• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH LINUX BOOTING PROSES SISTEM OPERASI. Dosen Pengampu : Syaiful Ahdan, S.Kom.,M.T. Disusun Oleh : LENY MEILISA Npm :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH LINUX BOOTING PROSES SISTEM OPERASI. Dosen Pengampu : Syaiful Ahdan, S.Kom.,M.T. Disusun Oleh : LENY MEILISA Npm :"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

LINUX BOOTING PROSES

SISTEM OPERASI

Dosen Pengampu : Syaiful Ahdan, S.Kom.,M.T.

Disusun Oleh :

LENY MEILISA Npm :19313039

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA

2020

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Linux Booting Proses ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Praktikum pada mata kuliah Sistem Operasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Management Proses bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syaiful Ahdan, S.Kom.,M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Operasi ini yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung,3 Mei 2020

Penulis

Leny Meilisa Npm: 19313039

(3)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Tujuan Penulisan ... 1 1.3 Rumusan Masalah ... 1 1.4 Batasan Masalah ... 1

BAB II STARTUP & SHUTDOWN 2.1 Dasar Teori ... 2

2.1.1 StartUp ... 2

2.1.2 Shutdown ... 6

BAB III PERKEMBANGAN BOOT LOADER 3.1 Boot Loader ... 8

3.1.1 Linux Loader (LILO) ... 9

3.1.2 Grand Unified Boot Loader (GRUP) ...11

KESIMPULAN ...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sebagai pengguna Linux, mungkin sebagian besar dari kita tidak perduli dengan apa yang terjadi ketika booting Linux berlangsung. Dengan hanya menekan tombol power proses Booting sebenarnya sudah berjalan, di dalam booting kita bisa melihat tentang sistem Linux yang kita gunakan, bisa mengubah password, backup dan restore database, dan lain sebagainya.

Melihat kasus diatas tersebut perlu dilakukan beberapa langkah untuk mencapai tujuan tertentu, nah disinilah akan dijelaskan bagaimana sebenarnya Proses Boot Loader itu serta apa itu sebenarnya Startup dan Shutdown pada Linux terlebih pada CentOS 6.

1.2 Tujuan Penulisan

 Untuk memenuhi salah satu tugas mingguan pada mata kuliah Perangkat Lunak Jaringan Dasar

 Mengetahui proses Startup & Shutdown pada CentOS 6

 Melihat perkembangan Boot Loader dalam Linux terkhusus nya CentOS 6 1.3 Rumusan Masalah

 Buatlah Proses Startup & Shutdown pada CentOS 6?

 Jelaskan Perkembangan Boot Loader pada Linux? 1.4 Batasan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, penulisan di batasi hanya sampai permasalahan proses Boot Loader yang terdapat pada Linux dan merupakan inti daripada penulisan ini.

(5)

BAB II

STARTUP & SHUTDOWN 2.1 Dasar Teori

Selama proses booting, Linux akan memanggil sebuah loader yang disebut dengan LILO (belakangan juga muncul loader bernama GRUB), yang kemudian akan memanggil sebuah program yang bernama dengan init. Program init inilah yang kemudian akan memeriksa file-file inisialisasi sistem, lokasi file-file tersebut berada, dan menjalankan Linux sesuai dengan default run level yang digunakan.

2.1.1 StartUp

Proses starup dimulai ketika sistem sudah memanggil LILO dan proses booting sudah diserahkan pada sebuah program induk yang disebut dengan init. Pada hampir kebanyakan distribusi Linux, proses startup mengikuti aturan-aturan seperti berikut : Eksekusi LILO

o LILO Memuat secondary loader pada /boot/chain.b

o /boot/chain.b menjalankan Kernel Linux. Sampai pada bagian ini, seorang pengguna akan melihat tampilan pesan pada layar seperti menjalankan daemon, memerika integritas perangkat keras, dan sebagainya.

o Kernel menyerahkan tugasnya kepada init. Init menjalankan berbagai program di belakang layar yang dibutuhkan oleh seorang user untuk login ke dala sistem.

o Init memanggil program yang digunakan untuk login.

(6)

Proses Startup pada tiap Distribusi Setelah init mengambil alih tugas booting sistem dari LILO atau GRUB, init akan menjalankan sistem sesuai dengan default run level yang digunakan. Pada beberapa distribusi, penanganan run level ini berbeda satu dengan lainnya. Run Level pada Linux :

A. 0 Halt

Run Level 0 : /etc/rc.d/rc0.d

Seperti yang anda lihat diatas, run level 0 akan menjalankan sekumpulan script yang digunakan untuk shutdown. Script pada run level ini akan menjalankan proses seperti berikut :

- Mematikan semua proses yang sedang berjalan. - Mematikan file virtual memory yang di swap.

- Melakukan proses unmounting swap dan filesistem yang di mount.

B. 1 Single user mode

Run Level 1: /etc/rc.d/rc1.d

Run Level 1 merupakan single user mode, atau merupakan mode untuk melakukan administrasi, run level ini digunakan seorang sistem administrator untuk melakukan perawatan software. Langkah – langkah nya adalah :

1. Reboot komputer Anda.

2. Pada menu Grub tekan tombol "e" pada CentOS 3. Pada baris "kernel" tekan tombol "e"

4. Tekan spasi di akhir baris tuliskan angka "1" atau "single" lalu Enter 5. Tekan "b" pada menu GRUB

6. Setelah masuk single user Anda dapat memodifikasi sistem Anda.

(7)

C. 2 Multi user, tidak ada NFS Run Level 2: /etc/rc.d/rc2.d

Runlevel 2 merupakan multiuser mode. Pada run level ini fungsi untuk networking bisa dijalankan kecuali untuk network file system (NFS). Pilihan ini berguna jika anda hanya menjalankan komputer PC anda untuk stand alone.

D. 3 Full multiuser mode

Run Level 3: /etc/rc.d/rc3.d

Runlevel 3 merupakan default run level yang ada pada file /etc/inittab. Untuk distribusi keluaran akhir seperti redhat 7.0 menggunakan runlevel 5 sebagai defaultnya.

E. 4 Unused (tidak digunakan) Run Level 4: /etc/rc.d/rc4.d

Runlevel 4 digunakan sebagai run level yang bisa anda seting kembali untuk menjalankan run level anda sendiri. Dengan demikian anda bisa membuat run level dengan meletakkan file-file yang ingin anda gunakan atau tidak anda gunakan dengan cara membuat file-file yang memiliki simbolik link ke direktori atau file lain yang telah anda pilih.

F. 5 X11

Run Level 5: /etc/rc.d/rc5.d

Run level 5 digunakan untuk menjalankan aplikasi pada X window. Pada run level ini banyak servis networking yang juga diaktifkan.

(8)

G. 6 Reboot

Run Level 6: /etc/rc.d/rc1.d

Run level 6 digunakan untuk reboot sistem. Isi dari direktori pada level ini merupakan link yang sama dengan runlevel 0, akan tetapi pada script yang yang digunakan untuk mematikan sistem diganti dengan script yang digunakan untuk mereboot komputer.

Struktur program init terdiri atas direktori seperti berikut ini :

init.d | rc0.d | rc1.d | rc2.d | rc3.d | rc4.d | rc5.d | rc6.d

Tiap-tiap nomor dalam nama direktori memiliki hubungan dengan tiap run level di atas. Tiap direktori berisikan shell script yang berguna untuk menjalankan atau menghentikan servis yang dibutuhkan pada setiap run level. Nama file pada setiap script shell pada masing-masing direktori dimulai dengan huruf S atau K. Huruf S berarti start (Menjalankan proses) dan K berarti Kill (mematikan proses).

K00linuxconf@ | K15numlock@ | K60atd@ | K80random@ | K97sound@ K05keytable@ | K20kheader@ | K60crond@ | K92anacron@ | K99syslog@ K10xfs@ | K30usb@ | K65identd@ | K95harddrake@ | S00killall@ K11drakfont@ | K44rawdevices@ | K75netfs@ | K95kudzu@ | S01halt@

Setiap script hanya bisa menerima perintah yang berasal dari init untuk dijalankan (start) atau berhenti (stop), sebagai contoh jika anda

menjalankan perintah untuk menghentikan servis buat sound, maka pada konsol anda ketikkan perintah sebagai berikut :

/etc/rc.d/init.d/sound start

(9)

atau anda hendak menghentikan lakukan seperti berikut ini : servis tersebut, yang harus anda

/etc/rc.d/init.d/sound stop

2.1.2 Shutdown

Berikut ini adalah file-file yang digunakan ketika proses mematikan komputer berjalan. K00linuxconf -> ../init.d/linuxconf* K05keytable -> ../init.d/keytable* K10xfs -> ../init.d/xfs* K11drakfont -> ../init.d/drakfont* K15numlock -> ../init.d/numlock* K20kheader -> ../init.d/kheader* K30usb -> ../init.d/usb* K44rawdevices -> ../init.d/rawdevices* K60atd -> ../init.d/atd* K60crond -> ../init.d/crond* K65identd -> ../init.d/identd* K75netfs -> ../init.d/netfs* K80random -> ../init.d/random* K92anacron -> ../init.d/anacron* K95harddrake -> ../init.d/harddrake* K95kudzu -> ../init.d/kudzu* K97sound -> ../init.d/sound* K99syslog -> ../init.d/syslog* S00killall -> ../init.d/killall* S01halt -> ../init.d/halt 6

(10)

Direkomendasikan cara shutdown server CentOS dengan memakai perintah “shutdown -h now”. Perintah tersebut akan men-shutdown sistem untuk berhenti dan umumnya perintah ini bisa dipakai untuk me-remote shutdown. Shutdown dengan parameter -h adalah untuk halt (berhenti) sedangkan parameter -r untuk reboot.

1 shutdown -h now

Jika Anda ingin men-shutdown server sebelum hitungan detik tertentu, Anda bisa memakai perintah berikut:

1 shutdown -t3 -h now

-t3 di atas menunjukkan bahwa proses shutdown akan mulai dijalankan setelah 3 detik.

(11)

BAB III

PERKEMBANGAN BOOT LOADER 3.1 Boot Loader

Menurut Saya Bootloader adalah Sebuah program kecil dalam komputer yang dipakai untuk mengenali Sistem Operasi yang ada di pada pemroses. Ketika komputer dinyalakan yang terjadi adalah proses booting, salah satu hal yang terjadi adalah boot loader mengenali adanya Sistem Operasi dan membawanya ke dalam memori RAM. Tanpa adanya boot loader, Sistem Operasi tidak dapat digunakan, karena didalam memori RAM tidak ada sistem operasi. Semua Sistem Operasi rata-rata disimpan di dalam harddisk. Pada bab ini Bootloader di Linux yang paling umum adalah LILO atau GRUB, dan seperti yang sudah kita ketahui bawa Windows memiliki NTLDR sebagai boot loadernya.

Bootloader atau boot manager merupakan sebuah aplikasi yang terdapat hampir di seluruh sistem operasi termasuk linux. Boot manager ini digunakan untuk multiple boot. Dengan boot manager, kita bisa mengatur proses booting. Bila kita menginginkan OS yang kita gunakan dibaca oleh BIOS tanpa menggunakan Disk Boot maka kita memerlukan Boot Loader program yang terinstall pada MBR ( Master Boot Record ). Boot loader program bertugas untuk membaca kernel yang ada di dalam suatu sistem operasi serta memberi kendali terhadap jalannya sistem pada kernel. Kernel akan dapat melakukan inisiasi pada sistem serta mengendalikannya. Sebagai contoh, saat kita ingin menggunakan 2 sistem operasi pada satu komputer, misal ingin menginstall ubuntu dimana kita telah menginstall windows vista di komputer. Apabila ubuntu telah terinstall di hardisk maka secara otomatis ubuntu akan mengeluarkan pilihan booting untuk multiple boot. Secara singkat, boot loader adalah program software pertama yang berjalan ketika komputer dimulai.

(12)

3.2 Linux Loader (LILO)

Lilo (Linux Loader), adalah Boot Loader yang terdapat pada sistem operasi GNU/Linux Red Hat dan Slackware. Biasanya lilo sering diset sesuai kebutuhan penggunanya. Banyak menu konfigurasi yang disediakan oleh lilo, dan lilo juga dapat diinstall dan diuninstall.

LILO tidak bergantung pada sistem file tertentu, dan dapat boot sistem operasi dari disket dan hard disk. Berbagai parameter, dapat diatur secara independen untuk kernel masing-masing. LILO dapat ditempatkan baik di master boot record (MBR) atau sektor boot dari partisi. Dalam kasus terakhir sesuatu hal lain harus ditempatkan

di MBR untuk memuat LILO.

Pada awal sistem, hanya driver BIOS yang tersedia untuk LILO untuk mengakses hard disk. Untuk alasan ini, dengan BIOS yang sangat tua, daerah diakses terbatas pada silinder 0-1023 dari dua disk yang pertama. Untuk BIOS kemudian, LILO dapat menggunakan 32-bit “blok logis” (LBA) untuk mengakses praktis penyimpanan

seluruh semua hard disk.

LILO adalah boot loader standar untuk sebagian besar distribusi Linux di tahun-tahun setelah popularitas loadlin. Hari ini, sebagian besar distribusi menggunakan GRUB sebagai boot loader default.

Boot Loader yang terdapat pada sistem operasi GNU/Linux Red Hat dan turunannya adalah biasanya LILO ini, LILO sering di-set sesuai kebutuhan penggunanya. Banyak menu konfigurasi yang disediakan oleh LILO, dan LILO pun dapat di-install dan di-uninstall. LILO merupakan boot loader package yang dipakai hampir di varian sistem operasi Linux.

(13)

Dengannya kita dapat menginstal operasi lebih dari satu. Pada saat kita mulai mengoperasikan di mana LILO terinstal, kita dapat memasukkan parameter

atau dan menentukan sistem operasi apa yang akan dijalankan. semua sistem sistem option LILO pada dasarnya adalah program boot loader. Dia terdiri dari beberapa program dan file. Dua program utamanya adalah yang disebut map installer dan boot program. Program map installer merupakan program pada Linux yang meletakkan file-file yang dibutuhkan pada tempatnya dan kemudian merekam lokasi file-file tersebut dalam suatu map file. Map file inilah yang kemudian digunakan untuk menentukan letak sistem operasi pada saat booting dijalankan. Program Map installer ini berada di direktori /sbin dan dinamakan lilo. Karena itu, untuk mengoperasikannya kita perlu memasukkan /sbin/lilo (atau cukup lilo) di command prompt. Program kedua yang akan kita bicarakan adalah program boot loader. Program ini diinstal secara otomatis oleh program map installer guna memfasilitasi penjalanan sistem operasi. Program ini berjalan setelah diinisiasi oleh BIOS pada saat booting. Program ini dijalankan hanya sebentar pada saat BIOS ingin menetapkan ke sistem operasi mana kontrol akan diberikan. LILO terkonfigurasi dan terinstal sebagai bagian dari instalasi awal Linux di berbagai distribusi. Karenanya, saya yakin kalau Linux Anda pun memilikinya. Untuk mengecek versi lilo apa yang Anda miliki, ada baiknya menggunakan perintah seperti di bawah (perintah ini dapat digunakan jika Anda menggunakan distribusi Red Hat Linux atau variannya. File-file yang menjadi bagian dari distribusi LILO antara lain sebagai berikut:

1. /boot/boot.b 2. /boot/chain.b 3. /boot/os2_d.b 4. /sbin/activate 5. /sbin/lilo 10

(14)

Keterangan :

1 : Diinstal sebagai boot sector yang default

2 : Digunakan untuk mem-boot sistem operasi non Linux 3 : Digunakan untuk mem-boot sistem OS/2

4 : Digunakan untuk mengubah flag aktif pada suatu partisi

5 : Program map installer. Program ini menginstall boot loader yang ditentukan di file konfigurasi

/etc/lilo.conf Untuk menghapus LILO adalah : # /sbin/lilo –u

3.1.2 GRUB (Grand Unified Boot Loader)

Grub adalah Boot Loader yang disediakan oleh GNU dan merupakan proyek dari GNU. Grub banyak digunakan pada berbagai macam distro GNU/Linux. Karena grub banyak digunakan oleh berbagai macam distro GNU/Linux, maka perkembangan grub pun menjadi pesat.

GNU GRUB adalah boot loader Multiboot. Ini berasal dari GRUB, GRand Unified Bootloader, yang pada awalnya dirancang dan dilaksanakan oleh Erich Stefan Boleyn.

GRUB saat ini telah menjadi boot loader default di beberapa distribusi Linux menggantikan LILO. Seperti halnya LILO, GRUB juga dapat diinstal di MBR atau di sektor pertama dari partisi root.

Fitur - Fitur GRUB

(15)

1. Menyediakan lingkungan pre-OS berbasis perintah. Fitur ini memungkinkan user untuk menyertakan option pada saat masuk ke sistem operasi.

2. Mendukung mode Logical Block Addressing (LBA). Fitur ini

memungkinkan boot loader dapat membaca partisi di atas silinder 1024. 3. Dapat membaca partisi ext2. Fitur ini memungkinkan GRUB dapat membaca file konfigurasinya yaitu /boot/grub/grub.conf setiap kali sistem di boot.

Cara kerja GRUB

Ketika komputer melakukan booting, BIOS akan melakukan pengecekan terhadap komputer seperti jumlah RAM, waktu dan tanggal disk yang terpasang dan membaca media yang dianggap sebagai boot media sesuai dengan konfigurasi pada BIOS. Proses pemanggilan GRUB meliputi beberapa tahap yaitu :

1. Memanggil Primary Boot Loader.

Primary boot-loader berisi program dengan ukuran lebih kecil dari 512 bytes karena diletakkan pada MBR, yang hanya berukuran sebesar 512 bytes. Kemudian memanggil secondary boot-loader.

2. Memanggil Secondary

Secondary boot-loader akan membawa kita ke menu pilihan sistem operasi yang akan kita jalankan. GRUB menjalankan dua pilihan utama yaitu pilihan menu sistem operasi dan menu boot-loader command.

3. Memanggil Sistem Operasi pada posisi partisi tertentu dalam Memanggil sistem operasi, GRUB mendapat instruksi tertentu untuk memanggil sistem operasi tersebut. Instruksi ini bisa

kita definisikan melalui konfigurasi GRUB, atau kita ketikkan secara manual pada mode boot-loader command.

(16)

KESIMPULAN

Boot Loader yang terdapat pada sistem operasi GNU/Linux Red Hat beserta turunannya adalah pemakaian LILO & GRUP.

Untuk Startup & Shutdown adalah merupakan perintah yang akan memanggil sebuah sistem yaitu LILO.

(17)

DAFTAR PUSTAKA http://syauqiawafaalmira.blogspot.com/2013/04/bootnservicetxt.html#.VHVfWdKUdg8 http://teknohere.com/cara-shutdown-server-centos/ http://www.catatanlepas.com/komputer/system-linux/330-proses-booting-pada-centos http://syauqiawafaalmira.blogspot.com/2013/04/proses-boot-di-linux.html#.VHVcjNKUdg8 http://krocokrocoplj.blogspot.com/2012/01/boot-loader.html http://krocokrocoplj.blogspot.com/2012/01/startup-shutdown.html http://riapratiwiuloli.wordpress.com/2012/07/19/bootloader/ http://www.wikipedia.com/

Bambang, Wilfrids dkk., “Linux System Administrator”, Informatika, 2008

Referensi

Dokumen terkait