263
HUBUNGAN ANTARA HARI TENANG VARIASI MEDAN
GEOMAGNET DI SG TONDANO DENGAN AKTIVITAS
MATAHARI
John Maspupu dan Setyanto Cahyo P
Pussainsa LAPAN, Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung 40173, Tlp. 0226012602 Pes. 106. Fax. 0226014998
E-mail: john_mspp@yahoo.com dan setya_cp@yahoo.com
PENDAHULUAN
Secara fisis telah diketahui bahwa komponen amplitudo dan fase dari hari tenang variasi medan geomagnet bergantung pada aktivitas matahari (lihat Rastogi and Iyer, 1976 ; Briggs, 1984 ; Hibberd, 1985 ). Selain itu berdasarkan penelitian di garis lintang khatulistiwa juga terdapat hubungan linier antara amplitudo hari tenang variasi medan geomagnet Sq dengan emisi radio matahari
10,7cm atau F10.7 (lihat Rastogi et al.,1994). Dengan mempertimbangkan beberapa referensi di atas, timbullah pemikiran untuk menyelidiki hubungan fungsional antara hari tenang variasi medan geomagnet
Δ
H
di SG Tondano dengan aktivitas matahari F10.7 secara statistik inferensi (lihat Wilks, D.S., 2006). Oleh karena itu tujuan akhir dari pembahasan makalah ini adalah menentukanwujud hubungan fungsional tersebut dalam bentuk model statistik. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana mengetahui hubungan fungsional tersebut? Dan bagaimana menentukan model statistiknya? Untuk mengantisipasi masalah ini diperlukan suatu metodologi yang melibatkan konsep statistik inferensi yaitu pengujian hipotesa dan kecocokan kuadrat terkecil (least square fitting). Selain itu kontribusi dari hasil penyelidikan ini adalah untuk memperkuat pernyataan fisis tentang kebergantungan hari tenang variasi medan geomagnet ΔH pada aktivitas matahari F10.7 secara statistik inferensi, serta sebagai salah satu komponen pendukung dalam mengkonstruksi model empiris hari tenang variasi medan geomagnet di SG Tondano.
264
METODOLOGI
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini menyangkut statistik inferensi yaitu pengujian hipotesa (lihat Huntsberger, D.V. and Billingsley, P., 1973; Ostle, B. and Mensing,R.W., 1975) dan estimasi berdasarkan metode kecocokan kuadrat terkecil (lihat Wilks, D.S., 2006). Sedangkan data yang digunakan dalam kasus penelitian ini adalah data medan geomagnet (komponen H saja) dari SG Tondano tahun 2010 dan 2011 dengan kriteria Kp ≤ 2+dan data global aktivitas matahari yaitu emisi radio matahari pada 10,7 cm atau dikenal dengan notasi F10.7 dari internet. Data komponen H ini dipilih pada hari-hari yang telah memenuhi Kp ≤ 2+ sebanyak 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari. Selanjutnya tahapan kegiatan penelitian yang dilakukan ini dapat dijabarkan dalam beberapa langkah berikut :
i). Kompilasi data komponen H tiap hari dari SG Tondano dengan kriteria Kp ≤ 2+ sebanyak 365 hari.
ii). Hitung ΔH setiap hari pada jam 12.00 siang (sesuai dengan puncak aktivitas matahari) dengan menggunakan
formulasi berikut: 6 ) 03 ( ) 02 ( ) 01 ( ) 00 ( ) 23 ( ) 22 ( ) 12 ( ) 12
( H H H H H H H
H = − + + + + +
Δ
(lihat Yamasaki,Y., 2011). Kemudian lakukan perhitungan ini selama 365 hari ( jadi total terdapat 365 data perhitungan
) 12 (
H
Δ ).
iii). Kompilasi data global F10.7 setiap hari yang simultan dengan data komponen H di langkah i).
iv). Tulis X adalah variabel F10.7 dan Y adalah variabel ΔH serta n adalah banyak data. Kemudian hitung koefisien
korelasi
ρ
∧ =
rxy dengan menggunakan
formulasi berikut:
∑
∑
∑
∑
∑
∑ ∑
− − − = ] ) ( [ . ] ) ( [ . . 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X nrxy ,
( lihat Ostle, B. and Mensing,R.W., 1975).
v). Gunakan prosedur pengujian hipotesa tentang kergantungan dua variabel X dan Y ( lihat Huntsberger, D.V. and Billingsley, P., 1973).
a. H0 : Tidak ada kebergantungan antara
variabel-variabel X dan Y (atau ditulis :
ρ = 0 ).
H1 : Ada kebergantungan antara
variabel-variabel X dan Y (atau ditulis : ρ ≠ 0 ).
b. Untuk sampel besar (n ≥ 365) , gunakan uji normal baku atau uji Z.
c. Ambil α = 5% atau α = 1% .
d. Nilai kritis menurut tabel normal baku (untuk pengujian dua arah) adalah sebagai berikut :
Z
2α = ± 1,96 untuk α = 5% dan
Z
2α = ± 2,575 untuk α = 1% .
e. Formulasi uji statistiknya adalah
sebagai berikut : ZH =r n−1 ,
dengan r =
ρ
∧
adalah nilai taksiran koefisien korelasi dan n merupakan banyaknya sampel.
f. Keputusan pengujian adalah sebagai berikut: Jika ZH >
Z
2
α atau ZH < -
Z
2
α
maka H0 ditolak.
Jika -
Z
2
α < ZH <
Z
2
α maka H0
diterima.
Selain itu juga diberikan algoritma untuk menghitung koefisien korelasi maupun algoritma untuk melakukan prosedur pengujian hipotesa seperti tertera di bawah ini.
Algoritma komputasi koefisien korelasi. i. Kompilasi data xi dan
y
i ,i = 1, 2, ...., n.
ii. Hitung xi.
y
i , xi2
dan
y
i2
, i = 1, 2, ...., n.
iii. Hitung
∑
= n i i x 1 ,
∑
= n i i y 1, x yi n
i i
∑
=1 ,∑
=n ii
x
1 2
dan
∑
= n i i y 1 2
, i = 1, 2, ...., n.
iv. Hitung a = n. x yi n
i i
∑
=1 dan b =∑
=ni i x 1 .
∑
= n i i y 1265
v. Hitung d =n.
∑
= n i i x 1 2
dan e = (
∑
= n i i x 1 )2
juga f = d – e.
vi. Hitung g =n.
∑
= n i i y 1 2
dan h = (
∑
= n i i y 1 )2
juga k = g – h.
vii. Hitung u = f.k dan m = u.
viii. Hitung r =
ρ
∧
= m
c .
Algoritma komputasi Uji klaim Hipotesa H1 atau Ha .
i. Hitung
∑
∑
∑
∑
∑
∑ ∑
− − − = ] ) ( [ . ] ) ( [ . . 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X Y X n rdengan menggunakan Algoritma komputasi koefisien korelasi di atas. ii. Hitung ZH =r n−1.
iii. Tentukan
Z
2
α = ± 1,96 untuk α = 5%
atau
Z
2α = ± 2,575 untuk α = 1%
iv. Bandingkan ZH di langkah (ii). dengan
Z
2α di langkah (iii).
v. Jika ZH >
Z
2
α atau ZH < -
Z
2
α maka
H0 ditolak. atau Jika -
Z
2
α < ZH <
Z
2α maka H0 diterima.
vi. Lakukan ploting data Variabel X dan variabel Y untuk melihat diagram pencarnya.
vii. Tentukan model regresinya Y = a1. X +
a2 atau ΔH= a1. F10.7 + a2..
viii. Hitung koefisien regresi a1dan a2
dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:
∑
∑
∑
∑ ∑
− − = ) ( . 2 2 1 X X n Y X Y X na dan
__ 1 __ 2 Y a .X
a = − dengan
∑
= X
n X 1
__
; =
∑
Yn Y 1
__
.
ix. Nyatakanlah model statistik ΔH sebagai fungsi dari F10.7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan makalah ini difokuskan pada studi kasus penelitian dengan mengambil lokasi di SG Tondano. Data yang digunakan dalam kasus penelitian ini adalah data medan geomagnet (komponen H) dengan kriteria Kp
[image:3.612.108.506.76.721.2]≤ 2+ dan data global aktivitas matahari yaitu emisi radio 10,7 cm atau dikenal dengan notasi F10.7 dari internet. Data komponen H ini dipilih pada hari-hari yang telah memenuhi Kp ≤ 2+ sebanyak 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari. Selanjutnya hasil-hasil pengamatan maupun perhitungan dari langkah-langkah i) sampai dengan iii) pada bagian metodologi makalah tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1 , Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 1. Data observasi komponen H dengan kriteria Kp <2+
No. Date Komp H
1 10012701 39322.87
2 10012702 39332.17
3 10012703 39337.54
4 10012704 39345.17
5 10012705 39345.54
6 10012706 39338.27
7 10012707 39120.62
8 10012708 39179.55
9 10012709 38856.86
10 10012710 38960.48
11 10012711 39181.24
12 10012712 39181.98
13 10012713 39183.64
14 10012714 39181.78
15 10012715 39180.36
16 10012716 39181.1
17 10012717 39182.08
18 10012718 39182.69
19 10012719 39183.17
20 10012720 39182.85
21 10012721 39184.1
22 10012722 39182.81
23 10012723 39183.67
24 10012724 39186.35
… … …
342 11123101 39197.89
343 11123102 39188.33
266 345 11123104 39188.12
346 11123105 39194.12
347 11123106 39202.2
348 11123107 39202.18
349 11123108 39205.83
350 11123109 39205.54
351 11123110 39218.38
352 11123111 39230.31
353 11123112 39238.13
354 11123113 39236.54
355 11123114 39232.93
356 11123115 39219.56
357 11123116 39204.59
358 11123117 39196.73
359 11123118 39192.63
360 11123119 39193.81
361 11123120 39192.07
362 11123121 39193.94
363 11123122 39193.19
364 11123123 39193.64
365 11123124 39193.45
Tabel 2. Data perhitungan ΔH (12)
No. Date dH
1 20100127 37.2536
2 20100128 23.1775
3 20100129 16.7804
4 20100130 31.898
5 20100131 6.8551
6 20100204 54.3086
7 20100205 67.9114
8 20100207 60.2856
9 20100209 33.9245
10 20100210 23.1479
11 20100211 56.7846
12 20100213 43.6063
13 20100219 47.4563
14 20100220 63.2051
15 20100221 46.1455
16 20100222 26.6338
17 20100227 49.8996
18 20100228 54.5149
19 20100301 44.7116
20 20100302 47.905
21 20100305 57.4076
22 20100308 50.689
23 20100309 40.734
24 20100313 47.1901
… … …
342 20111109 48.1767
343 20111110 66.4372
344 20111111 78.7304
345 20111112 57.0182
346 20111113 48.1853
347 20111114 61.4564
348 20111115 63.7306
349 20111116 56.1401
350 20111117 43.8116
351 20111118 54.1658
352 20111119 50.9045
353 20111120 32.7305
354 20111125 26.726
355 20111126 39.5169
356 20111127 35.4243
357 20111217 48.1398
358 20111218 44.0408
359 20111223 42.7359
360 20111224 45.6962
361 20111225 45.3171
362 20111226 39.7154
363 20111227 52.0719
364 20111228 44.2021
[image:4.612.111.500.68.724.2]365 20111231 39.4801
Tabel 3. Data global F10.7
No. Date Data F10.7
1 20100127 78
2 20100128 76
3 20100129 73
4 20100130 75
5 20100131 75
6 20100204 74
7 20100205 78
8 20100207 90
9 20100209 91
10 20100210 91
11 20100211 94
12 20100213 94
13 20100219 84
14 20100220 84
15 20100221 84
16 20100222 84
17 20100227 79
18 20100228 78
19 20100301 78
20 20100302 79
21 20100305 80
22 20100308 76
23 20100309 78
24 20100313 92
… … …
267
343 20111110 179
344 20111111 174
345 20111112 169
346 20111113 155
347 20111114 161
348 20111115 148
349 20111116 142
350 20111117 148
351 20111118 144
352 20111119 140
353 20111120 140
354 20111125 135
355 20111126 133
356 20111127 135
357 20111217 120
358 20111218 128
359 20111223 138
360 20111224 143
361 20111225 144
362 20111226 146
363 20111227 140
364 20111228 145
365 20111231 133
Kemudian dihitung koefisien korelasi
ρ
∧ =rxy dengan menggunakan formulasi
pada langkah iv) di bagian metodologi ini ,
sehingga diperoleh
ρ
∧ =
rxy = 0.4813
Selanjutnya gunakanlah prosedur pengujian hipotesa seperti pada langkah v) a. s/d v)f., dengan mengambil α (level of significance) sebesar 5%. Hasil dari pengujian hipotesa ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variasi hari tenang ΔH dengan aktivitas matahari F10.7 pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 % . Setelah itu lakukan ploting data variabel
H
Δ versus variabel F10.7 dan hasilnya dapat dilihat seperti pada Gambar 1 di bawah ini , yaitu regresi garis lurus atau linier (tulis persamaannya Y = a1. X + a2 atau ΔH= a1.
F10.7 + a2 ) .
Diagram Pencar dH vs F10.7
y = 0.26x + 19.44
-20 0 20 40 60 80 100 120
0 50 100 150 200
F10.7
[image:5.612.108.509.72.608.2]dH
Gambar 1. Diagram pencar hari tenang variasi medan geomagnet
Δ
H
versus aktivitas matahariF10.7
Dengan menggunakan formulasi seperti pada langkah viii) akan diperoleh koefisien regresi a1 = 0.26 dan a2 = 19.44. Dengan demikian
diperoleh model regresi linier antara hari tenang variasi medan geomagnet
Δ
H
dengan aktivitas matahari F10.7 sebagai berikut:H
Δ
= 0.26 F10.7 +19.44.KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier antara hari tenang variasi medan geomagnet
)
(ΔH dengan aktivitas matahari F10.7, pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 % . Selain itu wujud hubungannya dapat dinyatakan sebagai
Δ
H
= 0.26 F10.7 + 19.44, sedangkan kontribusi dari hasil penyelidikan ini adalah sebagai model parsial yang digunakan untuk mengkonstruksi model empiris hari tenang variasi medan geomagnet di SG Tondano. Selanjutnya proses maupun prosedur pengujian yang serupa untuk menentukan hubungan atau kebergantungan antara hari tenang variasi medan geomagnet)
(ΔH dengan aktivitas matahari F10.7, juga dapat diterapkan pada stasiun-stasiun geomagnet LAPAN lainnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
268
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Briggs, B.H .(1984), The variability of ionospheric dynamo currents, J. Atmos. Terr. Phys., 59, pp.497-509.
[2]. Hibberd, F.H. (1985), The geomagnetic Sq variation – Annual, semi annual and solar cycle variations and ring currenteffects, J. Atmos. Terr. Phys., 47, pp.341-352.
[3]. Huntsberger, D.V. and Billingsley, P., (1973). Elements of Statistical Inference, Allyn and Bacon Inc., Boston.
[4]. Ostle, B. And Mensing,R.W., (1975). Statistics in Research, Amer. J.,The Iowa University press, Iowa.
[5].Rastogi, R.G. and Iyer, K.N. (1976), Quiet day variation of geomagnetic H-field at low latitudes, J. Geomagn. Geoelectr., 28, pp.461- 479.
[6]. Rastogi, R.G. et.al.,(1994), Seasonal variations of geomagnetic D, H and Z fields at low latitudes, J. Geomagn. Geoelectr., 46, pp.115- 126.
[7]. Wilks, D.S., (2006). Statistical Methods
in the Atmospheric Sciences, Academic Press (AP), Elsevier Inc., Oxford.