• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mengenai Internet Financial Reporting dan Faktor-Faktor yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. mengenai Internet Financial Reporting dan Faktor-Faktor yang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Ariefia Nosihana dan Rizal Yaya (2016) menyajikan penelitian mengenai Internet Financial Reporting dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pada Pemerintah Kota dan Kabupaten di Indonesia, dengan teknik analisis data regresi regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa variabel kompetisi politik dan ukuran pemerintah daerah memiliki pengaruh positif signifikan terhadap internet financial reporting pemerintah daerah sedangkan variabel leverage, kekayaan pemerintah daerah, tipe pemerintah daerah dan opini audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap internet financial reporting pemerintah daerah.

Moh Sukron Makmun, Sri Rahayu (2018) menyajikan penelitian mengenai Pengaruh Opini Audit, Ukuran Pemerintah Daerah, dan Kemampuan Keuangan Daerah terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Keuangan dan Non Keuangan pada Situs Resmi Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Tengah, dengan teknik analisis data statistik deskriptif dan regresi panel. Penelitian ini menemukan bahwa variabel opini audit, ukuran pemda, dan kemampuan keuangan daerah memiliki pengaruh secara simultan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan.

(2)

Lilis Setyowati (2016) menyajikan penelitian mengenai Determinan yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan, dengan teknik analisis data regresi linear berganda. Penelitian ini menemukan bahwa variabel kekayaan pemda dan pembangunan manusia memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pemda, sedangkan aset pemda memiliki pengaruh negatif. Diferensiasi fungsional, debt, dan intergovernmental revenue tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pemda.

Dyah Setyaningrum, Febriyani Syafitri (2012) menyajikan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan, dengan teknik analisis data regresi logistik. Penelitian ini menemukan bahwa variabel umur administratif pemda, kekayaan pemda, dan ukuran legislatif memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan, sedangkan intergovernmental revenue memiliki pengaruh negatif, variabel ukuran pemda, diferensiasi fungsional,spesialis pekerjaan, pembiayaan utang, dan rasio kemandirian keuangan daerah tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan.

Yuli Kurniawati (2018) menyajikan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Internet Financial Reporting (IFR), dengan teknik analisis data regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa variabel ukuran, dan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap

(3)

internet financial reporting, sedangkan variabel leverage tidak memiliki pengaruh terhadap internet financial reporting.

Rora Puspita, Dwi Martani (2012) menyajikan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kinerja dan Karakteristik Pemda terhadap Tingkat Pengungkapan dan Kualitas Informasi, dengan teknik analisis data regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa variabel tingkat ketergantungan, ukuran pemda, belanja daerah, dan kompleksitas pemerintah memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pengungkapan dan kualitas informasi, sedangkan variabel pendapan asli daerah tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan dan kualitas informasi.

Deasy Ratna Puri (2013) menyajikan penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pelaporan Keuangan Melalui Internet, dengan teknik data regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, dan kepemilikan publik tidak berdampak signifikan pada internet financial indeks pelaporan.

William Indra S. Mooduto (2013) menyajikan penelitian mengenai Reaksi Investor atas Pengungkapan Internet Financial Reporting, dengan teknik analisis data regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa investor bereaksi terhadap kehadiran pengungkapan pelaporan keuangan internet dan menunjukkan bahwa reaksi investor dipengaruhi oleh level informasi dalam pengungkapan internet financial reporting, sementara ruang lingkup pengungkapan internet financial reporting tidak dapat

(4)

menjelaskan penyebabnya dari reaksi investor. Selain itu, hasilnya juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kecepatan reaksi investor antara perusahaan yang memberikan tingkat pengungkapan internet financial reporting yang lebih besar dan perusahaan yang memberikan tingkat pengungkapan IFR yang lebih rendah.

Gusti Indira Hajjriana, Wahyudin Nor, Rano Wijaya (2017) menyajikan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Internet Financial Reporting Pemerintah Daerah dan Implikasinya terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan, dengan teknik analisis data regresi logistik dan regresi logistik ordinal. Penelitian ini menemukan bahwa variabel belanja daerah berpengaruh positif terhadap internet financial reporting pemerintah daerah sedangkan variabel pendapatan daerah, jumlah anggota DPRD, dan jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap internet financial reporting pemerintah daerah, selain ituinternet financial reporting pemerintah daerah tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas laporan keuangan daerah.

Kurniatul Mudhofar, Afrizal Tahar (2016) menyajikan penelitian mengenai Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja terhadap Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia: Efek Moderasi dari Kinerja, dengan teknik analisis data regresi logistik ordinal. Penelitian ini menemukan bahwa variabel kemandirian daerah dan kinerja memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah daerah, variabel ketergantungan pemerintah pusat dan efektivitas tidak

(5)

memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kinerja sebagai pemoderasi hanya memiliki pengaruh atas hubungan ketergantungan pemerintah pusat dan tidak memiliki pengaruh atas hubungan kemandirian daerah.

Anim Wijaya, Anna Sutrisna (2016) menyajikan penelitian mengenai Determinan Aksesbilitas dan Penyajian Laporan Keuangan Daerah terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan teknik analisis data regresi linier berganda. Penelitian ini menemukan bahwa variabel aksesbilitas dan penyajian laporan keuangan daerah memiliki pengaruh signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

Salomi J. Hehanussa (2015) menyajikan penelitian mengenai Pengaruh Penyajian dan Aksesbilitas Laporan Keuangan Daerah terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Ambon, dengan teknik analisis data regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa variabel penyajian dan aksesbilitas laporan keuangan daerah memiliki pengaruh signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

2.2 Teori dan Tinjauan Pustaka

2.2.1 Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Legitimasi adalah sebuah pendapat atau asumsi sosial yang menunjukkan bahwa suatu kelompok atau organisasi atau entitas telah beroperasi sesuai dengan norma, nilai atau keyakinan yang berlaku pada

(6)

masyarakat menurut Suchman (1995). Legitimasi tidak hanya berpengaruh terhadap tindakan masyarakat terhadap suatu kelompok akan tetapi juga bisa memberikan pemahaman masyarakat terhadap suatu organisasi serta merupakan kerangka dasar dalam akuntabilitas pelaporan.

Pemerintah merupakan salah satu bentuk organisasi.Pemerintah adalah organisasi sektor publik yang terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemerintah daerah sebagai organisasi dan entitas pelaporan dapat melakukan pelaporan keuangan melalui internet agar terlegitimasi. Artinya, pelaporan keuangan internet oleh pemda dapat membangun persepsi pihak eksternal seperti masyarakat bahwa pemerintah daerah telah melakukan pengelolaan keuangan sesuai dengan anggaran dan aturan yang telah ditetapkan. Selain itu, pemerintah daerah turut membangun persepsi pihak eksternal bahwa pelaporan keuangan pemda transparan dan akuntabel, sehingga pelaporan keuangan melalui internet, merupakan salah satu cara untuk mengetahui persepsi atau asumsi pihak eksternal terhadap pemerintah daerah.

2.2.2 Teori Signalling (Signalling Theory)

Teori Signalling (Signalling Theory) menyatakan bahwa pemerintah yang memiliki tanggungjawab dalam menjalankan amanat oleh masyarakat untuk menuju kearah lebih maju dimasa yang akan datang, maka pemerintah harus berusaha memberikan sinyal yang baik kepada masyarakat agar masyarakat dapat terus mendukung yang berupa informasi mengenai apa saja yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk merealisasikan keinginan

(7)

masyarakat. Teori Signalling (Signalling Theory) dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengurangi asimetri informasi melalui internet financial reporting. Realisasinya dengan cara mempublikasikan hasil laporan keuangan yang akurat, penyampaian informasi kinerja pemerintah, dan peningkatan pelayanan masyarakat agar menjadi sarana untuk memberikan sinyal yang positif kepada masyarakat, sehingga masyarakat mendukung dan percaya bahwa akuntabilitas pemerintah sudah menjalankannya secara optimal.

2.2.3 Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah

Menurut Mahsun et al (2006), pelaporan keuangan adalah proses penyediaan informasi secara keseluruhan yang relevan, meliputi posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan selama satu periode pelaporan atas wujud pertanggungjawaban atas penggunaan sumber daya yang diperoleh. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Pelaporan keuangan pemerintah sedapat memberikan dan memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan yang dimaksud adalah laporan keuangan berdasarkan Standar akuntansi Pemerintahan (SAP). Pengungkapan merupakan catatan atas laporan keuangan seperti adanya perubahan kebijakan akuntansi, perubahan dalam metode penilaian persediaan dan sebagainya. Informasi pelengkap yang dimaksud seperti adanya perubahan struktur organisasi sektor publik dan peraturan daerah. Sedangkan, alat-alat pelaporan

(8)

keuangan lain seperti artikel-artikel berita dan pencapaian opini. Menurut Mahsun et al(2006) pelaporan keuangan memiliki tujuan khusus yaitu: 1) Mengidentifikasi sumber daya yang didapat dan digunakan untuk

membiayai seluruh pengeluaran sesuai dengan kontrak keuangan. 2) Mengidentifikasi sumber daya yang didapat dan digunakan sesuai

dengan anggarannya yang telah ditetapkan dan peraturan perundang-undangan.

3) Menyediakan informasi tentang sumber daya alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan dalam organisasi sektor publik.

4) Menyediakan informasi tentang cara organisasi sektor publik membiayai aktivitas dan memenuhi kebutuhan uang kas.

5) Menyediakan informasi tentang posisi keuangan dan kondisi organisasi sektor publik dengan sumber daya yang didapat dan digunakan, baik jangka pendek maupun jangka panjang dan termasuk dari pengutan pajak dan pinjaman.

6) Menyediakan informasi tentang kondisi keuangan dan perubahan organisasi sektor publik, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

2.2.4 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), laporan keuangan ialah laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi-transaksi yang dilakukan oleh entitas pelaporan. Menurut Mahsun, dkk (2006) entitas pelaporan yang

(9)

dimaksud oleh Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut perundng-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan dan entitas pelaporan yang dimaksud adalah:

1) Pemerintah pusat. 2) Pemerintah daerah.

3) Satuan organisasi atau kelompok di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi lainnya yang menurut perundang-undangan wajib melaporkan laporan keuangannya.

Laporan keuangan disuguhkan oleh entitas pelaporan setidaknya sekali dalam setahun. Salah satu ketentuan yang harus dipenuhi oleh entitas pelaporan dalam melaporkan laporan keuangan dalam mengambil keputusan atau kebijakan akan berkurang dalam periode tertentu setelah tanggal pelaporan. Tujuan pembuatan laporan keuangan adalah sebagai wujud pertanggung jawaban kepada publik dan menjadi sumber informasi para pengguna laporan keuangan untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya. Selain itu, keuangan dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan dan pengambilan kebijakan.

Sebelum adanya Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 yang berbasis akrual, entitas pelaporan membuat dan menyusun laporan keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun

(10)

2005 yang menggunakan basis kas menuju akrual, laporan keuangan yang harus dilaporkan oleh pemerintah daerah ada 4 yakni, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Arus Keuangan. Pemerintah daerah ikut serta diperbolehkan menyajikan laporan berbasis akrual seperti laporan kinerja keuangan dan laporan perubahan ekuitas selain laporan keuangan pokok. Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 tahun 2010 yang berbasis akrual, laporan keuangan yang harus dilaporkan oleh pemerintah daerah ada 7 yakni, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

2.2.5 Internet Financial Reporting Pemerintah Daerah

Penggunaan teknologi komputer dan jaringan internet bagi suatu organisasi merupakan cara untuk mengungkapkan data keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Perkembangan tersebut ikut berdampak pada sistem pemerintahan di Indonesia. Seluruh kegiatan pengelolaan keuangan pada pemerintah saat ini, baik pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah telah didukung oleh sistem teknologi yang memadai.Ini bertujuan agar laporan keuangan pemerintah dapat dilaporkan secara tepat waktu.

Selain dapat menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu, teknologi dan informasi merupakan cara bagi pemerintah untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan daerah.

(11)

Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menyatakan bahwa badan publik harus bersifat terbuka dan bertanggungjawab atas setiap informasi publik. Maka dari itu teknologi seperti internet dapat digunakan untuk kegiatan pelaporan keuangan. Internet financial reporting berisi mengenai laporan realisasi anggaran (LRA), neraca, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, catatan atas laporan keuangan, laporan perubahan SAL, laporan operasi (LO). Manfaat dari mempublikasikan informasi keuangan disitus resmi Pemerintah, yaitu: 1) Meningkatkan kepedulian pemerintah daerah terhadap para pengguna informasi keuangan baik publik, institusi/lembaga, hingga pemerintah daerah lain dan dapat untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 2) Peningkatan efisiensi dan penghematan biaya.

2.2.6 Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah

Menurut Mahsun et al (2006) menyatakan bahwa laporan keuangan daerah adalah hasil dari proses akuntansi keuangan daerah yang berisi laporan keuangan. Laporan keuangan memiliki peran dalam menyediakan informasi yang relevan dan andal bagi para pengguna laporan keuangan yang memiliki hak untuk mengakses informasi keuangan. Bagi para penggunanya, laporan keuangan sangat berguna untuk melakukan evaluasi dan mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan, dalam hal ini adalah anggaran untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan pemerintah daerah atau menilai kepatuhan terhadap perundang-undangan.

(12)

Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 yang memuat Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah, salah satu kepentingan yang harus dipenuhi oleh entitas pelaporan dalam melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan adalah akuntabilitas. Akuntabilitas adalah tahap penting dalam proses akuntansi dan pelaporan karena merupakan dasar serta kekuatan utama yang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan. Adanya akuntansi dan pelaporan mempermudah pengguna laporan keuangan dalam mengidentifikasi informasi penting yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakaan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Jadi, akuntabilitas pelaporan keuangan daerah merupakan kewajiban pemerintah daerah untuk mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil dari kegiatan akuntansi keuangan daerah yang merupakan laporan keuangan atas pengelolaan sumber daya yang telah diberikan sebagai amanah.

Opini ini merupakan pernyataan kewajaran informasi atas laporan keuangan yang diperiksa. Berdasarkan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) terdapat 5 jenis opini, yaitu:

1) Wajar Tanpa Pengecualian adalah opini yang menyatakan bahwa laporan keuangan telah menyajikan data secara wajar dalam semua hal

(13)

material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

2) Wajar dengan Pengecualian adalah opini yang dinyatakan pemeriksa jika secara umum laporan audit dan keuangan telah disajikan secara wajar, tetapi dari semua hal material terdapat penyimpangan atau kekurangan pada pos tertentu sehingga harus dikecualikan.

3) Tidak Wajar ialah opini yang dinyatakan oleh pemeriksaa apabila pada laporan keuangan terdapat kesalahan karena tidak menyajikan laporan keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia.

4) Tidak Memberikan Pendapat ialah opini yang dinyatakan pemeriksa apabila laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar dalam semua hal material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

5) Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas ialah opini yang dinyataan pada keadaan tertentu, dan memungkinkan pemeriksa harus menambahkan suatu paragraf penjelas atau bahasa penjelasan lain dalam laporan auditnya.

Selain menyatakan opini, pemeriksa dapat menerbitkan laporan kepatuhan apabila dalam pemeriksaan keuangan ditemukan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan baik ata penyimpanagan administrasi perikatan perdata, hingga tindak pidana.Pemeriksa turut dapat menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah daerah apabila memiliki

(14)

pengendalian internal yang lemah. Kuat atau lemahnya pengendalian internal yang dijalankan dapat dinilai dari terpisahnya tugas dan otorisasi yang dilaksanakan serta bagaimana dijalankannya sistem pengendalian internal.

2.2.7 Ukuran Pemerintah Daerah

Pada penelitian Kusumawardani, Media (2012) dapat dijelaskan bahwa ukuran adalah suatu nominal yang dapat mendeskripsikan sesuatu. Artinya dapat mempresentasikan ukuran besar kecilnya suatu pemerintah daerah, tetapi jika terdapat ukuran yang besar maka pemerintah mempunyai hak untuk meningkatkan akuntabilitas karena memiliki resiko penyalahgunaan yang besar. Total aset terdiri dari aset lancar, aset tetap, investasi jangka pendek, investasi jangka panjang, piutang pajak, piutang retribusi, piutang dana bagi hasil, deposito, dan dana cadangan.

2.2.8 Kekayaan Pemerintah Daerah

Berdasarakan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa kekayaan daerah adalah kekayaan yang dikelola sendiri atau para pihak lain yang berupa surat berharga, uang, atau hak-hak lain yang dapat dinilai termasuk kekayaan lain yang dipisahkan. Kekayaan bersih didefinisikan seberapa besar pendapatan daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa total pendapatan suatu daerah dari Pendapatan Asli

(15)

Daerah (PAD), Dana Pertimbangan (Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil), dan lain-lain yang sah.

2.3 Perumusan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Ukuran Pemerintah daerah terhadap Internet Financial Reporting Pemerintah Daerah

Menurut teori legitimasi (legitimacy theory) dan menurut teori signaling (signalling theory), daerah yang memiliki ukuran yang besar dapat membantu kegiatan operasional daerah yang kemudian akan mempermudah dalam memberi pelayanan masyarakat yang diikuti dengan meningkatnya kinerja keuangan pemerintah, suatu pemerintah daerah memiliki jumlah dan transfer kekayaan yang besar pula sehingga pemerintah mendapatkan pengawasan yang lebih besar. Jadi, semakin besar ukuran pemda, maka semakin besar sumber daya yang digunakan. Hal ini dikarenakan pemerintah daerah yang memiliki ukuran besar akan memiliki tekanan yang besar untuk melakukan pengungkapan atas laporan keuangan sebagai upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas mengurangi asimetri informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Nosihana dan Yaya (2016), Puspita dan Martani (2012), Pratama dan Werastuti (2015), Kurniawati (2018) menyatakan bahwa ukuran pemerintah daerah memiliki pengaruh positif terhadap internet financial reporting pemerintah daerah.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis penelitian sebagai berikut:

(16)

H1: Ukuran Pemerintah Daerah Berpengaruh Positif Terhadap Internet Financial Reporting Pemerintah Daerah.

2.3.2 Kekayaan Pemerintah Daerah terhadap Internet Financial Reporting Pemerintah Daerah

Menurut teori legitimasi (legitimacy theory) dan menurut teori signaling (signalling theory), kekayaan yang besar cenderung akan terjadinya penyalahgunanaan, hal inilah yang mendorong masyarakat dalam mengawasi kinerja pemerintah daerah dikarenakan masyarakat menuntut transparansi dan akuntabilitas atas pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah daerah yang memiliki kekayan yang besar dapat menanggung biaya pengawasan yang lebih tinggi dalam memenuhi tuntutan masyarakat. Kekayaan daerah dapat dinyatakan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pendapatan daerah menambah kekayaan bersih daerah dan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Jika suatu kekayaan daerah semakin tinggi yang dikeluarkan pemda maka semakin besar pula tanggung jawab untuk menyampaikan informasi kepada publik melalui publikasi laporan keuangan sebagai upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas mengurangi asimetri informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2016), Pratama dan Werastuti (2015), Setyaningrum dan Syafitri (2012) menyatakan bahwa

(17)

kekayaan daerah berpengaruh positif terhadap pelaporan keuangan pemerintah daerah.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2: Kekayaan Pemerintah Daerah Berpengaruh Positif terhadap Internet Financial Reporting Pemerintah Daerah

2.3.3 Internet Financial Reporting Pemerintah Daerah terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah

Internet financial reporting merupakan wujud dari Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2010 Perubahan Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah yang telah menyatakan bahwa informasi keuangan daerah yang disajikan melalui situs resmi (website). Pada pasal 4 Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2010 memuat informasi keuangan daerah antara lain APBD dan realisasi APBD, neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan, laporan keuangan perusahaan daerah serta data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah.

Akuntabilitas adalah tahap penting dalam proses akuntansi dan pelaporan karena merupakan dasar serta kekuatan utama yang memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya tuntutan dari undang-undang dan peraturan pemerintah untuk melaporkan secara transparan, maka pemda semakin ingin melakukan peningkatan

(18)

akuntabilitas laporan keuangan untuk meningkatkan laporan keuangan yang arus dilaporkan. Penelitian yang dilakukan oleh Mudhofar dan Tahar (2016) menyatakan bahwa kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pelaporan keuangan.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3: Internet Financial Reporting Pemerintah Daerah Berpengaruh Positif terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah.

2.4 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

H1 H3 H2 Ukuran Pemerintah Daerah Kekayaan Pemerintah Daerah Internet Financial Reporting Pemerintah Daerah Akuntabilitas Laporan Keuangan Daerah

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Melalui kegiatan mengamati garis pada kertas tisu yang dicelupkan ke dalam air (garis dibuat dengan spidol), peserta didik dapat menyajikan hasil

d. mengumumkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa di website Pemerintah Daerah dan papan pengumuman resmi untuk.. masyarakat, serta menyampaikan ke LPSE untuk diumumkan

[r]

Hal ini dikarenakan harga radio dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat, maka sangatlah efektif jika radio digunakan sebagai media dakwah, salah satunya adalah

Peserta seleksi yang memasukkan Dokumen Kualifikasi dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas atas penetapan hasil kualifikasi kepada POKJA 3

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia jasa konsultansi yang memenuhi persyaratan dengan terlebih dahulu melakukan registrasi pada Layanan Pengadaan Secara

[r]

Terlampir kami informasjkan Daftar Calon Peserta (l-nng List) Sertifikasi bagi Guru RA/Madrasah dalam Jabatan. Daftar ini memuat guru RA/madrasah calon peserta