• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | B - 19

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Finta Lissimia(1), Hanson E. Kusuma(2)

(1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.

Abstrak

Perancangan arsitektur menitikberatkan pada karakter fisik spasial tempat. Pengetahuan tentang karakter fisik spasial tempat favorit dapat memberikan masukan berarti bagi perancangan tempat-tempat tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakter fisik spasial yang melatarbelakangi pemilihan tempat favorit. Kelompok usia dewasa muda dipilih karena merupakan kelompok usia produktif. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif berupa kuesioner online. Tempat favorit yang banyak dipilih adalah fasilitas komersial dan lingkungan alam. Fasilitas komersial dipilih karena karakter perawatannya baik. Sedangkan lingkungan alam dipilih karena karakter lingkungan yang bersifat alami dan fasilitas pendukung yang tersedia. Tempat favorit lainnya adalah fasilitas sosial yang dipilih karena karakter lingkungan alami, perawatan, fasilitas pendukung, dan keragaman. Ruang publik dipilih karena karakter lingkungan alami, fasilitas pendukung, dan keragaman yang ditawarkan.

Kata-kunci : dewasa muda, fisik spasial, tempat favorit

Pengantar

Karakter fisik spasial adalah hal yang membe-dakan suatu tempat dengan tempat lainnya. Pengetahuan akan karakter-karakter tersebut akan memberi masukan besar dalam peren-canaan dan perancangan. Sebuah tempat diang-gap penting dan dilindungi salah satunya karena karakteristik lingkungannya (Galindo & Rodri-guez, 2000; Eisenhauer et al., 2000 dalam Stedman, 2003).

Tempat favorit merupakan suatu objek peren-canaan dan perancangan. Memang tempat favorit tidak spesifik seperti jenis tempat lain yang memiliki tipologi tertentu. Namun cakupan-nya yang luas memungkinkan munculcakupan-nya karak-ter fisik spasial yang lebih beragam. Penge-tahuan tempat favorit sendiri dapat membantu perencanaan dan perancangan wilayah, karena pengetahuan ini dapat memberi gambaran tem-pat seperti apa yang akan berhasil dan mengu-rangi tempat-tempat mati yang biasanya muncul di perkotaan.

Perbedaan kelompok usia menghasilkan prefe-rensi berbeda (Malinowski & Thurber, 1996). Kelompok usia dewasa muda dipilih untuk me-wakili penelitian ini. Alasannya karena kelom-pok tersebut termasuk usia produktif sehingga dapat memberi masukan yang sangat berguna. Rentang usia pada kelompok ini adalah 18-40 tahun (Berk, 2007; Sokol, 2009).

Newell (1997) mencoba meneliti tempat favorit lintas budaya. Responden berasal dari tiga negara berbeda dengan kondisi budaya dan geografi yang berbeda. Metode yang digunakan adalah kuesioner terbuka dengan responden dewasa muda 18-45 tahun. Hasilnya dianalisis dengan memakai analisis konten (content analysis). Tempat favorit yang muncul berbeda di antara ketiga lokasi demikian pula alasannya. Alasan tersebut dikategorikan menjadi alasan terkait tempat, alasan terkait individu, dan alasan terkait interaksi antara manusia dan tempat. Hasilnya terbagi rata antara ketiga kategori tersebut.

(2)

B - 20 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

Penelitian lain dilakukan oleh Sari dkk (2012). Isinya adalah tentang tempat favorit restoratif bagi mahasiswa. Tempat favorit dianggap seba-gai suatu sarana untuk menghilangkan emosi negatif (restoratif). Mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Bandung diminta memberi-kan tempat favorit di saat mereka jenuh dengan kegiatan kampus dan alasan memilih tempat tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pertanyaan terbuka sedang-kan analisisnya menggunasedang-kan analisis konten. Tempat favorit restoratif mahasiswa adalah mall, ruang terbuka, dan ruang hobi. Alasan dari masing-masing tempat dibagi menjadi alasan fisik spasial, afektif-kognitif, dan aktivitas. Mall dipilih karena ragam kegiatan dan kualitas tempat. Ruang terbuka dipilih karena kualitas tempat yang ditawarkan. Ruang hobi dipilih karena kegiatan yang dapat dilakukan.

Beberapa penelitian lain yang berfokus pada tempat favorit tidak spesifik membahas karakter fisik spasial tempat tapi kualitas restoratifnya (Korpela et al., 2001; Korpela, 2003). Tempat favorit yang dimaksud pada penelitian ini bebas sesuai interpretasi masing-masing responden, tidak terikat pada kualitas restoratif. Tujuannya adalah mengungkap karakter fisik spasial yang dominan pada tempat favorit dewasa muda. Diharapkan hasilnya akan memberi manfaat bagi perancangan kota untuk menghidupkan tempat-tempat yang dianggap kurang produktif. Metode

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif (Creswell, 2008), yang bersifat eksploratif dan eksplanatori (Groat & Wang, 2002). Sifat eksplo-ratif menjelaskan pencarian pengetahuan tem-pat favorit dewasa muda. Sifat eksplanatori menjelaskan hasil penelitian yang mengungkap hubungan antara tempat favorit dan karakter fisik spasialnya. Karena penelitian sebelumnya menggunakan metode kualitatif (Sari dkk, 2012), maka metode kuantitatif digunakan untuk menguatkan hasil yang sudah ada.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan kuesioner online agar dapat mencakup responden dari seluruh wilayah Indonesia. Sampel yang digunakan adalah purposive sampling (Groat & Wang, 2002). Sampel tersebut untuk menge-tahui pola yang terjadi pada kelompok dewasa muda Indonesia usia 18-40 tahun.

Untuk mengetahui tempat favorit digunakan pertanyaan terbuka. Responden diminta me-nyebutkan satu tempat favorit secara spesifik. Kemudian responden diminta untuk menilai karakter fisik spasial tempat tersebut dengan lima skala likert dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Pertanyaan lain adalah mengenai karakter responden meliputi usia dan pekerjaan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah tempat favorit dan karakter responden. Sedangkan variabel terikat adalah karakter fisik spasial. Karakter fisik yang digunakan pada penelitian ini diambil dari berbagai penelitian tentang perilaku dan lingkungan. Perinciannya dijelaskan pada tabel 1.

Metode Analisis Data

Hasil tempat favorit beragam karena memakai pertanyaan terbuka. Untuk memudahkan ana-lisis, tempat favorit dikategorikan berdasarkan jenisnya yaitu fasilitas komersial, lingkungan alam, ruang publik, dan lain sebagainya. Data karakter fisik spasial skala likert diubah menjadi data interval. Penilaian sangat tidak setuju diwakili nilai 1 hingga sangat setuju diwakili nilai 5. Hasil penilaian tersebut dianalisis menggunakan analisis faktor (factor analysis) dan komponen prinsip (principal component analysis), (Bryant & Yarnold, 2001). Dari analisis tersebut dihasilkan beberapa komponen prinsip (variabel laten/dimensi) yang mewakili beberapa variabel terukur. Selanjutnya, variabel laten ini digunakan untuk memetakan karakteristik tem-pat favorit dalam diagram metric-multi-dimen-sional scaling (Kusuma, 2010).

Sebelum analisis tempat favorit dan karakter fisik dilakukan, diperlukan analisis karakteristik responden. Analisis responden diperlukan untuk

(3)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | B - 21 mendapatkan gambaran kelompok masyarakat

yang mewakili hasil penelitian ini.

Tabel 1. Variabel karakter fisik spasial dan sumbernya

Analisis dan Interpretasi

Jumlah responden yang didapat 347 orang. Jumlah tersebut terdistribusi ke dalam kelompok usia dan pekerjaan. Usia dewasa muda terdiri dari rentang usia 18-40 tahun. Rentang usia tersebut cukup luas sehingga dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu kelompok usia sebelum 25 tahun dan kelompok usia setelah 25 tahun. Pembagian ini dilakukan untuk membedakan responden yang berstatus pelajar atau maha-siswa dengan responden yang telah bekerja. Pembagian lainnya adalah jenis pekerjaan responden. Dari usia dan pekerjaan, didapatkan gambaran karakter responden yang mewakili

penelitian ini. Rincian distribusinya dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Karakter responden penelitian.

Jumlah responden kelompok usia di bawah 25 tahun lebih banyak yaitu 68%. Untuk kategori pekerjaan, distribusi paling banyak ada pada pelajar/mahasiswa yaitu 56%.

Kategori tempat dibagi menjadi enam meliputi ruang publik, ruang pengembangan diri, ling-kungan alam, fasilitas sosial, fasilitas komersial, dan area geografis. Ruang publik mewakili ruang yang diperuntukkan bagi publik yang memang menjadi hak publik. Kategori ini terdiri dari taman kota, ruang terbuka publik, stasiun, dan danau. Ruang pengembangan diri adalah ruang bagi individu untuk menyalurkan energi atau hobinya dan ruang pribadi tempat individu bebas melakukan apapun yang diinginkan. Kategori ini meliputi rumah, kamar, dan ruang hobi. Lingkungan alam meliputi taman laut, pantai, dataran tinggi, hutan, sawah, perke-bunan, air terjun, dan tempat lain yang sejenis. Fasilitas sosial mewakili fasilitas keagamaan dan fasilitas pendidikan seperti sekolah dan perpustakaan. Fasilitas komersial terdiri dari tempat kuliner, penginapan, toko, pasar, mall, dan tempat sejenis lainnya. Area geografis mewakili berbagai tempat yang tidak masuk kategori lainnya berupa kawasan tertentu seperti desa, kota, dan tempat bersejarah ter-masuk museum. Rincian distribusinya dapat dilihat pada gambar 2.

Tempat favorit yang paling banyak dipilih dewa-sa muda adalah fasilitas komersial terutama tempat kuliner. Hasil ini mendukung penelitian No Fisik Spasial Sumber

1 tempat luas Galindo & Rodriguez (2000)

2 suasana unik Young (1999)

3 udara bersih Galindo & Rodriguez (2000), Sari (2012) 4 beragam atraksi Chapman & Robertson (2009)

5 biaya mahal Sari (2012)

6 suasana cerah Galindo & Rodriguez (2000) 7 terawat baik Galindo & Rodriguez (2000) 8 tempat bersih Galindo & Rodriguez (2000), Sari (2012) 9 lingkungan alami Galindo & Rodriguez (2000) 10 jalur pedestrian Sari (2012)

11 parkir luas Sari (2012)

12 lokasi strategis Young (1999), Newell (1997), Galindo & Rodriguez (2000)

13 ragam kegiatan Chapman & Robertson (2009), Sari (2012)

14 udara sejuk Sari (2012)

15 tempat teduh Sari (2012)

16 orientasi mudah Galindo & Rodriguez (2000) 17 beragam fasilitas Chapman & Robertson (2009), Sari (2012) 18 ruang terbuka (RT) luas Sari (2012)

19 suasana baru

20 tempat jajan informal Sari (2012) 21 tempat makan

formal Sari (2012)

(4)

B - 22 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

Sari dkk (2012) bahwa mall merupakan tempat paling favorit bagi mahasiswa. Sedangkan pada penelitian lain, fasilitas komersial memiliki per-sentase yang cukup kecil (Korpela et al., 2001; Korpela, 2003; Newell, 1997).

Gambar 2. Kategori tempat favorit.

Dibandingkan ruang publik, fasilitas komersial memiliki peminat yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat menjadi gambaran bahwa fasilitas komer-sial dianggap lebih baik dibanding ruang publik. Dengan kata lain, ruang publik di Indonesia masih memerlukan pengembangan lebih jauh sebelum mampu memenuhi harapan dewasa muda Indonesia.

Kategori kedua yang paling banyak dipilih ada-lah lingkungan alam. Hasil ini didukung oleh penelitian lain pada responden dengan kelom-pok usia setara (Korpela et al., 2001; Korpela, 2003; Newell, 1997). Pada penelitian-penelitian tersebut, lingkungan alam menduduki posisi tertinggi sebagai tempat favorit. Untuk respon-den Indonesia, penelitian Sari dkk (2012) juga mengungkap ruang terbuka sebagai tempat favorit setelah mall. Dapat diketahui pola tempat favorit masyarakat dewasa muda Indonesia adalah tempat komersial disusul oleh lingkungan alam.

Langkah selanjutnya yaitu mengaitkan tempat favorit dengan karakter fisik spasial yang me-latarbelakangi pemilihannya. Karakter fisik spa-sial yang dijadikan penilaian cukup banyak. Un-tuk memudahkan mencari keterkaitannya de-ngan tempat favorit, digunakan kategori yang

lebih sedikit hasil dari analisis komponen prinsip dan analisis faktor.

Komponen prinsip yang digunakan berdasarkan nilai eigenvalue lebih dari 1 (Bryant & Yarnold, 2001). Analisis komponen prinsip tersebut menghasilkan lima komponen prinsip yang dapat mewakili variabel terukur. Kemudian dilakukan analisis faktor menggunakan metode varimax rotation (Bryant & Yarnold, 2001) agar variabel-variabel terukur yang berdekatan dapat dikelompokkan menjadi satu variabel laten, dan masing-masing variabel laten menjadi dimensi yang mandiri, sehingga mudah diberi nama baru. Hasil analisis faktor diperlihatkan pada tabel 2.

Tabel 2. Komponen analisis karakter fisik spasial.

L1 L2 L3 L4 L5 lingkungan alami 0.77 0.16 0.13 -0.05 -0.13 RT luas 0.73 -0.06 0.39 0.17 -0.05 suasana baru 0.71 0.08 0.21 0.02 0.06 udara bersih 0.63 0.49 -0.11 -0.08 -0.04 udara sejuk 0.63 0.51 0.02 -0.02 -0.21 suasana unik 0.63 0.07 -0.08 0.19 0.03 tempat luas 0.50 -0.05 0.40 0.12 0.15 suasana cerah 0.50 0.36 -0.09 0.19 -0.15 terawat baik 0.12 0.86 0.09 0.12 0.12 tempat bersih 0.16 0.85 0.05 0.12 0.13 tempat teduh 0.23 0.60 -0.03 0.01 -0.31 fitur -0.02 0.46 0.36 0.42 0.26 parkir luas 0.18 0.07 0.70 0.17 0.08 t.jajan informal 0.18 -0.16 0.67 -0.01 0.05 lokasi strategis -0.28 0.27 0.55 0.25 -0.37 orientasi mudah -0.02 0.44 0.48 0.25 -0.18 pedestrian 0.31 0.34 0.44 0.20 0.01 beragam atraksi 0.14 0.02 -0.01 0.79 0.20 beragam fasilitas 0.01 0.18 0.35 0.74 0.09 ragam kegiatan 0.19 0.10 0.19 0.73 -0.29 t.makan formal -0.07 0.24 0.42 0.26 0.56 biaya mahal -0.06 -0.04 -0.04 0.01 0.77 Variabel laten pertama mewakili beberapa variabel terukur yang identik dengan lingkungan alami sehingga variabel laten pertama diberi nama Lingkungan Alami (L1). Variabel laten kedua sebagian besar terdiri dari variabel terukur yang terkait perawatan tempat sehingga diberi nama Perawatan (L2). Variabel laten ketiga seperti parkir, fasilitas pejalan kaki, lokasi strategis, tempat jajan, dan orientasi mewakili Fasilitas Pendukung (L3). Variabel

(5)

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013 | B - 23 laten keempat terkait erat dengan keberagaman

yang ada di tempat sehingga diberi label Keragaman (L4). Sedangkan variabel laten kelima mewakili Tempat Makan Formal (L5). Variabel-variabel laten tersebut selanjutnya digunakan untuk mengelompokkan kategori tempat favorit berdasarkan karakter fisik spasialnya. Analisis pertama dilakukan antara dua variabel laten yaitu Lingkungan Alami (L1) dan Perawatan (L2), (lihat gambar 3).

Gambar 3. Pengelompokkan tempat favorit

berdasar-kan perawatan dan lingkungan alami.

Pada gambar 3, semakin ke kanan, maka karakter Lingkungan Alaminya (L1) semakin be-sar. Sedangkan semakin ke atas, maka karak-teristik Perawatannya (L2) semakin besar. Ling-kungan alam, area geografis, dan ruang publik disukai karena karakter lingkungan alaminya yang kuat. Hal ini mendukung hasil penelitian Sari dkk (2012) bahwa ruang terbuka disukai karena kualitas tempatnya. Penelitian ini mene-gaskan bahwa masyarakat memilih lingkungan alam dan ruang publik karena kualitas karakter lingkungan alaminya.

Karakter fisik spasial terkait perawatan melatar-belakangi pemilihan fasilitas komersial. Dari gambar tersebut diketahui bahwa kualitas pera-watan diidentikkan dengan perancangan di area perkotaan. Fasilitas komersial (mall) dipilih karena kualitas tempat dan kegiatan (Sari dkk, 2012). Dapat diimplikasikan bahwa Perawatan

(L2) merupakan karakter fisik spasial yang mendukung kegiatan yang terjadi pada fasilitas komersial. Nasar (1997) menyebutkan bahwa perawatan (upkeep/civilities) merupakan unsur penting likeable features kota.

Fasilitas sosial dipilih karena karakter lingkungan alami dan perawatannya tinggi. Berdasarkan penilaian tersebut, fasilitas sosial memiliki poten-si untuk menjadi tempat favorit yang ideal. Akan tetapi responden yang memilih tempat ini tidak sebanyak yang memilih fasilitas komersial atau lingkungan alam. Meski demi-kian, hasilnya mengindikasikan bahwa fasilitas sosial merupakan tempat yang dapat meng-gabungkan karakter perawatan dan lingkungan alami dengan baik.

Analisis berikutnya antara Fasilitas Pendukung (L3) dan Keragaman (L4). Ruang publik dipilih karena fasilitas pendukung dan keragamannya baik. Mungkin penyebab ruang publik bukan menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia adalah rendahnya karakter perawatan di tempat ter-sebut. Tingginya nilai karakter fisik spasial terhadap fasilitas sosial menguatkan pendapat sebelumnya bahwa tempat ini dapat mengga-bungkan berbagai karakter fisik spasial dengan baik. Lingkungan alam dipilih karena fasilitas pendukung di tempat tersebut. Jika digabung-kan dengan analisis sebelumnya, lingkungan alam dipilih karena karakter lingkungan alami dan fasilitas pendukungnya.

Tempat yang dipilih karena keragamannya tinggi adalah ruang pengembangan diri dan area geografis. Ruang hobi yang termasuk ruang pengembangan diri dipilih karena kualitas kegi-atan yang ditawarkan (Sari dkk, 2012). Kera-gaman yang dimaksud pada penelitian ini adalah keragaman atraksi, kegiatan, dan fasilitas. Menguatkan hasil penelitian tersebut, ruang pengembangan diri lebih dipilih karena dapat menampung keberagaman atraksi dan kegiatan dengan fasilitas yang sesuai.

Fasilitas komersial memiliki nilai lebih rendah pada fasilitas pendukung maupun keragaman. Sari dkk (2012) menyatakan bahwa mall dipilih

(6)

B - 24 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2013

karena kualitas kegiatan dan tempatnya. Dari penelitian ini terlihat secara lebih jelas bahwa alasan pemilihan fasilitas komersial lebih signifikan pada kualitas kegiatannya dibanding kelengkapan atau keberagaman karakter fisik spasialnya.

Gambar 4. Pengelompokkan tempat favorit

berdasar-kan keragaman dan fasilitas pendukung Kesimpulan

Responden lebih banyak memilih fasilitas komersial dan lingkungan alam sebagai tempat favoritnya. Karakter fisik spasial yang paling menonjol dalam pemilihan fasilitas komersial adalah perawatan. Sedangkan yang melatar-belakangi pemilihan lingkungan alam adalah karakter lingkungan yang alami dan fasilitas pendukung yang tersedia.

Dewasa muda yang memilih fasilitas sosial lebih sedikit dibanding lingkungan alam maupun fasilitas komersial. Namun fasilitas sosial lebih banyak memiliki karakter fisik spasial yang membuatnya menjadi favorit dibanding tempat lainnya. Karakter tersebut meliputi keragaman, fasilitas pendukung, lingkungan alami, dan perawatan.

Ruang publik dipilih karena karakter lingkungan alami, fasilitas pendukung, dan keragaman. Meski demikian, ruang publik bukan pilihan uta-ma dewasa muda Indonesia sebagai tempat fa-vorit. Hal ini dapat menjadi masukan bagi

perancangan ruang publik untuk mengevaluasi apa yang perlu ditingkatkan dari ruang publik di Indonesia.

Daftar Pustaka

Berk, L. E. (2007). Development through the lifespan (4th Ed.) Chapter 14. Boston, MA: Allyn and Bacon. Bryant F.B & Yarnold, P.R. (2001).

Principal-Component Analysis and Exploratory and Confirmatory Factor Analysis. In Reading And Understanding Multivariate Statistics. Editors Grim, L.G. & Yarnold, P.R. American Psychological Association. Washington.

Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc.

Galindo, M.P.G., & Rodriguez, J.A.C. (2000). Environmental Aesthetic and Psychological Wellbeing : Relationship Between Preference Judgements for Urban Landscapes and Other Relevant Affective Response. Psychology in Spain. Vol.4. No.1. 13-27.

Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Jack L. Nasar (1997). The Evaluative Image of The

City. Sage Publications, California.

Korpela, K.M. (2003). Negative Mood and Adult Place Preference. Journal of Environment and Behavior Vol. 35 No. 3, 331-346

Korpela, K.M., et.al (2001). Restorative Experience and Self Regulation in Favorite Place. Journal of Environment and Behavior Vol.33 No.4, 572-589 Kusuma, H.E. (2010). Strategi Perencanaan Produk

Perumahan: Pemetaan Preferensi terhadap Desain Rumah Tinggal. Jurnal Manajemen Teknologi, Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung, Vol. 9 No.1 2010, hal. 95-106.

Malinowski, J.C., Thurber, C.A. (1996). Developmental Shifts in the Place Preferences for Boys Aged 8-16 Years. Journal of Environmental Psychology, 16, 45-54

Newell, P.B. (1997). A Cross Cultural Examination of Favorite Place. Environment and Behavior Vol. 29 No. 4, July 1997, 495-514

Sokol, J.T. (2009). Identity Development Throughout the Lifetime: An Examination of Eriksonian Theory. Graduate Journal of Counseling Psychology: Vol. 1: Iss. 2, Article 14.

Stedman, R.C. (2003). Is It Really Just a Social Construction?: The Contributionof The Physical Environment to Sense of Place. Society and Natural Resources 16, 671-685

Gambar

Gambar 1. Karakter responden penelitian.
Tabel 2. Komponen analisis karakter fisik spasial.
Gambar 3. Pengelompokkan tempat favorit berdasar- berdasar-kan perawatan dan lingkungan alami
Gambar   4.  Pengelompokkan tempat favorit berdasar- berdasar-kan keragaman dan fasilitas pendukung

Referensi

Dokumen terkait