• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL IDENTIFIKASI DAN RENCANA PENGELOLAAN & PEMANTAUAN NILAI KONSERVASI TINGGI DI AREAL KERJA PT BINTUNI UTAMA MURNI WOOD INDUSTRIES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL IDENTIFIKASI DAN RENCANA PENGELOLAAN & PEMANTAUAN NILAI KONSERVASI TINGGI DI AREAL KERJA PT BINTUNI UTAMA MURNI WOOD INDUSTRIES"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL IDENTIFIKASI DAN RENCANA PENGELOLAAN & PEMANTAUAN NILAI KONSERVASI TINGGI

DI AREAL KERJA PT BINTUNI UTAMA MURNI WOOD INDUSTRIES

___________________________________________________

1. Ringkasan Hasil Identifikasi NKT

NK

T

Definisi

Keberadaan

(Ada/Tidak)

Ringkasan Hasil Identifikasi NKT

Luas (ha)

1 Kawasan yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang penting

1.1 Kawasan yang mempunyai atau memberikan fungsi

pendukung keanekaragaman hayati bagi kawasan lindung

dan/atau konservasi

Ada

Di dalam areal PT. BUMWI terdapat kawasan yang berfungsi untuk

mempertahankan keanekaragaman hayati yaitu kawasan lindung berupa

sempadan sungai, sempadan pantai, kawasan perlindungan satwa,

kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan penyangga Cagar Alam

Teluk Bintuni (CATB), hutan darat dan hutan rawa untuk konservasi insitu,

dan hutan sagu (Aribena) untuk masyarakat adat.

19.656,11

1.2 Species hampir punah

Tidak

1.3 Kawasan yang merupakan habitat bagi populasi spesies yang

terancam, penyebaran terbatas atau dilindungi yang

mampu bertahan hidup (viable population)

Ada

Di dalam areal PT. BUMWI ditemukan beberapa jenis flora dan fauna

dilindungi yaitu:

1. 4 jenis mamalia dilindungi yaitu Rusa (Cervus timorensis), Walabi

abu-abu (Dorcopsis muelleri), Kuskus (Phalanger orientalis), Kuskus totol

(Spilocuscus maculatus) dan Lumba-lumba (Tursiops truncates)

2. 28 jenis burung dilindungi

3. 4 jenis reptilia dilindungi: Buaya muara (Crocodylus porosus),

Kura-kura batok (Cuora amboinensis), Biawak Irian (Varanus salvadorii),

dan Buaya Papua (Crocodylus novaeguineae)

4. 4 jenis biota laut yang dilindungi: Pari coklat (Urolophus

westraliensis), Hiu hidung pendek (Carcharinus albimarginatus), Hiu

putih (Charcarinus dussumieri), dan Hiu martil (Sphyrana sp)

5. 10 jenis vegetasi yang dilindungi adalah Cupaniopsis sp., Merbau

(Intsia bijuga A. Gray.), Wedetoto (Ceratopetalum succirubrum C.T.

White), Bintangur daun halus (Calophyllum insularum P.F. Stevens.),

(2)

NK

T

Definisi

Keberadaan

(Ada/Tidak)

Ringkasan Hasil Identifikasi NKT

Luas (ha)

Anggrek bongkol (Pholidota chinensis Lindl.), Claderia viridiflora

Hook.f (Sigite), Corymborchis veratifolia Bl (Katipo), Dendrobium

acerosum Lindl. (Anggrek Sotoro), Dendrobium scheulleri J.J.Sm.

(Anggrek Bakau), dan Dendrobium spectabile (Bl.) Miq. (Anggrek

Nesa).

Kawasan yang menjadi habitat bagi populasi spesies yang terancam,

penyebaran terbatas atau dilindungi yang mampu bertahan hidup (viable

population) tersebut terletak di dalam areal PT. BUMWI yaitu kawasan

lindung berupa sempadan sungai, sempadan pantai, kawasan

perlindungan satwa, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan

penyangga Cagar Alam Teluk Bintuni (CATB), hutan darat dan hutan rawa

untuk konservasi insitu, dan hutan sagu (Aribena) untuk masyarakat adat.

1.4 Kawasan yang merupakan habitat bagi spesies atau

sekumpulan spesies yang digunakan secara temporer

Ada

Perairan yang berada di sekitar areal PT. BUMWI telah menjadi tempat

pengasuhan, pembesaran dan mencari makan bagi 3 biota laut yaitu Hiu,

Pari dan Lumba-lumba.

Sementara itu, areal PT. BUMWI juga terbukti dijadikan sebagai lokasi

migrasi lokal (tempat bersarang dan mencari makan) bagi Rangkong,

Kakatua koki, dan Pergam Raja. Areal PT. BUMWI juga dijadikan sebagai

lokasi migrasi global (dari daratan Asia) bagi Elang Alap Cina dan Elang

Rawa Timur.

Kawasan yang menjadi habitat bagi spesies atau sekumpulan spesies yang

digunakan secara temporer tersebut terletak di dalam areal PT. BUMWI

yaitu kawasan lindung berupa sempadan sungai, sempadan pantai,

kawasan perlindungan satwa, kawasan perlindungan plasma nutfah,

kawasan penyangga Cagar Alam Teluk Bintuni (CATB), hutan darat dan

hutan rawa untuk konservasi insitu, dan hutan sagu (Aribena) untuk

masyarakat adat.

19.656,11

2 Kawasan bentang alam yang penting bagi dinamika ekologi secara alami

2.1 Kawasan bentang alam luas yang memiliki kapasitas untuk

menjaga proses dan dinamika ekologi

Tidak

2.2 Kawasan alam yang berisi dua atau lebih ekosistem dengan

garis batas yang tidak terputus (berkesinambungan)

Ada

Di dalam areal PT. BUMWI terdapat ekoton (kawasan alam yang berisi dua

atau lebih ekosistem dengan garis batas yang tidak terputus atau

berkesinambungan) yang terdapat di hutan rawa (sagu - Aribena) dengan

(3)

hutan mangrove di Pulau Amutu Besar, hutan rawa (nipah) dengan hutan

rawadi sungai Naramasa, hutan rawa (nipah) dengan hutan daratan

rendah di sungai Naramasa, hutan daratan rendah dengan hutan

mangrove di sungai Naramasa dan sungai Kasira, dan hutan daratan

rendah dengan hutan mangrove di sungai Wagura.

2.3 Kawasan yang mengandung populasi dari perwakilan spesies

alami

Ada

Di dalam areal PT. BUMWI terdapat kawasan yang mengandung populasi

dari perwakilan spesies alami yang terletak di kawasan lindung berupa

sempadan sungai, sempadan pantai, kawasan perlindungan satwa,

kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan penyangga Cagar Alam

Teluk Bintuni (CATB), hutan darat dan hutan rawa untuk konservasi insitu,

dan hutan sagu (Aribena) untuk masyarakat adat.

19.656,11

3 Kawasan yang mempunyai ekosistem langka atau

terancam punah

Tidak

4 Kawasan yang menyediakan jasa-jasa lingkungan alami

4.1 Kawasan atau ekosistem yang penting sebagai penyedia air

dan pengendalian banjir bagi masyarakat hilir

Ada

Di dalam areal PT. BUMWI terdapat kawasan atau ekosistem yang penting

sebagai penyedia air dan pengendalian banjir bagi masyarakat hilir yaitu di

areal sempadan sungai dan pantai, serta di areal zona penyangga Cagar

Alam Teluk Bintuni.

12.508,85

4.2 Kawasan yang penting bagi pengendalian erosi dan

sedimentasi

Ada

Di dalam areal PT. BUMWI terdapat kawasan yang penting bagi

pengendalian erosi dan sedimentasi yang terletak di areal sempadan

sungai dan pantai, serta di areal zona penyangga Cagar Alam Teluk

Bintuni.

12.508,85

4.3 Kawasan yang berfungsi sebagai sekat alam untuk

mencegah meluasnya kebakaran hutan atau lahan

Tidak

5 Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk

pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat lokal

Ada

Di dalam areal PT. BUMWI ditemukan adanya kawasan yang mempunyai

fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat lokal

berupa hutan sagu di Pulau Amutu Besar untuk memenuhi kebutuhan

dasar berupa karbohidrat bagi masyarakat suku Irarutu dan daun nipah di

hulu sungai Naramasa untuk memenuhi kebutuhan atap rumah bagi

masyarakat suku Kuri.

(4)

NK

T

Definisi

Keberadaan

(Ada/Tidak)

Ringkasan Hasil Identifikasi NKT

Luas (ha)

6

Kawasan yang mempunyai fungsi penting untuk identitas

budaya tradisional komunitas lokal

Ada

Di dalam areal PT. BUMWI ditemukan adanya kawasan yang mempunyai

fungsi penting untuk identitas budaya tradisional komunitas lokal yaitu

berupa hutan sagu di Pulau Amutu Besar sebagai tempat keramat

(Aribena), jalan untuk berburu dan tempat tinggal sementara pada waktu

musim buah dan kampung lama (Rencana areal pemekaran marga Fiawei

seluas 180,79 ha) yang masih memiliki nilai dan ikatan kesejarahan

dengan komunitas marga Fiawei.

795,48

2. Rencana Pengelolaan & Pemantauan NKT

NKT Lokasi Ancaman Target

Pengelolaan

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan

Pemantauan Alat Ukur

Indikator Keberhasilan

WaktuPemantauan

PIC

Tahun I Tahun II Tahun III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.1 Sempadan sungai dan pantai, KPPN, Kantung satwa, Hutan sagu, Hutan Nipah, Hutan dataran rendah, dan Zona penyangga CATB Kegiatan penebangan Kawasan sempadan sungai, Daerah jelajah satwa, Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN), dan Kawasan penyangga CATB Penyuluhan kepada karyawan dan masyarakat pemilik hak ulayat blok tebangan tahunan tentang pentingnya areal konservasi Melakukan penyuluhan pada karyawan dan masyarakat pemilik hak ulayat blok tebangan tahunan secara berkala Membuat modul materi penyuluhan Masyarakat pemilik hak ulayat blok tebangan tahunan dan karyawan telah tersosialisasi tentang pentingnya kawasan konservasi - - - - - - - - -  Manager Umum & Personalia.  Manager PH. Kegiatan penebangan tidak dilakukan di dalam daerah kawasan lindung Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang lainnya SOP pembukaan wilayah hutan, SOP perlindungan kawasan lindung Tidak terdapat aktifitas penebangan di dalam daerah kawasan lindung - - - - - - - - -  Kabag Produksi.  Kasi Pemetaan

(5)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip kehati-hatian harus diterapkan dan tidak mengganggu kondisi kawasan lindung Melakukan ITSP dan ITTP ITSP = Triwulan 4 ITT = Triwulan 1

SOP RIL Dampak penebangan memiliki resiko kecil dengan menggunakan standarisasi resiko pada RIL - - - - - - -  Kabag Produksi.  Kasi Inventarisasi

Hutan & Litbang.  Kasi Bina Hutan.

Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman lokal, terutama jenis yang ditebang. (Triwulan 3) Inventarisasi secara berkala (Triwulan 4) SOP pemeliharaan tanaman, SOP pengayaan tanaman, SOP pengadaan bibit, Peta luas areal yang sudah dan belum dilakukan penanaman Realisasi penanaman minimal tercapai 60 % dari rencana. - - - - - -  Kasi Binhut.  Kasi PHL. 1.3 Sempadan sungai dan pantai, KPPN, Kantung satwa, Hutan sagu, Hutan Nipah, Hutan dataran rendah, dan Zona penyangga CATB Perburuan Habitat kelompok burung (28 jenis), kelompok mamalia (5 jenis), kelompok reptilia (4 jenis) Menerapkan kebijakan larangan perburuan satwa bagi seluruh karyawan Pengecekan terhadap plang dan habitat satwa yang terdapat di lokasi PT. BUMWI SOP perlindungan satwa Tidak teridentifikasi satwa dilindungi dan terancam punah di dalam hasil berburu - - Kasi PHL. Melakukan pemantauan keberadaan satwa predator puncak pada saat ITSP dan ITTP ITSP = 3 & 4 ITTP = 1 Pemetaan habitat temuan satwa (Triwulan 4) SOP peman-tauan satwa, SOP ITSP, SOP ITTP Keberadaan jenis satwa yang termasuk dalam predator puncak dilaporkan dalam ITSP dan ITTP

- - - - -

 Kasi PHL.  Kasi Inventarisasi

Hutan & Litbang.  Kasi Binhut. Kegiatan penebangan Melakukan penebangan berdampak rendah (RIL) (Penebangan untuk SOP identifikasi satwa Kehadiran satwa, tidak permanen hilang dari blok tebangan - -  Kasi Penebangan.  Kasi PHL.

(6)

NKT Lokasi Ancaman Target Pengelolaan

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan

Pemantauan Alat Ukur

Indikator Keberhasilan

WaktuPemantauan

PIC

Tahun I Tahun II Tahun III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 pembuatan TPn dilakukan Sepanjang Tahun) Melatih karyawan perusahaan (terutama mandor survei) dalam mengidentifikasi jenis satwa dilindungi, endemik dan terancam punah SOP identifikasi satwa, SOP identifikasi tumbuhan Karyawan perusahaan mengetahui jenis satwa dilindungi, endemik dan terancam punah - - - - - - - - -  Direksi.  Kasi PHL. Pengukuran salinitas, pH dan kecerahan air Mengukur salinitas, pH, dan kecerahan air secara berkala SOP Pemantauan kualitas air Tidak terdapat pencemaran yang disebabkan oleh operasional perusahaan - - - - - - - - - Kasi PHL. Memetakan sebaran kualitas air yang dilakukan secara berkala SOP Pemantauan kualitas air Tidak terdapat pencemaran yang disebabkan oleh operasional perusahaan - - - - - - - - - Kasi PHL. Sempadan sungai dan sempadan pantai Kegiatan penebangan dan perburuan Habitat kelompok biota air (4 Jenis) Melakukan pelatihan bagi karyawan terkait dengan pengelolaan dan pemantauan biota air Kegiatan pelatihan dilakukan secara berkala (bila ada penyelenggaraan pelatihan oleh instansi terkait)

SOP RIL, SOP identifikasi satwa (termasuk biota air) Karyawan memahami pengelolaan dan pemantauan biota air yang teridentifikasi - - - - - - - - -  Manager Umum & Personalia.  Kasi PHL. Melakukan identifikasi biota air, terutama biota air yang dilindungi

Memetakan sebaran biota air, terutama yang dilindungi secara berkala

SOP identifikasi biota air, SOP perlindungan satwa (termasuk biota air)

Sebaran biota air terdokumentasi secara berkala - - - - - - - - - - Kasi Binhut. - Kasi PHL. Melakukan evaluasi terhadap biota air, terutama yang dilindungi secara berkala SOP identifikasi biota air, SOP perlindungan satwa (termasuk biota air)

Hasil evaluasi terhadap biota air terdokumentasi

secara berkala - - - - - - - -

(7)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat pemilik ulayat RKT berjalan Kegiatan sosialisasi dilakukan secara berkala SOP identifikasi satwa (termasuk biota air) Tersosialisasinya informasi tentang biota air yang dilindungi di sekitar areal perusahaan kepada masyarakat pemilik ulayat RKT berjalan - - - - - - - - -  Kasi Kelola Sosial.  Kasi PHL. Menerapkan kebijakan larangan perburuan terhadap biota air yang dilindungi Pengecekan terhadap plang atau papan informasi terkait dengan kebijakan larangan perburuan biota air yang dilindungi (Triwulan IV) SOP perlindungan satwa (termasuk biota air) Papan larangan perburuan biota air yang dilindungi terpelihara dengan baik. - - - - - - - - - Kasi PHL. 1.4 Sempadan sungai dan pantai, KPPN, Kantung satwa, Hutan sagu, Hutan Nipah, Hutan dataran rendah dan Zona penyangga CATB Kegiatan penebangan Perlindungan kawasan yang digunakan sebagai habitat burung Julang, Biota air, dan mamalia Melakukan praktik penebangan berdampak lingkungan rendah (RIL) pada kawasan habitat burung migran (sepanjang tahun) Pemetaan habitat temuan satwa (Triwulan IV)

SOP RIL Kawasan habitat satwa yang digunakan secara temporer tidak mengalami kerusakan lebih dari 70% dari rona awal sebelum penebangan - - - - - - - - -  Kabag Produksi.  Kasi Penebangan.  Kasi PHL. Melatih karyawan perusahaan (terutama mandor survei) dalam mengidentifikasi jenis satwa penting

Pemetaan habitat temuan satwa SOP identifikasi satwa Karyawan perusahaan mengetahui jenis satwa penting - - - - - - - - -  Manager Umum & Personalia.  Kasi PHL. Memasukan jenis burung Julang dan mamalia sebagai salah satu satwa yang dipantau pada saat ITSP dan ITTP

Pemetaan habitat temuan satwa

SOP pemantauan satwa, SOP ITSP, SOP ITTP

Keberadaan jenis burung Julang dan mamalia dilaporkan dalam ITSP dan ITTP

- - - - - - - - -

(8)

NKT Lokasi Ancaman Target Pengelolaan

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan

Pemantauan Alat Ukur

Indikator Keberhasilan

WaktuPemantauan

PIC

Tahun I Tahun II Tahun III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengukuran salinitas, pH dan kecerahan air Mengukur salinitas, pH dan kecerahan air secara berkala SOP Pemantauan kualitas air Tidak terdapat pencemaran yang disebabkan oleh operasional perusahaan - - - - - - - - - Kasi PHL. Memetakan sebaran kualitas air yang dilakukan secara berkala SOP Pemantauan kualitas air Tidak terdapat pencemaran yang disebabkan oleh operasional perusahaan - - - - - - - - - Kasi PHL. Sempadan sungai dan sempadan pantai Kegiatan penebangan dan perburuan Habitat kelompok biota air (4 Jenis) Melakukan pelatihan bagi karyawan terkait dengan pengelolaan dan pemantauan biota air Kegiatan pelatihan dilakukan secara berkala (bila ada penyelenggaraan oleh instaansi terkait)

SOP RIL, SOP identifikasi satwa (termasuk biota air) Karyawan memahami/tersos ialisasi tentang pengelolaan dan pemantauan biota air yang teridentifikasi - - - - - - - - -  Manager Umum & Personalia.  Kasi PHL. Melakukan identifikasi biota air, terutama yang dilindungi

Memetakan sebaran biota air, terutama yang dilindungi secara berkala

SOP identifikasi biota air, SOP perlindungan satwa (termasuk biota air)

Sebaran biota air terdokumentasi secara berkala - - - - - - - - -  Kasi Binhut.  - Kasi PHL. Melakukan evaluasi terhadap biota air, terutama yang dilindungi secara berkala SOP identifikasi biota air, SOP perlindungan satwa (termasuk biota air)

Hasil evaluasi terhadap biota air terdokumentasi secara berkala - - - - - - - - - Manager PH. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat pemilik ulayat RKT berjalan terkait dengan pengelolaan dan pemantauan biota air Kegiatan sosialisasi dilakukan secara berkala SOP identifikasi satwa (termasuk biota air) Tersosialisasinya informasi tentang biota air, terutama yang dilindungi di sekitar areal perusahaan - - - - - - - - -

 Kasi Kelola Sosial.  Kasi PHL.

Menerapkan kebijakan larangan perburuan terhadap biota air yang dilindungi Pengecekan terhadap plang atau papan informasi terkait dengan SOP perlindungan satwa (termasuk biota air) Plang larangan perburuan biota air yang dilindungi terpelihara dengan baik.

- - - - - - - - -

(9)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 (sepanjang tahun) kebijakan

larangan perburuan biota air yang dilindungi (Triwulan IV) 2.2 Hutan sagu, hutan dataran rendah, hutan rawa nipah, dan hutan rawa primer Kegiatan penebangan 1) Hutan Rawa - dan hutan mangrove, 2) Hutan Dataran rendah- hutan mangrove, 3) Hutan nipah - hutan dataran rendah, 4) hutan nipah dan hutan rawa, 5) Hutan mangrove - hutan sagu Kegiatan penebangan tidak dilakukan di dalam daerah kawasan zona transisi (ekoton) Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang lainnya SOP pembu-kaan wilayah hutan, SOP perlindungan kawasan lin-dung Tidak terdapat aktifitas penebangan di dalam daerah kawasan lindung - - - - - -  Kasi Inventarisasi & Litbang  Kasi Binhut.  Kasi PHL. Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip kehati-hatian harus diterapkan dan tidak mengganggu kondisi ekoton yang ada

SOP RIL, SOP penebangan Dampak penebangan memiliki resiko kecil dengan menggunakan standarisasi resiko pada RIL - - - - - -  Kabag Produksi.  Kasi PHL. Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman lokal, terutama jenis yang ditebang. SOP pemeli-haraan ta-naman, SOP pengayaan tanaman, SOP penga-daan bibit, Peta luas areal yang sudah dan belum di-lakukan pe-nanaman Realisasi penanaman minimal tercapai 60 % dari rencana. - - - - -  Kabag Produksi.  Kasi PHL. 2.3 Sempadan sungai dan pantai, KPPN, Kantung satwa, Hutan sagu, Hutan Nipah, Hutan dataran rendah, dan Perburuan Kawasan yang mengandung perwakilan populasi predator puncak (burung Menerapkan kebijakan larangan perburuan satwa bagi seluruh karyawan Pengecekan terhadap plang dan habitat satwa yang terdapat di lokasi PT. BUMWI SOP perlindungan satwa Tidak ada laporan/teridenti-fikasi satwa dilindungi yang tergolong dalam predator puncak di dalam hasil berburu - -  Kasi Binhut.  Kasi PHL.

(10)

NKT Lokasi Ancaman Target Pengelolaan

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan

Pemantauan Alat Ukur

Indikator Keberhasilan

WaktuPemantauan

PIC

Tahun I Tahun II Tahun III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Zona penyangga CATB elang) dan frugivora puncak (kelompok julang/rangk ong). Melatih karyawan perusahaan (terutama mandor survei dan penebang) dalam mengidentifikasi jenis satwa dan tumbuhan penting Pemetaan habitat temuan satwa secara berkala SOP identifikasi satwa Karyawan perusahaan mengetahui jenis satwa yang termasuk dalam predator puncak - - - - - -  Kabag Produksi.  Kasi PHL. Melakukan pemantauan keberadaan satwa predator puncak pada saat ITSP dan ITTP

ITSP = 3 & 4 ITTP = 1

SOP peman-tauan satwa, SOP ITSP, SOP ITTP Keberadaan jenis satwa yang termasuk dalam predator puncak dilaporkan dalam ITSP dan ITTP

- - -  Kabag Produksi  Kasi PHL. Sempadan sungai dan sempadan pantai Kegiatan penebangan dan perburuan Habitat kelompok biota air (4 Jenis) Melakukan pelatihan bagi karyawan terkait dengan pengelolaan dan pengelolaan biota air Kegiatan pelatihan dilakukan secara berkala (bila ada penyelenggaraan oleh instansi terkait)

SOP RIL, SOP identifikasi satwa (termasuk biota air) Karyawan memahami/tersos ialisasi tentang pengelolaan dan pemantauan biota air yang teridentifikasi - - - - - - - - -  Manager Umum & Personalia.  Kasi PHL. Melakukan identifikasi biota air, terutama yang dilindungi

Memetakan sebaran biota air, terutama yang dilindungi secara berkala

SOP identifikasi biota air, SOP perlindungan satwa (termasuk biota air)

Sebaran biota air terdokumentasi secara berkala - - - - - -  Kasi Binhut.  Kasi PHL. Melakukan evaluasi terhadap biota air, terutama yang dilindungi secara berkala SOP identifikasi biota air, SOP perlindungan satwa (termasuk biota air)

Hasil evaluasi terhadap biota air terdokumentasi secara berkala - - - - - - Manager PH. Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat pemilik ulayat RKT berjalan Kegiatan sosialisasi dilakukan secara berkala SOP identifikasi satwa (termasuk biota air) Tersosialisasinya informasi tentang biota air, terutama yang dilindungi di sekitar areal perusahaan - - - - - - - - -

 Kasi Kelola Sosial.  Kasi PHL.

(11)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Menerapkan

kebijakan larangan perburuan terhadap biota air yang dilindungi Pengecekan terhadap plang atau papan informasi terkait dengan kebijakan biota air yang dilindungi SOP perlindungan satwa (termasuk biota air) Plang larangan perburuan biota air yang dilindungi terpelihara dengan baik. - - - - - - - - - Manager PH. 4.1 Sempadan sungai dan pantai Kegiatan penebangan Sempadan sungai dan sempadan pantai Kegiatan penebangan tidak dilakukan di areal sempadan sungai Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang lainnya. (Triwulan 4) SOP pembukaan wilayah hutan, Peta sebaran sempadan sungai Tidak terdapat aktifitas penebangan di dalam daerah aliran sungai dan kawasan rawa sementara - - - - - - - - -  Kabag Produksi.  Kasi PHL. Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip ke-hati-hatian harus diterapkan dan tidak mengganggu keadah ekosistem air (Penebangan untuk pembuatan TPn dilakukan Sepanjang Tahun)

SOP RIL, SOP pemantauan kualitas air, SOP konservasi tanah dan air, SOP penebangan

Perubahan kualitas air daerah aliran sungai dan rawa sementara tidak melebihi ambang batas - -  Kabag Produksi.  Kasi PHL. Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman lokal terutama jenis yang ditebang. (Triwulan 3) Inventarisasi secara berkala (Triwulan 4) SOP pemeli-haraan ta-naman, SOP pengayaan tanaman, SOP penga-daan bibit, Peta luas areal yang sudah dan belum dilakukan penanaman Realisasi penanaman minimal tercapai 60 % dari rencana. - - - - - -  Kasi Binhut.  Kasi PHL.

(12)

NKT Lokasi Ancaman Target Pengelolaan

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan

Pemantauan Alat Ukur

Indikator Keberhasilan

WaktuPemantauan

PIC

Tahun I Tahun II Tahun III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 4.2 Sempadan sungai dan pantai Kegiatan penebangan Sempadan sungai dan sempadan pantai Kegiatan penebangan tidak dilakukan di areal sempadan sungai Pengecekan perubahan tutupan hutan menggunakan minimal citra landsat atau resolusi sedang lainnya SOP pembukaan wilayah hutan, Peta sebaran daerah sempadan sungai Tidak terdapat aktifitas penebangan di dalam daerah sempadan sungai dan pantai - - - - - - - - -  Kabag Produksi.  Kasi PHL. Apabila kegiatan penebangan tidak dapat dihindari, prinsip kehati-hatian harus diterapkan dan tidak terjadi sedimentasi (Penebangan untuk pembuatan TPn dilakukan Sepanjang Tahun) SOP konservasi tanah dan air, SOP RIL, SOP penebangan Tidak terdapat aktifitas penebangan di dalam daerah sempadan sungai dan pantai (mengingat sedimentasi akibat kegiatan di hulu/bukan areal kerja) - - - - - - - - -  Kabag Produksi  Kasi PHL. Melakukan kegiatan penanaman kembali areal yang terkena dampak kegiatan penebangan dengan tanaman lokal terutama jenis yang ditebang. (Triwulan 3) Inventarisasi secara berkala (Triwulan 4) SOP pemeli-haraan tanaman, SOP pengayaan tanaman, SOP pengadaan bibit, Peta luas areal yang sudah dan belum dilakukan penanaman Realisasi penanaman minimal tercapai 60 % dari rencana. - - - - - -  Kasie Binhut.  Kasi PHL. 5 Hutan Sagu Aribena di Pulau Amutu Besar & Hutan Nipah di sekitar sungai Naramasa Penebangan Pertumbuha n penduduk yang semakin meningkat Areal hutan Sagu Aribena di Pulau Amutu Besar & Hutan Nipah di sekitar sungai Naramasa Penyuluhan dan sosialisasi tentang fungsi hutan sagu Aribena dan hutan nipah kepada karyawan dan masyarakat pemilik ulayat blok RKT berjalan Penyuluhan dan sosialisasi secara berkala tentang fungsi hutan sagu Aribena dan hutan nipah kepada karyawan dan masyarakat pemilik ulayat Modul/materi penyuluhan, SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 5, SOP Pemantauan NKT 5, SOP Resolusi konflik Karyawan dan masyarakat tersosialisasi pentingnya fungsi hutan sagu dan

hutan nipah - - - - - - - - -

 Kasi Kelola Sosial.  Kasi PHL.

(13)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 blok RKT berjalan

secara berkala

Pemasangan tanda/plang areal hutan sagu Aribena dan hutan nipah (Triwulan 4) Melakukan pemantauan secara berkala terhadap keberadaan dan kualitas tanda/plang SOP Perlindungan hutan, SOP Kawasan lindung Kondisi dan kualitas tanda/plang masih terjaga dengan baik - - - Kasi PHL. Melakukan pemetaan dan identifikasi terhadap keberadaan dan potensi hutan sagu Aribena dan hutan nipah secara partisipatif Melakukan pemantauan secara partisipatif antara perusahaan dengan masyarakat terhadap pemanfaatan sagu dan nipah oleh masyarakat sekitar secara berkala

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 5, SOP Pemantauan NKT 5, SOP Resolusi konflik (1) Peta pemanfaatan sagu dan nipah tersedia dan diperbaharui secara berkala, (2) kondisi hutan sagu dan hutan nipah terjaga dengan baik

- - - - - - - - -

 Kasi PHL.  Kasi Kelola Sosial.

Melakukan kegiatan FPIC (free and prior

informed consent)

kepada masyarakat pemilik ulayat blok RKT berjalan sebelum melakukan kegiatan

operasional disekitar hutan sagu

Melakukan pemantauan secara partisipatif terhadap kondisi hutan sagu Aribena dan hutan nipah sebelum dan sesudah adanya

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 5, SOP Pemantauan NKT 5, SOP Resolusi konflik (1) Peta areal/blok tebangan tersedia, (2) tidak adanya kegiatan penebangan di hutan sagu dan hutan nipah, (3) kondisi hutan sagu dan hutan nipah masih

- - - - - - - - -

 Kasi Kelola Sosial.  Kasi PHL.

(14)

NKT Lokasi Ancaman Target Pengelolaan

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan

Pemantauan Alat Ukur

Indikator Keberhasilan

WaktuPemantauan

PIC

Tahun I Tahun II Tahun III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Aribena dan hutan nipah

kegiatan operasional disekitar hutan sagu Aribena dan hutan nipah terjaga dengan baik Areal hutan Sagu Aribena di Pulau Amutu Besar & Hutan Nipah di sekitar sungai Naramasa Menerapkan program management collaborative (pengelolaan kolaboratif) melalui kerjasama atau perjanjian yang jelas dan tegas antara masyarakat dengan perusahaan terkait dengan pemanfaatan HHBK atau adanya SOP/Pernyataan di pihak UP yang menyatakan bahwa masyarakat diberi akses secara penuh untuk memanfaatkan HHBK. Melakukan pemantauan secara partisipatif dan berkala terhadap pelaksanaan perjanjian yang dibuat antara perusahaan dengan masyarakat terkait dengan pemanfaatan HHBK/SOP terkait.

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 5, SOP Pemantauan NKT 5, SOP Resolusi konflik, SOP Pemanfaatan HHBK Program pengelolaan hutan secara kolaboratif dijalankan sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama/SOP terkait - - - - - - - - -  Manager Umum & Personalia.  Manager PH. Mengidentifikasi setiap perkembangan kegiatan masyarakat yang berada di dalam areal perusahaan (pemanfaatan kayu dan bukan kayu)

Melakukan pemantauan secara partisipatif dan berkala terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di dalam areal perusahaan

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 5, SOP Pemantauan NKT 5, SOP Resolusi konflik, SOP Pemanfaatan HHBK Setiap perkembangan kegiatan masyarakat di dalam areal perusahaan terdokumentasi dengan baik - - - - - - - - -  Kasi PHL.  Kasi Kelola Sosial.

(15)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 6 Hutan Sagu Aribena sebagai tempat keramat di Pulau Amutu Besar

Penebangan Areal hutan Sagu Aribena sebagai tempat keramat di Pulau Amutu Besar Penyuluhan dan sosialisasi tentang fungsi hutan sagu Aribena sebagai tempat keramat kepada karyawan dan masyarakat pemilik ulayat blok RKT berjalan. Penyuluhan dan sosialisasi secara berkala tentang fungsi hutan sagu Aribena sebagai tempat keramat kepada karyawan dan masyarakat pemilik ulayat blok RKT berjalan secara berkala Modul/materi penyuluhan, SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya Karyawan dan masyarakat tersosialisasi pentingnya fungsi hutan sagu sebagai tempat keramat - - - - - - - - -

 Kasi Kelola Sosial.  Kasi PHL.

Pemasangan tanda/plang areal hutan sagu Aribena sebagai tempat keramat Melakukan pemantauan secara berkala terhadap keberadaan dan kualitas tanda/plang SOP Perlindungan hutan, SOP Kawasan lindung, SOP Perlindungan terhadap situs budaya Kondisi dan kualitas tanda/plang masih terjaga dengan baik - - - Kasi PHL. Melakukan kegiatan FPIC (free and prior

informed consent)

kepada masyarakat pemilik ulayat blok RKT berjalan sebelum melakukan kegiatan

operasional di sekitar hutan sagu Aribena Melakukan pemantauan secara partisipatif terhadap kondisi hutan sagu Aribena sebelum dan sesudah adanya kegiatan operasional di sekitar hutan sagu Aribena

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya (1) Peta areal/blok tebangan tersedia, (2) tidak adanya kegiatan penebangan di hutan sagu, (3) kondisi hutan sagu masih terjaga dengan baik

- - - - - - - - -

 Kasi Kelola Sosial.  Kasi PHL.

Membuat perjanjian yang jelas dan tegas antara masyarakat dengan perusahaan terkait dengan perlindungan terhadap tempat keramat atau situs

Melakukan pemantauan secara partisipatif dan berkala terhadap pelaksanaan perjanjian yang dibuat antara perusahaan

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya Perlindungan terhadap tempat keramat atau situs budaya dijalankan sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama/SOP atau Pernyataan UP - - - - - - - - -  Manager Umum & Personalia.  Manager PH.

(16)

NKT Lokasi Ancaman Target Pengelolaan

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan

Pemantauan Alat Ukur

Indikator Keberhasilan

WaktuPemantauan

PIC

Tahun I Tahun II Tahun III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

budaya masyarakat/ada SOP atau Pernyataan UP tentang hal terkait.

dengan masyarakat terkait dengan perlindungan terhadap tempat keramat atau situs budaya masyarakat/SOP atau Pernyataan UP tentang hal terkait tentang hal terkait. Kampung Lama suku Fiawei di sekitar sungai Naramasa Penebangan Hutan Kampung Lama suku Fiawei di sekitar sungai Naramasa Penyuluhan dan sosialisasi tentang fungsi kampung lama sebagai tempat keramat kepada karyawan dan masyarakat pemilik ulayat blok RKT berjalan. Penyuluhan dan sosialisasi secara berkala tentang fungsi kampung lama sebagai tempat keramat kepada karyawan dan masyarakat pemilik ulayat blok RKT berjalan secara berkala Modul/materi penyuluhan, SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya Karyawan dan masyarakat tersosialisasi pentingnya fungsi kampung lama sebagai tempat keramat - - - - - - - - -

 Kasi Kelola Sosial.  Kasi PHL. Pemasangan tanda/plang areal kampung lama sebagai tempat keramat Melakukan pemantauan secara berkala terhadap keberadaan dan kualitas tanda/plang SOP Perlindungan hutan, SOP Kawasan lindung, SOP Perlindungan terhadap situs budaya Kondisi dan kualitas tanda/plang masih terjaga dengan baik - - - Kasi PHL. Melakukan kegiatan FPIC (free and prior

informed consent)

kepada masyarakat pemilik ulayat blok RKT berjalan sebelum melakukan kegiatan operasional di sekitar kampung Melakukan pemantauan secara partisipatif terhadap kondisi kampung lama sebelum dan sesudah adanya kegiatan operasional di

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya (1) Peta areal/blok tebangan tersedia, (2) tidak adanya kegiatan penebangan di kampung lama, (3) kondisi kampung lama masih terjaga dengan baik - - - - - - - - -

(17)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 lama sekitar hutan

sagu Aribena

Membuat perjanjian yang jelas dan tegas antara masyarakat dengan perusahaan terkait dengan perlindungan terhadap tempat keramat atau situs budaya masyarakat/ada SOP atau Pernyataan tentang hal terkait. Melakukan pemantauan secara partisipatif dan berkala terhadap pelaksanaan perjanjian yang dibuat antara perusahaan dengan masyarakat terkait dengan perlindungan terhadap tempat keramat atau situs budaya masyarakat

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya Perlindungan terhadap tempat keramat atau situs budaya dijalankan sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama/SOP atau Pernyataan UP tentang hal terkait. - - - - - - - - -

Kasi Kelola Sosial.

Pertumbuha n penduduk yang semakin meningkat Hutan Kampung Lama suku Fiawei di sekitar sungai Naramasa Mengidentifikasi setiap perkembangan kegiatan masyarakat yang berada di dalam areal perusahaan, khususnya di dalam areal kampung lama Melakukan pemantauan secara partisipatif dan berkala terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di dalam areal kampung lama

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya. Setiap perkembangan kegiatan masyarakat di dalam areal kampung lama terdokumentasi dengan baik - - - - - - - - -

Kasi Kelola Sosial.

Perubahan fungsi kampung lama Hutan Kampung Lama suku Fiawei di sekitar sungai Naramasa Melakukan komunikasi dan koordinasi yang intensif kepada pemangku kepentingan Melakukan patroli, komunikasi dan koordinasi secara berkala dengan pemangku kepentingan, terutama kepada masyarakat dan para pihak terkait

SOP RIL, SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya Setiap perkembangan hasil komunikasi dengan para pemangku kepentingan terkait dengan kampung lama terdokumentasi dengan baik - - - - - - - - -

 Kasi Kelola Sosial.  Kasi PHL.

(18)

NKT Lokasi Ancaman Target Pengelolaan

Kegiatan Pengelolaan

Kegiatan

Pemantauan Alat Ukur

Indikator Keberhasilan

WaktuPemantauan

PIC

Tahun I Tahun II Tahun III

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Jalan koridor untuk berburu dan panen buah pala di kampung Sarbe Perubahan fungsi Jalan koridor yang digunakan masyarakat warga Sarbe untuk berburu dan panen buah pala tetap berfungsi Pemasangan tanda/plang jalan koridor berburu dan panen buah pala Melakukan patroli, komunikasi dan koordinasi secara berkala dengan pemangku kepentingan, terutama kepada masyarakat dan para pihak terkait

SOP Kelola sosial, SOP Identifikasi NKT 6, SOP Pemantauan NKT 6, SOP Resolusi konflik, SOP Perlindungan terhadap situs budaya Kondisi dan kualitas tanda/plang masih terjaga dengan baik - - - - - - - - - Kasi PHL.

Referensi

Dokumen terkait