• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ruang lingkup yang semakin luas. Tidak hanya pada masalah medis saja,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ruang lingkup yang semakin luas. Tidak hanya pada masalah medis saja,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan zaman, aplikasi statistik dalam bidang kesehatan mempunyai ruang lingkup yang semakin luas. Tidak hanya pada masalah medis saja, tetapi mencakup bidang keluarga berencana, demografi, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, serta peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari atau disebut vital event seperti kelahiran, kematian, perkawinan, kesakitan, umur harapan hidup, fertilitas dan lain-lainnya (Chandra, 1995).

Statistika kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif, seperti merencanakan program pelayanan kesehatan, menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu. Selain itu, statistik kesehatan juga bermanfaat untuk menentukan penyebab timbulnya penyakit baru yang belum diketahui atau manfaat obat bagi penyembuhan penyakit tertentu setelah hasil uji klinik dinyatakan berhasil (Budiarto, 2002).

Pada dasarnya, suatu akibat atau fenomena termasuk dalam bidang kesehatan, tidak mungkin dipengaruhi oleh satu penyebab. Kenyataan yang ada adalah satu akibat pasti dipengaruhi oleh beberapa penyebab (beberapa faktor atau multi faktor), oleh karena itu ada yang disebut dengan analisis statistik multivariat (Riyanto, 2012).

(2)

Analisis faktor merupakan salah satu teknik analisis statistika multivariat yaitu analisis yang bertujuan untuk mempelajari hubungan beberapa variabel, dengan mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang awalnya saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal (Santoso, 2012).

Analisis faktor termasuk pada interdependence technique dimana tujuan utamanya adalah menerangkan struktur hubungan antara variabel-variabel dalam analisis. Sebagai salah satu dari teknik multivariat, analisis ini dapat memainkan peran yang unik dibandingkan teknik-teknik multivariat yang lain. Analisis ini menyediakan alat-alat untuk menganalisis struktur dari hubungan interen atau korelasi diantara sejumlah besar variabel dengan mendefinisikan variabel-variabel yang berkorelasi dengan baik, yang diasumsikan untuk merepresentasikan dimensi-dimensi dalam data (Hair, 2010).

Pada dasarnya analisis faktor mendekatkan data pada suatu pengelompokan atau pembentukan suatu variabel baru yang berdasarkan adanya kekuatan hubungan antar dimensi pembentuk faktor atau adanya konfirmatori sebagai variabel baru atau disebut dengan faktor. Hasil yang diharapkan adalah faktor-faktor yang nantinya terbentuk tidak saling berkorelasi lagi (Gempur, 2010).

Dalam model analisis faktor pada SPSS terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, diantaranya adalah principal components, unweighted least squares, generalized least squares, maximum likelihood, principal axis factoring, alpha

(3)

factoring, dan image factoring (Simamora, 2004). Namun metode pendugaan parameter yang umum digunakan dalam model analisis faktor adalah metode komponen utama (principal component analysis/method=PCA) dan metode kemungkinan maksimum (maximum likelihood method) karena menurut Rahardi (2006), metode principal component analysis dapat mengatasi masalah multikolinearitas ,sementara menurut Priyanto (2008), metode maximum likelihood merupakan salah satu metode untuk memperoleh pendugaan yang memberikan hasil yang baik.

Dalam kebanyakan analisis, model analisis faktor diduga berdasarkan metode principal component analysis (PCA) karena metode ini dapat memprediksi sejumlah faktor yang akan dihasilkan (Suliyanto, 2005). Pada penelitian-penelitian sebelumnya, seperti penelitian Wibowo dengan judul “Pengenalan Wajah Menggunakan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)” menunjukkan bahwa hasil pengenalan wajah cukup baik dengan menggunakan pengujian 4 citra latih yaitu tiga kesalahan pengenalan dari 60 pengujian. Pada penelitian lain yaitu penelitian Abiyanto yang berjudul “Pengenalan Gigi Menggunakan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)” menunjukkan bahwa hasil pengenalan gigi cukup baik dengan menggunakan program yang memiliki parameter-parameter 7 buah citra latih, ukuran citra 200x60 pixel, 20% komponen utama, didapatkan 4 hasil pengenalan yang benar dari 55 pengenalan, sehingga persentase kebenaran pengenalan sebesar 92,73%.

(4)

Sementara pada pendugaan parameter maximum likelihood, tingkat kesalahan (error) yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan dengan metode komponen utama yang sering digunakan (Dwipurwani, 2009). Pada penelitian-penelitian sebelumnya seperti penelitian Dwipurwarni (2009) menunjukkan hasil bahwa varians total yang mampu dijelaskan oleh faktor-faktor yang terbentuk dengan metode maximum likelihood adalah 64%, yang artinya kebaikan model sudah terpenuhi.

Untuk itu, peneliti tertarik melakukan penelitian berkaitan dengan penerapan aplikasi faktor yang tujuannya adalah data reduction dengan membandingkan kedua metode pendugaan parameter yang umum digunakan yaitu principal component analysis dan maximum likelihood method, dan melihat bagaimana masing-masing metode diterapkan untuk melihat metode mana yang paling memenuhi atau menghasilkan model yang benar-benar sesuai dalam faktor-faktor yang memengaruhi pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara tahun 2013.

Masalah tersebut digunakan karena sesuai dengan analisis yang digunakan, dimana sangat banyak faktor yang memengaruhi pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan, seperti faktor pendidikan, pengetahuan, budaya, ekonomi, pekerjaan, peran petugas kesehatan, kesehatan ibu, dan kesehatan bayi.

Pada tahun 2010 angka kematian bayi (AKB) mencapai 25,3 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 22 per 1000 kelahiran hidup. Sementara prevalensi gizi kurang dan gizi buruk sejak tahun 1989-2010 menunjukkan penurunan. Hasil Riskesdas 1989-2010 menunjukkan prevalensi gizi

(5)

kurang menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4,9%. Artinya kemungkinan besar sasaran pada tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk dapat tercapai. Untuk mencapai sasaran tersebut, upaya perbaikan gizi masyarakat yang dilakukan adalah peningkatan program ASI Eksklusif, upaya penanggulangan gizi mikro melalui pemberian Vitamin A, Taburia, tablet besi bagi bumil, dan iodisasi garam, serta memperkuat penerapan tata laksana kasus gizi buruk dan gizi kurang di fasilitas kesehatan (Depkes RI, 2011).

Periode tiga tahun pertama pada masa balita merupakan periode emas pertumbuhan fisik, intelektual, mental dan emosional anak. Gizi yang baik, kebersihan, imunisasi, vitamin A dan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta kasih sayang dan stimulasi yang memadai pada usia balita akan meningkatkan kelangsungan hidup dan mengoptimalkan kualitas hidup anak (Depkes RI, 2011).

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan yang terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. ASI memberikan semua energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan oleh bayi selama 6 bulan pertama setelah kelahirannya. Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi tingkat kematian bayi yang dikarenakan berbagai penyakit yang menimpanya, seperti diare, radang paru-paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran (Prasetyono, 2012).

Pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan akan memengaruhi kesehatan pada bayi yaitu dapat menyebabkan diare, alergi, dan bahkan merusak pencernaan bayi tersebut karena makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan resapan usus bayi pada masa itu. Selain itu, makanan yang belum sesuai dengan

(6)

resapan usus bayi ini dapat menggumpal di usus dan membahayakan kehidupan bayi kecil (Roesli, 2001).

Desa Pematang Panjang merupakan salah satu desa yang masih banyak terdapat ibu-ibu yang memberikan makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan. Dengan alasan tersebut, peneliti bermaksud ingin mengetahui faktor-faktor apa yang memengaruhi mereka memberikan makanan tambahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana aplikasi analisis faktor dengan membandingkan metode principal component analysis dan maximum likelihood dalam faktor-faktor yang memengaruhi pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbandingan kesesuaian model dengan menggunakan metode principal component analysis dan maximum likelihood dalam faktor-faktor yang memengaruhi pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara tahun 2013.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui hasil analisis data faktor-faktor yang memengaruhi pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Pematang Panjang

(7)

Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara tahun 2013 dengan menggunakan metode principal component analysis.

2. Mengetahui hasil analisa data faktor-faktor yang memengaruhi pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan di Desa Pematang Panjang Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara tahun 2013 dengan menggunakan metode maximum likelihood.

3. Membandingkan kesesuaian model yang dihasilkan antara metode principal component analysis dan maximum likelihood.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi pengguna statistik tentang perbandingan penggunaan metode principal component analysis dan maximum likelihood dalam aplikasi analisis faktor.

2. Sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Faktor

2.1.1 Definisi Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit dari pada variabel yang diteliti. Hal ini berarti, analisis faktor dapat juga menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian (Suliyanto, 2005).

Analisis faktor adalah suatu teknik interdependensi (interdependence technique), dimana tidak ada pembagian variabel menjadi variabel bebas dan variabel tergantung dengan tujuan utama yaitu mendefinisikan struktur yang terletak di antara varaibel-variabel dalam analisis. Analisis ini menyediakan alat-alat untuk menganalisis struktur dari hubungan interen atau korelasi di antara sejumlah besar variabel dengan menerangkan korelasi yang baik antara variabel, yang diasumsikan untuk merepresentasikan dimensi-dimensi dalam data (Hair, 2010).

Jadi, pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa variabel yang memiliki kemiripan untuk dijadikan satu faktor, sehingga dimungkinkan dari beberapa atribut yang memengaruhi satu komponen variabel dapat diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit.

Referensi

Dokumen terkait

kelamin siswa, serta dapat melihat nilai rata- rata dari tiap sekolah. Berdasarkan uraian di atas maka diambilah sebuah tema data warehouse siswa untuk memetakan

Kebijakan dan prosedur operasi standar diberlakukan untuk memastikan pekerja memiliki akses menuju mekanisme penyelesaian pengaduan yang kredibel dan untuk melakukan pemulihan

Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel independen yang terdiri dari likuiditas, risiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, dan

Kawasan ini memiliki potensi beragam untuk tumbuhan paku, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada hasil

Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris disebutkan bahwa Majelis Pengawas adalah suatu badan yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk

Berdasarkan hasil penelitian, 5 variabel dinyatakan mempengaruhi Unmet Need KB di Jawa Timur yaitu persentase wanita pendidikan tidak tamat SD, persentase wanita

Hasil penelitian klien III (SBN) klien kurang bertanggung jawab dan kurang perhatian dari orangtua yang menyebabkan ia berani dengan orang tua. Penerapan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kondisi fisik atlet Futsal SMAN 1 Putri Hijau yang berkenaan dengan daya tahan aerobic atau VO2Max..