• Tidak ada hasil yang ditemukan

JDIH Murung Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JDIH Murung Raya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 06 TAHUN 2010

TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MURUNG RAYA,

Menimbang : a. bahwa kebersihan dan keindahan merupakan segi kehidupan yang perlu di tumbuh-kembangkan secara terus menerus baik oleh Pemerintah Daerah maupun masyarakat agar terwujud lingkungan yang bersih, nyaman dan sehat;

b. bahwa sebagai daerah yang berkembang, sampah menjadi masalah prioritas yang perlu penanganan dari pemerintah daerah dan masyarakat serta dunia usaha;

c. bahwa untuk merealisasikan sebagaimana maksud dalam huruf a dan huruf b diatas, perlu manetapkan peraturan daerah tentang pengelolaan sampah di Kabupaten Murung Raya.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur di Provinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4180);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

(2)

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4851);

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Negara Nomor 3838) ;

10.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Uang Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578)

11.Peraturan Perintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembina dan pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);

12.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Perintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

13.Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 18 Tahun 2004 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan di Kabupaten Murung Raya ( Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2004 Nomor 18 Seri C);

14.Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 16 Tahun 2007 tentang Prosedur penyusunan Produk Hukum Daerah Kabupaten Murung Raya ( Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2007 Nomor 52);

15.Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Murung Raya ( Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya Tahun 2008 Nomor 58);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

dan

BUPATI MURUNG RAYA

MEMUTUSKAN :

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Murung Raya;

2. Pemerintah adalah Bupati beserta Perangkatnya;

3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah Beserta Perangkat Daerah Kabupaten Murung Raya; 4. Bupati adalah Bupati Murung Raya;

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Murung Raya;

6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Murung Raya; 7. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Murung Raya;

8. Badan adalah sekumpulan orang yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang melimputi Perseroan terbatas, Perseroan Komanditer Perseroan lainya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Pesekutuan, perkumpulan, firma, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis lembaga, dana pensiun,bentuk usaha tetap maupun bentuk usaha lainnya.

9. Sampah adalah barang/ limbah buang atau barang-barang yang oleh pemilikan/ pemakainya atau atas suruhannya telah dibuang dengan maksud tidak dimanfaatkan.

10.Petugas sampah adalah pegawai atau pekerja yang ditunjuk mengambil/ mengangkat sampah yang ditunjuk dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Murung Raya.

11.Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah disingkat APBD adalah anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Murung Raya.

12.Penghasilan sampah ialah setiap orang/ badan yang menghasilkan sampah.

13.Bak sampah/ tong sampah/ container, adalah tempat sampah yang disediakan untuk umum.

14.Tempat Penampungan Sampah Sementara yang selanjutnya disingkat TPSS, adalah tempat penampungan sampah untuk sementara sebelum diangkat ketempat pengelolaan akhir.

15.Tempat Pengelolaan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA, adalah tempat pengelolaan sampah yang terakhir.

16.Lokasi Daur Ulang Sampah selanjutnya disingkat LDUS, adalah tempat untuk pengelolaan sampah manjadi Kompos.

17.Transferdepo adalah tempat transit sampah dari gerobak ke dalam truk yang selanjutnya akan diangkat ke TPA.

18.Pengangkutan sampah adalah kegiatan mengangkut sampah dari TPS/ container/ tong sampah/ transfedepo/ LDUS ke TPA.

19. Pemusnahan atau Pengolahan sampah adalah menghancurkan, memusnahkan, mengolah sampah atau limbah agar tidak menimbulkan pencemaran.

BAB II

RUANG LINGKUP DAN WEWENANG

Pasal 2

(1) Ruang lingkup pengelolaan sampah meliputi : a. sampah rumah tangga

(4)

(2) Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga.

(3) Sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berasal dari kawasan industri, permukiman, pasar atau pertokoan, hotel, kawasan umum, dan atau fasilitas lainnya;

(4) Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. sampah yang mengandung bahan atau limbah berbahaya dan beracun; b. sampah yang timbul akibat bencana;

c. puing bongkaran bangunan;

d. sampah secara teknologi yang belum dapat diolah dan atau; e. sampah yang timbul secara periodik;

(5) Ketentuan mengenai sampah diluar sebagaimana dimaksud ayat (4) mengacu pada Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;

Pasal 3

Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan menyelenggarakan pengelolaan sampah antara lain: a. Menyelenggarakan pengolahan sampah secara berkala sesuai dengan norma standar, prosedur dan

kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah.

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain;

c. Menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengelolaan sampah terpadu dan tempat pembuangan akhir sampah.

d. Mencari lokasi pembuangan akhir sampah yang baru jika lokasi yang lama sudah tidak memungkinkan untuk menampung sampah dan tempat pembuangan akhir (TPA) yang lama wajib dikelola agar tetap bermanfaat.

e. Menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya.

f. Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap tempat pembuangan akhir (TPA) yang telah ditutup maupun yang sedang digunakan.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 4

Setiap orang berhak :

a. Mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah untuk terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman;

b. Memperoleh informasi tentang program kebersihan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah; c. Memberikan masukan/pikiran hal-hal yang berkenaan dengan penyelenggaraan dan pengawasan

pengelolaan sampah;

d. Memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan;

Pasal 5

Setiap orang mempunyai kewajiban :

a. memelihara kelestarian fungsi lingkungan yang sehat, bersih dan indah serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan;

b. Membuang sampah ke tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) dan menangani sampah dengan cara berwawasan lingkungan sesuai dengan Peraturan Daerah ini;

c. Memelihara dan membersihkan lingkungan pekarangan;

(5)

Pasal 6

Setiap kendaraan roda empat atau lebih wajib menyediakan tempat sampah di dalam kendaraan.

Pasal 7

Setiap rumah tangga dan atau pengelola Kawasan Permukiman, Komersial, Industri, Khusus, Fasilitas Umum, Fasilitas Sosial dan Fasilitas lainnya, usaha kecil menengah kaki lima wajib menyediakan fasilitas tempat penampungan sampah sementara (TPSS).

Pasal 8

Setiap orang/ Badan Usaha yang berusaha dalam pengelolaan pasar, kantor dan sekolah maupun Perguruan Tinggi wajib menyediakan tempat penampungan sampah sementara (TPSS) dan atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu.

Pasal 9

(1) Disetiap lingkungan dan permukiman warga minimal dibangun 2 atau 3 tempat penampungan sampah sementara (TPSS).

(2) Disetiap lingkungan Kecamatan minimal dibangun 2 (dua) tempat pengolahan sampah terpadu.

(3) Tata cara dan persyaratan sebagaimana dimaksud ayat 1 (satu) dan ayat 2 (dua) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Pasal 10

(1) Pemerintah Daerah berkewajiban menyelenggarakan pengelolaan dan penanganan sampah.

(2) Pemerintah Daerah berhak menggerakkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah.

BAB IV

PENGELOLAAN SAMPAH

Bagian kesatu Cara Pengelolaan Sampah

Pasal 11

(1) Pengumpulan sampah dilakukan dengan memindahkan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sampah sementara (TPSS) yang selanjutnya diangkut menuju tempat pengelolaan akhir (TPA);

(2) Pengumpulan sampah dari sumber sampah ke TPS dilakukan sendiri oleh masyarakat dan/atau dapat menggunakan jasa.

(3) Pengangkutan sampah dari TPSS ke TPA harus menggunakan sarana yang memenuhi syarat teknis dan atau dapat menggunakan jasa pemerintah daerah atau jasa pihak lain yang telah mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah.

(4) Pemrosesan akhir sampah dapat dilakukan dengan cara control landfill, TPST, sanitari landfill, incinertor, kompostingdan cara lain yang dapat memusnahkan sampah;

(6)

Bagian Kedua Pengelolaan Sampah

Pasal 12

Pengelolaan sampah meliputi Pengurangan, Penanganan Sampah dan Pengelolaan Sampah Spesifik.

Pasal 13

Pengurangan sampah meliputi kegiatan : a. pembatasan tumpukan sampah; b. pendauran ulang sampah; c. pemanfaatan kembali sampah.

Pasal 14

Penanganan sampah meliputi ;

a. Menyediakan tempat sampah dengan sistem pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan samapah sesuai dengan jenis jumlah dan/atau sifat sampah;

b. Melaksanakan proses pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah dari tempat penampungan sementara atau pengolahan sampah terpadu;

c. Melaksanakan proses pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;

d. Melakukan pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah, dan/atau ; e. Melakukan pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil

pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Pasal 15

Pengelolaan Sampah Spesifik sebagaimana dimaksud Pasal 12 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah tersendiri.

BAB V

PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 16

(1) Pemerintah Daerah berkewajiban meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan samapah melalui sosialisasi, mobilisasi, penyuluhan , kegiatan gotong royong, dan pemberian insentif

(2) Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat berupa pembentukan kelompok-kelompok kerja pembuatan komposting dan pemanfaatan samapah sebagai kerajinan;

(3) Masyarakat ikut menjaga kebersihan lingkungan melalui pemantauan, penyampaian masukan, usulan dan pengaduan adanya pelanggaran pembuangan sampahdan/atau yang mencemarkan kebersihan lingkungan.

BAB VI

KERJASAMA DAN PEMBINAAN

Pasal 17

(7)

Pasal 18

Kerjasama antar Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 23 dituangkan dalam Keputusan Bersama Kepala Daerah setelah mendapatkan persetujuan Gubernur.

Pasal 19

Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama Pengolahan/Pemanfaatan Sampah dengan Badan Usaha, Swasta, berpedoman pada ketentuan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

LARANGAN

Pasal 20

(1) Setiap orang dilarang :

a. Membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan atau disediakan; b. Membuang sampah di jalan-jalan, saluran air ( drainase ), di sungai;

c. Mengais sampah di TPS-TPS yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah; d. Membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan pengelolaan sampah;

e. Melakukan penanganan samapah dengan pembuangan terbuka di tempat pemprosesan akhir; f. Membuat tempat penampungan sementara pada lokasi yang tidak direkomendasi oleh

Pemerintah Daerah;

g. Menempel, melekatkan dan memasang brosur/pamplet untuk keperluan tertentu di tempat fasilitas umum dan tiang listrik, tiang telepon dan lain-lain.

(2) Setiap Badan Usaha dilarang :

a. Membuang sampah di TPA tanpa seizin Bupati;

b. Membuang sampah di jalan-jalan, saluran air ( drainase ), di sungai; c. Membakar sampah tidak sesuai dengan izin yang diberikan;

BAB VIII

ZONA BEBAS SAMPAH

Pasal 21

Ketentuan lebih lanjut mengenai Kawasan bebas sampah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 22

(1) Setiap orang yang melanggar sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

(8)

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan ditetapkan dalam Peraturan Bupati.

Pasal 24

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Murung Raya

Ditetapkan di Puruk Cahu pada tanggal 25 Juli 2010

BUPATI MURUNG RAYA,

ttd

WILLY M. YOSEPH

Diundangkan di Puruk Cahu pada tanggal 25 Juli 2010

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA,

ttd

YURIANSON DJATA

Referensi

Dokumen terkait

In the Europe most countries prefer hole game (players shoot marbles to the hole), in America and United Kingdom the game called Ringer is more popular (the object of the game is

Apabila dalam waktu tersebut perusahaan Saudara tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka perusahaan Saudara

A look at different types of yacht charter on the market - flotilla sailing, skippered yacht charter, crewed yacht charter, bareboat yacht

Apabila dalam waktu tersebut perusahaan Saudara tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka perusahaan Saudara

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis, evaluasi harga serta evaluasi penilaian kualifikasi penawaran oleh Pokja ULP Pengadaan Barang/Jasa Bidang Bina Marga Dinas

Tandem jumping can be less frightening than an accelerated free fall, and many people opt to start out with a tandem jump in order to get a taste of what skydiving is like

Because society tends to only honor the big-star players, the organization makes sure all players are recognized as individuals who were important to their teams, our society and

Menunjukan Dokumen Asli (Ya/Tidak) Legalisir (Ya/ Tidak) Menyerahkan Copy KETERANGAN. (Sah/