BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
Jln. H. Agus Salim - Telp (0756) 21743/ Fax (0756) 22623 PAINAN
Kode Pos 25611
RENCANA STRATEGIS
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
Jln. H. Agus Salim - Telp (0756) 21743/ Fax (0756) 22623 PAINAN
Kode Pos 25611
RENCANA STRATEGIS
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
Jln. H. Agus Salim - Telp (0756) 21743/ Fax (0756) 22623 PAINAN
Kode Pos 25611
RENCANA STRATEGIS
KATA PENGANTAR
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Badan Ketahanan Pangan dan
penyuluhan ...
2.2 Sumber Daya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ...
2.3 Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan ..
5
BAB V I NDI KATOR KI NERJA BADAN KETAHANAN PANGAN
DAN PENYULUHAN PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ... 32
BAB VI PENUTUP ... 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan merupakan prioritas
daerah dalam RPJMD 2011-2015 yang difokuskan pada peningkatan ketersedian
pangan, pemantapan distribusi pangan, serta percepatan penganekaragaman
pangan sesuai karakteristik daerah. Pembangunan ketahanan pangan
dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan pengurangan kemiskinan sebagai perwujudan pembangunan
sosial-ekonomi sebagai bagian pembangunan secara keseluruhan.
Penyuluhan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan untuk
mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Pesisir Selatan. Peranan penyuluh
yang mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraan serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan lingkungan
hidup.
I mplementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan
dengan memperhatikan subsistem ketahanan pangan yaitu melalui upaya
peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan rawan pangan, pemantapan
distribusi dan cadangan pangan, serta peningkatan kwalitas konsumsi dan
keamanan pangan. Dengan demikian, program-program pembangunan pertanian
dan ketahanan pangan tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi
sosial ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan yang mantap dan
berkelanjutan.
Peran serta Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dalam mendorong
pemantapan ketahanan pangan tersebut dilakukan melalui koordinasi perumusan
kebijakan dan langkah-langkah implementasi pemantapan ketahanan pangan
masyarakat dengan kegiatan pengembangan desa mandiri pangan, penanganan
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM), diversifikasi konsumsi pangan,
pemberdayaan petani, peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian,
peternakan, perkebunan dan perikanan, peningkatan kemampuan kelembagaan
petani, pengembangan usaha agribisnis pedesaan. Diperlukan dukungan
pemerintah daerah dalam penyediaan anggaran pembangunan dan peran
kelembagaan yang mengelola kegiatan-kegiatan ketahanan pangan dan
penyuluhan bersumber dari dana APBN, Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan.
1.2 Landasan Hukum
Berbagai peraturan dan perundangan yang ditetapkan, juga telah mengarah
dan mendorong pemantapan ketahanan pangan dan penyuluhan yaitu :
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan; Peraturan Pemerint ah Nomor 69
Tahun 1999 tentang Label dan I klan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 68
Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun
2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007 pada Pasal 2 dan Pasal 3, menyatakan bahwa Pemerintah Daerah
Provinsi dan Kabupaten/ Kota wajib membuat laporan mempertanggungjawabkan
urusan ketahanan pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, tentang
Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota; Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun
2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun
2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis
sumberdaya lokal; Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K).
Untuk mewujudkan ketahanan pangan daerah maka Pemerintah Kabupaten
Pesisir Selatan membentuk Kantor Ketahanan Pangan dengan Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2008 tanggal 01 September 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan,
kemudian diperbarui dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan dan Kantor
Ketahanan Pangan menjadi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan sebagai penjabaran Visi
dan Misi Kepala Daerah, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, juga sebagai tolok ukur penyusunan kinerja tahunan Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan selama kurun waktu 2011
–
2015, sehinggadapat memberikan arah dan pedoman yang jelas, transparan, akuntabel dalam
pelaksanaan Rumah Tangga Daerah Di bidang Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan
1.3.2 Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan adalah dalam rangka menciptakan dan
menyusun program strategis di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan dari
analisis permasalahan, tantangan serta potensi bidang ketahanan pangan dan
penyuluhan di Kabupaten Pesisir Selatan.
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan Renstra ini terdiri atas :
BAB I PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang
1.1.2 Landasan Hukum
1.1.3 Maksud dan Tujuan
1.1.4 Sistematika Penulisan
BAB I I GAMBARAN PELAYANAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
2.1.1 Tugas, fungsi dan Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan
2.1.2 Sumber Daya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
2.1.3 Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
BAB I I I
VI SI , MI SI , TUJUAN, SASARAN, MASALAH, STRATEGI DAN KEBI JAKAN
2.1.1 Visi dan Misi
2.1.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan
2.1.3 Masalah
2.1.4 Strategi dan Kebijakan
BAB I V RENCANA PROGRAM DAN KEGI ATAN, I NDI KATOR KI NERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN I NDI KATI F.
BAB V I NDI KATOR KI NERJA BADAN KETAHANAN PANGAN YANG MENGACU
PADATUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
2.1.1 Tugas
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 12
Tahun 2010 tanggal 30 November 2010 Tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Lembaga Tekhnis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
dinyatakan bahwa Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai
tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang ketahanan
pangan dan penyuluhan.
2.1.2 Fungsi
Berdasarkan tugas di atas, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan dan
penyuluhan.
2. Pelayanan penunjang untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan
daerah dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan;
3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan; dan
4. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
2.1.3 Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan :
1. Kepala ( Esselon I I b)
2. Sekretaris ( Esselon I I I a)
Sub. Bagian Umum Dan Kepegawaian ( Esselon I V a)
Sub Bagian Perencanaan, Keuangan Dan Pelaporan ( Esselon I V a)
3. Bidang Distribusi Dan Ketersediaan Pangan (Esselon I I I b)
Sub Bidang Kerawanan Dan Ketersediaan Pangan ( Esselon I V a)
4. Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan ( Esselon I I I b)
Sub Bidang Pola Konsumsi Pangan ( Esselon I V a)
Sub Bidang Teknologi Dan Keamanan Pangan ( Esselon I V a)
5. Bidang Penyuluhan Dan Kelembagaan (Esselon I I I b)
Sub Bidang Penyuluhan Dan Diklat ( Esselon I V a)
Sub Bidang Sumber Daya Manusia Dan Kelembagaan ( Esselon I V a)
6. Kelompok Jabatan Fungsional
2.2 Sumber Daya Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
2.2.1 Susunan Kepegawaian
Komposisi Pegawai Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Pesisir
Selatan berjumlah 218 orang , dengan rincian sebagai berikut :
Tabel.2.1
Komposisi Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Keadaan Januari 2011
NO GOLONGAN
RUANG
JUMLAH
A B C D
1 I V 6 4 1 - 11
2 I I I 32 21 17 10 80
3 I I 6 5 9 8 28
4 I - - - - -
JUMLAH 44 30 27 18 119
Tenaga Kontrak THL-TBPP - - - - 89
Tenaga Kontrak Pusat - - - - 2
Tenaga Sukarela - - - - 8
Tabel.2.2
Komposisi PNS Menurut Pendidikan Formal Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Keadaan s/ d Januari 2011
NO TI NGKAT PENDI DI KAN JUMLAH
2.2.2 Aset/ Modal Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Tabel 2.3
Rekapitulasi Asset/ modal Unit Usaha yang masih operasional
2.3 Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
2.3.1 Gambaran Umum Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan terletak pada 0059'
–
2028,6' Lintang Selatandan 1000,19'
–
1010,18' Bujur Timur, dengan luas daerah 5.749,89 km² , yangmemanjang dari utara ke selatan sepanjang pantai Barat Pulau Sumatera
dengan panjang pantai sekitar 234 km.
Posisi geografis Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan
dengan Kota Padang, sebelah selatan dengan Kabupaten Muko-muko Propinsi
Bengkulu, sebelah timur dengan Kabupaten Solok dan Kabupaten Kerinci
Propinsi Jambi, dan sebelah Barat dengan Samudera I ndonesia.
Kondisi fisiografi wilayah makin mempersempit lahan budidaya dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor :
442/ KPTS-I I / 1999 tanggal 15 Juni 1999, tentang Penunjukan Kawasan Hutan
di Wilayah Propinsi Sumatera Barat, menegaskan bahwa luas lahan yang
dapat digunakan untuk Areal Penggunaan Lain (APL) atau budidaya hanya
26,19% , sedangkan 73,81% merupakan wilayah kehutanan (terdiri dari hutan
konservasi dan hutan lindung, hutan produksi terbatas dan hutan produksi
yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung, untuk kegiatan ekonomi
masyarakat di sekitarnya).
21 Faximile 1 Unit APBD
22 Filling Kabinet 4 laci 5 Unit APBD
23 Meja Staf 22 Unit APBD
24 Meja Rapat 1 Unit APBD
25 Kursi Putar 12 Unit APBD
26 Kursi Pimpinan 2 Unit APBD
27 Kursi Staf 11 Unit APBD
28 Kursi Rapat Pastik 21 Unit APBD
29 Kursi Tamu 3 Set APBD
30 Lemari Kayu 2 Pintu 6 Unit APBD
31 Lemari Pajangan 1 Unit APBD
Kondisi geografis alam kendala dalam mengembangkan infrastruktur
jalan. Sampai saat ini, Pesisir Selatan hanya memiliki satu jalan poros, sebagai
penghubung dengan daerah lain. Jika dilakukan penambahan jalan poros ke
daerah tetangga, semuanya akan memasuki wilayah hutan lindung.
Sebaran penduduk Pesisir Selatan saat ini relatif bervariasi. Tersebar
pada 12 kecamatan. Jumlah penduduk tahun 2010 mencapai 448.488 jiwa
dengan laju pertumbuhan tahunan 1,17 % dan kepadatan penduduk 6.229
jiwa per Nagari atau 78,00 jiwa per Km² . Laju pertumbuhan ini relatif berbeda
antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya. Kecamatan dengan laju
pertumbuhan penduduk terendah adalah Kecamatan Bayang dan Bayang
utara yaitu sebesar 0,70% , sedangkan laju pertumbuhan tertinggi terdapat
pada Kecamatan Sutera yaitu sebesar 1,48% .
Dari aspek kepadatan penduduk, kabupaten ini terus mengalami
peningkatan dari tahun ketahun. Kecamatan yang memiliki kepadatan
penduduk tertinggi saat ini adalah Kecamatan Bayang, yaitu 494 jiwa per
kilometer persegi. Sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Bayang Utara
dengan kepadatan 30 jiwa perkilometer persegi.
Potensi sumber daya alam Kabupaten Pesisir Selatan memiliki :
a. Pertanian
Lahan sawah seluas 30.777 Ha, yang terdiri dari irigasi ½ teknis 11.799
Ha, irigasi sederhana 2.772 Ha, sawah irigasi desa / Non PU 7.837 Ha dan
tadah hujan 7.127 Ha, serta lahan sawah lebak seluas 1.242 Ha.
Disamping itu juga tersedia lahan kering seluas 246.680 Ha, yang terdiri
rumah dan pekarangan 18.608 Ha, lahan tegal/ kebun 114.350 Ha, lahan
peladangan/ huma 30.475 Ha, lahan pengembalaan/ padang rumput 808
Ha, lahan sementara tidak diusahakan 15.158 Ha, lahan ditanami
b. Perikanan
Panjang garis pantai 234,2 Km2, perairan payau 26.278 Ha, rawa dan telaga 491
Ha, Magrove 325 Ha, tambak/ kolam/ tebat/ empang 128 Ha, jalan/ sungai/ danau
26.427 Ha.
Jumlah produksi perikanan sebesar 30.362,29 ton dan produksi perikanan
bididaya sebesar 2.244,23 ton.
c. Peternakan
Disektor peternakan terdapat sebanyak 117,479 KK Rumah Tangga Pemelihara
(RTP) yang terdiri dari 33.578 KK RTP ternak sapi, 5.667 KK RTP ternak kerbau,
5.653 KK RTP ternak kambing, 65.933 KK RTP ternak ayam buras, 25 KK RTP
ternak ayam ras pedaging, 10 KK RTP ternak ayam buras, dan 6.568 KK ternak
itik.
Besarnya RTP ternak diatas berbanding lurus dengan populasi ternak, yaitu
populasi sapi potong 91.777 ekor, kerbau 32.503 ekor, kambing 48.452 ekor,
ayam buras 793.528 ekor, ayam ras petelur 85.293 ekor, ayam ras pedaging
145.810 ekor, itik 113.405 ekor dan anjing 24.401 ekor.
2.3.2 Capaian Kinerja Badan Ketahanan dan Penyuluhan
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dibentuk berdasarkan Perda No. 12 Tahun
2010 tanggal 30 November 2010 yang sebelumnya Kantor Ketahanan Pangan .
Capaian Kinerja Kantor Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut :
Program ketahanan pangan dan penyuluhan yang telah dilaksanakan sampai dengan
tahun 2010 adalah :
A. BidangDistribusi Dan Ketersediaan Pangan
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
a) Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan
Kegiatan Desa Mandiri Pangan dimulai sejak tahun 2006, sampai pada tahun
2010 kegiatan Desa Mandiri Pangan telah melakukan pembinaan pada tujuh
kelompok afinitas dan tiga kelompok replikasi dalam tujuh nagari pada empat
Tabel.2.4
Kegiatan Program Aksi Desa Mandiri Pangan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2010
No Kecamatan Nagari Nama Kelompok Tahun
berdiri
Sungai Bungin 2010 Tahap Persiapan
b) Pemberdayaan Lumbung Pangan Masyarakat
Program Pemberdayaan lumbung pangan di kabupaten Pesisir Selatan
dengan dana APBN dimulai tahun 2009, terdapat dilokasi Kampung
Kapujan Nagari Koto Berapak Kecamatan Bayang dan Kampung Salido
Kecil Nagari Tambang Kecamatan I V Jurai.
Tabel.2.5
Kegiatan Pemberdayaan Lumbung Pangan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2010
No Kecamatan Nagari Kelompok Tahun
c) Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
Untuk program pemberdayaan masyarakat dibidang Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat ada di tiga lokasi yaitu Kampung Bungo
Pasang Nagari Bungo Pasang Salido, Kampung Batu Kunik Nagari
Lumpo Kecamatan I V Jurai dan Kampung Sawah Laweh Nagari Batu
Hampar Kecamatan Koto XI Tarusan.
Tabel.2.6
Kegiatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2010
No Kecamatan Nagari Kelompok Tahun
Berdiri
2.
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
a) Penanganan daerah rawan pangan
Penanganan daerah rawan pangan dilakukan terhadap daerah yang
teridentifikasi rawan pangan pada hasil data SKPG tahun 2009 di 4
kecamatan yaitu : Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan Batang
Kapas, Kecamatan Sutera dan Kecamatan Basa I V Balai Tapan.
Penanganan yang dilakukan berdasarkan permasalahan yang muncul
yaitu rawan pangan gizi dan sosial ekonomi.
Dalam penetapan penanganan terhadap rawan pangan ini dilakukan
berdasarkan hasil survey tim investigasi yang dilakukan oleh Pokja
Pangan dan Gizi yang terdapat pada Dewan Ketahanan Pangan yang
ditunjuk oleh Bupati Pesisir Selatan yang kemudian dihasilkan
kurang gizi sebanyak 14 orang dan pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan ekonomi keluarga penderita kurang gizi melalui
pemberian bantuan ternak ayam dan benih ikan beserta pakan ayam
dan ikan kepada 9 keluarga penderita kurang gizi.
Pelaksanaan pemberian makan telah dilakukan sejak bulan Oktober
2010 sedangkan pendistribusian ternak ayam dan bibit ikan dibulan
November 2010, dengan pendanaan dari tugas pembantuan (APBN)
tahun anggaran 2010.
Kejadian Puso yang terjadi di kecamatan lengayang yang di alami oleh
240 kepala keluarga mendapat bantuan berupa beras dari dana
Penangan Daerah Rawan pangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi
Sumatera Barat.
B.
Bidang
Penganekaragaman Konsumsi Pangan
1.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
a) Diversifikasi Konsumsi Pangan
Kegiatan diversifikasi pangan terdiri dari empat kegiatan yaitu :
1. Penguatan kelembagaan ketahanan pangan
Penganekaragaman pangan diselenggarakan dengan
memperhatikan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal.
Untuk mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan,
dirancang model kegiatan yang dapat mendorong peningkatan
kesadaran dan motovasi masyarakat dalam mengkonsumsi pangan
yang beragam, bergizi, berimbang dan aman melalui langkah
operasional sebagai berikut :
a) Pengembangan usaha pengolahan pangan lokal berbasis
tepung-tepungan
b) Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan pemberdayaan
c) Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi
(P2KP) bagi siswa SD/ MI
Untuk kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan pada
peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Kabupaten Pesisir Selatan
yang diwakili oleh KWT Sejahtera di Nagari Duku Kecamatan Koto
XI Tarusan mendapat Juara I I I tingkat provinsi Sumatera Barat
Tahun 2010.
Lokasi penerima kegiatan P2KP tahun 2010 dapat dilihat pada tabel
Daftar Lokasi Dan Penerima Manfaat Kegiatan P2kp Tahun Anggaran 2010
KECAMATAN Nagari/Kampung
OPTIMALISASI PEKARANGAN P2KP BAGI SD/MI TEPUNG-TEPUNGAN NAMA NAMA NAMA KEPALA NAMA NAMA KELOMPOK KETUA SEKOLAH SEKOLAH KELOMPOK KETUA
KOTO XI
TARUSAN Duku Kampung Simauang KWT Sejahtera Endriati SD N 017 Koto Lua JAFRI SPD KWT Sejahtera Endriati
Batu Hampar Kampung Sako KWT Kampung Sawah Rosma B SD N.11 KAMP TARANDAM Asnimar Pondok I ndah M. Haris
BAYANG Talaok Kampung Ganting KWT Jeruk Manis Gusmawati SD N 29 Ganting Kasnirman, S.Pd KWT Jeruk Manis Gusmawati
Gurung Panjang Kampung Teluk
Bakung KWT Melati Rosni SD N. 09 Taluk Bakung Ardinal, S.Pd
Gurun Panjang Kampung Ambacang
Kamba
KWT Rawang
Sepakat Aminas
I V JURAI Salido Kampung Laban Salido KWT Kamboja Syafna Yanti SD N 27 Sago Asril. K S.Pdi
Sago Salido Kampung Karang Sago KWT Anggrek Mardiana
Painan Kampung Painan Timur SD N 28 Painan Ali Marni KS,
S.Pd Kelompok ONE Parni
Painan Kampung Painan Selatan Kelompok Mak I nang Mainar
BATANG KAPAS Koto Nan Tigo I V Koto Hilie Kamp.
S.Pampan KWT Anggrek Yusmainis SDN 028 Sungai Pampan Jafri, Amd Kel Usaha Ubi Herlida
Taluak Kampung Tanjung Kandis KWT Bonsai Heri Fesni SD N 18 Tj. Kandi I rmidalmi, SPd KWT Harapan I ndah Fitri Dalsi
RANAH PESI SI R Palangai Kamp. Limau Sundai Taratak
Tangah KWT Wanita Berkarya Yunita Hastian
Pelangai Kamp. Koto VI I I Hilir SDN 05 Ranah Pesisir Martini Ama FMA Koto I V Hilir Sri Hartati
Pelangai Kampung Kelok Sungai Liku KWT Saiyo Sakato Syamsimar
Pelangai Kampung Sungai Liku Tengah SD N.12 Ranah Pesisir Eni Febni KWT Cempaka Biru Rasida
2. Promosi Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Promosi dilakukan melalui baliho, leaflet yang dibagikan kepada
pendamping kegiatan P2KP untuk disalurkan ke kolompok penerima
P2KP. I bu-ibu PKK kecamatan dan sosialisasi lewat radio
3. Pembinaan Penganekaragaman Pangan dan Kualitas konsumsi
Pangan
Pembinaan penganekaragaman pangan dan kualitas konsumsi
pangan ditujukan untuk mendukung diversifikasi pangan melalui
kegiatan : sosialisasi, apresiasi, pengumpulan dan pengolahan data,
analisis situasi konsumsi pangan, pemantauan dan evaluasi pola
konsumsi, penganekaragaman dan keamanan pangan, serta
fasilitasi gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
dan lomba cipta menu.
Untuk kegiatan lomba cipta menu beragam, bergizi dan berimbang
Kabupten Pesisir Selatan Tahun 2008 mendapat Juara I tingkat
Provinsi Sumatera Barat dan tahun 2009 mengikuti Festival Lomba
Cipta Menu yang berbasis potensi sumberdaya pangan lokal tingkat
nasional di Yogyakarta, mendapat juara I Menu berprotein yaitu
rendang ikan tuna. Tahun 2009 Pada Festival Lomba cipta menu
berbasis potensi sumber daya lokal mendapat juara I I tingkat
Provinsi Sumatera Barat. Tahun 2010 mengikuti Lomba Cipta menu
3B mendapat juara I I tingkat provinsi Sumatera Barat.(dalam tabel)
4. Penanganan Keamanan Pangan Segar
Penanganan pangan segar dilakukan melalui sosialisasi,
pembinaan, advokasi, pengawasan serta sertifikasi produk pangan
C. Bidang Penyuluhan
Program penyuluhan sampai akhir tahun 2010 tersebar di empat
instansi yang berupakan bidang pada instasi yaitu : Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Holtikultura, Dinas Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan
dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Dengan program dan kegiatan sebagai
berikut :
1. Program penyuluhan pendamping bagi pertanian/perkebunan
a. Penyusunan programa pertanian tingkat kabupaten 1 (satu) Kali.
b. Penyusunan programa pertanian tingkat kecamatan di 12 kecamatan.
c. Mimbar sarah sehan tingkat kabupaten 1 kali.
2. Program peningkatan lembaga petani (Penunjang FEATI)
a. Pertemuan kelompok FMA di 30 Desa dalam kabuapaten Pesisir Selatan.
b. Pertemuan Koordinasi FMA tingkat kabupaten 2 (dua) kali satu tahun.
3. Program Pemberdayaan Usaha Agribisnis pedesaan
a. Pelatihan bagi pengurus Lembaga keuangan Mikro Agribisnis (LKMA)
b. Rapat Monitoring Tingkat Kabupaten.
c. Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten
4.Program peningkatan kesejahteraan tenaga penyuluh pertanian.
a. Memberikan sarana dana prasarana bagi penyuluh dalam
melaksanakan bantuan yang diberikan penyuluh pertanian berupa
bahan bakar minyak.
b. Memberikan honor/ upah bagi petugas kebun
Memberikan honor kepada petugas kebun sebanyak 12 BPP yang
tersebar di 12 kecamatan.
Memberikan honor tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh
pertanian ( THL TBPP ) sebanyak 96 orang.
c. Training di BPP sebanyak 2 (dua) kali dalam satu bulan.
d. Melaksanakan pertemuan teknis petugas dan penyuluh pertanian dan
perkebunan 2 (dua) kali dalam satu tahun.
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, MASALAH,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
3.1
Visi dan Misi
Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan adalah
“
Terwujudnya Ketahanan Pangan dan Peningkatan Sumberdaya Petani
Nelayan
Kabupaten Pesisir Selatan”
Makna yang terkandung dalam Visi diatas adalah sebagai berikut :
Terwujudnya ketahanan pangan bagi masyarakat kabupaten pesisir selatan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sesuai dengan Undang-undang nomor 7 tahun 1996 Sumberdaya petani dan nelayan adalah pelaku utama dan pelaku usaha disektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan.
Untuk mencapai visi tersebut misi yang diemban adalah sebagai berikut: 1. Mengupayakan ketersediaan kecukupan pangan masyarakat
2. Memasyarakatkan dan meningkatkan mutu konsumsi dan penganekaragaman pangan
3. Mengupayakan kelancaran pelaksanaan distribusi pangan 4. Pemberdayaan kelembagaan penyuluhan
5. Memfasilitasi kelompok tani nelayan dengan pelaku usaha
6. Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan dan pengembangan ketahanan pangan, serta pemantauan dan evaluasi.
7. Mengoptimalkan peran penyuluh dalam pembinaan kemandirian kelompok tani nelayan dilapangan.
9. Meningkatkan kemampuan petugas, pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengakses dan menganalisa potensi pasar dan wilayah.
10. Meningkatkan kamampuan daya saing dalam mengelola usaha tani berkelanjutan dan ramah lingkungan.
11. Mengembangkan kemampuan untuk menciptakan teknologi spesifik lokasi 12. Meningkatkan Kompetensi petugas penyuluh melalui diklat dan pembinaan
karir.
13. Meningkatkan fungsi Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK)
14. Terbentuknya Pos Penyuluhan Pertanian Nagari di tingkat nagari.
3.2
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Terpenuhinya ketersediaan pangan masyarakat.
2. Mengembangkan sistem distribusi, harga dan akses pangan untuk turut serta memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan bagi masyarakat.
3. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi guna menurunkan konsumsi beras.
4. Mengembangkan sistem penanganan keamanan pangan segar. 5. Pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal.
6. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan.
7. Tersedianya informasi kegiatan usaha petani nelayan.
8. Terjalinnya kemitraan yang sejajar antara petani nelayan dengan penyedia modal dan pelaku usaha.
9. Meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. 10. Meningkatkan fungsi kelembagaan petani nelayan.
11. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani nelayan dalam melaksanakan usaha taninya.
Sasaran yang ingin dicapai :
1. Meningkatnya kemampuan produksi bahan pangan pokok terutama pada kampung dan nagari yang tergolong rawan ketersediaan pangan.
2. Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat mendukung terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari.
3. Makin berkurangnya jumlah penduduk rawan pangan minimal 1% pertahun. 4. Tersedia dan terdistribusinya pangan dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat.
5. Terkendalinya harga pangan pokok di setiap waktu.
6. Terdiversifikasinya sumber-sumber karbohidrat non beras guna menurunkan komsumsi beras.
7. Tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan dalam jumlah yang cukup, berkualitas dan terjangkau.
8. Meningkatkan pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan konsumen.
9. Terbentuknya industri rumah tangga yang mengolah bahan pangan lokal berbasis tepung-tepungan.
10. Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.
11. Peningkatan kegiatan usaha tani nelayan.
12. Terciptanya kerja sama yang saling menguntungkan antara petani dengan penyedia modal dan pelaku usaha.
13. Peningkatan kesejahteraan petani nelayan.
14. Meningkatnya pihak pemerintah dan swasta dalam menyalurkan program-program pengembangan usaha tani nelayan.
15. Terciptanya kemandirian petani dan nelayan.
3.3. Masalah
Untuk mencapai pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan tidaklah mudah, berapa permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya tanggungjawab dan disiplin masyarakat dalam pemanfaatan bantuan yang diterima.
2. Kurangnya koordinasi lintas sektoral dalam melaksanakan kegiatan desa mandiri pangan
3. Masih kurangnya penanganan daerah yang dinyatakan rawan pangan secara konfrehensif
4. Kurangnya lembaga distribusi hasil produksi petani
5. Sulitnya pengawasan keluar masuk bahan pangan pokok di pos penjagaan 6. Belum ada penetapan harga pangan pokok secara spesifik lokal
7. Sulitnya merubah kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi sumber karbohidrad selain beras
8. Masih belum berkembangnya industri pangan berbasis bahan lokal untuk mendukung penganekaragaman pangan
9. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang makanan sehat
10. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga
11. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan pangan lokal yang beragam, bergizi dan berimbang
12. Kurang SDM dari masyarakat tentang teknik usaha tani yang baik dan menguntungkan
13. Lemahnya koordinasi lembaga-lembaga di masyarakat dalam pembinaan kelompok
14. Kurangnya tenaga penyuluh karena dialihtugaskan ke struktural.
15. Kebun dilahan BPK tidak terawat dengan baik karena tidak ada biaya operasional.
17. Suvervisi kelompok fungsional kabupaten ke wilayah kerja penyuluh pertanian lapangan tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna karena keterbatasan dana.
18. Penyampaian topik training yang telah dijadwalkan oleh masing-masing BPK tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal keterbatasan dana.
19. Rendahnya motivasi petani dalam menghadiri pertemuan di kelompok tani.
3.3
Strategi dan Kebijakan
Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti : kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, dianalisis dengan analisa SWOT
Analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, dan Weakness ), pusat perhatiannya diarahkan pada upaya memilih situasi yang efektif untuk memaksimalkan keunggulan dan kekuatan organisasi yang dimiliki dan memanfaatkan peluang yang ada, serta pada saat yang bersamaan pula diupayakan untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki dan ancaman-ancaman yang akan dihadapi.
1.
Strength ( Kekuatan )
–
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 mengamanatkan pembangunan pangan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, dan pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk mewujudkan ketahanan pangan, serta menjelaskan tentang konsep ketahanan pangan, komponen dan pihak yang berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan.–
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan (SP3K).–
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, Bab I I I Pembagian Urusan Pemerintah, Pasal 6 Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah, Pasal 7 ayat 2 (m) Ketahanan Pangan merupakan–
Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 31 Tahun 2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumber Daya Lokal di Sumatera Barat–
Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.–
Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bebasis Sumber Daya Lokal di Kabuapaten Pesisir Selatan–
Jumlah PNS yang cukup memadai, dapat terlaksananya tugas dengan baik–
Tersedianya potensi wilayah yang cukup untuk pengembangan ketahanan pangan dan penyuluhan di Kabupaten Pesisir Selatan.–
Tersedianya kelompok tani 842 kelompok, dengan kualifikasi kelompok pemula 292 kelompok, kelompok lanjut 220 kelompok, kelompok madya 330 kelompok, dan kelompok utama 0 kelompok dan kelompok wanita tani (KWT) 82 kelompok.–
Tersedianya bangunan lumbung pangan sebanyak 10 unit di 7 kecamatan.–
Tersedianya Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di 3 (tiga) lokasi yaitu : Kampung Bungo Pasang Nagari Bungo Pasang Salido, Kampung Batu Kunik Nagari Lumpo Kecamatan I V Jurai dan Kampung Sawah Laweh Nagari Batu Hampar Kecamatan Koto XI Tarusan.–
Desa Mandiri Pangan di 7 Nagari di 4 Kecamatan–
Adanya Dewan Ketahanan Pangan di Ketuai oleh Bupati–
10 unit alat pemotong ubi-ubian di 10 kelompok di 9 nagari di 5 kecamatan–
10 KWT pelaksana kegiatan Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP)–
Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) sebanyak 11 Unit dan tersebar di 11 kecamatan.2.
Weakness ( Kelemahan )
–
Pelaksanaan Tupoksi yang belum maksimal–
Belum optimalnya kinerja aparatur di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan–
Minimnya sarana dan prasarana kerja–
Lemahnya koordinasi lintas sektor dalam meningkatkan ketahanan pangan–
Lemahnya modal petani/ kelompok tani untuk menerapkan teknologi–
Sering terjadinya ketidak stabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran hasil-hasil pangan–
Belum optimalnya pembinaan penganekaragaman konsumsi pangan–
Masih sedikitnya informasi menu/ kuliner berbasis pangan lokal–
Masih terbatasnya promosi, dukungan sosialisasi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui berbagai media–
Belum berfungsinya lahan BPK sebagai transfer teknologi dan informasi pada masyarakat tani nelayan dan petugas–
Belum berkembangnya paket teknologi pengolahan pangan lokal berbasis potensi wilayah–
Belum terkondisinya pembinaan kepada petani dan nelayan dalam hal akses permodalan dan pemasaran–
Kelembagaan petani dan nelayan belum mandiri–
Terbatasnya anggaran yang berasa dari dana APBD.3.
Opportunity ( Peluang )
–
Adanya RMU sebanyak 80 unit di Kabupaten Pesisir Selatan.–
Adanya peluang pasar terhadap beras kwalitas 1 (satu)–
Peningkatan SDM dan Petugas penyuluh.–
Tersedianya pasar, baik pasar lokal, regional dan nasional.–
Tingginya produksi pangan pokok selain beras seperti : jagung 91,5% dari kebutuhan, ubi kayu 37,5% dari kebutuhan, kacang tanah 47,9% dari kebutuhan.–
Besarnya potensi laut yang belum di eksploitasi.–
Posyandu 265 buah–
PKK sebagai mitra kerja menjalankan program ketahanan pangan–
Tersebarnya media masa di seluruh pelosok wilayah pesisir selatan–
Adanya lahan kritis untuk hutan industri.4.
Threat ( Ancaman )
-
Belum adanya jaminan pasar terhadap komoditi unggulan-
I klim yang tidak kondusif, sering terjadinya bencana alam (kekeringan, banjir, tanah longsor dan angin puyuh)-
Sering terjadinya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT)-
Rendahnya kepedulian masyarakat dan kelompok tani dalam pengembalian kredit/ bantuan sosial/ bantuan pinjaman langsung sehingga tidak bisanya akses dengan lembaga perbankan dan tingginya ketergantungan terhadap bantuan pemerintah.-
Adanya budaya kerja yang buruk sehingga dapat mengancam stabilitas kerja.-Belum komitnya instansi terkait dalam penyediaan sarana produksi sesuai dengan prinsip 6 (enam) tepat (tepat waktu, tepat jenis, tepat jumlah, tepat tempat, tepat cara dan tepat penggunaan).
-
Alih fungsi lahan-
Tingginya harga sarana produksiStrategi (SO)
-
Mendorong pengembangan cadangan pangan, sistem distribusi pangan, penganekaragamanan konsumsi dan pengawasan keamanan pangan segar-
Mendorong peran serta swasta, masyarakat sipil, dan kelembagaan masyarakat lainnya dalam ketersediaan, distribusi, konsumsi, dan pengawasan keamanan pangan segar.-
Memecahkan permasalahan strategis ketahanan pangan melalui mekanisme Dewan Ketahanan Pangan-
Meningkatkan kwantitas dan kwalitas petugas penyuluh-
Menfasilitasi petani nelayan dengan pihak swasta-
Menumbuhkan lembaga keuangan mikro dan terjadinya akses permodalan pada petani-
Menumbuhkan pos penyuluhan di tingkat nagari-
Mempertahankan dan meningkatkan jumlah dan mutu jenis sapi lokal ciri khas Pesisir Selatan.-
Pengembangan budidaya plasma nutfa sapi pesisir-
Peningkatan budidaya ikan kerapu dan penyu-
Mengembangkan kawasan agropolitanStrategi (WO)
-
Melaksanakan koordinasi secara sinergis dalam penyusunan kebijakan ketersediaan, distribusi, konsumsi pangan, dan keamanan pangan segar-
Melakukan monitoring keluar masuk bahan makanan di pos penjagaan-
Mendorong sinkronisasi pembiayaan program aksi antara APBN, APBD dan dana masyarakat-
Melakukan sosialisasi pada masyarakat tentang penganekaragaman konsumsi pangan-
Melakukan kerja sama dengan TP-PKK dalam mensukseskan P2KP-
Melakukan promosi kegiatan P2KP melalui media masa dan eletronik-
Menyusun rencana kerja penyuluh sesuai dengan wilayah kerja-
Menyusun programa penyuluhan mulai dari tingkat nagari, kecamatan dan Kabupaten-
Menyusun jadwal training di setiap wilayah kerja Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK)-
Menyusun jadwal kunjungan penyuluh ke kelompok tani-
Menyusun Jadwal supervisi tingkat Kecamatan dan KabupatenStrategi (ST)
-
Kerjasama dengan perbankan, dinas koperasi, perindustrian dan perdagangan untuk penyaluran komoditi unggulan daerah.-
Peningkatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi untuk mengendalikan kerawanan pangan di daerah.-
Dibentuknya lembaga keuangan desa untuk mengendalikan peredaran keuangan bantuan sosial di masyarakat nagari.-
Memberikan penghargaan dan sanksi terhadap petugas dan kelompok tani nelayan.-
Menjaga stabilitas pasokan dan harga serta pengendalian bahan pangan pokok sepanjang tahun dan pangan stretegis pada periode khusus/ tertentu-
Peningkatan kwalitas gizi dan keanekaragaman pangan melalui pola pangan harapan (PPH)-
Melakukan koordinasi tentang alih fungsi lahan dengan instansi terkait dan melibatkan tokoh adat serta tokoh agama.-
Peningkatan pengawasan bahan pangan pokok dan segar-
Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pupuk organik/ alternatif-
Melaksanakan sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SL-PHT)Strategi(WT)
-
Tetapan pola karir sebagai acuan standar promosi dalam jabatan-
Tingkatkan sarana dan prasarana-
Menyediakan anggaran yang cukup agar terlaksananya kegiatan3.4
Kebijakan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
2. Peningkatan sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan dalam bentuk:
mengembangkan sistem distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin
stabilitas pasokan dan harga pangan, mengembangkan koordinasi sinergis
lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan,
meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran
distribusi, kestabilan harga dan akses pangan.
3. Peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan dalam
bentuk: mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis
pangan lokal, mengembangkan teknologi pengolahan pangan, terutama
pangan lokal non beras dan terigu, guna meningkatkan nilai tambah dan
nilai sosial, mengembangkan keamanan pangan segar di daerah sentra
produksi pangan.
4. Memperkuat kelembagaan yang terkait dengan ketahanan pangan dan
penyuluhan sehingga dapat berfungsi dan berperan dalam mengelola
ketahanan pangan dan menangani kondisi rawan pangan
5. Memperkuat koordinasi peningkatan kemampuan produksi dan distribusi
bahan pangan (dan produk olahan pangan) sehingga tersedia secara cukup
untuk memenuhi kebutuhan dan surplus produksi dapat diperdagangkan
untuk peningkatan pendapatan dan perekonomian daerah
6. Memperkuat koordinasi untuk pelaksanaan program peningkatan
pendapatan dan daya beli pangan masyarakat terutama pada nagari yang
potensial terjadi kerawanan pangan
7. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi energi dan
protein secara cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif.
8. Meningkatkan sarana dalam penerapan teknologi pertanian dan perikanan.
9. Meningkatkan suvervisi dan kunjungan ke Balai Penyuluhan Kecamatan
(BPK) dan kelompok tani.
10. Revitalisasi kelompok tani nelayan.
BAB IV
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
Berdasarkan kebijakan diatas, program dan kegiatan strategis yang akan dilakukan Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai berikut :
A. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan masyarakat Kegiatan :
1. Pengembangan Desa Mandiri Pangan
2. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat 3. Penanganan Daerah Rawan Pangan
4. Koordinasi dan Perumusan Kebijakan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
5. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
6. Koordinasi Analisis dan Perumusan Kebijakan Distribusi, Harga dan Akses Pangan
7. Peningkatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
8. Peningkatan dan Pengembangan Promosi Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
9. Peningkatan penanganan keamanan pangan segar tingkat produsen dan konsumen
10. Koordinasi analisis dan perumusan kebijakan konsumsi dan keamanan pangan 11. Pemantapan dan pengembangan koordinasi perumusan kebijakan ketahanan
pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan
B. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Kegiatan :
1. Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
4. Peningkatan sistem insentif dan disinsentif bagi petani/ kelompok tani dan nelayan
5. Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktifitas lahan tidur
C. Program Peningkatan Penetapan Tekhnologi Pertanian/ Peternakan/ Perkebunan / Perikanan
Kegiatan :
1. Penyuluhan penerapan tekhnologi pertanian/ peternakan/ perkebunan/ perikanan tepat guna
2. Pekan nasional tani
3. Penyusunan program penyuluhan
D. Program Pemberdayaan penyuluhan pertanian/ peternakan/ perkebunan/ perikanan lapangan
Kegiatan :
1. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/ peternakan/ perkebunan / perikanan
2. Revitalisasi penyuluhan pertanian
E. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kegiatannya :
1. Pendidikan dan pelatihan formal
F. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Kegiatannya :
1. Pengadaan peralatan gedung kantor
2. Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor
3. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional 4. Pemerliharaan rutin / berkala perlengkapan kantor
G. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatannya :
1. Penyediaan Jasa Komunikasi, sumber daya air dan listrik 2. Penyediaan jasa kebersihan kantor
3. Penyediaan alat kebersihan kantor 4. Penyediaan alat tulis kantor
5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
6. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor 7. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang
–
undangan 8. Penyediaan makanan dan minuman9. Rapat
–
rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 10. Penyediaan jasa tenaga kerja non PNS11. Rapat
–
rapat koordinasi dalam daerahBAB V
INDIKATOR KINERJA
Untuk mencapai tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dibutuhkan indikator kinerja badan ketahanan pangan dan penyuluhan yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai lima tahun mendatang. I ndikator yang perlukan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1
I ndikator Kinerja Badan Ketahanan Pangan yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
NO. INDIKATOR
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
KONDISI
4 Koordinasi Analisis dan Perumusan Kebijakan
Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
- Neraca Bahan Makanan 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
- Peta Ketahanan dan kerentanan pangan ( FSVA )
12 Kec - 12 Kec - 12 Kec - 12 Kec
- Data Kemiskinan dan Rawan Pangan 12 Kec - 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
2 Penguatan Kelembagaan Distribusi Pangan Masyarakat Dalam Stabilitas Harga Dan Cadangan Pangan Masyarakat
Kegiatan
1 Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
3 Unit 1 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit 24 Unit
( LDPM )
2 Koordinasi Analisis dan Perumusan Kebijakan
Distribusi, Harga dan Akses Pangan
- Panel dan Pemantauan Harga 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
- Pemantauan Distribusi dan Harga Pangan pada
3 Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Dalam Peningkatan Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi dan
Berimbang
Kegiatan
1 Peningkatan Percepatan Penganekaragaman
10 Desa - 4 Desa 4 Desa 4 Desa 4 Desa 21 Desa
Konsumsi Pangan (5 Kec)
2 Peningkatan dan Pengembangan Promosi
2 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
3 Peningkatan Penanganan Keamanan Pangan Segar
- - 3 Kec 3 Kec 3 Kec 3 Kec 12 Kec
Tingkat Produsen dan Konsumen
4 Tekhnologi Pengolahan Pangan Lokal 10 Desa - 4 Desa 4 Desa 4 Desa 4 Desa 26 Desa
5 Koordinasi Analisis dan Perumusan Kebijakan
Konsumsi dan Keamanan Pangan
- Pola Pangan Harapan - 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
- Peta Pola Konsumsi Pangan Wilayah - 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
4 Koordinasi Analisis Dan Rumusan Kebijakan
Ketahanan Pangan
Kegiatan
1 Pemantapan dan Pengembangan Koordinasi
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan melalui
Dewan Ketahanan Pangan
2 Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku
3 Peningkatan Kemampuan Lembaga Petani ( FEATI )
30 FMA 30 FMA 30 FMA 30 FMA 30 FMA 30 FMA 180 FMA
4 Peningkatan Sistem Insentif dan Disinsentif bagi
5 Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan
25 Klp 25 Klpk 25 Klpk 25 Klpk 25 Klpk 25 Klpk 125 Klp
produktifitas lahan tidur.
c. Program Peningkatan Penetapan Tekhnologi Pertanian/Perkebunan/Perikanan
Kegiatan
1. Penyuluhan Penerapan Tekhnologi Pertanian/
Perkebunan Tepat Guna
Tingkat Kabupaten 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 5 Kali
Tingkat Kecamatan 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
2. Pekan Nasional Tani - 100% - - - 100% 100%
3. Penyusunan Programa Penyuluhan
Tingkat Kecamatan 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
Tingkat Kabupaten 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 5 Kali
Tingkat Nagari 76 Nagari 76 Nag 76 Nag 76 Nag 76 Nag 76 Nag 76 Nagari
d. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Peternakan/Perkebunan / Perikanan Lapangan
Kegiatan
1. Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian / Peternakan /
185 Org PPL
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Perkebunan / Perikanan.
2. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian 185 Org PPL
100% 100% 100% 100% 100% 100%
3. Penyusunan Rencana Kerja Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Perikanan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Training di Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK)
BAB VI
PENUTUP
Penetapan Visi, Misi dan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 2011
–
2015, dengan didasarkan atas berbagai perkembangan dan perubahan lingkungan strategis, dengan mengacu pada arah kebijakan pembangunan daerah maupun kebijakan pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang–
undangan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan.Dalam upaya pencapaian Visi dan Misi pada Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2011-2015, sesuai dengan keputusan mendasar yang dinyatakan secara garis besar sebagai acuan operasional kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahaan di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pada satuan kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan lima tahun kedepan, dengan upaya pembangunan sistem akuntabilitas dan kinerja. Untuk penerapan perencanaan strategis ini diperlukan proses penyusunan konsep dasar pengukuran dan perumusan indikator kinerja.
Akhirnya, keberhasilan perencanaan strategis ini bukan hanya ditentukan dalam proses penyusunannya, tetapi banyak dipengaruhi oleh implementasi penerapannya, semoga Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan 2011-
2015, dengan Visi : “
Terwujudnya Ketahanan Pangan dan Peningkatan
Sumberdaya Petani Nelayan Kabupaten Pesisir Selatan.
“ dapat terwujud
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan
BAB I V
RENCANA PROGRAM DAN KEGI ATAN
Berdasarkan kebijakan diatas, program dan kegiatan strategis yang akan dilakukan
Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai
berikut :
A. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan masyarakat
Kegiatan :
1. Pengembangan Desa Mandiri Pangan
2. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat
3. Penanganan Daerah Rawan Pangan
4. Koordinasi dan Perumusan Kebijakan Ketersediaan dan Penanganan Rawan
Pangan
5. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
6. Koordinasi Analisis dan Perumusan Kebijakan Distribusi, Harga dan Akses
Pangan
7. Peningkatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan
8. Peningkatan dan Pengembangan Promosi Percepatan penganekaragaman
konsumsi pangan
9. Peningkatan penanganan keamanan pangan segar tingkat produsen dan
konsumen
10. Koordinasi analisis dan perumusan kebijakan konsumsi dan keamanan pangan
11. Pemantapan dan pengembangan koordinasi perumusan kebijakan ketahanan
pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan
B. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Kegiatan :
1. Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
2. Penyuluhan dan pendampingan petani dan pelaku agribisnis
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan
4. Peningkatan sistem insentif dan disinsentif bagi petani/ kelompok tani dan
nelayan
5. Penyuluhan dan bimbingan pemanfaatan dan produktifitas lahan tidur
C. Program Peningkatan Penetapan Tekhnologi Pertanian/ Peternakan/ Perkebunan
/ Perikanan
Kegiatan :
1. Penyuluhan penerapan tekhnologi pertanian/ peternakan/ perkebunan/ perikanan
tepat guna
2. Pekan nasional tani
3. Penyusunan program penyuluhan
D. Program Pemberdayaan penyuluhan pertanian/ peternakan/ perkebunan/ perikanan
lapangan
Kegiatan :
1. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/ peternakan/ perkebunan
/ perikanan
2. Revitalisasi penyuluhan pertanian
E. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Kegiatannya :
1. Pendidikan dan pelatihan formal
F. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Kegiatannya :
1. Pengadaan peralatan gedung kantor
2. Pemeliharaan rutin / berkala gedung kantor
3. Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional
4. Pemerliharaan rutin / berkala perlengkapan kantor
5. Pengadaan pakaian dinas dan atributnya
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan
G. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Kegiatannya :
1. Penyediaan Jasa Komunikasi, sumber daya air dan listrik
2. Penyediaan jasa kebersihan kantor
3. Penyediaan alat kebersihan kantor
4. Penyediaan alat tulis kantor
5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
6. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor
7. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang – undangan
8. Penyediaan makanan dan minuman
9. Rapat – rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
10. Penyediaan jasa tenaga kerja non PNS
11. Rapat – rapat koordinasi dalam daerah
NO. INDIKATOR
TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN
KONDISI
ASPEK PELAYANAN UM UM
URUSAN WAJIB
Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan M asyarakat Indikator Program
Pengembangan Desa M andiri Pangan
Dalam M engurangi Jumlah Penduduk Raw an
Pangan
Kegiat an
1 Pengembangan Desa M andiri Pangan Pengembangan Lumbung Pangan 2 M asyarakat
3 Penanganan Daerah Raw an Pangan 4 Koordinasi Analisis dan Perumusan
Kebijakan
Ketersediaan dan Penanganan Raw an Pangan
- Neraca Bahan M akanan - Peta Ket ahanan dan kerent anan
pangan ( FSVA )
- Dat a Kemiskinan dan Raw an Pangan
7 Desa Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan
BAB V
I NDI KATOR KI NERJA
Untuk mencapai tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dibutuhkan indikator kinerja badan ketahanan pangan dan penyuluhan
yang secara langsung menunjukan kinerja yang akan dicapai lima tahun mendatang.
I ndikator yang perlukan adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan
2 Penguat an Kelembagaan Dist ribusi Pangan
M asyarakat Dalam St abilitas Harga Dan
Cadangan Pangan M asyarakat
Kegiat an
1 Penguat an Lembaga Dist ribusi Pangan 3 Unit 1 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit 5 Unit 24 Unit M asyarakat
( LDPM )
2 Koordinasi Analisis dan Perumusan Kebijakan
Dist ribusi, Harga dan Akses Pangan
- Panel dan Pemant auan Harga - Pemant auan Dist ribusi dan Harga
12 Kec
Hari Besar Keagamaan dan Nasional ( HBKN )
- Peta Dist ribusi Pangan Pokok - - 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
3 Gerakan Percepat an Penganekaragaman
Konsumsi dan Keamanan Dalam Peningkat an
Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi dan
Berimbang
Kegiat an
1 Peningkat an Percepat an 10 Desa - 4 Desa 4 Desa 4 Desa 4 Desa 21 Desa
Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (5 Kec)
2 Peningkat an dan Pengembangan 2 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec 12 Kec
Tingkat Produsen dan Konsumen
4 Tekhnologi Pengolahan Pangan Lokal 10 Desa - 4 Desa 4 Desa 4 Desa 4 Desa 26 Desa
5 Koordinasi Analisis dan Perumusan Kebijakan
Konsumsi dan Keamanan Pangan
- Pola Pangan Harapan
- Peta Pola Konsumsi Pangan Wilayah
-
4 Koordinasi Analisis Dan Rumusan Kebijakan
Ket ahanan Pangan
Kegiat an
1 Pemant apan dan Pengembangan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Koordinasi
Perumusan Kebijakan Ket ahanan Pangan melalui
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan
b. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Berkembangnya Usaha Agribisnis di Pedesaan
Kegiat an 1.
2
Pelat ihan Pet ani dan Pelaku Agribisnis Penyuluhan dan Pendampingan Pet ani dan Pelaku
Agribisnis
produktifit as lahan tidur.
c. Program Peningkatan Penetapan Tekhnologi Pertanian/ Perkebunan/ Perikanan
Kegiat an
1. Penyuluhan Penerapan Tekhnologi Pert anian/
Perkebunan Tepat Guna
Tingkat Kabupat en
3. Penyusunan Programa Penyuluhan
Tingkat Kecamat an
d. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Peternakan/ Perkebunan / Perikanan Lapangan
Kegiat an
1. Peningkat an Kapasit as Tenaga 185 Org 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Penyuluh Pertanian / Pet ernakan / Perkebunan / Perikanan.
PPL
2. Revit alisasi Penyuluhan Pert anian 185 Org 100% 100% 100% 100% 100% 100%
PPL
3. Penyusunan Rencana Kerja Penyuluh 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pert anian, Pet ernakan, Perkebunan dan Perikanan
4. Training di Balai Penyuluhan 12 BPK 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan
BAB VI
PENUTUP
Penetapan Visi, Misi dan Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
2011–2015, dengan didasarkan atas berbagai perkembangan dan perubahan
lingkungan strategis, dengan mengacu pada arah kebijakan pembangunan daerah
maupun kebijakan pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh peraturan
perundang – undangan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan.
Dalam upaya pencapaian Visi dan Misi pada Renstra Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2011-2015, sesuai dengan keputusan
mendasar yang dinyatakan secara garis besar sebagai acuan operasional kegiatan-
kegiatan penyelenggaraan pemerintahaan di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan
pada satuan kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan
lima tahun kedepan, dengan upaya pembangunan sistem akuntabilitas dan kinerja.
Untuk penerapan perencanaan strategis ini diperlukan proses penyusunan konsep dasar
pengukuran dan perumusan indikator kinerja.
Akhirnya, keberhasilan perencanaan strategis ini bukan hanya ditentukan dalam
proses penyusunannya, tetapi banyak dipengaruhi oleh implementasi penerapannya,
semoga Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan
2011-2015, dengan Visi : “