• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit berbentuk pohon, tingginya dapat mencapai 24 meter. Bagian-bagian dari tanaman kelapa sawit seperti system perakaran, batang, daun, dan bunga perlu diketahui karena keterkaitannya dengan berbagai hal dibidang pemuliaan, proteksi tanaman, pemupukan, estimasi produksi, panen dan lain-lain (Sastrosayono, 2003).

1. Akar (Radix)

Kelapa sawit termasuk sebagai tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula (bakal akar) dan plumula (bakal batang). Akar ini disebut akar serabut atau radic adventicia.

2. Batang

Bakal batang disebut plumula (seperti tombak kecil) tanaman kelapa sawit berbatang lurus, tidak bercabang pada tanaman dewasa diameternya 45-60 cm. Bagian bawah batang biasanya lebih gemuk, disebut bonggol dengan diameter 60-100 cm. Sampai tanaman berumur 3 tahun batang belum terlihat karena masih tertutup pelepah yang belum ditunas. Kemudian batang mulai meninggi dengan kecepatan tumbuh 35-70 cm/tahun (Wahyuni, 2007).

3. Daun

Daun kelapa sawit berupa daun tunggal dengan susunan tulang –tulang daun menyirip, tiap daun terdiri dari.

Rachis yaitu tulang daun utama yang sangat lebar di bagian bawah dan menempel pada batang (petiolus) dan berangsur – angsur menyempit menuju ujung daun. Panjang mencapai 9 m.

(2)

5

Pinnae yaitu anak daun berderet di sisi kiri dan kanan rachis dengan arah ke atas dan kebawah, jumlah bervariasi antar 250 – 300 helai.

4. Bunga

Kelapa sawit termasuk tumbuhan berumah satu (monoceous) yaitu dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan dan bunga betina berada pada rangkaian yang terpisah. Terkadang dijumpai bunga hermaprodit yaitu dalam satu rangkaian terdapat bunga jantan dan bunga betina. Kelamin bunga sawit ditentukan ketika masih berupa primodia bunga yaitu kira – kira 20 bulan sebelum bunga muncul pada pohon.

5. Buah

Buah kelapa sawit tersusun dalam satu tandan. Diperlukan waktu 5,5 – 6,0 bulan dari saat penyerbukan sampai matang panen. Dalam 1 rangkaian terdapat kurang lebih 1600 buah yang terdiri dari buah luar , buah tengah dan buah dalam yang ukuranya kecil karena posisi yang terjepit mengabitkan tidak berkembang dengan baik. Berat satu buah bervariasi 15-30 kg, panjang 3-5 cm. Buah matang yang lepas dari tandan disebur berondolan (Mangoensoekarjo, 2008).

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Produksi Kelapa Sawit Pengendalian gulma bertujuan untuk menghindari terjadinya persaingan tanaman kelapa sawit dengan gulma dalam pemanfaatan usur hara, air, dan cahaya. Bila pertumbuhan gulma tidak di kendalikan dengan baik, maka berbagai macam gulma dapat tumbuh subur dan mengganggu atau menyaingi pertumbuhan tanaman pokok. Akibatnya, keadaan dikebun pun menjadi kotor dan lembab. Selain itu pengendalian gulma juga bertujuan untuk mempermudah kegiatan panen. Adapun gulma yang dominan di areal pertanaman kelapa sawit antara lain Imperata Cylindrica, Mikania micrantha, Cyperus rotundus, Otocchloa nodosa, Melastoma malabatricum, Lantana camara, Gleichenia linearis, dan sebagainya (Hartanto, 2011).

(3)

6

Untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan hasil produksi kelapa sawit maka perlu pengelolaan gulma. Dalam usaha perkebunan, gulma menjadi masalah karena membutuhkan tenaga, biaya, waktu yang terus menerus untuk mengendalikannya.

2.3. Defenisi Gulma

Defenisi gulma sangat dipengaruhi oleh orang yang melihatnya dan bukan berdasarkan sifat morfologinya, bentuk hidup dan habitat tumbuhan itu sendiri (Malangyoedo, 2014).

Beberapa definisi gulma antara lain

a. Tumbuhan yang tidak dikehendaki manusia b. Semua tumbuhan selain tanaman budidayanya c. Tumbuhan yang belum di ketahui manfaatnya

d. Tumbuhan yang hidup di tempat yang tidak di inginkan. e. Tumbuhan yang salah Tempat

Adapun defenisi gulma bersifat umum dalam berbagai keadaan yaitu:

a. Gulma adalah vegetasi tumbuhan yang menimbulkan gangguan pada lokasi tertentu terhadap yang di inginkan manusia.

b. Gulma adalah sejenis tumbuhan yang individu – individunya sering kali tumbuh pada tempat – tempat dimana mereka menimbulkan kerugian manusia (Sastrosayono, 2003).

2.4. Gulma Diperkebunan Kelapa Sawit

Gulma di perkebunan kelapa sawit harus di kendalikan supaya secara ekonomi tidak berpengaruh secara nyata terhadap Hasil produksi. Adanaya gulma di perkebunan kelapa sawit akan merugikan . Alasanya, gulma akan menghambat jalan para pekerja (terutama gulma – gulma yang berduri), Gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit dalam menyerap unsur Hara. dan Air. Serta Kemungkinan gulma menjadi tanaman inang bagi hama atau penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit (Sastrosayono,2003).

(4)

7

Gulma (tumbuhan pengganggu) adalah tumbuhan yang termasuk bangsa rumputan yang merupakan pengganggu bagi kehidupan tanaman utama. Gulma harus secepatnya dikendalikan, karena gulma sangat mengganggu tanaman dalam mengambil makanan, sehingga mengakibatkan turunnya hasil budidaya, Selain itu juga merugikan manusia, karena gulma ada yang mengandung racun (Tim Bina Karya Tani, 2009).

Bagian yang perlu diperhatikan adalah piringan sekeliling kelapa sawit, yang secara sengaja dibersihkan dari semua jenis gulma. Di samping untuk mencegah persaingan dengan gulma, pembuatan piringan juga untuk memudahkan pekerjaan operasional kebun seperti panen, pengumpulan tandan buah, pemangkasan daun, pemupukan, aplikasi herbisida, dan sebagainya, Bila tidak dijaga, tanaman kacang akan masuk dan tumbuh di areal piringan dan selanjutnya merambat ke kalapa sawit, sehingga selain menimbulkan kerusakan fisik dan menyaingi kelapa sawit dalam mendapatkan sinar matahari (Mangoensoekarjo, 2008).

2.5. Pemiliharaan Areal 1. Piringan

Circle Weeding adalah pekerjaan membersihkan piringan pohon yang bertujuan kelapa sawit untuk mengurangi persaingan gulma dengan tanaman. Piringan pohon seharusnya bersih sebagai tempat penaburan pupuk, mempermudah proses panen, dan pengawasan. Circle weeding pada tanaman belum menghasilkan (TBM 0) dilakukan secara manual menggunankan parang, babat,garuk,cangkul dengan jari – jari 1.0 m dari pokok, Selanjutnya setelah tanaman belum menghasilkan umur > 1 tahun sampai seterusnya dapat di lakukan dengan manual dan khemis dengan memnggunakan herbisida dengan menggunakan jari – jari 1,5 – 2,0 m.

2. Pasar Pikul

Pasar pikul dengan lebar kurang lebih 2 m harus selalu bersih dan terpelihara untuk memudahkan akses keluar masuk hasil panen TBS.

(5)

8

Sangat baik dan ekonomis bila di gunakan herbisida yang tepat atau herbisida cocktail. Di areal datar, penggunaan roto slashing mungkin akan lebih praktis (Malangyoedo, 2014).

3. Pasar Tengah

Pasar tengah adalah jalan yang di buat di tengah blok menjadi dua bagian sama besar mengarah timur – barat dengan lebar 1,0 – 1,5 m. Pasar tengah berpungsi sebagai jalan untuk pengawasan. Pemeliharan di lakukan bersamaan dengan pemelihraan pasar pikul.

4. Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)

Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dibuat untuk memudahkan pengangkutan hasil dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul dan mempercepat pengangkutan standart TPH:

 Harus bersih dari gulma

 Rawat TPH dilakukan bersamaan dengan kegiatan rawat piringan dan jalan panen

5. Perawatan Gawangan Dongkel Anak Kayu

Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari kelompok anak kayu yang ada di gawangan pohon termaksuk path, piringan dan sekitar parit/sungai.

 Rutin dengan rotasi 60 – 90 hari (4 – 6 x kali setahun) secara manual  Gulma anak kayu, keladi – keladian, pisang – pisangan, araso harus di

cabut dan tidak boleh di babat

 Bila rawat dilakukan dengan khemis, pemilihan herbisida dan dosis harus tepat (Adi, 2010).

2.6. Jenis – Jenis Gulma

a. Berdasarkan Morfologi Daun

Gulma kelapa sawit dapat di kelompokkan secara sederhana menurut keadaan morfologi secara umum dapat di bedakan menjadi gulma berdaun

(6)

9

sempit atau rumput (grasses), gulma teki – tekian (sedges) dan gulma berdaun lebar (broad loves) (Sembel,2010).

1. Rumput (grasses) Ciri – ciri :

 Batang bulat atau ada juga yang pipih Daun berbentuk garis (linier), tepi daun rata lidah daun sering kelihatan jelas

Contoh : Echinochloa colonum (rumput bebek)

2. Teki (sedges) Ciri – ciri :

 Bentuk batang umumnya segi tiga kadang – kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga tidak terdapat lidah daun

Contoh : Cyperus rotundus (teki)

3. Gulma berdaun lebar (broad loves) Ciri – ciri :

 Memiliki tulang berbentuk jari atau sirip, tepi daun ada yang rata dan bergerigi daun ada yang berbulu dan tidak berbulu

Contoh : Salvinia molesta (keyambang)

b. Berdasarkan Siklus Hidup

Berdasarkan sifat atau umur hidupnya, gulma digolongkan menjadi gulma semusim (annual), gulma tahunan (perennial), dan gulma dwitahunan (biannual) (Hartanto, 2011).

1. Gulma Semusim (annual weeds)

Gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang satu tahun atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji dan kenudian mati) karena kebanyakan umurnya hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sebagai gulma semusim.

(7)

10 2. Gulma dua Tahunan (biannual weeds)

Gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari satu tahun tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan tahun kedua menghilkan bunga.

Contoh : Daucus carota.

3. Gulma Tahunan (perennial weeds)

Gulma perennial hidup lebih dari dua tahun dan alam kenyataanya hampir tidak terbatas. Beberapa spesies gulma ini mungkin secara alami berkembang biak dengan biji, tetapi sangat dapat reproduktif dengan potongan batang, umbi, rhizoma, dan daun.

Contoh : Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon dactylon.

c. Berdasarkan Tempat Tumbuhnya

Berdasarkan habitatnya, gulma digolongkan menjadi dua yaitu gulma darat dan gulma perairan ( Nasution, 1998).

1. Gulma darat (Terresterial weeds) yaitu gulma yang hidup di daratan Contohnya : Cyperus rotundus, Imperata cylindrica dan lain - lain

2. Gulma perairan (Aquatic weeds) yaitu gulma yang hidup di daerah perairan, baik air tawar maupun air garam,

Contohnya : Enchalus aciroides (air garam), Eichronia crassipes (air tawar)

d. Berdasarkan Habitatnya

Berdasarkan habitatnya, gulma digolongkan menjadi dua yaitu gulma obligat dan gulma fakultatif (Yernelis,1991).

1. Gulma obligat yaitu gulma yang hidup pada tempat yang sudah ada campur tangan manusia, seperti pada daerah pemukiman dan pertanian. Sebagai contoh, gulma babadotan (Ageratum conyzoides) dan gulma ceplukan (Physalis angulata) hidup pada habitat pertanian.

(8)

11

2. Gulma fakultatif adalah gulma yang hidup pada tempat yang sudah ataupun belum ada campur tangan manusia. Sebagai contoh, gulma bawang liar (Allium sp), pakis-pakisan (Ceratoptoris sp. dan Nephrolepsis sp).

2.7. Status dan Penggolongan Gulma

Dalam menentukan kebijaksanaan penutup tanah pada umumnya dan pengendalian gulma pada khususnya, status gulma perlu di ketahui. Status gulma di maksudkan sebagai istilah rumusan yang menunjukkan potensi suatu jenis gulma dalam menimbulkan kerugian atau memberikan keuntungan dalam pengusaha tanaman perkebunan, Status suatu jenis gulma tertentu di tentukan oleh efek yang ditimbulkannya dalam persaingan unsur hara, air, dan cahaya, dan dalam mendorong timbulnya ganguan hama dan penyakit tanaman, serta efeknya dalam mengganggu kegiatan eksplotasi dan managemen tanaman. Sebaiknya, dalam menentukan status suatu gulma, perlu pula dipertimbangkan segi mamfaat yang dapat diberikannya ditempat tumbuhnya. Jadi status gulma memberikan petunjuk tentang kadar disukai atau tidaknnya suatu gulam yang tumbuh di tempat tumbuhnya

(Nasution, 1998).

Secara umum status gulma dapat digolongkan menjadi 5 (lima) golongan yaitu:

Golongan A : Pada umumnya Bermanfaat

Golongan B : Pada umumnya kurang merugikan tetapi perlu pengendalian Golongan C : Merugikan, bergantung pada keadaan perlu pengendalian Golongan D : Merugikan perlu pengendalian atau pemberantasan Golongan E : Merugikan perlu pemberantasan

a. Golongan gulma yang pada umumnya bermanfaat

1. Colopogonium caeruleum cc Selain dari yang sengaja ditanam, sering tumbuh sporadic dibiarkan tumbuh menutup gawangan. Dan bila membelit tanaman perlu pengendalian.

(9)

12 2. Colopogonium mucunoides 3. Centrosema pubescens 4. Pueraria javanica

b. Golongan gulma pada umumnya kurang merugikan tetapi perlu pengendalian.

1. Ageratum conyzoides L/Wedusan 2. Ccyrtococcum spp/Rumput Kretekan 3. Digitaria spp/Genjoran

4. Erechitetes valerianifolia/Sintrong 5. Phyllanthus niruri L/Meniran

c. Golongan gulma merugikan, bergantung pada keadaan perlu pengendalian. 1. Axonopus compressus/Rumput paitan

2. Borreria latifolia/Kentangan 3. Cyclosorus aridus /Pakis kadal 4. Cynodon dactylon/Gritingan 5. Cyperus rotundus/Teki

d. Golongan gulma merugikan perlu pengendalian atau pemberantasan 1. Gleichenia linearis/Pakis Kawat

2. Melastoma offine/Senduduk 3. Scleria sumatrensis/Kerisan

4. Stachytarpheta indica/Jarong Lalaki 5. Colocasia spp/Keladi

e. Golongan gulma merugikan perlu pemberantasan

1. Impraya cylindrica/Lalang di dalam areal perlu diberantas tuntas, tidak ada toleransi.

2. Mikania spp/Sambung Rambat

(10)

13

2.8. Manfaat dan Kerugian Gulma di Perkebunan 1. Keuntungan Gulma

Beberapa Keuntungan gulma antara lain :

 Mempertahankan keragaman fauna dan flora

 Menyediakan sumber makanan dan tempat berteduh bagi burung – burung dan hewan liar

 Sumber makanan bagi musuh – musuh alami dan nektar untuk serangga polinator

 Mempertahankan air tanah

 Dapat menambah bahan organik untuk tanah  Bahan baku untuk obat - obatan

 Menjaga erosi (Sembel, 2010). 2. Kerugian Gulma di Perkebunan

Umumnya sudah di ketahui bahwa tumbuhan penggangu yang tumbuh ditanah pertanian yang di usahakan, merugikan terhadap tanaman yang di usahakan serta menyebabkan adanya pengeluaran biaya untuk memberantasnya. Karena sifat pertumbuhan tumbuhan pengganggu yang mudah tersebar luas serta gangguan dengan macam – macam cara, maka kerugian yang di timbulkan tidak bisa dihitung secara tepat. Selain itu karena banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam menghitung besarnya kerugian, serta sulitnya faktor – faktor tersebut dihitung dalam rupiah, maka kerugian tersebut dihitung dengan perkiraan saja (Wibawanti, 2011).

Kerugian total yang di timbulkan oleh gulma dalam nilai uang hampir tidak mungkin dihitung. Apabila dicoba – coba untuk menghitung juga, maka diperlukan suatu persamaan yang memerlukan nilai kerugian tanaman perkebunan, biaya pengendalian, kerusakan lingkungan, pengaruh terhadap kesehatan manusia dan sebagainya. Dengan

(11)

14

banyaknya gulma diperkebunan maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif seperti :

a. Kerugian Terhadap Tanaman Budidaya

Kerugian terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanaman budidaya itu, jenis gulma itu sendiri, dan sebagainya. Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma terutama saat umur tanaman masih muda. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan memperpanjang masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi dari pada yang lain misalnya Imperata cylindrica yang demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar.

b. Biaya Herbisida

Di Negara yang telah maju dan juga negara yang sedang berkembang dengan pemakain yang selalu meningkat, dan pengeluaran untuk Herbisida bisa menjadi lebih besar dari biaya pestisida lainnya.

c. Dampak Lingkungan

Praktek pertanian dan pengendalian gulma akan mengubah keadaan alam. Pada satu pihak, hal ini menghasilkan bahan keperluan hidup manusia, tetapi juga menyebabkan beberapa hal yang merusak lingkungan seperti erosi dan pengendapan yang menyebabkan kerusakan danau, pencemaran oleh pestisida, dan bahkan kerusakan terhadap alam baik sementar maupun permanen (Tjitrosoedirjo, 1983).

2.9. Pengendalian Gulma

Gulma menjadi salah satu masalah penting dalam setiap perkebunan, tak terkecuali perkebunan kelapa sawit. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman pokok perkebuna sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian. Keberadaan gulma di sekitar tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar, walaupun berlangsung secara perlahan – lahan. Persaingan antara tanaman dan gulma terjadi baik di atas permukaan tanah

(12)

15

yang berupa persaingan dalam dalam mendapatkan cahaya matahari, CO2 dan ruang tumbuh (Mangoensoekarjo, 2008).

Secara garis besar, jenis – jenis gulma tersebut dapat di golongkan kedalam 2 golongan, yaitu golongan berbahaya dan golongan gulma lunak.

1. Gulma Berbahaya

Gulma berbahaya adalah gulma yang memiliki daya saing tinggi terhadap tanaman pokok, misalnya lalang (Imperata cylindrica) lalang termasuk gulma yang berbahaya karena menghasilkan senyawa elelopati berupa senyawa fenolasam valinik dan karbolik yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit.

2. Gulma Lunak

Keberadaan gulma lunak dalam budidaya taanaman kelapa sawit dapat di teloleransi. Hal ini karena jenis gulma ini dapat menahan erosi tanah. Walaupun demikian pertumbuhannya harus di kendalikan. Contoh gulma lunak misalnya babadotan/wedusan (Ageratum conyzoides) rumput kipahit (Paspalum conjugatum), pakis (Nephrolepsis sp) dan sebagainya (Putranto, 2010).

2.10. Metode Pengendalian Gulma

Pada prinsipnya ada beberapa macam metode pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit, diantaranya adalah :

1. Pengendalian Gulma Secara manual

Yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan peralatan dan upaya pengendalian secara konvensional, misalnya dibabat, dibongkar dengan cangkul, digarpu, dan sebagainya.

2. Pengendalian Gulma Secara Mekanis

Pengendalian gulma secara mekanis menggunakan alat – alat pertanain, baik dengan tenaga manusia (manual) dan peralatan seperti cangkul, parang, babat, garuk, dan sebagainya maupun dengan menggunakan traktor yang dilengkapi dengan perlengkapan seperti luku, tajak, garuk,

(13)

16

sabit, atau babat. Prinsip pengendalian gulma secara mekanis seperti ini adalah merusak system perakaran dan rimpang (rhizoma) maupun di atas tanah dari gulma dengan alat – alat tersebut.

3. Pengendalian Kimia (Khemis)

Dengan makin banyaknya kesulitan yang dihadapi dalam pemeliharaan tanaman, seperti sulitnya mendapatkan tenaga kerja untuk menyiang, cara pengendalian tumbuhan pengganggu yang masih tradisional dan tidak praktis, maka timbulah cara – cara pengendalian tumbuhan pengganggu yang lebih modren dan praktis dengan bahan kimia. Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil yang di sebabkan gulma (Nasution, 1983).

Semua bahan kimia yang di gunakan untuk mengendalikan tanaman pengganggu disebut herbisida. Pada umumnya Metode ini yang umum digunakan di perkebunan (Adi, 2010).

Pengendalaian dengan Herbisida, mempunyai keuntungan antara lain : 1. Pekerjaan lebih cepat dengan tenaga yang sedikit

2. Kerusakan karena alat dapat di hindari 3. Erosi tanah yang terjadi kecil

Herbisida kontak adalah herbisida yang langsung mematikan jaringan jaringan gulma yang terkena larutan herbisida, terutama bagian gulma yang berwarna hijau. Herbisida kontak memerlukan dosis dan air pelarut yang lebih besar agar bahan aktifnya merata keseluruhan permukaan gulma.

(14)

17 Contoh herbisida kontak :

1. Gramoxone > Bahan aktif > parakuat diklorida 276g/1iter 2. Herbatop > Bahan aktif > parakuat diklorida 276g/1iter 3. Paracol > Bahan aktif > parakuat diklorida 276g/1iter 4. Santaquat > Bahan aktif >parakuat diklorida 276g/liter

Herbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya ditranlokasikan keseluruh tubuh atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya. Reaksi kematian gulma terjadi sangat lambat, karena tidak langsung mematikan jaringan tanaman yang terkena tapi dengan cara mengganggu proses fisiologi jaringan tersebut lalu di alirkan ke dalam jaringan tanaman gulma (Adi, 2010).

Referensi

Dokumen terkait

Melalui pembelajaran Discovery Learning, Student Team Achivement Disision (STAD), Problem Based Learning dan Think-Pair-Share (TPS), dengan memiliki sikap responsif,

Penelitian yang telah dilakukan oleh Amalia (2016) tentang Pengaruh Penerapan e-Filing Terhadap Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak

Pembuatan padang rumput campuran dapat dilakukan dengan menyebar biji rumput yang dicampur dengan biji leguminosa (Mc Ilroy, 1976) atau seperti yang dinyatakan

Ditanya: (a) Jarak mendatar objek terhadap dasar laut dibawah towfish, (b) panjang objek dilapangan, (c) lebar objek dilapangan, dan (d) tinggi objek Dijawab:.. (a) Jarak

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil implementasi PPR dalam pembelajaran Matematika 2 pada aspek-aspek competence (kompetensi), conscience (hati nurani), dan

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku , Peraturan Bupati Kudus Nomor 21 Tahun 2007 tentang Penataan Pembangunan Menara Telekomunikasi Bersama di

6.000.000,00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Perkakas Konstruksi Logam Terpasang pada.

akan dianalisis dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan (kata, frasa, kalimat naratif, maupun dialog), yang berkaitan dengan tubuh dan penubuhan yang digambarkan