• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. - Peta Jaringan Air Limbah di Kel. Condongcatur, Caturtunggal, dan Sinduadi Kab. Sleman Skala 1 : 17.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. - Peta Jaringan Air Limbah di Kel. Condongcatur, Caturtunggal, dan Sinduadi Kab. Sleman Skala 1 : 17."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil

- Peta Jaringan Air Limbah di Kel. Condongcatur, Caturtunggal, dan Sinduadi Kab. Sleman Skala 1 : 17.000

- Peta Jaringan Air Limbah Sekitar Sono Skala 1 : 4.000

- Peta Jaringan Air Limbah Sekitar Purwosari dan Kentungan Skala 1 : 4.500 - Peta Jaringan Air Limbah Sekitar Manggung Skala 1 : 2.000

- Peta Jaringan Air Limbah Sekitar Kocoran dan Karangasem Skala 1 : 4.500 - Peta Jaringan Air Limbah Sekitar Pogung Skala 1 : 6.000

- Peta Jaringan Air Limbah Sekitar Blimbingsari dan Sendowo Skala 1 : 3.000

1.2 Pembahasan

Jaringan air limbah di Kota Yogyakarta sudah ada sudah ada sejak tahun 1936 pada zaman Kolonial Belanda, namun pada saat itu limbah belum dikelola dengan baik karena tempat pembuangan akhir langsung disalurkan menuju sungai tanpa diolah terlebih dahulu agar tingkat pencemaran dapat diminimalisir. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk maka jaringan air limbah pun bertambah karena adanya penyambungan pelanggan baru, serta dengan adanya bantuan dana dari Jepang untuk membangun IPAL, Kota Yogyakarta merangkul daerah yang berbatasan secara administrasi seperti Kab. Sleman dan Kab. Bantul untuk berperan serta dalam penanganan air limbah, dan diperoleh kesepakatan bahwa jaringan air limbah dikelola secara bersama oleh ketiga daerah tersebut dibawah Organisasi Sekber Kartamantul (Sekretariat Bersama Yogyakarta, Sleman, Bantul).

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaharui informasi keberadaan jaringan air limbah yang ada di Kabupaten Sleman, data diperoleh dari berbagai instansi yang terkait, seperti DPU PESDM, PUP Kab. Sleman dan juga dari IPAL. Data yang diperoleh sebagian besar dalam bentuk hard-copy, sehingga perlu dilakukan scanner

(2)

untuk mengkonversi ke dalam bentuk digital atau soft-copy. Proses pertama pengolahan yaitu melakukan koreksi geometrik terhadap Peta RBI yang akan digunakan sebagai acuan, koreksi menggunakan Software Global Mapper 8. Koordinat yang digunakan yaitu Geographic, suatu sistem koordinat yang dikembangkan oleh Negara Inggris yang membagi bumi menjadi dua bagian irisan yaitu irisan melintang yang disebut dengan garis lintang mulai dari katulistiwa (equator), membesar ke arah kutub utara maupun selatan. Sedangkan garis yang lain membujur mulai dari garis Greenwich (Inggris) membesar ke arah barat dan timur, satuan koordinat dibagi dalam derajat lintang 0° sampai 90° dan bujur 0° sampai 180°.

Pemilihan koordinat ini dilakukan karena pada Peta RBI mencantumkan Koordinat Geographic beserta garis grid sehingga lebih mudah dikoreksi dengan melihat titik temu atau persimpangan antar garis grid, jika dibandingkan dengan Koordinat UTM yang dicantumkan hanya sebatas angka di tepi peta tidak disertai dengan garis grid. Selanjutnya koreksi geometrik dilakukan terhadap data air limbah, data ini ada yang berupa peta ada yang berupa gambar. Seluruh data air limbah tersebut tidak mempunyai koordinat, sehingga proses koreksi menggunakan peta acuan yang telah terkoreksi, data yang diperoleh sebagian besar dalam bentuk terpisah dan termasuk skala besar, bahkan ada beberapa gambar yang mempunyai skala 1 : 100. Dalam hal ini koordinat yang awalnya berupa Geographic diubah menjadi UTM karena koordinat Geographic digunakan sebagai referensi peta dengan tujuan yang luas, biasanya hanya untuk pemetaan skala kecil (1 : 1.000.000 atau lebih kecil), koordinat ini banyak digunakan untuk terapan operasional di udara ataupun perairan seperti peta navigasi.

Jaringan air limbah terdiri dari pipa gelontor, induk, lateral dan service. Pipa gelontor berfungsi sebagai tenaga pendorong untuk pipa induk maupun lateral, pipa ini berdiameter sekitar 20 Cm, berisi air yang berasal dari sungai atau bak penampung air. Pipa induk yaitu pipa utama tempat penampungan air limbah dari pipa lateral dan pipa service, untuk di daerah Sleman mempunyai diameter 30 – 50 Cm, dan semakin membesar pada ujungnya karena material yang dibawa lebih banyak hingga ke tempat pembuangan akhir di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pipa lateral yaitu pipa yang menampung air limbah dari pipa service dan

(3)

pelanggan, baik dari saluran rumah tangga maupun non-rumah tangga dengan diameter sekitar 15 Cm. Di sepanjang jaringan pipa tersebut juga terdapat manhole atau bak kontrol dengan tutup berbentuk bulat yang terbuat dari besi dan beton, fungsinya yaitu untuk pemeliharaan dan perbaikan apabila terjadi penyumbatan atau kerusakan.

Gb. 8 Bak Kontrol Jaringan Service Diameter 70 Cm Bahan Beton 432390mT 9142488mU

Lokasi Daerah Manggung

Pembaharuan informasi air limbah ini dalam pembuatannya tidak terlepas dari masalah, yaitu data yang kurang lengkap dan adanya perbedaan informasi data dasar yang digunakan sebagai acuan antar instansi terkait, hal ini dapat teratasi dengan melakukan survei lapangan. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui lokasi jaringan air limbah yang berada di Kabupaten Sleman terdiri dari pipa gelontor, meliputi Kelurahan Caturtunggal yang berada di sekitar UGM, sumber air diambil dari Selokan Mataram dan waduk di lembah UGM. Kelurahan Sinduadi, tepatnya di sepanjang Jl. Monjali dengan mengambil air dari aliran Kali Code, dan Kelurahan Condongcatur yang berbatasan dengan Kelurahan Sinduharjo yaitu di Dusun Kayen yang terletak paling utara dari jaringan air limbah ini, sumber air juga berasal dari Kali Code. Pipa induk, lateral, dan service sama dengan jaringan gelontor berada di Kelurahan Sinduadi, Kelurahan Condongcatur, dan Kelurahan Caturtunggal.

(4)

A B Gb. 9 A. Bendungan/Pintu Air

B. Air Penggelontor 43227 mT 9144754 mU

Lokasi Daerah Kayen

Pipa induk bermula di daerah Sono dan Jurug, untuk daerah Sono terdapat di Jl. Timor-timur mengarah ke selatan melewati Jl. Kalimantan, kemudian bertemu dengan pipa induk yang berasal dari Dusun Jurug yang melintasi sepanjang Jl. Kaliurang. Pipa kembali terpisah menjadi dua, satu mengarah ke Jl. Pandega Marta menuju Dusun Pogung Lor dan Pogung Kidul, sedangkan satunya kembali masuk Jl. Kaliurang sampai di perempatan Selokan Mataram dan berbelok ke arah barat hingga bertemu kembali dengan pipa induk yang berasal dari Dusun Pogung Kidul di depan Pasca Sarjana UGM, kemudian mengarah ke selatan melewati RSU Dr. Sardjito, Dusun Sendowo, dan berakhir di Dusun Blimbingsari sebelum masuk ke arah Kota Yogyakarta. Pipa induk lainnya berawal di Dusun Pikgondang mengarah ke Dusun Gandok, Karanggayam, kemudian melalui Jl. Gejayan menuju selatan hingga perbatasan Kota Yogyakarta di Dusun Dema ngan Baru.

Tahun Panjang Jaringan Jumlah Bak Kontrol

2009 24.625 meter 668

2013 44.533 meter 1.774

Tabel 7. Data Base Jaringan Air Limbah Kab. Sleman

(5)

Manggung, Karangwuni, Kocoran, dan berakhir di Karangasem tepatnya masuk ke pipa induk yang berada di Jl. Kaliurang. Pipa service yang sudah dibuat berada di daerah Sono, Purwosari, Kentungan, Manggung, Pikgondang, Pogung Lor, Pogung Baru, Pogung Kidul, Kocoran, Karangasem, Sendowo, dan Blimbingsari. Dari pola persebaran tersebut dapat diamati bahwa jaringan lebih berbentuk vertikal dari atas ke bawah, berada tidak jauh dari saluran utama atau pipa induk. Hal ini dikarenakan untuk membuat sambungan ataupun jaringan baru memerlukan biaya yang relatif besar, terlebih apabila lokasi jauh dari keberadaan jaringan air limbah. Inilah salah satu kendala yang dihadapi, sehingga masyarakat yang terlayani hanya sebatas ruang lingkup yang berada tidak jauh dari jaringan induk.

Gb. 10 Bak Kontrol Jaringan Induk Diameter 70 Cm Bahan Besi 431178 mT 9141670 mU

Lokasi Jl. Teknika Utara, Bundaran Pasca Sarjana UGM

Berdasarkan hasil survei, dalam pembangunan jaringan baru terdapat keluhan dari masyarakat sekitar dan pengguna jalan, seperti penutupan kembali muka jalan yang kurang cepat dilakukan sehingga menyebabkan debu yang berterbangan, tentunya hal ini dapat mengganggu kesehatan. Tersendatnya kelancaran berlalu-lintas, terlebih jika musim penghujan, jalan yang belum diperbaiki menjadi licin dan membahayakan pengguna jalan karena hanya ditutup menggunakan tanah dan batu. Diharapkan kedepan hal ini dapat disikapi lebih baik, yaitu dengan penutupan kembali muka jalan secepatnya sesuai seperti dengan kondisi sebelumnya apabila proses penggalian dan pemasangan pipa telah selesai. Dilihat dari persebaran permukiman, ketiga kelurahan ini tergolong padat, sehingga perlu penambahan

(6)

jaringan air limbah agar program pemerintah ini berjalan sukses dengan tercakupnya daerah padat penduduk yang belum melakukan sambungan, seperti di daerah Dusun Gemawang, Blunyah, Karanggayam, Karangmalang, Samirono, dan Demangan Baru.

Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk menarik warga agar ikut berpartisipasi melakukan penyambungan air limbah dengan melakukan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan, penjelasan mengenai bahaya bakteri E-coli, dan juga melakukan subsidi kepada pelanggan yang bersedia melakukan penyambungan baru. Pemerintah daerah sendiri membutuhkan semangat dan kesabaran untuk me lakukan hal tersebut, karena mengubah karakter masyarakat tidaklah mudah, sementara PP dan UU mengenai air limbah di Kab. Slema n belum diberlakukan secara tegas, karena baru saja dibuat dan masih dalam tahap sosialisasi, hal ini merupakan upaya tambahan yang dilakukan agar dapat mensukseskan program jaringan air limbah, sehingga diharapkan bisa lebih meyakinkan dan menyadarkan masyarakat. Padahal, bila dilihat dari manfaat yang dirasakan berkaitan dengan lingkungan dan kesehatan, besaran beban yang dikenakan terhadap pelanggan setiap bulan tergolong murah, yaitu sebesar Rp 4.500 untuk rumah tangga dengan jumlah penghuni 1 – 5 jiwa, Rp 9.000 untuk 6 – 10 jiwa, dan Rp 13.500 untuk 11 – 15 jiwa.

A B

Gb. 11 A. Batu Peresmian Intalasi Pengolahan Air Limbah yang diresmikan Oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X Pada Tahun 1998

B. Kolam Pengolahan Instalasi

(7)

Pada tahun 2009 panjang jaringan air limbah di Kab. Sleman berkisar 24.624 meter dengan jumlah bak kontrol 668, sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang cukup besar menjadi 44.533 meter dengan 1.774 bak kontrol. Jumlah masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam program penyehatan lingkungan ini sampai tahun 2013 sebanyak 912 pelanggan, jumlah retribusi yang diperoleh pemda sekitar Rp. 8.000.000 setiap bulan. Sistem jaringan air limbah ini secara keseluruhan dimulai dari Kab. Sleman melewati Kota Yogyakarta dan berakhir di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang terletak di Dusun Cepit, Kel. Pendowoharjo, Kec. Sewon, Kab. Bantul. Selama Oktober 2013 volume limbah yang masuk di IPAL rata-rata 12.004,6 m³/hari dengan jumlah debit terkecil 7.725,4 m³/hari pada tanggal 31 dan terbesar 21.817,3 m³/ hari pada tanggal 19, air limbah di kelola dengan baik, hal ini dibuktikan dengan kualitas air dari limbah yang diolah sebelum dibuang ke sungai memiliki kadar pencemaran (Biological Ox Demand) yang rendah yaitu 15,2 mg/l atau dibawah standar sebesar 30 mg/l dari sebelum diolah sebesar 105 mg/l. Semua ini tentunya menjadi harapan kita bersama demi terciptanya lingkungan yang sehat bebas dari pencemaran, biaya operasional IPAL berasal dari Provinsi DIY yang menarik retribusi dari kota dan kabupaten.

Hasil akhir pengolahan limbah berupa air yang di alirkan ke sungai dan lumpur yang bisa digunakan menjadi pupuk untuk tanaman hias dan tanaman lainnya. Bentuk kerjasama yang dilakukan oleh tiga pemerintah daerah ini patut dijadikan contoh yang baik bagi pemerintah daerah lainnya, salah satu kegiatan organisasi yang menangani pengelolaan ini yaitu SekBer Kartamantul adalah menerima kunjungan kerja dari pemerintah daerah dari Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Umumnya mereka belajar bagaimana cara pengelolaan yang baik dari segi anggaran, kegiatan dan lain- lainnya untuk mendirikan sebuah instansi yang merupakan bentuk kerjasama antar pemerintah daerah karena SekBer Kartamantul sendiri sudah berdiri cukup lama dan dirasa mampu menangani dengan baik. Selain dari instansi pemerintah daerah, kunjungan juga berasal dari kalangan akademis.

(8)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

1. Software Global Mapper digunakan dalam proses koreksi, hal ini dilakukan karena proses koreksi dirasa lebih mudah.

2. SIG berfungsi untuk melakukan pengolahan, penyimpanan, dan penyajian data jaringan air limbah.

3. Keunggulan SIG terkait pembaharuan informasi jaringan air limbah terletak pada sistem data base, sehingga dalam pengelolaan tetap terjaga dengan baik dan otomatis mengikuti jika ada penambahan jaringan baru tanpa harus memulai dari awal pengolahan.

4. Dengan software ArcView manfaat yang diperoleh yaitu peta yang dihasilkan lebih mudah dipahami oleh pengguna.

5. Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui dan memastikan keberadaan lokasi pasti pembangunan jaringan air limbah.

6. Hasil akhir pengolahan air limbah berupa air dan lumpur.

7. Perlu dukungan dari semua pihak agar program air limbah berjalan dengan baik.

1.2 Saran

Hendaknya sumber data yang digunakan sebagai acuan pembuatan peta jaringan air limbah ini lebih lengkap dan terperinci agar hasil yang diperoleh lebih baik. Selain itu, komunikasi dan koordinasi yang dilakukan oleh masing- masing instansi terkait lebih sering diadakan agar tidak ada perbedaan data antara satu dengan yang lainnya sehingga lebih mudah dalam pengelolaan dan perencanaan selanjutnya.

Gambar

Tabel 7. Data Base Jaringan Air Limbah Kab. Sleman

Referensi

Dokumen terkait

Konsеkuеnsi atau dampak dari pеrcеivеd organizational support tеrhadap organisasi mеnurut Еisеnbеrgеr еt al (2002) bahwa pеrcеivеd organizational support dapat

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pengalokasian Bagian Dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kepada

Dengan diketahui adanya korelasi COX-2 dan MVD yang positif pada karsinoma nasofaring, maka secara teori pemberian penghambat COX-2 akan dapat menghambat proses angiogenesis

Perintah untuk pemberian ukuran pada garis yang berbentuk lingkaran dan akan Perintah untuk pemberian ukuran pada garis yang berbentuk lingkaran dan akan tampak symbol diameter..

Pengetahuan Umum, Kosakata, Hubungan Kata, Aritmatika, Deret Angka dan Menghafal. Jadi pada hari H tanggal 2 juni 2014 tes GAT dilaksanakan di Politeknik Negeri Ujung Pandang,

Objek penelitian ini adalah peternak sebagai responden yang melakukan usaha pembibitan sapi potong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang..

Menghilangkan semua sumber penyulut. Pisahkan dari bahan-bahan yang mengoksidasi. Jaga agar wadah tertutup rapat dan tersegel sampai siap untuk digunakan. Wadah yang sudah

Based on the external referential meanings of wunu lexicons in traditional medicine, LioEnde Flores concluded that based on the classification of the type of color, leaf category