• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI NOMOR : P.10/PHPL/UHP/PHPL.1/3/2016

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENYAMPAIAN LAPORAN KINERJA PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU DALAM HUTAN ALAM (IUPHHK-HA) DAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI (IUPHHK-HTI)

SECARA PERIODIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf f dan ayat (3) huruf e Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 39/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan, bahwa bagi pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Dalam Hutan Alam dan Hutan Tanaman Industri dikenakan sanksi penghentian sementara pelayanan admimistrasi apabila tidak menyampaikan laporan kinerja secara periodik kepada Menteri Kehutanan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari tentang Pedoman Pelaksanaan Penyampaian Laporan Kinerja Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Hutan Tanaman Industri Secara Periodik, dengan peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL);

(3)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan

(4)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5432);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5056);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Terutang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2009 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4995);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5112), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia

(5)

Tahun 2012 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5324;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5506);

14. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014–2019;

15. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

16 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang KementerianLingkunganHidupdanKehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17);

17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Terhadap Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tajhun 2008 Nomor 14);

18. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut-II/2014 tentang Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala dan Rencana Kerja pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 687);

19. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menmhut-II/2014 tentang Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala dan Rencana Kerja Pada Izin Usaha Pemaanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 690);

20. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/Menlhk-II/2015 tentang Organisasi dan

(6)

Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 713);

21. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.42/Menlhk-Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan kayu Yang Berasal Dari Hutan Tanaman Pada Hutan Produksi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1248);

22. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan NomorP.43/Menlhk-Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Alam (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1247); 23. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor P.44/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata Cara Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran Provisi Sumber Daya Hutan, Dana Reboisasi, Penggantian Nilai Tegakan, Ganti Rugi Tegakan dan Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1249);

24. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.45/Menlhk-Setjen/2015 tentang Integrasi Sistem Informasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1250);

25. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.46/Menlhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Post Audit Terhadap Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan kayu dan Izin Pemanfaatan Kayu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1251);

26. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P. 2/VI-BUHA/2014 tentang Pedoman Penyusunan, Penilaian, Persetujuan dan Pelaporan Rencana Kerja Tahunan dan Bagan Kerja Pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam;

27. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor P. 9/VI-BUHA/2014 tentang Pedoman Penyusunan Penilaian dan Persetujuan Rencana Kerja

(7)

Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENYAMPAIAN LAPORAN KINERJA PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU DALAM HUTAN ALAM DAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI SECARA PERIODIK.

BAB I

KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu

Pengertian Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :

1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HA adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran.

2. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HTI adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, penanaman, pemeliharaan dan pemasaran.

3. Aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB adalah komponen sistem informasi yang digunakan untuk menjalankan fungsi, proses dan mekanisme kerja yang mendukung penyampaian laporan kinerja IUPHHK- HA/HTI secara periodik.

(8)

4. Sistem otomasi aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK-HA/HTI berbasis WEB adalah sistem yang digunakan dalam proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pendistribusian terkait nilai kinerja IUPHHK- HA/HTI menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.

5. Login adalah proses mengakses komputer dengan memasukkan data Username dan Password guna mendapatkan hak akses menggunakan aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB.

6. Username adalah nama atau pengenal unik sebagai identitas diri yang digunakan pemegang izin untuk login ke aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB

7. Password adalah identitas atau kode rahasia yang dimiliki dan digunakan pemegang izin untuk login ke aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB

8. Aplikasi mengalami gangguan/gagal operasi adalah tidak berfungsinya aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB yang diakibatkan antara lain gangguan jaringan komputer global atau internet, bencana banjir, gempa bumi, kebakaran, over kapasitas database server, proses penyempurnaan atau maintenance aplikasi dengan waktu lebih dari 3 x 24 jam, bukan sebagai akibat dari kesalahan pengguna. 9. Hak akses adalah hak pengguna aplikasi kinerja

IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB yang telah memiliki Username dan Password untuk menggunakan aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB.

10. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.

11. Dinas Provinsi adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggungjawab dibidang kehutanan di wilayah Provinsi.

(9)

12. Direktur adalah Direktur yang diserahi tugas dan tanggungjawab di bidang Usaha Hutan Produksi.

13. Balai adalah Balai Pengelolaan Hutan Produksi di Wilayah setempat.

14. Tim Evaluasi Peningkatan Kinerja IUPHHK adalah Tim yang dibentuk untuk melakukan evaluasi dalam rangka peningkatan kinerja IUPHHK diperintahkan oleh Direktur Usaha Hutan Produksi dengan Surat Perintah Tugas. 15. Tim Evaluasi IUPHHK adalah Tim yang ditetapkan oleh

Direktur Jenderal dengan Surat Keputusan yang diketuai oleh Direktur di bidang Usaha Hutan Produksi untuk melakukan evaluasi pemegang IUPHHK dan atau IPK yang ditetapkan sebagai obyek post audit, bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal.

16. Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen yang selanjutnya disebut LP&VI adalah perusahaan berbadan hukum Indonesia yang diakreditasi untuk melaksanakan penilaian kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan/atau verifikasi legalitas kayu.

Bagian Kedua Maksud dan Tujuan

Pasal 2

(1) Penetapan Pedoman Pelaksaanaan Penyampaian Laporan Kinerja Pemegang IUPHHK-HA/HTI Secara Periodik dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi pemegang IUPHHK- HA/HTI dalam melaksanakan kewajiban menyampaikan laporan kinerja secara periodik.

(2) Penetapan Pedoman Pelaksanaan Penyampaian Laporan Kinerja pemegang IUPHHK- HA/HTI secara periodik bertujuan untuk :

a. Terlaksananya kewajiban penyampaian laporan kinerja pemegang IUPHHK- HA/HTI secara periodik; b. Terpantaunya kinerja operasional pemegang IUPHHK-

(10)

c. Tersedianya data dan informasi yang komprehensif kegiatan pemegang IUPHHK- HA/HTI;

d. Terlaksananya peningkatan efektifitas dalam pembinaan kinerja pemegang IUPHHK- HA/HTI; dan e. Terselenggaranya sistem informasi kinerja pemegang

IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB.

BAB II

LAPORAN KINERJA PEMEGANG IUPHHK-HA SECARA PERIODIK

Bagian Kesatu Umum Pasal 3

(1) Laporan kinerja pemegang IUPHHK- HA/HTI secara periodik disampaikan oleh pemegang izin kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara online system melalui aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB dengan alamat untuk user lingkup

aplikasi hutan alam adalah

http://monevkinerjapha.menlhk.go.id dan hutan tanaman industri adalah http://sehati.menlhk.go.id

(2) Laporan kinerja pemegang IUPHHK- HA/HTI secara periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan laporan kinerja selama 1 (satu) tahun.

Bagian Kedua

Kinerja IUPHHK-HA/HT Secara Periodik Pasal 4

(1) Laporan kinerja pemegang IUPHHK-HA secara periodik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dibuat oleh pemegang izin berdasarkan :

a. Data realisasi dan rencana kegiatan dari Rencana Kerja Tahunan (RKT);

(11)

b. Data realisasi dan rencana kegiatan dari Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL); dan

c. Data realisasi dan rencana kegiatan dari Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

(2) Data realisasi dan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa data kegiatan fisik dan atau keuangan.

Pasal 5

(1) Laporan kinerja pemegang IUPHHK-HT secara periodik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dibuat oleh pemegang izin berdasarkan data realisasi dan rencana kegiatan dari Rencana Kerja Tahunan (RKT).

(2) Data realisasi dan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa data kegiatan fisik dan atau keuangan.

Bagian Ketiga Pembuatan Laporan

Pasal 6

Laporan kinerja pemegang IUPHHK-HA secara periodik dibuat sesuai dengan sistem silvikultur yang dilaksanakan, yaitu :

a. Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI); b. Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) yaitu:

1. TPTJ Murni; atau 2. TPTJ Teknik SILIN;

c. Sistem Silvikultur Tebang Jalur Tanam Indonesia (TJTI); d. Multisistem Silvikultur, yaitu :

1. TPTI dan TPTJ Murni;

2. TPTI, TPTJ Murni dan TPTJ Teknik SILIN; 3. TPTI dan TPTJ Teknik SILIN;

4. TPTI dan THPB;

(12)

6. TPTI, TPTJ Teknik SILIN dan THPB; 7. TPTJ Teknik SILIN dan THPB; atau 8. TJTI dan THPB

9. TPTJ Murni dan THPB Pasal 7

(1) Laporan kinerja pemegang IUPHHK-HA secara periodik yang melaksanakan sistem silvikultur TPTI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, serta huruf d angka 1, angka 2, angka 3, angka 4, angka 5 dan angka 6 berisi laporan kinerja kegiatan :

a. Penataan batas areal kerja;

b. Tahapan sistem silvikultur yang meliputi : 1. Penataan Areal Kerja;

2. Inventarisasi tegakan sebelum penebangan; 3. Pembukaan wilayah hutan;

4. Pemanenan; 5. Pengadaan bibit;

6. Pengayaan tanaman, penanaman tanah kosong dan kiri kanan jalan;

7. Pemeliharaan tanaman pengayaan, tanaman pada tanah kosong dan kiri kanan jalan;

8. Pembebasan pohon binaan; dan

9. Perlindungan dan pengamanan hutan. c. Tenaga Teknis Kehutanan meliputi :

1. Penggunaan Tenaga Teknis Kehutanan; dan 2. Pendidikan dan Pelatihan.

d. Penggunaan peralatan;

e. Penelitian dan pengembangan; f. Kelola sosial;

g. Kelola dampak lingkungan meliputi : 1. Pengelolaan lingkungan; dan 2. Pemantauan lingkungan. h. Pemanfaatan/pemasaran produksi.

(2) Laporan kinerja pemegang IUPHHK-HA secara periodik yang melaksanakan sistem silvikultur TPTJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6huruf b danhurufdangka 1,

(13)

angka 2, angka 3, angka 5, angka 6,angka 7 dan angka 8 berisi laporan kinerja kegiatan :

a. Penataan batas areal kerja.

b. Tahapan sistem silvikultur yang meliputi : 1. Penataan areal kerja;

2. Inventarisasi tegakan sebelum penebangan; 3. Pembukaan wilayah hutan;

4. Pengadaan bibit; 5. Tebang naungan;

6. Penyiapan lahan dan pembuatan jalur tanam; 7. Penanaman dan pemeliharaan pada tanaman

jalur;

8. Pembebasan dan penjarangan; 9. Pemanenan; dan

10. Perlindungan dan pengamanan hutan. c. Tenaga Teknis Kehutanan meliputi :

1. Penggunaan Tenaga Teknis Kehutanan; dan 2. Pendidikan dan Pelatihan.

d. Penggunaan peralatan;

e. Penelitian dan pengembangan; f. Kelola sosial;

g. Kelola dampak lingkungan meliputi : 1. Pengelolaan lingkungan; dan 2. Pemantauan lingkungan. h. Pemanfaatan/pemasaran produksi.

(3) Laporan kinerja pemegang IUPHHK-HA secara periodik yang melaksanakan sistem silvikultur TJTI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6hurufcdan huruf d angka 8 berisi laporan kinerja kegiatan :

a. Penataan batas areal kerja.

b. Tahapan sistem silvikultur yang meliputi : 1. Penataan areal kerja;

2. Inventarisasi tegakan sebelum penebangan; 3. Pembukaan wilayah hutan;

4. Pengadaan bibit; 5. Tebang naungan;

(14)

6. Penyiapan lahan dan pembuatan jalur tanam; 7. Penanaman dan pemeliharaan pada tanaman

jalur;

8. Pembebasan dan penjarangan; 9. Pemanenan; dan

10. Perlindungan dan pengamanan hutan. c. Tenaga Teknis Kehutanan meliputi :

1. Penggunaan Tenaga Teknis Kehutanan; dan 2. Pendidikan dan Pelatihan.

d. Penggunaan Peralatan;

e. Penelitian dan Pengembangan; f. Kelola Sosial;

g. Kelola dampak lingkungan meliputi : 1. Pengelolaan lingkungan; dan 2. Pemantauan lingkungan. h. Pemanfaatan/pemasaran produksi.

(4) Laporan kinerja pemegang IUPHHK-HA secara periodik yang melaksanakan sistem silvikultur THPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d angka 4, angka 5, angka 6, angka 7, angka 8 dan angka 9 berisi laporan kinerja kegiatan :

a. Penataan batas areal kerja;

b. Tahapan sistem silvikultur meliputi : 1. Penataan areal kerja;

2. Inventarisasi tegakan sebelum penebangan; 3. Pembukaan wilayah hutan;

4. Pengadaan bibit;

5. Penyiapan lahan/penebangan; 6. Penanaman;

7. Pemeliharaan; 8. Pemanenan; dan

9. Perlindungan dan pengamanan hutan. c. Tenaga Teknis Kehutanan meliputi :

1. Penggunaan Tenaga Teknis Kehutanan; dan 2. Pendidikan dan Pelatihan.

(15)

e. Penelitian dan pengembangan; f. Kelola sosial;

g. Kelola dampak lingkungan meliputi : 1. Pengelolaan lingkungan; dan 2. Pemantauan lingkungan. h. Pemanfaatan/pemasaran produksi.

Pasal 8

Laporan kinerja pemegang IUPHHK-HT secara periodik berisikan data-data, yaitu :

(1) Prasyarat

a. Organisasi dan Tenaga Teknis b. Penataan Batas Blok

c. Penataan Ruang d. Penataan Areal Kerja

e. Pemasukan dan Penggunaan Peralatan f. Pengadaan Sarpras

g. Pembukaan Wilayah Hutan (2) Kelestarian Fungsi Produksi

a. Pembenihan / Pembibitan

b. Penyiapan lahan untuk penanaman c. Penanaman

d. Pemeliharaan tanaman e. Pemanenan

f. Pemasaran

(3) Kelestarian Fungsi Lingkungan

a. Perlindungan dan Pengamanan Hutan

1. Perlidungan hama dan penyakit tanaman 2. Organisasi Pengendalian Kebakaran Hutan 3. Alat pemadam kebakaran

4. Perambahan hutan, penggembalaan liar dan pembalakan liar

b. Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (4) Kelestarian Fungsi Sosial

a. Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat b. Pembinaan kelembagaan masyarakat c. Pengelolaan konflik

(16)

Pasal 9

(1) Pedoman format laporan kinerja IUPHHK-HA/HT secara periodik sebagaimana tercantum pada Lampiran 1 dan 2 Peraturan ini.

(2) Pedoman Tatacara penilaian kinerja IUPHHK-HT sebagaimana tercantum pada Lampiran 3 Peraturan ini. (4) Format sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaporkan

melalui aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK-HA/HT berbasis WEB.

(3) Pedoman penggunaan aplikasi laporan kinerja IUPHHK-HA/HT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Direktur.

Bagian Keempat Penyampaian Laporan

Pasal 10

Penyampaian Laporan IUPHHK-HA/HT dilakukan melalui entry data setiap bulan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya, kecuali untuk kegiatan kelola dampak lingkungan pada IUPHHK-HA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g, ayat (2) huruf g, ayat (3) huruf g dan ayat (4) huruf g dilakukan setiap 6 (enam) bulan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.

Pasal 11

Dalam hal aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB mengalami gangguan/gagal operasi atau tidak berfungsi sehingga penyampaian laporan tidak dapat dilakukan sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, penyampaian laporan dilakukan setelah aplikasi tidak mengalami gangguan atau berfungsi kembali.

Bagian Kelima

Sarana, Prasarana dan Pendanaan Pasal 12

(17)

(1) Sarana, Prasarana dan Pendanaan berupa:

a. Aplikasi pelaporan kinerja IUPHHK- HA/HTI berbasis WEB;

b. Sarana dan prasarana yang diperlukan bagi pemerintah; dan

c. Dana sosialisasi penggunaan aplikasi, disediakan oleh Direktur Jenderal.

(2) Sarana, Prasarana dan Pendanaan berupa:

a. Sarana dan prasarana yang diperlukan bagi perusahaan; dan

b. Dana peningkatan kemampuan penggunaan aplikasi bagi petugas perusahaan, disediakan oleh Pemegang IUPHHK- HA/HTI.

Bagian Keenam Evaluasi Pasal 13

(1) Direktur atas nama Direktur Jenderal dapat menugaskan Tim untuk mengetahui kebenaran laporan kinerja IUPHHK-HA/HTI secara periodik melalui evaluasi peningkatan kinerja IUPHHK- HA/HTI.

(2) Hasil pelaksanaan evaluasi peningkatan kinerja IUPHHK- HA/HTI oleh Tim Evaluasi Peningkatan Kinerja IUPHHK- HA/HTI dievaluasi oleh Tim Evaluasi IUPHHK- HA/HTI yang ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal.

(3) Biaya pelaksanaan evaluasi peningkatan kinerja IUPHHK- HA/HTI dan evaluasi oleh Tim Evalusi Kinerja IUPHHK- HA/HTI berasal dari APBN dan/atau biaya lainnya yang tidak mengikat.

Pasal 14

Hasil Evaluasi Peningkatan Kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, digunakan sebagai bahan pembinaan peningkatan kinerja IUPHHK-HA/HTI.

(18)

BAB III SANKSI Pasal 15

(1) Pemegang IUPHHK-HA/HTI yang tidak melaksanakan ketentuan peraturan ini dikenakan sanksi administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengikuti ketentuan Peraturan Menteri Kehutanan yang mengatur tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Terhadap Pemegang Izin Pemanfaatan Hutan.

(3) Sanksi dimaksud pada ayat (1) dan (2) berupa penghentian pelayanan sementara Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SIPUHH) On Line.

BAB IV PENUTUP

Pasal 16

Pada saat peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku, semua peraturan yang berkaitan dengan Laporan Kinerja Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Dalam Hutan Alam dan Hutan Tanaman Industri dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal ini.

(19)

Pasal 17

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 28 Maret 2016 DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

ttd

IDA BAGUS PUTERA PARTHAMA

Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

2. Pejabat Eselon I Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 3. Pejabat Eselon II Lingkup Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan

Produksi Lestari;

4. Kepala Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di seluruh Indonesia; dan

5. Kepala Balai Pengelolaan Hutan Produksi Wilayah I – XVI.

(20)
(21)

BUKTI PEMBUATAN TAGIHAN

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

Data Pembayaran Tagihan :

Kode Billing : 820160418845013 Tanggal Billing : 18-04-2016 11:46:05 Tanggal Kadaluarsa : 21-04-2016 11:46:05 Tanggal Bayar : Bank/Pos Bayar : Channel Bayar :

Nama Perusahaan : PT. PERANAP TIMBER

Kementerian/Lembaga : KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Unit Eselon I : SEKRETARIAT JENDERAL

Satuan Kerja : BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT JENDERAL

Total Setoran : 37.693.674 (IDR)

Terbilang : Tiga Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Tiga RibuEnam Ratus Tujuh Puluh Empat (IDR)

Status : Belum Dibayar

NTB :

NTPN :

-Detil Pembayaran Tagihan :

Lokasi SDA : RIAU - KAB. PELALAWAN

Jenis Setoran : II.Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH). - A.Kayu: - 1.Kayu Bulat

dari Hutan Alam - 2.Kayu bulat dari Hutan Tanaman Industri (HTI): - b.Acasia;

Akun : 421421 - Pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan

Volume : 6.980,31

Tarif : 6%

Jumlah Setoran : 37.693.674 (IDR)

Ketentuan pembayaran tagihan :

1. Pembayaran hanya dapat dilakukan sebelum tanggal kadaluarsa. Jika tanggal kadaluarsa telah tercapai, billing receipt ini tidak berlaku lagi, dan Anda diminta mengakses SIMPONI untuk melakukan pengisian data pembayaran kembali. 2. Cara pembayaran dapat melalui berbagai macam payment channel seperti Over The Counter bank/pos persepsi, ATM,

Internet Banking dan EDC (sesuai dengan fasilitas yang dimiliki oleh bank/pos persepsi).

3. Bawalah Bukti Pembuatan Tagihan (Billing Receipt) ini ke tempat-tempat yang telah disebutkan di atas. Kode referensi untuk pembayaran adalah kode billing sesuai yang tertera di dokumen ini.

4. Pastikan dokumen ini atau hasil cetakannya dibawa apabila Anda akan melakukan pembayaran.

5. Pastikan bahwa data detail pembayaran dalam dokumen ini sama dengan data yang tertera/tercantum ketika Anda akan melakukan pembayaran. Apabila terjadi ketidakcocokan data, teliti apakah kode billing yang Anda masukkan sudah sesuai.

6. Apabila pembayaran berhasil, Anda akan menerima Tanda Bukti Setor atau struk dari Bank atau payment channel. Anda juga akan menerima Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang akan dikirim ke akun SIMPONI dan email anda.

(22)

9. Apabila anda mengalami gangguan pada Aplikasi SIMPONI atau membutuhkan bantuan, hubungi call center Ditjen Anggaran di nomor (021)-34832511 atau melalui email ke pusatlayanan@anggaran.depkeu.go.id (Billing DJA).

---o00o---Tanda Bukti Setor/Bukti Penerimaan Negara (BPN) yang di dalamnya tercantum Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) adalah dokumen sah yang merupakan bukti bahwa Anda telah melakukan pembayaran ke Kas Negara

Referensi

Dokumen terkait

Bukti kontrak untuk Pengalaman Sejenis dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir dan Pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir

Penjelasan mengenai rujukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas rujukan di Puskesmas X Kota Surabaya, setelah prosedur tindakan pra-rujukan dilakukan

Desa 1 terletak di Kabupaten Gunung Kidul memiliki BUMDes bernama Hkp yang telah berdiri dari tahun 2011. BUMDes ini mengelola pariwisata dengan aset yang bernama Water

Jumlah permintaan tenaga kerja tahun 2013 di Provinsi Bali berjumlah 2.350.987 orang, Hal ini berarti jika investasi ditingkatkan 1 persen maka sesuai dengan hasil analisis

[r]

Aceh Timur Tahun Anggaran 2016 , menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai

Oleh sebab itu, untuk mengetahui faktor mana yang berpengaruh dalam meningkatkan loyalitas pelanggan Zoya peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kajian tentang pengaruh komunikasi organisasi, kerjasama tim, dan pengalaman kerja terhadap kinerja