• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. { 1, 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. { 1, 2"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-LEARNING BERBASIS

WEBSITE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

KELAS VIII B SEMESTER GENAP DI

SMP NEGERI 1 NEGARA

I Pt Budi Yoga Pratama

1

, A. A. Gd Agung

2

, I Dw Kade Tastra

3

1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

{ budiyoga46@yahoo.com, agung2056@yahoo.co.id

1

,

tastradw@yahoo.com

2

}@undiksha.ac.id}

Abstrak

Permasalahan yang dialami oleh siswa kelas VIII B di SMP Negeri 1 Negara dalam mengikuti proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam adalah belum tersedianya sumber bacaan yang relevan dengan materi pelajaran, jam pelajaran yang kurang berimbang terhadap padatnya materi pelajaran, dan keterbatasan media pembelajaran yang menarik dan relevan khususnya materi alat optik. Oleh Karena itu penelitian ini bertujuan menghasilkan media pembelajaran mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) khususnya pada materi alat optik yang layak pakai, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, serta mampu memberikan daya tarik sekaligus dapat memudahkan siswa belajar individual (mandiri).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan model 4D (Define, Design, Develop, Desseminate). Data kualitas produk dikumpulkan dengan pencatatan dokumen, kuesioner, dan tes tertulis. Kemudian data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, kuantitatif, dan statistik inferensial.

Hasil penelitian menunjukan (1) uji ahli isi mata pelajaran IPA berada pada kualifikasi sangat baik (96,6%), (2) uji ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi baik (84%), (3) uji ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi baik (86,6%), (4) uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik (92%), uji kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik (93,83%), uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat baik (93,6%), (5) uji efektivitas menunjukan peningkatan hasil belajar dengan T hitung = 20,97 > T tabel = 2,002. Disimpulkan bahwa dalam penelitian ini telah menghasilkan media pembelajaran pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) yang layak pakai, sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa.

Kata kunci: pengembangan, media pembelajaran, e-learning, website. Abstract

Problems faced by the students of class VIII B in SMP Negeri 1 State in following the process of learning science is the unavailability of source readings relevant to the subject matter, hours of lessons less balanced against the dense subject matter, and the limitations of learning media especially interesting and relevant material optical instrument. By Therefore, this research aims to generate medium of learning science subjects (IPA), particularly on the material optical instruments suitable to be used, in accordance with the needs and characteristics of students, and be able to provide traction as well as to facilitate students learning of individual (independent).

The method used in this research is the development of research methods 4D models (Define, Design, Develop, Desseminate). Data collected product quality using recording documents, questionnaires, and a written test. Then the data were analyzed with descriptive analysis of qualitative, quantitative descriptive and inferential statistics.

(2)

The results showed (1) test the contents of teaching science experts are in excellent qualifications (96.6%), (2) test instructional media specialists are in good qualifications (84%), (3) test instructional design experts are on qualifications good (86.6%), (4) individual trials are in excellent qualifications (92%), a small group of test are in excellent qualifications (93.83%), field trials are in excellent qualifications (93, 6%), (5) the effectiveness of the test showed improvement of learning outcomes with T count = 20.97 > T table = 2.002. Concluded that in this study has produced instructional media on the subjects of natural science (IPA) which is suitable to be used, as needed, and characteristics of students.

Keywords: development, instructional media, e-learning, website.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran. Berbagai masalah dalam proses belajar perlu diselaraskan dan distabilkan agar kondisi belajar tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat diperoleh seoptimal mungkin. Untuk melengkapi komponen belajar dan pembelajaran di sekolah, sudah seharusnya guru memanfaatkan media atau alat bantu yang mampu merangsang pembelajaran secara efektif dan efesien.

Kemajuan teknologi membuat manusia secara sengaja atau tidak sengaja telah dan akan berinteraksi terhadap teknologi. Media elektronika sebagai akibat dari perkembangan teknologi, mendapat tempat dan perhatian yang cukup besar bagi para peserta didik dan besar pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan. Manfaat aktivitas dalam pembelajaran yang disebabkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi adalah agar siswa dapat mencari sendiri dan langsung mengalami proses belajar. Belajar yang dimaksud berupa pembelajaran yang dilaksanakan secara realistik dan kongkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindari terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi ajar yang tidak bervariasi dapat menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Tahapan penting dalam pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi.

Materi pokok menjadi bahan ajar yang lengkap, dimana isi materi harus dipilih dan diatur agar sesuai dengan tujuan pembelajaran adalah tugas guru. Selain itu bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan hal yang penting. Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid. Hal lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Sampai saat ini ada kecendrungan bahwa sumber belajar dititikberatkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan pada learning material atau materi pembelajaran. Ada dua jenis materi pembelajaran, yaitu materi ajar tertulis (written) dan materi ajar yang dimedia-kan (mediated) atau disebut materi ajar cetak (printed material) dan materi ajar non cetak (nonprinted material). Materi ajar non cetak merupakan materi ajar yang dikembangkan untuk memperkaya pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran selain untuk mengisi kekurangan yang timbul akibat masalah budaya membaca, keterbatasan waktu serta untuk menjawab keragaman gaya belajar peserta didik. Dengan demikian pengembangan materi ajar non cetak harus dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan medianya. Dengan kata lain, pemilihan materi yang sesuai dengan media yang ditentukan merupakan langkah awal yang penting, disamping pemaparan yang mudah dicerna, dalam arti menggunakan bahasa yang sederhana, komunikatif dan jelas, mampu melibatkan proses berpikir peserta

(3)

didik, serta memungkinkan peserta didik dapat mencapai tingkat penguasaan secara mandiri.

Universitas Pendidikan Ganesha yang merupakan lembaga pencetak tenaga kependidikan mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan pendidik khususnya dalam bidang perekayasa pembelajaran. Salah satu jurusan di Universitas Pendidikan Ganesha yang khusus memberikan pemahaman tentang perekayasa pembelajaran yaitu Jurusan Teknologi Pendidikan. Tujuan utama pembelajaran yang dirancang di Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha adalah menghasilkan perekayasa (tenaga ahli yang mampu merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengevaluasi) pembelajaran dan guru dalam bidang Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang cerdas dan berdaya saing tinggi (Pedoman Studi FIP Undiksha tahun 2010). Untuk mencapai tujuan tersebut, proses pembelajaran yang berlangsung di Jurusan Teknologi Pendidikan diarahkan untuk membantu dan memfasilitasi berkembangnya potensi yang dimiliki mahasiswa menjadi kemampuan aktual yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran (perekayasa pembelajaran). Proses pembelajaran yang dimaksud, hendaknya dirancang dan dilaksanakan secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Proses pembelajaran sangat mempengaruhi tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.

Saat ini, tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di tingkat sekolah, baik SD, SMP, dan SMA disinyalir masih relatif rendah. Indikator dari penomena ini antara lain adanya keluhan beberapa pengelola pembelajaran (guru) terhadap rendahnya daya serap pembelajaran dalam mengikuti pembelajaran dimana nilai akhir siswa pada beberapa mata pelajaran, khususnya pelajaran IPA belum memuaskan secara merata. Berdasarkan observasi dan wawancara peneliti kepada guru mata pelajaran IPA kelas VIII di SMP Negeri 1 Negara tahun ajaran 2013/2014, ditemukan nilai rata-rata murni (sebelum diadakan remedial) pada pelajaran IPA khususnya

kelas VIII masih belum memuaskan yaitu 70 (daftar nilai kelas VIII B semester I tahun 2013/2014), bahkan kurang dari standar nilai ketuntasan untuk mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Negara yaitu 78. Rendahnya nilai rata-rata siswa dikarenakan proses pembelajaran yang kurang berkualitas. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas proses pembelajaran mata pelajaran IPA khususnya kelas VIII B antara lain; belum tersedianya sumber bacaan yang relevan dengan materi pelajaran IPA, jam pelajaran yang kurang berimbang terhadap padatnya materi mata pelajaran, dan keterbatasan media pembelajaran yang menarik dan relevan pada mata pelajaran IPA serta kurangnya pemanfaatan fasilitas jaringan internet yang sudah ada dalam menunjang proses pembelajaran khusunya pada mata pelajaran IPA.

Sejalan dengan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan akan diberlakukannya Kurikulum 2013, materi pelajaran yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka peran guru sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Ketika peserta didik sudah mulai mengenal multimedia yang canggih yaitu komputer berikut jaringannya maka menjadi keniscayaan bagi guru agar mau dan mampu memanfaatkan multimedia dalam pembelajaran. Saat ini, Kemendikbud telah mengembangkan pembelajaran melalui internet. Untuk mendukung proses pembelajaran ini, Kemendikbud membangun backbone Jejaring Pendidikan Nasional atau popular dengan istilah Jardiknas. Selain menyiapkan pembelajaran melalui internet, Jardiknas juga disiapkan sebagai jalur komunikasi dan pertukaran informasi antar lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. Sekolah-sekolah yang telah terhubung dengan internet bisa memanfaatkan konten materi pelajaran Jardiknas untuk membantu pelajaran di sekolah maupun di rumah. Oleh karena Jardiknas menggunakan basis koneksi internet dan intranet, konten itu bisa diakses siswa dimana pun, dan kapan pun. Sayangnya, konten yang tersedia di Jejaring Pendidikan Nasional belum memadai.

(4)

Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk merancang materi pembelajaran IPA. Materi dirancang dan dikembangkan dengan cara memodifikasi materi yang telah ada, dimana alternatif ini merupakan prosedur yang lebih efisien, kreatif, dan menantang daripada merancang sendiri materi pembelajaran yang akan menghabiskan waktu dan biaya atau hanya menggunakan materi yang disediakan oleh sekolah. Agar materi tersebut menarik sehingga memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri, maka materi dikembangkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan menempatkannya pada media website yang terkoneksi dengan internet yang mana manfaat media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dalam proses pembelajaran.

“Website merupakan sebuah media

penyebaran informasi melalui internet” (Masruri, 2013:2), yakni suatu bentuk aplikasi yang dibuat untuk memudahkan

user dalam mempublikasikan informasi

yang dimilikinya melalui tulisan-tulisan yang dimuat dalam sebuah unggahan mempunyai potensi dikembangkan sebagai media pembelajaran. Setidaknya artikel dalam website tersebut bisa memperkaya bahan ajar di luar proses belajar mengajar secara tatap muka. Selain itu, melalui

website, materi bisa tersaji lebih menarik,

Sebab website bisa dilengkapi dengan grafis, ilustrasi/gambar/foto, video, dan lain-lain. Dengan adanya website yang bisa diakses kapan dan dimana saja, proses pembelajaran siswa menjadi tidak terbatas pada jam belajar efektif yang tersedia di sekolah, mereka dapat menggunakan fasilitas warnet (bagi yang belum memiliki komputer terkoneksi internet), sehingga pembelajaran menjadi tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Peneliti memilih mata pelajaran IPA di kelas VIII pada penelitian ini, karena materinya membahas mengenai alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang tidak cukup dipelajari hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru atau dengan praktek pada saat jam pelajaran berlangsung, melainkan siswa harus mengembangkan pengetahuannya dengan banyak membaca

di luar jam pelajaran, dan dapat menggunakan sumber yang relevan atau

download materi di website yang

menyediakan sumber belajar IPA. Di SMP Negeri 1 Negara mempunyai laboratorium (LAB) komputer yang dilengkapi dengan fasilitas internet yang dapat digunakan oleh siswa pada saat jam pelajaran berlangsung maupun saat istirahat. Sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis website pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam semester II di kelas VIII B SMP Negeri 1 Negara.

METODE

Model penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Pengembangan yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran

e-learning berbasis website pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah model pengembangan produk 4D.

Model ini terdiri dari empat tahap pengembangan, menurut (Trianto, 2007:65) tahap pengembangan dengan menggunakan model 4D yaitu ”Define,

Design, Develop, dan Desseminate

Pada tahap define peneliti menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Pada tahap

design peneliti menyiapkan prototype

perangkat pembelajaran. Pada tahap

develop peneliti menghasilkan perangkat

pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan dari para pakar/ahli. Pada tahap dessiminate merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas.

Pada tahap define peneliti menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya.

Pada penelitian pengembangan ini, produk yang akan dikembangkan berupa

e-learning berbasis website dengan materi

(5)

analisis kurikulum di SMP Negeri 1 Negara, maka dapat diidentifikasi kompetensi dasar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam

(IPA) kelas VIII semester genap adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Kompetensi Media Pembelajaran e-learning berbasis website

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

6.4 Mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tahap design peneliti menyiapkan prototype perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (1) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat ukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah proses pembelajaran, (2) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (3) Pemilihan forma media. Dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah dikembangkan.

Pada tahap develop ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi: (1) validasi produk oleh para pakar diikuti dengan revisi, (2) simulasi, yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pelajaran, dan (3) uji coba terbatas perseorangan, kelompok kecil dan uji coba lebih lanjut (lapangan). Validasi produk dipaparkan lebih lanjut pada sub judul ”Validasi Produk”.

Tahap ini merupakan tahap penggunaan produk yang telah

dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam proses pembelajaran. Tahap ini akan digunakan pada proses efektivitas produk. Lebih lanjut, efektivitas produk dijelaskan pada sub judul “Efektivitas Produk”.

Hasil dari pengembangan produk ini diuji tingkat validitas dan efektivitasnya. Tingkat validitas media pembelajaran diketahui melalui hasil analisis dari: (1) validasi oleh ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran dan ahli media pembelajaran, (2) uji coba yang dilakukan meliputi uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Serta tingkat efektivitas media diketahui melalui hasil analisis dari uji efektivitas penggunaan media. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan digunakan untuk memperbaiki/revisi produk yang dikembangkan. Dengan proses uji coba produk seperti ini, diharapkan kualitas media yang dikembangkan menjadi lebih baik.

Adapun tahapan yang harus dilalui dalam melakukan validasi media yakni.

(6)

Gambar 1. Desain Uji Coba Pengembangan Produk (Diadaptasi dari Santyasa, 2009) Pada penelitian pengembangan

produk multimedia pembelajaran interaktif ini menggunakan tiga metode dalam pengumpulan data, yaitu pencatatan dokumen, kuesioner dan tes.

Metode pencatatan dokumen merupakan cara memperoleh data dengan cara mengumpulkan segala macam dokumen dan melakukan pencatatan secara sistematis. Metode ini digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data serta mendeskripsikan laporan desain perkembangan produk media pembelajaran

e-learning berbasis website. Pencatatan

dokumen ini dimulai pada tahap analisis di SMP Negeri 1 Negara. Dokumen yang dikumpulkan adalah rekapan nilai KKM siswa kelas VIII B untuk mata pelajaran IPA, silabus, buku paket serta LKS yang dipakai dalam proses pembelajaran dan catatan hasil wawancara serta observasi yang dilakukan.

Metode kuesioner merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan mengirimkan suatu daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden/subyek penelitian. Kuesioner ini digunakan pada tahap evaluasi mengukur kelayakan/validasi produk yang telah dibuat

baik itu pada tahap review dari para ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan siswa saat uji coba perorangan, kelompok kecil dan lapangan.

Metode tes tertulis merupakan cara untuk mengetahui pengetahuan, ketrampilan, intelegensi atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa dengan menggunakan serentetan pertanyaan atau latihan. Tujuan dari metode tes tertulis ini untuk mengetahui mengetahui efektivitas penggunaan produk media pembelajaran

e-learning berbasis website terhadap peningkatan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII B. Metode tes tertulis ini dilakukan pada tahap evaluasi yang akan dilakukan dengan cara pretest dan posttest untuk mengukur pengetahuan siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dengan menggunakan soal-soal pilihan ganda.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan terdapat tiga instrument yakni.

Laporan pencatatan dokumen dalam bentuk atau format perkembangan produk, digunakan untuk mengumpulkan data hasil

RESPONDEN UJI COBA Ahli Isi 1) Ahli Media 2) Ahli Desain 1) 3 orang siswa 2) 12 orang siswa 30 orang siswa LANGKAH-LANGKAH DRAFT I INSTRUMEN PENELITIAN

Angket Ahli Isi

ANALISIS & REVISI I

DRAFT II 1) Angket Ahli Media

2) Angket Ahli Desain

ANALISIS & REVISI II

DRAFT III

1) Angket Uji Coba Perorangan 2) Angket Uji Coba

kelompok kecil

ANALISIS & REVISI III

DRAFT IV Angket uji coba lapangan

ANALISIS & REVISI IV

PRODUK AKHIR (VALID)

Produk Akhir (Valid)

“Media Pembelajaran E-Learning berbasis website”

(7)

pengembangan produk mulai dari tahap analisis hingga desain.

Lembar kuesioner (angket), digunakan untuk mengumpulkan data hasil

review dari ahli isi bidang studi atau mata

pelajaran, ahli desain dan ahli media pembelajaran, siswa saat uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan.

Soal-soal tes tipe pilihan ganda, digunakan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran

e-learning berbasis website. Tujuan

mengumpulkan data nilai siswa, agar dapat mengetahui tingkat efektivitas penggunaan produk media pembelajaran e-learning berbasis website terhadap peningkatan hasil belajar yang dilakukan dengan cara menggunakan uji-t untuk sampel berkorelasi.

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan juga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, analisis

deskriptif kuantitatif dan analisis statistik Inferensial.

Teknik analisis deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mengolah data hasil uji coba ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, dan uji coba siswa. Teknik analisis data ini dilakukan dengan mengelompokkan informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik, dan saran perbaikan yang terdapat pada angket dan hasil wawancara. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk pengembangan.

Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah:

∑ (Jawaban x bobot tiap pilihan) n x bobot tertinggi

Keterangan: ∑ : jumlah

n : jumlah seluruh item angket

Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan subyek digunakan rumus:

Persentase = F : N

Keterangan: F = jumlah persentase keseluruhan subyek N = banyak subyek

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan sebagai berikut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk media pembelajaran yang inovatif berupa media pembelajaran

e-learning berbasis website pada mata

pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas VIII di SMP Negeri 1 Negara. Pengembangan media pembelajaran ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu analisis kebutuhan, desain pembelajaran, produksi media pembelajaran, validasi, uji coba lapangan, uji efektivitas dan hasil analisis data dapat diketahui kualitas media pembelajaran yang dikembangkan termasuk sangat baik. Deskripsi desain pengembangan produk media pembelajaran e-learning berbasis

website Berdasarkan hasil penelitian pengembangan, desain pengembangan produk yang dilakukan pada media pembelajran e-learning berbasis website yakni dengan menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan. Kemudian tahap lanjutan dalam desain pengembangan produk adalah menyiapkan prototype perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari tiga langkah yaitu, (1) penyusunan flowchart dan storyboard. Pada tahap ini flowchart dan storyboard disusun untuk lebih memudahkan proses pengerjaan dari media pembelajran yang akan dibuat yakni berupa media pembelajaran e-learning berbasis website, (2) pemilihan media yang sesuai tujuan. Pemilihan jenis media berguna untuk meningkatkan daya guna dari media yang dibuat agar sesuai dengan kebutuhan siswa dan ketertarikan siswa

x 100% Presentase =

(8)

terhadap sebuah media pembelajaran. Dari hasil observasi yang dilakukan, siswa lebih tertarik dengan jenis media pembelajaran visual e-learning sehingga pengembang memutuskan untuk membuat media pembelajaran visual e-learning untuk menyampaikan materi pelajaran, (3) Pemilihan format media. Pemilihan format media dilakukan untuk dapat menyesuaikan antara materi dan jenis media yang akan digunakan agar materi dapat terserap atau dipahami secara mendalam oleh siswa. Dari hasil kajian format media yang sudah ada, pengembang memutuskan untuk menggunakan format media website.

Hasil uji validasi pengembangan produk media pembelajaran e-learning berbasis website Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran, terungkap bahwa penilaian guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) terhadap komponen-komponen media pembelajaran ini tersebar pada skor 4 (baik), dan skor 5 (sangat baik). Kualitas aspek materi kriteria sangat baik dengan persentase 96,6% yang meliputi: (a) kejelasan tujuan, (b) kesesuaian tujuan dengan materi, (c) kejelasan penyajian materi, (d) kesesuaian isi materi, (e) kelengkapan materi, (f) kesesuaian evaluasi dan tujuan. Media pembelajaran ini termasuk kriteria sangat baik karena media yang dikembangkan sudah baik dan dapat memotivasi minat siswa dalam proses pembelajaran dan siswapun sangat merespon materi yang disampaikan. Dengan demikian media tersebut memberi kontribusi yang cukup besar dan hasil yang lebih maksimal dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Atas dasar penilaian dari ahli isi, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan layak dipergunakan untuk siswa dalam membantu pemahaman materi alat optik.

Berdasarkan hasil penilain dari ahli media pembelajaran, terungkap bahwa sebagian besar penilaian tersebar pada skor 4 (baik) dan skor 5 (sangat baik). Kualitas aspek media termasuk kriteria baik dengan persentase 84% yang meliputi : (a) ketepatan pemilihan standar kompetensi

dengan jenis media, (b) ketepatan pemilihan kompetensi dasar dengan jenis media, (c) ketepatan pemilihan gambar, (d) kemenarikan, (e) kualitas teks yang digunakan, (f) ketepatan penyajian, (g) kejelasan informasi, (h) kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia, (i) ketepatan penempatan gambar dan, (j) kualitas teks (jenis dan ukuan).

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli desain pembelajaran kualitas aspek desain termasuk kriteria baik dengan persentase 86,6%, yang meliputi : (a) kesesuaian dengan SK, KD, (b) ketepatan penggunaan desain/rancangan penyajian materi, (c) kejelasan identitas mata pelajaran, (d) kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, (e) kedalaman materi, (f) kejelasan uraian materi, pembahasan, dan contoh, (g) kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran, (h) penggunaan bahasa yang komunikatif, (i) dapat digunakan dengan mudah, (j) isi e-learning secara keseluruhan dapat menarik siswa untuk belajar, (k) keterkaitan dengan kehidupan nyata, (l) terdapat tutorial bagaimana menggunakan e-learning.

Media pembelajaran ini dikatakan baik karena media pembelajaran memiliki topik yang jelas, yaitu materi alat optik dan media pembelajaran mempunyai pendekatan pembelajaran sesuai dengan kegiatan belajar yang telah dirancang. Pengguna dapat mempelajari materi saja atau berlatih soal saja. Media pembelajaran juga dilengkapi dengan petunjuk penggunaan, SK, KD, indikator dan tujuan pembelajaran. Atas dasar penilaian ini, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan layak dipakai sebagai fasilitas belajar di kelas.

Berdasarkan hasil penilain uji perorangan, terungkap bahwa sebagian besar penilaian tersebar pada skor 4 (baik) dan skor 5 (sangat baik). Kualitas media dinilai dengan memperhatikan aspek yang meliputi : (a) kemenarikan tampilan fisik, (b) kejelasan paparan materi, (c) kualitas teks yang digunakan, (d) kemudahan menggunakan e-learning, (e) kemudahan dalam navigasi, tidak ada koneksi yang putus, (f) kesesuaian gambar dengan teks, (g) kejelasan infomasi, (h) tampilan terorganisasi dan konsisten, (i) latihan atau

(9)

evaluasi mudah di mengerti siswa, (j) kejelasan teknik evaluasi.

Tanggapan dari siswa dalam uji perorangan tentang media pembelajaran

e-learning berbasis website termasuk kriteria

sangat baik dengan persentase tingkat pencapaian 92%.

Berdasarkan hasil penilain uji kelompok keci, terungkap bahwa sebagian besar penilaian tersebar pada skor 4 (baik) dan skor 5 (sangat baik). Kualitas media dinilai dengan memperhatikan aspek yang meliputi : (a) kemenarikan tampilan fisik, (b) kejelasan paparan materi, (c) kualitas teks yang digunakan, (d) kemudahan menggunakan e-learning, (e) kemudahan dalam navigasi, tidak ada koneksi yang putus, (f) kesesuaian gambar dengan teks, (g) kejelasan infomasi, (h) tampilan terorganisasi dan konsisten, (i) latihan atau evaluasi mudah di mengerti siswa, (j) kejelasan teknik evaluasi.

Tanggapan dari siswa dalam uji kelompok kecil tentang media pembelajaran

e-learning berbasis website termasuk kriteria sangat baik dengan persentase tingkat pencapaian 93,83%.

Berdasarkan hasil penilain uji lapangan, terungkap bahwa sebagian besar penilaian tersebar pada skor 4 (baik) dan skor 5 (sangat baik). Kualitas media dinilai dengan memperhatikan aspek yang meliputi : (a) kemenarikan tampilan fisik, (b) kejelasan paparan materi, (c) kualitas teks yang digunakan, (d) kemudahan menggunakan e-learning, (e) kemudahan dalam navigasi, tidak ada koneksi yang putus, (f) kesesuaian gambar dengan teks, (g) kejelasan infomasi, (h) tampilan terorganisasi dan konsisten, (i) latihan atau evaluasi mudah di mengerti siswa, (j) kejelasan teknik evaluasi.

Tanggapan dari siswa dalam uji lapangan tentang media pembelajaran

e-learning berbasis website termasuk kriteria

sangat baik dengan persentase tingkat pencapaian 93,6%.

Efektivitas penggunaan produk media pembelajaran e-learning berbasis

website Berdasarkan hasil uji efektivitas

penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis website didapatkan bahwa pengembangan media pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa

sebesar 17,16% pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam khususnya materi alat optik.

Dengan demikian dari hasil uji efektivitas, hipotesis H0 ditolak dan H1

diterima. Ini berarti, ada perbedaan yang signifikan (5%) antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran. Kesimpulan: penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis

website berpengaruh terhadap peningkatan

hasil belajar ilmu pengetahuan alam (IPA) materi alat optik. Atas dasar penilaian ini, maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan layak dipakai sebagai fasilitas belajar dikelas.

Memperhatikan aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan termasuk kriteria sangat baik. Dari kegiatan uji coba yang telah dilaksanakan tampak sekali bahwa siswa sangat antusias belajar dan materi pelajaran mudah ditelaah dengan media yang telah dikembangkan tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV. Penelitian ini telah mengasilkan sebuah produk pengembangan media pembelajaran inovatif berupa media pembelajaran e-learning berbasis website pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas VIII B semester genap di SMP Negeri 1 Negara yang layak pakai. Adapun simpulan dari masing-masing tujuan diadakannya penelitian yakni.

Desain pengembangan produk dilakukan dengan beberapa tahapan. (1) analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan, (2) menyiapkan prototype perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari tiga langkah yaitu, (a) penyusunan tes acuan, tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran. Tes ini merupakan suatu alat ukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah proses pembelajaran, (b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (c) Pemilihan format media.

Berdasarkan hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran, terungkap bahwa

(10)

penilaian guru mata pelajaran IPA terhadap komponen-komponen media pembelajaran ini tersebar pada skor 4 (baik), dan skor 5 (sangat baik). Kualitas aspek materi kriteria sangat baik dengan persentase 96,6%. Berdasarkan hasil penilain dari ahli media pembelajaran, terungkap bahwa sebagian besar penilaian tersebar pada skor 4 (baik) dan skor 5 (sangat baik). Kualitas aspek media termasuk kriteria baik dengan persentase 84%. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli desain pembelajaran kualitas aspek desain termasuk kriteria baik dengan persentase 86,6%.

Tanggapan dari siswa dalam uji perorangan tentang media pembelajaran

e-learning berbasis website termasuk kriteria

sangat baik dengan persentase tingkat pencapaian 92%. Tanggapan dari siswa dalam uji kelompok kecil tentang media pembelajaran e-learning berbasis website termasuk kriteria sangat baik dengan persentase tingkat pencapaian 93,83%. Tanggapan dari siswa dalam uji lapangan tentang media pembelajaran e-learning berbasis website termasuk kriteria sangat baik dengan persentase tingkat pencapaian 93,6%.

Berdasarkan hasil uji efektivitas penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis website didapatkan bahwa pengembangan media pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 17,16% pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam khususnya materi alat optik.

Dengan demikian dari hasil uji efektivitas, hipotesis H0 ditolak dan H1

diterima. Ini berarti, ada perbedaan yang signifikan (5%) antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis website berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan alam (IPA) materi alat optik

Saran-saran yang disampaikan berkaitan dengan media pembelajaran

e-learning berbasis website pada mata

pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas VIII B semester genap di SMP Negeri 1 Negara sebagai berikut. (1) Saran pemanfaatan untuk media pembelajaran ini adalah Berdasarkan adanya beberapa

keterbatasan yang dimiliki oleh media pembelajaran ini, maka dalam pemanfaatan media ini hendaknya didukung oleh sumber belajar lain yang relevan, sehingga tidak dijadikan satu-satunya sumber belajar oleh siswa. Selain itu untuk dapat memudahkan guru dalam mengelola proses pembelajaran dengan mengggunakian media ini harus disertai dengan kemampaun penggunaan komputer yang baik. Serta bagi sekolah yang menggunakan media pembelajaran

e-learning berbasis website ini agar dapat

memfasilitasi sekolah dengan jaringan internet yang optimal

, (2) saran diseminasi untuk media pembelajaran e-learning berbasis website ini adalah media pembelajaran ini yang berupa media pembelajaran e-learning berbasis website dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa SMP Negeri 1 Negara kelas VIII, sehingga bila digunakan pada siswa lain atau bila ditemukan kesalahan atau kekurang sempurnaan yang perlu diperbaiki, maka direvisi seperlunya, (3) saran pengembangan produk lebih lanjut kepada pengguna media. Perlu ditekankan bahwa pengembangan ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi seluruh permasalahan dalam proses pembelajaran siswa. Masalah lain seperti minimnya sumber bacaan yang relevan dengan materi pelajaran, jam pelajaran yang tidak seimbang dengan materi pelajaran, tenaga pengajar yang tidak perkompeten, jumlah siswa yang terlalu banyak, dan masih kurangnya sarana elektronik pendukung lainnya perlu juga dicarikan solusi pemecahan dengan melakukan berbagai upaya yang representative. Produk pengembangan ini sebaiknya dikembangkan lebih lanjut pada materi-materi lain, sehingga proses pembelajaran yang diinginkan dapat terwujud.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada orang tua serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian artikel ini.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha. Masruri, Muhammad Hilmi. 2013.

Mebangun website Super Canggih dengan Joomla 3. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Rusman. 2012. Model-Model

Pembelajaran. Bandung: PT

Rajagrafindo Persada.

Sadiman, dkk. 2002. Media pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Santyasa, I Wayan. 2009. Metode

Penelitian Pengembangan dan Teori

Pengembangan Modul. Makalah

disajikan dalam Workshop Media Pembelajaran bagi Guru-guru SMA Negeri Banjar Angkan. Universitas Pendidikan Ganesha. Klungkung 10 Januari 2007.

Tegeh, I Made & I Made Kirna. 2010.

Metode Pengembangan Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha.

Trianto. 2007. Model Pembelajran Terpadu

dalam Teori dan Praktek.

Gambar

Tabel 1. Kompetensi Media Pembelajaran e-learning berbasis website  Standar Kompetensi  Kompetensi Dasar
Gambar 1. Desain Uji Coba Pengembangan Produk (Diadaptasi dari Santyasa, 2009)  Pada  penelitian  pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah spesies/jenis lamun, mengetahui kerapatan dan tutupan lamun, dan mengetahui nilai biomassa dan estimasi simpanan

Tim Penilai Pusat bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi rehabilitasi pada Badan Narkotika Nasional untuk Angka Kredit Konselor Adiksi Ahli Madya di

Pendekatan yang dikemukakan ole Edward III mempunyai empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan, yaitu (1) komunikasi, (2)

Seringkali yang terjadi dalam penyaluran komunikasi adalah adanya salah pengertian (miskomunikasi), hal tersebut disebabkan karena komunikasi telah melalui

Koefisien determinasi (Adjusted R²) sebesar 0.593, hal ini berarti 59.3% konsumen Mahasiswa Fakultas Unnes yang menggunakan notebook Acer di pengaruhi oleh harga dan

Zina dalam pengertian istilah adalah hubungan jelamin di antara seorang laki-laki dan perempuan yang satu sama lain tidak terikat dalam hubungan perkawinan 39. Para fuqaha

Berbanding terbalik dengan hal tersebut, rata-rata waktu paling lama yang dibutuhkan adalah 135,6 second yaitu waktu yang diperoleh ketika variasi ketinggian pompa 3,5 meter

Media dakwah merupakan salah satu unsur yang terdapat proses dakwah. Proses dakwah tidak ada bedanya dengan proses komunikasi karena dalam prosesnya dakwah juga