Editorial MQ 92, 3 Fm Jogjakarta Edisi Kamis, 20 Mei 2010 Memaknai Hari Kebangkitan
Sahabat MQ/ oleh Fadjroel Rahman/ Indonesia saat ini dinyatakan dalam situasi yang parah// Maka di hari yang dinyatakan sebagai Hari Kebangkitan ini/ Fajroel menyatakan ingin menyampaikan kepada pemerintah/ mengenai sejumlah pesan yang selama ini terabaikan// Bahwa pada bulan Mei tahun 98 silam/ bangsa ini berhasil menggeser rezim dengan kekuasaan absolutnya selama puluhan tahun/ yaitu rezim Soeharto// Namun nyatanya/ pasca tumbangnya rezim “lalim” itu/ banyak masalah akut yang tak kunjung sembuh// Kejahatan HAM dan KKN/ tak pernah membaik// Bahkan I pemerintahan kedua SBY saat ini/ indikasi semakin suramnya perbaikan masalah korupsi/ makin kentara// Padahal/ di zaman SBY lah/ lembaga superbodi Komisi Pemberantasan Korupsi/ dibentuk// Sayang/ ide SBY untuk membentuk sekretariat bersama/ seolah justru hendak membekukan persoalan persoalan korupsi/ HAM/ disamping juga perusakan parlemen//
Di hari dimana momentum kebangkitan bangsa ini rayakan/ kita justru mendapati negara kita semakin melemah dan rapuh// Pengamat sosial dan Hak Asasi manusia -Eko Prasetyo/ bahkan menyebut kualitas kehidupan bangsa kita ini/ jauh lebih rendah dari negara palestina/ satu negeri yang hingga kini terus bergolak/ dan hidup dalam tekanan dua negara adikuasa/ Israel dan Amerika//
Setidaknya ada dua peristiwa penting pada pekan ini yang perlu dicatat. Pertama, peristiwa yang terkait dengan sejarah, yakni Hari Kebangkitan Nasional, yang biasa diperingati setiap tanggal 20 Mei. Tahun ini Hari Kebangkitan Nasional memasuki peringatan ke-102. Artinya, sejak tanggal 20 Mei 1908–tanggal lahirnya organisasi Boedi Oetomo–ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, perjalanan ’kebangkitan nasional’ telah memasuki tahun ke-102.
Sahabat MQ/ 102 tahun sudah/ hari kebangkitan nasional di[eringati// Namun nyatanya/ negeri ini bukan makin bangkit/ tetapi justru bergolak di hampir segala bidang/ baik pendidikan/ sosial/ politik/ hingga ekonomi// Apalagi/ tanggal 20 Mei hari ini/ berbarengan dengan dilatiknya Menteri keuangan baru/ yang bahkan ia belum sempat bekerja/ namun telah dikhawatirkan sejumlah pihak/ akan membawa bangsa ini semakin berkiblat pada ekonomi liberal// Sementara di bidang hukum atau peradilan/ kita selalu mendengar persoalan korupsi yang merajalela/ termasuk juga mengakarnya mafia hukum/ di hampir setiap instansi dan jajaran birokrasi negeri ini// Hari ini/ kita pun mendapati/ negeri yang demikian kaya raya akan Sumber Daya Alam ini/ masih menyisakan sekitar 100 juta penduduk miskin// bahkan rakyat/ harus menanggung beban utang luar negeri yang tahun 2010 ini/ mendekati 2000 triliun rupiah//
