MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERMUKl MAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 403/ KPTS/ M/ 2002 TANGGAL : 02 Desember 2002
TENTANG
PEDOMAN TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT ( Rs SEHAT)
LAMPIRAN I
PEDOMAN UMUM
RUMAH SEDERHANA SEHAT
MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 403/ KPTS/ M/ 2002
TENTANG
PEDOMAN TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (Rs SEHAT)
MENTERI PERMUKlMAN DAN PRASARANA WILAYAH,
Menimbang :
a. bahwa rumah adalah merupakan salah sat u kebut uhan dasar manusia dan merupakan f akt or pent ing dalam peningkat an harkat dan mart abat manusia, maka perlu dicipt akan kondisi yang dapat mendorong pembangunan perumahan unt uk menj aga kelangsungan penyediaan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat
b. bahwa masyarakat khususnya yang berpenghasilan rendah masih belum mampu membeli rumah yang la yak, sehat , aman, serasi, dan t erat ur, maka perlu pembangunan rumah yang dapat dilakukan secara bert ahap.
c. bahwa beragamnya pot ensi bahan bangunan dan budaya di Indonesia menunt ut suat u penanganan perumahan yang berbeda-beda pada set iap daerah sesuai dengan pot ensi lokal, agar biaya pembangunan rumah dapat dij angkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah
d. bahwa di samping pedoman t eknik pembangunan perumahan sederhana t idak bersusun, pedoman t eknik pembangunan kapling siap bangun dan pedoman t eknik pembangunan perumahan sangat sederhana, maka unt uk meningkat kan penyediaan perumahan yang mengakomodasi pot ensi bahan bangunan, budaya dan aspirasi lokal perlu dilengkapi dengan menyempurnakan pedoman t eknik yang sudah ada
Mengingat :
1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1992 t ent ang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469)
2. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 t ent ang Pemerint ahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) 3. Perat uran Pemerint ah Nomor 80 Tahun 1999 t ent ang Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3892).
4. Perat uran Pemerint ah Nomor 25 Tahun 2000 t ent ang Kewenangan Pemerint ah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Ot onom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3952) 5. Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/ M Tahun 2001
t ent ang Kabinet Got ong Royong
6. Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 t ent ang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen
7. Keput usan Ment eri Pekerj aan Umum Nomor 20/ KPTS/ 1986 t ent ang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun
8. Keput usan Ment eri Pekerj aan Umum Nomor 01/ KPTS/ 1989 t ent ang Pedoman Teknik Pembangunan Kapling Siap Bangun
9. Perat uran Memt eri Pekerj aan Umum Nomor 54/ PRT/ 1991 t ent ang Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sangat Sederhana 10. Keput usan Ment eri Kesehat an Nomor 829/ MENKES/ SK/ VII/ 1999
t ent ang Persyarat an Kesehat an Perumahan
MEMUTUSKAN:
Mene t apkan : KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT
KESATU : Menet apkan Pedoman Tek nis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat ) sebagaimana t ercant um pada :
Lampiran I : Pedoman Umum Rumah Sederhana Sehat Lampiran II : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat
RumahTembok
Lampiran III : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Rumah ½ Tembok
Lampiran IV : Pedoman Teknik Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Tidak Panggung
Lam piran V : Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat Rumah Kayu Panggung
KEDUA : Pedoman sebagaimana dimaksud pada dict um PERTAMA merupakan pedom an yang melengkapi pedoman t eknik pembangunan perumahan yang sudah ada dan digunakan sebagai acuan bagi para pengembang, masyarakat , penanggung j awab pembangunan per umahan di Propinsi, Kabupat en dan Kot a sert a Kawasan Perkot aan
KETIGA : Semua ket ent uan t ent ang pembangunan perumahan yang sudah ada, sepanj ang t idak bertent angan dengan keput usan Ment eri ini t et ap berlaku sampai dengan dit et apkannya ket ent uan yang baru KEEMPAT : Pem binaan atas pelaksanaan Pedoman Tek nis ini dilakukan oleh
Direkt orat Jenderal Perumahan dan Permukiman, Depart emen Per mukim an dan Prasarana Wilayah bersama dinas t erk ait Pemerint ah Propinsi sesuai dengan ket ent uan yang berlaku
KELIMA : Pengendalian dan pedoman t ek nis operasional sert a hal- hal lain yang belum diatur di dalam Keput usan Ment eri ini akan diat ur lebih lanj ut oleh Pemerint ah Kabupaten/ Kot a sesuai dengan ket ent uan yang berlaku
KEENAM : Keput usan Ment eri ini ber laku sej ak t anggal dit et apkan
Tembusan Keput usan Ment eri ini disam paikan kepada yang t er hormat : 1. Ment eri Koordinat or Bidang Perekonomian
2. Ment eri Koordinat or Bidang Kesej aht eraan Rakyat 3. Ment eri Keuangan
4. Ment eri Dalam negeri
5. Ment eri Tenaga Kerj a dan Transm igrasi 6. Ment eri Kelaut an dan Perikanan
7. Ment eri Kehut anan
8. Ment eri Perindust rian dan Perdagangan 9. Ment eri Pert anian
10. Ment eri Kesehat an
11. Ment eri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas 12. Ment eri Negara Lingkungan Hidup
13. Kepala Badan Pert ahanan Nasional
14. Para Pej abat Eselon I di lingkungan Depart emen Permukiman dan Prasar ana Wilayah
15. Para Gubernur seluruh Indonesia
PEDOMAN UMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT
I. Pendahuluan
Dalam rangka peningkat an t ar af hidup rakyat Indonesia melalui penyediaan perumahan secara merat a, khususnya bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah, sangat rendah dan kelompok berpenghasilan inf ormal, maka diperlukan upaya penyediaan perumahan murah yang layak dan t erj angkau akan t et api t et ap memenuhi persyar at an kesehat an, keamanan, dan kenyamanan
Dalam upaya m emenuhi ket iga per syarat an dasar t er sebut di at as ser t a memenuhi t uj uan dari penyediaan perumahan bagi kelompok masyarakat t er sebut maka perlu disediakan suat u rancangan yang memenuhi st andar minimal. Pendekat an penyediaan r umah selama ini lebih diseragamkan, sehingga t erdapat beber apa kendala di lapangan diant aranya kesenj angan harga yang sangat m enyolok diant ara beberapa daerah. Sela in it u t erlalu dipaksakan sat u st andar nasional unt uk seluruh daerah. Bent uk r ancangan t idak mengakomodasi potensi set empat sehingga menj adi mahal.
Pada kenyat aannya Rumah Sederhana/ Rumah Sangat Sederhana set elah 2- 3 t ahun pasca huni , mengalami perubahan yang dilakukan oleh pemiliknya, sebagian besar perubahan t esebut hanya menyisakan sat u ruangan. Per ubahan ini didor ong oleh adanya sif at manusia, yang pada kodrat nya selalu ingin dan berupaya mengungkap j at i dirinya. Prot ot ype st andar t ersebut seringkali t idak dapat dit er apkan di daerah, m isalnya at ap gent eng yang t idak ter sedia di lokasi karena t idak biasa digunakan. Biaya t inggi pada saat per baikan at au renovasi inilah yang menj adikan konsumen berspekulasi membeli karena nilai t anahnya, sehingga kelompok sasarannya sudah bergeser ke segmen yang lebih mampu.
Harga rumah sederhana di beberapa daerah meningkat sangat t inggi, disebabkan beberapa mat er ial dasar yang harus didat angkan dari daerah lain, karena di daerah t ersebut ket ersediaannya sangat t erbatas. Akibat nya harga mat er ial bangunan sampai di t empat menj adi sangat t inggi, bahkan menj adi dua kali lipat harga dasarnya.
Akhirnya kelompok sasaran yang dir encanakan j ust ru t idak dapat menj angkau fasili t as ini. Sehingga dengan kelemahan-kelem ahan t ersebut, f asilit as ini dimanf aat kan oleh masyarakat yang memiliki prospek ekonomi at au yang memilik i kemampuan lebih pada saat it u dan menj adikannya sebagai komodit i yang spekulat if . Nilai masa dep an r umah dan t anah inilah yang menj adi l ebih menarik bagi mereka yang mempunyai kemampuan lebih.
II. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pedoman t eknis ini adalah unt uk menj awab pemenuhan kebut uhan perumahan yang layak dan t erj angkau akan t et api mem enuhi per syaratan k enyamanan, keamanan dan kesehat an dalam lingkup het eroginit as potensi-pot ensi daer ah, khususnya Pot ensi bahan bangunan, budaya, sert a kar akt er ist ik f isik kawasan.
Dalam mewuj udkan maksud t ersebut maka selain Pedoman Umum Rumah Seder hana Sehat (Rs Sehat ) dirum uskan j uga empat Pedoman Teknis, meliput i :
Pedoman Tek nis Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat ), Rumah Tembok Pedoman Teknis Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat ), Rumah ½ Tembok
Keempat pedoman t eknis t ersebut digunakan sesuai dengan karakt er ist i k daerah, yang dibagi ber dasarkan empat Zonasi Rumah Seder hana Sehat , skala zonasi t ersebut m erupakan skala makro yang masih harus dir umuskan dalam skala m ikro pada t ingkat propinsi dan pada t ingkat kot a/ kabupat en.
Tuj uan dari Pedoman Tek nis t er sebut adalah tercipt anya penyediaan Rumah yang layak dan t erj ang kau oleh masyar akat ber penghasilan r endah, sangat rendah dan kelom pok inf ormal, baik yang dilakukan secara masal maupun melalui swadaya masyarakat .
III. Pemilihan Prot otip
IV. Ketentuan Rumah Sederhana Sehat (Rs Se hat)
1. Kebut uhan Minimal Masa (penampilan) dan Ruang (luar- dalam)
Rumah sederhana sehat memungkinkan penghuni unt uk dapat hidup sehat , dan m enj alankan kegiatan hidup sehari - hari secara layak. Kebut uhan minimum ruangan pada r umah sederhana sehat per lu m emperhat ikan beberapa ket ent uan sebagai ber ikut :
§ Kebut uhan luas per j iwa
§ Kebut uhan luas per Kepala Keluarga (KK)
§ Kebut uhan luas bangunan per kepala Keluarga (KK) § Kebut uhan luas lahan per unit bangunan
Secar a lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.
2. Kebut uhan Kesehat an dan Kenyamanan
Rumah sebagai t empat t inggal yang memenuhi syar at kesehat an dan kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (t iga) aspek, yait u pencahayaan, penghawaan, ser t a suhu udar a dan kelembaban dalam ruangan.
Aspek -aspek t ersebut m er upak an dasar at au kaidah per encanaan r umah sehat dan nyaman.
a. Pencahayaan
Mat ahari sebagai pot ensi t er besar yang dapat digunakan sebagai pencahayaan alami pada siang hari. Pencahayaan yang dimaksud adalah penggunaan ter ang Iangit , dengan ketent uan sebagai berikut: § cuaca dalam k eadaan cerah dan t idak berawan,
§ ruangan kegiat an mendapat kan cukup banyak cahaya,
Kualit as pencahayaan alami siang hari yang masuk ke dalam ruangan dit ent ukan oleh:
o kegiatan yang membut uhkan daya penglihat an (mat a),
o lam anya wakt u kegiat an yang membut uhkan daya penglihat an ( mat a), o t ingkat at au gr adasi kekasaran den kehalusan j enis pekerj aan,
o lubang cahaya minimum sepersepuluh dari luas lant ai ruangan,
o sinar mat ahari Iangsung dapat m asuk ke ruang an mi ni mum 1 ( sat u)
j am set iap hari,
o cahaya ef ekt if dapat diper oleh dari j am 08. 00 sampai dengan j am
16. 00.
Nil ai fakt or la ngit t ersebut akan sangat dit ent ukan oleh kedudukan lubang cahaya dan luas lubang cahaya pada bidang at au dinding ruangan. Semakin lebar bidang cahaya (L), maka akan semakin besar nilai f act or langit nya. Tinggi ambang bawah bidang bukaan (j endela) ef ekt if ant ara 70-80 cm dari permukaan lant ai ruangan.
Nilai f act or langit minimum dalam ruangan pada siang hari t anpa bant uan penerangan buat an, akan sangat dipengar uhi oleh:
o t at a le t ak perabot an rumah t angga, sepert i lemar i, mej a t ulis at au
mej a mak an,
o bidang pembat as ruangan, sepert i part isi, t irai masif .
b. Penghawaan
Udar a merupakan kebut uhan pokok manusia unt uk ber naf as sepanj ang hidupnya. Udara akan sang at ber pengaruh dalam menent ukan kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan mem berikan kesegaran t er hadap penghuni dan t ercipt anya rumah yang sehat , apabila t erj adi pengaliran at au pergant ian udara secara kont inyu melalui ruangan- r uangan, sert a lubang-lubang pada bi dang pembat as dinding at au part isi sebagai vent ilasi.
Agar diperoleh kesegaran udara dalam ruangan dengan cara penghawaan alami, maka dapat dilakukan dengan memberikan at au mengadakan peranginan silang (vent ilasi silang) dengan ket ent uan sebagai berikut :
§ Lubang penghawaan minimal 5%(lima persen) dari luas lant ai ruangan.
§ Udara yang masuk t idak berasal dari asap dapur at au bau kamar mandi/ WC.
Khususnya unt uk penghawaan ruangan dapur dan kamar mandi/ WC, yang mem er lukan peralat an bant u elektr i kal- m ekanikal sepert i blower at au exhaust f an, harus mem enuhi k et ent uan berikut :
§ Lubang penghawaan keluar t idak mengganggu kenyam anan bangunan disekit arnya.
§ Lubang penghawaan keluar t idak mengganggu kenyamaaan ruangan kegiat an dalam bangunan sepet i: ruangan keluarga, t idur, t amu dan kerj a.
c. Suhu udara dan kelembaban
Rumah dinyat akan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan kelembaban udar a ruangan sesuai deng an suhu t ubuh manusia normal. Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan. Penghawaan yang kurang at au t idak lancar akan menj adikan ruangan t erasa pengap at au sumpek dan akan menimbulkan kelembaban t inggi dalam r uangan.
Unt uk mengat ur suhu udara dan kelembaban normal unt uk ruangan dan penghuni dalam m elakukan kegiatannya, perlu memperhat kan: § keseim bangan penghaw aan ant ara volume udara yang masuk dan
keluar.
§ Pencahayaan yang cukup pada ruangan dengan perabot an tidak ber ger ak.
§ menghindari per abot an yang menut upi sebagian besar luas Iant ai ruangan.
3. Kebut uhan Minimal Keamanan den Keselamat an
Pada dasarnya bagian- bagian st rukt ur pokok unt uk bangunan r umah t inggal sederhana adalah: pondasi, dinding (dan kerangka bangunan), at ap ser t a lant ai. Sedangkan bagian- bagian lain sepert i Iangit - langit , t alang dan sebagainya merupakan est et ika st rukt ur bangunan saj a.
a. Pondasi
Secara umum sist em pondasi yang mem ikul beban kurang dari dua t on (beban kecil), yang biasa digunakan unt uk rumah seder hana dapat dikelompokan ke dalam t iga syst em pondasi, yait u: pondasi langsung; pondasi set empat; dan pondasi t idak Iangsung.
b. Dinding
Bahan dinding yang di gunakan unt uk RIT dan per tumbuhannya adalah conblock, papan, set engah conblo ck dan set engah papan at au bahan lain sepert i bambu t ergant ung pada pot ensi bahan yang dominan pada daerah dimana rumah ini akan dibangun. Ukuran conblock yang digunakan harus memenuhi SNI PKKI NI-05
Unt uk di nding papan harus dipasang pada kerangka yang kokoh, untuk k erangka dindi ng digunakan kayu beruk uran 5/ 7 dengan j arak mak sim um 100 cm. Kayu yang digunakan baik unt uk papan dan balok adalah kayu kelas kuat dan awet II. Apabi la unt uk kerangka digunakan kayu balok berukuran 5/ 10 at au yang banyak beredar dipasaran deng an ukurann sepadan. Jarak t iang rangka kurang lebih 150 cm. Papan yang digunakan dengan ket ebalan minimal 2 cm setelah diserut dan sambungan dibuat alur lidah at au sambungan lainnya yang m enj amin kerapat an.
Ring- balok dan kolom dari kayu balok ber ukuran 5/ 10 at au ya ng banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Hubungan antara kol om dengan ringbal ok dilengkapi dengan sekur- sekur dar i kayu 5/ 10 at au yang banyak beredar dipasaran dengan ukuran sepadan. Panj ang sekur maksim um 50 cm.
c. Kerangka bangunan
Rangka dinding unt uk r umah t embok di buat dar i st r ukt ur bet on bert ulang. Untuk rumah setengah t embok menggunakan set engah rangka dari beton bert ulang dan setengah dar i rangka kayu. Unt uk rumah kayu t idak panggung rangka dinding menggunakan kayu. Unt uk sloof disarankan menggunakan beton bert ulang. Sedangkan rumah kayu panggung seluruhnya menggunakan kayu, baik unt uk rangka bangunan maupun unt uk dinding dan pondasinya.
d. Kuda-kuda
Rumah sederhana sehat ini menggunakan at ap pela na dengan kuda- kuda k erangka kayu dengan kelas kuat dan awet II ber ukuran 5/ 10 at au yang banyak ber edar dipasaran dengan ukuran sepadan. Disamping sist em sambungan kuda-kuda t radisional yang selama ini sudah digunakan dan dik embangkan ole h masyarakat set em pat . Dalam ra ngka mempercepat pel aksanaan pemasangan kerangka kuda-kuda disarankan menggunakan sist em kuda-kuda paku, yait u pada set iap t it ik simpul menggunakan k lam dari papan 2/ 10 dari kayu dengan kelas yang sam a dengan rangka k uda- kudanya.
Khusus unt uk rumah t embok dengan konst ruksi pasangan, dapat menggunakan kuda-kuda dengan memanf aat kan ampig t embok yang disekelilingnya di lengkapi dengan ring-balok konst ruksi bet on bert ulang.
V. Konsepsi Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat)
Rumah Seder hana Sehat (Rs Sehat ) yait u r umah yang dibangun dengan menggunakan bahan bangunan dan konst ruksi sederhana akan t et api masih m emenuhi st andar kebut uhan mi nim al dari aspek kesehat an, keam anan, dan kenyamanan, dengan mempert imbangkan dan memanf aat kan pot ensi lokal m eliput i pot ensi f isik sepert i bahan bangunan, geol ogis, dan iklim setem pat sert a pot ensi sosial budaya sepert i arsit ekt ur lokal, dan cara hidup.
Sasaran penediaan Rumah Sederhana Sehat yait u bagi kelompok masyarakat yang berpenghasilan r endah. Dalam pelaksanaannya pemenuhan penyediaan Rumah Seder hana Sehat masih menghadapi kendaIa, ber upa rendahnya t ingkat kemampuan masyarakat , mengingat harga Rumah Seder hana Sehat masih belum m em enuhi ket erj angkauan secar a menyeluruh. Unt uk it u per lu disediakan disain r umah ant ara yang pert umbuhannya diarahk an m enj adi Rs Sehat . Rumah antara yang dim aksud adalah Rumah Int i Tumbuh ( RIT), yait u r umah yang hanya m emenuhi standar k ebut uhan minimal rumah, dengan krit eria sebagi berikut :
RIT memiliki ruang pal i ng sederhana yait u seb uah r uang tert ut up dan sebuah r uang t erbuka berat ap dan f asilit as MCK.
RIT memiliki bent uk at ap dengan mengant isipasi adanya per ubahan yang bakal di lakukan yai t u dengan mem beri at ap pada ruang t erbuka yang berf ungsi sebagai ruang serba guna.
Bent uk generic at ap pada RIT selain pe lana, dapat berbent uk lain (limasan, kerucut , dll) sesuai dengan t unt ut an daerah bila it u ada.
Penghawaan dan pencahayaan alami pada RIT menggunakan buk aan yang m em ungkinkan sir kulasi silang udar a dan masuk nya sinar m at ahari .
Dalam proses pengembangan RIT menj adi Rs Sehat member i peluang peran calon penghuni/ penghuni dalam mengekspresikan kebut uhan pengungkapan j at i diri. Sehingga akan mengurangi peluang t erhadap pembongkar an bagian-bagian bangunan secar a besar- besaran.
1. Tipologi Rumah Sehat
Rumah Sederhana adalah t empat kediam an yang layak dihuni dan harganya t erj angkau oleh m asyar akat berpenghasilan rendah dan sedang. Luas kapling ideal, dalam ar t i memenuhi kebut uhan luas lahan unt uk bangunan sederhana sehat baik sebelum m aupun set elah dik embangkan. Secara garis besar perhit ungan luas bangunan t empat t inggal dan luas kapling ideal yang memenuhi persyarat an kesehat an, keamanan dan kenyamanan bangunan sepert i berikut ;
2. Konsepsi Rumah Int i Tumbuh
Kendala ket erj angkauan masya rakat t erhadap Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat ), t elah diupayakan menyiasat i kondisi t ersebut mel alui sat u rancangan rumah ant ara yait u RIT sebagai rumah cikal bakal Rum ah Seder hana Sehat. Rancangan RIT mem enuhi tunt ut an kebut uhan paling m endasar dari penghuni unt uk m engembangkan rumahnya, dalam melakukan kegiat an hi dup sehari- hari, dengan ruang -ruang yang perlu disediakan sekurang- kurangnya t erdiri dari :
1 ruang t idur yang memenuhi persyarat an keamanan dengan bagian- bagiannya t ert ut up oleh dinding dan at ap sert a memiliki pencahayaan yang cukup dan t erlindung dari cuaca. Bagian ini merupakan ruang yang ut uh sesuai dengan f ungsi ut amanya.
1 ruang serbaguna merupakan kelengkapan rumah dimana didalamnya dilakukan int eraksi ant ara keluarga dan dapat melakukan akt ivit as- akt ivit as lainnya. Ruang ini t erbent uk dari kolom, lant ai dan at ap, t anpa dinding sehingga merupakan ruang t erbuka namun masih memenuhi persyarat an minimal unt uk menj alankan f ungsi awal dalam sebuah rumah sebelum dikembangkan.
1 kamar mandi/ kakus/ cuci m er upakan bagian dari ruang servis yang sangat m enent ukan apakah rumah t ersebut dapat berf ungsi at au t idak, khususnya unt uk kegiat an m andi cuci dan kakus.
Ket iga ruang t er sebut diat as m erupakan ruang- ruang minimal yang harus dipenuhi sebagai st andar minimal dalam pemenuhan kebut uhan dasar, selain it u sebagai cikal bakal rumah seder hana sehat. Konsepsi cikal bakal dalam hal ini diwuj udkan sebagai suat u Rumah Int i yang dapat t umbuh m enj adi r umah sempur na yang mem enuhi st andar kenyamanan, keam anan, ser ta kesehat an penghuni, sehingga m enj a di rumah sederhana sehat .
VI. Pola Pertumbuhan Rumah Inti Tumbuh (RIT) menj adi Rumah sederhana Sehat
( Rs Se hat)
Konsep rancangan Rumah Int i Tumbuh (RIT) adalah sebagai ber ikut :
RIT adalah em br io dar i rumah j adi yang diharapkan pert umbuhannya menj adi rumah sehat . Diasumsikan sebagai cikal bakal rumah sehat yang m emiliki wuj ud belum sempurna akan t et api memiliki komponen syst em yang ut uh, nam un belum berf ungsi 100% sert a pada pert umbuhannya ak an menj adi suat u rumah yang sempur na dengan fungsi penuh.
Ukuran pembagian ruang dalam rumah tersebut berdasarkan pada sat uan ukuran modular dan st andar int er nasional unt uk ruang gerak/ kegiat an manusia. Sehingga diper oleh uk ur an ruang-ruang dalam RIT -1 adalah sebagai ber ikut :
o Ruang Tidur : 3,00 m x 3,00 m o Serbaguna : 3,00 m x 3,00 m o Kamar mandi/ kakus/ cuci : 1, 20 m x 1, 50 m
Dalam proses pengem bangan rumahnya dari RIT -1 menj adi RIT -2, Rs- Sehat T- 28,8 maup un Rs- Sehat T- 36, t et ap meng ikut i ket ent uan-ket ent uan at au kaidah-kaidah perencanaan rumah sehat dan ukuran modul yang sudah dit et apkan.
Transf ormasi per ubahan RIT- 1 menj adi RIT- 2, Rs Sehat- 1, Rs Sehat-2 dan analisisnya dapat dilihat pada gam bar- 2 Tr ansf ormasi perubahan RIT. Perubahan/ t ransf ormasi bent uk at ap t erli hat keberlanj ut an bent uk, buk an hanya mengunt ungkan dari segi pelaksanaan t et api j uga penghemat an dari segi bahan bangunan. Pada penambahan ruang j uga t erlihat sederhana dan meng ik ut i kaidah perencanaan rumah sehat yait u adanya penghawaan dan pencahayaan alami sert a adanya sirk ulasi silang udara.
Bent uk at ap pada RIT sudah mengant isipasi adanya per ubahan yang bakal dilakukan yait u dengan mem beri at ap pada ruang t erbuka yang berf ungsi sebagai r uang service.
Penambahan r uang pada RIT-1 menj adi RIT-2 t i dak mengakibat kan perubahan pada bent uk at ap karena bent uk at ap pada RIT sudah mengant isipasi perubahan ke t ipe ini.
Per t umbuhan denah menj adi Rs Sehat- 2 dengan luas bangunan 36 dan luas lahan ef ek t if antar a 72 - 9 0 m2, tetap menj aga kaidah-kaidah rumah sehat , yait u dengan t etap mem pert imbangkan adanya pencahayaan dan penghawaan alami semaksimal mungkin.
VII. Lingkungan Pe rumahan Sede rhana Sehat.