi pada bulan Maret yaitu 297mm. Jika dilihat perkecamatan curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Banjarangkan sebesar 4.031 mm, Klungkung 2.350 mm, Dawan 2.173 mm dan Nusa Penida 1.844,67 mm.

Panjang pantai di Kabupaten Klungkung 90 km terdiri atas 20 km berada di Klungkung daratan dan 70 km berada di Klungkung kepulauan. Garis pantai tersebut tergolong tipe pantai dasar berpasir, pantai bertebing terjal dan pantai bermangrove. Kondisi hidro-oseanografi yang meliputi salinitas, temperatur, pH dan DO masih bersifat alami. Pola arus dipengaruhi oleh pergerakan massa air di perairan selat Bali, Selat Lombok dan Samudera Indonesia sedangkan pasang surut tergolong campuran semi-diurnal. Kondisi gelombang tergolong besar karena berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia. Pada saat pasang tertinggi gelombang mencapai 50 – 140 cm dengan arah tegak lurus garis pantai. Kelandaian dasar laut di Pulau Nusa Penida perairan laut bagian timur termasuk curam dan di bagian utara Pulau Nusa Penida sangat curam mencapai 30.8% pada kedalaman 100 m

.

Secara administratif Kabupaten Klungkung terbagi menjadi 4 (empat) kecamatan dan terdiri atas 59 desa dengan 394 banjar adat. Adapun kecamatan dan luas wilayah masing-masing kecamatan serta persentase terhadap total wilayah Kabupaten Klungkung disajikan pada Tabel 2.2.

(4)

Tabel 2.2 Luas wilayah Kabupaten Klungkung menurut kecamatan

No Nama Kecamatan

Jumlah Kelurahan/

Desa Luas Wilayah (Km2) % Terhadap total

1 Klungkung 18 29,050 9.22

2 Banjarangkan 13 45,730 14.52

3 Dawan 12 37,380 11.87

4 Nusa Penida 16 202,840 64.39

Jumlah 59 315,000 100

Sumber: BPS Klungkung dalam Angka (2011)

Jarak dari Ibukota Kabupaten Klungkung (Kota Semarapura) ke Ibu kota Provinsi Bali (Kota Denpasar) sekitar 40 km yang dihubungkan oleh jalan arteri primer dengan waktu tempuh perjalanan darat sekitar 30-45 menit. Jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0-25 km, dimana Kecamatan Nusa Penida merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten.

2.2

Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Klungkung berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2011 tercatat sebanyak 213.792 jiwa, terdiri dari 106.425 jiwa penduduk laki-laki dan 107.367 jiwa penduduk perempuan. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kabupaten Klungkung relatif terus bertambah. Jika dibandingkan dengan Tahun 2010, penduduk Kabupaten Klungkung bertambah 28.520 jiwa atau 13.34%. Dan bila dibandingkan tahun 2007 jumlah penduduk Klungkung tercatat 176.822 jiwa ini berarti ada kenaikan 4.56% hingga tahun 2010.

Distribusi penduduk Kabupaten Klungkung tidak tersebar secara merata untuk masing-masing kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Klungkung dengan 63.221 jiwa, sedangkan Kecamatan Dawan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 42.450 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Klungkung pada Tahun 2011 adalah 679 jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan Klungkung dengan tingkat kepadatan sebesar 2.176 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Nusa Penida memiliki tingkat kepadatan terendah dengan 299 jiwa/km2.

Proyeksi penduduk digunakan untuk melihat perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Dengan adanya proyeksi penduduk, untuk 5 tahun mendatang, menggunakan metode sesuai trend yang terjadi, apabila diperhatikan maka pertumbuhan penduduk di Kabupaten Klungkung selama 5 tahun terakhir sampai Tahun 2011 cenderung meningkat dengan rata-rata perkembangan (r) sebesar 4,63 % (0,0463). Proyeksi penduduk di Kabupaten Klungkung dengan perhitungan yang menggunakan tahun awal adalah Tahun 2011 sebesar 213.792 jiwa dan asumsi angka pertumbuhan (r) per tahun adalah 0,0463, maka jumlah penduduk Kabupaten Klungkung pada akhir tahun 2015 sebanyak 256.536 jiwa. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh gambaran bahwa jumlah pertambahan penduduk Klungkung sebanyak 42.744 jiwa. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga bertambah sebanyak 18.938 KK, disajikan pada Tabel 2.3.

(5)

Tabel 2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 Tahun

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Pertumbuhan

Tahun Tahun Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 1 Banjarangkan 47.428 50.056 52.831 55.760 58.850 10.395 11.017 11.677 12.376 13.117 3.91% 5.54% 5.54% 5.54% 5.54% 2 Klungkung 63.221 65.667 68.209 70.849 73.591 15.545 16.212 16.906 17.631 18.387 2.79% 3.87% 3.87% 3.87% 3.87% 3 Dawan 42.450 44.013 45.635 47.315 49.058 10.489 11.356 12.295 13.312 14.412 3.55% 3.68% 3.68% 3.68% 3.68% 4 Nusa Penida 60.693 63.998 67.484 71.159 75.035 15.063 17.012 19.214 21.701 24.510 3.06% 5.44% 5.44% 5.44% 5.44% Total 213.792 223.737 234.160 245.084 256.536 51.492 55.598 60.094 65.023 70.430 3.26% 4.63% 4.63% 4.63% 4.63%

(6)

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Tabel 2.4 Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir (dalam Rupiah)

No Anggaran 2007 2008 2009 2010 2011 (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) A Pendapatan 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 22.813.860.644 29.028.565.012 29.566.916.897 31.331.319.426 40.735.838.605 2 Dana Perimbangan (Transfer) 334.407.720.576 383.662.764.578 398.584.157.431 414..181.853.421 460.866.850.846 3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 2.443.780.400 10.237.380.793 10.264.995.000 1.554.060.000 1.265.445.000 Jumlah Pendapatan 359.665.361.620 422.928.710.383 438.416.069.329 447.067.232.848 502.868.134.452 B Belanja 1 Belanja Tidak Langsung 172.745.938.231 255.836.210.332 272.520.343.797 324.360.559.118 360.838.243.394 2 Belanja Langsung 186.004.553.461 148.533.948.629 176.742.832.401 117.639.433.862 133.814.133.285 Jumlah Belanja 358.750.491.692 404.370.158.961 449.263.176.198 441.999.992.980 494.652.376.679 Surplus/Defisit Anggaran 914.869.928 18.558.551.422 (10.847.106.868) 5.067.239.868 8.215.757.773

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung Tahun 2011.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Klungkung selama 5 (lima) tahun terakhir terus mengalami peningkatan, demikian pula halnya Dana Perimbangan dan Pendapapatan yang Sah juga mengalami peningkatan. Penyumbang terbesar terhadap pendapatan APBD Kabupaten Klungkung adalah Dana Perimbangan (Transfer). Sedangkan Jumlah Belanja mengalami fluktuatif sehingga Surplus/Defisit APBD Kabupaten Klungkung berbeda tiap tahunnya. Pada Tahun 2009 APBD Kabupaten Klungung mengalami defisit sebesar Rp. 10.847.106.868,- dan pada tahun 2008 APBD Kabupaten Klungkung mengalami surplus tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sebesar Rp. 18.558.551.422,-, disajikan pada Tabel 2.4.

(7)

Tabel 2.5. Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir

No Subsektor/SKPD 2007 2008 2009 2010 2011

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

A Air Limbah

1 DPU Pengairan (Ribu Rupiah) 388.906 245.646 691.753 38.426

2 PU-CK

3 KLH 857.013

4 Kimtaru 1.065.845

5 Dinas Kesehatan 82.180

B Persampahan (Ribu Rupiah) 2.164.250 1.913.693 1.928.618 3.246.138 1.913.983

C Drainase (Ribu Rupiah) 7.890.445 6.941.753 11.861.085 1.466.590 844.821

D Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan) - - - - - E

Total Belanja Modal Sanitasi

(Ribu Rupiah) 10.054.695 9.244.353 14.035.350 6.343.675 3.863.076

F Total Belanja Modal Sanitasi dari

APBD murni (bukan pendamping)

- - - - -

G Total Belanja APBD (Ribu

Rupiah) 358.750.491 404.370.158 449.263.176 441.999.992 494.652.376

H Proporsi Belanja Modal Sanitasi

terhadap Belanja Total 2.80% 2.29% 3.12% 1.44% 0.78%

I Jumlah penduduk (jiwa) 175.430 176.822 184.043 185.272 213.792

J Belanja Modal Sanitasi per

penduduk (Rupiah) 57.315 52.281 76.262 34.240 18.069

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung Tahun 2011.

Total Belanja Modal Sanitasi pada APBD Kabupaten Klungkung berbeda setiap tahun, belanja modal tertinggi pada tahun 2009 sebesar Rp. 11.861.085.000,- sebagian besar untuk pekerjaan investasi baru dan pemeliharaan drainase, sedangkan belanja modal sanitasi terendah pada Tahun 2011 sebesar Rp. 3.863.076.630,-. Proporsi belanja modal sanitasi terhadap belanja total pada APBD Kabupaten Klungkung sangat kecil, berkisar antara 0.78% sampai dengan 3.12% . Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Belanja Modal Sanitasi hanya Rp. 18.069,- pada tahun 2011 sedangkan pada tahun 2009 lebih tinggi yaitu Rp. 76.262,-. Untuk biaya Kegiatan Pelatihan, Sosialisasi, Komunikasi pendamping (Aspek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) sudah termasuk pada biaya Kegiatan Persampahan dan Drainase, disajikan pada Tabel 2.5 sedangkan data mengenai ruang fiscal Kabupaten Klungkung 5 tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.6 dimana indeks kemampuan fiscal/ruang fiskal mengalami perubahan tiap tahun yang berkisar antara 0.74 sampai dengan 1.69.

Tabel 2.6 Data mengenai ruang fiskal Kabupaten Klungkung 5 tahun terakhir

Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah

(IRFD) 2007 1.07 2008 1.22 2009 1.69 2010 0.76 2011 0.74

(8)

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Klungkung selama tahun 5 tahun (2006 – 2010) mengalami fluktuatif. Tahun 2006 tumbuh 5,03%, dan pada tahun 2010 tumbuh menjadi 5,14%. PDRB berdasarkan harga konstan mengalami kenaikan yakni di Tahun 2006 Rp. 1.066.280.000,- menjadi Rp. 1.307.890.000,- di Tahun 2010 ditunjukkan pada Tabel 2.7. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, dalam tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Klungkung dengan partisipasi masyarakat melakukan pembangunan dibidang ekonomi yang difokuskan pada tiga sektor unggulan yaitu; sektor pertanian dalam arti luas, sektor industri kecil dan menengah, serta sektor pariwisata.

Tabel 2.7 Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir

No D e s k r i p s i 2006 2007 2008 2009 2010

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

1 PDRB harga konstan (struktur

perekonomian) (Milyar.Rupiah ) 1.066,28 1.125,34 1.182,35 1.240,54 1.307,89

2 Pendapatan Perkapita

Kabupaten/Kota (Rupiah) 6.460.295, 6.758.497, 7.040.857 7.327.050, 7.668.968,

3 Upah Minimum Regional

Kabupaten/Kota (Rupiah) 686.000 767.000 835.000 927.000 995.000

4 Inflasi (%) 4.65 5.95 11.04 4.92 8.1

5 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5.03 5.54 5.07 4.92 5.14

Sumber Badan Pusat Statistik Kabupten Klungkung

2.4 Tata Ruang Wilayah

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Klungkung pada dasarnya berfungsi sebagai matra ruang dari pembangunan daerah. Oleh karena itu, tujuan pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Klungkung hendaknya sejalan dengan tujuan atau visi pembangunan daerah Kabupaten Klungkung, yaitu : “Terwujudnya

Masyarakat yang Sejahtera, Berbudaya, dan Berkeadilan, dalam Wilayah Klungkung yang Bersih, Aman, Lestari dan Indah ((((BALI))))”. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dirumuskanlah kebijakan pengembangan tata

ruang wilayah Kabupaten Klungkung untuk jangka 20 (dua puluh) tahun ke depan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. pemerataan dan integrasi pengembangan wilayah daratan dan kepulauan sesuai karakter dan potensi wilayah;

2. pemantapan Kawasan Perkotaan Semarapura sebagai pusat pelayanan wilayah Bali Bagian Timur;

3. peningkatan peran potensi komoditas unggulan pertanian, industri kecil, potensi pesisir dan kelautan yang produktif dan berdaya saing;

4. pengembangan kepariwisataan berbasis keunikan alam daratan dan perairan laut, sosial budaya masyarakat dan pusat-pusat spiritual;

5. pengembangan Klungkung yang lestari, aman, nyaman, produktif, berjatidiri budaya Bali dan berkelanjutan; dan

6. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Pengembangan tata ruang wilayah kabupaten tidak dapat dilepaskan dari kedudukan atau peranannya dalam lingkup antar wilayah, dimana Kabupaten Klungkung tidak hanya berperan dalam konteks intra wilayah, melainkan juga sangat berperan dalam skala wilayah Provinsi Bali. Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan bagi kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Klungkung secara makro adalah sebagai berikut :

a. Karakteristik fisik geografis Kabupaten Klungkung sebagai wilayah yang berada pada jalur lintasan transportasi darat (jalur Tohpati - Gianyar - Semarapura – Padangbai di sebelah utara dan jalur Tohpati – Kusamba (Sunrise Road) – Padangbai di sepanjang pantai) baik antara Bali Timur dan Bali Selatan, maupun antara Bali dengan Nusa Tenggara Barat;

b. Keterkaitan spasial antar Kota Semarapura dan dengan kota-kota utama di kabupaten lainnya di Propinsi Bali dan dengan kota-kota di propinsi lainnya yang tergantung pada perhubungan darat dan laut.

(9)

c. Kedudukan Kota Semarapura sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk kawasan Bali Timur yang melayani Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Bangli.

Berdasarkan hal diatas, maka kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Klungkung secara makro/antar wilayah akan diarahkan pada pengembangan dengan meningkatkan hubungan dengan pusat-pusat pelayanan regional di Bali Selatan melalui jaringan jalan arteri yang menghubungkan Kabupaten Klungkung dengan wilayah kabupaten lainnya di Propinsi Bali serta melalui jaringan jalan arteri Tohpati - Kusamba untuk pengembangan pusat-pusat utama di Bali Timur. Keberadaan jalan tersebut merupakan prasarana yang diharapkan dapat memperkuat keterkaitan wilayah Kabupaten Klungkung dengan kabupaten dan propinsi lainnya dengan memanfaatkan kekuatan interaksi antara dua dermaga penyeberangan Gilimanuk di bagian barat dan dermaga penyeberangan Padangbai di bagian timur Pulau Bali. Kedudukan Kota Semarapura, Dawan, Banjarangkan dan Sampalan sebagai pusat-pusat pertumbuhan di Kabupaten Klungkung didukung oleh Pelabuhan Rakyat di Kusamba, rencana Pelabuhan Penyeberangan di Gunaksa dan Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida serta disebelah timurnya terdapat Pelabuhan Padangbai, memiliki prospek cerah dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Klungkung, terutama Kawasan Pariwisata Nusa Penida.

Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi

Kawasan rawan letusan gunung berapi, adalah kawasan gunung berapi Gunung Agung yang dibagi menjadi dua zona, meliputi :

a. kawasan rawan bencana I atau daerah bahaya, merupakan kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu pijar, hujan abu lebat, dan aliran lava yang lokasinya berada diuar wilayah Kabupaten klungkung.

b. Kawasan rawan bencana II atau daerah waspada, merupakan kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan (lahar dingin), banjir, terutama jika letusannya semakin membesar, sebarannya mencakup;

1) sebaran aliran lahar ke wilayah kabupaten Klungkung (arah selatan) melalui Tukad Telaga Waja dan Tukad Unda dan dapat mengancam Kota Semarapura dan Kawasan Eks Galian C Gunaksa; dan 2) sebaran bencana hujan abu lebat dan kemungkinan lontaran batu pijar dengan radius lebih kurang

10 km dari puncak.

Kawasan rawan gempa bumi, meliputi kawasan rawan gempa bumi dengan potensi sedang dan tinggi seluas kurang lebih 906 (sembilan ratus enam) ha yang tersebar di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 434 (empat ratus tiga puluh empat), Kecamatan Klungkung seluas kurang lebih 189 (seratus delapan puluh sembilan), dan Kecamatan Banjarangkan seluas kurang lebih 282 (dua ratus delapan puluh dua) ha

Kawasan rawan tsunami terdapat di seluruh pantai wilayah Kabupaten seluaskurang lebih 252 (dua ratus lima puluh dua) ha sebarannya di Kecamatan Dawan seluas kurang lebih 110 (seratus sepuluh) ha, Kecamatan Nusa Penida seluas kurang lebih 126 (seratus dua puluh enam) ha dan sisanya di Kecamatan Dawan dan kecamatan Klungkung

Desa-desa yang rawan terhadap bencana tanah longsor adalah Desa Tangkas dan Desa Jumpai (Kecamatan Klungkung), Desa Gunaksa (Kecamatan Dawan), dan Desa Kutampi Kaler (Kecamatan Nusa Penida).

(10)

Peta 2.2 Rencana Pusat Layanan Kabupaten (ukuran A4)

Sumber ; RTRW Kabupaten Klungkung 2011-2031

(11)

Peta 2.3 Rencana Pola Ruang Kabupaten

(12)

2.5 Sosial dan Budaya

Program pendidikan merupakan program pembangunan dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang dapat dicapai oleh sebagian besar penduduk menunjukkan bahwa semakin berhasil pelaksanaan program pembangunan khususnya bidang pendidikan bagi penduduknya di suatu wilayah. Indikator keberhasilan bidang pendidikan dapat dilihat dalam berbagai aspek dan tinjauan. Jumlah sekolah di Kabupaten Klungkung mulai jenjang pendidikan usia dini sampai jenjang pendidikan SMU disajikan pada Tabel 2.8.

Tabel. 2.8 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Klungkung

No Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum Agama SD SLTP SMA/SMK MI MTs MA 1 Klungkung 29 6 10 2 Banjarangkan 32 5 1 3 Dawan 24 3 2 4 Nusa Penida 53 10 5 Jumlah 138 24 18

Sumber: BPS Klungkung dalam Angka (2011)

Penduduk miskin adalah penduduk yang pendapatan perkapitanya kurang dari satu dolar/orang per hari atau penduduk yang pendapatannya kurang dari 2.100 kilo kalori per orang/hari (BPS, 1998). Untuk itu, salah satu sasaran pembangunan adalah dalam rangka menekan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, di Kabupaten Klungkung persentase penduduk miskin adalah sebesar 18,36%, kemudian pada tahun 2008 persentase penduduk miskin telah dapat diturunkan menjadi 17,12%. Bila dilihat sebaran penduduk miskin per kecamatan, Kecamatan Dawan merupakan kecamatan dengan persentase penduduk miskin terkecil di kabupaten Klungkung yaitu 11,38% kemudian diikuti oleh Kecamatan Banjarangkan dengan posisi penduduk miskin terkecil kedua yaitu 11,98%. Kecamatan Klungkung sebagai pusat ibukota Kabupaten memeiliki persentase penduduk miskin lebih banyak dibandingkan Kecamatan Dawan dan Banjarangkan yaitu sebesar 13,14%. Namun demikian persentase penduduk miskin tertinggi adalah di Kecamatan Nusa Penida terdapat 3.034 (tiga ribu tiga puluh empat) orang penduduk miskin. Angka tersebut juga menunjukkan bahwa Kecamatan Nusa Penida merupakan penyumbang hampir sebagian penduduk miskin di Kabupaten klungkung. Hal ini terkait dengan kondisi geografis Kecamatan Nusa Penida yang identik dengan kegersangan dan daerah tandus, wilayah dengan kelerengan tinggi, curam dan berbatu-batu, curah hujan yang rendah, keterbatasan tumbuhnya tanaman pangan termasuk tidak adanya produksi beras, dan keberadaan Nusa penida yang dipisahkan ole perairan/laut yang member dampak pada keterbatasan aksessibilitas dan keterisolasian dibandingkan denan kecamatan-kecamatan lainnya.

Tabel 2.9 Jumlah penduduk miskin per kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)

Klungkung 1.422

Banjarangkan 935

Dawan 824

Nusa Penida 3.034

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, KB dan Pemerintahan Desa Kabupaten Klungkung

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan berkumpul suatu keluarga dan tempat beristirahat. Jumlah rumah di Kecamatan Klungkung 13.660 unit, di Kecamatan Banjarangkan 7.909 unit, di Kecamatan Dawan 8.763 unit dan di Kecamatan Nusa Penida 12.758 unit. Sedangkan total rumah di Kabupaten Klungkung adalah 43.090 unit. Jumlah rumah di Kecamatan Banjarangkan merupakan yang terkecil yaitu 18.35% dari total jumlah rumah di Kabupaten Klungkung sedangkan jumlah rumah di Kecamatan Klungkung merupakan yang terbesar yaitu 31.70% dari total jumlah rumah di Kabupaten Klungkung, disajikan pada tabel 2.10

(13)

Tabel 2.10 Jumlah rumah per kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Rumah

Klungkung 13.660

Banjarangkan 7.909

Dawan 8.763

Nusa Penida 12.758

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2011

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Untuk memenuhi standar pelayanan bagi masyarakat, Kabupaten Klungkung memiliki organisasi perangkat daerah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 41 Tahun 2007 dan Perda Nomor : 8 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Klungkung yaitu : 1. Sekretariat Daerah :

• Bagian Pemerintahan

• Bagian Hukum, HAM dan Organisasi • Bagian Kesejahteraan Rakyat

• Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol • Bagian Perekonomian • Bagian Pembangunan • Bagian Perlengkapan • Bagian Umum 2. Sekretariat DPRD 3. Inspektorat

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 5. Dinas Daerah Kabupaten Klungkung terdiri dari :

• Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga • Dinas Kesehatan

• Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi • Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika • Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

• Dinas Kebudayaan dan Pariwisata • Dinas Pekerjaan Umum

• Dinas Kebersihan dan Pertamanan

• Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan • Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan

• Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

• Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset 6. Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Klungkung terdiri dari :

• Badan Kepegawaian Daerah

• Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

• Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Keluarga Berencana, dan Pemerintahan Desa • Kantor Lingkungan Hidup

• Kantor Penanaman Modal

• Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi • Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan • Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu • Satuan Polisi Pamong Praja • Rumah Sakit Umum Daerah 7. Kecamatan :

• Kecamatan Klungkung • Kecamatan Banjarangkan • Kecamatan Dawan

(14)

• Kecamatan Nusa Penida 8. Kelurahan :

• Kelurahan Semarapura Kaja • Kelurahan Semarapura Kauh • Kelurahan Semarapura Tengah • Kelurahan Semarapura Klod Kangin • Kelurahan Semarapura Kangin • Kelurahan Semarapura Klod

(15)

Gambar 2.1 Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung

BUPATI

WAKIL BUPATI DPRD SEKRETARIAT DPRD

Bag. Fasilitasi Rapat dan Risalah Bag. Fasilitasi Hukum dan Penyerapan Aspirasi Bag. Umum dan Kepegawaian Bag. Keeuangan

SEKRETARIAT DPRD STAF AHLI

Bid. Hukum, Politik dan Pemerintahan

Bid. Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan

Bid. Kemasyarakatan dan SDM

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Bag. Pemerintahan Bag. Hukum, HAM dan Organisasi

Bag. Hubungan Masyarakat dan Protokol

Asisten Perekonomian dan Administrasi Umum Bag. Perekonomian Bag. Pembangunan Bag. Perlengkapan Bag. Umum KECAMATAN KELURAHAN DINAS DAERAH Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Dinas Kesehatan

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian & Perdagangan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

BAPPEDA INSPEKTORAT LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Badan Kepegawaian Daerah

Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat

Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, KB, dan Pemerintahan Desa

Kantor Lingkungan Hidup Kantor Penanaman Modal

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Satuan Polisi Pamong Praja Rumah Sakit Umum Daerah

(16)
(17)

Gambar

Tabel 2.1 Daerah aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Klungkung
Tabel 2.4  Ringkasan realisasi APBD 5 tahun terakhir (dalam Rupiah)
Tabel 2.5.  Ringkasan anggaran sanitasi dan belanja modal sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir
Tabel 2.7  Data perekonomian umum daerah 5 tahun terakhir
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil supervisi akademik yang dilakukan sebelum tindakan penelitian diperoleh pada kondisi awal RPP tematik guru kelas di SDI wairhek masih rendah. Kemampuan

Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dalam jangka panjang, pada tahap awal dilakukan inventarisasi, identifikasi dan pemetaan terhadap keberadaan tari Balanse Madam

Individu yang tidak paham akan sikap konform maka individu akan menarik diri dari komunitas/keluar dari komunitas, sehingga perlu untuk dikaji lebih lanjut untuk mengetahui

Setelah diketahui data mengikuti distribusi weibull 2 parameter, maka dilakukan estimasi parameter, yaitu mencari estimasi nilai λ (parameter skala) dan k

Mampu menganalisis fenomena komunikasi berdasarkan teori-teori dan model-model 5 Mengadaptasi teori-teori, konsep- konsep dan model- model komunikasi terkait dengan

Dari uraian serta pemikiran di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mendalami dan meneliti dengan topik “Analisis Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui UPK

Isu kepastian hukum di Indonesia antara hukum positif dan hukum adat masyarakat Indonesia dalam perkembangannya diselesaikan dengan adanya UU Nomor 48 Tahun 2009