• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN e-beasiswa KONTEKSTUAL PAPUA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKEADILAN SOSIAL DI TANAH PAPUA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN e-beasiswa KONTEKSTUAL PAPUA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKEADILAN SOSIAL DI TANAH PAPUA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN e-BEASISWA KONTEKSTUAL PAPUA DALAM RANGKA

MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKEADILAN SOSIAL DI TANAH PAPUA

1)Melkior N.N Sitokdana

1) Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jl.Dr. O. Notohamidjojo No. 1-10, Salatiga melkior.sitokdana@staff.uksw.edu1)

2)Timotius Sangian

2) Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jl.Dr. O. Notohamidjojo No. 1-10, Salatiga Email : timspapua@gmail.com2)

Abstrak

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Tanah Papua secara rutin membeasiswakan putra-putri asli Papua di seluruh jenjang pendidikan guna mengejar ketertinggalan pembangunan Sumber Daya Manusia Papua. Dalam proses pembangunan masih dijumpai nepotisme berbasis golongan atau kelompok tertentu yang menimbulkan ketidakmerataan dan ketidakadilan pembangunan sumber daya manusia Papua. Berangkat dari persoalan tersebut maka dikembangkan sistem informasi beasiswa atau dibernama e-Beasiswa. Sistem informasi beasiswa ini dibangun dengan metode pengembangan sistem Prototyping dan teknologinya menggunakan Framework Yii, yaitu sebuah perangkat lunak berbasis bahasa pemrograman Hypertext Preprocessing (PHP) dan Database Management System (DBMS) Mysql. Sistem e-Beasiswa yang rancang akan memudahkan pemerintah kabupaten/kota di Tanah Papua mengelola data mahasiswa (biodata), data akademik (kartu studi, jadwal kuliah, hasil studi) dan biaya pendidikan secara online. Pelaporannya berdasarkan kelompok yaitu jenis kelamin, suku, agama, distrik dan kampung. Bertujuan untuk mendukung pengambilan kebijakan yang berkeadilan dan afirmatif.

Kata Kunci: Sistem Informasi Beasiswa, Keadilan Sosial, Framework Yii

I. PENDAHULUAN

“Bagai tikus mati di lumbung padi”. Itulah peribahasa yang sekiranya tepat untuk menggambarkan situasi Orang Asli Papua yang hidup di Tanah yang dijuluki sebagai “Surga Kecil Yang Jatuh Ke Bumi”. Sejak masyarakat Papua secara resmi berintegrasi dengan NKRI pada tahun 1969 sampai tahun 2017 masih dihadapkan dengan multi dimensi persoalan pembangunan. Menurut Gubernur Papua, Lukas Enembe (2016) ada 7 persoalan di Tanah Papua yaitu kemiskinan, kebodohan, keterisolasian, ketertinggalan, keterbelakangan, ketidakadilan dan kematian. Untuk mengatasi multidimensi persoalan tersebut tidak semudah membalik telapak tangan, berbagai upaya strategis dilakukan oleh pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah, lembaga swadaya masyarakat, gereja dan masyarakat Papua sendiri berupaya dengan mengorbankan jiwa dan raganya untuk mewujudkan keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan.

Salah satu perhatian pemerintah Pusat untuk mengatasi multidimensi persoalan di Tanah Papua adalah pemberlakukan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua yang kemudian dirubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 karena pemekaran Provinsi Papua Barat. Sejak pemberlakuan undang-undang ini setiap tahun pemerintah memberikan dana triliunan rupiah untuk mendukung percepatan pembangunan di Tanah Papua. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 dana Otonomi Khusus setiap Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen) dialokasikan untuk biaya pendidikan. Selain dana Otonomi Khusus pemerintah Kabupaten/Kota di Tanah Papua mengalokasikan sebagian dana APBD untuk meningkatkan kualitas dan kuanitas sumber daya manusia Orang Asli Papua.

Perkembangan demi perkembangan dari sisi kuantitas semakin meningkat dari tahun ke tahun namun belum diimbangi dengan kualitasnya. Menurut Data BPS Nasional tahun 2015 menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi se-Indonesia, Papua menempati urutan terakhir atau IPM terendah dari 33 Provinsi di Indonesia dengan angka 56.75. Angka tersebut menunjukkan bahwa pembangunan dibidang pendidikan harus mendapatkan prioritas penting agar putra-putri Papua dapat menyelesaikan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Disisi lain isu-isu korupsi dana otonomi khusus, kolusi dan nepotisme oleh pejabat-pejabat asli Papua merupakan berita sehari-sehari yang sering kita jumpai di tengah-tengah masyarakat Papua. Pembangunan dengan dasar nepotisme berbasis agamaisme, sukuisme, politikisme, kabupatenisme, distrikisme, kampungisme, keluargaisme dan sebagainya mengakibatkan ketidakadilan pembangunan di segala sektor pembangunan lebih khusus pada sektor pendidikan. Dari data-data penerima beasiswa setiap

(2)

Kabupaten/Kota di Tanah Papua dengan mudah kita akan menjumpai dominasi kelompok atau golongan tertentu. Hal tersebut dilakukan secara sengaja untuk dominasi kelompok tertentu maupun secara tidak sengaja dan tidak disadari melakukan pembangunan yang tidak berkeadilan. Dampak dari persoalan tersebut adalah perpecahan yang mengakibatkan terjadinya pemekaran Provinsi/ Kabupaten/Distrik/Kampung dan sebagainya. Bahkan dampaknya berujung pada konflik kekerasan yang menghilangkan jiwa orang. Untuk mengatasi persoalan tersebut dan meningkatkan kepercayaan masyarakat Papua terhadap pemerintah maka penyelenggaraan pemerintahan harus lebih demokratis, transparan, responsif, akuntabel dan berkeadilan sosial, terutama dalam hal pengembangan sumber daya manusia, jika tidak akan memperuncing isu-isu disintegrasi bangsa.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan pemerintah Kabupaten/Kota di Tanah Papua selama ini adalah memanfaatkan dana Otonomi Khusus dan APBD Kabupaten/Kota untuk membeasiswakan pelajar dan mahasiswa di Sekolah dan Perguruan Tinggi berkualitas di luar Tanah Papua. Untuk itu, Pemerintah Daerah melakukan kerjasama/kemitraan dengan Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia, misalnya Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Tolikara membeasiswakan mahasiswa ke Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Kabupaten Pegunungan Bintang melakukan kerja sama dengan Universitas Gadja Mada (UGM), Universitas Sanata Dharma (USD), STPMD Yogyakarta, Surya Institut Jakarta, Asia

Pasific International University (APIU) Thailand dan Indonesia Australia Language Foundation (IALF) bali,

dan sebagainya.

Setiap tahun secara rutin pemerintah mengirim mahasiswa S1, S2 maupun S3 ke sejumlah mitra kerja sama. Selain itu memberikan bantuan studi setiap tahun kepada mahasiswa di seluruh Indonesia. Mahasiswa penerima beasiswa dan bantuan studi setiap Kabupaten/Kota rata-rata diatas 1000 mahasiswa dan setiap tahun meningkat. Namun satu persoalan yang sering terjadi adalah belum tersedianya data-data yang akurat sehingga pemberian beasiswa dan bantuan pendidikan didominasi oleh kelompok tertentu. Contoh kongkrit data mahasiswa Pegunungan Bintang menunjukkan bahwa mahasiswa yang dikirim keluar Tanah Papua rata-rata didominasi oleh Suku Ngalum dan Ketengban, sementara 7 suku lainnya secara kuantitas kurang, bahkan tidak ada. Dalam suku Ngalum dan Ketengban sendiripun didominasi oleh distrik-distrik tertentu atau marga-marga tertentu. Sama halnya dengan mahasiswa dan pelajar penerima beasiswa yang dikirim Badan Pengembangan SDM Provinsi Papua di berbagai Perguruan Tinggi di seluruh dunia. Selain itu, secara teknis pengelolaan data, dokumentasi dan pelaporan masih dilakukan secara manual menggunakan aplikasi office sehingga mengakibatkan lambannya pengambilan kebijakan oleh Bupati/Walikota di Tanah Papua. Sebagai solusi dibutuhkan Sistem Informasi Pengelolaan Beasiswa yang dapat mengefektifkan dan efisienkan proses pengelolaan data, pendokumentasian dan pelaporan. Dengan ketersediaan data yang cepat, tepat dan akurat tentu akan memudahkan pengambilan kebijakan dan meminimalisir nepotisme pembangunan SDM yang selama ini terjadi di Tanah Papua.

Manfaat sistem informasi beasiswa yang dikembangkan ini adalah sistemnya berbasis web sehingga Bupati/Wali Kota kapan saja dan dimana saja dapat mengakses laporan-laporan perkembangan mahasiswa seperti Kartu Studi, Hasil Studi, Transkrip Nilai dan Biaya Studi. Laporan-laporan tersebut dikelompokkan berdasarkan Distrik, Kampung, Suku, Gender dan Agama. Dengan maksud supaya Bupati/Wali Kota secara cepat dan tepat mengambil kebijakan dengan mengutamakan pemerataan pembangunan sumber daya manusia. Misalnya jika beberapa Distrik, Kampung, Suku, Gender tertentu secara kuantitas dan kualitas kurang maka dapat mengambil kebijakan atas asas pemerataan pembangunan. Dengan kebijakan tersebut akan meminimalisir potensi-potensi konflik sosial berbasis kelompok atau golongan.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN T EORI

Sistem informasi beasiswa bukanlah merupakan hal baru. Beberapa peneliti telah mengembangkan sistem informasi beasiswa di organisasi pemerintah maupun non-pemerintah sehingga beberapa penelitian dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

Penelitian dengan judul Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Mahasiswa Penerima Beasiswa Berbasis Web di Yayasan Binterbusih Semarang. Yayasan tersebut merupakan salah satu organisasi yang sejak tahun 1990-an sampai sekarang bekerja sama dengan pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Tanah Papua dan organisasi non-pemerintah seperti Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK). Organisasi yang didanai PT Freeport Indonesia ini bermitra dengan Yayasan Binterbusih untuk mengelola mahasiswa dan pelajar penerima Beasiswa, terutama dalam hal pendampingan, pembayaran biaya studi, biaya hidup dan biaya kesehatan. Dalam proses pengelolaan data dan pelaporan masih dijumpai berbagai hambatan karena menggunakan cara kerja manual. Akibatnya pelaporan juga sering terlambat, bahkan laporan-laporan yang dikirim juga tidak sampai ditangan pihak berwenang. Berangkat dari permasalahan tersebut maka telah dilakukan penelitian dan menghasilkan sebuah sistem informasi berbasis web. Sistem Informasi tersebut mengelola data hasil studi yang terdiri dari Hasil Studi Semester dan Transkrip Nilai (Nawipa, Latuperissa, 2014).

(3)

Rancang Bangun Sistem Informasi Beasiswa Pemerintah Daerah Kabupaten Siak. Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Siak mempunyai suatu program beasiswa untuk putra-putri daerah yang sedang melanjutkan pendidikan di jenjang Perguruan Tinggi. Penelitian tersebut dilakukan karena proses pengelolaan data dilakukan masih bersifat manual, yakni dari proses pengumuman persyaratan, pendaftaran, penyeleksian hingga pengumuman hasil penerima beasiswa. Untuk itulah dibangun sebuah sitem informasi pendaftaran beasiswa yang memudahkan proses pengelolaan data penerima beasiswa (Aisyah, Syaifulla, 2016)

Penelitian dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Calon Penerima Beasiswa Mahasiswa Utusan Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang Berbasis Web. Penelitian ini menghasilkan sistem berbasis web yang dapat membantu Dinas Pendidikan Pegunungan Bintang untuk menentukan calon penerima beasiswa yang dikirim ke berbagai Perguruan Tinggi di pulau Jawa (Sitokdana, dkk, 2012).

Beberapa penelitian yang disebutkan di atas dijadikan sebagai acuan awal pengembangan e-Beasiswa. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah sistem yang dibangun ini menyediakan informasi tentang data mahasiswa, data keuangan serta hasil studi yang dikelompokkan berdasarkan suku, distrik, kampung dan gender. Dengan harapan mempermudah pengambilan kebijakan pembangunan sumber daya manusia yang berkeadilan sosial.

Sistem Informasi yang dikembangkan dalam penelitian ini diberinama “e-Beasiswa” yang artinya Sistem Informasi Beasiswa. Jika diartikan secara terpisah terdiri dari tiga kata yaitu sistem, informasi dan beasiswa. Menurut HM, Jogiyanto (1999) sistem adalah himpunan suatu benda nyata atau abstrak yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan dan saling mendukung yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Wahyono, Teguh (2004) mengartikan informasi sebagai hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan. Informasi sebagai hasil dari proses pengolahan data, dikatakan bernilai jika memiliki kaitan dengan pengambilan keputusan.

Pengertian Sistem Informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam Jogiyanto, HM ( 2001) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Kadir (2003) sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengolah data serta menyediakan informasi keluaran kepada pemakai.

Beasiswa adalah bantuan pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi dan atau memiliki prestasi akademi yang baik. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberikan bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikannya dan dapat memberikan beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi (Nawipa, Latuperissa, 2014).

Dengan demikian, dalam konteks penelitian ini, beasiswa diartikan sebagai bantuan biaya pendidikan yang diberikan pemerintah kepada putra-putri daerah yang memenuhi syarat tertentu melalui proses seleksi yang ketat. Sedangkan sistem Informasi Beasiswa (e-Beasiswa) adalah suatu sistem berbasis teknologi informasi untuk melakukan pengelolaan, pendokumentasian, penyajian informasi penerima beasiswa.

Sistem e-Beasiswa yang dikembangkan ini bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Gagasan mengenai keadilan mengandung banyak aspek dan dimensi, yaitu keadilan hukum, keadilan ekonomi, keadilan politik dan keadilan sosial. Kata keadilan digunakan dalam pancasila sila ke lima dan digunakan berulang-ulang dalam konteks dan makna yang berbeda-beda dalam pembukaan UUD 1945 (Sardani,2016). Dalam Alinea I dinyatakan adanya prinsip “perikemanusiaan dan perikeadilan” yang dijadikan alasan mengapa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Pada Alinea II digambarkan bahwa bangsa kita telah berhasil mencapai pintu gerbang “ Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”. Dalam alinea IV berbunyi “serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Kemudian pada Pasal 28H ayat (2) UUD 1945, diatur pula bahwa “setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”.

Dalam konteks penelitian ini, keadilan sosial diartikan sebagai keadilan mendapatkan akses pendidikan yang layak dengan prinsip pemerataan, persamaan dan kebebasan. Semua masyarakat Papua tanpa memandang golongan atau kelompok tertentu harus mendapat perlakuan atau pelayanan yang sama. Untuk mewujudkan itu pemerintah perlu menerapkan tatakelola pemerintahan lebih responsif, transparan, akuntabel dan demokratis sehingga masyarakat merasakan akses pendidikan yang layak dan seadil-adilnya.

(4)

Sistem e-Beasiswa dikembangkan menggunakan Framework Yii yaitu framework yang memiliki konsep penyelesaian suatu masalah tidak lagi dilihat dari bagaimana prosedurnya, tetapi dari objek-objek apa saja yang terkait untuk melakukan penyelesaian masalah tersebut (Nugroho, 2010). Menurut Shariye (2013)

Framework Yii mengimplementasi pola desain model-view-controller (MVC) yang diadopsi secara luas

dalam pemrograman web. Menurut Hidayat (2011) MVC bertujuan untuk memisahkan logika bisnis dari pertimbangan antar muka pengguna agar para pengembang bisa lebih mudah mengubah setiap bagian tanpa mempengaruhi yang lain. Banyak peneliti telah melakukan penelitian yang berhubungan dengan Framework

Yii. Pemanfaatan Framework Yii dapat menghasilkan program yang modular karena terjadi pemisahan antara

bagian logic application dan bagian presentation ke dalam bagian-bagian Model View dan Controller. Menurut Asri (2012) proses CRUD (Create, Read, Update, dan Delete) pada pembuatan website dapat dilakukan dengan lebih mudah karena Framework Yii didukung dengan Gii Generator. Selain itu, menurut Warsito (2014) dalam Jannah, dkk (2015) penerapan Framework Yii dapat mempermudah memahami mekanisme kerja dari sebuah aplikasi dan menghemat waktu pengerjaan suatu aplikasi. Penelitian ini penulis mengembangkan sistem informasi beasiswa (e-Beasiswa) berbasis web dengan memanfaatkan pola desain Model-View-Controller (MVC) pada Framework Yii.

III. METODOLOGI PENGEMBANGAN SISTEM

Pengembangan sistem e-Beasiswa menggunakan metode Prorotype. Metode ini cocok digunakan untuk mengembangkan sebuah perangkat yang akan dikembangkan atau diperbaiki kembali sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengembangan sistem menggunakan metode Prototype terdiri dari tiga tahap yaitu;

Listen to Customer, Build/Revise Mock-Up dan Customer Test-drives Mock-Up. Tahap-tahap tersebut dalam

jelaskan sebagai berikut:

A. Listen to Customer

Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan dengan metode observasi, dokumentasi dan wawancara dengan para stakeholder yang mengelola beasiswa mahasiswa Papua, yaitu;

1) Melakukan wawancara dengan Direktur Yayasan Binterbusih Semarang. Yayasan tersebut bermitra dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang dan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK). Selaku pihak yang memfasilitasi pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa.

2) Melakukan observasi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang selama ini memfasilitasi mahasiswa penerima beasiswa yang berasal dari Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Tolikara.

3) Wawancara dengan Kepala Bagian Sumber Daya Manusia, Kabupaten Pegunungan Bintang selaku pihak yang membutuhkan e-Beasiswa.

4) Melakukan telaah dokumen-dokumen yang berkaitan tentang data mahasiswa penerima beasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang di Yayasan Binterbusih

5) Melakukan telaah dokumen-dokumen yang berkaitan tentang data mahasiswa penerima beasiswa asal Kabupaten Tolikara di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

B. Build/Revise Mock-Up

Pada bagian ini dilakukan dua tahap yaitu; Perancangan Sistem dan Pembangunan Sistem (Coding). 1) Perancangan Sistem menggunakan Unified Modeling Language (UML), yang terdiri dari Usecase

Diagram dan Class Diagram.

2) Pembangunan Sistem (Coding) adalah pembuatan sistem informasi beasiswa menggunakan Framework

Yii dengan bahasa pemograman PHP dan database-nya Mysql. C. Customer Test-drives Mock-Up

Pada tahap ini hanya melakukan pengujian terhadap sistem yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Testing lebih pada melakukan pengecekan terhadap fungsi yang tidak benar atau tidak ada, kesalahan antar muka (interface errors), kesalahan pada struktur data dan akses basis data, kesalahan performansi (performance errors), kesalahan inisialisasi dan terminasi.

IV. PEMBAHASAN A. Perancangan Sistem

Perancangan e-Beasiswa menggunakan Unified Modeling Language (UML) untuk menggambarkan secara visual sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem penulis hanya merancang usecase diagram dan

class diagram. Usecase diagram adalah untuk menvisualkan menu-menu yang terdapat dalam sistem dan

hubungan dengan pemakai atau relasi antara actor dengan usecase (HM, Jogiyanto, 1999). Berikut adalah gambar usecase diagram e-Beasiswa.

(5)

Gambar 1. Usecase diagram e-Beasiswa

Berdasarkan gambar 1. tampak bahwa sistem e-Beasiswa terdiri dari 3 aktor, yaitu; Pertama

Administrator adalah pengguna yang bertanggungjawab mengelola seluruh sistem e-beasiswa, yaitu; tempat

studi (negara/kota dan perguruan tinggi), identitas (agama, suku, distrik, distrik dan kampung), registrasi biodata mahasiswa, akademik (kartu studi, jadwal kuliah, hasil studi, transkrip nilai), beasiswa (keuangan) dan laporan (secara umum, jenis kelamin, agama, suku, distrik, negara tempat studi). Pihak yang bertindak sebagai administrator adalah unit organisasi yang bertanggungjawab terhadap mahasiswa beasiswa, misalnya Badan Pengembangan SDM atau Dinas Pendidikan. Kedua Mitra kerja sama, mengelola semua menu yang terdapat dalam sistem kecuali pengaturan akun, bagian tersebut tidak diberikan otoritas untuk menambahkan user. Ketiga Eksekutif adalah pihak pengambil kebijakan, yaitu Bupati/Wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota hanya mengakses informasi atau laporan-laporan yang tampilkan berdasarkan jenis kelamin, agama, suku, distrik dan kampung. Dengan tujuan apabila dalam laporan kelompok tertentu secara kualitas maupun kuantitas kurang atau lebih dominan maka mereka dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang afirmatif dan berkeadilan.

Selain usecase diagram, dirancang class diagram untuk menggambarkan atau memvisualisasikan struktur sistem dari kelas-kelas serta hubungannya dan menampilkan interaksi dalam kelas-kelas tersebut, atribut apa yang dimiliki atau operasi/metode apa yang dimiliki kelas (HM, Jogiyanto, 1999). Berikut class

diagram e-Beasiswa.

Gambar 2. Class Diagram e-Beasiswa

Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa antara satu class dengan class lainnya memiliki relasi. Pada relasi terdapat suatu penanda yang disebut multiplicity. Multiplicity ini akan mengindikasikan berapa banyak obyek dari suatu kelas terelasi ke obyek lain. Misalnya relasi pada class mahasiswa 1 dan pada class matakuliah 1..* artinya adalah satu mahasiswa mengambil satu atau lebih matakuliah. Relasi pada mahasiswa

(6)

B. Implementasi

Sistem e-Beasiswa dibangun menggunakan menggunakan Framework Yii, yakni sebuah perangkat lunak berbasis bahasa pemrograman Hypertext Preprocessing (PHP) dan Database Management System (DBMS) adalah MySQL.

Gambaran umum sistem e-Beasiswa yang dikembangkan dilihat pada gambar dibawah ini. Berikut ditampilkan form registrasi mahasiswa.

Gambar 3. Form Registrasi Mahasiswa

Form registrasi mahasiswa adalah form pengisian biodata mahasiswa penerima beasiswa. Sebelum

menginputkan data-data yang lain, terlebih dahulu user menginputkan biodata yang diri terdiri dari nama lengkap, jenis kelamin, tempat lahir, tanggal lahir, alamat rumah, kota/kabupaten, provinsi, kode pos, agama, suku, kampung, no. KTP, no.paspor, telp, email, nama orang tua, alamat orang tua, telp orang tua dan email orang tua.

Setelah mengisi biodata user dapat menginputkan data-data lainnya, yaitu Tempat Studi (Negara/Kota dan Perguruan Tinggi), Identitas (Agama, Suku, Distrik, Distrik dan Kampung), Akademik (Studi Mahasiswa, Kartu Studi, Jadwal Kuliah, Hasil Studi, Transkrip Nilai), Beasiswa (Keuangan). Setelah data di-inputkan user dapat melihat laporan-laporan yang dikelompokkan berdasarkan Jenis Kelamin, Agama, Suku, Distrik, dan Negara Tempat Studi. Dibawah ini adalah hasil laporan indeks prestasi mahasiswa berdasarkan agama.

Gambar 4. Laporan Indeks Prestasi berdasarkan Agama

Laporan indeks prestasi dapat ditampilkan dalam bentuk statistik grafik maupun ditampilkan dalam bentuk tabel. Gambar tersebut diatas ditampilkan dalam bentuk table.

C. Testing

Sistem yang dirancang ini telah diujicoba yang berfokus pada pengecekan terhadap fungsi yang tidak benar atau tidak ada, pengecekan antar muka (interface errors), struktur data, akses basis data dan performansi (performance errors) menunjukkan bahwa sistem tidak mengalami masalah sehingga siap untuk dilakukan testing ulang oleh pengguna sistem sebelum di implementasikan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Sistem e-Beasiswa yang rancang akan memudahkan pemerintah kabupaten/kota mengelola data mahasiswa (biodata), data akademik (kartu studi, jadwal kuliah, hasil studi) dan biaya pendidikan secara

(7)

online. Pelaporannya berdasarkan kelompok yaitu jenis kelamin, suku, agama, distrik dan kampung. Bertujuan untuk mendukung pengambilan kebijakan yang berkeadilan dan afirmatif. Sistem tersebut sudah diujicoba dan tidak mengalami masalah sehingga siap untuk dilakukan testing ulang oleh pengguna sebelum diimplementasikan.

Kami merasa sistem e-Beasiswa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu secara bertahap akan dilakukan pengembangan lebih lanjut sesuai kebutuhan pengguna. Perlu ditambahkan fungsi pengambilan keputusan secara otomatis, misalnya diatur porsentasi minimum jumlah penerima beasiswa berdasarkan gender, agama, suku, distrik, kampung dan sebagainya, sehingga ketika jumlah penerima beasiswa kelompok tertentu tidak memenuhi batas minimum maka secara otomatis sistem akan merekomendasikan berapa persen yang harus diprioritaskan atau kelompok tertentu rata-rata memiliki prestasi yang kurang maksimal maka sistem merekomendasikan pengembangan SDM dengan pendekatan-pendekatan yang afirmatif.

Daftar Pustaka

Enembe, Lukas (2016). Papua: Antara Uang dan Kewenangan. Semesta Rakyat Merdeka, Jakarta

Nawipa, Latuperissa( 2014). Perancangan dan Implementasi Sistem Informasi Mahasiswa Penerima

Beasiswa Berbasis Web di Yayasan Binterbusih Semarang. Diakses: http://repository.uksw.edu/handle/123456789/8803

Aisyah,Syaifulla (2016). Rancang Bangun Sistem Informasi Beasiswa (Studi Kasus : Kantor Bupati

Kabupaten Siak). Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Informasi , Vol.2, No 2, Agustus 2016

Sitokdana, Tanamaah, Beeh (2012). Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Calon Penerima Beasiswa

Mahasiswa Utusan Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang Berbasis Web. Diakses:

http://repository.uksw.edu/handle/123456789/2926

HM, Jogiyanto(1999). Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek

Aplikasi Bisnis. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta

Wahyono, Teguh, (2004). Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis, Desain dan Implementasi. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Jogiyanto, HM ( 2001). Analisis Perancangan Sistem Informasi. Andi Offset, Yogyakarta. Abdul Kadir (2003).Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.

Sardani (2016). 60. Tahun Jimly Asshiddiqie: Sosok, Kiprah, Dan Pemikiran. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta

Nugroho (2010). Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek Dengan Metode USDP. Yogyakarta: Andi. Jannah, Masrur, Asiyah, 2015. Penerapan Framework Yii dalam Pembangunan Sistem Informasi Asrama

Santri Pondok Pesantren sebagai Media Pencarian Asrama Berbasis Web. Journal of Information

Gambar

Gambar 2. Class Diagram e-Beasiswa
Gambar 3. Form Registrasi Mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait