PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Laporan keuangan beserta laporan auditor independen
tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN KEUANGAN
BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
Daftar Isi
Halaman Surat Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
Neraca …...……….. 1 - 2
Laporan Laba Rugi …...………. 3
Laporan Perubahan Ekuitas ...………. 4
Laporan Arus Kas ...……….. 5 - 6
Catatan atas Laporan Keuangan …...……... 7 - 57
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) NERACA
31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2e,3 406.234.482 407.194.790
Piutang usaha pihak ketiga 2f,4 9.799.254 3.323.383
Piutang lain-lain pihak ketiga, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
sebesar Rp883.896 (2008: Rp1.336.532) 2f,5 30.356.794 53.777.743
Persediaan, setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai
lainnya sebesar RpNihil (2008: Rp8.449.105) 2g,6 912.153.360 808.750.453
Uang muka pajak 7 159.209.008 59.927.073
Biaya dibayar di muka dan uang muka lainnya 8 20.244.033 9.155.398
JUMLAH ASET LANCAR 1.537.996.931 1.342.128.840
ASET TIDAK LANCAR
Piutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2c,9,36a 20.425.069 16.567.820
Aset pajak tangguhan 2o,34c 29.292.699 37.809.457
Investasi pada perusahaan asosiasi 2h,10 4.147.830 3.549.289
Investasi jangka panjang lainnya 2h,11 1.418.753 123.763
Aset tanaman perkebunan
Tanaman telah menghasilkan, bersih 2i,12a 701.107.070 548.052.573
Tanaman belum menghasilkan 2i,2m,12b 716.622.070 599.971.247
Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp1.076.393.481
(2008: Rp974.984.790) 2j,2k,2m,13 717.229.963 556.132.577
Aset tidak lancar lain-lain, setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar
Rp8.944.285 (2008: Rp7.265.177) 2l,14 78.631.644 52.622.836
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 2.268.875.098 1.814.829.562
JUMLAH ASET 3.806.872.029 3.156.958.402
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) NERACA (lanjutan)
31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak
Catatan 2009 2008
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Pinjaman jangka pendek 15 280.811.014 325.000.000
Hutang usaha 16 411.393.477 493.742.430
Hutang pajak 2o,17 3.925.623 9.395.673
Biaya yang masih harus dibayar 2n,18 96.836.724 168.848.733
Uang muka dari pelanggan 2n,19 3.945.123 7.372.451
Bagian pinjaman jangka panjang yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun 22 191.291.034 38.042.500
Kewajiban lancar lainnya 20 60.403.552 40.004.705
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 1.048.606.547 1.082.406.492
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2c,21,36b 48.563.164 44.523.909
Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi
bagian lancar 22 1.032.258.482 411.739.367
Hutang obligasi 23 6.000.000 296.000.000
Surat hutang jangka menengah 24 298.976.532 -
Kewajiban imbalan kerja karyawan 2p,25 102.781.611 127.315.366
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 1.488.579.789 879.578.642
JUMLAH KEWAJIBAN 2.537.186.336 1.961.985.134
EKUITAS
Modal saham:
Modal dasar - 1.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (angka penuh) per saham,
modal ditempatkan dan disetor -
365.000 saham 26 365.000.000 365.000.000
Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali 2t,27 19.091.543 19.091.543
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 2q,28 735.238.157 550.041.839
Belum ditentukan penggunaannya 150.355.993 260.839.886
JUMLAH EKUITAS 1.269.685.693 1.194.973.268
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 3.806.872.029 3.156.958.402
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008
PENJUALAN BERSIH 2n,29,38 2.892.459.358 3.421.190.687
BEBAN POKOK PENJUALAN 2n,30,38 2.291.098.201 2.611.180.181
LABA KOTOR 601.361.157 810.010.506
BEBAN USAHA:
Beban pemasaran dan penjualan 2n,31 43.407.884 41.187.844
Beban administrasi dan umum 2n,32 235.336.008 342.556.773
Jumlah beban usaha 278.743.892 383.744.617
LABA USAHA/(RUGI) 322.617.265 426.265.889
PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN:
Penjualan non-komoditi 2n 41.173.595 23.712.569
Penghasilan bunga 2n 4.709.581 5.748.445
Beban keuangan 2m,33 (124.367.158) (77.420.582)
Rugi penghapusan aset tanaman 12 (25.034.971) (2.421.153)
Rugi penghentian penggunaan aset tetap 13 (319.617) (8.571)
(Rugi)/laba selisih kurs, bersih 2b (146.363) 21.907.138
Beban piutang tak tertagih 2f,4,5 (57.890) (566.876)
Amortisasi beban penerbitan obligasi 23 - (1.857.244)
Rugi penurunan nilai persediaan 2g,6 - (8.449.105)
(Beban)/penghasilan lainnya, bersih 2n (1.189.562) 1.255.494
Jumlah beban lain-lain, bersih (105.232.385) (38.099.885)
LABA SEBELUM BAGIAN LABA
PERUSAHAAN ASOSIASI 217.384.880 388.166.004
BAGIAN LABA PERUSAHAAN ASOSIASI 2h,10 1.098.589 511.896 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BADAN 218.483.469 388.677.900
BEBAN PAJAK PENGHASILAN BADAN
Pajak kini 2o,34a (59.610.718) (115.554.958)
Pajak tangguhan 2o,34b (8.516.758) (12.283.056)
Jumlah pajak penghasilan badan (68.127.476) (127.838.014)
LABA BERSIH 150.355.993 260.839.886
Laba bersih per saham dasar 2s,35 412 715
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak
Selisih nilai Saldo laba
transaksi
Modal antar entitas Ditentukan Belum ditentukan
Catatan saham sepengendali penggunaannya penggunaannya Jumlah
Saldo 31 Desember 2007 365.000.000 19.091.543 360.595.456 252.595.177 997.282.176
Laba bersih tahun 2008 - - - 260.839.886 260.839.886
Pembagian dividen 2q,28a - - - (63.148.794) (63.148.794 )
Pengalihan saldo laba 2q,28b - - 189.446.383 (189.446.383) -
Saldo 31 Desember 2008 365.000.000 19.091.543 550.041.839 260.839.886 1.194.973.268
Laba bersih tahun 2009 - - - 150.355.993 150.355.993
Pembagian dividen 2q,28a - - - (65.209.972) (65.209.972 )
Penggunaan lain dari saldo laba berdasarkan
Surat Pengesahan dari pemilik modal 2q,28b - - - (10.433.596) (10.433.596 )
Pengalihan saldo laba 2q,28c - - 185.196.318 (185.196.318) -
__
Saldo 31 Desember 2009 365.000.000 19.091.543 735.238.157 150.355.993 1.269.685.693
2009 2008
Dividen per saham (Rupiah penuh) 178.657 173.010
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN ARUS KAS
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2009 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 2.894.474.240 3.430.493.493
Pembayaran kas kepada:
Pemasok (1.957.711.406) (2.230.860.480)
Direksi dan karyawan (700.148.256) (775.108.357)
Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 236.614.578 424.524.656
Penerimaan bunga 7.180.818 5.748.445
Pembayaran pajak penghasilan 7,34 (140.377.372) (171.716.447)
Pembayaran bunga (124.367.158) (100.464.185)
Pembayaran Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (10.433.596) (14.009.759)
Pembayaran tantiem 28c (5.216.798) (6.314.870)
Penerimaan/pembayaran lainnya (1.637.253) (1.969.550)
Kas bersih (digunakan untuk)/diperoleh dari
aktivitas operasi (38.236.781) 135.798.290
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan ganti rugi aset tanaman - 4.169.765
Penerimaan dividen dari perusahaan asosiasi 10 500.048 369.789
Pencairan jaminan 14 - 7.603.550
Pembayaran untuk penambahan tanaman
belum menghasilkan 12,16 (344.164.185) (204.615.970)
Pembayaran untuk penambahan aset tetap dan
Hak Guna Usaha 13,14 (291.240.782) (195.765.695)
Kas bersih digunakan untuk aktivitas
investasi (634.904.919) (388.238.561)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari pinjaman jangka pendek 15 427.787.546 360.000.000
Penerimaan dari pinjaman jangka panjang 22 846.076.332 293.248.568
Pembayaran pinjaman jangka pendek (173.000.000) (235.000.000)
Pembayaran pinjaman jangka panjang 22 (362.308.682) (92.245.381)
Pembayaran dividen (65.209.972) (63.148.794)
Kas bersih diperoleh dari aktivitas
pendanaan 673.345.223 262.854.393
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 203.522 10.414.122
PENGARUH SELISIH KURS (1.163.830) (7.146.474)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 3 407.194.790 403.927.142
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3 406.234.482 407.194.790
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN ARUS KAS (lanjutan)
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak
2009 2008
Pengungkapan tambahan:
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Penambahan tanaman belum menghasilkan melalui
kapitalisasi beban bunga 35.170.056 22.949.212
Penambahan tanaman menghasilkan melalui
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM
a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) (”Perusahaan”) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta pendirian yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, S.H., No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-8335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam tambahan
Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dan perubahan terakhir adalah berdasarkan Akta No. 34 tanggal 13 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., Notaris di Jakarta Timur, sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-55963.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 27 Agustus 2008.
Pada tanggal 11 Maret 1996, dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (”BUMN”) di
bidang perkebunan, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, pemerintah telah melakukan relokasi pengelolaan daerah perkebunan di bawah
BUMN Perkebunan. Sehubungan dengan relokasi pengelolaan daerah perkebunan tersebut, PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), eks Proyek PT Perkebunan XI (Persero) di Propinsi Sumatera Selatan, dan eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di Propinsi Bengkulu telah dinyatakan bubar dan sejak tanggal tersebut digabung ke dalam perusahaan baru dengan nama PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
Sesuai dengan Pasal 3 - Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi:
a) Pengusahaan budidaya tanaman, yang meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut;
b) Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi;
c) Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan;
d) Pengembangan usaha bidang perkebunan, agro wisata, dan agro bisnis; dan e) Usaha-usaha lain yang langsung menunjang usaha pokok di atas.
Perusahaan memiliki areal perkebunan yang tersebar di Propinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Kantor pusat Perusahaan terletak di Jalan Teuku Umar No. 300, Bandar Lampung, Propinsi Lampung. Saat ini Perusahaan menguasai tanah seluas 131.030 Ha termasuk perolehan tanah hasil lelang lahan eks PT Arya Dwipantara seluas 3.138 Ha (2008: 127.765 Ha) untuk pengembangan perkebunan yang meliputi kelapa sawit, karet, teh, dan tebu dan menghasilkan produk minyak kelapa sawit, inti sawit, karet, gula, dan teh.
Jumlah areal perkebunan yang telah mendapatkan sertifikat Hak Guna Usaha (“HGU”) dan Hak Guna Bangunan (“HGB”) sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 adalah seluas 72.178 Ha (2008: 66.363 Ha) yang terdiri dari 19.198 Ha berlokasi di Propinsi Sumatera Selatan, 9.808 Ha di Propinsi Bengkulu dan 43.172 Ha di Propinsi Lampung. HGU tersebut akan berakhir pada periode antara tahun 2011 - 2040, kecuali HGU untuk tanah seluas 3.253 Ha di Kedaton telah berakhir tanggal 31 Desember 2005, dan saat ini permintaan perpanjangan HGU untuk tanah tersebut masih dalam proses untuk memperoleh persetujuan dari Pemerintah.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan (lanjutan)
Perusahaan memiliki 12 (dua belas) pabrik pengolahan karet dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 285 ton karet kering per hari, 7 (tujuh) pabrik kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 261 ton tandan buah segar (”TBS”) per jam, 2 (dua) pabrik pengolahan inti sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 150 ton inti sawit per hari, 2 (dua) pabrik gula dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 9.500 ton tebu per hari dan 1 (satu) buah pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 40 ton pucuk daun segar per hari.
b. Karyawan, Direksi dan Komisaris
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 14.869 karyawan dan 15.547 karyawan (tidak diaudit).
Susunan Dewan Komisaris pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN RI) No. KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008, adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Akmaluddin Hasibuan
Komisaris : M. Saleh Ali
Komisaris : Hasanuddin Ibrahim
Komisaris : Harun Sulkam
Komisaris : Ahmad Ansori Mattjik
Komisaris : Razali Ishak
Susunan Direksi pada tanggal 31 Desember 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP-134/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006, No. KEP-41/MBU/2007 tanggal 4 April 2007, dan No. KEP-116/MBU/2007 tanggal 4 Juli 2007, No. KEP-81/MBU/2009 tanggal 7 April 2009, yang dituangkan dalam Akta No. 13 - Notaris Nur Muhammad Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., tanggal 23 April 2009, adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Drs. H. Andi Punoko, Ak.
Direktur Produksi : Ir. Mardjan Ustha, MM
Direktur Keuangan : Boyke Budiono, MBA
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum : Budi Santoso, SH
Direktur Pemasaran : Ir. Gatot Bintoro, MM
Susunan Direksi pada tanggal 31 Desember 2008 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP-134/MBU/2006 tanggal 27 Desember 2006, No. KEP-41/MBU/2007 tanggal 4 April 2007, dan No. KEP-116/MBU/2007 tanggal 4 Juli 2007, yang dituangkan dalam Akta No. 02 - Notaris Agustina Sulistiowati tanggal 11 Juli 2007, adalah sebagai berikut:
Direktur Utama : Drs. H. Andi Punoko, Ak.
Direktur Produksi : Ir. H. Erwin Nasution
Direktur Keuangan : Boyke Budiono, MBA
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum : Ir. Mardjan Ustha, MM
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan)
b. Karyawan, Direksi dan Komisaris (lanjutan)
Remunerasi yang diberikan kepada Direksi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dalam bentuk gaji, bonus, tunjangan hari raya, dan tunjangan lainnya, masing-masing sejumlah Rp3.703.160; Rp2.789.684; Rp295.941; dan Rp109.086 (2008: Rp2.278.749; Rp3.999.944; Rp180.617; dan Rp187.042). Sedangkan remunerasi yang diberikan kepada Komisaris Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dalam bentuk honorarium, bonus, dan tunjangan hari raya, masing-masing sejumlah Rp2.570.553; Rp856.901; dan Rp160.877 (2008: Rp1.422.480; Rp1.986.558; dan Rp78.136).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntansi yang penting dan diterapkan secara konsisten dalam menyusun laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
a. Dasar penyajian laporan keuangan
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu prinsip akuntansi yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) serta peraturan pemerintah lainnya yang berlaku dalam penyajian laporan keuangan perusahaan perkebunan.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya harga perolehan, kecuali dinyatakan lain dalam catatan laporan keuangan.
Semua angka dalam catatan atas laporan keuangan dinyatakan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
b. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi terjadi. Pada tanggal neraca, seluruh aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tukar mata uang asing yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dari penjabaran tersebut dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan, kecuali keuntungan atau kerugian akibat penjabaran pinjaman dalam mata uang asing yang digunakan untuk mendanai pembangunan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan, dikapitalisasi, dan menambah harga perolehan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan tersebut.
Kurs tukar mata uang asing yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam Rupiah penuh) adalah sebagai berikut:
2009 2008
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c. Transaksi hubungan istimewa
Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa“.
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan. Transaksi Perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang dilakukan dalam kegiatan usaha normal tidak diungkapkan sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, kecuali untuk transaksi antar Perkebunan Nusantara atau asosiasi yang dibentuk oleh Perkebunan Nusantara dimana perlakuan transaksinya ditentukan oleh Perkebunan Nusantara.
d. Penggunaan estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi terhadap jumlah yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam melakukan estimasi, maka jumlah sesungguhnya pada periode yang akan datang dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
e. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas meliputi kas, bank, dan deposito yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
f. Penyisihan piutang ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tidak tertagihnya piutang tersebut pada tanggal neraca.
g. Persediaan
Efektif tanggal 1 Januari 2009, PSAK No. 14 (Revisi 2008) mengenai “Persediaan” menggantikan PSAK No. 14 (1994). Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap laporan keuangan tahun 2009.
Persediaan termasuk tanaman perkebunan semusim, yaitu tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam. Akun tanaman semusim merupakan akumulasi beban-beban yang berhubungan dengan pengadaan bahan, pemupukan, dan perawatan bibit hingga panen. Sedangkan beban-beban yang berhubungan dengan pengadaan dan perawatan bibit tanaman semusim yang belum siap untuk berproduksi dicatat sebagai aktiva lain-lain.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).
Harga perolehan ditetapkan berdasarkan metode rata-rata dan meliputi biaya pembelian, biaya konversi untuk persediaan yang dikonversi melalui proses produksi sendiri dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition). Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada tanggal neraca.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Investasi
Investasi pada perusahaan asosiasi
Perusahaan asosiasi adalah suatu badan usaha yang dimiliki Perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung, 20% atau lebih hak suara di badan usaha tersebut, atau Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan, namun tidak mengendalikan badan usaha tersebut.
Investasi Perusahaan dengan kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Dalam metode ekuitas, saldo penyertaan yang disajikan dalam neraca adalah harga perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dengan pendapatan dividen.
Investasi jangka panjang lainnya
Investasi jangka panjang lainnya merupakan investasi untuk dimiliki oleh Perusahaan dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi ini dapat berbentuk:
a) Kepemilikan saham kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi; dan
b) Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersihnya.
i. Tanaman perkebunan
Tanaman perkebunan diklasifikasi menjadi dua golongan, yaitu tanaman produksi dan persediaan. Tanaman produksi dibedakan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman telah menghasilkan. Tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam diklasifikasikan sebagai persediaan.
Tanaman belum menghasilkan
Tanaman belum menghasilkan dikelompokkan sebagai aktiva tidak lancar dan tidak disusutkan dan dinyatakan sebesar harga perolehannya, meliputi:
1) Biaya langsung seperti biaya-biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan termasuk biaya tenaga kerja yang terkait dengan kegiatan tersebut; dan
2) Kapitalisasi beban keuangan atas pinjaman yang digunakan untuk mengembangkan tanaman selama tanaman tersebut belum menghasilkan.
Tanaman telah menghasilkan
Biaya perolehan tanaman belum menghasilkan direklasifikasi ke akun tanaman telah menghasilkan pada saat tanaman tersebut mulai menghasilkan. Jangka waktu suatu tanaman dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan berdasarkan taksiran manajemen, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur tiga tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah atau dua lingkaran tandan telah matang atau berat rata-rata buah per tandan telah mencapai tiga kilogram atau lebih;
2. Tanaman karet dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur lima tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok sudah dapat dideres dan mempunyai ukuran lilit batang 45 cm yang diukur pada ketinggian satu meter dari pertautan okulasi; dan
3. Tanaman teh dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur tiga tahun dan 60% daun dari jumlah seluruh pohon per blok telah dapat dipetik.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Tanaman perkebunan (lanjutan)
Tanaman telah menghasilkan (lanjutan)
Penyusutan tanaman telah menghasilkan dimulai sejak dipindahkan dari tanaman belum menghasilkan, dihitung dengan cara sebagai berikut:
Tarif penyusutan
Jenis aset tanaman Metode per tahun
Tanaman telah menghasilkan - karet Garis lurus 4%
Tanaman telah menghasilkan - kelapa sawit Garis lurus 4%
Tanaman telah menghasilkan - teh Garis lurus 2%
Perusahaan telah mengubah estimasi masa manfaat aktiva tanaman menghasilkan teh pada awal tahun 2009 dari 40 tahun menjadi 50 tahun. Pengaruh dari perubahan masa manfaat diatas menimbulkan kelebihan biaya amortisasi sebesar Rp364.923 dan telah dicatatkan sebagai pengurang biaya amortisasi dalam laporan laba rugi tahun 2009.
j. Aset tetap
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”, dimana Perusahaan telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutandan rugi
penurunan nilai. Biaya perolehan mencakup pengeluaran untuk perbaikan, penggantian, pemugaran, dan peningkatan daya guna aset tetap yang jumlahnya signifikan. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Penyusutan aset tetap dimulai sejak tanggal perolehan atau jika dibangun sendiri, aset dalam penyelesaian tersebut telah selesai dan siap untuk digunakan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap dengan tarif sebagai berikut:
Tarif penyusutan
Jenis aset Metode per tahun
Bangunan Garis lurus 5% - 6,6%
Mesin dan instalasi pabrik Garis lurus 12,50%
Jalan, jembatan, dan saluran Garis lurus 6,25%
Peralatan angkut Garis lurus 20%
Peralatan kebun Garis lurus 20%
Peralatan kantor Garis lurus 10% - 20%
Pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi tersebut diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria. Semua beban pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Aset tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
Bangunan dan prasarana dalam pembangunan merupakan akumulasi biaya bahan baku dan biaya-biaya lain, termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai aset selama masa pembangunan sampai saat aset tersebut telah selesai pembangunannya dan siap untuk digunakan. Semua biaya dipindahkan ke akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut siap untuk digunakan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) j. Aset tetap (lanjutan)
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
k. Penurunan nilai aktiva
Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan menelaah ada atau tidaknya penurunan nilai aset apabila terjadi perubahan kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aktiva, Perusahaan menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan oleh nilai yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Kerugian penurunan nilai aktiva diakui apabila nilai tercatat aktiva atau unit yang menghasilkan kas melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Kerugian penurunan nilai aktiva diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Nilai tercatat aktiva yang rugi penurunan nilainya telah diakui harus dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, hanya jika terjadi perubahan dalam taksiran yang digunakan untuk menentukan nilai aktiva yang dapat diperoleh kembali sejak saat terakhir kali rugi penurunan nilai diakui. Kerugian penurunan nilai aktiva dapat dipulihkan hanya jika nilai tercatat aktiva tidak melebihi nilai tercatat aktiva yang seharusnya diakui, setelah dikurangi depresiasi atau amortisasi, seandainya pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai atas aktiva tersebut.
l. Biaya tangguhan
Biaya-biaya yang mempunyai manfaat di kemudian hari dan melebihi akhir periode pembukuan dikapitalisasi dan diamortisasikan selama taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, termasuk biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah (Hak Guna Usaha) yang diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah tersebut. Beban tangguhan lainnya diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya.
m. Biaya keuangan
Biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aktiva tetap dan tanaman belum menghasilkan dikapitalisasi sampai saat pembangunan aktiva tetap telah selesai dan siap untuk digunakan atau saat tanaman mulai menghasilkan. Biaya pinjaman ini mencakup beban bunga, rugi selisih kurs, dan biaya pinjaman lainnya.
n. Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat Perusahaan telah secara signifikan memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. Pendapatan bunga diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
o. Pajak penghasilan
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang timbul antara aktiva dan kewajiban menurut fiskal dengan nilai tercatatnya menurut laporan keuangan pada tanggal neraca. Manfaat pajak masa yang akan datang, seperti sisa akumulasi rugi secara fiskal yang belum digunakan, juga diakui apabila besar kemungkinan bahwa manfaat pajak tersebut akan dapat direalisasikan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o. Pajak penghasilan (lanjutan)
Aset dan kewajiban pajak tangguhan dihitung berdasarkan perkiraan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aktiva tersebut dimanfaatkan atau kewajiban dibayarkan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak, dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Penyesuaian terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Perusahaan mengajukan keberatan. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan banding, apabila: (1) pada saat hasil dari banding tersebut ditetapkan, kecuali bila terdapat ketidakpastian yang signifikan atas hasil banding tersebut, maka koreksi berdasarkan surat ketetapan pajak terhadap kewajiban perpajakan tersebut dicatat pada saat pengajuan banding dibuat, atau (2) pada saat dimana berdasarkan pengetahuan dari perkembangan atas kasus lain yang serupa dengan kasus yang sedang dalam proses banding, berdasarkan ketentuan dari Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung, dimana hasil yang diharapkan dari proses banding secara signifikan tidak pasti, maka pada saat tersebut perubahan kewajiban perpajakan berdasarkan surat ketetapan pajak diakui.
p. Imbalan kerja karyawan
(i) Imbalan jasa masa kerja karyawan
Imbalan jasa masa kerja diakui berdasarkan jumlah imbalan yang lebih tinggi antara Peraturan Perusahaan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”) antara Perusahaan dan karyawan, Perusahaan memberikan imbalan jasa masa kerja pensiun kepada karyawan yang telah mencapai usia pensiun normal pada umur 55 - 56 tahun sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UUTK”) dan imbalan lainnya berupa santunan hari tua, tunjangan masa persiapan pensiun (MPP), cuti panjang, dan penghargaan masa kerja. Kecuali untuk imbalan pensiun, imbalan tersebut tidak didanai.
Estimasi kewajiban yang diakui di neraca sehubungan dengan program imbalan pasti jasa masa kerja adalah nilai kini dari kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aktiva program, jika ada, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial serta biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti lainnya dihitung oleh aktuaria independen menggunakan metode projected unit credit.
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan diskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah dalam mata uang Rupiah dengan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari perubahan asumsi dan perbedaan antara asumsi aktuarial dengan kenyataan (experience adjustments) sejumlah yang lebih besar antara 10% dari aktiva program atau 10% dari kewajiban imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi selama rata-rata sisa masa kerja para karyawan yang bersangkutan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p. Imbalan kerja karyawan (lanjutan)
(i) Imbalan jasa masa kerja karyawan (lanjutan)
Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan. Biaya jasa lalu dibebankan langsung pada laba rugi, kecuali bila perubahan terhadap manfaat program tergantung pada status kepegawaian pekerja di masa yang akan datang (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasikan secara garis lurus sepanjang periode vesting.
(ii) Tantiem
Perusahaan membuat penyisihan atas tantiem berdasarkan estimasi manajemen dan dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Tantiem akan dibayarkan kepada Direksi dan Komisaris setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Selisih antara jumlah tantiem yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana tantiem tersebut disahkan oleh RUPS.
(iii) Bonus
Bonus ditetapkan berdasarkan estimasi Direksi Perusahaan dan disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”). Selisih antara jumlah bonus yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana bonus tersebut disahkan oleh RUPS.
q. Penggunaan saldo laba berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Sebelum tahun 2009, penggunaan saldo laba ditentukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham meliputi pembagian dividen dan penyisihan atas cadangan umum namun tidak termasuk untuk dana program kemitraan dan bina lingkungan ("PKBL“). Sejak tahun 2009, penggunaan saldo laba berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham meliputi pembagian dividen dan penyisihan atas cadangan umum termasuk untuk dana program kemitraan dan bina lingkungan ("PKBL“). Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun 2008 tidak disajikan kembali sehubungan dengan perubahan kebijakan akuntansi tersebut, karena pengaruh perubahan kebijakan akuntansi tersebut sebesar Rp8.000.000 dari penyisihan PKBL yang telah dibentuk oleh Perusahaan pada tahun 2008, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan tahun 2008 dan pemulihan terhadap penyisihan tersebut diakui sebagai pendapatan lain-lain pada laporan laba rugi tahun 2009, sedangkan realisasi PKBL sesuai dengan keputusan RUPS Perusahaan sebesar Rp10.433.596 dicatat sebagai pengurang saldo laba dalam laporan perubahan ekuitas tahun 2009.
r. Informasi segmen
Informasi segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasikan. Suatu segmen usaha adalah suatu unit usaha yang dapat dibedakan dan menyediakan produk dan jasa yang berbeda dan dikelola secara terpisah. Informasi segmen dibuat sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi dalam mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan.
s. Laba bersih per saham
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah tertimbang saham ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) t. Restrukturisasi entitas sepengendali
Sesuai dengan PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang diterapkan oleh Perusahaan sejak tanggal 11 Maret 1996, transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aktiva, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS
2009 2008 Kas 730.520 281.444 Kas di bank Rekening Rupiah:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 158.219.619 285.608.828
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 60.347.109 19.761.901
PT Bank Agroniaga Tbk 1.923.959 14.871.357
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 55.697.771 11.582.101
PT Bank Bukopin Tbk 4.884.952 6.021.956
PT Bank CIMB Niaga Tbk 3.075.225 1.994.957
PT Bank Perkreditan Rakyat Agroloka 1.803.357 1.882.546
PT Bank Bengkulu 585.185 507.209
PT Bank Sumsel 13.785 487.087
PT Bank DBS Indonesia - 459.712
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 173.969 171.808
Indonesia Eximbank (d/h PT Bank Ekspor
Indonesia (Persero)) 15.985 14.238
286.740.916 343.363.700
Rekening Dolar Amerika Serikat:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(2009: US$3.005.524; 2008: US$4.642.450) 28.251.929 51.020.527
PT Bank Bukopin Tbk
(2009: US$25.432; 2008: US$25.397) 239.056 279.119
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(2009: US$7.103.411; 2008: US$Nihil) 66.772.061 -
95.263.046 51.299.646
Deposito berjangka kurang dari tiga bulan:
Rekening Rupiah:
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 20.000.000 10.000.000
PT Bank Perkreditan Rakyat Agroloka 3.500.000 2.250.000
23.500.000 12.250.000
406.234.482 407.194.790
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
Kas diasuransikan terhadap risiko kerugian atas pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan asuransi sebesar Rp157.319.000 (2008: Rp3.882.500).
Tingkat bunga deposito berjangka Rupiah kurang dari tiga bulan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, masing-masing adalah 6,5% - 11% dan 7,5% - 12%.
4. PIUTANG USAHA
2009 2008
Pihak ketiga:
Tong Teik Pte. Ltd. 7.529.215 -
Wilson Global Trade Pte. Ltd. 840.266 -
PT Sariwangi AEA 701.103 2.325.881
PT Karya Multiniaga Mandiri 285.951 -
L. Elink Schuurman (Thee) B.V. 198.693 88.863
PT Unilever Indonesia Tbk 93.826 -
Lipton Tea Ltd. 85.962 -
CV Padakersa - 674.593
PT Vanrees Indonesia - 134.576
Lainnya (masing-masing di bawah Rp50.000) 64.238 99.470
9.799.254 3.323.383
Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu - -
9.799.254 3.323.383
Rincian piutang usaha berdasarkan umur (bulan) adalah sebagai berikut:
2009 2008
Sampai dengan 3 bulan 9.633.316 2.991.659
3 bulan - 6 bulan - 76.255
6 bulan - 1 tahun 165.938 255.469
Lebih dari 1 tahun - -
9.799.254 3.323.383
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:
2009 2008
Dalam Dolar Amerika Serikat (2009: US$1.041.352,
2008: US$256.327) 9.788.711 2.806.779
Dalam Rupiah 10.543 516.604
9.799.254 3.323.383
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA (lanjutan)
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Saldo awal - 197.588
Penambahan tahun berjalan - -
Penghapusan piutang ragu-ragu - (197.588)
Saldo akhir - -
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh saldo piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2009 akan tertagih, sehingga tidak perlu dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu.
Piutang usaha sebesar Rp8.123.000 (2008: Rp8.123.000) dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka pendek (Catatan 15).
5. PIUTANG LAIN-LAIN
2009 2008
Piutang tebu rakyat 8.675.623 34.384.106
Pinjaman pegawai 4.371.098 4.926.484
Piutang proyek kemitraan 7.237.886 8.015.652
Piutang penjualan tandan buah segar dan bibit 1.685.775 1.685.775
Pinjaman petani 57.890 57.890
Piutang kerja sama olah 1.579 18.655
Lainnya 9.210.838 6.025.713
31.240.689 55.114.275
Dikurangi:
Penyisihan piutang ragu-ragu (883.896) (1.336.532)
30.356.793 53.777.743
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
2009 2008
Saldo awal 1.336.532 2.997.360
Penambahan selama tahun berjalan 57.890 566.876
Penghapusan piutang ragu-ragu - (2.227.704)
Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu (510.526) -
Saldo akhir 883.896 1.336.532
Piutang tebu rakyat merupakan pinjaman yang diberikan kepada petani tebu yang digunakan sebagai modal kerja untuk budidaya tanaman tebu. Pelunasan atas pinjaman ini akan diterima Perusahaan dalam bentuk tebu pada saat dipanen.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)
Piutang proyek kemitraan kelapa sawit merupakan bagian lancar atas pinjaman yang diberikan kepada petani sebagai modal untuk budidaya tanaman kelapa sawit. Pelunasan atas pinjaman ini akan diterima Perusahaan dalam bentuk Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit petani kepada Perusahaan. Pembayaran atas piutang kemitraan akan mulai diterima Perusahaan pada tahun kelima dan akan dicicil oleh petani selama 60 (enam puluh) bulan.
Piutang Kerja Sama Olah (KSO) merupakan piutang atas jasa pengolahan kelapa sawit milik pihak ketiga. Dalam kerjasama tersebut, pihak ketiga menitipkan TBS kepada Perusahaan untuk diolah, dengan membayar jasa pengolahan per kilogram TBS sesuai dengan tarif yang disepakati.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kerugian atas kemungkinan piutang lain-lain tak tertagih.
6. PERSEDIAAN
2009 2008
Persediaan barang jadi:
Karet 134.232.754 111.151.257
Minyak sawit dan inti sawit 10.083.008 44.772.524
Teh 10.683.594 9.234.414
Gula dan tetes 8.297.318 57.145.653
163.296.674 222.303.848
Persediaan bahan baku:
Pupuk dan bahan kimia 242.816.796 223.046.497
Suku cadang 16.473.350 7.680.788
Bahan bakar dan pelumas 9.996.301 7.258.819
Lainnya 17.602.291 12.400.877
286.888.738 250.386.981
Tanaman semusim:
Beban pembibitan tebu 94.112.116 87.912.216
Beban pemupukan dan pemeliharaan 299.129.962 198.420.095
Beban penggarapan tanah 68.725.870 58.176.418
Sub jumlah 461.967.948 344.508.729
Jumlah persediaan kotor 912.153.360 817.199.558
Dikurangi:
Penyisihan persediaan usang
dan penurunan nilai lainnya - (8.449.105)
Jumlah persediaan, bersih 912.153.360 808.750.453
Seluruh persediaan, kecuali tanaman semusim, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan asuransi pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp2.110.609. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan, mengingat persediaan Perusahaan ditempatkan di beberapa lokasi, sehingga kemungkinan timbulnya kerugian dalam waktu bersamaan untuk beberapa lokasi adalah sangat kecil.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PERSEDIAAN (lanjutan)
Persediaan dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka pendek (Catatan 15) dan pinjaman jangka panjang (Catatan 22). Rincian nilai persediaan yang dijadikan jaminan beserta pihak yang menerima jaminan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Nilai persediaan yang dijaminkan
2009 2008
Penerima jaminan:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 153.000.000 135.000.000
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 310.000.000 35.000.000
463.000.000 170.000.000
Perusahaan telah menghapuskan tanaman semusim sebesar Rp3.563.117 sebagai akibat dari kebakaran yang terjadi di Unit Usaha Cinta Manis pada tanggal 4 Desember 2009.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan yang ada pada tanggal 31 Desember 2009 memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat persediaan usang dan penurunan nilai realisasi bersih.
7. UANG MUKA PAJAK
2009 2008
Pajak penghasilan badan (Catatan 34a)
Tahun pajak 2009 66.003.176 -
Tahun pajak 2008 61.620.614 46.857.136
Pajak pertambahan nilai 31.585.218 13.069.937
159.209.008 59.927.073
Saldo lebih bayar pajak penghasilan badan Perusahaan tahun 2008 pada tanggal 31 Desember 2009 merupakan saldo lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2008 termasuk pembayaran cicilan pajak pada saat Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), sementara pajak penghasilan badan pada tanggal 28 April 2009 sebesar Rp14.763.478.
8. BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA LAINNYA
2009 2008
Uang muka pada pemasok 8.456.113 2.793.577
Uang muka santunan hari tua 5.343.664 2.455.595
Sewa dibayar di muka 750.255 729.064
Lainnya 5.694.001 3.177.162
20.244.033 9.155.398
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PIUTANG PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
2009 2008
Perusahaan afiliasi:
PT Perkebunan Nusantara I 336.317 295.695
PT Perkebunan Nusantara II 651.113 642.941
PT Perkebunan Nusantara III - 70.583
PT Perkebunan Nusantara IV 19.078 4.857
PT Perkebunan Nusantara V 17.133 4.750
PT Perkebunan Nusantara VI - 159.535
PT Perkebunan Nusantara VIII 3.945.789 -
PT Perkebunan Nusantara XIII - 48.712
PT Perkebunan Nusantara XIV 15.292.251 15.292.537
20.261.681 16.519.610
Perusahaan asosiasi:
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp100 juta) 163.388 48.210
20.425.069 16.567.820
Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu - -
20.425.069 16.567.820
Penjelasan dari transaksi terkait piutang di atas lihat Catatan 36a dan 36c.
10. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI Tahun 2009
Jumlah Penambahan/ Bagian Jumlah Persentase penyertaan (pengurangan) laba/(rugi) penyertaan kepemilikan awal tahun penyertaan bersih Dividen akhir tahun
PT Bio Industri Nusantara 25% 3.549.289 - 1.098.589 (500.048) 4.147.830
Dikurangi: Penurunan permanen nilai penyertaan - - - - - Bersih 3.549.289 - 1.098.589 (500.048) 4.147.830 Tahun 2008
Jumlah Penambahan/ Bagian Jumlah Persentase penyertaan (pengurangan) laba/(rugi) penyertaan kepemilikan awal tahun penyertaan bersih Dividen akhir tahun
PT Bio Industri Nusantara 25% 3.407.182 - 511.896 (369.789) 3.549.289
Dikurangi: Penurunan permanen nilai penyertaan - - - - - Bersih 3.407.182 - 511.896 (369.789) 3.549.289
Perusahaan memiliki 1.925 saham atau 25% dari seluruh saham PT Bio Industri Nusantara senilai Rp1.000/per saham. PT Bio Industri Nusantara bergerak dalam bidang usaha pupuk.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA Tahun 2009
Jumlah Jumlah
Persentase penyertaan penyertaan
kepemilikan awal tahun Penambahan Pengurangan akhir tahun
Nilai penyertaan:
Indoham 2,4% 123.763 244.990 - 368.753
PT Kharisma Pemasaran Bersama 6,7% - 1.000.000 - 1.000.000
PT Riset Perkebunan Nusantara 6,7% - 50.000 - 50.000
Dikurangi: Penurunan permanen nilai penyertaan - - - - Bersih 123.763 1.294.990 - 1.418.753 Tahun 2008 Jumlah Jumlah
Persentase penyertaan penyertaan
kepemilikan awal tahun Penambahan Pengurangan akhir tahun
Nilai penyertaan: Indoham 2,4% 123.763 - 123.763 Dikurangi: Penurunan permanen nilai penyertaan - - - - Bersih 123.763 - - 123.763
Penyertaan saham pada Hamburg Indonesische Import Gesellschaft mbH (“Indoham”) adalah sesuai dengan surat eks-BKU PNP No. 871.WK.BK/A/U/175 tanggal 14 April 1975 dan No. 1554/ASS.PP/ A/U/78 tanggal 30 Agustus 1978 dan sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Indoham tanggal 6 Agustus 1997 di Departemen Pertanian, Jakarta.
Penyertaan saham pada PT Riset Perkebunan Nusantara adalah sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-713/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 dan sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Seluruh PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dan PT RNI (Persero) mengenai Persetujuan Pendirian Perseoran Terbatas PT Riset Perkebunan Nusantara serta surat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) No. 04.01/X/221/XI/2009 mengenai setoran modal PT Riset Perkebunan Nusantara. Penyertaan saham pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara adalah sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 tentang perubahan bentuk Kantor Pemasaran Bersama PTPN menjadi Perseroan terbatas. Pembayaran atas penyertaan modal saham PT Kharisma Pemasaran Bersama sebesar Rp1.000.000 dilaksanakan tanggal 21 Januari 2010 (Catatan 41).
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. ASET TANAMAN PERKEBUNAN a. Tanaman telah menghasilkan
Mutasi tahun 2009
Saldo Saldo akhir
31 Des 2008 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Des 2009
Nilai perolehan tanaman:
Karet 279.508.422 98.228.514 (13.990.036) - 363.746.900 Kelapa sawit 442.814.627 99.116.550 (20.674.847) - 521.256.330 Teh 20.983.782 6.179.209 (3.728.407) - 23.434.584 743.306.831 203.524.272 (38.393.290) - 908.437.814 Akumulasi penyusutan: Karet 89.885.124 14.642.009 (9.591.000) - 94.936.133 Kelapa sawit 98.925.187 19.595.376 (12.296.674) - 106.223.889 Teh 6.443.947 572.460 (845.685) - 6.170.722 195.254.258 34.809.845 (22.733.359) - 207.330.744 548.052.573 701.107.070 Mutasi tahun 2008
Saldo Saldo akhir
31 Des 2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Des 2008
Nilai perolehan tanaman:
Karet 239.631.654 44.197.123 (4.320.355) - 279.508.422 Kelapa sawit 378.479.005 68.294.239 (3.958.617) - 442.814.627 Teh 16.709.563 4.274.219 - - 20.983.782 634.820.222 116.765.581 (8.278.972) - 743.306.831 Akumulasi penyusutan: Karet 82.330.737 11.067.914 (3.513.527) - 89.885.124 Kelapa sawit 84.932.071 17.816.389 (3.823.273) - 98.925.187 Teh 5.604.596 839.351 - - 6.443.947 172.867.404 29.723.654 (7.336.800) - 195.254.258 461.952.818 548.052.573
Pengurangan tanaman telah menghasilkan termasuk penghapusan tanaman telah menghasilkan untuk dilakukan penanaman kembali (replanting), dengan nilai buku sebesar Rp15.659.931 (2008: Rp942.172).
b. Tanaman belum menghasilkan
Tanaman belum menghasilkan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan lahan perkebunan kelapa sawit, karet, dan teh milik Perusahaan (lahan perkebunan inti) seperti pembersihan lahan, penanaman bibit, pemupukan, aktivitas pemeliharaan lainnya dan beban keuangan dari pinjaman yang berkaitan dengan pengembangan tanaman tersebut sampai areal perkebunan yang bersangkutan telah menghasilkan dan diakui sebagai tanaman menghasilkan (Catatan 2i).
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. ASET TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) b. Tanaman belum menghasilkan (lanjutan)
Perincian saldo biaya pengembangan lahan tersebut adalah sebagai berikut:
2009 2008
Saldo awal 575.141.530 486.192.469
Tambahan biaya pengembangan 287.249.915 188.414.166
Kapitalisasi beban keuangan (Catatan 33) 35.170.056 22.949.212
897.561.501 697.555.847
Dikurangi:
Reklasifikasi ke tanaman menghasilkan (203.524.272) (116.765.571)
Penghapusan selama tahun berjalan (5.811.923) (5.648.746)
Saldo akhir 688.225.306 575.141.530
Ditambah: Pembibitan 28.396.764 24.829.717
716.622.070 599.971.247
Penghapusan tanaman belum menghasilkan tahun 2009 sebesar Rp5.811.923 (2008: Rp5.648.746) merupakan kerugian penghapusan atas tanaman belum menghasilkan kelapa sawit dan karet, masing-masing seluas 173 Ha dan 78 Ha. Penghapusan tersebut telah diakui sebagai kerugian dan dibukukan sebagai beban lain-lain pada laporan laba rugi tahun 2009 dan 2008.
13. ASET TETAP
Mutasi tahun 2009
Saldo Saldo akhir
31 Des 2008 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Des 2009
Nilai perolehan: Pemilikan langsung
Tanah 41.701.293 - - - 41.701.293
Bangunan 222.587.639 9.900.897 (423.672) - 232.064.864
Mesin dan instalasi pabrik 917.538.738 105.621.201 (532.649) 908.737 1.023.536.027
Jalan, jembatan dan saluran 110.162.621 40.398.356 (170.569) 5.167.877 155.558.285
Peralatan angkut 51.051.942 2.874.120 (715.242) - 53.210.820
Peralatan kebun 128.656.426 18.193.984 (136.888) - 146.713.522
Peralatan kantor 38.222.994 1.917.253 (324.814) - 39.815.433
1.509.921.653 178.905.811 (2.303.834) 6.076.614 1.692.600.244
Bangunan dan prasarana
dalam pembangunan 21.195.715 85.904.099 - (6.076.614) 101.023.200
Jumlah nilai perolehan 1.531.117.368 264.809.910 (2.303.834) - 1.793.623.444
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung
Bangunan 143.600.468 6.660.260 (105.345) - 150.155.383
Mesin dan instalasi listrik 621.326.343 70.977.590 (532.648) - 691.771.285
Jalan, jembatan dan saluran 42.232.980 6.592.371 (170.569) - 48.654.782
Peralatan angkut 45.678.520 2.948.149 (715.242) - 47.911.427
Peralatan kebun 94.195.697 12.436.155 (135.599) - 106.496.253
Peralatan kantor 27.950.783 3.778.382 (324.814) - 31.404.351
Jumlah akumulasi penyusutan 974.984.791 103.392.907 (1.984.217) - 1.076.393.481
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. ASET TETAP (lanjutan)
Mutasi tahun 2008
Saldo Saldo akhir
31 Des 2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 31 Des 2008
Nilai perolehan: Pemilikan langsung
Tanah 41.701.293 - - - 41.701.293
Bangunan 189.599.254 30.191.696 (58.522) 2.855.211 222.587.639
Mesin dan instalasi pabrik 773.683.420 143.855.318 - - 917.538.738
Jalan, jembatan dan saluran 72.042.492 36.375.754 - 1.744.375 110.162.621
Peralatan angkut 48.525.957 2.532.380 (6.395) - 51.051.942
Peralatan kebun 107.680.325 20.761.859 - 214.242 128.656.426
Peralatan kantor 35.074.755 3.376.766 (14.285) (214.242) 38.222.994
1.268.307.496 237.093.773 (79.202) 4.599.586 1.509.921.653
Bangunan dan prasarana
dalam pembangunan 5.962.718 19.832.583 - (4.599.586) 21.195.715
Jumlah nilai perolehan 1.274.270.214 256.926.356 (79.202) - 1.531.117.368
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung
Bangunan 137.714.944 5.944.046 (58.522) - 143.600.468
Mesin dan instalasi listrik 556.604.231 64.722.112 - - 621.326.343
Jalan, jembatan dan saluran 38.609.556 3.623.424 - - 42.232.980
Peralatan angkut 42.986.381 2.698.534 (6.395) - 45.678.520
Peralatan kebun 85.886.761 8.308.936 - - 94.195.697
Peralatan kantor 23.976.054 3.980.443 (5.714) - 27.950.783
Jumlah akumulasi penyusutan 885.777.927 89.277.495 (70.631) - 974.984.791
Nilai buku 388.492.287 556.132.577
Pengurangan aset tetap merupakan penghentian penggunaan aset tetap karena kebakaran dan bencana alam lainnya serta beban tangguhan hak atas tanah. Rugi penghentian penggunaan aset tetap tahun 2009 sebesar Rp319.617 merupakan nilai bangunan kantor yang terbakar di Unit Usaha Cinta Manis. Rugi penghentian penggunaan aset tetap tahun 2008 sebesar Rp8.571 merupakan nilai buku bangunan perumahan yang terbakar di Unit Usaha Tulang Bawang.
Tanah yang digunakan untuk operasi Perusahaan termasuk tanah untuk tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan, pada tanggal neraca dikuasai oleh Perusahaan dan manajemen berkeyakinan bahwa penguasaan tersebut akan terus berlanjut.
Penyusutan aset tetap, amortisasi tanaman menghasilkan dan beban tangguhan hak atas tanah yang dibebankan untuk tahun yang berakhir tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Penyusutan/amortisasi:
Aset tetap 103.392.907 89.277.495
Beban tangguhan hak atas tanah (Catatan 14) 1.679.107 1.439.909
Tanaman menghasilkan (Catatan 12a) 34.809.845 29.723.654
139.881.859 120.441.058
Dibebankan ke akun:
Beban pokok penjualan 136.294.004 117.756.949
Biaya umum dan administrasi 3.587.855 2.684.109