• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI RUTIN DAN NEUROMUSCULAR TAPING (NMT) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI RUTIN DAN NEUROMUSCULAR TAPING (NMT) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI RUTIN DAN

NEUROMUSCULAR TAPING (NMT) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi S1 Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun oleh : Adhelia Megahayu Putri

J 120151127

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

(2)
(3)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI RUTIN DAN

NEUROMUSCULAR TAPING (NMT) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)

Oleh :

ADHELIA MEGAHAYU PUTRI

J120151127

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada : 16 Agustus 2016

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Umi Budi Rahayu, S.Fis., M.Kes ( ) 2. Arif Pristianto, SST.FT., M.Fis ( ) 3. Agus Widodo, S.Fis., M.Fis ( )

Disahkan Oleh

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Suwaji, M.Kes NIP: 195311231983031002

(4)
(5)

1

PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI RUTIN DAN

NEUROMUSCULAR TAPING (NMT) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK

Carpal Tunnel Syndrome adalah gejala akibat penekanan nervus medianus ketika

melalui terowongan karpal. Fisioterapi rutin menggunakan modalitas Ultrasound yang memberikan pengaruh sedative dan analgetik pada ujung saraf sensoris sehingga nyeri berkurang dan Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation yang mengakibatkan aktivitas aferen motorik kecil ergoreseptor yang berujung pada aktivasi jalannya inhibisi nyeri. Neuromuscular Taping (NMT) merupakan salah satu teknik yang melibatkan penggunaan pita perekat elastis pada kulit yang memberikan efek terapi lokal dengan menggunakan teknik dekompresi sehingga dapat menimbulkan wrinkle.

Kata Kunci: Neuromuscular Taping (NMT), Carpal Tunnel Syndrome (CTS),

aferen, Ultrasound, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation

ABSTRACT

Carpal Tunnel Syndrome is a symptom due to compression of the median nerve as through the carpal tunnel. Physiotherapy routine using ultrasound modality that provides sedative and analgesic effect on sensory nerve endings so that the pain is reduced and Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation resulting in a small motor afferent activity ergoreseptor that led to the activation of the course of inhibition of pain. Neuromuscular Taping (NMT) is a technique that involves the use of elastic adhesive tape on the skin that provide a local therapeutic effect by using decompression techniques that can lead to wrinkle.

Keywords: Neuromuscular Taping (NMT), Carpal Tunnel Syndrome (CTS),

afferent, Ultrasound, Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation

1. PENDAHULUAN

Carpal Tunnel Syndrome pertama kali dikenal sebagai suatu sindroma klinik

oleh Sir James Paget pada kasus stadium lanjut fraktur radius bagian distal.

Carpal Tunnel Syndrome spontan pertama kali dilaporkan oleh Pierre marie dan

C.Foix pada tahun 1913. Menurut hasil survey, di Surakarta pada tahun 2016 (Januari-April) di Poliklinik Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta pasien yang menderita Carpal Tunnel Syndrome (CTS) sebanyak 141 pasien. CTS lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan usia berkisar

(6)

25-2

64 tahun, biasanya antara 40-60 tahun (Rosemont, 2008). Gejala yang sering terjadi pada Carpal Tunnel Syndrome adalah sering dijumpai rasa nyeri, tebal(numbness), dan rasa seperti aliran listrik(tingling) pada daerah yang diinervasi oleh nervus medianus (Wiqcek et al., 2007).

Untuk mengatasi keluhan rasa nyeri pada CTS, Fisioterapi memberikan intervensi yang sering digunakan untuk mengurangi bahkan mengatasi gangguan terutama yang berhubungan dengan nyeri pada CTS yaitu Transcutaneus

Electrical Nerve Stimulation (TENS), Ultrasound (US) dan Neuromuscular Taping (NMT). Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melaksanakan penelitian dengan judul “beda pengaruh antara pemberian Fisioterapi Rutin dan Neuromuscular Taping (NMT) terhadap penurunan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS)”.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian menggunakan metode quasi experiment dengan pendekatan quasi

experiment dengan rancangan penelitian two group pre-test-post-test design .

Penelitian ini dengan membandingkan dua hasil evaluasi yaitu pre test dan post test, dimana dalam penelitian ini responden dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I yaitu kelompok kontrol dengan pemberian fisioterapi rutin dan kelompok II adalah kelompok perlakuan yang diberikan Neuromuscular Taping.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

3.1.1 Uji Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Kelompok Kontrol Tabel 1 Hasil Uji Wilcoxon Pada Kelompok Kontrol

3 Uji Wilcoxon Z p-value Kesimpulan

Pre dan Post Test Kelompok Kontrol

-2,719 0,007 Ha diterima Data: Primer, 2016

(7)

3

3.1.2 Uji Pengaruh Sebelum Dan Sesudah Kelompok Perlakuan Tabel 2 Hasil Uji Wilcoxon Pada Kelompok Perlakuan

4. Uji Wilcoxon Z p-value Kesimpulan

Pre dan Post Test Kelompok Perlakuan

-2,818 0,005 Ha diterima Data: Primer, 2016

3.1.3 Uji beda pengaruh pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan Tabel 3 Hasil Uji Man Whitney

Uji Man Whitney Z p-value Mean Rank Kesimpulan Kelompok Kontrol - Kelompok Perlakuan -3,823 0,000 5,50 15,50 Ha diterima Data: Primer, 2016 3.2 Pembahasan

3.2.1 Pengaruh Pemberian Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan Ultrasound (US) Dalam Pengurangan Nyeri pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon pada kelompok kontrol didapatkan hasil 0,007 dimana p <0,050 maka Ha diterima, sehingga ada pengaruh pengurangan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS) setelah diberikan Fisioterapi Rutin berupa Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation

(TENS) dan Ultrasound (US) dengan frekuensi 2 kali seminggu selama 4 minggu.

Problematika pada kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yaitu terdapat nyeri pada area pergelangan tangan. Pemberian TENS dalam mengurangi nyeri yaitu melalui mekanisme stimulasi listrik yang dihasilkan akan menimbulkan peristiwa aktivasi antidromik, Aktivasi antidromik adalah berjalannya impuls saraf dengan dua arah disepanjang akson saraf yang bersangkutan sehingga menimbulkan kontraksi otot fasik yang dihasilkan oleh TENS yang akan mengakibatkan aktivitas aferen motorik kecil ergoreseptor yang berujung pada aktivasi jalannya

(8)

4

inhibisi nyeri. Aplikasi Tens pada kasus Carpal Tunnel Syndrome dapat di atur arus dengan gelombang bifasik symetris fase durasi 200µs, frekuensi 50 Hz, frekuensi modulasi program 1/1, intensitas 20,5 mA, dan waktu 15 menit. Intensitas sesuai dengan toleransi pasien. Terapi menggunakan TENS diberikan 2 kali dalam seminggu (Parjoto, 2006).

Pemberian Ultrasound (US) dapat mengurangi problematika pada kasus

Carpal Tunnel Syndrome (CTS), nyeri dapat dikurangi dengan modalitas Ultrasound karena pengaruh panas dan pengaruh langsung pada saraf. Hal ini

disebabkan penggunaan intensitas yang efektif adalah 1,5 watt/cm2 dengan mengguakan gelombang pulsa yang rendah intensitasnya 3 MHz, sehingga dapat memberikan pengaruh sedative dan analgetik pada ujung saraf sensoris sehingga nyeri dapat berkurang. Dasar pengurangan rasa nyeri ini diperoleh dari perbaikan sirkulasi darah dalam jaringan, normalisasi dari tonus otot, berkurangnya tekanan dalam jaringan, berkurangnya derajat keasaman dan stimulasi dari serabut saraf afferent. Gelombang Ultrasound (US) menimbulkan adanya peregangan dan pemampatan di dalam jaringan sehingga terjadi adanya variasi tekanan di dalam jaringan. Variasi tekanan ini menimbulkan efek mekanik yang dikenal dengan istilah “Micro massage”, Dimana micro massage ini akan bermanfaat untuk normalisasi otot, sehingga tekanan dalam jaringan akan berkurang. Micro Massage yang ditimbulkan oleh ultrasound akan menimbulkan efek panas dalam jaringan. Terjadinya efek panas ini akan bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah (Hoogland, 2005).

3.2.2 Pengaruh Pemberian NeuroMuscular Taping (NMT) Dalam Pengurangan Nyeri pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Uji Wilcoxon pada kelompok Perlakuan didapatkan hasil 0,005 dimana p <0,050 maka Ha diterima, sehingga ada pengaruh pengurangan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS) setelah diberikan NeuroMuscular Taping (NMT) dengan frekuensi 2 kali seminggu selama 4 minggu. Pemberian NeuroMuscular Taping (NMT) berpengaruh untuk pasien Carpal Tunnel Syndrome (CTS) karena NeuroMuscular

(9)

5

kulit dan gerak otot untuk mencapai efek terapi biomekanik didaerah yang diberikan terapi. Pada NMT menggunakan teknik dekompresi sehingga muncul wrinkle yang diaktivasi melalui gerakan, munculnya wrinkle akan menyebabkan terangkatnya kulit sehingga memberikan jarak antara kulit dan jaringan dibawahnya. Setelah muncul wrinkle kemudian diberikan aktivasi dengan cara menggerakkan persendian, pada kasus ini sendi wrist yang bertujuan mengurangi nyeri karena ketegangan otot berkurang dengan dilakukannya gerakan terus menerus (Blow, 2015).

3.2.3 Beda Pengaruh Pemberian Fisioterapi Rutin dan NeuroMuscular Taping (NMT) Pada Pasien Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Berdasarkan hasil Uji Mann Whitney didapatkan hasil 0,0001<0,050 dapat disimpulkan ada perbedaan pengaruh antara pemberian Transcutaneus Electrical

Nerve Stimulation (TENS), Ultrasound (US) dan NeuroMuscular Taping (NMT)

terhadap penurunan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Pengaruh pemberian NeuroMuscular Taping (NMT) memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian TENS dan US. Berikut akan dijelaskan perbedaan hasil pengurangan nyeri pada kedua kelompok.

Grafik 1 Nilai Rata-Rata Nyeri

7,2 7,1 6,9 6,8 6,7 6,6 6,5 6,4 6,5 6,2 5,8 5,5 5,1 4,7 4,4 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8

Pain Evaluation of CTS with VAS

Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan

(10)

6

Dari Grafik 1 dapat diketahui bahwa pengurangan nyeri pada kelompok kontrol 6,3400 menjadi 6,1900 sedangkan pada kelompok perlakuan 6,3700 menjadi 4,4000. Hasil pengurangan nyeri pada kelompok kontrol lebih sedikit dari kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol sebesar 0,15 sedangkan kelompok perlakuan sebesar 1,97. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol dengan pemberian TENS dan US hanya bersifat sementara sedangkan pada kelompok perlakuan yang diberikan NeuroMuscular Taping (NMT) mampu bertahan lebih lama dari TENS dan US yaitu selama 24 jam.

NeuroMuscular Taping (NMT) merupakan metode baru yang bisa

digunakan untuk mengurangi nyeri pada pasien Carpal Tunnel Syndrome (CTS). NMT merupakan teknik yang melibatkan penggunaan pita perekat elastis pada kulit, saat NMT diberikan dengan cara yang benar maka dapat mengurangi nyeri, melancarkan peredaran darah dan drainase limfatik. Pengaplikasian

NeuroMuscular Taping (NMT) juga menggunakan stabilisasi, namun stabilisasi

pada NeuroMuscular Taping (NMT) bertujuan sebagai penyangga persendiaan dalam beraktivitas (Blow, 2012).

NeuroMuscular Taping (NMT) itu memberikan efek yang sangat baik pada

kulit, otot dan sistem peredaran darah. Dari kulit, otot, dan sistem peredaran darah mempunyai mekanisme yang hampir sama karena efek yang dihasilkan bersumber dari digunakannya teknik dekompresi pada NeuroMuscular Taping (NMT) yang kemudian menghasilkan wrinkle atau lifting. Setelah muncul wrinkle kemudian dilakukan aktivasi dengan cara memfleksi dan ekstensikan sendi wrist. Aktivasi pada NeuroMuscular Taping (NMT) menghasilkan perubahan pada tubuh manusia seperti kulit, otot dan sistem peredaran darah.

Perubahan yang terjadi pada kulit, otot dan sistem peredaran darah akibat penggunaan NeuroMuscular Taping (NMT) yaitu munculnya wrinkle dapat menyebabkan ruang antar kulit semakin lebar sehingga memberikan jarak antara kulit dan jaringan dibawahnya, seperti contoh saat otot spasme. Spasme itu akan menyebabkan jarak antara kulit dan jaringan dibawahnya tidak terlihat (sempit), otot berkontraksi dan terjadi eksentrik. NeuroMuscular Taping (NMT)

(11)

7

memberikan efek eksentrik pada otot sehingga dengan terangkatnya kulit, ruang antar kulit kembali terlihat jaraknya (Camerota et al., 2015).

Pada sistem peredaran darah, NeuroMuscular Taping (NMT) mengahasilkan efek yang hampir sama dengan otot dan kulit. Teknik NeuroMuscular Taping

(NMT NeuroMuscular Taping (NMT) lebih ke stimulus otot, limfe dan sirkulasi

darah dengan cara mengangkat kulit (lifting) atau wrinkle. Lifting skin akan optimal jika kulit itu di ulur terlebih dahulu, pada saat kulit terulur biasanya dalam posisi memanjang itu akan memungkinkan jaringan yang akan lengket atau adhesi mempunyai luas permukaan yang lebar sehingga panjang gelombangnya juga akan semakin wrinkle. Jika jaringan semakin wrinkle maka jaringan tersebut akan terangkat, setelah jaringan terangkat lalu dilakukan aktivasi pada persendiannya. Pada saat dilakukan aktivasi secara otomatis sistem peredaran darah kita akan terpompa. Maka sistem peredaran darah menjadi lancar dan proses tersebut berlangsung dalam waktu 24 jam (Blow, 2015).

4. PENUTUP 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan Posyandu Lansia Gonilan selama Mei – Juni 2016, yang mendapatkan pemberian Fisioterapi rutin dan NeuroMuscular taping (NMT) dilakukan 2 kali seminggu didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Ada pengaruh pemberian Fisioterapi rutin dalam pengurangan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

2. Ada pengaruh pemberian NeuroMuscular taping (NMT) dalam pengurangan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

3. Ada perbedaan pengaruh pemberian Fisioterapi rutin dan NeuroMuscular

taping (NMT) dalam pengurangan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

(12)

8 4.2 Saran

1. Bagi Fisioterapi yaitu menambah jumlah subjek penelitian, yaitu lebih dari 30 subjek setiap kelompok penelitian, mengontrol kegiatan subjek 2. Bagi Peneliti yaitu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh

pemberian Fisioterapi rutin dan NeuroMuscular taping (NMT) dalam pengurangan nyeri pada kasus Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

DAFTAR PUSTAKA

Blow, D. 2012. Neuromuscular Taping For Theory To Practice. Italy: Arti Grafice Colombo

Blow, D. 2015. Neuromuscular Taping Professional Training Courses Upper And

Lower Extremity. Italy: NMT Institute

Camerota, F., Galli, M., Cimolin, V., Celetti, C., Ancilao, A., Blow, D., dan Gioorgi, A. 2015. The Effect Of Neuromuscular Taping On Gait Walking

Strategy In A Patient With Joint Hypermobility Syndrome/Ehlers-Danlos Syndrome Hypermobility Type. Journal of The Advances in Musculoskeletal Disease. Vol 7(1): 3-10

Hoogland. 2005. Ultrasound Therapy. Netherland: Enrafnonius

Parjoto, S. 2006. Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri. Semarang: Iikatan Fisioterapi Cabang Semarang. Hal 21-43

Wiacek, R dan Pielka, S. 2007. Evaluation of The Dynamics of Sensory

Improvement In The Hand After Surgical Treatment of Carpal Tunnel Syndrome. Journal Us National Library of Medicine National Institutes of

Gambar

Grafik 1 Nilai Rata-Rata Nyeri

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penelitian yang mendukung rotasi auditor adalah hasil penelitian dari Mautz dan Sharaft (1961) yang menyatakan bahwa dengan panjangnya hubungan antara

Agar penelitian ini nantinya dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang memerlukan, baik bagi pembaca pada umumnya, Dealer-dealer sepeda motor sebagai bahan

Semakin tinggi dosis senyawa humat yang diaplikasikan pada tanaman jagung akan meningkatkan tinggi, bobot basah, dan bobot kering tanaman jagung, tetapi jumlah daun relatif

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan judul penelitian sebagai berikut: “ PENGARUH MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Pelatihan Pengenalan Karakter Kayu dan Pengeringan Kayu, dengan hasil kegiatan Pemahaman UKM tentang karakter kayu, kombinasi kayu, dan standar kekeringan

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “Pemanfaatan Batu Bata Bangunan Gedung Sebagai Filler terhadap sifat Marshall, Nilai Struktural dan Workabilitas HRA

Penelitian dilakukan secara partisipatori dan kolaborasi dengan guru yang proses.. pelaksanaannnya dilakukan secara bersiklus (cycle), siklus ini tidak

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga pasar kuotasi dan tidak diukur