• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : ABDUL MANAF NDH : 34

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh : ABDUL MANAF NDH : 34"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI PEMAHAMAN REMAJA TENTANG PERDA NOMOR 09 TAHUN 2020 MELALUI SOSIALISASI

Oleh :

ABDUL MANAF 199010205 202012 1 011

NDH : 34

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXVI TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI 2021

(2)

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI PEMAHAMAN REMAJA TENTANG PERDA NOMOR 09 TAHUN 2020 MELALUI SOSIALISASI

Oleh :

ABDUL MANAF NDH : 34

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXVI TAHUN 2021

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KENDARI

2021

(3)

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI PEMAHAMAN REMAJA TENTANG PERDA NOMOR 09 TAHUN 2020 MELALUI SOSIALISASI

Oleh : ABDUL MANAF

NDH : 34

Telah disetujui untuk diseminarkan tanggal : 26 November 2021 di Hotel Plaza Kubra Kendari

COACH,

KAMAL NURSISWADI S, S.ST.,M.Pd NIP. 19780330 200901 1 005

MENTOR,

SYAIFUL AKBAR, S.Pd.,M.Pd NIP. 19791104 200604 1 004

(4)

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

OPTIMALISASI PEMAHAMAN REMAJA TENTANG PERDA NOMOR 09 TAHUN 2020 MELALUI SOSIALISASI

Oleh : ABDUL MANAF

NDH 34

Telah diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor

pada Seminar Laporan Aktualisasi yang dilaksanakan pada tanggal 26 November 2021 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diaktulisasikan pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan II

Angkatan XXVI Tahun 2021

Kendari, 26 November 2021

PENGUJI,

Dr.Ir. I GEDE PANCA, M.Pd NIP. 19651230 199002 1 001

COACH,

KAMAL NURSISWADI S, S.ST.,M.Pd NIP. 19780330 200901 1 005

MENTOR,

SYAIFUL AKBAR, S.Pd.,M.Pd NIP. 19791104 200604 1 004

Mengetahui :

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

SYAHRUDDIN NURDIN, SE Pembina Utama Madya, Gol. IV/d

NIP. 19660621 199012 1 001

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat, hidayat serta karunia-Nya sehingga Laporan kegiatan aktualisasi dengan judul “OPTIMALISASI PEMAHAMAN REMAJA TENTANG PERDA NOMOR 09 TAHUN 2020 MELALUI SOSIALISASI”, dapat diselesaikan dengan lancar dan baik. Tujuan dari pembuatan Laporan Aktualisasi ini adalah sebagai bagian dari tugas dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Se-Sulawesi Tenggara Golongan II angkatan XXVI Tahun 2021. Aktualisasi dan Habituasi secara substansi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai dasar ASN yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Aktualisasi ini dapat selesai karena adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Bupati Muna Barat yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun anggaran 2021.

2. Bapak Syahruddin Nurdin, SE selaku Kepala BPSDM Prov. Sultra beserta jajarannya selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS

3. Bapak La Ode Mahajaya, SE.,M.Kes., selaku Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Muna Barat beserta jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II.

4. Kasat Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat selaku pimpinan.

5. Bapak Dr.Ir. I Gede Panca, M.Pd selaku penguji.

6. Bapak Kamal Nursiswadi S, S.ST.,M.Pd selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan bimbingannya selama penyelesaian laporan aktualisasi.

7. Bapak Syaiful Akbar, S.Pd.,M.Pd, selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama penyelesaian Laporan Aktualisasi.

8. Keluarga besar Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat atas dukungan dan kerjasamanya.

(6)

9. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.

10. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.

11. Keluarga besar peserta Latsar Golongan II Kabupaten Muna Barat khususnya angkatan XXVI, XXVII dan XXVIII.

12. Seluruh keluarga besar saya, terutama Samsidar, S.Kep.,Ns istri saya dan Wa Ode Hanin Alifa Manaf anak saya, orang tua, Saudara (i) yang selalu mendukung dan mendoakan sepenuh hati demi terciptanya Laporan aktualisasi ini.

13. Room mates 17 hotel Plaza Kubra Kendari Bustian, Andrians, dan Jabar dan Dini yang selalu saling support dalam penyelesaian laporan Aktualisasi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan Laporan Aktualisasi ini. Sehingga Laporan Aktualisasi ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Akhirnya penulis mengucapkan terimah kasih atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan. Mudah-mudahan mendapat balasan yang setimpal dari Sang Pencipta.

Kendari, November 2021 Penulis

Abdul Manaf

NIP.19910205 202012 1 011

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKTUALISASI ... ii

LEMBAR PENGESAHANRANCANGAN AKTUALISASI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ... 4

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi ... 4

1.5 Waktu dan Tempat Aktualisasi ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU 2.1 Gambaran Umum Organisasi ... 6

2.2 Konsep Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN ... 14

2.3 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ... 23

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI 3.1 Identifikasi Isu berdasarkan Kondisi saat ini dan Kondisi yang diharapkan ... 28

3.2 Analisa Dampak Isu ... 30

3.3 Gagasan Pemecahan Isu ... 30

3.4 Deskripsi Rancangan Aktualisasi ... 31

BAB IV CAPAIAN KEGIATAN AKTUALISASI ... 50

4.1 Hasil Kegiatan Aktualisasi ... 50

4.2 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ... 61

4.3 Analisis Dampak Kegiatan ... 88

4.4 Kendala dan Antisipasi Dalam Kegiatan Aktualisasi ... 91

BAB IV PENUTUP ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Satpol PP Kabupaten Muna Barat ... 10

Gambar 2.2 Gambar Peta Permasalahan ... 30

Gambar 4.1 Membuat Bahan Konsultasi ... 62

Gambar 4.2 Bahan Konsultasi ... 62

Gambar 4.3 Konsultasi dengan Kasat Pol PP ... 63

Gambar 4.4 Konsultasi dengan Mentor ... 63

Gambar 4.5 Konsultasi dengna Kasat Pol PP ... 65

Gambar 4.6 Persetujuan Dukungan oleh Kasat Pol PP... 65

Gambar 4.7 Materi Sosialisasi ... 67

Gambar 4.8 Membuat materi ... 67

Gambar 4.9 Membuat Video Sosialisasi ... 68

Gambar 4.10 Sosialisasi di Facebook ... 70

Gambar 4.11 Sosialisasi di Youtube ... 70

Gambar 4.12 Membuat Surat Izin Sosialisasi ... 72

Gambar 4.13 Surat Izin Sosialisasi ... 72

Gambar 4.14 Membuat Soal Pratest ... 73

Gambar 4.15 Soal Pratest ... 73

Gambar 4.16 Menyiapakn LCD/Infokus ... 74

Gambar 4.17 Melakukan Pratest ... 75

Gambar 4.18 Hasil Pratest ... 76

Gambar 4.19 Melakukan Sosialisasi ... 77

Gambar 4.20 Melakukan Sosialisasi ... 70

Gambar 4.21 Mendesain Leaflet ... 79

Gambar 4.22 Gambar-gambar animasi di google ... 79

Gambar 4.23 Hasil Cetak Leaflet ... 80

Gambar 4.24 Membagikan Leaflet pada Kepala Desa ... 81

Gambar 4.25 Pengerjaan Soal Post-test ... 83

Gambar 4.26 Hasil Post-Test ... 84

Gambar 4.27 Kegiatan Konsultasi ... 85

Gambar 4.28 Kegiatan SosialisasiAudioVisual ... 85

Gambar 4.29 Kegiatan Sosialisasi di SMAN 1 Sawerigadi ... 85

Gambar 4.30 Kegiatan Membagikan Leaflet Desa Se-Kecamatan Sawerigadi ... 86

Gambar 4.31 Menyusun Hasil Laporan Kegiatan ... 87

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah PNS dan CPNS pada Satpol PP Kab. Muna Barat

berdasarkantinfkat golongan , pendidikan dan jenis kelaminn ... 12

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kontrak pada Sat Pol PP Kabupaten Muna Barat berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin ... 12

Tabel 2.3 Gambaran Sarana dan Prasarana Satpol PP Kabupaten Muna Barat Tahun 2021 ... 13

Tabel 3.1.1 Tabel Identifikasi Isu berdasarkan Kondisi saat ini dan Kondisi yang diharapkan dan Keterkaitan dengan Agenda III ... 27

Tabel 3.1.2 Identifikasi Isu melalui Matriks APKL ... 29

Tabel 3.4.1 Deskripsi Rancangan Aktualisasi ... 32

Tabel 3.5.1 Rincian Estimasi Biaya Rancangan Aktualisasi ... 44

Tabel 3.6.1 Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi ... 45

Tabel 4.1 Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ... 51

Tabel 4.2. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ... 61

Tabel 4.3. Analisis Dampak Nlai Dasar ANS pada Kegiatan Aktualisasi ... 88

Tabel 4.4 Kendala dan Antisipasi dalam Kegiatan Aktualisasi ... 92

(10)

DAFTAR FOTO

Foto 2.1 Gedung Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat ... 6 Foto 2.1 Peta tunjuk lokasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna

Barat menggunakan google map citra satelit ... 8

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) mengamanatkan instansi pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari diklat terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan. Diklat ini bertujuan untuk menginternalisasi pembentukan karakter yakni wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela Negara, analisis isu kontemporer, dan kesiapsiagaan bela Negara serta nilai dasar ASN yang akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA). Selain itu, juga dipaparkan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yakni Manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government (WoG). Untuk mengimplementasi nilai-nilai dasar profesi ASN tersebut dimulai dengan membuat rancangan aktualisasi yang selanjutnya akan di aktualisasikan di tempat tugas masing- masing.

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 16 Tahun 2016, Satuan Pol Pamong Praja adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk meneggakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentaraman serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat. Sedangkan Berdasarkan Peraturan Bupati Muna Barat Nomor 17 Tahun 2017 mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah. Sebagai komitmen pemerintah Kabupaten Muna Barat dalam melaksanakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat pada tahun 2020 membuat salah satu produk hukum yaitu Peraturan Daerah nomor 9 Tahun 2020 Tentang larangan memproduksi, membawa, mengedar, menjual dan mengonsumsi minuman beralkohol.

(13)

Banyaknya tindakan pidana yang berawal dari pengaruh minuman beralkohol diantaranya perkelahian yang berbuntut pada penganiayaan dan kekerasan dalam rumah tangga, perkelahian antar pelajar, keributan yang membuat tidak adanya ketenangan pada penduduk. Hal ini diakibatkan hilangnya kesadaran dari yang mengonsumsi. Sehingga menjadi awal dari tindakan pidana yang meresahkan masyarakat.

Lahirnya Peraturan Daerah nomor 9 Tahun 2020 tentang larangan memproduksi, membawa, mengedar, menjual dan mengonsumsi minuman beralkohol belum sepenuhnya menjawab persoalan yang timbul akibat minuman beralkohol itu sendiri, hal ini dapat dilihat masih banyak tempat-tempat produksi dan penjualan yang tidak memiliki izin, yang lebih parahnya minuman beralkohol juga dijual kepada anak di bawah umur termasuk pelajar. Dimana sebagian besar masih banyaknya perkelahian, kekerasan di kalangan remaja.

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2020 tentang larangan memproduksi, membawa, mengedar, menjual dan mengonsumsi minuman beralkohol masih mengalami kendala, diantaranya karena sosialisasinya belum sampai menyeluruh ke semua lapisan masyarakat. Salah satu faktornya adanya pandemi covid-19 yang mengakibatkan sosilisasi atau penyuluhan dengan pengumpulan massa tidak bisa dilakukan dan juga instansi-intansi terkait khususnya Satuan Polisi Pamong Praja belum maksimal dalam pelaksanaan maupun pengawasan peraturan daerah tersebut. Sehingga berdampak kurangnya pemahaman masyarakat terhadap Peraturan Daerah tersebut.

Dampak negatif lainnya Masih banyak warga yang menjual minuman beralkohol, sering terjadinya perkelahian remaja akibat . Maka dari itu penulis mengangkat isu yaitu

“kurang optimalnya Penegakan Peraturan Daerah nomor 9 Tahun 2020 tentang larangan memproduksi, membawa, mengedar, menjual dan mengonsumsi minuman beralkohol di Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat”.

Minuman beralkohol telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan panjang peradaban manusia. Pada daerah Kabupaten Muna Barat dijumpai minuman tradisonal seperti kameko, arak, pongasi, untuk dikonsumsi dengan alasan tradisi atau adat. Keberadaan minumann berlalkohol disebabkam traidisi dari para leluhur. Ini juga merupakan dalah satu faktor.

Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup berkembang di dunia remaja dan menunjukan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-kenakalan, perkelahian,

(14)

munculnya geng-geng remaja, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja, (Yamani, 2009).

Berdasarkan pada masalah tersebut maka penulis mengangkat rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pemahaman Remaja Tentang Perda Nomor 09 Tahun 2020 Melalui Sosialisasi”

Berdasarkan isu tersebut, penulis akan melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA, mengaitkan dengan mata pelatihan serta melaksanakan penguatan nilai-nilai organisasi sehingga masyarakat memahami larangan memproduksi, membawa, mengedar, menjual dan mengonsumsi minuman beralkohol.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil dengan menerapkan nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) sebagai Aparatur Sipil Negara di Instansi tempat bertugas. Kemudian peserta juga mampu menganalisis dampak apabila nilai-nilai dasar profesi PNS tidak diimplementasikan di tempat tugas dengan baik. Dan diharapkan dengan adanya kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil ini diharapkan dapat membentuk PNS yang mampu menjadi pelayan masyarakat yang mempunyai profesionalisme dalam tupoksinya masing-masing.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mengoptimalkan penegakan Perda No 09 tahun 2020 tentang larangan memproduksi, membawa, mengedar, menjual dan mengonsumsi minuman beralkohol di Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat untuk Penulis

Meningkatkan kemampuan penulis selaku seorang pelaksana pemula di Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat dengan tugas pokok dan fungsi berdasarkan Peraturan Buapti nomor 17 tahun 2017 antara lain penyelenggaraan pelaksanaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta kerjsama operasional serta mampu menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemn Mutu dan Anti Korupsi) dalam memberikan pemahaman kepada

(15)

masyarakat tentang larangan memproduksi, membawa, mengedar, menjual dan mengonsumsi minuman beralkohol.

1.3.2 Manfaat untuk Organisasi

1. Mampu bekerja dengan menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga dapat bekerja yang terbaik untuk instansi maupun masyarakat.

2. Menciptakan hubungan baik dalan kantor dan menciptakan birokrasi dan pelayanan public yang profesionalisme.

1.3.3 Manfaat untuk Masyarakat

Meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya di Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat tentang larangan memproduksi, membawa, mengedar, menjual dan mengonsumsi minuman beralkohol.

1.4 Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi 1.4.1 Ruang Lingkung Kegiatan

Agar pembahasan dalam penulisan ini bisa jelas dan terarah maka penulis memberi batas terhadap permasalahan yang akan penulis teliti yaitu

1. Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam bentuk audio visual, sarananya berupa youtube dan Facebook.

2. Kegiatan sosialisasi dilakukan di SMA Negeri 1 Sawerigadi Kabupaten Muna Barat

3. Membagikan leaftlet di Desa se-Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat 4. Tahapan kegiatan pada rancangan aktualisasi yaitu

a. Melakukan persiapan sosialisasi Perda Nomor 9 Tahun 2020 tentang larangan memproduksi, membawa, mengedarkan, menjual dan mengkonsumsi minuman beralkohol di Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat

b. Melakukan Sosialisasi berbasis audio visual mengenai Perda Nomor 9 Tahun 2020.

c. Melakukan Sosialisasi Perda Nomor 9 Tahun 2020 tentang larangan memproduksi, membawa, mengedarkan, menjual dan mengkonsumsi minuman beralkohol.di SMA 1 Sawerigadi Kab. Muna Barat

d. Membagikan brosur/leaflet tentang Sosialisasi Perda Nomor 9 Tahun 2020 tentang larangan memproduksi, membawa, mengedarkan, menjual dan

(16)

mengkonsumsi minuman beralkohol di Kantor Camat Sawerigadi, SMA 1 Sawerigadi dan Desa Se-Kecamatan Sawerigadi

1.5 Waktu dan Tempat Aktualisasi

• Waktu

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi lapangan (off class) ini dilaksanakan berdasarkan kalender Latihan Dasar CPNS Golongan II lingkup Pemerintah Kabupaten Muna Barat yaitu dimulai tanggal 16 September s/d 8 November 2021.

• Tempat

Lokasi pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini bertempat di SMA Negeri 1 Sawerigadi, Kantor Desa Se-Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat.

(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi 2.1.1 Kedudukan Organisasi

Sejarah Polisi Pamong Praja didirikan di Yogyakarta pada tanggal 3 Maret 1950 moto PRAJA WIBAWA, untuk mewadahi sebagian ketugasan pemerintah daerah. Sebenarnya ketugasan ini telah dilaksanakan pemerintah sejak zaman kolonial. Sebelum menjadi Satuan Polisi Pamong Praja setelah proklamasi kemerdekaan dimana diawali dengan kondisi yang tidak stabil dan mengancam NKRI, dibentuklah Detasemen Polisi sebagai Penjaga Keamanan Kapanewon di Yogjakarta sesuai dengan Surat Perintah Jawatan Praja di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat.

Untuk mengoptimalkan dan menjaga kinerja Satuan Polisi Pamong Praja, Pemerintah telah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur kinerja Satuan Polisi Pamong Praja yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 Gambar 2.1 Gedung Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat

(18)

tentang Satuan Polisi Pamong Praja, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 tentang Prosedur Operasional Satuan Polisi Pamong Praja, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang Prosedur Tetap Pelaksanaan Tugas Satuan Polisi Pamong Praja yang tujuannya adalah membangun kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja yang mampu mendukung terwujudnya kondisi daerah yang tentram, tertib dan teratur.

Penataan kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri tidak hanya mempertimbangkan kriteria kepadatan jumlah penduduk disuatu daerah tetapi juga beban tugas dan tanggung jawab yang diemban, budaya, sosiologi, serta keselamatan polisi pamong praja.

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Muna Barat Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Muna Barat dan Peraturan Bupati Muna Barat Nomor 17 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat.

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat terletak diwilayah hasil pemekaran baru yang terletak di Kompleks Perkantoran Bumi Praja Laworo, Desa Kampobalano, Kecamatan Sawerigadi, Kabupaten Muna Barat dengan luas area 2.520 meter persegi. Pelaksanaan kegiatan dalam rangka memberikan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat dan daerah ditetapkan dalam upaya mewujudkan visi dan misi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat. Pemberian pelayanan tersebut merupakan implemantasi dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat yang tertuang dalam Peraturan Bupati Muna Barat Nomor 17 Tahun 2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat dimana Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat mempunyai klasifikasi type A.

(19)

2.1.2 Visi, Misi dan Nilai Organisasi Visi

“Terciptanya kehidupan sosial kemasyarakatan Muna Barat yang aman, tertib, harmonis, dinamis, religius, dan berdaya saing”.

Misi

1) Mengawal dan mengamankan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah dan produk hukum daerah lainnya.

2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga ketentraman dan ketertiban umum menuju terwujudnya Muna Barat yang aman, tentram, damai dan harmonis.

3) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia anggota satpolpp menuju profesionalisme dalam pengabdian dan pelaksanaan tugas.

4) Menjalin kerjasama dengan institusi TNI/POLRI serta berkoordinasi dan menjalin kerjasama dengan para camat di wilayah Kabupaten Muna Barat dalam usaha menjaga dan memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat.

5) Meningkatkan dan memperkuat peran dan fungsi aparatur Petugas Tindak Internal dalam hal penegakan disiplin Aparatur Sipil Negara.

6) Menjaga situasi kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif di tengah-tengah masyarakat Muna Barat sehingga iklim investasi dapat tumbuh dan berkembang Gambar 2.2 Peta tunjuk lokasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat menggunakan google map citra satelit

(20)

dengan baik yang pada akhirnya semua program pembangunan yang digalakan oleh Pemerintah Muna Barat dapat berjalan dengan baik.

2.1.3. Nilai-nilai Organisasi

Nilai-nilai organisasi Kabupeten Muna Barat yairu

“Sejahtera”

Menciptakan kehidupan masyarakat yang terpenuhi seluruh kebutuhan dasarnya meliputi kebutuhan pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, lingkungan sehat, dan mengurangi angka kemiskinan serta peningkatan pendapatan masyarakat

“Demokratis”

Menjunjung tinggi kebebasan mengeluarkan pendapat dalam memberikan saran dan usulan guna mempercepat pelaksanaan pembangunan.

“Produktif”

Menciptakan potensi sumber daya manusia yang enerjik, visioner, inovatif, bertanggung jawab dan kompeten dalam berbagai bidang

“Berdaya Saing”

Menciptakan kabupaten yang ditopang oleh sektor strategis dalam menghasilkan produk-produk unggulan dan kmpetitif untuk dipasarkan baik secara regional maupun global.

“Religius”

Menciptakan kehidupan bermasyarakat yang dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat

(21)

2.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja

2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi 2.1.5.2 Tugas Pokok Organisasi

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.

2.1.5.2 Fungsi Organisasi

Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat adalah :

a. Penyusunan program dan pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

b. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum di Daerah;

c. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

(22)

d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Keputusan Kepala Daerah dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya;

e. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

f. Penyelenggaraan urusan kebakaran;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

2.1.6 Tugas Pokok Satpol PP

Menurut Peraturan Bupati No. 17 Tahun 2017 tentang uraian tugas bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, meliputi :

1. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

2. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta kerjasama operasional;

3. Penyelenggaraan pelaksanaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta kerjasama operasional;

4. Penetapan rumusan pengkajian bahan fasilitasi penyusunan pedoman dan supervisi ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

5. Penetapan rumusan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta kerjasama operasional;

6. Penetapan rumusan pembinaan teknis pengendalian operasional Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat;

7. Penetapan rumusan pembinaan tugas Polisi Pamong Praja di wilayah Kabupaten Muna Barat;

8. Penetapan rumusan pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di wilayah Kabupaten Muna Barat;

9. Penetapan rumusan pelaksanaan pengamanan dan pengawalan pimpinan daerah dan pejabat lainnya;

10. Penetapan rumusan pelaksanaan pengamanan gedung-gedung milik pemerintah daerah;

(23)

11. Pelaksanaan evaluasi pelaksanaan tugas ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

12. Pelaporan pelaksanaan tugas ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

13. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

14. Pelaksanaan koordinasi / kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja / instansi / lembaga atau pihak ketiga di bidang penegakan peraturan perundang-undangan daerah, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

2.1.7 Data-data sumberdaya dan Data isu yang diangkat 2.1.7.1 Data-data sumberdaya

Sumber daya manusia yang ada pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat terdiri atas 6 orang pegawai negeri sipil, 11 orang CPNS dan 255 orang tenaga kontrak.

Berikut ini gambaran tentang jumlah pegawai negeri sipil dan tenaga honorer yang ada pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat kondisi tahun 2021:

Tabel 2.1 Jumlah PNS DAN CPNS pada Sat Pol PP Kabupaten Muna Barat berdasarkan tingkat golongan, pendidikan dan jenis kelamin

NO PENDIDIKAN

GOLONGAN DAN JENIS KELAMIN

JUMLAH

I II III IV

L P L P L P L P

1 SD - - - - - - - - -

2 SLTP - - - - - - - - -

3 SMA - - 8 3 - - - - 11

4 DIPLOMA - - 1 - - - - - 1

5 SI - - - - 3 - - - 3

6 S2 - - - - - - 2 - 2

7 S3 - - - - - - - - -

8 LAIN-LAIN - - - - - - - - -

JUMLAH - - 11 1 3 2 - 17

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kontrak pada Sat Pol PP Kabupaten Muna Barat berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis kelamin

NO PENDIDIKAN JENIS KELAMIN

JUMLAH

L P

1 SD - - -

2 SLTP - - -

3 SMA 195 34 229

4 DIPLOMA 4 1 5

5 SI 17 4 21

(24)

8 LAIN-LAIN - - -

JUMLAH 216 39 255

1. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pada Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Muna Barat, didukung dengan sarana dan prasarana penunjang seperti :

Tabel 2.3. Gambaran Sarana dan Prasarana Satpol PP Kabupaten Muna Barat Tahun 2021

NO JENIS/NAMA

BARANG JUMLAH SATUAN KETERANGAN

1 Gedung Kantor 1 Unit Cukup Layak Pakai

2 Luas Gedung Kantor 288 m2 -

3 Luas Halaman Kantor 2.520 m2 -

4 Kamar Mandi 2 Unit Layak Pakai

5 Kendaraan Roda 6 1 Unit Baik

6 Kendaraan Roda 4 2 Unit Baik

7 Kendaraan Roda 2 6 Unit Baik

8 Laptop 3 Unit Baik

9 Note Book 2 Unit Baik

10 Printer 2 Unit Baik

11 Sound System 1 Unit Baik

12 AC/Pendingin Ruangan 1 Unit Baik

13 Kipas Angin 1 Unit Baik

14 Kursi Kerja Pejabat

Eselon II, III, dan IV 7 Unit Baik

15 Kursi Kerja Non Eselon 52 Unit Baik

16 Meja Kerja Pejabat

Eselon II, III, dan IV 12 Unit Baik

17 Filling Kabinet 3 Unit Baik

18 Lemari Arsip 2 Unit Baik

19 Pentungan 50 Unit Baik

(25)

2.2 Konsep Nilai Dasar, Kedudukan Dan Peran ASN

Dalam materi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, disebutkan bahwa PNS yang profesional adalah PNS yang karakternya dibentuk oleh nilai–nilai dasar profesi PNS sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi;

b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis;

c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:

(26)

a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);

b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);

c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut :

a) Akuntabilitas personal b) Akuntabilitas individu c) Akuntabilitas kelompok d) Akuntabilitas organisasi e) Akuntabilitas stakeholder

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

b. Jujur : sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi

c. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.

d. Netral : Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok f. Adil : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik

menyangkut benda atau orang.

g. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

h. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

i. Partisipatif : semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli oleh sebagian orang

j. Legal : adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat dipertanggungjawabkan

(27)

2. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN. Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.

Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.

Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.

Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.

Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia, diharapkan seluruh pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang diambil serta dijiwai semangat bhineka tunggal ika sebagai ruhnya.

Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan.

Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan pelayanan yang prima.

Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku yang telah diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan

(28)

pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.

3. Etika Publik

Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.

Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan- ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi;

b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika pemerintahan;

f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;

g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

(29)

i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;

l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.

Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan integritas publik. Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.

Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia namun juga di akhirat.

4. Komitmen Mutu

LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.

(30)

Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner).

Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.

Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu : a. Efektif

Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.

Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.

b. Efisien

Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.

c. Inovasi

Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.

d. Berorientasi pada Mutu

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen.

Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk

(31)

mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.

Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:

a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;

b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;

c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan dengan tanggap;

d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;

e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya.

Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan. Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

5. Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)

(32)

Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :

a. Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

b. Peduli

Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

c. Mandiri

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

d. Disiplin

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.

Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

e. Tanggung Jawab

Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik

(33)

demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

f. Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

g. Sederhana

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.

h. Berani

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.

i. Adil

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya.

Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

(34)

Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.

2.3 Kedudukan dan peran ASN dalam NKRI 2.3.1. Whole of Government

WOG (Whole Of Governmen) didefinisikan sebagai 'suatu model pendekatan intergrative fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain : tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubajhan perilaku.

Salah satu bentuk penerapan WOG pada pelayanan publik adalah Governmen E- Goverment adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang di selenggarakan secara integrasi dan interaktif berbasis teknologi IT. Agar hubungan-hubungan antar pemerintah. Pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisisen,efektif, produktif, dan responsive. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e- government antara lain adalah :

a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance) efisien dan efektif

b. Hemat anggaran dan tepat waktu

c. Tarnsparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (Fraud), suap dan korupsi akan banyak berkurang.

d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat kesalahan berkurang

2.3.2. Pelayanan Publik

Istilah pelayanan dalam bahasa inggris adalah “ service” A.S Moenir mendefinisikan “ pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat kepuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung

(35)

kepada kemampuan penyedia jasa dalam mmemenuhi harapan pengguna”

pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang di maksudkan di lakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan penerima layanan. Selanjutnya A.S Moenir menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang berlandung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat di katakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membanntu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain.

Dari definisi tersebut dapat memakanai bahwa pelayanan adalah aktivitas yang dapat di rasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi layanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan.

Dalam kamus besar Besar Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan sebagai berikut :

a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani

b. Pelayanan adalah kemudahan yang di berikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa.

c. Publik berarti orang banyak ( umum)

Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie adalah “sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki”.

Berdasarkan ketentuan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, diatur bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang –Undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, dan jasa, dan/atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Penyelenggaraan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian Hukum; kesamaan hak, keseimbangan Hak dan kewajiban; keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompo rentan; ketepatan waktu dan kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan. Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut :

(36)

a. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;

b. Terwujudnya sitem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai asas- asas umum pemerintah dan korporasi yang baik;

c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan

d. Terwujudnya perlindngan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

2.3.3. Manajemen ASN

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan Pegawai Negeri Sipil untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasa, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Dalam konsep Manajemen ASN ini di kenal apa yang disebut dengan sistem merit.

Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, dan kondisi kecacatan.

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di sebut dengan ASN adalah Pegawai Negeri Sipil Dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian KerjaYang diangkat Oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang diserahi tugas dalam suatu jabatan Pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan sedangkan Pegawan Negeri sipi yang selanjutna di singkat sebagai PNS adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Manajemen PNS meliputi : penyusunan dan penetapan kebutuhan; pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; pengkajian dan tunjangan;

penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

(37)

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Kondisi Saat Ini Dan Kondisi Yang Diharapkan

3.1.1 Tabel Identifikasi Isu berdasarkan Kondisi saat ini dan Kondisi yang diharapkan dan Keterkaitan dengan Agenda III

No Tugas dan Fungsi yang Bermasalah

Kondisi Saat Sekarang

Kondisi Yang Diharapkan

Identifikasi Masalah 1. • Menyelenggara

kan pelaksanaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta

kerja sama

operasinal

• Pelaksanaan kebijakan

penegakan Perda dan keputusan Kepala Daerah

Masih banyak masyarakat belum mengetahui adanya Perda Nomor 9

Tahun 2020,

sehingga masih

banyak yang

memproduksi, membawa, mengedarkan,

menjual dan

mengkonsumsi

minuman beralkohol

Masyarakat mengetahui dan memahami isi Perda Nomor 9 tahun 2020, sehingga tidak ada masyarakat yang memproduksi,

membawa,

mengedarkan, menjual dan mengkonsumsi minuman beralkohol di Kec. Sawerigadi Kab.

Muna Barat

Kurang optimalnya penegakan Perda Nomor 9 tahun 2020, tentang larangan

memproduksi, membawa, mengedarkan,

menjual dan

mengkonsumsi minuman beralkohol

Deksripsi keterkaitan dengan agenda III :

Manajemen ASN : sebagaai ASN khususnya Satpol PP harus bertindak profesional dalam menegakan Perda, sehingga masyarakat mengetahui tentang isi perda tersebut (Profesional) Whole of Goverment : Melakukan koordinasi dengan semua pihak khususnya kecamatan, aparat Desa, TNI, dan POLRI dalam menegakan perda (Koordinasi)

Pelayanan Publik : dalam rangka mewujudkan pelayanan publik yang maksimal, tidak terlepas dari nilai konsisten dan komitmen dari semua pihak terkaait (Komitmen)

2. Penetapan rumusan pembinaan tugas polisi pamong praja di wilayah Kabupaten Muna Barat

Masih banyak tenaga kontrak polisi pamong praja yang kurang disiplin

Semua tenaga kontrak polisi pamong praja disiplin mengikuti aturan yang berlaku di instansi Satuan Polisi

Pamong Praja

Kurangnya tingkat kedisiplinan tenaga kontrak polisi pamong praja di instansi Satuan Polisi Pamong Praja

(38)

Sumber : Analisis 2021

Penetapan Isu

Bersadasarkan identifikasi isu tersebut, 3 (tiga) isu yang terjadi dianggap penting namun hanya satu isu akan dipilih yang dianggap sangat prioritas untuk segera ditangani.

Oleh karena itu diperlukan analisis isu untuk menentukan isu mana yang harus jadi prioritas.

Analasis kriteria isu yangf digunakan dalam penulisan rancangan aktualisasi adalah APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayan, Kelayakan

3.1.2 Tabel identifikasi Isu melalui Matriks APKL

Kabupaten Muna Barat Kabupaten Muna Barat

Deksripsi keterkaitan dengan agenda III :

Manajemen ASN : setiap individu yang bekerja diinstansi pemerintah harus bersikap profesionalisme dalam menjalankan tugas, serta disiplin yang tinggi (Profesionalisme)

Whole of Goverment : koordinasi antara pimpinan dan staf sangat diperlukan untuk mengontrol kedisipilinan anggota pol pp (Koordinasi)

Pelayanan Publik : kedisipilinan merupakan modal utama seorang pelayan masyarakat untuk bersikap responsif terhadap setiap kebutuhan masyarakat umum (Responsif)

3. Penyelenggaraan fasilitasi

penegakan peraturan perundang-

undangan daerah dan sumber daya aparatur.

Penyusunan dan penyimpanan data perundang-undangan daerah belum tertata dengan rapi dan sistematis

Penyusunan dan penyimpanan data perundang-undangan daerah tertata dengan rapi dan sistematis

Kurang optimalnya penyusunan dan penyimpanan data perundang-undangan daerah di Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Muna Barat

Deksripsi keterkaitan dengan agenda III :

Manajemen ASN : dalam menyusun dan penyimpanan data perundang-undangan harus dilakukan secara sistematik, tertata rapi, jujur dan bertanggung jawab (Etika Profesi)

Whole of Goverment : dalam penyusunan dan penyimpanan data perda dilakukan dengan bekerja sama dengan rekan kerja lainnya (Bekerjasama)

Pelayanan Publik : dalam penyusunan dan pengaturan perda dilakukan dengan penuh tanggung jawab (akuntabel)

(39)

No Isu Utama Nilai

Jumlah Rang king

A P K L

1 Kurang optimalnya pemahaman Perda Nomor 9 tahun 2020, tentang larangan memproduksi, membawa, mengedarkan, menjual dan mengkonsumsi minuman beralkohol.

5 5 5 5 20 1

2 Kurangnya tingkat kedisiplinan tenaga kontrak polisi pamong praja di instansi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Muna Barat.

4 4 4 4 15 2

3 Kurang optimalnya penyusunan dan penyimpanan data perundang-undangan daerah di Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Muna Barat

4 4 3 4 14 3

Sumber : Analisis 2021

Keterangan :

5 : Sangat Setuju (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 4 : Baik (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

3 : Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 2 : Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

1 : Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis kriteria isu metode APKL diatas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Kurang optimalnya penegakan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2020, tentang larangan memproduksi, membawa, mengedarkan, menjual dan mengkonsumsi minuman beralkohol.”

3.2 Analisis Isu (Peta Permasalahan)

(40)

3.1 Gambar Peta Permasalahan

3.3 Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu

Berdasarakn isu yang telah ditetapkan, gagasan terpilih adalah pengomtimalan pengetahuan masyarakat untuk memahami isi Perda Nomor 9 tahun 2020, sehingga berkurangnya masyarakat yang memproduksi, membawa, mengedarkan, menjual dan mengkonsumsi minuman beralkohol di Kec. Sawerigadi Kab. Muna Barat.

3.4 Rancangan Aktualisasi

Masih banyak perkelahian, penjual,

kecelakaan

Adanya covid-19, PPKM, PSBB

Kurangnya tenaga ASN di Pol PP di Kabupaten Muna Barat

Belum Optimalnya Penegakan Perda Nomor 9 Tahun 2020 tentang Larangan Memproduksi, Membawa, Mengedar, Menjual dan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Kabupaten Muna Barat

Kurangnya koordinasi antar

instansi terkait

Referensi

Dokumen terkait

Peramalan gelombang dihitung dengan metode hindcasting gelombang berdasarkan data angin selama 10 tahun dari stasiun BMG Winangun Stasiun Tondano untuk mendapatkan tinggi dan

Tempurung lutut dibuat dari paduan CoCrMo yang dimodifikasi dengan penambahan unsur nitrogen dengan tujuan menekan pertumbuhan fasa ε dan fasa σ , yang bersifat getas

Penerapan model pembelajaran Inkuiri berbasis aktivitas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan mengawalinya dengan membuat rencana pelaksanaan

9 Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah disebutkan pada Tabel 1.2, penelitian mengenai analisis kestabilan lereng dengan metode klasifikasi massa batuan Rock

Tahap Refleksi (Reflecting).. Guru dan siswa sudah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dengan baik. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil observasi

Hal ini disebabkan oleh suhu pengeringan yang rendah dapat menghasilkan kualitas bubuk Sargassum polycystum yang terbaik, karena apabila pada proses pemanasan

Dari beberapa uraian diatas penulis ingin meneliti beberapa pertemuan antara pasangan Spanyol Carolina Marin dan Cina Li Xuerui dengan cara menganalisis