• Tidak ada hasil yang ditemukan

Presentasi 30marets Dr. Eko Adhi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Presentasi 30marets Dr. Eko Adhi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DISKUSI UMUM  

INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN 

35.000 MW 

Dr.‐Ing Eko Adhi Se2awan 

Direktur TREC (Tropical Renewable Energy Center)  Pusat Riset FTUI 

(2)

Program  Mega  Proyek Pemerintah 

35.000 MW  2015‐2019  

Kegagalan 

Sistem akan  terwujud (v.1) 

Evaluasi 10.000  MW dilakukan 

menyeluruh ? 

Paradigma lama 

Paradigma baru  Sistem akan 

terwujud (v.1+) 

Karakteris)k Topologi  Konsekuensi   Peran/Kontribusi Daerah 

  

Faktor perubah  Faktor pendukung 

Geografis & Potensi Indonesia 

Ya 

Tidak 

(3)

PROYEK 

35.000 MW 

10.000 MW 

FTP 10.000 

MW 

BANYAK PERMASALAHAN  DAN UPAYA  SOLUSI SEDANG DILAKUKAN 

1.    Pendanaan 

2.    Pembebasan dan penyediaan lahan  2.  Negosiasi harga  

3.  Proses penunjukan dan pemilihan IPP   4.  Penyelesaian perizinan 

5.  Kinerja pengembang dan kontraktor   6.  Kapasitas manajemen proyek  

7.    Koordinasi lintas sektor  

1. RUPTL PLN (2015‐2024) sudah 

menjabarkan cukup rinci : lokasi,jenis  pembangkit,kapasitas,jaringan 

transmisi (km) dll 

(4)

Kondisi geografis : negara kepulauan TerBESAR di dunia  

Menemukan  Topologi  Infrastruktur  Kelistrikan  yang  op\mal  dan  handal  adalah  tantangan;  karena  \dak  ada  topologi  kelistrikan  dari  negara‐negara  kon\nental  yang  sesuai   (US,EU,China,Rusia) 

(5)

Daerah terpencil‐ desa,daerah  terdepan akan  semakin ter\nggal 

 

Daerah dekat  pembangkit  beresiko \dak 

terlayani 

 

Rugi‐rugi besar  pada T&D  (10‐15%) 

3.5‐5.2 GW  

Resiko keamanan  

Hanya daerah  yang  perekonomiannya 

bagus akan terus  terlistriki 

DAMPAK 

Centralized System 35.000 MW       

PARADIGMA LAMA

 

… 

• Pembangkit Besar 

Sistem Transmisi  Panjang 

• Sistem Distribusi  

4   • Beban 

  PLTU  25.839 MW (60 %) ; PLTGU 9.165   MW (21 %) 

(6)

20.0% 

15.7% 

27.7% 

23.6% 

40.4% 

17.0% 

44.1%  58.7% 

25.4% 

7.2% 

5.3% 

1.9%  0.7%  0.9%  0.0% 

10.0%  20.0%  30.0%  40.0%  50.0%  60.0%  70.0% 

Jawa Bali  Sumatera  Sulawesi  Kalimantan  Nusa Tenggara  Maluku  Papua 

BELUM TERLISTRIKI  PORSI 35 GW 

(7)

•  Interconnec2on  of (several)  small  genera)ons,  storage  (op)onal)  and  loads  to  forms  a  new  type  of  power system. Onsite Genera)on/microgrids [3][4][5][6][7][8] 

•  Dapat dihubungkan dengan jaringan PLN atau mandiri (isolated) 

•  Dirancang untu memenuhi kebutuhan daya daerah setempat (dekat dengan beban)  

Industri  perikanan,  daerah  wisata,  pedesaan  (rural‐  remote),  area  komersial  perkantoran  ,  industri, universitas  (public community) .  

Total kapasitas dari kW sampai 10 MW (40 MW) 

Kombinasi teknologi pembangkit dapat energi terbarukan dan fosil) 

PLTMH 

PLTU mini  Batubara  Angin 

Solar Panel 

Industri perikanan 

Perumahan  Rumah sakit / kantor Pemda 

Konsep Jaringan Listrik Lokal (decentralised concept)  

Pembangkit lebih  kecil kW‐10 MW 

Sistem Distribusi  Sendiri (LV) 

(8)

T

echnical 

Tidak membutuhkan 

pembangkit 

besar,jaringan listrik  yang sangat panjang 

Sesuai dengan beban 

lokal dan potensi  energi setempat 

E

conomical 

Investasi yang lebih 

rendah 

Memungkinkan 

untuk membentuk  pelaksanaan usaha  penyedia tenaga  listrik (BUMD) 

L

ega

L

 

Berdasar UU No 

30/2009.Badan usaha  swasta, koperasi, dan  swadaya masyarakat  dapat berpar2sipasi  dalam usaha 

penyediaan tenaga  listrik.   

Langkah 1

Iden)fikasi  Kebutuhan 

listrik  Setempat  

Langkah 2. 

Klasifikasi  Beban  

Langkah 3

Potensi alam  sekitar dan  pasokan bahan 

bakar 

Langkah 4. 

Perancangan  & Penentuan  

Spesifikasi 

(9)

PLN : Perencanaan berdasar data historis  Pemda : Mempercepat perekonomian lokal  Perencanaan 

Pertumbuhan  

Kapasitas  Rendah 

Pertumbuhan  Ekonomi 

Rendah  Demand 

Rendah  Pasokan  Listrik kecil 

(10)

3 USULAN STRATEGI dan KESIMPULAN 

Memberikan  peran  yang  lebih  luas  kepada  Pemerintah 

Daerah  untuk  :  mengembangkan  konsep  on  site  genera2on‐

microgrids khususnya untuk daerah yang mempunyai potensi 

ekonomi  (industri  perikanan,  pariwisata  dan  pertanian) 

bersama pihak swasta dan dukungan pemerintah pusat. 

Meninjau kembali perencanaan pembiayaan saluran transmisi 

(biaya  2nggi  dan  pembangunannya  memakan  waktu  lama), 

untuk  menjadi  per2mbangan  pembiayaan  pengembangan 

onsite genera2on.  

Mengkombinasikan  sistem 

centralized

  dengan 

decentralized

 

untuk  mendapatkan  topologi  sistem  kelistrikan  negara 

kepulauan yang op2mal dan handal.  

Diperlukan dukungan yang luar biasa dari semua 

stake holder 

(11)

DAFTAR REFERENSI 

[1] M.Vignolo and R.Zeballos: Transmission networks or distributed Genera2on?. In  First Interna2onal Symposium on Distributed Genera2on, Stockholm: Royal Ins2tute  of Technology, 2001  

[2]H.Lee Willis and Walter G.Stoj: Distributed Power Genera2on Planning and  Evalua2on, New York, 2000. 

[3] Bob Lasseter,Role of Distributed Genera2on in Reinforcing the Cri2cal Electric  Power Infrastructure. Microgrids,IEEE Journal ,2001  

[4] N. Hatziargyriou,Integra2on of Renewable Energy Sources and Distributed  Genera2on, Project funded by the European Commission under the 5th (EC) RTD  Framework Programme (1998 – 2002) within the thema2c programme “Energy,  Environment and Sustainable Development” 2003 

[5] Best prac2ses of the Alliance for Rural Electrifica2on what renewable energy can  achieve in developing countries, Alliance for Rural Electrifca2on, Feb 2011  

[6] Microgrids in the Evolving Electricity Genera2on and Delivery Infrastructure,IEEE  2006  

[7] Eklas Hossain , Ersan Kabalci, Ramazan Bayindir, Ronald Perez, Microgrid  testbeds around the world: State of art , Elsevier Energy Conversion and  Management 86 (2014) 132–153  

[8] Aper more than a century with lijle change, electricity infrastructure is being  remade hjp://ensia.com/features/the‐emerging‐power‐of‐microgrids  

[9] Undang‐undang republik indonesia nomor 30 tahun 2009 tentang  ketenagalistrikan  

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang ditarik dari hasil pembahasan penelitian ini bahwa terdapat faktor penentu tingkat kelayakan tangki septik/cubluk antara lain aspek sosial

Pelaksanaan penegakan hukum administrasi dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan PEMDA. Pendelegasian kewenangan dan penetapan Pejabat

Rentang harga tersebut berpotensi mendorong pengembang untuk membangun property dengan segmen yang diminati asing, sehingga supply bagi segmen apartemen dengan rentang Rp

Visualisasi Social Network Analysis (SNA) pada Jejaring Sosial Twitter dengan Metode Centrality Measurement ( Studi Kasus : Usaha Kecil. Menengah ) WRH AAG

tipe team game tournament (TGT) pada permainan sepak bola di kelas. VIII E SMP Pasundan 6 Bandung diperoleh hasil penilaian

“ Iya selama saya bekerja sebagai buruh pabrik saya cukup merasa dirugikan karena dalam kontrak kerja apabila para buruh lembur sampai malam maka akan diberikan

Kualitas layanan dalam penelitian ini berpengaruh positif pada kepuasan dan kepuasan memiliki pengaruh positif pada loyalitas pelanggan, hal ini bertolak belakang

Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator harus dapat membimbing dan memfasilitasi kebutuhan akan pemahaman konsep tentang baik dan buruknya suatu pebuatan atau tindakan,