• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RESOURCE LEVELLING (Studi kasus Proyek Pembangunan Gedung R. Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RESOURCE LEVELLING (Studi kasus Proyek Pembangunan Gedung R. Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 1412-0976

OPTIMASI ALOKASI SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN

RESOURCE LEVELLING (Studi kasus Proyek Pembangunan

Gedung R. Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS)

Widi Hartono1)

, Rama Putra Kelana2)

1)Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta Email : wieds_ts@yahoo.com

2)Alumni Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak

Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting, karena seringkali penyediaannya terbatas, baik karena faktor kualitas maupun hal-hal lain. Dibutuhkan biaya dan waktu untuk merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja. Setelah lama mereka bergabung dengan proyek tidak mudah untuk memberhentikan dan mempekerjakan kembali untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan yang tersedia. Sedangkan menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya yang tidak efisien. Dengan latar belakang tersebut maka dalam tulisan ini akan dikaji penggunakan resource levelling untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder dari proyek yang diolah kembali untuk mendapatkan informasi yang akan dianalisa. Data-data tersebut kemudian diolah dengan Ms Project 2007 untuk mendapatkan bar chart, kurva S dan histogram kebutuhan tenaga kerja. Untuk mendapatkan sumber daya yang baik, maka dilakukan perataan sumber daya dengan menggunakan cara trial and error. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam perencanaan sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja yang jauh lebih sedikit dibandingkan pelaksanaan di lapangan. Jumlah tenaga kerja pelaksanaan adalah 2439 orang sedangkan dari hasil perencanaan berdasarkan perhitungan SNI dan proses leveling sumber daya menghasilkan jumlah tenaga kerja sebesar 1390 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terjadi sumber daya yang berfluktuasi setelah dilakukan Resource levelling.

Kata Kunci: Resource leveling, histogram, sumber daya, tenaga kerja, kurva S

Abstract

Workforce is one resource that is important, because their supply is often limited, either because of the quality factor as well as other things. It takes the cost and time to recruit, select and train the workforce. After a long time they joined the project is not easy to lay off and hired back to work in accordance with the fluctuation of jobs available. While holding them to a stand-by would cost inefficient. With this background it will be reviewed in this paper the use of resource leveling to resolve these problems. Required data is secondary data from project reprocessed to obtain information that will be analyzed. The data is then processed by Ms Project 2007 to get a bar chart, S curves and histograms labor requirements. To get a resource that does not fluctuate, so do resource leveling using trial and error. The results of the analysis can be concluded that the use of SNI in the planning of human resources suggests the need for labor is much less than the implementation in the field. The amount of labor is the implementation of 2439 people while the results of planning based on the calculation of SNI and resource leveling process producing the workforce of 1390 people. The analysis showed that there is no resource that fluctuates after the Resource leveling.

Keywords: Resource leveling, histogram, resources, human resource, Curve S

1. PENDAHULUAN

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat waktu awal dan waktu akhir dengan tujuan mewujudkan gagasan menjadi bentuk fisik atau bangunan. Sejalan dengan makin majunya peradaban manusia maka makin kompleks dan canggih proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan mans, materials, money, machines, method sehingga terjadi suatu kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik berupa bangunan. Sementara itu kebutuhan alat-alat produksi, barang konsumsi, maupun jasa pada kehidupan masyarakat makin meningkat jumlah maupun mutunya. Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting, karena seringkali penyediaannya terbatas, baik karena faktor kualitas maupun hal-hal

lain. Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya mahal dan membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Setelah lama mereka bergabung dengan proyek tidak mudah untuk melepas dan memanggil kembali untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan yang tersedia. Sedangkan menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya yang dipandang tidak efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan sampai terjadi fluktuasi keperluan yang tajam (Soeharto, 1997). Fluktuasi sumber daya manusia, menyebabkan

permasalahan dalam penjadwalan konstruksi.

Karena itu, perlu dikembangkan suatu teknik

perataan sumber daya manusia untuk

meminimalkan penyimpangan antara kebutuhan sumber daya manusia dan profil sumber daya manusia yang diinginkan. Permasalahan optimasi

Comment [P1]: Di daftar pustaka tidak ada,

penulisan referensi pada isi artikel di ganti angka [1], [2], [3], dst, disesuaikan dengan template MTS

(2)

27 perataan sumber daya manusia merupakan masalah yang sudah umum dan telah dipelajari dalam waktu yang lama, namun perlu dicari metodologi atau pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini telah berkembang beberapa solusi alternatif yang ditawarkan.

Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan optimasi perataan sumber daya manusia, antara lain dengan menggunakan metode Resouces Leveling. Perataan sumber daya manusia (Resources Leveling) merupakan kegiatan untuk meminimalkan fluktuasi penggunaan sumber daya manusia dalam keseluruhan aktivitas proyek. Prinsipnya adalah dengan menggeser aktivitas-aktivitas non kritis dalam waktu tenggang yang tersedia. Karena perataan sumber daya manusia hanya diterapkan pada aktivitas-aktivitas non kritis, lintasan kritis tetap tidak diganggu, dan durasi proyek tidak berubah. Perataan sumber daya manusia (Resources Leveling) merupakan suatu teknik penjadwalan yang valid yang dapat digunakan pada proyek-proyek konstruksi, sehingga teknik ini merupakan teknik yang efisien dalam merencanakan penggunaan tenaga kerja.

Kemajuan pesat disegala bidang khususnya dibidang aplikasi komputer telah meningkatkan kegunaan dan daya guna metode jaringan kerja yang pada dasarnya memang memerlukan dukungan suatu perangkat yang mampu memproses data dan melakukan perhitungan-perhitungan dalam jumlah besar, cepat dan akurat. Dengan demikian, teknik dan metode jaringan kerja dapat dikembangkan sedemikian jauh sehingga sesuai untuk merencanakan, menyusun jadwal dan mengendalikan suatu proyek yang kompleks, berukuran kecil sedang maupun besar dengan ribuan kegiatan. Ini berarti secara potensial akan menambah efektifitas penyelenggaraan proyek (Soeharto, 1997)

2. KAJIAN PUSTAKA

Hasil analisis data dengan studi kasus Proyek Pembangunan Gedung FKIP Tahap I UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam perencanaan sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih sedikit daripada lapangan. Jumlah tenaga kerja riil di lapangan adalah 4943 orang. Namun prestasi fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. Biaya tenaga kerja

berdasarkan perhitungan SNI adalah Rp.

87.737.500,00 sedang biaya yang dikeluarkan kontraktor adalah Rp. 100.276.500,00. Jadi selisih biaya tenaga kerja berdasarkan SNI adalah Rp. 12.345.500,00 terhadap tenaga kerja dilapangan. (Arrosidah, 2008).

Proses perataan tenaga kerja dapat menghasilkan histogram sumber daya manusia dengan fluktuasi yang lebih kecil. Sedangkan histogram penggunaan tenaga kerja yang didapat dari laporan pengawas membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja yang didapat selama berlangsungnya proyek jauh lebih sedikit daripada jumlah tenaga kerja yang dihitung berdasarkan analisa SNI (Miftahudin, 2007) Penggunaan SNI dalam perencanaan sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih kecil daripada secara riil dilapangan. Jumlah tenaga kerja perencanaan berdasarkan SNI adalah 3341 orang sedangkan tenaga kerja riil dilapangan adalah 6433 orang. Namun prestasi fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. (Melati, 2008)

2.1. Alokasi Sumber Daya

Perencanaan/penjadwalan waktu proyek dan

keberhasilan pelaksanaanya ditentukan oleh perencanaan alokasi ketersediaan sumber daya (resources) proyek. Perencanaan tersebut meliputi: 1. Perencanaan penyediaan dan alokasi tenaga

kerja (SDM)

2. Perencanaan penyediaan material 3. Perencanaan penyediaan peralatan

4. Perencanaan penyediaan dan alokasi dana/ keuangan (Cash Flow)

Dalam penelitian ini secara lebih khusus

pembahasan diarahkan pada perencanaan

penyediaan dan alokasi tenaga kerja. Dalam suatu proyek, tenaga kerja yang digunakan memiliki porsi biaya yang terbesar. Oleh karena itu, sudah merupakan keharusan bagi seseorang pimpinan atau manajer proyek untuk memerhatikan dengan cermat hal tersebut agar tidak terjadi pemborosan. Setelah selesai menyusun jadwal seringkali hasil yang didapatkan jauh dari memuaskan. Padahal jadwal yang baik adalah jadwal yang kegiatannya tersusun dengan ketergantungan yang baik dan memiliki jadwal sumber daya yang baik pula. Contoh berikut adalah grafik sumber daya yang kurang baik.

0 10 20 30 40 50 60 70 Wak tu N a k e r

Gambar 1. Grafik Sumber Daya

Comment [P2]: penulisan referensi pada isi

artikel di ganti angka [1], [2], [3], dst, disesuaikan dengan template MTS

(3)

Dikatakan tidak baik karena pada periode pertama kebutuhan akan tenaga kerjanya besar yaitu 50 orang. Namun, pada periode kedua, kebutuhannya sedikit yaitu 30. Dengan demikian, ada kelebihan

sumber daya sebanyak 20 orang. Untuk

menghindari pemborosan biaya tenaga, kelebihan pada periode pertama diberhentikan karena tidak mungkin tidak bekerja tapi tetap dibayar. Namun pada periode ketiga kembali kebutuhan tenaganya meningkat. Tentu saja hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena tenaga kerja yang telah diberhentikan belum tentu mau bekerja kembali atau mungkin sudah bekerja ditempat lain sehingga terjadi kekurangan sumber daya (kebutuhan 40 orang yang tersedia pada periode sebelumnya sebanyak 30).

Kondisi sumber daya yang naik turun atau fluktuasi tersebut tidak menguntungkan. Dengan kondisi demikian, perusahaan hanya memiliki dua pilihan, yaitu memindahkan tenaga kerja kelebihan tersebut ke proyek lain yang membutuhkannya atau menanggung kerugian karena tetap membayar tenaga kerja tersebut selama tanpa tugas.

Grafik yang terbaik adalah apabila jumlah tenaga kerja meningkat dari awal proyek atau rata atau banyak, kemudian sedikit demi sedikit kemudian meningkat, dan kembali sedikit sampai akhir proyek. Seperti grafik-grafik ideal berikut ini.

0 10 20 30 40 50 60 Waktu N a k e r 0 10 20 30 40 50 60 Wak tu N a k e r 0 10 20 30 40 50 60 Wak tu N a k e r 0 10 20 30 40 50 60 Waktu N a k e r

Gambar 2. Grafik-grafik ideal Sumber Daya Tenaga Kerja

Untuk mendapatkan grafik tenaga kerja yang baik, kita dapat mengatur atau menyesuaikan kembali jadwal kegiatan. Kegiatan yang berada pada jalur kritis jangan diganggu karena akan manyebabkan bertambahnya waktu akhir proyek. Penyesuaian hanya dilakukan pada kegiatan tidak kritis, itupun hanya dengan memundurkan atau memajukan sesuai dengan waktu tunda (float). Waktu tunda sebenarnya itu yang menentukan derajat fleksibilitas yang dapat dimanfaatkan perencana dalam usaha meratakan penggunaan tenaga kerja.

2.2. Histogram Kebutuhan Sumber Daya Histogram kebutuhan sumber daya merupakan gambaran mengenal penetapan kebutuhan tenaga kerja setiap harinya. Langkah-langkah dalam menyusun histogram kebutuhan sumber daya adalah sebagai berikut:

a. Menghitung Produktivitas

Produktivitas tenaga kerja adalah besarnya volume pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja atau oleh suatu regu tenaga kerja selama periode tertentu. pekerjaan waktu Kurun pekerjaan Volume kerja tenaga tas Produktivi = (1)

Produktivitas dapat dihitung melalui harga borongan pekerjaan dan upah harian tenaga kerja.

pekerjaan satuan borongan Harga TK kelompok per hatian Upah (rPr) kerja kelompok per tas Produktivi = (2) b. Menghitung Durasi

Durasi kegiatan dapat ditentukan dengan cara perkiraan, bergantung pada pengalaman. Semakin besar pengalaman semakin akurat dan logis durasi yang ditentukan. Selain itu, durasi dapt dihitung dengan pendekatan teoritis yaitu berdasarkan logika perhitungan berdasarkan volume pekerjaan dan produktivitas tenaga kerja dalam satuan waktu tertentu. rPrA VpA TA= (3) Dimana : TA : durasi kegiatan

rPrA : Resource production rate untuk kegiatan A (vol/hari)

VpA : volume kegiatan A

Setelah diketahui besarnya produktivitas yang harus dicapai per hari diketahui durasi yang diinginkan maka dapat dihitung jumlah tenaga kerja per hari. 2.3. Batas Maksimum Penggunaan Tenaga Kerja

Keperluan rata-rata tenaga kerja sebagai batas normal penggunaan tenaga kerja dan keperluan tenaga kerja puncak sebagai batas maksimum penggunaan tenaga kerja per hari. Nilai batas normal dan batas maksimum dihitung berdasar jenis tenaga kerja masing-masing dalam hal ini pekerja, mandor, tukang kayu, tukang batu, dan tukang besi.

efektif kerja hari Total kerja tenaga keperluan al Jumlah tot rata/hari -rata kerja tenaga Keperluan = (4)

(4)

29 Keperluan tenaga kerja puncak = 1,7 x keperluan tenaga kerja rata-rata/hari

2.4. Perataan Penggunaan Sumber Daya (Resources Leveling)

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan sumber daya adalah usaha memakainya secara efisien. Tenaga kerja yang sudah bergabung tidak mudah untuk dilepas dan dipanggil kembali sesuai dengan naik turunnya pekerjaan. Oleh karena itu diusahakan jangan terjadi keperluan yang naik turun secara tajam, dan untuk mengatasinya dengan meratakan sumber daya (resoueces leveling).

Pemerataan sumber daya dapat dikerjakan dengan cara grafis yaitu menggambar jadwal kegiatan dalam bentuk (barchart). Sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan dijumlah ke bawah dalam satu satuan waktu. Mencari jalur kritis dan float jaringan kerja, kemudian komponen kegiatan nonkritis diatur dengan menggeser-geser (sebatas float yang tersedia) dan mengusahakan kebutuhan sumber daya tidak terjadi flustuasi yang tajam.

Ada 2 metode untuk melakukan perataan sumber daya manusia (resources leveling), yaitu:

1. Trial-and-error approach 2. Blok Schedule

3. METODE

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Surakarta Tahap 1. Data-data tersebut meliputi:

a. Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penawaran dan Pelaksanaan

b. Daftar harga upah dan bahan c. Daftar harga satuan pekerjaan d. Laporan harian.

e. Gambar rencana proyek

Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengolahan data RAB dan Gambar Kerja dengan bantuan daftar analisa pekerjaan SNI dan daftar upah dan bahan satuan pekerjaan, sehingga diperoleh durasi dan rincian tenaga kerja tiap jenis pekerjaan.

2. Dengan rincian tenaga kerja yang dibutuhkan dan durasi dari tiap pekerjaan, kemudian

menentukan hubungan ketergantungan

(constrain) antar kegiatan dengan metode PDM. 3. Pengaplikasian Program Microsoft Office Project 2007 dan membuat jaringan kerja

metode PDM, berdasarkan input yang

diperlukan yang telah dibuat sebelumnya.

4. Pembuatan histogram sumber daya manusia dengan aplikasi Microsoft Office Project 2007, kemudian melakukan Resources Leveling sampai menemukan grafik/histogram sumber daya manusia yang ideal.

5. Dari hasil laporan pengawas didapat histogram

sumber daya manusia riil. Kemudian

berdasarkan histogram hasil levelling dan histogram riil di lapangan dilakukan analisis dan pembahasan, yang meliputi :

a. Menganalisa kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan SNI dan riil di lapangan.

b. Menganalisa tingkat fluktuasi histogram sumber daya manusia sebelum dan sesudah proses Resources Levelling. c. Menganalisa perubahan kurva S akibat

proses Resources Levelling.

d. Membandingkan histogram sumber daya manusia berdasarkan laporan pengawas dengan histogram yang

didapat dari proses Resources

Levelling. 6. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa menjelaskan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uraian Kurva S

a. Kurva S Berdasarkan SNI

Dari hasil kurva S penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan proyek sampai dengan tahap pekerjaan pengecoran akhir hanya membutuhkan waktu sampai minggu ke-9, yaitu pada tanggal 28 Agustus 2009. Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa secara perencanaan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan proyek sangat longgar.

(5)

Grafik 4. Kurva S setelah proses leveling Proses leveling sumber daya mangakibatkan waktu pelaksanaan proyek yang mundur dari sebelum proses leveling, yaitu sampai minggu ke-12 tanggal 19 September 2009 baru dapat dilakukan pekerjaan pengecoran akhir. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kemunduran waktu akibat proses leveling sumber daya tenaga namun masih dalam kurun waktu penyelesaian proyek 120 hari kalender.

Grafik 5. Kurva S Pelaksana Proyek. Hal yang dapat diamati dari kurva S pelaksana dari segi realisasi pelaksanaan pekerjaan adalah proses

pelaksanaan yang lebih cepat dari waktu

perencanaan kontraktor sendiri yaitu sampai minggu ke-10 untuk pekerjaan pengecoran akhir.

b. Perbandingan Kurva S

Waktu pelaksanaan proyek bila dilihat dari kurva S pembanding antara kurva S penelitian setelah mengalami proses leveling dengan kurva S riil pelaksanaan proyek dari kontraktor memperlihatkan waktu penyelesaian yang lebih lama, namun masih dalam kurun waktu 120 hari kalender. Hal ini disebabkan adanya proses leveling sumber daya yang sudah tidak bisa lagi memanfaatkan float yang ada. Apabila dipaksakan untuk mempertahankan waktu rencana awal akan didapatkan kebutuhan sumber daya yang tidak rata.

Grafik 6. kurva S Perbandingan. 4.2. Histogram Tenaga Kerja

a. Histogram Tenaga Kerja Sebelum Leveling

Gambar 7. Histogram Tenaga Kerja hasil Jaringan Kerja PDM

Sebelum mengalami proses leveling histogram hasil penelitian menunjukkan fluktuasi kebutuhan tenaga kerja, adanya peningkatan kebutuhan antara hari ke-7 sampai hari ke-22 kemudian turun dan naik lagi kebutuannya setelah hari ke-28. Kebutuhan tenaga kerja maksimum mencapai 45 orang pekerja. b. Histogram Tenaga Kerja Trial 1

Setelah mengalami proses leveling pertama histogram menunjukkan penurunan kebutuhan tenaga kerja maksimum, yaitu 36 tenaga kerja pada hari ke-19, namun masih terlihat fluktuatif dari kebutuhan tenaga kerja dan mengalami kemuduran waktu pelaksanaan yang sebelumnya 97 hari menjadi 105 hari.

(6)

31 c. Histogram Tenaga Kerja Trial 2

Dari proses leveling yang ke dua ini menunjukkan histogram kebutuhan tenaga kerja yang lebih kecil kebutuhan tenaga kerjanya per hari namun masih belum menunjukkan histogram kebutuhan yang ideal.

Gambar 9. Histogram Tenaga Kerja Trial 2 d. Histogram Tenaga Kerja Trial 3

Setelah mengalami beberapa proses leveling sumber daya manusia akhirnya didapatkan histogram yang lebih baik dan termasuk dalam histogram tenaga kerja yang ideal dengan kategori mula sedikit kemudian banyak dan akhirnya secara bertahap berkurang, walaupun masih ada fluktuasi kebutuhan terutama pada saat Pekerjaan Pengecoran Plat dan Balok, karena pada pekerjaan ini memerlukan banyak pekerja yang telah direncanakan waktunya satu hari.

Gambar 10. Histogram Tenaga Kerja Trial 3 4.3. Perbandingan Histogram Tenaga Kerja Histogram yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan lebih kecil daripada jumlah tenaga kerja riil yang dilaporkan oleh pengawas. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam proses penelitian diperoleh berdasarkan angka komposisi yang ada dalam SNI sehingga dapat diketahui produktivitas tenaga kerja

sedangkan kontraktor hanya berdasarkan

pengalaman tanpa memperhitungkan produktivitas tenaganya.

Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan SNI diperoleh komposisi tenaga kerja yang disajikan pada Tabel 1.

Gambar 11. Histogram Tenaga Kerja antara Penelitian dan Pelaksanaan

Tabel 1. Komposisi kebutuhan tenaga kerja Penelitian dan Pelaksanaan

Jenis Tenaga Kerja Jumlah (orang)

Penelitian Kebutuhan Riil

1. Site Manager 54 52 2. Pelaksana 54 54 3. Logistik 54 51 4. M a n d o r 54 88 5. Tukang gali 0 806 6. Tukang batu 78 10 7. Pekerja 683 95 8. Tukang Kayu 78 589 9. Tukang listrik 10 10 10. Tukang besi 100 479 11. Penjaga 117 88 12. Harian Kantor 108 117 Jumlah Total 1390 2439

Jadi selisih kebutuhan tenaga kerja berdasarkan SNI yang telah mengalami proses leveling sumber daya

manusia dengan kebutuhan tenaga kerja

pelaksanaan : Silisih = 2439 – 1390

= 1049 orang pekerja 5. SIMPULAN

a. Metode Resources Leveling dalam perencanaan sumber daya manusia suatu proyek dapat menghasilkan histogram kebutuhan tenaga kerja yang ideal dibandingkan dengan histogram kebutuhan tenaga kerja riil pada pelaksanaan proyek yang masih terdapat fluktuasi kebutuhan tenaga keja.

(7)

b. Jumlah perencanaan tenaga kerja yang

mengalami proses leveling berdasarkan

perhitungan SNI adalah 1390 orang sedangkan tenaga riil dilapangan berdasarkan laporan pengawas adalah 2439 orang. Meskipun jumlah tenaga kerja lebih sedikit, namun penyelesaian proyek masih dapat terselesaikan dalam kurun waktu tidak lebih dari 120 hari kalender sesuai dengan waktu yang disediakan pihak pemilik proyek.

c. Jadwal alokasi kebutuhan tenaga kerja dari hasil penelitian sebelum mengalami proses leveling mampu menyelesaikan kegiatan selama 58 hari, sedangkan pada jadwal alokasi tenaga kerja setelah mengalami proses leveling mampu menyelesaikan kegiatan proyek selama 79 hari. Kemunduran jadwal yang terjadi diakibatkan proses perataan kebutuhan sumber daya untuk menghindari fluktuasi kebutuhan tenaga kerja. 6. DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, I., 1995. Manajemen Proyek dan Konstruksi, Jilid 1 dan 2. Kanisius. Yogyakarta Haedar Ali, T., 1995. Prinsip-prinsip Network Planning,

PT. Gramedia, Jakarta

Haryanti, D., 2002. Studi Kasus Time Schedule Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Lab.Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Ditinjau Dari Kerataan dan Kepadatan Jadwal Tenaga Kerja. Skripsi Jurusan Teknik Sipil UNS, Surakarta.

J Gordon and A Tulip., 1997, Resource Scheduling International Journal of Project Management APM, UK. Volume 15, Issue 6, Pages 359-370 Kelana, R. P., 2010, Optimalisasi Penggunaan Sumber

Daya Manusia dengan Metode Resources Leveling Menggunakan Bantuan Microsoft Project 2007. Skripsi Jurusan Teknik Sipil UNS, Surakarta. Luthan , P. L. A. & Syafriandi, 2006. Aplikasi

Microsoft Project untuk Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil. Penerbit Andi. Yogyakarta. Madcoms, 2005, Mahir dalam 7 Hari Microsoft Project

2003. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Miftachudin, 2007, Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia dengan Resources Leveling Metode Trial and Error (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Mipa UNS). Skripsi Jurusan Teknik Sipil UNS, Surakarta.

M. H. Elwany, I. E. Korish, M. Aly Barakat, and S. M. Hafez, Resource Smoothening In Repetitive Projects. Faculty of Engineering- Alexandria University, USA

Yuni, A., 2008, Pengaruh Aplikasi Penggunaan SNI Dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Skripsi Jurusan Teknik Sipil UNS, Surakarta. Soeharto, I., 1995, Manajemen Proyek Dari Konseptual

sampai Operasional, Erlangga, Jakarta. Comment [P3]: daftar pustaka diberi penomoran

Gambar

Grafik  yang  terbaik  adalah  apabila  jumlah  tenaga  kerja  meningkat  dari  awal  proyek  atau  rata  atau  banyak,  kemudian  sedikit  demi  sedikit  kemudian  meningkat, dan kembali sedikit sampai akhir proyek
Grafik 3. Kurva S sebelum proses leveling
Grafik 4. Kurva S setelah proses leveling  Proses  leveling  sumber  daya  mangakibatkan  waktu  pelaksanaan  proyek  yang  mundur  dari  sebelum  proses  leveling,  yaitu  sampai  minggu  ke-12  tanggal  19 September 2009 baru dapat dilakukan pekerjaan  p
Gambar  11.  Histogram  Tenaga  Kerja  antara  Penelitian dan Pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

Undang Kurnia, Sudirman, Ishak Juarsah, dan Yoyo Soelaeman (2001) dalam penelitian mengenai Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Debit Dan Banjir Di Bagian

persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar IPS siswa, oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa ada hubungan positif yang erat

Pemberian ekstrak etanol rimpang kunyit ( Curcuma domestica Val) dengan dosis bertingkat (P1, P2, P3) secara peroral pada mencit balb/c yang telah diinjeksi asam asetat

Lapangan Pecahan, Quot(R), dari daerah integral R dapat dikonstruksi sebagai berikut: Quot(R) adalah himpunan dari kelas-kelas ekuivalensi dari pasangan [n,d], dimana n dan

Türkiye’de son yıllarda kredilerde meydana gelen genişlemenin artan cari açık üzerindeki etkisinin analiz edildiği bu çalışmada, 2005Q4– 2016Q4 dönemi üç aylık

Keberadaan tempat atau lingkungan berbisnis serta penampilan pebisnis lokal Bali yang tidak ‘terawat’ dengan baik itu, sesungguhnya tidak mesti terjadi di Bali mengingat

Efektivitas Program Adventure Based Counseling (ABC) untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Mahasiswa Departemen Fisika Angkatan Tahun 2015 Universitas Pendidikan Indonesia