• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Sejarah Singkat Field Tambun PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Region Jawa

Pada awalnya PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Region Jawa terbagi atas beberapa Field yaitu Field Subang, Field Jatibarang, dan Field Cepu yang masing-masing dikepalai oleh seorang Manager. Pada tahun 2009 tepatnya tanggal 1 Oktober, Field Subang dipecah menjadi dua bagian karena daerah operasionalnya terlalu luas, akhirnya terbentuklah Field Tambun berdasarkan hasil keputusan Direksi dan para Pemegang Saham.

Field Tambun ini membawahi beberapa daerah sebagai daerah operasionalnya yaitu Bekasi, Rengasdengklok dan Pondok Tengah. Kegiatan eksploitasi dan produksi minyak dan gas bumi yang dilaksanakan oleh PT. Pertamina EP Region Jawa Field Tambun meliputi wilayah kerja dua kabupaten, yaitu Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. Fasilitas Produksi terdiri dari 3 Stasiun Pengumpul minyak dan gas, dan tiga Stasiun Booster Pump, yaitu:

a. Stasiun Pengumpul Tambun

b. Stasiun Pengumpul Pondok Tengah c. Stasiun Pengumpul Rengasdengklok d. Stasiun Booster Pump Tegalgede e. Stasiun Booster Pump Cilamaya f. Stasiun Booter Pump Cemara Selatan

(2)

Gambar 1.1 Peta Kegiatan Migas Field Tambun

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun

Dari wilayah kerja dua Kabupaten dibagi menjadi dua Distrik yaitu Distrik I meliputi sumur pompa Tambun dan sumur pompa Rengasdengklok, sedangkan sumur pompa Pondok Tengah masuk wilayah kerja Distrik II. Work Over peta orientasi ke enam fasilitas produksi Kegiatan Industri Minyak dan Gas Bumi Field Tambun dapat dilihat pada Gambar 1.1.

1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari PT. Pertamina adalah menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia. Sedangkan misi nya adalah menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara integrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

1.1.3 Unit Production Operation PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun

Objek studi pada penelitian ini adalah tenaga outsourcing Unit Production

Operation di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun. Unit ini bertugas dalam

mengoperasikan peralatan operasi, mengukur, menghitung hasil produksi, mengirim (memompakan) sumur-sumur produksi ke pusat penampungan produksi yang berada di Balongan, dan melakukan uji produksi di sumur-sumur produksi. Unit Production

(3)

Operation PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun terdiri dari : a. Production Operation Assistant Manager

b. Tambun Production Senior Supervisor c. Tambun Well Operator

d. Condensate Plant Operator

e. Tambun Gathering Station Operator f. Tambun Gas Compressor Operator g. Tambun Power Plant Operator

Untuk membantu pekerjaan, di unit ini dipekerjakan tenaga outsourcing. Dalam Tabel 1.1 berikut disajikan jumlah tenaga outsourcing di Unit Production

Operation.

Tabel 1.1 Tenaga outsourcing di Unit Production Operation

Nama Pekerjaan Tahun 2014

Operator TBN B 6 orang

Operator TBN C 3 orang

Operator TBN F 6 orang

Operator TBN U 4 orang

Juru II Adm Umum 1 orang

Operator I CP 3 orang

Operator Test Unit (U) 1 orang

Opr. I Booster Pump 11 orang

Pipe Checker 7 orang

Operator I SP 11 orang

MPP TBN U 1 orang

Well Checker 2 orang

Opr. I Compressor 5 orang

Total 61 orang

1.1.4 Struktur Organisasi

Suatu organisasi bekerja berdasarkan struktur yang telah ditetapkan. Struktur organisasi mempunyai peran yang penting dalam melakukan pengendalian, kerena alur atau arah dari struktur organisasi tersebut menunjukkan kepada siapa orang atau

(4)

seseorang bertanggung jawab dalam pekerjaannya dan bagaimana peran yang dilaksanakan pada suatu posisi tetentu dalam suatu organisasi. Dalam struktur organisasi kita dapat melihat hubungan antara bagian-bagian atau departemen yang ada dalam perusahaan. Hubungan tersebut dapat berupa hubungan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab. Di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun, unit kerja yang menangani pengoperasian peralatan operasi, mengukur, menghitung hasil produksi, mengirim (memompakan) sumur-sumur produksi ke pusat penampungan produksi yang berada di Balongan, dan melakukan uji produksi di sumur-sumur produksi adalah Unit Production Operation. Dalam Gambar 1.2 pada halaman berikut disajikan struktur organisasi Unit Production Operation PT. Pertamina EP

Asset 3 Tambun.

(5)

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Unit Production Operation PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun

Sumber : PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Asset 3 General

Manager

Tambun Field Manager

Production Operation Assistance Manager Tambun Production Senior Supervisor Pondok Tengah Production Senior Supervisor Rengasdengklok Production Senior Supervisor

Water Injection Plant Senior Supervisor

Condensate Plant Operator

Tambun Well Operator Tambun Gas

Compressor Operator

Tambun Gathering Station Operator

Tambun Powerplant Operator

Pondok Tengah Well Operator

Pondok Tengah Gathering Station

Operator

Pondok Tengah Gas Compressor Operator Rengasdengklok Well Operator Rengasdengklok Gathering Station Operator

Water Injection Plant Operator

Quality Assurance / Quality Control Analyst

(6)

1.2 Latar Belakang Penelitian

Minyak dan gas bumi (migas) merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang dikuasai oleh negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak. Selain itu migas memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara maksimal sehingga dapat memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Untuk mendukung hal ini, pelaksanaan dan pengusahaan minyak dan gas bumi dikuasakan kepada negara dibawah pengelolaan PT. Pertamina. PT Pertamina (Persero) mengimplementasikan sistem yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Kegiatan hulu meliputi eksplorasi dan produksi migas dan panas bumi sedangkan kegiatan hilir menangani proses pengolahan migas, distribusi dan pemasaran dari produk-produknya. Pemegang sektor hulu pengusahaan migas dan geothermal baik di dalam maupun luar negeri adalah PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi (PT. Pertamina EP). Sedangkan untuk sektor hulu Regional Jawa dikelola oleh PT. Pertamina EP

Asset 3 Tambun.

Dalam menjalankan seluruh kegiatan hulu tersebut maka perlu didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas. Manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang dibutuhkan itu telah tersedia, proses yang ada di dalam perusahaan tidak akan berjalan. Karena manusia merupakan penggerak dan penentu berhasil atau tidaknya suatu perusahaan. Oleh karena itu hendaknya perusahaan memberikan arahan yang positif demi tercapainya tujuan perusahaan. Selain itu, di era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja melalui pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan fokus menangani pekerjaan yang menjadi core business nya, sedangkan pekerjaan penunjang diserahkan kepada pihak lain. Proses kegiatan ini dikenal dengan istilah “outsourcing.” Dalam pengertian umum, menurut Eugene & Thomas (2001:1) outsourcing adalah kontrak dengan pihak lain (di luar perusahaan) terhadap fungsi, tugas atau layanan organisasi dalam rangka mengurangi beban proses, memperoleh keahlian teknis maupun penghematan biaya. Berdasarkan definsi tersebut dapat disimpulkan bahwa outsourcing adalah pendelegasian operasi atau pekerjaan yang bukan pekerjaan inti yang semula dilakukan secara internal kepada pihak eksternal yang memiliki spesialisasi untuk melakukan operasi tersebut.

(7)

Karyawan di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun dikategorikan menjadi dua yaitu karyawan tetap dan karyawan outsourcing. Adapun jumlah karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2 Jumlah karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun

Karyawan Tetap Karyawan Outsourcing

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

94 7 316 12

Total 101 Total 328

Di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun, semua aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan operasi ditangani oleh Unit Production Operation. Untuk membantu pekerjaan di unit ini maka dipekerjakan tenaga outsourcing. Menurut Assisten Manager PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Unit Production Operation, tenaga

outsourcing sangat penting sehubungan dengan keterbatasan tenaga tetap untuk

menjalankan proses operasi yang masih berjalan secara semi otomatis. Adapun tugas tenaga outsourcing di Unit Production Operation adalah mengoperasikan peralatan operasi, mengukur dan menghitung hasil produksi, mengirim (memompakan) sumur-sumur produksi dan melakukan uji produksi di sumur-sumur-sumur-sumur produksi. Dari tugas-tugas tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang dikerjakan oleh tenaga

outsourcing termasuk pekerjaan yang bersifat kritis. Karena pentingnya pekerjaan

yang dilakukan oleh tenaga outsourcing PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Unit

Production Operation, maka dari itu menjadi faktor penting bagi perusahaan untuk

mengkaji terkait dengan tenaga outsourcing di dalam perusahaan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan adalah kinerja karyawannya. Kinerja merupakan harapan perusahaan terhadap karyawan baik tetap maupun tenaga outsourcing karena dengan kinerja yang baik akan memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Menurut Mangkunegara (2012:9) bahwa kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan hasil kinerja dilihat dari sisi kuantitas, menunjukkan kinerja PT. Pertamina Asset 3

(8)

Tambun masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil produksi migas di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun. Dalam Gambar 1.3 dan 1.4 disajikan hasil produksi migas di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun untuk periode 2012-2013.

Gambar 1.3 Produksi minyak mentah periode 2012-2013

Sumber : Operation Planning PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun 2013

Gambar 1.4 Produksi gas periode 2012-2013

Sumber : Operation Planning PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun 2013

Dari Gambar 1.3 dan 1.4, dapat dilihat bahwa secara kuantitas terjadi penurunan hasil produksi migas selama periode 2012-2013. Hal ini menunjukkan bahwa PT.

(9)

Pertamina EP Asset 3 Tambun tidak dapat mencapai target produksi yang ditetapkan sebelumnya. Hal ini terjadi mungkin bukan karena rendahnya kualitas SDM di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun melainkan juga mungkin karena terus berkurangnya sumber minyak dan gas bumi di Field Tambun. Selanjutnya menurut Tambun

Production Senior Supervisor, secara kualitas tenaga outsourcing di Unit Production Operation menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik tersebut ditunjukkan

dengan pekerjaan yang selalu dikerjakan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh atasan dan tidak pernah terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh tenaga outsourcing saat melaksanakan tugas. Selain itu dengan sifat pekerjaan yang kritis, tenaga

outsourcing mampu mengatasi permasalahan yang terjadi di lapangan dengan cepat

dan tepat.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya kinerja karyawan. Menurut Timple dalam Mangkunegara (2012:15), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang dan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Faktor lingkungan menjadi poin penting mengingat sebagian besar aktivitas kerja

Unit Production Operation sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja. Lingkungan

kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan. Selama melakukan pekerjaan, setiap karyawan akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Sedarmayanti (2011:26) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non-fisik. Menurut Sedarmayanti (2011:26) lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Selanjutnya Sedarmayanti (2011:26) menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik disebut juga lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

Menurut Tambun Production Senior Supervisor, lingkungan kerja fisik di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun sudah memiliki standar tertentu. Standar yang

(10)

digunakan yaitu adanya pemberian batasan pada tingkat kebisingan, getaran

(hand-arm vibration & whole body vibration), fume (uap las), radiasi optik pada sinar las,

paparan bahaya khususnya pada Benzene, Toluene, Xylene (BTX), gas hydrocarbon dan H2S. Hal ini dilakukan agar tenaga kerja di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun dapat bekerja secara optimal dan menjaga pekerja dari kecelakaan kerja.

Sedangkan lingkungan kerja non-fisik menurut Sedarmayanti (2011:26) adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan. Lingkungan kerja non-fisik juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja non-fisik. Penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2010) menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja non-fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Harpindo Jaya di Kebumen. Berdasarkan wawancara dengan Tambun Production Senior Supervisor, lingkungan kerja non-fisik di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun memiliki keunikan yang berbeda dengan lingkungan kerja non-fisik di perusahaan lain. Hal ini ditunjukkan dengan rasa kekeluargaan yang cukup kuat antar karyawan yang sudah menjadi budaya di PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun. Salah satunya ditunjukkan dengan tidak adanya gap antara karyawan tetap dengan tenaga outsourcing. Hubungan dan komunikasi tenaga

outsourcing dengan karyawan tetap maupun dengan sesama tenaga outsourcing serta

atasan terjalin dengan sangat baik. Hubungan baik yang dijalin pihak perusahaan tidak hanya terbatas pada hubungan dengan tenaga outsourcing saja melainkan juga hubungan dengan keluarga tenaga outsourcing. Salah satu cara mempererat hubungan antara tenaga outsourcing dengan perusahaan yaitu dengan membuat sebuah gatering yang melibatkan seluruh keluarga karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun maupun keluarga tenaga outsourcing. Selain itu, setiap event yang diselenggarakan oleh PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun selalu melibatkan seluruh karyawan, baik karyawan tetap maupun tenaga outsourcing. Hal ini sangat efektif untuk memperkuat hubungan antara karyawan baik karyawan tetap maupun tenaga

outsourcing dengan perusahaan khususnya di Unit Production Operation. Selain itu,

walaupun hanya sebagai tenaga outsourcing, perusahaan secara bergantian selalu memberikan perlatihan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan tenaga

(11)

Pertamina EP Asset 3 Tambun khususnya Unit Production Operation tidak pernah melakukan aksi demonstrasi maupun protes terhadap perusahaan. Maka dari itu lingkungan kerja non-fisik menjadi hal yang penting untuk diperhatikan karena mungkin memiliki pengaruh terhadap baik atau tidak nya kinerja tenaga outsourcing PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Unit Production Operation. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis hanya melakukan penelitian terhadap lingkungan kerja non-fisik sedangkan untuk lingkungan kerja fisik tidak dilakukan penelitian dikarenakan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun sudah melakukan standarisasi dalam setiap kegiatan kerja dan tempat kerja.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Lingkungan Kerja Non-Fisik terhadap Kinerja Tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit

Production Operation”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Seberapa kondusif lingkungan kerja non-fisik tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production

Operation?

2. Seberapa tinggi kinerja tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation?

3. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja non-fisik terhadap kinerja tenaga

outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui seberapa kondusif lingkungan kerja-non fisik tenaga

outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation

(12)

2. Mengetahui seberapa tinggi kinerja tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation. 3. Mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan kerja non-fisik terhadap

kinerja tenaga outsourcing PT. Pertamina Eksplorasi dan Produksi Asset 3 Tambun Unit Production Operation.

1.5 Kegunaan Penelitian

Manfaat dan kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat menyajikan informasi mengenai hubungan lingkungan kerja non-fisik terhadap peningkatan kinerja.

2. Bagi para peneliti, memberikan kontribusi terhadap pengembangan literatur penelitian peningkatan kinerja karyawan di Indonesia, khususnya tenaga outsourcing.

3. Bagi para praktisi, penelitian ini mempunyai implikasi sebagai bahan pertimbangan dalam memahami masalah lingkungan kerja non-fisik yang dapat mempengaruhi kinerja tenaga outsourcing.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Penyusunan dan penulisan tesis ini disusun dengan sistematika yang telah ditentukan yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan secara singkat gambaran umum objek penelitian, perumusan masalah untuk mengungkapkan permasalahan objek yang diteliti, tujuan penelitian dan manfaat penelitian dilakukan, dan yang terakhir adalah sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dikemukakan dengan jelas, ringkas mengenai tinjauan pustaka yang memaparkan teori-teori yang telah diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literature yang berkaitan dengan masalah penelitian, yang selanjutnya digunakan dalam landasan pembahasan dan pemecahan masalah, serta berisi penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran.

(13)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil analisis data dan pembahasan yang diperoleh selama penelitian dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memberikan kesimpulan dari hasil penelitian, pembahasan dan saran yang sebaiknya diterapkan oleh PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Unit Production

Gambar

Gambar 1.1 Peta Kegiatan Migas Field Tambun
Tabel 1.1 Tenaga outsourcing di Unit Production Operation
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Unit Production Operation PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun
Tabel 1.2 Jumlah karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun  Karyawan PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun
+2

Referensi

Dokumen terkait