• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA MODEL DIRECTED ACTIVITIES RELATED TO TEXT BERBASIS LKS NON EKSPERIMEN PADA MATERI SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 PALU | Ridwan | JSTT 6865 22881 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA MODEL DIRECTED ACTIVITIES RELATED TO TEXT BERBASIS LKS NON EKSPERIMEN PADA MATERI SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 PALU | Ridwan | JSTT 6865 22881 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

72

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA MODEL

DIRECTED ACTIVITIES RELATED TO TEXT BERBASIS LKS NON EKSPERIMEN

PADA MATERI SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 PALU

Ridwan

ridwanashari24@yahoo.co.id

(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract

This is a research and development (R & D) with limited trials which aimed to develop chemistry learning tools with Directed Activities Related to Text (DARTs) model of non-experiment student worksheet-based on colloid system, which included teaching materials, student guide, teacher guide, lesson plans, student worksheet, achievement test. The subjects were the year XI sciences students of SMA Negeri 8 Palu whichwere 30 students in total. The development procedure used in this research was directed activities related to text (DARTs) instructional model based on

“Thiagarajan” model or 4-D model which composed of four stage: define, design, develop, and disseminate stages. Chemistry learning tools directed activities related to text (DARTs) model of non-experiment student worksheet-based have been developed, validated, and revised twice in order to obtain maximal results and feasible to use. Based on data analysis, it has been produced effective and feasible chemistry learning tools with directed activities related to text (DARTs) model of non-experiment student worksheet-based on colloid system instruction at the year XI sciences students of SMA Negeri 8 Palu dealing with the teahing materials, student guide, teacher guide, lesson plan, student worksheet, achievement test. The effectiveness was revealed from the indicator limited trials on chemistry learning tools directed activities related to text (DARTs) model which

showed thant: (a) average student’ score on achievement test were from 72.18 up to 82.76 on the 100 ideal scale base. Next, 28 out of 30 students were completed or 93.3376% satisfied individual

completeness which showed that classical completeness accomplished, (b) all observed students’

active categories satisfied the entire limited criteria of determined student active effeciveness which was categorized as effective, (c) in general, students positively responded and gave highly

enthusiasm towards learning tools applied in the instruction, (d) teacher’ ability degree in managing chemistry instuction directed activities related to text (DARTs) model was categorized

very good which was 3.53 in average, that means teacher’ performance was maintained.

Keywords: Development of Learning Tools, Directed Activities Related to Text (DARTs) Model of Non-Experiment Student Worksheet-Based, Colloid System

Perkembangan ilmu kimia telah melaju dengan pesat. Hal ini erat hubungan dengan perkembangan teknologi. Perkembangan tek-nologi telah memberikan wahana yang memungkinkan ilmu kimia tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari IPA. Per-kembangan ilimu kimia yang begitu pesat menggugah para pendidik untuk dapat meran-cang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep kimia yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

(2)

Pembaharuan di bidang pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya adalah pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidi-kan menePendidi-kanPendidi-kan keterlibatan siswa secara aktif dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dan mendorong siswa untuk meng-gunakan keterampilan proses serta menerap-kan inovasi model pembelajaran, sehingga pembelajaran kimia mampu mengembangkan kompetensi siswa yang merupakan implemen-tasi KTSP (BNSP, 2006)

Kenyataan menunjukan bahwa metode pembelajaran tradisional masih mendominasi dalam proses pembelajaran kimia. Pembela-jaran tradisional yang umum dilakukan ada-lah metode ceramah atau metode mengajar secara informatif. Pada metode ini guru lebih banyak menginformasikan semua fakta dan konsep, sedangkan siswa hanya mendengar-kan dan mencatat hal-hal yang disampaimendengar-kan oleh guru. Metode pembelajaran tradisional dapat menyebabkan minat belajar siswa men-jadi rendah karena metode ini kurang mena-rik, menghalangi respon dan kreatifitas siswa.

Tugas guru salah satunya adalah men-ciptakan suasana belajar yang dapat memo-tivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat. Penumbuhan motivasi belajar siswa mutlak diperlukan untuk meningkatkan minat dan aktivitas belajar kimia melalui kegiatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dari seorang guru. Jika motivasi belajar siswa menurun akibat kehilangan persepsi positif dalam mempela-jari suatu materi pelajaran, maka urgenitas tindakan guru adalah menemukan pola pem-belajaran yang menumbuhkan motivasi bela-jar siswa (Masnur, 2007).

Motivasi belajar akan berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar. Seorang guru harus memilki kemmpuan dalam memilih pendekatan pembelajaran dan sekaligus menggunakan metode pembelajaran yang

tepat untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Ketidaktepatan penggunaan metode mengajar sering menimbulkan keje-nuhan dalam mengikuti pelajaran dan materi yang diajarkan kurang dapat dipahami se-hingga mengakibatkan siswa menjadi apatis. Metode pembelajaran yang sering digu-nakan dalam pembelajaran kimia salah satunya adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan salah satu kegiatan laboratorium yang sangat berperan dalam me-nunjang keberhasilan proses belajar mengajar kimia. Kegiatan laboratorium merupakan sa-rana pemberian pengalaman langsung melalui pengamatan, penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Ini dapat dicapai jika guru mampu menyajikan materi pelajaran yang bersifat abstrak menjadi kongkrit melalui eksperimen.

Tetapi belum semua sekolah siap dengan fasilitasnya. Maka daripada mengajar IPA dengan metoda ceramah saja, sebaiknya guru menggunakan strategi lain agar peserta didik tetap mengembangkan keterampilan prosesnya, yaitu dengan pembelajaran IPA non-eksperimen yang mengembangkan kete-rampilan proses (Devi, 2008).

Devi (2008) lebih lanjut menyatakan agar guru tetap menggunakan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran non-eksperimen tentu harus ada alat bantu sebagai bahan ajar. Itu sebabnya perlu dikembangkan bahan ajar yang dikenal dengan istilah Directed Activities Related to Text (DARTs), di Indonesia dikenal dengan LKS non-eksperimen yaitu suatu lembar kegiatan yang berhubungan langsung dengan teks.

(3)

Ridwan, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Model Directed Activities Related To Text .............. 74

atau wacana yang berisi konsep-konsep sains. Pada bagian-bagian tertentu dari teks diko-songkan untuk diisi oleh siswa sehingga menghasilkan teks sains yang bermakna. b) Diagram completion (melengkapi diagram atau menyempurnakan gambar); Bentuk LKS ini disajikan gambar yang belum lengkap, kemudian siswa melengkapinya baik oleh tanda panah, tulisan atau gambar. Gambar atau diagram harus jelas sehingga memu-dahkan siswa untuk melengkapinya. c) Tabel completion (melengkapi tabel); Bentuk LKS ini menyajikan tabel yang belum lengkap dan data-data yang akan dimasukan ke dalam tabel. Siswa diberi perintah untuk mengisi tabel dengan data-data yang ada sesuai dengan konsep yang sesuai dengan topiknya. d) Prediction (meramalkan); Bentuk LKS ini disajikan beberapa fakta atau kejadian misal-nya dalam bentuk gambar disertai pertamisal-nyaan- pertanyaan-pertanyaan yang memancing siswa untuk melakukan keterampilan prediksi. e) Completion activites with disordered text (menyempurnakan teks yang tidak teratur). f) Diagram Cut and Paste (potong dan tempel gambar); Bentuk LKS ini menyajikan beberapa potongan berisi gambar atau tulisan dan ada perintah yang mengajak siswa untuk memotongnya kemudian menyususn kembali sesuai dengan konsep yang ditanyakan. Agar potongan-potongan menjadi susunan yang bermakna dapat disajikan suatu bagan yang dapat membantu siswa menemukan konsep yang sedang dipelajari. g) Scramble (menga-cak); LKS bentuk ini disajikan beberapa kata atau huruf acak, selanjutnya ada instruksi agar siswa menyusun kata-kata atau huruf-huruf tersebut menjadi satu kata/kalimat yang bermakna. Huruf atau kata-kata sebaiknya ditempatkan dalam suatu kotak atau lingkaran dan sajian yang menarik. Selain itu ada instruksi agar siswa menyusun huruf-huruf menjadi kata-kata, sedangkan kata-kata men-jadi suatu kalimat. 2) Bentuk LKS Analisis DARTs, meliputi: a) Underlining (menggaris bawahi); LKS bentuk ini disajikan suatu teks. Selanjutnya tertera perintah agar siswa

mem-baca teks dan memberi garis bawah pada kata-kata penting atau kata-kata penting atau kata kunci. Setelah memberi garis bawah pada kunci selanjutnya siswa dapat diarahkan untuk mengembangkan kata-kata kunci yang didapat menjadi suatu teks lain atau bagan. b) Labelling (memberi label); LKS bentuk ini dapat disajikan gambar-gambar yang tidak memiliki nama dan label-label yang sesuai dengan gambar-gambar. Selanjutnya ditulis instruksi yang meminta siswa untuk memberi-kan label pada gambargambar yang belum memiliki nama tetapi harus sesuai dengan konsep atau materinya. c) Segmenting (memotong/menggolongkan); LKS bentuk ini disajikan suatu teks atau kumpulan gabar. Selanjutnya tertera perintah agar siswa memotong atau menggolongkan teks atau gabar yang sejenis. Setelah itu kegiatan dapat dikembangkan lagi misalnya hasil potongan disusun kembali menjadi suatu teks atau susunan gambar yang bermakna. d) Bentuk LKS recording dapat berupa diagramatic representation, tabulator, question dan summary. e) Diagramatic representation (membuat diagram); LKS bentuk ini disajikan instruksi yang mengajak siswa membuat diaram dalam bentuk gambar, grafik, diagram alur proses atau bagan. Agar diagram yang terbentuk susuai dengan konsep yang diminta, pada LKS diberikan data atau komponen-komponen diagram. f) Tabulator (membuat daftar yang tersusun); LKS bentuk ini disjikan data konsep yang tidak teratur, biasanya data dalam bentuk kuantitatif. Selanjutnya ada instruksi yang mengarahkan siswa agar mem-bauat tabulator dengan terarah. g) Summary (membuat rangkuman).

METODE

(4)

pelaksanaan pembelajaran, dan tes hasil belajar dengan desain pengembangan perang-kat pembelajaran menggunakan model Thiagarajan (model 4-D) meliputi tahap pendefenisian (Define), tahap perancangan (Design), tahan pengembangan (Develop), dan tahap Penyebaran (Disseminate) Thiagarajan (Trianto, 2007).

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Palu semester genap tahun pelajaran 2010/2011. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 30 orang siswa dipilih secara purposive sampling terhadap siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Palu.

Jenis dan sumber data yang diperoleh dalam penelitian adalah 1) data kualitatif yaitu data yang dperoleh dari validasi ahli, observasi guru dan siswa, serta data angket respon siswa. 2) data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil belajar siswa.

Prosedur pengambilan dan pengumpu-lan data dalam penelitian ini ditempuh tiga tahapan yaitu 1) tahap persiapan, yaitu menelaah kurikulum KTSP SMA mata pelaja-ran kimia, mengembangan pepelaja-rangkat

[image:4.595.51.554.464.733.2]

pembe-lajaran kimia (bahan ajar, buku petunjuk guru, buku petunjuk siswa, RPP, LKS dan THB), membuat lembar observasi guru dan siswa, membuat angket respon siswa. 2) tahap pelak-sanaan, yaitu membagi kelompok, melaksana-kan pembelajaran dengan menggunamelaksana-kan pembelajaran kimia model DARTs berbasis LKS non-eksperimen, pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kemampuan guru menge-lola pembelajaran. 3) tahap analisa data, yaitu menganalisis data yang diperoleh dari tahapan pelaksanaan berupa analisa data tes hasil belajar, data hasil pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru, dan analisis data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dikem-bangkan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan (Trianto: 2007), yakni Model 4-D (define, design, develop, and disseminate). Model 4-D merupakan tahap-tahap atau sintak dalam pengembangan pe-rangkat pembelajaran. Pengembangan model 4-D yang telah dimodifikasi dapat dilihat selengkapnya dalam Gambar 1.

Gambar 1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D dari Thiagarajan.

Ada Revisi

Revisi Kecil

Revisi Besar

Tahap Pendefinisian (Define)

1. Analisis Awal-Akhir 2. Analisis Siswa 3. Analisis

Konsep/Materi 4. Analisis Tugas 5. Perumusan Tujuan

Pembelajaran

Tahap Perancangan (Define) 1. Penyusunan Tes 2. Pemilihan Media 3. Pemilihan Format 4. Desain Awal Perangkat

Pembelajaran (Draf I)

Validasi Perangkat Pembelajaran

Draf II

1. Ujicoba 2 Pelaksanaa PBM 3 Observasi 4 Respon Data Hasil

Ujicoba

Analisis dan Revisi

Draf Akhir Tahap Penyerahan

Desseminate Tahap Pengembangan

(Develop

Ya

Tidak

(5)

Ridwan, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Model Directed Activities Related To Text .............. 76

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

[image:5.595.53.275.138.315.2]

Desain ujicoba menggunakan rancangan uji awal dan uji akhir (one group pretest-postest desain), sebagaimana ditunjukan Tabel 1.

Tabel 1 Rancangan Kelas Ujicoba Kelas Pretest Perlakuan Postest

Ujicoba T1 X T2

Keterangan :

T1 = Pretest (tes awal) T2 = Postest (tes akhir)

X = Perlakuan (penerapan pembelajaran dengan alat bantu DARTs.

Unuk menganalisis efektivitas pembela-jaran dengan pendekatan model DARTs berbasis LKS non-eksperimenmateri sistem koloid digunakan; 1) analisis instrumen yaitu untuk mengetahui kelayakan instrumen tes hasil belajar yang akan digunakan dalam penelitian meliputi korelasi skor butir tes,

tingkat kesukaran butir tes, daya pembeda, dan reliabilitas tes dengan menggunakan program aplikasi ANATES Ver. 4.0.2.2) analisis data hasil penelitian, yaitu analisis data kevalidan perangkat pembelajaran (Darwis, 2007) dan analisis data keefektifan perangkat pembelajaran meliputi analisis data hasil belajar siswa, analisis data aktivitas siswa, analisis data respon siswa (Mujib, 2004), analisis data kemampuan guru menge-lola pembelajaran (Alhadad, 2002).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan uji lapang terlebih dahulu dilakukan pretes tes tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui kemapuan awal siswa tentang materi sistem koloid.

[image:5.595.87.512.450.597.2]

Skor pretes rata-rata tes hasil belajar 72,18, berikut data hasil pretes tes hasil belajar disajikan pada Grafik 1.

Grafik 1. Pretes Tes Hasil Belajar

Uji coba lapangan dilaksanakan mulai hari Rabu, 4 Mei 2011 sampai dengan hari Rabu, 18 Mei 2011. Pelaksanaan uji lapangan dilakukan 5 kali pertemuan, dengan durasi 1 kali pertemuan 2 x 45 menit.

Skor Pretes dan Postes pertemuan 1

Skor pretes rata-rata pertemuan pertama 26,19, setelah diberikan perlakuan pembelaja-ran model DARTs dengan keterampilan

(6)

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Nilai Pretes Nilai Postes

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00

Nilai Pretes Nilai Postes

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

[image:6.595.78.490.102.260.2]

Nilai Pretes Nilai Postes

Grafik 2 Hasil pretes dan postes pertemuan 1

Skor Pretes dan Postes pertemuan 2

Skor pretes rata-rata pertemuan kedua 27,31, setelah diberikan perlakuan pembela-jaran model DARTs dengan keterampilan memberi nama (labelling) sistem kolid.

[image:6.595.91.507.372.494.2]

Sete-lah diadakan postes nilai rata-rata meningkat menjadi 81,69. Berikui ini data hasil pretes dan postes yang diperoleh siswa pada pertemuan 2 disajikan pada Grafik 3.

Grafik 3 Hasil pretes dan postes pertemuan 2.

Skor Pretes dan Postes pertemuan 3 Skor pretes rata-rata pertemuan ketiga 37,51, setelah diberikan perlakuan pembela-jaran model DARTs dengan keterampilan menemukan kata-kata sifat koloid dan mendeskripsikan sifat-sifat koloid tersebut.

Setelah diadakan postes nilai rata-rata me-ningkat menjadi 85,32. Berikut ini data hasil pretes dan postes yang diperoleh siswa pada pertemuan 3 disajikan pada Grafik 4.

Grafik 4 Hasil pretes dan postes pertemuan 3.

[image:6.595.92.503.595.727.2]
(7)

Ridwan, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Model Directed Activities Related To Text .............. 78

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Nilai Pretes Nilai Postes

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

Nilai Pretes Nilai Postes

Skor pretes rata-rata pertemuan keempat 33,76, setelah diberikan perlakuan pembe-lajaran model DARTs dengan keterampilan mengidentifikasi peranan koloid dalam kehi-dupan sehari-hari. Setelah diadakan postes

[image:7.595.88.511.178.318.2]

nilai rata-rata meningkat menjadi 86,07. Beri-kut ini data hasil pretes dan postes yang diperoleh siswa pada pertemuan 4 disajikan pada Grafik 5.

Grafik 5 Hasil pretes dan postes pertemuan 4

Skor Pretes dan Postes pertemuan 5 Skor pretes rata-rata pertemuan kelima 50,83, setelah diberikan perlakuan pembela-jaran model DARTs dengan keterampilan menemukan kata-kata sifat koloid dan men-deskripsikan sifat-sifat koloid tersebut.

Setelah diadakan postes nilai rata-rata me-ningkat menjadi 88,36. Berikut ini data hasil pretes dan postes yang diperoleh siswa pada pertemuan 5 disajikan pada Grafik 6.

Grafik 6 Hasil pretes dan postes pertemuan 5

Bersadarkan grafik pretes dan postes dari lima kali pertemuan dapat disimpulkan bahwa nilai pretes secara umum meningkat dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima, kecuali pada peremuan keempat terdapat penurunan. Sedangkan nilai postes secara umum meningkat dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima setelah diberi perlakuan DARTs.

[image:7.595.77.504.432.593.2]
(8)

0 20 40 60 80 100 120

[image:8.595.81.502.112.252.2]

Nilai Postes

Grafik 7 Hasil Postes Tes Hasil Belajar

Berdasarkan hasil analisis pada Grafik 1 pretes tes hasil belajar dan Grafik 7 postes tes hasil belajar bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar dari 72,18 menjadi 82,76 dari skor ideal 100. Sebanyak 28 orang siswa tuntas dari 30 orang siswa atau 93,33% memenuhi ketuntasan individu yang menunjukan bahwa ketuntasan klasikal tercapai. Dengan demikian ketunta-san hasil belajar siswa secara klasikal menunjukan penguasaan materi sistem koloid sudah baik.

Berdasarkan analisis data penelitian, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran DARTsdapatdijadikan suatu alternatife untuk pembelajaran kimia, khususnya dalam mengajarkan materi sistem koloid. Hal ini dikarnakan model pembela-jaran DARTs, guru mampu menerapkan seca-ra efektif di dalam pembelajaseca-ran. Keefektifan pembelajaran yang dimaksud dapat dilihat dari uraian berikut:

Berdasarkan hasil analisis pada Grafik 6 bahwa ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal sudah tercapai. Dari data menunjukan bahwa 28 orang siswa dari 30 orang siswa kelas XI IPA telah tuntas belajar (93,33%) siswa tuntas hasil belajar. Dengan demikian ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal menunjukan penguasaan materi sistem koloid sudah baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pe-nelitian Devi (2009) menggunakan model DARTs terhadap materi ‘’Deret Volta’’ dan

‘’Sel Volta’’ di kelas XII perolehan ketunta -san hasil belajar 88,88 %. Keaktifan siswa

selama kegiatan pembelajaran siswa umum-nya aktif, baik dalam diskusi, bertaumum-nya pada temannya maupun pada guru. Semua siswa berusaha mengisi LKS sambil berdiskusi da-lam kelompoknya, waktu yang digunakan siswa untuk mengisi LKS dalam menjawab pertanyaan untuk mendapatkan konsep sesuai dengan yang direncanakan. Hal ini menunjuk-kan LKS yang dikembangmenunjuk-kan memudahmenunjuk-kan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan pada pembelajaran ini.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang aktivitas siswa, diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah efektif. Berarti model pembelajaran DARTs dapat mengaktifkan siswa dan mengurangi dominasi guru (teacher centered) dalam pembelajaran.

Dengan berkurangnya dominasi dalam pembelajaran, membuat siswa mempunyai banyak waktu untuk berdiskusi dalam kelom-poknya masing-masing. Hal ini didukung oleh data penelitian tentang rata-rata aktivitas siswa untuk aspek mendengarkan/menjelas-kan penjelasan guru adalah 17,11%, sedang-kan aktivitas siswa mengerjasedang-kan atau mendis-kusikan pertanyaan guru atau dalam LKS adalah 23,78%.

(9)

Ridwan, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Model Directed Activities Related To Text .............. 80

terlibat aktif dan memberikan lebih banyak kesempatan rasa percaya diri terhadap belajar individu dan kelompok. Siswa belajar aktif untuk menemukan prinsip-prinsip dan men-dapatkan pengalaman melalui kerjasama da-lam menelaah materi sistem koloid.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa respon siswa terhadap model pembelajaran DARTs adalah positif. Hal ini dapat dilihat dari rangkuman hasil analisis data respon siswa.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif, menunjukan bahwa nilai rata-rata kemempuan guru dalam mengelola pembelajaran untuk setiap kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal sebesar 3,60, kegiatan inti 3,53, kegiatan penutup sebesar 3,60, pengelolaan waktu sebesar 3,20, dan suasa kelas 3,70, sehingga rata-rata kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada uji coba lapangan sebesar 3,53 dalam kategori sangat baik.

Keberhasilan guru dalam mengelola model pembelajaran DARTs, disebabkan langkah-langkah dalam pembelajaran mudah dilakukan secara terorganisir oleh guru. Se-lain itu, keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran model pembelajaran DARTs ditunjang dengan adanya diskusi antara pene-liti dengan guru mata pelajaran yang menga-jar di kelas XI SMA negeri 8 Palu, tentang langkah-langkah pembelajaran dalam RPP dan cara membimbing siswa dalam pembela-jaran.

SIMPULAN

Hasil penelitian terhadap siswa di kelas XI IPA SMA Negeri 8 Palu, dapat disimpul-kan sebagai berikut: 1) telah berhasil dikem-bangkan perangkat pembelajaran kimia materi sistem koloid dengan pembelajaran model DARTs berbasis LKS non-eksperimen meng-gunakan model pengembangan perangkat dari Thiagarajan (4-D) yang dimodifikasi efektif dan valid berupa: (a) Bahan Ajar, (b) Buku Petunjuk Siswa, (c) Buku Petunjuk Guru, (d) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

(e) Lembar Kegiatan Siswa (LKS), (f) Tes Hasil Belajar (THB). Hasil Uji coba terhadap perangkat pembelajaran tersebut telah meme-nuhi kriteria valid meliputi: (a) aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah efektif, (b) respon siswa terhadap pembelajaran adalah positif, (c) kemampuan guru dalam mengelola pem-belajaran adalah efektif, dan (d) tes hasil belajar termasuk dalam kategori valid, relia-bel, dan sensitif (daya pembeda). 2) pembela-jaran model DARTs berbasis LKS non-eksperimen efektif dalam pembelajaran kimia untuk materi sistem koloid di kelas XI IPA SMA Negeri 8 Palu juga telah memenuhi kriteria keefektifan yang meliputi: a) Skor rata-rata yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar dari pretes 72,18 menjadi 82,76 dan skor rata-rata tes hasil belajar dari postes dari skor ideal 100 dari 30 siswa atau 93,33% me-menuhi ketuntasan individu. Data ini menun-jukkan bahwa ketuntasan klasikal tercapai. b) Semua kategori aktivitas siswa yang diamati yang menjadi syarat utama dalam kriteria memenuhi semua kriteria batas efektifitas aktivitas siswa yang ditentukan. c) Pada umumnya siswa memberikan respon yang sangat positif dan antusiasme yang cukup tinggi terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. d) Tingkat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kimia model DARTs berbasis LKS non-eksperimen termasuk dalam kate-gori sangat baik dengan nilai rata-rata sebesar 3,53.

DAFTAR RUJUKAN

Alhadad, S. 2002. Pengembangan Perangkat Pembelajaran pada Pokok Bahasan Per-bandingan Di Kelas II SLTP Berorien-tasi Model Pembelajaran Interaktif. Makalah komprehensif. Surabaya: PPs UNESA Surabaya.

(10)

Darwis, M. 2007. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pokok Bahasan Statistika. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universi-tas Negeri Malang.

Devi, P.K. 2008. “D.A.R.Ts Using Work Sheets For Developing Process Skills And Critical Thinking With Pencil And Paper Tasks An Experiment Study In Chemistry Senior High School At

“Colligative Properties Concept” .

Seameo Voctech. Vol. 1 (1).

Devi, P.K., Renny,S., dan Khairuddin. 2009. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta: P4TK IPA.

Gallagher, J. J. 2007. Teaching Science for Understanding: A Practical Guide For School Teachers. New Jersey: Pearson Merril Hall.

Masnur, M. 2007. KTSP. Pembelajaran Ber-basis Kompetensi dan Kontektual. Jakarta: Bumi Aksara.

Mujib,A.I. 2004. Keefektifan Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Sruktural di SMU. Tesis (Tidak dipublikasikan). Surabaya: PPs. UNESA Surabaya.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka Ilmu.

Gambar

Gambar 1   Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 4-D dari Thiagarajan.
Grafik 1. Pretes Tes Hasil Belajar
Grafik 2 Hasil  pretes dan postes pertemuan 1
Grafik 5 Hasil  pretes dan postes pertemuan 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Talaud mengalami penurunan sebanyak 531

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATERI KELISTRIKAN OTOMOTIF BAGI SISWA KELAS XI1. SMK YP

Sintering adalah pemanasan yang lebih tinggi dari pada tahap kalsinasi yang bertujuan agar butiran- butiran (grains) dalam partikel – partikel yang berdekatan dapat

Faktor pengetahuan Rheumatoid Arthritis merupakan penyakit sendi sebanyak 71 orang mengatakan ya (78%), faktor pekerjaan/aktivitas nyeri saat beraktivitas berat sebanyak 68

constructive engagement ini sudah terlihat dari proses demokratisasi Myanmar yang justru mulai berjalan dan terus berkembang setelah masuk ke dalam keanggotaan

Hasil pengujian menunjukan bahwa secara parsial Variabelindependenpelayanan pajak tidak berpengaruh signifi kan terhadap variable dependen kepatuhan wajib pajak

SISTEM PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN ARSIP PADA KANTOR BPD GAPENSI PROVINSI SUMATERA SELATAN..

Selain memanfaatkan Teknologi berbasis Aplikasi, sebaiknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado juga harus meningkatkan Sumber Daya Manusia dari Pegawai Pajak itu