Targetkan kurangi kemiskinan dipesisir
Bandung,kilasfoto.com - Dalam rangka menajamkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) BPSDM KP, 5-7 Maret 2013, di Hotel Horisson, Bandung.
Kegiatan dengan tema “Sumber Daya Manusia Kompeten Untuk Mendukung Pembangunan Kelautan dan Perikanan Dengan Pendekatan Ekonomi Biru (Blue Economy)” ini disinergikan pelaksanaannya dengan Unit Eselon I KKP lainnya.
Rakernis bertujuan terbangunnya rekomendasi pelaksanaan pengembangan,pemantapan,dan rancangan SDM di bidang kelautan dan perikanan tahun 2012 hingga 2014.
Rakernis BPSDM KP dihadiri oleh 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara lain para perwakilan dari
Kementerian Perhubungan, Badan Pusat Statistik, Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan, Pejabat Eselon I KKP, Pejabat Eselon II BPSDM KP, Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh), Badan Pelaksana Penyuluhan
Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), dan tenaga ahli pengembangan produk Diklat perikanan.
Adapun peserta yang hadir adalah Sekretaris Bakorluh dan Bapeluh terpilih, Pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup BPSDMKP, dan sebagainya.
(foto: Efrimal Bahri)
http://www.kilasfoto.com
Targetkan kurangi kemiskinan dipesisir
Dalam rangka menajamkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) BPSDM
di Hotel Horisson, Bandung.
Kegiatan dengan tema “Sumber Daya Manusia Kompeten Untuk Mendukung Pembangunan Kelautan dan Perikanan Dengan Pendekatan Ekonomi Biru (Blue Economy)” ini disinergikan pelaksanaannya dengan Unit Eselon I KKP lainnya.
terbangunnya rekomendasi pelaksanaan pengembangan,pemantapan,dan rancangan SDM di bidang kelautan dan perikanan tahun 2012 hingga 2014.
Rakernis BPSDM KP dihadiri oleh 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan, Badan Pusat Statistik, Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan, Pejabat Eselon I KKP, Pejabat Eselon II BPSDM KP, Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh), Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh), Forum Komunikasi Nasional Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), dan tenaga ahli pengembangan produk
Adapun peserta yang hadir adalah Sekretaris Bakorluh dan Bapeluh terpilih, Pimpinan Unit (UPT) lingkup BPSDMKP, dan sebagainya.
http://www.kilasfoto.com
Dalam rangka menajamkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) BPSDM
Kegiatan dengan tema “Sumber Daya Manusia Kompeten Untuk Mendukung Pembangunan Kelautan dan Perikanan Dengan Pendekatan Ekonomi Biru (Blue Economy)” ini disinergikan
terbangunnya rekomendasi pelaksanaan pengembangan,pemantapan,dan rancangan SDM di bidang kelautan dan perikanan tahun 2012 hingga 2014.
Rakernis BPSDM KP dihadiri oleh 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan, Badan Pusat Statistik, Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan, Pejabat Eselon I KKP, Pejabat Eselon II BPSDM KP, Badan Koordinasi Penyuluh (Bapeluh), Forum Komunikasi Nasional Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), dan tenaga ahli pengembangan produk
http://ekonomi.inilah.com
INILAH.COM, Jakarta - Dalam rangka menajamkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) BPSDM KP, 5-7 Maret 2013, di Hotel Horisson, Bandung.
Rakernis ini memiliki sasaran terbangunnya rekomendasi pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan tahun 2012 dan pemantapan pelaksanaan pengembangan sumber daya manusian di bidang kelautan dan perikanan tahun 2013 serta terbangunnya kesepakatan tentang rancangan kebijakan rencana pengembangan sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan tahun 2014.
Kegiatan dengan tema “Sumber Daya Manusia Kompeten Untuk Mendukung Pembangunan Kelautan dan Perikanan Dengan Pendekatan Ekonomi Biru (Blue Economy)” ini disinergikan pelaksanaannya dengan Unit Eselon I KKP lainnya. di, Bandung.
Rakernis BPSDM KP dihadiri 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara lain para perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perhubungan, Badan Pusat Statistik, Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan, Pejabat Eselon I KKP, Pejabat Eselon II BPSDM KP, dan Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh). Juga ikut berbicara Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh), Forum Komunikasi Nasional Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), dan tenaga ahli pengembangan produk Diklat perikanan. Adapun peserta yang hadir adalah Sekretaris Bakorluh dan Bapeluh terpilih, Pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup BPSDMKP, dan sebagainya.
Sekretaris BPSDM KP Mulyoto, dalam laporan pembukaan Rakernis, Selasa (5/3),
mengungkapkan, diadakannya Rakernis ini membuktikan keseriusan semua pihak khususnya Pimpinan Unit Eselon II dan Pimpinan UPT lingkup BPSDMKP dengan seluruh jajarannya serta para stakeholder BPSDMKP dalam menjalankan Program Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan.
Output dari kegiatan ini, lanjutnya, antara lain pemetaan perekrutan anak pelaku utama minimal 40%; kurikulum pendidikan vokasi berbasis teaching factory dan rancangan
pelaksanaan pada UPT pendidikan KP; pemetaan penyelenggaraan sekolah lapang; pemetaan penyerapan lulusan pendidikan serta dukungan program minapolitan dan industrialisasi. Juga gambaran penerapan model bisnis konektivitas pendekatan ekonomi biru sebagai kebijakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan KP dalam meningkatkan kapasitas peserta didik/pelaku utama/pelaku usaha guna mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan; rencana pendidikan KP non subsidi pemerintah; rencana prototipe bisnis model konektivitas antara P2MKP dengan konsep ekonomi biru; serta rencana ketenagaan penyuluh dan peta penyebarannya tahun 2013 dan 2014.
Menurut Kepala BPSDM KP, Suseno, dalam sambutan dan paparannya, terkait dengan pencapaian kinerja utama BPSDM KP, semua target yang telah ditetapkan dapat dicapai. Target program pengembangan SDM kelautan dan perikanan tersebut meliputi pendidikan, pelatihan dan penyuluhan dengan dukungan kesekretariatan. “Meskipun demikian, di 2013 ini dan 2014 mendatang masih memerlukan kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak,” ujarnya pada saat membuka Rakernis ini.
Untuk mewujudkan hal itu, lanjut Suseno, terdapat tantangan-tantangan dalam
pengembangan SDM kelautan dan perikanan. Misalnya tingkat pendidikan dan keterampilan pelaku utama/usaha masih perlu ditingkatkan, serta sistem pendataan bidang kelautan dan perikanan di pusat dan daerah masih perlu dibenahi.
Tantangan lainnya berupa akses permodalan bagi usaha bidang kelautan dan perikanan terbatas, kondisi sarana prasarana pendidikan dan pelatihan kelautan dan perikanan kurang optimal, pembiayaan Pemerintah (APBN dan APBD) terbatas, dan terdapat 2,17 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) di wilayah pesisir dan 17,08% di antaranya bermata pencaharian perikanan.
Untuk itu, sambung Suseno, diperlukan perubahan pendekatan, dari pendekatan ‘masalah’ menjadi pendekatan ‘solusi’, yang dilakukan oleh semua pemegang kepentingan.
“Sinergi dan harmonisasi pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan, saya mengharapkan pada rakernis nantinya dapat membahas dan
merekomendasikan rumusan tindak lanjut bersama, sehingga tantangan dalam mencetak SDM kompeten dalam mendukung pembangunan kelautan dan perikanan dapat kita hadapi,” ungkapnya.
Suseno menambahkan, sesuai dengan tema Rakernis BPSDM KP Tahun 2013, maka ikhtisar pengembangan SDM kelautan dan perikanan 2013 diarahkan untuk penguatan kelembagaan pendidikan vokasi bidang KP berbasis teaching factory, penguatan jejaring pendidikan KP menuju center of excellent, serta pengembangan sarana dan prasasrana pelatihan berbasis teaching factory
Selain itu juga peningkatan kapasitas tenaga pelatih, perluasan jangkauan pelatihan
masyarakat melalui P2MKP, Penumbuhan kelompok pelaku utama dan usaha yang mandiri, dan Penguatan penyelenggaraan penyuluhan KP (pembentukan unit percontohan penyuluhan perikanan di kawasan potensial perikanan).
Ia juga menyampaikan bahwa target pengembangan SDM KP dalam mendukung
pembangunan kelautan dan perikanan ke depan adalah meningkatkan peran SDMKP yang kompeten dalam mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang masih terbuka untuk tumbuh lebih tinggi di masa yang akan datang.
Tak hanya itu, target lainnya adalah menumbuhkan kepercayaan pihak perbankan atas peran sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional; menciptakan lapangan kerja (job creation) yang terampil di sektor kelautan dan perikanan; meningkatkan sinergi dan harmonisasi pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah; mendukung pelaksanaan quick win kegiatan lintas sektor melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) di 8 Kabupaten/kota.
Demi mencapai hasil optimal yang diinginkan, kerja sama dengan instansi terkait tentunya sangat dibutuhkan. Suseno menginstruksikan bahwa Dinas Kelautan dan Provinsi dan Kabupaten/Kota agar memetakan lapangan kerja sektor KP di wilayahnya; bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat untuk mendorong revitalisasi pendidikan KP.
Sekaligus bersinergi dengan Bakorluh dan Bapeluh menumbuhkan kelompok usaha mandiri yang berhasil untuk memenuhi syarat menjadi Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan
Perikanan (P2MKP) di wilayahnya serta menggerakan penyuluh PNS untuk mensukseskan program prioritas KKP. Selama ini sebagian besar kegiatan program prioritas KKP ditangani oleh 1.600 Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK) di seluruh Indonesia.
Melalui Rakernis BPSDM KP Tahun 2013 diharapkan akan dihasilkan kemantapan arah dan kebijakan pengembangan SDM kelautan dan perikanan di tahun 2013 serta kesiapan rumusan kebijakan di tahun 2014.
Rumusan Rakernis ini diharapkan dapat memberikan gambaran peta target sasaran stakeholder serta dampak yang dihasilkan dari kegiatan pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan yang akan dilakukan sesuai dengan kebijakan BPSDMKP dalam mendukung program prioritas KKP.
Adapun kebijakan BPSDMKP yang dimaksud antara lain meliputi pelaksanaan perekrutan anak peserta didik minimal 40% anak pelaku utama; penyelenggaraan pendidikan
vokasi/berbasis teaching factory, pemanfaatan SAL bidang pendidikan tahun 2012; pelaksanaan dan rencana pelatihan bagi pelaku utama pada kawasan minapolitan dan
industrialisasi; pelaksanaan dan rencana pelatihan bagi pelaku utama dengan dukungan dana kemitraan (daerah/swasta); kerja sama kemitraan; dan usulan rencana kegiatan dan anggaran 2014. [*]
http://www.pab-indonesia.com
BPSDMKP Gelar Rapat Kerja Teknis
Jakarta, PAB-Online
Dalam rangka menajamkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) menggelar Rapat Kerja Teknis (Rakernis) BPSDM KP, 5-7 Maret 2013, di Hotel Horisson, Bandung. Rakernis ini memiliki sasaran terbangunnya rekomendasi
pelaksanaan pengembangan SDM KP tahun 2012, pemantapan pelaksanaan pengembangan SDM KP tahun 2013, dan kesepakatan tentang rancangan kebijakan rencana pengembangan SDM KP tahun 2014. Kegiatan dengan tema “SDM Kompeten Untuk Mendukung Pembangunan KP Dengan Pendekatan Ekonomi Biru (Blue Economy)” ini disinergikan pelaksanaannya dengan Unit Eselon I KKP lainnya. Hadir pada kesempatan tersebut Menteri KP, Sharif C. Soetardjo, Kamis (7/3), yang memberikan sambutan dan arahan di Hotel Haris, Bandung.
Rakernis BPSDM KP dihadiri oleh 162 orang peserta. Bertindak sebagai narasumber antara lain para perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian
Perhubungan, Badan Pusat Statistik, Penasihat Menteri KP, Pejabat Eselon I KKP, Pejabat Eselon II BPSDM KP, Badan Koordinasi Penyuluh, Badan Pelaksana Penyuluhan, Forum Komunikasi Nasional Pusat Pelatihan Mandiri KP (P2MKP), dan tenaga ahli pengembangan produk Diklat perikanan. Adapun peserta yang hadir adalah Sekretaris Bakorluh dan Bapeluh terpilih, Pimpinan Unit Pelaksana Teknis lingkup BPSDMKP, dan sebagainya.
Sebagaimana disampaikan Sekretaris BPSDM KP, Mulyoto, dalam laporan pembukaan Rakernis, Selasa (5/3), diadakannya kegiatan ini membuktikan keseriusan BPSDM KP, stakeholder, dan pihak lainnya dalam menjalankan Program Pengembangan SDM KP. Output dari kegiatan ini, lanjutnya, antara lain pemetaan perekrutan anak pelaku utama 40%;
kurikulum pendidikan vokasi berbasis teaching factory; pemetaan penyelenggaraan sekolah lapang; serta pemetaan penyerapan lulusan pendidikan. Selain itu outputnya juga berupa gambaran penerapan model bisnis konektivitas pendekatan ekonomi biru sebagai kebijakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan KP dalam meningkatkan kapasitas peserta
didik/pelaku utama/usaha; rencana pendidikan KP non subsidi pemerintah; rencana prototipe bisnis model konektivitas antara P2MKP dengan konsep ekonomi biru; serta rencana
ketenagaan penyuluh dan peta penyebarannya tahun 2013 dan 2014.
Menurut Kepala BPSDM KP, Suseno, dalam sambutannya, terkait dengan pencapaian kinerja utama BPSDM KP, dikatakan semua target yang telah ditetapkan dapat dicapai. Target program pengembangan SDM KP tersebut meliputi pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, dengan dukungan kesekretariatan. “Meskipun demikian, di tahun 2013 dan 2014 mendatang masih memerlukan kerja keras serta dukungan dari berbagai pihak,” ujar Seno, panggilan
akrab Suseno, pada saat membuka Rakernis ini.
Ia juga menyampaikan, target pengembangan SDM KP dalam mendukung pembangunan KP ke depan adalah meningkatkan peran SDM KP yang kompeten dalam mendukung
pembangunan sektor KP; menumbuhkan kepercayaan pihak perbankan atas peran sektor KP sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional; menciptakan lapangan kerja yang terampil di sektor KP; meningkatkan sinergi dan harmonisasi pembangunan antara
pemerintah pusat dan daerah; mendukung pelaksanaan quick win kegiatan lintas sektor melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) di 8 Kabupaten/Kota.
Untuk mewujudkan hal itu, lanjut Seno, terdapat tantangan-tantangan dalam pengembangan SDM KP. Misalnya pendidikan dan keterampilan pelaku utama/usaha masih perlu
ditingkatkan, sistem pendataan bidang KP di pusat dan daerah masih perlu dibenahi, akses permodalan bagi usaha bidang KP terbatas, kondisi sarana prasarana pendidikan dan pelatihan KP kurang optimal, pembiayaan Pemerintah (APBN dan APBD) terbatas, dan terdapat 2,17 juta Rumah Tangga Miskin di wilayah pesisir dan 17,08% di antaranya bermata pencaharian perikanan.
Karena itu, sambung Seno, diperlukan perubahan pendekatan, dari pendekatan ‘masalah’ menjadi pendekatan ‘solusi’, yang dilakukan oleh semua pemegang kepentingan. “Sinergi dan harmonisasi pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan, saya mengharapkan pada Rakernis dapat membahas dan merekomendasikan rumusan tindak lanjut bersama, sehingga tantangan dalam mencetak SDM guna mendukung pembangunan KP dapat kita hadapi,” ungkapnya.
Seno menambahkan, sesuai dengan tema Rakernis BPSDM KP Tahun 2013, maka fokus utama pengembangan SDM KP tahun 2013 diarahkan untuk penguatan kelembagaan
pendidikan KP berbasis teaching factory, penguatan jejaring pendidikan KP menuju center of excellent, pengembangan sarana dan prasasrana pelatihan berbasis teaching factory,
peningkatan kapasitas tenaga pelatih, perluasan jangkauan pelatihan masyarakat melalui P2MKP, penumbuhan kelompok pelaku utama dan usaha yang mandiri, dan penguatan penyelenggaraan penyuluhan KP (pembentukan unit percontohan penyuluhan di kawasan potensial perikanan).
Untuk mewujudkan titik berat pengembangan SDM KP tersebut, Seno memberikan instruksi khusus kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dinas KP tersebut dihimbau agar memetakan lapangan kerja sektor KP di wilayahnya; bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat untuk mendorong revitalisasi pendidikan KP; bersinergi dengan Bakorluh dan Bapeluh menumbuhkan kelompok usaha mandiri yang berhasil untuk memenuhi syarat menjadi Pusat Pelatihan Mandiri KP di wilayahnya; serta menggerakan penyuluh PNS untuk mensukseskan program prioritas KKP. Selama ini sebagian besar kegiatan program prioritas KKP ditangani oleh 1.600 Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak di seluruh Indonesia.
Melalui Rakernis BPSDM KP Tahun 2013 diharapkan sasaran dari kegiatan tersebut dapat segera tercapai, salah satunya melalui kesepakatan Rumusan Rakernis yang nantinya dapat memberikan gambaran peta target sasaran stakeholder serta dampak yang dihasilkan dari kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan, yang akan dilakukan sesuai dengan kebijakan BPSDMKP dalam mendukung program prioritas KKP.(Idt/IP)
http://www.harianterbit.com
Daerah Harus Petakan Kerja Kelautan Perikanan
Jakarta — Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Suseno instruksikan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk segera memetakan lapangan kerja sektor KP di wilayahnya masing-masing.
Pemetaan tersebut, jelas dia, bertujuan untuk memudahkan sinergitas antara dinas pendidikan setempat, Badan Koordinasi Penyuluh, dan Badan Pelaksana Penyuluh. Dengan terjadinya sinergitas itu, revitalisasi pendidikan KP dapat berjalan optimal guna mendukung
terlaksananya program-program prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan. “Dengan pemetaan itu, Dinas KP bisa bersinergi untuk menumbuhkan kelompok usaha mandiri yang berhasil untuk memenuhi syarat menjadi Pusat Pelatihan Mandiri KP di wilayahnya,” kata Suseno dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) BPSDM KP, Kamis (7/3). Dia menuturkan, selama ini terdapat berbagai tantangan dalam pengembangan SDM KP di Indonesia, diantaranya sistem pendataan bidang KP di pusat dan daerah, terbatasnya akses permodalan bagi usaha bidang KP.
Selain itu, masih terdapat kondisi sarana prasarana pendidikan dan pelatihan KP yang kurang optimal, pembiayaan Pemerintah (APBN dan APBD) terbatas, dan terdapat 2,17 juta Rumah Tangga Miskin di wilayah pesisir dan 17,08% di antaranya bermata pencaharian perikanan. “Untuk menghadapi berbagai tantangan itu, diperlukan perubahan pendekatan, dari
pendekatan ‘masalah’ menjadi pendekatan ‘solusi’, yang dilakukan oleh semua pemegang kepentingan.
Sementara itu, Sekretaris BPSDM KP, Mulyoto menambahkan, melalui Rakernis kali ini, diharapkan akan ada output yang cukup visioner bagi pengembangan SDM KP. “Sejauh ini, output yang dihasilkan antara lain pemetaan perekrutan anak pelaku utama KP sebanyak 40%, kurikulum pendidikan vokasi berbasis teaching factory, pemetaan penyelenggaraan sekolah lapang, serta pemetaan penyerapan lulusan pendidikan,” ujarnya.
Perbankan Belum Lirik Sektor Perika
akses ke perbankan yang sekarang terbatas. Kita sampaikan bahwa dunia perikanan dan kelautan sumber pertumbuhan ekonomi nasional," tutur Kepala BPSDM KP, Suseno kep wartawan, Kamis (7/3/2013).
Di samping itu, pihaknya juga akan melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung pembangunan sektor KP.
sektor KP, meningkatkan sinergi dan harmonisasi pembangu
daerah, mendukung pelaksanaan quick win kegiatan lintas sektor melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) di 8 Kabupaten/Kota.
Dikatakannya, untuk mewujudkan target
pendidikan dan keterampilan pelaku utama atau usaha masih perlu ditingkatkan, sistem pendataan bidang KP di pusat dan daerah masih perlu dibenahi.
"Kondisi sarana prasarana pendidikan dan pelatihan KP kurang optimal, pemb
Pemerintah (APBN dan APBD) terbatas, dan terdapat 2,17 juta Rumah Tangga Miskin di wilayah pesisir dan 17,08 persen di antaranya bermata pencaharian perikanan," katanya.
http://www.tribunnews.com
Perbankan Belum Lirik Sektor Perikanan dan Kelautan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
akses dunia perbankan terhadap masyarakat nelayan masih sangat kurang. Kondisi ini membuat Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) tahun 2013 ini berkomitmen meningkatkan keperca
perbankan atas peran sektor kelautan dan perikanan.
"Kita berusaha meningkatkan akses ke perbankan yang sekarang terbatas. Kita sampaikan bahwa dunia perikanan dan
sumber pertumbuhan ekonomi nasional," tutur Kepala BPSDM KP, Suseno kep
Di samping itu, pihaknya juga akan melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk mendukung pembangunan sektor KP. Juga menciptakan lapangan kerja yang terampil di sektor KP, meningkatkan sinergi dan harmonisasi pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah, mendukung pelaksanaan quick win kegiatan lintas sektor melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) di 8
Dikatakannya, untuk mewujudkan target-target itu saat ini menghadapi tantangan misalnya pendidikan dan keterampilan pelaku utama atau usaha masih perlu ditingkatkan, sistem pendataan bidang KP di pusat dan daerah masih perlu dibenahi.
"Kondisi sarana prasarana pendidikan dan pelatihan KP kurang optimal, pemb
Pemerintah (APBN dan APBD) terbatas, dan terdapat 2,17 juta Rumah Tangga Miskin di wilayah pesisir dan 17,08 persen di antaranya bermata pencaharian perikanan," katanya.
http://www.tribunnews.com
nan dan Kelautan
TRIBUNNEWS.COM,
Sampai saat ini akses dunia perbankan terhadap masyarakat nelayan masih sangat kurang. Kondisi ini membuat Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) tahun 2013 ini berkomitmen meningkatkan kepercayaan pihak perbankan atas peran sektor kelautan dan perikanan.
"Kita berusaha meningkatkan akses ke perbankan yang sekarang terbatas. Kita sampaikan bahwa dunia perikanan dan sumber pertumbuhan ekonomi nasional," tutur Kepala BPSDM KP, Suseno kepada
Di samping itu, pihaknya juga akan melakukan pengembangan sumber daya manusia untuk menciptakan lapangan kerja yang terampil di nan antara pemerintah pusat dan daerah, mendukung pelaksanaan quick win kegiatan lintas sektor melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) di 8
ini menghadapi tantangan misalnya pendidikan dan keterampilan pelaku utama atau usaha masih perlu ditingkatkan, sistem
"Kondisi sarana prasarana pendidikan dan pelatihan KP kurang optimal, pembiayaan Pemerintah (APBN dan APBD) terbatas, dan terdapat 2,17 juta Rumah Tangga Miskin di wilayah pesisir dan 17,08 persen di antaranya bermata pencaharian perikanan," katanya.
Pemda Diminta Memetakan Potensi Kelautan & Per
Pemetaan tersebut, bertujuan untuk memudahkan sinergitas antara dinas pendidikan setempat, Badan Koordinasi Penyuluh, dan Badan Pelaksana Penyuluh. Dengan terjadinya sinergitas itu, revitalisasi pendidikan KP dapat berjalan optimal guna mendukung terlaksananya
prioritas Kementrian Kelautan dan Perikanan.
“Dengan pemetaan itu, Dinas KP bisa bersinergi untuk menumbuhkan kelompok usaha mandiri yang berhasil untuk memenuhi syarat menjadi Pusat Pelatihan Mandiri KP di wilayahnya,” kata Suseno, dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) BPSDM KP, di Jakarta, Kamis (7/3/2013).
Suseno menuturkan, selama ini terdapat berbagai tantangan dalam pengembangan SDM KP di Indonesia, di antaranya sistem pendataan bidang KP di pusat dan daerah, terbatasnya akses permodalan bagi usaha bidang KP.
dan pelatihan KP yang kurang optimal, pembiayaan Pemerintah (APBN dan APBD) terbatas, dan terdapat 2,17 juta Rumah Tangga Miskin di wilayah pesisir dan 17,08 persen di
pencaharian perikanan.
“Untuk menghadapi berbagai tantangan itu, diperlukan perubahan pendekatan, dari pendekatan ‘masalah’ menjadi pendekatan ‘solusi’, yang dilakukan oleh semua pe
tuturnya. Sementara itu, Sekretari
diharapkan akan ada output yang cukup visioner bagi pengembangan SDM KP.
“Sejauh ini, output yang dihasilkan antara lain pemetaan perekrutan anak pelaku utama KP sebanyak 40 persen, kurikulum pend
penyelenggaraan sekolah lapang, serta pemetaan penyerapan lulusan pendidikan,” pungkasnya. (Ar ie f S inaga /S indorad io /wdi
http://economy.okezone.com
Pemda Diminta Memetakan Potensi Kelautan & Perikanan
JAKARTA - Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Suseno menginstruksikan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk segera memetakan lapangan kerja sektor Kelautan dan Perikanan (KP) di wilayahnya masing-masing.
aan tersebut, bertujuan untuk memudahkan sinergitas antara dinas pendidikan setempat, Badan Koordinasi Penyuluh, dan Badan Pelaksana Penyuluh. Dengan terjadinya sinergitas itu, revitalisasi pendidikan KP dapat berjalan optimal guna mendukung terlaksananya
prioritas Kementrian Kelautan dan Perikanan.
“Dengan pemetaan itu, Dinas KP bisa bersinergi untuk menumbuhkan kelompok usaha mandiri yang berhasil untuk memenuhi syarat menjadi Pusat Pelatihan Mandiri KP di wilayahnya,” kata Suseno,
Rapat Kerja Teknis (Rakernis) BPSDM KP, di Jakarta, Kamis (7/3/2013).
Suseno menuturkan, selama ini terdapat berbagai tantangan dalam pengembangan SDM KP di Indonesia, di antaranya sistem pendataan bidang KP di pusat dan daerah, terbatasnya akses
an bagi usaha bidang KP. Selain itu, masih terdapat kondisi sarana prasarana pendidikan dan pelatihan KP yang kurang optimal, pembiayaan Pemerintah (APBN dan APBD) terbatas, dan terdapat 2,17 juta Rumah Tangga Miskin di wilayah pesisir dan 17,08 persen di antaranya bermata
“Untuk menghadapi berbagai tantangan itu, diperlukan perubahan pendekatan, dari pendekatan ‘masalah’ menjadi pendekatan ‘solusi’, yang dilakukan oleh semua pemegang kepentingan,”
Sementara itu, Sekretaris BPSDM KP Mulyoto menambahkan, melalui Rakernis kali ini, diharapkan akan ada output yang cukup visioner bagi pengembangan SDM KP.
yang dihasilkan antara lain pemetaan perekrutan anak pelaku utama KP sebanyak 40 persen, kurikulum pendidikan vokasi berbasis teach ing fac tory,
penyelenggaraan sekolah lapang, serta pemetaan penyerapan lulusan pendidikan,” pungkasnya. Ar ie f S inaga /S indorad io /wdi)
ikanan
Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Suseno menginstruksikan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk segera memetakan lapangan kerja sektor Kelautan dan Perikanan (KP) di wilayahnya
masing.
aan tersebut, bertujuan untuk memudahkan sinergitas antara dinas pendidikan setempat, Badan Koordinasi Penyuluh, dan Badan Pelaksana Penyuluh. Dengan terjadinya sinergitas itu, revitalisasi pendidikan KP dapat berjalan optimal guna mendukung terlaksananya program-program
“Dengan pemetaan itu, Dinas KP bisa bersinergi untuk menumbuhkan kelompok usaha mandiri yang berhasil untuk memenuhi syarat menjadi Pusat Pelatihan Mandiri KP di wilayahnya,” kata Suseno,
Suseno menuturkan, selama ini terdapat berbagai tantangan dalam pengembangan SDM KP di Indonesia, di antaranya sistem pendataan bidang KP di pusat dan daerah, terbatasnya akses
Selain itu, masih terdapat kondisi sarana prasarana pendidikan dan pelatihan KP yang kurang optimal, pembiayaan Pemerintah (APBN dan APBD) terbatas, dan
antaranya bermata
“Untuk menghadapi berbagai tantangan itu, diperlukan perubahan pendekatan, dari pendekatan megang kepentingan,” s BPSDM KP Mulyoto menambahkan, melalui Rakernis kali ini,
yang dihasilkan antara lain pemetaan perekrutan anak pelaku utama KP teach ing fac tory, pemetaan penyelenggaraan sekolah lapang, serta pemetaan penyerapan lulusan pendidikan,” pungkasnya.